Anda di halaman 1dari 89

ANALISIS SISTEM PEMELIHARAAN PERALATAN

KESEHATAN DI RUMAH SAKIT


KOTA MEDAN

TESIS

Oleh
SITI RAHMAH
037 012 021/AKK

SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2008
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit
Kota Medan, 2008.
USU e-Repository 2008
ANALISIS SISTEM PEMELIHARAAN PERALATAN
KESEHATAN DI RUMAH SAKIT
KOTA MEDAN

TESIS

Untuk Memperoleh Gelar Magister Kesehatan (Mkes)


Dalam Program Studi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan
Konsentrasi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan
Pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

Oleh
SITI RAHMAH
037 012 021/AKK

SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2008
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit
Kota Medan, 2008.
USU e-Repository 2008
Judul Tesis
: ANALISIS SISTEM PEMELIHARAAN
PERALATAN KESEHATAN
DI RUMAH SAKIT KOTA MEDAN
Nama Mahasiswa
: Siti Rahmah
Nomor Pokok
: 037012021
Program Studi
: Administrasi dan Kebijakan Kesehatan
Konsentrasi
: Administrasi dan Kebijakan Kesehatan

Menyetujui
Komisi Pembimbing

(Prof.dr. Burhanuddin Nasution, Sp.Pk (K)


Ketua

Ketua Program Studi,


(Dr. Drs. Surya Utama, MS)

(Dra. Elly Zahara, Apt. MARS)


Anggota

Direktur,
(Prof.Dr.Ir.T. Chairun Nisa B, MSc)

Tanggal Lulus : 24 Juni 2008


Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit
Kota Medan, 2008.
USU e-Repository 2008
Telah diuji
Pada tanggal : 24 Juni 2008

PANITIA PENGUJI TESIS


Ketua
: Prof. dr. Burhanuddin Nasution, Sp.PK(K)
Anggota
: 1. Dra. Elly Zahara, Apt. MARS
2. Dr. Dra. Ida Yustina, MSi
3. dr. Fauzi, SKM
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit
Kota Medan, 2008.
USU e-Repository 2008
PERNYATAAN

ANALISIS SISTEM PEMELIHARAAN PERALATAN KESEHATAN


DI RUMAH SAKIT KOTA MEDAN

TESIS
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang
pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi,
dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah dituliskan atau diterbitkan oleh lain, kecuali yang secara tertulis diacu
dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.

Medan,

Juni 2008

( Siti Rahmah )

Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit


Kota Medan, 2008.
USU e-Repository 2008
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit
Kota Medan, 2008.
USU e-Repository 2008
ABSTRAK
Peralatan kesehatan merupakan salah satu faktor yang memegang peranan
penting dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Pelayanan Kesehatan yang berkesinambungan perlu didukung dengan peralatan
yang selalu dalam kondisi siap pakai serta dapat difungsikan dengan baik.
Derajat kesehatan masyarakat perlu ditingkatkan melalui pelayanan
kesehatan yang berkualitas. Salah satunya melalui upaya penyediaan alat
kesehatan yang baik, aman dan laik pakai. Agar peralatan kesehatan selalu dalam
kondisi baik, aman dan laik pakai, diperlukan pemeliharaan preventif meliputi
pemeliharaan berkala dan pelaksanaan pengujian dan kalibrasi.
Menurut data dari Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) Medan,

jumlah rumah sakit yang mengalibrasi alat kesehatanya pada tahun 2005 sebanyak
5 rumah sakit atau 10% dan tahun 2006 sebanyak 12 rumah sakit atau 24%.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan sistem
pemeliharaan peralatan kesehatan di rumah sakit kota Medan, yang selanjutnya
disesuaikan dengan
peraturan, ketentuan atau standar dari Departemen
Kesehatan.
Penelitian ini merupakan suatu penelitian deskriptif dilakukan dengan
sampel penelitian sebanyak 30 rumah sakit. Pengambilan sampel dilakukan
dengan cara proportional stratified systematic sampling berdasarkan strata kelas
rumah sakit , analisis data dilakukan dengan univariat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa se bagian besar rumah sakit belum
melaksanakan pemeliharaan alat kesehatan dengan baik yaitu sebanyak 26 rumah
sakit atau 86,7%, sedangkan rumah sak it yang melakukan pengujian dan kalibrasi
beberapa peralatan kesehatannya, atau yang mempunyai laporan dan sertifikat
kalibrasi dalam kurun waktu 2005 2007 se banyak 10 rumah sakit atau 33,3%.
Diharapkan kepada Penanggung jawab peralatan kesehatan rumah sakit,
agar dapat meningkatkan pengawasannya terhadap petugas administrasi
peralatan,
operator alat, dan teknisi peralatan kesehatan, agar supaya pelaksanaan sistem
pemeliharaan peralatan kesehatan dapat dilaksanakan dengan baik.

Kata kunci : Sistem Pemeliharaan Alat Kesehatan, Pengujian dan Kalibrasi.

Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit


Kota Medan, 2008.
USU e-Repository 2008
ABSTRACT
Health equipment is one of the factor that play an important role in
organizing health service need to be supported with the equipment which in
always in standby condition and can be functioned well.
The level of community health needs to be improved through a qualified
health service. One of the ways to achie ve a qualified health services is by the
providing good, safe and useable health equi pment. In order to keep the health
equipment in good, safe and useable condition, a preventive maintenance
including the implementation of periodical maintenance and test and calibration is
needed.
According to the data received from the Balai Pengamanan Fasilitas
Kesehatan (BPFK) Medan (Medan Health Facility Sa fety Bureau), only five
hospitals (10)% in 2005 and twelve hosp itals (24%) in 2006, had their health
equipment calibrated.
The purpose of this descriptive study is to examine the implementation of
health equipment maintenance applied in th e hospitals in Medan whether or not it
has been adjusted to the regulation, decision or standard determined by the

Department of Health.
The samples for this study are 30 hospitals which where selected throught
proportional stratified systematic sampling technique base on the hospital class.
The obtained were analyzed through the univariate analysis.
The result of this study shows that, generally hospitals (26 hospitals) or
86,7% have not maintained their health equipment well. From 2005 to 2007, there
were only 10 hospitsls (33,3% ) which have got the reports or certificate stating
that their health equipment ha s been tested and calibrated .
It is suggested that those who are responsible for the savety of the
hospital
equipment improve the control on the equipment administra tor, equipment,
operators, and health equipmen t technicians in order that implementation of health
equipment maintenance system can be done well.
Key words : Health Equipment Maintenance System, Test and Calibration.

Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit


Kota Medan, 2008.
USU e-Repository 2008
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala Rahmat
dan Karunia-Nya serta bimbingan da n ridho-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan tesis ini.
Tesis ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu persyaratan untuk
mencapai gelar Magister Kesehatan pada program studi Administrasi dan
Kebijakan Kesehatan Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, dengan
judul Analisis Sistem Pemeliharaan P eralatan Kesehatan di Rumah Sakit
kota Medan.
Pada kesempatan ini perkenankanlah penulis menyampaikan ucapan terima
kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan yang setinggi tingginya kepada
Bapak Prof.dr. Burhanuddin, Sp.PK(K) selaku ketua Komisi Pembimbing serta
Bapak Ir.Torang Panyusunan Batubara, MARS, MMR dan Ibu Dra. Elly Zahara,
Apt. MARS selaku anggota komisi Pembimbing yang telah meluangkan waktu,
tenaga dan fikiran dalam membimbing mulai dari penyusunan proposal hingga
selesai penulisan tesis ini, demikian juga penulis mengucapkan terima kasih
kepada Ibu Dr.Dra.Ida Yustina MSi dan Bapak dr. Fauzi SKM atas kesediaan
waktu, tenaga dan fikiran sebagai Tim penguji tesis ini.
Dalam penyelesaiaan pendidikan dan penulisan tesis ini banyak pihak telah
membantu penulis dengan tulus dan ikhlas, untuk itu penulis menyampaikan
terimakasih kepada :
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit
Kota Medan, 2008.
USU e-Repository 2008
1. Ibu Prof.Dr.Ir.T.Chairun Nisa B, MSc selaku Direktur Sekolah

Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.


2. Bapak Dr.Drs. Surya Utama, MS selaku Ketua Program Studi Administrasi
dan Kebijakan Kesehatan Sekolah Pascasarjana USU.
3. Ibu Dr.Dra.Ida Yustina MSi, selaku Sekretaris Program Studi Administrasi
dan Kebijakan Kesehatan Sekolah Pascasarjana USU.
4. Seluruh Direktur dan staf rumah sakit yang turut berpartisipasi dalam
penulisan tesis ini.
5. Ibu Minaria, SE. MKes, selaku .Kepala BPFK Medan beserta seluruh
stafnya, yang memberikan kesempatan dan waktu kepada penulis untuk
mengambil data.
6. Seluruh Dosen dan staf Administrasi Program Studi Administrasi dan
Kebijakan Kesehatan Sekolah Pascasarjana USU.
7. Rekan-rekan mahasiswa Program St udi Administrasi dan Kebijakan
Kesehatan Sekolah Pascasarjana USU tahun 2003, serta semua pihak yang
telah memberikan sumbangan pikiran dan dorongan dalam menyelesaikan
tesis ini..
8. Almarhum suami tercinta Ir. H.Suryanto, yang telah memberikan izin
kuliah dan dorongan untuk menyelesaikan penulisan tesis ini, serta anakanak tercinta Dzia Ur Ridha, Luqmanul Hakim dan Avisienna yang telah
banyak membantu, memberikan pengertian serta doanya selama
pendidikan dan penyelesaian tesis ini.
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit
Kota Medan, 2008.
USU e-Repository 2008
Penulis berharap tesis ini dapat bermanfaat bagi rumah sakit, Dinas
Kesehatan kota Medan dan bagi penelitian selanjutnya. Penulis menyadari bahwa
dalam penulisan ini masih banyak kekurangan oleh karena itu penulis
mengharapkan kriik dan saran yang bermanfaat untuk perbaikan tesis ini.
Medan,

Juni 2008
Penulis

Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit


Kota Medan, 2008.
USU e-Repository 2008
RIWAYAT HIDUP

Nama
: SITI RAHMAH
Tempat / Tanggal Lahir : Bogor, 28 Desember 1949
Agama
: Islam
Status
: Janda
Alamat
: Jl. Sidodadi No. 22A LK. VII Kel. Deli Tua
Kecamatan Deli Tua, Kabupaten Deli Serdang
RIWAYAT PENDIDIKAN
Tahun 1961
Tahun 1964
Tahun 1968
Tahun 1975
Tahun 1999
Tahun 2003

:
:
:
:
:
:

Lulus
Lulus
Lulus
Lulus
Lulus
Lulus

SR Negeri no 23 Bogor
SMP Taman Siswa Bogor
STM Negeri Bogor
Akademi Teknik Rontgen, Depkes RI. Jakarta
Fakultas Tenik Elektro UPMI Medan
Akta IV Universitas Medan

RIWAYAT PEKERJAAN
Tahun 1976 - 1982

: Staf Sub. Dit. Instalasi Kesehatan


Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan
Departemen Kesehatan RI. Jakarta.
Tahun 1982 - 1994
: Staf Seksi Instal asi Kesehatan, Bidang Yankes.
Kanwil Depkes RI. Prop. Sumatera Utara
Tahun 1994 2000
: Staf Seksi Instalasi Kesehatan, Bidang Regdit.
Kanwil Depkes RI. Prop. Sumatera Utara
Tahun 2000 - 2005
: Kepala Bala i Pengamanan Fasilitas Kesehatan Medan
Departemen Kesehatan RI.
Tahun 2006 - sekarang : Tenaga Pengajar Akademi Teknik Rontgen
Yayasan Amal Bhakti Medan
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit
Kota Medan, 2008.
USU e-Repository 2008
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ......................................................................................................
i
ABSTRACT .....................................................................................................
ii
KATA PENGANTAR .....................................................................................
iii
RIWAYAT HIDUP .........................................................................................
vi
DAFTAR ISI ....................................................................................................
vii
DAFTAR TABEL ............................................................................................
ix
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................
x
DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................
xi
DAFTAR ISTILAH ......................................................................................... xii
BAB 1.
1.1.
1.2.
1.3.
1.4.
BAB 2.

PENDAHULUAN ..........................................................................
1
Latar Belakang .................................................................................
Permasalahan ....................................................................................
Tujuan Penelitian .............................................................................
Manfaat Penelitian...........................................................................
TINJAUAN PUSTAKA .................................................................

1
6
6
6

2.1.
2.1.1.
2.1.2.
2.1.3.
2.2.
2.3.
2.4.
2.5.
2.6.
2.7.
2.8.
2.9.
2.10.
2.11.

Manajemen Pemeliharaan Peralatan Kesehatan .............................


8
Dokumentasi ......... .........................................................................
8
Pengoperasian .................................................................................
9
Pemeliharaan ..................................................................................
10
Peralatan Kesehatan........................................................................
13
Pengukuran Pengujian dan Kalibrasi Peralatan Kesehatan............
15
Biaya Pemeliharaan Alat Kesehatan................................................ 16
Tugas dan Fungsi BPFK Medan ..................................................... 17
Prosedur Pelayanan Kalibrasi.......................................................... 18
Teknisi dan Alat Ukur Kalibrasi...................................................... 19
Prosedur Tetap Pengujian / Kalibrasi Alat Kesehatan..................... 20
Penelitian Terdahulu ....................................................................... 21
Landasan Teori ............................................................................... 22
Kerangka Konsep ............................................................................ 23

BAB 3.
METODE PENELITIAN ............................................................... 24
3.1. Jenis Penelitian ................................................................................ 24
3.2. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian .......................................... 24
3.3. Populasi dan Sampel ......................................................................
24
3.4. Metoda Pengumpulan Data ............................................................. 27
3.5. Definisi Operasional ....................................................................... 27
3.6. Metoda Pengukuran ........................................................................ 29
3.6.1. Unsur Input .................................................................................... 29
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit
Kota Medan, 2008.
USU e-Repository 2008
3.6.2. Unsur Proses / Pelaksanaan .............................................................. 31
3.6.3. Unsur Output / Kinerja...................................................................... 32
3.7. Metoda Analisis Data ....................................................................... 33
BAB 4.
HASIL PENELITIAN.... ................................................................ 34
4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ............................................................. 34
4.2. Deskripsi KarakteristikResponden .................................................. 35
4.3. Deskripsi Hasil Penelitian ............................................................... 36
4.3.1. Input Sistem Pemeliharaan................................................................ 36
4.3.2. Proses/Pelaksanaan Sistem Pemeliharaan...................................... . 40
4.3.3. Output/Kinerja Sistem Pemeliharaan .............................................
41
BAB 5.
PEMBAHASAN ..............................................................................
47
5.1. Input Sistem Pemeliharaan.............................................................
5.1.1. Sumber Daya Manusia....................................................................
5.1.2. Dana / Biaya .................................................................................. .
5.1.3. Sarana ....................................................................................... ......
5.1.4. Pedoman ...................................................................................... ...
5.2. Proses/Pelaksanaan Sistem Pemeliharaan........................................
5.2.1. Inventaris Peralatan...........................................................................
5.2.2. Jadwal Pemeliharaan.........................................................................
5.2.3. Pelaksanaan Pemeliharaan................................................................
5.3. Output / Kinerja Sistem Pemeliharaan..............................................

47
47
50
51
53
56
56
58
60
60

5.3.1. Kartu Pemeliharaan dan Laporan Kerja............................................ 60


5.3.2. Laporan Pengujian dan Kalibrasi.................. ................................... 61
BAB 6.
KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 64
6.1. Kesimpulan ....................................................................................... 64
6.2. Saran .................................................................................................
65
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 67

Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit


Kota Medan, 2008.
USU e-Repository 2008
DAFTAR TABEL
Nomor

Judul

Halaman

1
Daftar Nama Rumah Sakit yang Mengalibrasi Peralatan
Kesehatannya di Medan dari Tahun 2002 s/d Tahun 2006 ................
3.1.
4.1.

Tabel Kerja Menghitung Nh, Wh, Ph, dan Besar Sampel tiap
Kelompok............................................................................................

26

Karakteristik Responden Menurut Umur, Jenis Kelamin, Pendidikan,


Masa Kerja, Tugas dalam Bidang Alkes/Jabatan, Lama Tugas,
dan Tempat Tugas................................................................................

35

4.2.

Distribusi Kategori Tenaga Teknisi Pemelihara Alat Kesehatan.......

4.3.

Distribusi Kategori Dana Pemelihara Alat Kesehatan.......................

37

4.4.

Distribusi Kategori Sarana Pemelihara Alat Kesehatan....................

38

4.5.

Distribusi Kategori Pedoman (Dokumen, Protap Pengoperasian,


Dan Protap Pemeliharaan)................................................................

39

Distribusi Kategori Pela ksanaan Sistem (Membuat Inventaris Alat,


Membuat Jadwal, dan Pelaksanaan Pemeliharaan Alat)...................

41

4.6.
4.7.

Distribusi Kategori Kine rja (Kartu Pemeliharaan / Laporan Kerja

37

4.8.

Pemeliharaan, dan Laporan Kalibrasi Alat Kesehatan)....................

42

Data Output Pelaksanaan Sistim Pemeliharaan Peralatan Kesehatan


di Rumah Sakit Kota Medan tahun 2005 - 2007.............................

43

Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit


Kota Medan, 2008.
USU e-Repository 2008
DAFTAR GAMBAR
Nomor

Judul

Halaman

1.

Kriteria Pemeliharaan .......................................................................... 13

2.

Kerangka Konsep ............................................................................... 23

Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit


Kota Medan, 2008.
USU e-Repository 2008
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor

Judul

Halaman

1.

Daftar Pertanyaan Penelitian.............................................................

69

2.

Formulir Cek List .............................................................................

3.

Hasil Rekap Unsur Input, Proses, dan Output Sistm Pemeliharaan


Peralatan Kesehatan ..........................................................................

72
74

4.

Daftar Nama Rumah Sakit di kota Medan ........................................

75

5.

Daftar Nama Rumah Sakit yang menjadi Sampel Penelitian ............ 77

6.

Protap Pelaya nan Kalibrasi Alat Kesehatan ......................................

7.

Kemampuan Pelayanan Kalibrasi BPFK Medan tahun 2006 ............ 80

8.

Daftar Alat yang wajib diuji dan dikalibrasi ....................................

9.

Prosedur Tetap Pengujian & Kalibrasi Alat ECG..............................

10.

Daftar Peralatan Kerja untuk pemeliharaan peralatan Listrik dan


Peralatan Kesehatan (Elektromedik)..................................................

78

81
83
87

11.

Prosedur Tetap Pengoperasian alat ECG. ........................................... 88

12.

Prosedur Tetap Pemeliharaan alat ECG .............................................. 89

13.

Formulir Inventaris Alat kesehatan (Elektromedik) ............................ 90

14.

Kartu Pemeliharaan Alat Kesehatan .................................................... 91

15.

Lembar Laporan Pemeliharaan (Preventif) ......................................... 92

16.

Nilai Ambang batas Pada Keselamatan Listrik Nilai Penyimpangan


yang Diizinkan pada Keluaran Kinerja ................................................ 93

Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit


Kota Medan, 2008.
USU e-Repository 2008
DAFTAR ISTILAH
Akurasi (accuracy) = keteli tian, kecermatan, ketepatan.
Andal, handal = dapat dipercaya
ATEM = Akademi teknik Elektromedik
Bahan pemeliharaan (consumable parts for maintenance) adalah komponen yang
mempunyai usia pakai tertentu digunakan untuk keperluan pemeliharaan (contoh :
filter, oli, vaselin, belt).
IPSRS = Instalasi Sarana dan Prasarana Rumah Sakit.
Kalibrasi adalah suatu kegiatan untuk menentukan kebenaran konvensional
penunjukkan suatu instrumen ukur dan bahan ukur dengan cara membandingkan
terhadap standar ukurnya yang tertelusur (treaceble) ke standar nasional atau
internasional.
Operating manual adalah buku yang berisi petunjuk mengenai pengoperasian alat
sesuai dengan prosedur yang benar.
Service manual adalah buku yang berisi petunjuk cara pemeliharaan alat sesuai
dengan prosedur yang benar.
Wiring / Schematic diagram adalah gambar hubungan listrik atau perkabelan
antara masing-masing komponen / bagian alat.
Pengukuran adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui besaran fisis
dari
suatu alat.
Laik pakai adalah suatu kondisi alat kesehatan yang telah memenuhi persyaratan,
fisik baik, norma keselamatan kerja, keandalan keluaran dan memiliki ijin
operasional yang dikeluarkan oleh instansi berwenang.
Uji coba adalah pengujian alat yang dilakukan setelah uji fungsi, yaitu pengujian
dengan dicobakan beban sebenarnya.
Uji fungsi adalah pengujian alat secara keseluruhan, melalui uji bagian-bagian alat
dengan kemampuan maksimum (secara teknis saat itu) tanpa beban sebenarnya,

sehingga dapat diketahui apakah secara keseluruhan suatu alat dapat dioperasikan
dengan baik.
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit
Kota Medan, 2008.
USU e-Repository 2008
Uji kinerja (performance test), adalah pengujian alat untuk mengetahui
kemampuan keluaran sesuai dengan kondisi pemakaian.
Sertifikat kalibrasi adalah tanda dan atau keterangan bahwa suatu alat telah
memenuhi kriteria kalibrasi.

Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit


Kota Medan, 2008.
USU e-Repository 2008
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Peralatan kesehatan merupakan salah satu faktor yang memegang peranan
penting dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Pelayanan kesehatan yang berkesinambungan perlu didukung dengan peralatan
yang
selalu dalam kondisi siap pakai serta dapat difungsikan dengan baik (Depkes,
2001).
Peralatan kesehatan yang aman, akurat dan handal sangat diperlukan untuk
mendukung pelayanan medik prima kepada masyarakat agar visi Departemen
Kesehatan, yaitu Indonesia sehat 2010 dapat terwujud.
Undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan pasal 39 berbunyi :
Pemerintah melindungi masyarakat dari adanya
alat kesehatan yang tidak
memenuhi
keamanan, mutu dan manfaat. Alat kesehatan yang dimaksud adalah instrument,
apparatus, mesin yang digunakan untuk mencegah, mendiagnosis menyembuhkan
dan meringankan penyakit, merawat orang sakit serta memulihkan kesehatan
kepada
manusia dan atau untuk membentuk struktur dan memperbaiki fungsi tubuh.
Penggunaan alat-alat medik yang berteknologi oleh rumah sakit secara
signifikan terlihat semakin bertambah jumlahnya baik dalam hal jenisnya maupun
dalam hal variasinya. Oleh karena itu Departemen Kesehatan berupaya

menyempurnakanan peraturan-peraturan yang berkenaan dengan pengadaan


peralatan
kesehatan, yang antara lain menganjurkan kepada pihak rumah sakit atau pembeli
alat
agar pada setiap pengadaan / pembelian alat kesehatan mencantumkan syarat
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit
Kota Medan, 2008.
USU e-Repository 2008
pelaksanaan pengujian dan kalibrasi oleh perusahaan penjual terhadap alat
kesehatan
yang baru dibeli sebelum diserahkan kepada pembeli, sehingga alat kesehatan
yang
sudah dibeli dapat digunakan dengan baik, aman, dan laik pakai. Penyempurnaan
peraturan pengadaan khusus alat kesehatan tersebut disebabkan pengalaman
yang
telah terjadi selama ini seperti adanya kasus alat kesehatan yang masih baru tidak
dapat digunakan padahal alat kesehatan tersebut sangat diperlukan
untuk
menunjang
pelayanan kesehatan, dan dana yang dikeluarkan untuk pembelian alat kesehatan
tersebut cukup mahal.
Menurut penelitian Janahar (1991) tentang tentang Sistem Monitoring Efek
Pengamanan Alat Kesehatan, alat kesehatan yang bermasalah 63 persen,
sedangkan
alat kesehatan yang rusak 10 persen. Pada penelitian tersebut dilaporkan bahwa
peralatan kesehatan yang seringkali mengalami kerusakan misalnya tensimeter
sering
macet waktu dipakai, akibatnya hasil yang didapat tidak tepat sehingga akan
mempengaruhi pemberian obat. Alat bedah listrik kadang kadang menyebabkan
kulit
terbakar waktu digunakan selama operasi. Alarm dan signal pada alat bantu
pernafasan terganggu akibat perubahan tegangan. Elektrokardiograf yang tidak
pernah dilakukan kalibrasi hasilnya sukar dipercaya. Contoh lain yang ada di bagian
radiologi, alat ultrasonograf baru 6 bulan dipakai gambarnya sudah tidak jelas lagi.
Kasus-kasus tersebut terjadi karena pada umumnya selama ini rumah sakit
membeli atau menerima peralatan kesehatan dengan hanya melihat fisiknya dalam
keadaan baik, spesifikasinya lengkap dan dapat berfungsi dengan baik, padahal
penunjukannya atau kinerja dari peralatan tersebut belum tentu sesuai dengan
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit
Kota Medan, 2008.
USU e-Repository 2008
keadaan yang sebenarnya. Oleh karena itu perlu dilakukan pengujian terhadap
peralatan kesehatan yang baru dibeli meliputi tahapan uji fungsi, uji coba dan
pengukuran unjuk kerja dan keamanan alat kesehatan tersebut. Demikian juga
dalam
upaya mempertahankan fungsi dan keandalannya diperlukan pemeliharaan dan
pengalibrasian / peneraan secara terprogram yang berkesinambungan untuk
mendukung jaminan mutu pelayanan kesehatan.
Undang-undang Republik Indonesia nomor 2 tahun 1981 tentang Metrologi
Legal (UUML) yang dalam penjelasan pembukaannya berbunyi sebagai berikut :

Pengaturan tentang Metrologi menjadi semakin penting karena tertib ukur,


disegala
bidang menyangkut juga segi keamanan bagi manusia sendiri, antara lain dosis
obatobatan, penyinaran, pengukuran tekanan darah, suhu manusia, suara, polusi,
pengukuran dalam navigasi dan lain sebagainya.
Hal ini berarti dengan sangat jelas dinyatakan bahwa alat-alat ukur kesehatan
merupakan alat ukur yang WAJIB DITERA DAN DITERA ULANG, dijamin
kebenarannya dan memiliki kepastian aspek legalitas dan perlindungan hukumnya.
Undang-undang nomor 8 tahun 1999 tentang Perlindungan konsumen pasal 4
berbunyi : Hak konsumen adalah hak atas kenyamanan, keamanan, dan
keselamatan
dalam mengkonsumsi barang dan atau jasa. Jasa dalam hal ini termasuk jasa
pelayanan yang dilakukan di rumah sakit. Kasus-kasus mengenai kegagalan
diagnosa
dan pengobatan suatu penyakit oleh tenaga medis (dokter) akhir-akhir ini sering
terjadi, hal ini kemungkinan dapat terjadi akibat alat yang digunakan tidak pernah
dikalibrasi atau diuji kehandalannya.
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit
Kota Medan, 2008.
USU e-Repository 2008
Berkaitan dengan tuntutan global yaitu adanya ISO 9000 series, maka
diperlukan pengujian dan
kalibrasi alat kesehatan secara berkala, unsur
pemeriksaan
dan pengujian ini merupakan salah satu unsur sistim mutu ISO 9000 yang wajib
dipenuhi oleh rumah sakit atau suatu perusahaan.
Derajat kesehatan masyarakat perlu ditingkatkan melalui pelayanan
kesehatan yang berkualitas. Salah satunya melalui upaya penyediaan alat
kesehatan
yang baik, aman dan laik pakai. Agar peralatan kesehatan selalu dalam kondisi baik,
aman dan laik pakai, diperlukan pemeliharaan preventif termasuk pengujian dan
kalibrasi.
Berdasarkan data pelayanan kalibrasi di Balai Pengamanan Fasilitas
Kesehatan (BPFK) Medan jumlah rumah sakit di kota Medan yang mengalibrasi alat
kesehatannya pada tahun 2002 sebanyak 15 rumah sakit (30%) tahun 2003, 2004
dan
2005 masing-masing sebanyak 5 rumah sakit (10%) dan tahun 2006 sebanyak 12
Rumah Sakit (24%), dari jumlah rumah sakit yang ada di kota Medan sebanyak 50
rumah sakit, dari data tersebut jumlah rumah sakit yang mengalibrasi peralatannya
masih rendah yaitu dibawah 50 %.
Dalam kurun waktu 5 tahun mulai tahun 2002 sampai dengan 2006 kegiatan
kalibrasi peralatan kesehatan di Medan, terdapat 1 rumah sakit yang mengalibrasi
peralatan kesehatannya sebanyak 5 kali dan 1 rumah sakit. mengalibrasi 4 kali atau
masing-masing 4,35% dari 23 rumah sakit , 3 rumah sakit mengalibrasi 3 kali atau
13,04%, 6 rumah sakit mengalibrasi 2 kali atau 26,08% dan 13 rumah sakit
mengalibrasi peralatannya 1 kali atau 56,52%, sebagaimana terlihat pada Tabel 1.
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit
Kota Medan, 2008.
USU e-Repository 2008
Tabel 1. Daftar nama rumah sakit di kota Medan yang mengalibrasi peralatan

kesehatannya dari tahun 2002 - 2006


NAMA
RUMAH SAKIT

Thn
2002

Thn
2003

1 RS. Adam Malik


V V
V 3
2 RS. Haji Medan V V 2
3 RS. St. Elisabeth Medan V V V
V
V 5
4 RS. Sundari
V
V
V 3
5 RS. Herna
VV 2
6 RS.Martha Friska
V 1
7 RS.PTPN II. Tembakau Deli V
V 2
8 RS.Islam Malahayati
V
1
9 RS.Advent Medan
VV V
V 4
10 RS. Methodis Medan
V
V 2
11 RS. Materna
VV
V 3
12 RS. Permata Bunda
VV
2
13 RS. Estomihi
V
1
14 RS. Melati V
1
15 RS. Wulan Windi V
1
16 RS. Sri Ratu V
1
17 RS. Maya Sari
V
1
18 RS. Sarah V
V 2
19 RSK Rasyida V
1
20 RS Imelda
V 1
21 RSU. Dr. Pirngadi
V 1
22 RS. Gleneagles
V 1
23 RS. Sari Mutiara
V 1
Jumlah
15 5 5
5
12
Sumber BPFK Medan

Thn
2004

Thn
2005

Thn
2006

Jumlah
(kali)

xxxxx

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada umumnya rumah sakit tidak
mengalibrasi peralatan kesehatan setiap tahunnya sebagaimana dianjurkan
permenkes 363/MENKES/PER/1998 tentang Pengujian dan kalibrasi alat kesehatan
pada sarana pelayanan kesehatan.
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit
Kota Medan, 2008.
USU e-Repository 2008
1.2. Permasalahan
Sebagaimana telah diuraikan pada latar belakang diatas, dapat disimpulkan
bahwa jumlah pemakai jasa pelayanan kalibrasi alat kesehatan rumah sakit relatif
masih sedikit dibandingkan dengan jumlah rumah sakit yang ada di Medan yaitu di
bawah 50 %. Keadaan ini dapat mempengaruhi jaminan keamanan dalam
pemanfaatan peralatan kesehatan dan tingkat mutu pelayanan kesehatan rumah
sakit
di kota Medan. Rumusan masalah perlu diketahui adalah : Bagaimana pelaksanaan
sistem pemeliharaan peralatan kesehatan dapat diselenggarakan dengan baik oleh
rumah sakit di kota Medan, sehingga peralatan kesehatan selalu dalam kondisi baik

dan laik pakai, dan faktor apa yang menjadi kendala dalam penyelenggaraan sistem
pemeliharaan peralatan kesehatan di rumah sakit.
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan sistem
pemeliharaan peralatan kesehatan di rumah sakit kota Medan.
1.4.
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
1. Pimpinan dan staf bagian administrasi atau tata usaha rumah sakit untuk dapat
memperhatikan lebih baik lagi serta ikut serta dalam menangani sistem
pemeliharaan peralatan kesehatan khususnya dalam segi administrasi
peralatan kesehatan.
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit
Kota Medan, 2008.
USU e-Repository 2008
2. Operator alat kesehatan untuk dapat melaksanakan tugas pengoperasian alat
kesehatan dengan baik sesuai prosedur tetap pengoperasian alat.
3. Teknisi alat kesehatan untuk dapat melaksanakan tugas pemeliharaan alat
kesehatan dengan baik sesuai jadwal pemeliharaan yang telah dibuat.
4. Penanggung jawab alat untuk dapat meningkatkan pengawasannya terhadap
pelaksanaan sistem pemeliharaan alat kesehatan.
5. Sebagai bahan referensi bagi penelitian selanjutnya.

Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit


Kota Medan, 2008.
USU e-Repository 2008
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Manajemen Pemeliharaan Peralatan Kesehatan
Manajemen Pemeliharaan Peralatan Kesehatan merupakan suatu sistem
rancangan yang disusun untuk membantu personil biomedic rumah sakit dan atau
teknisi rumah sakit dalam mengembangkan, memonitor dan mengatur (manage)
pemeliharaan peralatan kesehatan (American Hospital Association, 1996).

Pelaksanaan manajemen pemeliharaan peralatan kesehatan, yang selanjutnya


dalam
penelitian ini disebut sebagai sistem pemeliharaan peralatan kesehatan, meliputi
pekerjaan dokumentasi, pengoperasian, dan pemeliharaan.
2.1.1. Dokumentasi
Dokumentasi disini adalah dokumen pemeliharaan (POPPK, Depkes, 2001),
yang terdiri dari dokumen teknis dan data atau laporan hasil pemeliharaan.
Dokumen
teknis peralatan yaitu dokumen yang menyertai peralatan pada waktu
pengadaannya,
meliputi: brosur, installation manual, installation report, operating manual, service
manual, yang mencakup schematic diagram, part list, recommended parts,
Prosedur
tetap pengoperasian, prosedur tetap pemeliharaan dan sertifikat kalibrasi juga
merupakan dokumen teknis.
Data atau hasil pemeliharaan yaitu dokumen yang berisi data yang
berhubungan dengan kegiatan pemeliharaan peralatan meliputi inventaris
peralatan,
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit
Kota Medan, 2008.
USU e-Repository 2008
yang berisi data setiap peralatan yang dimiliki rumah sakit, disertai aspek teknis,
yaitu nama alat, merk, model/type, tahun pembelian, nama perusahaan yang
mengageninya, apakah mempunyai operating manual dan service manual, kalau
tidak
memilikinya maka perlu diusahakan kepada agen atau instansi lainnya agar dapat
dipenuhi, berapa jumlahnya alat yang type/modelnya sama. Selain Inventaris
peralatan, setiap peralatan mempunyai kartu pemeliharaan alat, catatan
pemeliharaan
alat, dan pelaporan dan evaluasi.
2.1.2. Pengoperasian
Operasionalisasi peralatan kesehatan harus didukung dan memenuhi
berbagai
aspek, yaitu :
a. Alat dalam keadaan laik pakai berfungsi dengan baik dan aman
digunakan.
b. Aksesori alat lengkap dan baik.
c. Ruangan pelayanan memenuhi syarat untuk menunjang pengoperasian
alat
d. Prasarana listrik, air, gas dan lain-lain memadai.
e. Sumber daya manusia (SDM) siap.
f. Bahan operasional tersedia.
g. Prosedur tetap pelayanan tersedia, dipahami dan dilaksanakan.
h. Prosedur tetap pengoperasian tersedia, dipahami dan dilaksanakan.
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit
Kota Medan, 2008.
USU e-Repository 2008

Untuk menjamin operasionalisasi peralatan kesehatan,maka aspek-aspek tersebut


diatas perlu diupayakan keberadaannya. (Depkes, 2001)
Operasionalisasi peralatan dalam menunjang penyelenggaraan pelayanan
kesehatan terhadap masyarakat, memerlukan prosedur yang baku mengenai
pengoperasian dan pemeliharaan peralatan kesehatan. Prosedur yang baku
tersebut
adalah Prosedur tetap (Protap) Pengoperasian dan Prosedur tetap
(Protap)
Pemeliharaan, (Depkes, 2001).
2.1.3. Pemeliharaan
Pemeliharaan adalah suatu kombinasi dari setiap tindakan untuk menjaga
suatu alat agar mencapai suatu kondisi yang bisa diterima, yaitu kondisi alat dapat
berfungsi normal (Depkes, 1992).
Pemeliharaan adalah suatu kombinasi dari berbagai tindakan yang dilakukan
untuk menjaga suatu barang, atau memperbaikinya, sampai pada kondisi yang
bisa
diterima (Corder, 1992).
Pemeliharaan adalah seluruh kegiatan yang berlangsung dalam dan sekitar
fungsi pemeliharaan biasanya mencakup salah satu diantara kategori sebagai
berikut
yaitu : Teknik-teknik manajemen, prosedur-prosedur administratif, praktek
teknologi,
manajemen personalia dan pengendalian atas aspek pelaksanaannya. Jika kelima
unsur fungsi pemeliharaan tersebut dikombinasikan, barulah akan didapatkan
sistem
yang paling sesuai dengan kebutuhan (Priel, 1974).
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit
Kota Medan, 2008.
USU e-Repository 2008
Pemeliharaan yang sistematik merupakan pengembangan suatu pelayanan
yang didasarkan atas tata urutan operasi yang terinci, sedangkan rincian
operasinya
sendiri dalam implementasinya dapat dipilih dengan mencocokan dengan kondisi
dan
lingkungan yang ada. (Priel, 1974).
Pemeliharaan peralatan tersebut dapat dilaksanakan oleh petugas operator
alat, tenaga pemeliharaan sarana rumah sakit, oleh tehnisi yang mempunyai
pengetahuan khusus tentang peralatan yang bersangkutan atau oleh tenaga ahli
yang
mempunyai pengetahuan khusus (WHO, 1994).
Menurut Corder (1992), tujuan utama dari pemeliharaan adalah :
1. Untuk memperpanjang usia kegunaan asset. Hal ini penting terutama di
Negara berkembang karena kurangnya sumber daya modal untuk penggantian.
2. Untuk menjamin ketersediaan yang optimum peralatan yang dipasang untuk
produksi (jasa) dan mendapatkan laba investasi (return of investment)
semaksimal mungkin.
3. Untuk menjamin kesiapan operasional dari seluruh peralatan yang diperlukan
dalam keadaan darurat seperti peralatan cadangan dan pemadam kebakaran.
4. Untuk menjamin keselamatan orang yang menggunakan peralatan atau sarana

tersebut.
Dalmy Iskandar (1998) mengatakan bahwa salah satu dari kewajiban umum
Rumah Sakit adalah, memelihara peralatan dengan baik dan agar selalu dalam
keadaan siap pakai dan merujuk kepada Rumah Sakit lain jika tidak tersedia.
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit
Kota Medan, 2008.
USU e-Repository 2008
Pemeliharaan peralatan kesehatan elektromedik merupakan suatu upaya yang
dilakukan agar supaya peralatan kesehatan selalu dalam kondisi laik pakai, dapat
difungsikan dengan baik dan menjamin usia pakai lebih lama. Aspek-aspek yang
berkaitan dalam pelaksanaan pemeliharaan yaitu Sumber daya manusia (SDM),
fasilitas dan peralatan kerja, dokumen pemeliharaan, suku cadang dan bahan
pemeliharaan. Aspek-aspek ini pada umumnya memerlukan pembiayaan. (POPPK,
Depkes 2001).
Terdapat dua kriteria pemeliharaan dalam pemeliharaan peralatan yaitu
pemeliharaan terencana dan pemeliharaan tidak terencana, seperti terlihat pada
bagan
kriteria pemeliharaan (Depkes 2001).
Pemeliharaan terencana adalah kegiatan pemeliharaan yang dilaksanakan
terhadap alat sesuai dengan jadwal yang telah disusun. Pemeliharaan terencana
meliputi pemeliharaan preventif / pencegahan dan pemeliharaan korektif /
perbaikan.
Pemeliharaan tidak terencana adalah kegiatan pemeliharaan yang bersifat darurat
berupa perbaikan terhadap kerusakan alat yang tidak terduga dan harus segera
dilaksanakan mengingat alat sangat dibutuhkan dalam pelayanan.
Pemeliharaan tidak terencana dapat ditekan serendah mungkin apabila pihak
rumah sakit membuat jadwal kegiatan pemeliharaan terencana dan disiplin
melaksanakan kegiatan tersebut. Pelaksanaan pengujian dan kalibrasi alat
kesehatan,
termasuk pemeliharaan terencana yaitu pemeliharaan preventif, pada saat
inspection
seperti terlihat pada gambar 1.
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit
Kota Medan, 2008.
USU e-Repository 2008
PEMELIHARAAN
PEMELIHARAAN
TIDAK TERENCANA
PEMELIHARAAN
TERENCANA

PEMELIHARAAN
KOREKTIF

PEMELIHARAAN
PREVENTIF
PEMELIHARAAN
DARURAT
Pemeliha raan
Perbaikan terhadap
Waktu Operasional
kerusakan alat yang
(Running Maintenance)
mendadak/tidak
(Shut Down

Pemeliharaan
Waktu Tidak
Operasional
yang terencana

Perbaikan

Overhaul
terhadap
kerusakan alat

terduga
Maintenance)

(Bersifat Korektif)
Inspection:
Lihat, rasakan, dengarkan,
Pembersihan, Pelumasan
Tanpa/dengan alat ukur Penyetelan, Penggantian
Bahan pemeliharaan
Pelumasan,
Penyetelan
Sumber Pedoman Operasional dan Pemeliharaan Peralatan Kesehatan, 2001
Gambar 1. Kriteria Pemeliharaan
2.2. Peralatan Kesehatan
Permenkes nomor : 1184/MENKES/PER/X/2004 tentang pengamanan alat
kesehatan dan perbekalan rumah tangga pada bab 1 ayat 2, bahwa alat kesehatan
adalah instrument, apparatus, mesin, alat untuk ditanamkan, reagens/produk
diagnostic invitro atau barang lain yang sejenis atau yang terkait termasuk
komponen,
bagian dan perlengkapannya yang ;
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit
Kota Medan, 2008.
USU e-Repository 2008
a. Disebut dalam farmakope Indonesia, ekstra farmakope Indonesia dan
formularium nasional atau suplemennya dan atau;
b. Digunakan untuk mendiagnosa penyakit, menyembuhkan, merawat,
memulihkan, meringankan atau mencegah penyakit pada manusia dan atau;
c. Dimaksudkan untuk mempengaruhi struktur dan fungsi tubuh manusia
dan/atau:
d. Dimaksudkan untuk menopang atau menunjang hidup atau mati;
e. Dimaksudkan untuk mencegah kehamilan dan atau;
f. Dimaksudkan untuk pensucihamaan alat kesehatan dan atau;
g. Dimaksudkan untuk mendiagnosa kondisi bukan penyakit yang dalam
mencapai tujuan utamanya;
h. Memberi informasi untuk maksud medis dengan cara pengujian invitro

terhadap specimen yang dikeluarkan dari tubuh manusia;


i. Dan tidak mencapai target dalam tubuh manusia secara farmakologis,
imunologis dan atau cara metabolisme tetapi mungkin membantu fungsi
tersebut;
j. Digunakan, diakui sebagai alat kesehatan sesuai dengan kemajuan ilmu
Pengetahuan dan teknologi.
Pada babVI pasal 71 disebutkan bahwa untuk menjamin mutu, manfaat dan
keamanan Alat Kesehatan Elektromedik dan Radiologi perlu dilakukan kalibrasi alat
secara periodik sesuai ketentuan yang berlaku.
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit
Kota Medan, 2008.
USU e-Repository 2008
2.3. Pengukuran Pengujian dan Kalibrasi Peralatan Kesehatan
Permenkes 363/MENKES/PER/1998 tentang Pengujian dan kalibrasi alat
kesehatan pada sarana pelayanan kesehatan, antara lain menyatakan bahwa setiap
alat
kesehatan wajib dilakukan pengujian dan atau kalibrasi untuk menjamin kebenaran
nilai keluaran dan keselamatan pemakai, dan dianjurkan untuk melaksanakan
kalibrasi setiap satu tahun sekali. jumlah alat kesehatan yang wajib diuji dan / atau
dikalibrasi adalah 125 alat dan pembinaan serta pengawasan terhadap segala
kegiatan
yang berhubungan dengan pengujian dan kalibrasi alat kesehatan diarahkan untuk
meningkatkan mutu dan cakupan
Manfaat dari pengujian dan atau kalibrasi terhadap peralatan kesehatan
dimaksud antara lain :
1. Mengetahui sejauh mana peralatan yang diuji / dikalibrasi mempunyai tingkat
keakurasian (ketepatan).
2. Mengetahui seberapa besar penyimpangan pada output yang dihasilkan
dibandingkan dengan spesifikasi alat kesehatan yang diuji dan dikalibrasi.
3. Untuk menjamin keamanan terhadap pasien, operator dan lingkungan sekitar,
dari bahaya yang ditimbulkan dari peralatan kesehatan tersebut.
4. Dengan diketahui nilai keluaran sebenarnya, maka akan membantu proses
diagnosa dan terapi yang tepat.
5. Sebagai data yang menunjang program pemeliharaan peralatan kesehatan.
Dalam prakteknya pengukuran dan kalibrasi peralatan kesehatan tersebut
meliputi
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit
Kota Medan, 2008.
USU e-Repository 2008
1. Pengukuran nilai keluaran : Tegangan, frekwensi, putaran, temperature,
tekanan, kecepatan, dan lain-lain.
2. Pengukuran Keamanan : Arus bocor, pelindung radiasi, timer, mekanik,
balance dan otomatisasi.
3. Penilaian performance : kelengkapan, hasil pembacaan, kenyamanan
operasional.
2.4. Biaya Pemeliharaan Alat Kesehatan
Menurut Gani (1991), biaya pemeliharaan rumah sakit adalah biaya yang

fungsinya untuk mempertahankan / memperpanjang kapasitas barang investasi


terdiri
atas biaya pemeliharaan gedung, alat medis (alat kesehatan) dan alat non medis
serta
latihan personil.
Biaya pemeliharaan alat kesehatan merupakan biaya pemeliharan preventif
atau pencegahan
dan biaya pemeliharaan korektif atau perbaikan. Biya
pemeliharaan
preventif meliputi biaya pemeliharaan berkala sampai dengan pengukuran unjuk
kerja
alat dan keamanan alat atau pengujian dan kalibrasi alat kesehatan.
Biaya pemeliharaan berkala adalah biaya pembelian bahan pemeliharaan dan
material bantu seperti pembelian cairan pembersih, kain lap, contact cleaner, oli
untuk pelumasan atau pemeliharaan suction pump, pergantian bagian dari alat
seperti
manset dan balon untuk tensimeter, filter anti bakteri untuk inkubator perawatan.
Biaya pengujian dan kalibrasi Alat kesehatan adalah biaya untuk pelaksanaan
pengujian dan kalibrasi alat kesehatan yang dilakukan oleh BPFK Medan.
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit
Kota Medan, 2008.
USU e-Repository 2008
Biaya (tarif) pengujian dan kalibrasi alat kesehatan telah ditetapkan dalam
Peraturan Pemerintah nomor 43 tahun 2001 tentang tarif atas jenis penerimaan
Negara bukan pajak yang berlaku pada Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan
Sosial.
2.5. Tugas dan Fungsi Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) Medan
Untuk melaksanakan pengujian dan kalibrasi alat kesehatan, Departemen
Kesehatan telah mendirikan Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) dengan
surat keputusan yang baru nomor : 530/MENKES/PER/IV/2007 tentang Organisasi
dan tata kerja Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) sebagai pengganti
surat
keputusan nomor 1164/MENKES/SK/VIII/2000, yang menetapkan 4 BPFK yaitu :
1. BPFK Jakarta sebagai BPFK tipe A dengan jumlah wilayah kerja 9 Provinsi.
2. BPFK Surabaya sebagai BPFK tipe A dengan wilayah kerja 7 Provinsi.
3. BPFK Makasar sebagai BPFK tipe B dengan wilayah kerja 10 Provinsi.
4. BPFK Medan sebagai BPFK tipe B dengan wilayah kerja 7 Provinsi meliputi
Nangro Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau Daratan,
Riau Kepulauan, Jambi dan Bengkulu.
Dalam Permenkes 530 disebutkan bahwa tugas BPFK melaksanakan
pengamanan fasilitas kesehatan meliputi sarana, prasarana dan peralatan
kesehatan
melalui pengujian, kalibrasi dan proteksi radiasi di lingkungan pemerintah maupun
swasta.
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit
Kota Medan, 2008.
USU e-Repository 2008
Dalam melaksanakan tugasnya BPFK menyelenggarakan fungsi :
a. pengujian dan kalibrasi alat kesehatan;

b. pengujian dan kalibrasi sarana dan prasarana kesehatan;


c. pengamanan dan pengukuran paparan radiasi;
d. pelayanan monitoring dosis radiasi personil;
e. pengukuran luaran radiasi terapi;
f. pengendalian mutu dan pengembangan teknologi pengamanan
fasilitas kesehatan;
g. pelaksanaan kegiatan monitoring dan evaluasi pengujian, kalibrasi,
proteksi radiasi, sarana dan prasarana kesehatan;
h. pelaksanaan jejaring kerja dan kemitraan;
i. pelaksanaan bimbingan teknis dibidang pengamanan fasilitas
kesehatan;
j. pelaksanaan ketatausahaan.
2.6. Prosedur Pelayanan Kalibrasi
Prosedur pelayanan kalibrasi meliputi : prosedur permintaan pelayanan
pengujian dan kalibrasi, prosedur pelaksanaan pengujian dan kalibrasi, pembuatan
laporan, pembuatan sertifikat dan label /stiker laik pakai atau tidak laik pakai
sampai
dengan pengiriman laporan, sertifikat dan label ke rumah sakit pelanggan. Untuk
pelayanan pengujian dan kalibrasi, BPFK Medan telah membuat prosedur tetap
(protap) permintaan pelayanan kalibrasi, yaitu protap untuk permintaan pelayanan
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit
Kota Medan, 2008.
USU e-Repository 2008
kalibrasi di rumah sakit dan protap permintaan pelayanan kalibrasi yang dilakukan
di
BPFK Medan, yang dapat dilihat pada Lampiran 6.
2.7. Teknisi dan Alat ukur Kalibrasi
Teknisi kalibrasi adalah petugas yang melaksanakan kalibrasi peralatan
kesehatan.Alat ukur kalibrasi adalah alat untuk mengukur unjuk kerja (kinerja) dan
keamanan alat kesehatan.
Teknisi kalibrasi Laboratorium kalibrasi BPFK Medan bertugas
melaksanakan pengujian dan kalibrasi peralatan kesehatan, mempunyai
persyaratan
sebagai berikut :
1. Berlatar pendidikan D3 Teknik Elektromedik (ATEM), atau D3 Teknik
Instrumentasi atau S1 Teknik Fisika Medik, atau Teknik Fisika atau Teknik
Elektronika atau Teknik Elektro.
2. Telah mengikuti kegiatan pelatihan kalibrasi alat kesehatan yang
diselenggarakan Depkes atau BPFK Jakarta.
3. Telah mengikuti pelatihan kalibrasi salah satu atau semua parameter antara
lain parameter kelistrikan, suhu, volume, gaya dan massa yang
diselenggarakan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) atau Badan
Standar Nasional (BSN).
4. Telah mengikuti pelatihan ketidak pastian salah satu atau semua parameter
(kelistrikan, suhu, volume, gaya dan massa) yang diselenggarakan LIPI atau
BSN.
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit
Kota Medan, 2008.

USU e-Repository 2008


5. Mengikuti pelatihan-pelatihan lain yang berkaitan dengan peningkatan
pelayanan mutu laboratorium (sistim mutu laboratoriun SNI-19- 17025-2000).
6. Mengikuti proses sertifikasi teknisi kalibrasi yang diselenggarakan
Depertemen Kesehatan, sehingga semua teknisi Kalibrasi mempunyai
sertifikat.
Alat ukur kalibrasi (kalibrator) yang dimiliki Laboratorium Kalibrasi BPFK
Medan pada tahun 2006 sebanyak 38 unit yang mampu mengkalibrasi sebanyak
44
jenis alat kesehatan seperti terdapat pada Lampiran 7. Dalam rangka memenuhi
ketentuan dalam Permenkes 363 tahun 1998 yaitu jumlah alat yang wajib dikalibrasi
adalah 125 jenis alat kesehatan (Lampiran 8), maka BPFK Medan setiap tahunnya
selalu menambah jumlah alat kalibrator secara bertahap. Pemeliharaan terhadap
peralatan ukur (kalibrator)
dilakukan sesuai prosedur tetap
agar kalibrator
tersebut
dapat berfungsi dengan baik, dan berumur panjang, salah satu tindakan dari
pemeliharaan tersebut adalah mengalibrasi alat ukur ke institusi / laboratorium
yang
telah diakui Komite Akreditasi Nasional (KAN) seperti Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia (LIPI) dan Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN).
2.8. Prosedur Tetap Pengujian / Kalibrasi Alat Kesehatan
Setiap Tehnisi kalibrasi yang melaksanakan kegiatan pengujian dan kalibrasi
alat kesehatan, mengacu kepada prosedur tetap pengujian / kalibrasi yang telah
disusun BPFK Medan (Departemen Kesehatan) berdasarkan pedoman standar
acuan
nasional yaitu Standar Nasional Indonesia (SNI), dan atau standar internasional
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit
Kota Medan, 2008.
USU e-Repository 2008
seperti ECRI (Emergency Care Research Institute) dan IEC (International Elactrical
Commision). Salah satu prosedur tetap pengujian dan kalibrasi Alat kesehatan,
dapat
dilihat pada Lampiran 9, yaitu prosedur tetap pengujian dan kalibrasi alat ECG,
2.9. Penelitian Terdahulu
Penelitian analisis sistem pemeliharaan alat kesehatan di rumah sakit kota
Medan belum pernah dilaksanakan, terdapat penelitian sejenis yang dilaksanakan di
tempat lain seperti yang dilakukan oleh :
1. Solehudin (1999), dengan judul Pengembangan rancangan sistem
pemeliharaan alat-alat medis di rumah sakit Tanggerang. Penelitian ini
merupakan penelitian dalam bidang manajemen pemeliharaan sarana rumah
sakit. Dilakukan dengan menganalisa bagian-bagian yang terkait dengan
pelaksanaan upaya pemeliharaan sarana rumah sakit. Lingkup penelitian
dibatasi hanya pada pelaksanaan pemeliharaan alat medis dengan
pertimbangan keberadaan dan kesiapan alat-alat medis di rumah sakit sangat
erat hubungannya terhadap keberhasilan pengobatan dan kualitas pelayanan
rumah sakit secara umum. Selain itu dampak kerusakan alat-alat medis di
rumah sakit sangat besar pengaruhnya terhadap pendapatan dan citra rumah

sakit. Diharapkan penelitian ini mampu menemukan suatu rancangan


pemeliharaan alat-alat medis yang sesuai dengan kondisi rumah sakit
Tangerang.
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit
Kota Medan, 2008.
USU e-Repository 2008
2. Supardjo (2003), dengan judul Upaya peningkatan pelaksanaan manajemen
teknologi peralatan medik guna pencapaian kesesuaian mutu pelayanan
medik, studi kasus di Perusahaan Jawatan RSAB. Harapan Kita Jakarta.
Penelitian ini merupakan penelitian dalam bidang manajemen pemeliharaan
sarana rumah sakit. Dilakukan dengan menganalisa bagian-bagian yang terkait
dengan pelaksanaan upaya peningkatan pelaksanaan manajemen teknologi
peralatan medik untuk mencapai kesesuaian mutu pelayanan medik dengan
Instrumen Akreditasi Surveyor Akreditasi Rumah Sakit (KARS). Diharapkan
penelitian ini dapat memberikan masukan pada penyempurnaan sistem
manajemen teknologi peralatan medik guna peningkatan kesesuaian mutu
pelayanan Perjan RSAB. Harapan Kita dari segi jaminan mutu dalam
pemanfaatan pelayanan medik.
2.10. Landasan Teori
Sistem pemeliharaan peralatan di rumah sakit merupakan suatu kegiatan yang
perlu dilakukan dengan baik, karena berfungsi tidaknya , dan laik tidaknya
peralatan
kesehatan dapat mempengaruhi kapasitas, kinerja dan mutu pelayanan rumah
sakit.
Menurut Bronzuny (1992) dan Emergency Care Research Institute (ECRI)
(1996), menyebutkan bahwa banyak hal yang mempengaruhi pemeliharaan tetapi
yang
terbesar
pengaruhnya
adalah
pendidikan,
pengetahuan
tentang
pemeliharaan,
fasilitas bengkel, spare part, pemeliharaan korektif / pencegahan dan
anggaran/dana
yang tersedia.
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit
Kota Medan, 2008.
USU e-Repository 2008
Kinerja (Lembaga Administrasi Negara, 2000) adalah gambaran mengenai
tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan, program dan kebijaksanaan dalam
mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi. dengan memperhatikan
indikator masukan / input, proses, keluaran / output (hasil), dan dampak. Sementara
untuk mendapatkan indikator keluaran yang merupakan kinerja dari sistem
pemeliharaan peralatan kesehatan, diperlukan indikator masukan yaitu sumber
daya manusia , dana / biaya, sarana, pedoman, dan proses sebagai pelaksanaan
sistem
pemeliharaan alat kesehatan, sedangkan dampaknya adalah mutu pelayanan
kesehatan.
2.11. Kerangka Konsep
INPUT

PROSES

OUTPUT

aran

Kinerja sistem
pemeliharaan
Peralatan kes.
(laporan
pemeliharaan alat,
& laporan
kalibrasi)
Pelaksanaan
sistem
pemeliharaan
peralatan kes.
(dokumentasi,
pemeliharaan
preventif,
korekti, darurat)
-

Sumber daya
Manusia

- Dana/biaya
- Sarana
- Pedoman
Gambar 2. Kerangka Konsep
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit
Kota Medan, 2008.
USU e-Repository 2008
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1.
Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif yaitu penelitian
dilakukan dengan mempelajari pelaksanaan sistem pemeliharaan
kesehatan
di rumah sakit kota Medan.
3.2.
Lokasi Penelit ian dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di 30 rumah sakit umum meliputi rumah sakit

peralatan

pemerintah, rumah sakit BUMN, dan rumah sakit swasta di kota Medan.
Penelitian dimulai dengan kegiatan penelusuran pustaka, konsultasi dengan
pembimbing, mempersiapkan proposal penelitian, seminar kolokium, dilanjutkan
dengan penelitian lapangan untuk pengumpulan data serta melakukan pengolahan
dan
analisa data, menyusun laporan penelitian dan penulisan tesis, seminar hasil
penelitian dan ujian komprehensif yang membutuhkan waktu selama 10 bulan,
mulai bulan Pebruari sampai dengan Desember 2007.
3.3. Populasi dan Sampel
Populasi pada penelitian ini adalah rumah sakit umum yang ada di kota
Medan sebanyak 60 rumah sakit (Lampiran 4). Besar sampel dihitung berdasarkan
metode alokasi proporsional dengan rumus di bawah ini (Ariawan, 1998) :
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit
Kota Medan, 2008.
USU e-Repository 2008

+
=

)P(1PNZDN
Ph)/Wh(1PhhNZ
n
hhh/21
222
2
/21
2
Dimana : n = Ukuran (total) sampel yang dicari
N = Ukuran total populasi
= Ukuran sampel tiap strata / kelompok rumah sakit hN
D = Kesalahan yang bisa ditolerir = 5%
= Nilai distribusi normal baku pada 0,5 /212Z
Wh = Proporsi populasi tiap strata/kelompok rumah sakit
Ph = Presisi mutlak
Cara pengambilan sampel adalah sebagai berikut :
1. Menentukan rumah sakit berdasarkan kelas rumah sakit. Rumah salit kelas A
dan B sebagai rumah sakit kelompok I, rumah sakit kelas C sebagai rumah
sakit kelompok II, dan kelompok III adalah rumah sakit kelas D.
2. Menghitung jumlah sampel berdasarkan strata/kelompok rumah sakit ( hN ).
3. Menghitung proporsi tiap strata/kelompok rumah sakit berdasarkan ukuran
populasi (Wh).
4. Menghitung ukuran hN Ph (1-Ph) total, untuk menghitung besar sampel.

Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit


Kota Medan, 2008.
USU e-Repository 2008
Tabel 3.1. Tabel Kerja Menghitung Nh, Wh, Ph, dan Besar Sampel
Tiap Kelompok
No.
Strata
NHph(1hN 2
Rumah sakit .
Ph/Wh

Nh

1.
0,63

RS.Kelas A&B
37,8

2.
3,05

RS. Kelas C
185,4

14

3.
RS. Kelas D
6,88
410,88

10,56

Jumlah
633,82

Sampel79,31n
55,76
87,2433
n
)56,10()96,1()1,0(60
)82,633(1,96
n
Ph)(1PNZDN
Ph)/Wh(1PhhNZ
n
222
2
hh/21
222
2
/21
2
=

Wh

Ph

NhPh

NhPh(1Ph)

43

0,05

0,23

196

0,72

1849

0,7

60

2,1

0,68

9,52

0,8

34,4

1,00

=
+=
+
=

Berdasarkan perhitungan rumus maka besar sampel (n) = 31 rumah sakit,


selanjutnya jumlah sampel yang diambil adalah 30 rumah sakit.
Teknik sampling dalam penelitian ini adalah sistematik berstrata
(berdasarkan
kelas rumah sakit), berperbandingan (proportional stratified sytematic/ordinal
sampling), (Amirin, 2000). Daftar rumah sakit yang menjadi sampel penelitian
dapat dilihat pada Lampiran 5.
Dengan menggunakan alokasi proporsional, maka diperlukan sampel untuk masingmasing strata/kelompok dengan kriteria tempat tidur adalah sebagai berikut :
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit
Kota Medan, 2008.
USU e-Repository 2008
a. Rumah sakit kelas A dan B adalah 0,05 x 30 = 2 rumah sakit.
b. Rumah sakit kelas C adalah 0,23 x 30 = 7 rumah sakit.
c. Rumah sakit kelas D adalah 0,72 x 30 = 21 rumah sakit.
3.4.

Metoda Pengumpulan Data


Pengumpulan data dilakukan sendiri oleh peneliti, data yang terkumpul
berasal dari data primer dan sekunder.
Data primer diperoleh dengan melakukan wawancara langsung dengan
responden yaitu Pimpinan rumah sakit / wakil pimpinan / personil yang menangani
masalah peralatan kesehatan di rumah sakit. Alat untuk mengumpulkan data
adalah
daftar pertanyaan tentang sistem pemeliharaan alat kesehatan.
Data sekunder diperoleh dari Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK)
Medan, dan Dinas Kesehatan Kota Medan berupa :
1. Data rumah sakit yang ada di kota Medan.
2. Laporan pelaksanaan Pengujian dan Kalibrasi tahun, 2003, 2004, 2005, 2006.
3. Data lain yang berhubungan dengan penelitian.
3.5.
Definisi Operasional
1. Sumber Daya Manusia adalah personil / teknisi yang melaksanakan
pemeliharaan terhadap peralatan kesehatan yang termasuk dalam daftar alat
kesehatan yang wajib diuji dan atau dikalibrasi (Permenkes 363, tahun 1998).
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit
Kota Medan, 2008.
USU e-Repository 2008
2. Dana adalah biaya yang disediakan khusus untuk biaya pemeliharaan
peralatan kesehatan meliputi biaya pemeliharaan preventif, korektif maupun
darurat.
3. Sarana adalah alat pendukung untuk pelaksanakan sistem pemeliharaan
peralatan elektromedis yang meliputi ruangan/ workshop , peralatan kerja, dan

bahan pemeliharaan.
4. Pedoman adalah panduan/petunjuk untuk melaksanakan pemeliharaan yang
meliputi dokumen teknis, prosedur tetap pengoperasian peralatan kesehatan,
dan prosedur tetap pemeliharaan peralatan kesehatan sesuai dengan peralatan
yang ada.
5. Proses adalah pelaksanaan kegiatan sistem pemeliharaan peralatan kesehatan
dimulai dengan membuat daftar inventaris peralatan kesehatan dengan data
yang lengkap, menyusun jadwal pemeliharaan korektif dan preventif peralatan
kesehatan termasuk jadwal pengujian dan kalibrasi peralatan kesehatan, dan
pelaksanaan pemeliharaan korektif, preventif termasuk pelaksanaan
pengujian dan kalibrasi alat kesehatan.
6. Kinerja sistem pemeliharaan peralatan kesehatan adalah hasil dari
pelaksanaan sistem pemeliharaan peralatan kesehatan, dapat dilihat dari
laporan hasil pemeliharaan yang meliputi, inventaris peralatan, kartu
pemeliharaan alat, catatan pemeliharaan alat, laporan pengujian dan kalibrasi,
sertifikat kalibrasi.
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit
Kota Medan, 2008.
USU e-Repository 2008
3.6.
Metoda Pengukuran
Dalam penelitian ini cara pengukuran yang dilakukan adalah dengan
menghadapkan lembar kuesioner yang berisi pertanyaan terbuka dan cek list
mengenai sistem pemeliharaan peralatan kesehatan, yang terdiri dari unsur input
yang
meliputi variabel Sumber Daya Manusia (SDM), dana / biaya, sarana dan pedoman,
unsur proses meliputi penyusunan inventarisasi, penyusunan jadwal, dan
pelaksanaan
pemeliharaan, untuk unsur output yang merupakan kinerja / hasil pelaksanaan
pemeliharaan yang berupa laporan kerja pemeliharaan dan laporan kalibrasi
peralatan.
3.6.1. Unsur input
3.6.1.1. Sumber daya manusia
1. Baik apabila ada petugas/teknisi yang melaksanakan pemeliharaan peralatan
kesehatan berpendidikan D3 ATEM, atau STM yang berpengalaman minimal
5 tahun dalam pemeliharaan alat kesehatan (yang termasuk dalam daftar alat
kesehatan dalam permenkes 363 tahun 1998, sebaimana terdapat pada
Lampiran 8).
2. Kurang baik apabila tidak ada petugas/teknisi yang melaksanakan
pemeliharaan peralatan kesehatan.

Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit


Kota Medan, 2008.
USU e-Repository 2008
3.6.1.2. Dana / biaya
1. Ada apabila tersedia dana untuk pemeliharaan korektif, preventif
(pelaksanaan pengujian dan kalibrasi), dan pemeliharaan darurat (emergency

maintenance).
2. Tidak ada apabila tidak tersedia dana untuk pemeliharaan korektif, preventif
(pelaksanaan pengujian dan kalibrasi), dan pemeliharaan darurat.
3.6.1.3. Sarana (Ruangan, Peralatan kerja, Bahan pemeliharaan)
Ruangan / workshop
1. Baik apabila ada ruangan/tempat khusus untuk pelaksanaan pemeliharaan,
untuk menyimpan peralatan kerja dan dokumen teknis.
2. Kurang baik apabila tidak ada ruangan/tempat khusus untuk pelaksanaan
pemeliharaan, untuk menyimpan peralatan kerja dan dokumen teknis
Peralatan kerja
1. Baik apabila tersedia peralatan kerja sesuai dengan peralatan yang ada.
2. Kurang baik apabila tidak tersedia peralatan kerja, sesuai dengan peralatan
yang ada.
Bahan pemeliharaan
1. Baik apabila tersedia bahan pemeliharaan peralatan kesehatan sesuai dengan
peralatan yang ada.
2. Kurang baik apabila tidak tersedia bahan pemeliharaan peralatan kesehatan
sesuai dengan peralatan yang ada.
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit
Kota Medan, 2008.
USU e-Repository 2008
3.6.1.4. Pedoman (Dokumen teknis, Protap pengoperasian, Protap pemeliharaan)
Dokumen teknis
1. Baik apabila mempunyai / menyimpan dokumen teknis dengan baik sekitar
30% 100% dari peralatan yang dimiliki.
2. Kurang baik apabila mempunyai / menyimpan dokumen teknis peralatan
dibawah 30% dari peralatan yang dimiliki.
Prosedur tetap pengoperasian
1. Baik apabila tersedia prosedur tetap pengoperasian peralatan kesehatan sesuai
dengan peralatan yang ada.
2. Kurang baik apabila tidak tersedia prosedur tetap pengoperasian peralatan
kesehatan sesuai dengan peralatan yang ada.
Prosedur tetap pemeliharaan
1. Baik apabila tersedia prosedur tetap pemeliharaan peralatan kesehatan sesuai
dengan peralatan yang ada.
2. Kurang baik apabila tidak tersedia prosedur tetap pemeliharaan peralatan
kesehatan sesuai dengan peralatan yang ada.
3.6.2. Unsur proses / pelaksanaan
3.6.2.1. Membuat inventaris peralatan
1. Baik apabila mempunyai / membuat daftar inventaris peralatan kesehatan.
2. Kurang baik apabila tidak mempunyai / membuat daftar inventaris peralatan
kesehatan.
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit
Kota Medan, 2008.
USU e-Repository 2008
3.6.2.2. Membuat jadwal pemeliharaan
1. Baik apabila mempunyai / membuat jadwal pemeliharaan peralatan kesehatan.

2. Kurang baik apabila tidak mempunyai / membuat jadwal pemeliharaan


peralatan kesehatan.
3.6.2.3. Pelaksanaan pemeliharaan
1. Baik apabila melaksanakan pemeliharaan sesuai jadwal pemeliharaan
peralatan kesehatan (termasuk pengujian dan kalibrasi peralatan kesehatan).
2. Kurang baik apabila tidak melaksanakan pemeliharaan sesuai jadwal
pemeliharaan peralatan kesehatan.
3.6.3. Unsur output / kinerja
3.6.3.1. Laporan pemeliharaan
1. Baik apabila ada laporan kerja pemeliharaan alat kesehatan / kartu peliharaan
setelah selesai melaksanakan pemeliharaan
2. Kurang baik apabila tidak ada laporan kerja pemeliharaan alat kesehatan /
kartu pemeliharaan) setelah selesai melaksanakan pemeliharaan
3.6.3.2. Laporan kalibrasi dan sertifikat kalibrasi
1. Baik apabila ada laporan dan atau sertifikat kalibrasi alat kesehatan dari
BPFK Medan
2. Kurang baik apabila tidak ada laporan dan atau sertifikat kalibrasi alat
kesehatan dari BPFK Medan.
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit
Kota Medan, 2008.
USU e-Repository 2008
3.7.
Metoda Analisis Data
Data primer dan data sekunder yang telah diperoleh dianalisis melalui proses
pengolahan data yang mencakup kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
a. Editing , penyuntingan data yang dilakukan untuk menghindari kesalahan
atau kemungkinan adaya kuesioner yang belum terisi.
b. Coding, pemberian kode/ tanda pada formulir cek list untuk memudahkan
proses entry data.
c. Cleaning , sebelum analisa data dilakukan pengecekan dan perbaikan
terhadap data yang sudah masuk.
Analisis data dilakukan analisis data univariat, untuk mengetahui frekwensi hasil
wawancara dengan menggunakan kuesioner dan
formulir cek list untuk
menganalisis
pelaksanaan sistem pemeliharaan peralatan kesehatan yang terdiri dari input
(petugas,
dana, sarana, pedoman), proses / pelaksanaan sistem (dokumentasi, menyusun
prosedur tetap operasional, prosedur tetap pemeliharaan, jadwal pemeliharaan, dan
pelaksanaannya), output / kinerja pelaksanaan sistem pemeliharaan (inventaris
alat,
laporan pemeliharaan alat, laporan pengujian dan kalibrasi peralatan kesehatan).

Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit


Kota Medan, 2008.
USU e-Repository 2008
BAB 4
HASIL PENELITIAN
4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian
Kota Medan adalah kota terbesar ketiga di Indonesia setelah Jakarta dan
Surabaya, letak geografis kota berada di pesisir timur pulau Sumatera bagian utara
dengan luas wilayah 265,10 Km. Daerah yang berbatasan langsung dengan kota
Medan adalah sebelah utara Selat Malaka, sebelah timur Percut Sei Tuan
(kabupaten
Deli Serdang), sebelah selatan Tanjung Morawa dan Pancur Batu (kabupaten Deli
Serdang), sebelah barat Sunggal dan Hamparan Perak (kabuaten Deli Serdang).
Secara administratif kota Medan terbagi atas 21 kecamatan definitif yang
meliputi 151 kelurahan dan 1887 lingkungan.
Menurut data dari BPS Propinsi Sumatera Utara 2006, jumlah penduduk kota
Medan tahun 2006 adalah 2.067.288 jiwa dengan kepadatan penduduk rata-rata
7798/km. jumlah penduduk laki-laki sebanyak 1.027.607 jiwa (49,71%), jumlah
penduduk perempuan dengan jumlah 1.039.681 jiwa (50,29%) sedangkan dengan
angka rasio jenis kelamin 98,84%.
Menurut data dari Departemen Kesehatan RI. dan Kantor Dinas Kesehatan
Kotamadya Medan tahun 2007, kota Medan memiliki 76 rumah sakit umum dan
khusus, dengan perincian rumah sakit umum 60 unit, rumah sakit jiwa 5 unit.dan
rumah sakit khusus lainnya 11 unit. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan
jumlah
rumah sakit (Rumah sakit umum) di kota Medan dalam kurun waktu 2 tahun, yaitu
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit
Kota Medan, 2008.
USU e-Repository 2008
dari 50 menjadi 60 rumah sakit.
Peningkatan jumlah rumah sakit ini pada
umumnya
disebabkan meningkatnya status beberapa Balai pengobatan, klinik bersalin yang
beralih menjadi rumah sakit umum.
4.2 Deskripsi Karakteristik Responden
Karakteristik informan/responden berumur antara 24 sampai dengan 54 tahun,
sebagian besar adalah laki-laki, berlatar pendidikan dari D2 sampai S2, masa kerja
berkisar antara 1 sampai 28 tahun, lama tugas jabatan berkisar antara 1 sampai 15
tahun, seperti terlihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1. Karakteristik Responden Menurut Umur, Jenis Kelamin, Pendidikan,
Masa Kerja, Tugas dalam Bidang Alkes / Jabatan, Lama Tugas,
dan Tempat Tugas
Umur
Jenis
Tempat Tugas

Pend

Masa

Tugas bid

Alkes

Lama

(thn)
Kel.
Kerja
Tugas
.
_____________________________ _______________________________________
1
2
3
4
5
7
54
Lk
RSUP. H.A.Malik
39
Pr
St. Elisabeth
50
Lk
RSPTPN II T. Deli
50
Lk
Haji Medan

S1
S1

28
15

D2

Penanggung jawab alat

/ Ka.Sie IBEM
Administrator alat
30

/ Jabatan

14
RS.

Administrator alat

10

S1

16

Penanggung jawab alat

RS.

Lk

dr

12

/Ka.Sie. PenMed.
Penanggung jawab alat

10

RS.

42
Lk
Methodist

dr

22

/ Wa.Dir.PenMed.
Penanggung jawab alat

10

RS.

43
Lk
Malahayati

S1

13

RSI.

56
Lk
Wulan Windi

dr

22

/ Ka.Sie PenMed
Penanggung jawab alat

RS.

15

/ Direktur
Administrator alat

10

RS

15

Penanggung jawab alat

13

RS.

15

/ Direktur
Penanggung jawab alat

41
Deli

41
Pr
.SariMutiara
53
Lk
Bakti
40
Lk
Martha Friska

S1
dr
S2

/Wa.Dir.PenMed
Penanggang jawab alat

10

RS.

/Wa.Dir.
36
Pr
S1
10
Penanggug jawab alat
5
RS.
Bina Sejahtera
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit
Kota Medan, 2008.
USU e-Repository 2008
Lanjutan Tabel 4.1.
__________________________________________________________________________________
1
2
3
4
5
6
7
38
Sarah
26
Advent

Lk

S1

Administrator alat

Pr

S1

Administrator alat

1
5

RS.
RS.

26
Pr
Sundari
27
Pr
Estomihi
43
Lk
RSAU.Dr.A.Malik

S1

Administrator alat

D3

Administrator alat

27
Pr
Pel. Medan
24
Pr
Martondi
24
Pr
Bandung
51
Lk
RS.Vina Estetika

D3

/ Ka.Rumkit.
Administrator alat

RS.

D3

Administrator alat

RS.

D3

Administrator alat

RS.

24
Pr
Methodist SW
24
Pr
Mitra Sejati
26
Lk
Delima

S1

/ Wa.Dir
Adminisrator alat

RS.

D3

Administrator alat

RS.

Penanggung jawab alat

RS.

D3

/ Direktur
Penanggung jawab alat

RS.

S1

Administrator alat

RS.

S1

Administrator alat

dr

Penanggung jawab alat

RS.

35
Pr
Sufina Azis
40
Lk
Ibnu Saleh
22
Pr
Adenin Adnan
24
Lk
Mitra Persada

drg

S1

dr

4
4

Penanggung jawab alat

Penanggung jawab alat

RS.
RS.
5

RS.

27
Mandiri

Lk

S1

/ Direktur
Penanggung jawab alat

RS.

54
Farigul

Pr

dr

/ Menejer Kesehatan
Penanggung jawab alat

RS.

/ Wa.Dir.
Sumber data primer, 2007
4.3. Dekripsi Hasil Penelitian
4.3.1. Input sistem pemeliharaan
4.3.1.1. Sumber Daya Manusia (teknisi)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar rumah sakit responden
mempunyai kategori kurang baik dalam hal tenaga teknisi pemelihara alat
kesehatan,
yaitu sebanyak 26 rumah sakit atau 86,7%, dan sebanyak 4 rumah sakit atau
13,3%,
mempunyai kategori baik. seperti terdapat pada Tabel 4.2.

Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit


Kota Medan, 2008.
USU e-Repository 2008
Tabel 4.2. Distribusi Kategori Tenaga Teknisi Pemelihara Alat Kesehatan
No.
Kategori Teknisi
N
%
1.
Baik
4
13,3
2.
Kurang baik
26
86,7
____________________________________________________________________
Jumlah
30
100
Sumber data primer 2007
4.3.1.2. Dana pemeliharaan peralatan kesehatan
Pada umumnya semua rumah sakit sebanyak 30 rumah sakit (100%)
mempunyai dana untuk pemeliharaan alat kesehatan, seperti pada terdapat Tabel
4.3.
Tabel 4.3. Distribusi Dana Pemelihara Alat Kesehatan
____________________________________________________________________
No.
Dana/biaya
N
%
1.
Ada
30
100
2.
Tidak ada
0
0
____________________________________________________________________
Jumlah
30
100
Sumber data primer 2007
4.3.1.3. Sarana Pemelihara Peralatan Kesehatan
(Ruangan/Workshop, Peralatan Kerja, Bahan Pemeliharaan)
Sarana pemelihara peralatan kesehatan adalah faktor pendukung untuk
pelaksanakan sistem pemeliharaan peralatan kesehatan yang meliputi ruangan /
workshop , peralatan kerja, dan bahan pemeliharaan.
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit
Kota Medan, 2008.
USU e-Repository 2008
Sebagian besar rumah sakit responden mempunyai kategori kurang baik
dalam hal ruangan/workshop yaitu sebanyak 26 rumah sakit atau 86,7%, dan yang
mempunyai kategori baik sebanyak 4 rumah sakit atau 13,3%.
Rumah sakit yang mempunyai kategori baik dalam hal peralatan kerja
sebanyak 15 rumah sakit atau 50%. Rumah sakit yang mempunyai kategori kurang
baik dalam hal peralatan kerja sebanyak 15 rumah sakit atau 50%.
Sebagian besar rumah sakit mempunyai kategori baik dalam hal penyediaan
bahan pemeliharaan yaitu sebanyak 19 rumah sakit atau 63,3%. Rumah sakit yang
mempunyai kategori kurang baik sebanyak 11 rumah sakit atau 36,7%, seperti
terdapat pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4. Distribusi Kategori Sarana Pemelihara Alat Kesehatan
No.
A
1.
2.

Kategori Sarana
Ruang Pemeliharaan
Baik
Kurang baik
Jumlah

4
26
30

13,3
86,7
100

B
3.
4.

Peralatan Kerja
Baik
Kurang baik
Jumlah

15
15
30

50
50
100

Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit


Kota Medan, 2008.
USU e-Repository 2008
Lanjutan Tabel 4.4.
N
C
5.
6.

Bahan Pemeliharaan
Baik
Kurang baik
Jumlah
Sumber data primer 2007

19
11
30

63,3
36,7
100

4.3.1.4. Pedoman Pemeliharaan Alat Kesehatan


Pedoman adalah merupakan buku atau berkas yang berisi petunjuk untuk
melaksanakan pemeliharaan yang meliputi dokumen teknis dari pabrik pembuat
alat,
prosedur tetap (protap) pengoperasian alat, dan protap pemeliharaan alat.
Sebagian besar rumah sakit mempunyai kategori baik dalam hal dokumen
teknis dari pabrik yaitu sebanyak 19 rumah sakit atau 63,3% dan yang mempunyai
kategori kurang baik sebanyak 11 rumah sakit atau 36,7% seperti terdapat pada
Tabel 4.5.
Sebagian besar rumah sakit mempunyai kategori kurang baik dalam hal
prosedur tetap pengoperasian alat sebanyak 20 rumah sakit atau 66,7%, dan yang
mempunyai kategori baik sebanyak 10 rumah sakit atau 33,3%. seperti terdapat
pada
Tabel 4.5.
Sebagian besar rumah sakit mempunyai kategori kurang baik dalam hal
prosedur tetap pemeliharaan peralatan kesehatan yaitu sebanyak 26 rumah sakit
atau
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit
Kota Medan, 2008.
USU e-Repository 2008
86,7%, dan sebanyak 4 rumah sakit atau 13,3%, mempunyai kategori baik seperti
terdapat pada Tabel 4.5
Tabel 4.5. Distribusi Kategori Pedoman (Dokumen, Protap Pengoperasian,
dan Protap Pemeliharaan)
No.
A
1.
2.

Kategori Pedoman
Dokumen Teknis Alat
Baik
Kurang baik

19
11

63,3
36,7

Jumlah
Protap Pengoperasian
Baik
Kurang baik
Jumlah
C
Protap Pemeliharaan
5.
Baik
6.
Kurang baik
Jumlah
Sumber data primer 2007
B
3.
4.

30

100

10
20
30

33,3
66,7
100

4
26
30

13,3
86,7
100

4.3.2. Proses/pelaksanaan sistem pemeliharaan


Sebagian besar rumah sakit mempunyai kategori baik dalam hal inventaris
peralatan kesehatan yaitu sebanyak 19 rumah sakit atau 63,3%, dan yang
mempunyai
kategori kurang baik sebanyak 11 rumah sakit atau 36,7% seperti terdapat pada
Tabel 4.6.
Pada umumnya rumah sakit mempunyai mempunyai kategori kurang baik
dalam hal jadwal pemeliharaan peralatan kesehatan, yaitu sebanyak 26 rumah
sakit
atau 86,7%, dan yang mempunyai kategori baik sebanyak 4 rumah sakit (13,3%),
dan
yang (tabel 4.6).
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit
Kota Medan, 2008.
USU e-Repository 2008
Sebagian besar rumah sakit mempunyai kategori kurang baik dalam
melaksanakan pemeliharaan peralatan kesehatan, yaitu sebanyak 20 rumah sakit
atau
66,7%, dan sebanyak 10 rumah sakit (33,3%), mempunyai kategori baik seperti
terdapat pada Tabel 4.6.
Tabel 4.6. Distribusi Kategori Pelaksanaan Sistem (Membuat Inventaris Alat,
Membuat Jadwal, dan Pelaksanaan Pemeliharaan Alat)
No.
A
1.
2.

Kategori Pelaksanaan
Membuat Inventaris Alat
Baik
Kurang baik
Jumlah
B
Jadwal Pemeliharaan
3.
Baik
4.
Kurang baik
Jumlah
C
Pelaksanaan Pemeliharaan
5.
Baik
6.
Kurang baik
Jumlah
Sumber data primer 2007

19
11
30

63,3
36,7
100

4
26
30

13,3
86,7
100

10
20
30

33,3
66,7
100

4.3.3. Output/kinerja sist em pemeliharaan


Kinerja sistem pemeliharaan alat kesehatan dapat dilihat dari kartu
pemeliharaan atau laporan kerja pemeliharaan peralatan kesehatan dan laporan
pengujian dan kalibrasi peralatan kesehatan.
Pada umumnya rumah sakit mempunyai kategori kurang baik dalam hal
kartu pemeliharaan atau laporan kerja pemeliharaan peralatan kesehatan, yaitu
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit
Kota Medan, 2008.
USU e-Repository 2008
sebanyak 26 rumah sakit atau 87,7%, dan sebanyak 4 rumah sakit atau 13,3%,
mempunyai kategori baik seperti terdapat pada Tabel 4.7.
Sebagian besar rumah sakit yang mempunyai kategori kurang baik dalam hal
laporan pengujian dan kalibrasi peralatan kesehatan, yaitu sebanyak 20 rumah sakit
atau 66,7%, dan sebanyak 10 rumah sakit atau 33,3% mempunyai kategori baik
seperti terdapat pada Tabel 4.7.
Tabel 4.7. Distribusi Kategori Kinerja (Kartu pemeliharaan / Laporan kerja
Pemeliharaan, dan Laporan Kalibrasi Alat Kesehatan)
No.

Kategori Kinerja

A
1.
2.

Kartu Pemeliharaan Alat


Baik
Kurang baik
Jumlah

4
26
30

13,3
86,7
100

B
3.
4.

Laporan Kalibrasi Alat


Baik
10
33,3
Kurang baik
20
66,7
Jumlah
30
100
Sumber data primer 2007
Menurut data dari BPFK Medan mengenai Rumah sakit yang mempunyai
laporan kalibrasi peralatan kesehatannya dari tahun 2005 sampai 2007 adalah
sebagaimana terdapat pada Tabel 4.8.

Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit


Kota Medan, 2008.
USU e-Repository 2008
Tabel 4.8. Data Output Pelaksanaan Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan
di Rumah Sakit Kota Medan Tahun 2005-2007
No.
Nama Rumah Sakit
Keterangan

Kalibrasi
Terakhir

Jenis/Nama Alat

Jumlah
(Unit)

6
1.

RSUP.H.Adam Malik

Juni 2005

1. General Purpose X-ray 2


Laporan
2. Mobile X-ray 1
kalibrasi
3. CT Scan 2
&
4. Sphygmomanometer 48

Sertifikat
5. Electro Surgery Unit 2
6. Bed side monitor 2
7. Blood pressure monitor 1
8. Elecrtocardiograph 1
9. Vap. Anaesthesi 9
10. Ventilator 6
11. Analitical Balance 2
12. Cetrifuge 2
___________________________________________________________________________
Jumlah
78
2.
RS. Haji Medan
Lap. kal

Januari
2005

1. Spirometer
2.Electro Surgery Unit
3.UV.sterilizer

1
1

&
2

Sertifikat
___________________________________________________________________________
Jumlah
4
3.
RS. Santa Elisabeth
Laporan

Oktober
2006

1.Automatic proces film


2.General Purpose X-ray

1
2

kalibrasi
3.Mobile X-ray
4.CT Scan

&
1

Sertifikat
5.Ultra Sono Graph
1
6.Electro Surgery Unit
1
7.Bed side monitor
3
8.Anesthesia Unit
2
9.Deffibrillator
1
10.Electrocardiograph
4
11.Sphygmomanometer
13
12.Centrifuge
2
___________________________________________________________________________
Jumlah
39

Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit


Kota Medan, 2008.
USU e-Repository 2008

Lanjutan Tabel 4.8.


1

6
4.
RS. Herna
Lap.kal. &

Pebruari
2006

1. General Purpose X-ray

2. Mobile X-ray

Sertifikat
___________________________________________________________________________
Jumlah
2
5.
RS. Materna
Laporan

April
2006

1. Elecrtocardiograph

2. Blood pressure monit

3 .Sphygmomanometer

kalibrasi
&
4 .General Purpose X-ray

Sertifikat
5. Mobile X-ray
1
6. Nebulizer
1
7. Pulse Oximeter
1
___________________________________________________________________________
Jumlah
9
6.
RS. Martha Friska
Laporan

April
2006

1. General Purpose X-ray


2. Mobile C-Arm

1
1

kalibrasi
3. Angiograph
4. Autoclave

&
1

Sertifikat
5. Treadmill
1
6. Ventilator
1
___________________________________________________________________________
Jumlah
6
7.
RS. Sarah
Lap.kal.&

April

1. General Purpose X-ray

2006
2. Mobile X-ray
Sertifikat
___________________________________________________________________________
Jumlah
2

8.
RS. Dr. Pirngadi
Lap.kal. &

April

1. Mobile X-ray

2006

2. CT. Scan

Sertifikat
___________________________________________________________________________

Jumlah
9.
RS. Sundari
Lap.kal. &

April

1. Centrifuge

2006
2. General Purpose X-ray
Sertifikat
___________________________________________________________________________
Jumlah
2

Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit


Kota Medan, 2008.
USU e-Repository 2008
Lanjutan Tabel 4.8.
1
2
3
4
5
6
10.
RS. Advent
Lap.kal

April
2006

1. Alat hisap medik

2. Electrocardiograph
3. Defibrillator

&
1

Sertifikat
4. Sphygmomanometer
5
5. Centrifuge
2
6. Autoclave
1
7. General Purpose X-ray
1
8. Electro Surgery Unit
1
___________________________________________________________________________
Jumlah
14
11
RS. Methodist
Lap.kal. &

April
2006

1. Electrocardiograph

2. Sphygmomanometer

Sertifikat
3. CT Scan
1
___________________________________________________________________________
Jumlah
4
12.
RS. Sari Mutiara
Lap.kal. &

Mei

1. General Purpose X-ray

2006
2. CT Scan
Sertifikat
___________________________________________________________________________
Jumlah
2
13.

RS. Gleneagles

Juni
2006

1. General Purpose X-ray


2. Mobile X-ray

2
1

Lap. kal
3. Mobile C-Arm

&

4. CT Scan

Sertifikat
5. Mamograph
1
6 Angiograph
1
___________________________________________________________________________
Jumlah
7
14.

RS.PTPN II
Tembakau Deli

Juni
2006

1. Alat hisap medik


1
Lap.kal
2. Electrocardiograph
1
&
3. Sphygmomanometer
9

Sertifikat
4. Inkubator perawatan
1
5. Infusion pump
1
6. Syringe pump
2
7. Nebulizer
2
8. General Purpose X-ray
1
___________________________________________________________________________
Jumlah
18
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit
Kota Medan, 2008.
USU e-Repository 2008
Lanjutan Tabel 4.8.
1
2
3
4
5
6
15.
Lap.kal. &

RS. Mitra Sejati

April

Mobile X-ray

1
2006

Sertifikat
16.
Lap.kal. &

RS. Imelda

April

Mobile X-ray

1
2007

Sertifikat
Sumber data primer 2007. (Sumber BPFK Medan)

Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit


Kota Medan, 2008.
USU e-Repository 2008
BAB 5
PEMBAHASAN
5.1. Input Sistem Pemeliharaan
Hasil penelitian dari lembar kuesioner yang merupakan komponen input,
meliputi sumber daya manusia, dana, sarana, dan pedoman.
5.1.1. Sumber daya manusia

Dari hasil penelitian, rumah sakit responden yang mempunyai teknisi


pemelihara alat kesehatan sebanyak 4 rumah sakit atau 13,3%. Rumah sakit kelas A
milik Departemen Kesehatan memiliki jumlah teknisi yang paling banyak yaitu
sebanyak 12 orang, 11 orang berlatar pendidikan Akademi Teknik Elektromedik
(ATEM), 1 orang berlatar pendidikan STM berpengalaman 20 tahun menangani
peralatan laboratorium. Rumah sakit lain yang mempunyai tenaga teknisi ATEM
merupakan rumah sakit kelas A milik swasta mempunyai 1 orang teknisi, dan dua
rumah sakit kelas B masing-masing milik BUMN mempunyai 1 orang teknisi, dan
milik suatu yayasan memiliki 2 orang teknisi.
Jumlah rumah sakit yang belum mempunyai teknisi pemelihara alat kesehatan
sebanyak 26 rumah sakit atau 86,7%, terdiri dari 2 kelompok, kelompok pertama
adalah rumah sakit yang mempunyai teknisi dengan latar belakang pendidikan STM
sebanyak 11 rumah sakit atau 36,7%, dan kelompok kedua adalah rumah sakit
yang
tidak memiliki teknisi sebanyak 15 rumah sakit atau 50%.
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit
Kota Medan, 2008.
USU e-Repository 2008
Rumah sakit kelompok pertama pada umumnya adalah rumah sakit kelas C,
yang mana tenaga teknisinya mempunyai tugas untuk menangani instalasi sarana
dan
prasarana rumah sakit (IPSRS) yaitu instalasi bangunan, air, listrik, gas tidak untuk
menangani pemeliharaan peralatan kesehatan.
Rumah sakit kelompok kedua adalah rumah sakit yang tidak mempunyai
teknisi sebanyak 15 rumah sakit atau 50%, pada umumya rumah sakit kelas D dan
belum lama beroperasi.
Menurut World Health Organization (1994), pemeliharaan peralatan tersebut
dapat dilaksanakan oleh petugas operator alat, tenaga pemeliharaan sarana rumah
sakit, oleh teknisi yang mempunyai pengetahuan khusus tentang peralatan yang
bersangkutan atau oleh tenaga ahli yang mempunyai pengetahuan khusus.
Pernyataan WHO tersebut diatas menunjukkan pentingnya pemeliharaan
peralatan kesehatan, pemeliharaan yang dimaksud WHO adalah pemeliharaan
preventif sebatas pemeliharaan berkala, yaitu pemeliharaan rutin yang harus
dilakukan pada saat-saat tertentu, tidak termasuk pelaksanaan pengujian dan
kalibrasi.
Pelaksanaan pemeliharaan oleh petugas operator yang dimaksud WHO adalah
melaksanakan pengoperasian alat sesuai dengan protap, dimulai dari persiapan
sampai dengan pengemasan dan penyimpanan alat hal ini dapat dilihat pada
contoh
protap pengoperasian alat ECG yang terdapat pada Lampiran 11. Sedangkan
tindakan
pemeliharaan yang dilakukan oleh teknisi yang mempunyai pengetahuan khusus
tentang peralatan kesehatan, adalah tindakan pemeliharaan yang sesuai protap
pemeliharaan alat, yang dimulai dari persiapan alat sampai dengan pelaporan
kecuali
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit
Kota Medan, 2008.
USU e-Repository 2008
pelaksanaan pengujian dan kalibrasi (pelaksanaan point 3.6 sampai dengan 3.9)
sebagaimana terdapat pada Lampiran 12, tentang protap pemeliharaan alat ECG.

Hasil penelitian Solehudin (1999), yang berjudul Pengembangan rancangan


sistem pemeliharaan alat-alat medis di rumah sakit Tanggerang, menyebutkan
bahwa peralatan medis yang pemeliharaannya cukup dilakukan oleh operator
adalah
peralatan medis yang terbuat dari bahan logam, karet dan bahan lainnya, yang
tidak
mengandung unsur listrik, mekanik dan elektronik (elektromedik) yang tidak
memerlukan penyetelan, penggantian komponen (komponen elektronik) dan
kalibrasi
dalam pemeliharaannya. Peralatan medis yang pemeliharaannya dilakukan oleh
tenaga IPSRS adalah peralatan yang didalamnya mengandung unsur listrik dan
mekanik dan tidak mengandung unsur elektronik (elektromedik), memerlukan
tindakan penyetelan atau penggantian beberapa bagian/komponen dalam
pemeliharaannya tetapi tidak memerlukan tindakan kalibrasi.
Teknisi Instalasi Prasarana Rumah Sakit (IPSRS), dapat melakukan
pemeliharaan alat kesehatan dimaksud, dengan anjuran agar
teknisi IPSRS
tersebut
terlebih dahulu mendapat pelatihan tentang pemeliharan peralatan kesehatan
dimaksud, atau dengan mengikuti pelatihan/magang di rumah sakit terdekat seperti
RSUP.H. Adam Malik sebagai rumah sakit umum pusat dan pendidikan di propinsi
Sumatera Utara, sehingga teknisi IPSRS tersebut dapat diandalkan minimal
melaksanakan pemeliharaan preventif alat sederhana.
Menurut standar kebutuhan tenaga minimal teknisi elektromedik (ATEM)
untuk rumah sakit pemerintah kelas A adalah 12 orang, kelas B, 8 orang, kelas C, 2
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit
Kota Medan, 2008.
USU e-Repository 2008
untuk rumah sakit pemerintah kelas A adalah 12, kelas B, 8 orang, kelas C, 2orang
dan kelas D, 1 orang (Depkes, 2003). Standar kebutuhan tenaga minimal tersebut
ditujukan untuk rumah sakit pemerintah, tetapi seyogyanya rumah sakit swasta
atau
rumah sakit lain khususnya rumah sakit yang sudah memiliki jumlah peralatan yang
banyak dan memiliki peralatan kesehatan yang canggih, sudah saatnya memiliki
teknisi khusus peralatan kesehatan (teknisi elektromedik).
5 .1.2. Dana / Biaya
Dana merupakan unsur penting yang harus ada dalam suatu kegiatan sistem
pemeliharaan,
karena
ketersediaannya
dana
pemeliharaan
alat
akan
mempengaruhi
kondisi peralatan yang baik dan laik dan akan mempengaruhi kinerja rumah sakit
dalam segi pelayanan maupun segi finansial. Berdasarkan hasil penelitian bahwa
semua rumah sakit responden sebanyak 30 rumah sakit (100%) mempunyai dana
untuk pemeliharaan alat.
Sebagaimana disebutkan dalam Pedoman Operasional Pemeliharaan
Peralatan Kesehatan Depkes (2001), bahwa Pemeliharaan peralatan kesehatan
elektromedik merupakan suatu upaya yang dilakukan agar supaya peralatan
kesehatan
selalu dalam kondisi laik pakai, dapat difungsikan dengan baik dan menjamin usia
pakai lebih lama. Aspek-aspek yang berkaitan dalam pelaksanaan pemeliharaan
yaitu Sumber daya manusia (SDM), fasilitas dan peralatan kerja, dokumen

pemeliharaan, suku cadang dan bahan pemeliharaan. Aspek-aspek ini pada


umumnya
memerlukan pembiayaan.
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit
Kota Medan, 2008.
USU e-Repository 2008
Biaya pemeliharaan meliputi biaya pemeliharaan preventif, korektif dan
darurat. Biaya pemeliharaan preventif antara lain biaya pembelian bahan
pemeliharaan dan bahan penggantian bagian alat (manset, balon, air raksa, oli,
dsb.),
biaya pengujian unjuk kerja dan keamanan alat (kalibrasi). Biaya pemeliharaan
korektif antara lain biaya perbaikan overhaul suction pump (pembelian oli, klep,
membran). Biaya pemeliharaan darurat adalah biaya perbaikan mendadak atas
kerusakan alat, pada mumnya perbaikan darurat dilaksanakan oleh teknisi luar
(pihak
ketiga.
Pada umumnya beberapa responden mengatakan besar dana pemeliharaan
yang disetujui biasanya tidak selalu mencukupi untuk pemeliharaan peralatan
setiap
tahunnya, untuk itu diambil kebijakan dengan skala prioritas, diutamakan untuk
pemeliharaan peralatan yang sangat penting dalam pelayanan kesehatan.
5.1.3. Sarana
Sarana adalah alat pendukung untuk kegiatan pemeliharaan yang meliputi
tempat atau ruangan kerja (workshop ), peralatan kerja dan bahan pemeliharaan.
Rumah sakit yang mempunyai ruangan kerja / workshop sebanyak 4 rumah
sakit atau 13,3%. Selain untuk kegiatan pemeliharaan peralatan kesehatan,
workshop
tersebut dimanfaatkan untuk menyimpan peralatan kerja, bahan-bahan
pemeliharaan,
suku cadang, dokumen teknis termasuk inventaris peralatan dan laporan
pemeliharaan.
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit
Kota Medan, 2008.
USU e-Repository 2008
Rumah sakit yang belum memiliki ruangan kerja sebanyak 26 rumah sakit
atau 86,7%, hal ini mengingat kegiatan pemeliharaan alat dilakukan oleh operator
alat yang bersangkutan cukup di ruang dimana alat dipasang, untuk perbaikan alat
atau pemeliharaan darurat dilaksanakan oleh teknisi suplier alat atau teknisi dari
luar
rumah sakit di ruang dimana alat disimpan.
Menurut standar luas ruangan workshop atau ruang IPSRS untuk rumah sakit
pemerintah kelas C adalah 130 m2, dan untuk rumah sakit kelas D adalah 70m2,
(Depkes 1982).
Rumah sakit yang mempunyai peralatan kerja sebanyak 15 rumah sakit atau
50 % yang dimaksud peralatan kerja disini adalah peralatan kerja untuk mendukung
pelaksanaan pemeliharaan alat kesehatan, minimal memiliki peralatan kerja listrik
sederhana, seperti tool set dan alat ukur listrik (AVO meter), sedangkan peralatan
kerja yang dimiliki RSUP. H.Adam Malik adalah peralatan kerja dan alat ukur yang
paling sederhana sampai peralatan dan alat ukur yang digunakan untuk kegiatan

pemeliharaan preventif alat elektromedik menengah seperti alat ukur KVP meter,
ECG simulator, dan yang lainnya, sampai dengan tahun 2006 RSUP. H. Adam Malik
mempunyai 49 unit peralatan kerja.
Rumah sakit yang belum mempunyai peralatan kerja, disebabkan rumah sakit
tersebut belum mempunyai teknisi, belum mempunyai ruangan / workshop , dan
pemeliharaan yang dilakukan adalah pemeliharaan darurat, yaitu pemeliharaan
yang
dilakukan karena terjadi kerusakan mendadak, dan perbaikannya dilakukan oleh
teknisi alat dari luar.
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit
Kota Medan, 2008.
USU e-Repository 2008
Menurut standar peralatan, ruang dan tenaga kesehatan rumah sakit kelas C
Depkes (1994), bahwa jumlah peralatan kerja listrik & AC, dan peralatan kerja
elektromedik & laboratorium masing-masing adalah 41 jenis (Lampiran 10).
Rumah sakit yang menyediakan bahan pemeliharaan sebanyak 19 rumah sakit
atau 63,3%. Bahan pemeliharaan ialah bahan-bahan yang diperlukan untuk
pemeliharaan sebagai contoh cairan pembersih (soapy solution) untuk
membersihkan
lampu operasi, kain pembersih/lap, desinfecting solution untuk membersihkan
inkubator perawatan, oli untuk pemeliharaan suction pump dan bahan lainnya.
Rumah sakit yang telah melaksanakan pemeliharaan preventif sendiri seperti
RSUP.H.Adam Malik mengelompokkan bahan habis pakai atau bagian alat yang
frekwensi penggatiannya tinggi sebagai bahan pemeliharaan, seperti manset,
balon,
air raksa merupakan bahan pemeliharaan untuk alat tensimeter.
Bahan pemeliharaan dan peralatan kerja setiap alat dapat dilihat dalam
dokumen teknis dari masing-masing pabrik pembuat alat (Depkes, 2001).
5.1.4. Pedoman
Pedoman adalah merupakan buku atau berkas yang berisi petunjuk untuk
melaksanakan pemeliharaan yang meliputi dokumen teknis dari pabrik pembuat
alat,
prosedur tetap (protap) pengoperasian alat, dan protap pemeliharaan alat. Rumah
sakit yang mempunyai dokumen teknis (dan menyimpannya dengan baik) adalah
sebanyak 19 rumah sakit atau 63,3%, lebih banyak dibandingkan dengan rumah
sakit
yang mempunyai dokumen teknis dibawah 30%. Jumlah rumah sakit yang
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit
Kota Medan, 2008.
USU e-Repository 2008
mempunyai dokumen teknis umumnya memiliki dokumen teknis antara sekitar 30
sampai 50% dari peralatan yang ada, hal ini disebabkan dokumen teknis alat yang
sudah lama tidak dapat ditemukan, sedangkan beberapa dokumen teknis peralatan
yang baru ada yang belum diberikan oleh suplier alat.
Dokumen teknis adalah dokumen yang menyertai alat pada waktu pembelian
alat kesehatan (elektromedis), yang meliputi brosur, installation manual, installation
report, operating manual, sevice manual yang mencakup schematic diagram, part
list, recomended parts. (Depkes, 2001). Mengingat isi dari berkas dokumen teknis

tersebut sangat diperlukan dalam pelaksanaan pengoperasian dan pemeliharaan


alat ,
dianjurkan kepada rumah sakit untuk mencantumkan persyaratan kelengkapan
dokumen teknis dalam setiap kontrak pengadaan alat kesehatan (elektromedik),
menyimpan dokumen teknis dengan baik, agar dapat dipergunakan pada saat
diperlukan.
Rumah sakit yang mempunyai prosedur tetap (protap) pengoperasian alat
sebanyak 10 rumah sakit atau 33,3%, dan yang belum sebanyak 20 rumah sakit
atau
66,7%.
Protap pengoperasian peralatan adalah prasyarat atau urutan kerja yang
harus
dipenuhi dan dilakukan, sehingga suatu alat dapat difungsikan dengan baik dan
menghasilkan keluaran sesuai dengan fungsinya (Depkes, 2001). Protap
pengoperasian alat dapat membantu operator dalam melaksanakan pengoperasian
alat, dan untuk mencegah terjadinya kesalahan dalam pengoperasian, yang dapat
mengakibatkan terjadinya kerusakan alat.
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit
Kota Medan, 2008.
USU e-Repository 2008
Prosedur tetap (protap) pengoperasian alat kesehatan dibuat pihak rumah
sakit
berdasarkan petunjuk dari dokumen teknis alat dari pabrik pembuat alat, atau
dapat
mengacu kepada protap pengoperasian alat yang telah dibuat Depkes. Protap
peralatan dimaksud dianjurkan dipasang pada dinding di ruang alat berada, dan
rangkap yang lain disimpan sebagai arsip. Contoh salah satu protap pengoperasian
alat yang dibuat Depkes adalah protap pengoperasian alat ECG, seperti terdapat
pada
Lampiran 11.
Rumah sakit yang mempunyai protap pemeliharaan peralatan elektromedik
sebanyak 4 rumah sakit (13,3%), dan yang belum sebanyak 26 rumah sakit atau
86,7%.
Prosedur tetap pemeliharaan adalah prasyarat dan urutan kerja yang harus
dipenuhi dan dilakukan agar pemeliharaan suatu alat dapat dilaksanakan dengan
sebaik-baiknya, sehingga alat tersebut selalu dalam keadaan siap dan laik
pakai.(Depkes, 2001).
Sesuai rekomendasi The American Society for He alth care Engineering,
standar prosedur pemeliharaan terdiri dari 3 kegiatan yaitu pemeliharaan berkala,
inspeksi unjuk kerja dan inspeksi keamanan alat, yang semuanya itu merupakan
pemeliharaan preventif. Dengan demikian ada 3 jenis protap pemeliharaan, yaitu
protap pemeliharaan berkala, protap inspeksi keamanan alat dan protap inspeksi
keamanan alat.
Pemeliharaan berkala adalah pemeliharaan yang harus dilakukan setiap kurun
waktu tertentu, sebagai contoh memberikan pelumasan (oli) untuk peralatan yang
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit
Kota Medan, 2008.
USU e-Repository 2008
mempunyai bagian yang berputar atau bergerak menghidupkan alat (untuk
pemanasan) apabila alat tidak digunakan dalam waktu relatif lama. Penyusunan

protap pemeliharaan alat secara berkala dapat mengacu kepada dokumen teknis
(service manual) alat, atau protap pemeliharaan yang disusun Depkes.
Inspeksi unjuk kerja dan keamanan alat adalah kegiatan pengujian dan
kalibrasi. Protap pengujian dan kalibrasi dimiliki oleh rumah sakit yang mempunyai
peralatan kerja untuk kalibrasi yaitu RSUP. H. Adam Malik, dimana RSUP.H.Adam
Malik mempunyai beberapa peralatan kerja untuk kalibrasi. Pelaksanaan pengujian
dan kalibrasi peralatan kesehatan bagi rumah sakit yang tidak memiliki peralatan
kerja untuk kalibrasi dilakukan oleh BPFK Medan.
Sebagai contoh protap pemeliharaan yang dibuat Depkes adalah seperti
terdapat pada Lampiran 12 yaitu protap pemeliharaan alat ECG.
5.2.
Proses/Pelaksanaan Sistem Pemeliharaan
Pelaksanaan sistem pemeliharaan atau proses meliputi penyusunan
inventarisasi alat, menyusun jadwal pemeliharaan, dan pelaksanaan pemeliharaan
sesuai jadwal.
5.2.1. Inventaris peralatan
Rumah sakit yang mempunyai inventaris peralatan sebanyak 19 rumah sakit
(63,3%), dan yang belum mempunyai sebanyak 11 rumah sakit atau 36,7%. Pada
umumnya daftar inventaris peralatan yang dibuat adalah semua peralatan
kesehatan
yang dimiliki rumah sakit, sedangkan yang dimaksud dengan inventaris pada sistem
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit
Kota Medan, 2008.
USU e-Repository 2008
pemeliharaan alat elektromedik adalah inventaris khusus alat medik dan
elektromedik
(Depkes, 2001), hal ini untuk membantu teknisi atau petugas pengelola alat dalam
memonitor kondisi peralatan kesehatan (elektromedis) yang dimiliki rumah sakit.
Daftar inventaris alat medik menurut Depkes, 2001, terdiri dari Nomor, nama
alat, merek, type, jumlah alat, nama agen, operating manual, service manual dan
keterangan. Nomor adalah nomor urut dari urutan peralatan yang dimiliki rumah
sakit, nama alat adalah nama alat medik dan atau elektromedik.
Merek pada umumnya adalah pembuat alat, karena terdapat beberapa pembuat
alat atau merek untuk satu jenis alat misalnya tensimeter, ada tensimeter merek
Nova, merek ABN. Pesawat Elektrokardiograph merek Fukuda, merek Cardimax,
Pesawat sinar-X, merek Hitachi, merek siemens dan lain sebagainya.
Type pada umumnya menunjukkan ciri khusus alat tersebut yang
berhubungan degan kapasitas dari alat atau ada juga yang berhubungan dengan
karakteristik dari alat. Untuk data merek dan type alat, memudahkan pemilik alat
atau
teknisi untuk pemesanan spare part apabila terjadi kerusakan pada alat tersebut.
Jumlah alat menunjukkan berapa unit atau set alat yang dimiliki rumah sakit,
berapa unit/set alat yang jenisnya sama. Dengan melihat jumlah alat memudahkan
pemilik alat atau tenisi untuk mengecek keberadaan alat tersebut. Satuan alat
disebut
unit apabila alat tersebut merupakan satu kesatuan dalam pengoperasiannya
seperti
pesawat sinar-X, EKG, tensimeter. Satuan set diperuntukkan untuk alat medik seperi

alat bedah (minor surgery set) yang terdiri dari beberapa jenis alat, pisau, pinset
dan
sebagainya.
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit
Kota Medan, 2008.
USU e-Repository 2008
Nama Agen disertai alamat agen diperlukan untuk keperluan apabila terjadi
kerusakan teknis alat atau pengadaan bahan pendukung operasional, apabila alat
memerlukan bahan tersebut dalam pengoperasiannya.
Operating manual dan service manual yaitu dokumen teknis alat yang
menyertai alat pada waktu pengadaannya atau pembeliannya dan sangat penting
keberadaannya, bila belum ada diupayakan unuk mendapatkannya dengan
menghubungi agen alat.
Keterangan dapat diisi dengan tambahan data penting tentang alat yang
tidak
terdapat pada kolom sebelumnya, misalnya tahun pembelian/tahun mulai
digunakan,
kondisi alat baik atau rusak. Tahun pembelian alat penting untuk dicatat untuk
mengetahui umur pemakaian alat sebagai bahan pertimbangan dalam hal apakah
alat
tersebut sudah saatnya diganti dengan yang baru. Selain untuk memudahkan
teknisi
atau pemilik alat dalam mengelola peralatan medik di rumah sakit, inventaris alat
juga diperlukan untuk permohonan izin atau permohonan akreditasi rumah sakit.
Daftar Inventaris alat elektromedik menurut Depkes, 2001, dapat dilihat pada
Lampiran 13.
5.2.2. Jadwal pemeliharaan
Jadwal pemeliharaan bagi setiap alat, sangat diperlukan untuk melaksanakan
pemeliharaan peralatan kesehatan yang terencana (Depkes, 2001). Penyusunan /
pembuatan jadwal pemeliharaan peralatan kesehatan dilakukan pada saat sebelum
pelaksanaan pemeliharaan dilakukan, atau disusun pada tahun sebelum tahun
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit
Kota Medan, 2008.
USU e-Repository 2008
pelaksanaan berjalan. Jadwal pemeliharaan disusun bersamaan dengan penyusunan
program pemeliharaan alat kesehatan untuk setiap tahunnya.
Rumah sakit yang mempunyai jadwal pemeliharaan peralatan kesehatan
sebanyak 4 rumah sakit (13,3%), dan yang tidak mempunyai jadwal 26 rumah sakit
atau 86,7%.
Jadwal pemeliharaan merupakan pedoman waktu kapan saatnya melakukan
pemeliharaan terhadap suatu peralatan kesehatan. Penyusunan jadwal disesuaikan
dengan kondisi masing-masing rumah sakit, dengan mengingat unsur-usur penting
dalam menyusun jadwal antara lain nomor urut, nama alat, jenis pemeliharaan
(pemeliharaan berkala, dan kalibrasi) yang dilakukan, tanggal pelaksanaan
pemeliharaan dan petugas atau nama petugas yang melaksanaan pemeliharaan.
Menurut Solehudin (1999), mengingat banyaknya jumlah dan jenis alat
yang
dimiliki rumah sakit, perlu adanya pemilahan alat kesehatan , yang dikelompokkan
menurut petugas pemeliharanya, yaitu peralatan yang pemeliharaannya dilakukan

petugas operator, peralatan yang pemeliharaannya dilakukan oleh teknisi IPSRS,


teknisi elektromedik, dan peralatan yang dilakukan oleh teknisi dari luar atau pihak
ketiga.
Dokumentasi atau dokumen pemeliharaan merupakan bahan pendukung yang
penting dalam menyusun jadwal pemeliharaan, seperti daftar inventaris alat
kesehatan, dokumen teknis, kartu pemeliharaan alat atau laporan kerja
pemeliharaan
peralatan, dan laporan kalibrasi alat. Data yang terdapat dalam dokumen tenis,
kartu
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit
Kota Medan, 2008.
USU e-Repository 2008
pemeliharaan dan laporan kalibrasi digunakan sebagai dasar penentuan tanggal
pelaksanaan pemeliharaan selanjutnya.
5.2.3. Pelaksanaan pemeliharaan
Rumah sakit yang melaksanakan pemeliharaan peralatan kesehatan sebanyak
10 rumah sakit atau 33,3%, dan yang belum melaksanakan sebanyak 20 rumah
sakit
atau 66,7%.
Pelaksanaan pemeliharaan yang dilakukan oleh rumah sakit yang
mempunyai kategori baik meliputi pemeliharaan yang dilakukan oleh operator
berpedoman pada protap pengoperasian, dan pemeliharaan berkala yang dilakukan
teknisi elektromedik, dengan berpedoman pada protap pemeliharaan dan jadwal
pemeliharaan alat, sedangkan pemeliharaan inspeksi unjuk kerja dan keamanan
alat
(pengujian dan kalibrasi alat kesehatan) dilakukan BPFK Medan.
Pelaksanaan pemeliharaan yang dilakukan rumah sakit lain pada umumnya
melaksanakan pemeliharaan darurat (emergency maintenance), yaitu pemeliharaan
atau perbaikan dilakukan pada waktu terjadi kerusakan alat.
5.3. Output / Kinerja Sistem Pemeliharaan
Kinerja sistem pemeliharaan dapat dilihat dari kartu pemeliharaan alat, atau
laporan kerja pemeliharaan alat, dan laporan pengujian & kalibrasi.

Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit


Kota Medan, 2008.
USU e-Repository 2008
5 .3.1.
Kartu pemeliharaan dan laporan kerja
Rumah sakit yang mempunyai kategori baik dalam hal kartu pemeliharaan
dan laporan kerja pemeliharaan ada 4 rumah sakit (13,3%), dan yang mempunyai
kategori kurang baik 26 rumah sakit atau 86,7%.
Kartu pemeliharaan dan laporan kerja pemeliharaan alat sangat bermanfaat
bagi teknisi, operator dan penangung jawab alat dalam monitoring kondisi alat
tersebut, dan juga sebagai bahan laporan tahunan, yang selanjutnya dievaluasi
untuk

perencanaan kegiatan pemeliharaan dan atau pembelian alat baru pada tahun yang
akan datang.
Kartu pemeliharaan alat dan laporan kerja pemeliharaan alat menurut Depkes
(2001) seperti terdapat pada lampiran 14 dan 15, dalam kartu pemeliharaan
terdapat
uraian kegiatan, hasil dan pelaksanaan pemeliharaan.
5.3.2. Laporan pengujian dan kalibrasi
Pelaksanaan pengujian dan kalibrasi peralatan kesehatan sebagai pelaksanaan
unjuk kerja dan inspeksi keamanan alat dapat dilihat dari laporan pengujian &
kalibrasi, dan sertifikat kalibrasi alat dari BPFK Medan. Rumah sakit yang
mempunyai laporan kalibrasi dan sertitifikat kalibrasi sebanyak 10 rumah sakit atau
33,3%, dan yang mempunyai kategori kurang baik 20 rumah sakit atau 66,7%.
Laporan kalibrasi berisi laporan hasil pengukuran kondisi lingkungan,
kondisi fisik alat dan pengukuran unjuk kerja (kinerja) alat sesuai dengan jenis
keluaran alat, pengukuran keamanan alat dari bahaya listrik untuk peralatan
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit
Kota Medan, 2008.
USU e-Repository 2008
elektromedis, untuk pesawat radiologi keamanan dari bahaya listrik dan radiasi.
Hasil pengukuran tersebut selanjutnya dibandingkan dengan nilai standar, apabila
hasil unjuk kerja alat sesuai dengan standar atau dalam daerah toleransi standar,
maka
alat tersebut dinyatakan laik pakai, kemudian diberi sertifikat kalibrasi dan stiker
laik
pakai untuk ditempekan pada alat yang bersangkutan. Apabila hasil unjuk kerja alat
tidak sesuai atau diluar batas toleransi, maka alat tersebut dinyatakan tidak laik
pakai,
diberi stiker tidak laik pakai. Khusus peralatan radiologi dilakukan pengukuran
paparan radiasi untuk mengetahui keamanan ruangan dan lingkungan ruang
radiologi
terhadap bahaya radiasi.
Pada umumnya rumah sakit mengalibrasi peralatan kesehatannya disesuaikan
dengan dana yang tersedia di rumah sakit, setiap rumah sakit menyusun terlebih
dahulu skala prioritas peralatan mana yang perlu dikalibrasi atau diukur unjuk
kerjanya dan keamanannya seperti terlihat pada Tabel 4.8.
Beberapa rumah sakit mengalibrasi peralatan tertentu disebabkan pentingnya
atau tinggiya frekwensi penggunaan alat,.sehingga kalibrasi peralatan lain ditunda
pelaksanaannya untuk dilaksanakan pada tahun berikutnya.
Beberapa rumah sakit mengalibrasi pesawat X-ray untuk mendapatkan
laporan unjuk kerja / kalibrasi dan laporan unjuk keamanan / laporan pengukuran
paparan radiasi sebagai salah satu syarat untuk melengkapi permohonan /
perpanjangan izin pengunaan pesawat X-ray dari Badan Pengawasan Tenaga Nuklir
(BAPETEN). Beberapa rumah sakit mengalibrasi peralatan kesehatannya dalam
rangka persiapan akreditasi rumah sakit.
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit
Kota Medan, 2008.
USU e-Repository 2008
Bagi rumah sakit yang tidak atau belum pernah melakukan kalibrasi
peralatannya di BPFK disebabkan beberapa hal :

1. Beberapa responden rumah sakit mengatakan bahwa, peralatan


laboratoriumnya telah dikalibrasi oleh supplier alat.
2. Beberapa responden rumah sakit mengetahui manfaat dan kewajiban dari
pelaksanaan kalibrasi peralatan, tetapi tidak dapat melaksanakannya
disebabkan dana yang tersedia untuk pemeliharaan alat tidak mencukupi
setiap tahunnya.
3. Beberapa rumah sakit belum mengetahui adanya permenkes 363 tahun 1998
Mengenai kewajiban rumah sakit untuk mengalibrasi peralatan kesehatannya.

Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit


Kota Medan, 2008.
USU e-Repository 2008
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian analisis sitem pemeliharaan peralatan kesehatan
di rumah sakit kota Medan, dapat disimpulkan sebagai berikut :
a. Sebanyak 86,7% atau 26 rumah sakit belum mempunyai tenaga / teknisi
pemelihara peralatan kesehatan / elektromedik.
b. Dana pemeliharaan khusus peralatan kesehatan yang tersedia di rumah-rumah
sakit tidak dapat mencukupi untuk pemeliharaan peralatan kesehatan sampai
dengan pengujian dan kalibrasi (pemeliharaan preventif secara keseluruhan).
c. Rumah sakit yang belum mempunyai sarana ruangan untuk pemeliharaan
peralatan kesehatan / elektromedik (bengkel) yaitu sebanyak 26 rumah sakit
atau 86,7%. Rumah sakit yang mempunyai sarana peralatan kerja sebanyak 15
rumah sakit atau 50%, dan rumah sakit yang menyediakan bahan
pemeliharaan sebanyak 19 rumah sakit atau 63,3%.
d. Rumah sakit yang mempunyai dokumen teknis sebanyak 19 rumah sakit atau
63,3%. Rumah sakit yang mempunyai protap pengoperasian sebanyak 10
rumah sakit atau 33,3%, dan rumah sakit yang mempunyai protap
pemeliharaan sebanyak 4 rumah sakit atau 13,3%.
e. Rumah sakit yang mempunyai daftar inventaris peralatan kesehatan sebanyak
19 rumah sakit atau 63,3%, yang mempunyai jadwal pemeliharaan sebanyak
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit
Kota Medan, 2008.
USU e-Repository 2008
4 rumah sakit atau 13,3%, rumah sakit yang melaksanaan pemeliharaan
sebanyak 10 rumah sakit atau 33,3%

f. Rumah sakit yang mempunyai laporan kerja pemeliharaan sebanyak 4 rumah


sakit atau 13,3%, dan rumah sakit yang mempunyai laporan kalibrasi dan
sertifikat kalibrasi sebanyak 10 rumah sakit tau 33,3%.
6.2.
Saran
Berdasarkan kesimpulan dan untuk menata sistem pemeliharaan peralatan
kesehatan yang baik di rumah-rumah sakit kota medan, diharapkan kepada :
a. Rumah sakit agar mempunyai teknisi khusus pemelihara alat kesehatan /
elektromedik berlatar belakang pendidikan ATEM. Menurut standar
kebutuhan tenaga minimal dari Depkes, teknisi elektromedik (ATEM) sebagai
teknisi pemelihara peralatan kesehatan/elektromedik untuk rumah sakit
pemerintah kelas D sebanyak 1 orang teknisi, untuk rumah sakit pemerintah
kelas C, 2 orang teknisi, untuk rumah sakit permerintah kelas B 8 orang
teknisi, dan untuk rumah sakit pemerintah kelas A 12 orang teknisi.
b. Rumah sakit agar membuat perencanaan pelaksanaan pemeliharaan peralatan
kesehatan setiap tahunnya disertai besar dana yang diperlukan untuk
pemeliharaan peralatan tersebut, dengan demikian diharapkan pemeliharaan
peralatan kesehatan dapat dilaksanakan dengan baik.
c. Rumah sakit agar mempunyai sarana ruangan khusus pemeliharaan, peralatan
kerja dan bahan pemeliharaan. Menurut standar luas ruang pemeliharaan /
ruang IPSRS untuk rumah sakit pemerintah kelas C adalah 130 m, dan rumah
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit
Kota Medan, 2008.
USU e-Repository 2008
sakit pemerintah kelas D adalah 70 m. Peralatan kerja dan bahan
pemeliharaan yang perlu dimiliki rumah sakit dapat dilihat dalam dokumen
teknis alat yaitu brosur mengenai service manual.
d. Rumah sakit agar dapat melaksanakan manajemen peralatan kesehatan
dengan baik, yang dimulai dengan perencanaan, pelaksanaaan (penyimpanan
dokumen teknis peralatan, dan pelaksanaan pemeliharaan) sampai dengan
pelaporan dan evaluasi.
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit
Kota Medan, 2008.
USU e-Repository 2008
DAFTAR PUSTAKA
Amirin, Tatang, 2000, Menyusun Rencana Penelitian, Raja Grafindo Perkasa, cetakan
keempat, Jakarta.
American Society for Health Care Engineering of the American Hospital Association
1996), Maintenance Management for medical Equipment. (USA: The
American Hospital Associatiun One North Franklin Chicago,IL.60606.
Ariawan,I, 1998, Besar dan Metode Sampel Pada Penelitian Kesehatan, Jakarta,
FKM-UI.
Bronzuy, Joseph P, 1992, Management of Medical Technology, A primer for clinical
Engineering, Butter Worth Heinemann.
Corder,P, 1992, Teknik Manajemen Pemeliharaan cetakan kedua, edisi Indonesia,

PT.Gelora Aksara Pratama, Jakarta.


Dalmy Iskandar dr.H (1998), Rumah Sakit, Tenaga Kesehatan dan Pasien Jakarta,
Penerbit Sinar Grafika.
Departemen Kesehatan & Sosial RI, 2001, Pedoman Operasional dan Pemeliharaan
Peralatan Kesehatan, Jakarta.
Departeman Kesehatan RI., 1992, Pedoman Pemeliharaan Elektrokardiograf,
Direktorat Jenderal Pelayanan Medik, Direktorat Instalasi Medik.
Direktorat Metrologi, 2000, Metrologi melindungi kebenaran dan kepastian hukum
pengukuran kepentingan umum dalam hal jaminan. (Seminar Nasional
Penanganan Peneraan Alat Ukur Kesehatan dan Meter pulsa telepon).
Gani,Ascobat, 1991, Akuntansi Biaya dan Akuntansi Manajerial Rumah Sakit,
(Pelatihan Sistim Akuntansi Rumah Sakit untuk Pimpinan RSU se Jawa
Barat, Bandung 29 Juni 1991).
Janahar, 1991. Penelitian Sistem Monitoring Efek Pengamanan Alat Kesehatan. Pusat
Penelitian dan PengembanganFarmasi.Badan Pengembangan Depkes RI.
Jakarta.
Lembaga Administrasi Negara, 2000, Modul Sosialisasi Sistem Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah, Jakarta.
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit
Kota Medan, 2008.
USU e-Repository 2008
Priel VZ, 1974, Systematic Maintenance Organization, alih bahasa, Lembaga
Manajeman PPM,Mc Donald & Evans LTD.
Permenkes nomor :363/MENKES/PER/1998 tentang Pengujian dan Kalibrasi Alat
Kesehatan pada Sarana Palayanan Kesehatan.
Permenkes nomor : 1184/MENKES/PER/X/2004 tentang Pengamanan Alat
Kesehatan dan Perbekalan Rumah Tangga.
Permenkes nomor : 530/MENKES/PER/IV/2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan.
Permenkes nomor : 1164/ MENKES/PER/VIII/2000 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan.
Solehudin, Pengembangan Rancangan Sistim Pemeliharaan Alat-Alat Medik di
RSUD Tanggerang, 1979.
Suparjo, Upaya Peningkatan Pelaksanaan Manajemen Teknologi Peralatan Medik
Guna Pencapaian Kesesuaian Mutu Pelayanan Medik, Study Kasus di
Perusahaan Jawatan Rumah Sakit Anak dan Bersalin Harapan Kita, 2003.

Undang-undang No. 8 tahun 1999, tentang Perlindungan Konsumen, Jakarta.


Undang-undang No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan, Jakarta.
Undang-undang Republik Indonesia nomor 2 tahun 1981 tentang Metrologi Legal.
World Health Organization, 1994, Maintenance and repair of laboratory, diagnostic
Imaging, and Hospital Equipment, Geneva.

Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit


Kota Medan, 2008.
USU e-Repository 2008
Lampiran 1
DAFTAR PERTANYAAN PENELITIAN
Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan
di Rumah Sakit Kota Medan
1. NOMOR FORMULIR
2. TANGGAL/BULAN/TAHUN
3. NAMA RESPONDEN
4. UMUR
5. JABATAN (DALAM PERALATAN
KESEHATAN)
6. JENIS KELAMIN
7. LAMA TUGAS
8. NAMA RS. TEMPAT TGS/KLS RS.
PENYELENGGARA /PEMILIK RS.
9. ALAMAT TEMPAT TUGAS

A. Sumber Daya Sistem (Input)


1. Sumber Daya Manusia
Apakah ada petugas khusus / teknisi yang melakukan pemeliharaan alat
kesehatan
berapa jumlahnya, dan apa latar belakang pendidikannya,
2. Dana / Biaya
a. Apakah rumah sakit mempunyai dana khusus untuk pemeliharaan alat
kesehatan?

(dana pemeliharaan preventif, korektif, dan darurat) ?


b. Apakah dana pemeliharaan yang tersedia mencukupi setiap tahunnya?

Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit


Kota Medan, 2008.
USU e-Repository 2008
Lampiran 1
3. Sarana
a. Apakah ada ruangan kerja
khusus untuk pelaksanaan pemeliharaan alat
kesehatan
menyimpan dokumen teknis, inventarisasi alat kesehatan, peralatan kerja,
bahan
pemeliharaan?
b. Apakah rumah sakit menyediakan peralatan kerja untuk pemeliharaan alat
kesehatan?
c. Apakah rumah sakit mempunyai bahan pemeliharaan sesuai kebutuhan alat?
4. Pedoman
a. Apakah rumah sakit mempunyai / menyimpan dokumen teknis alat dari pabrik
pembuat alat ?
(dokumen teknis meliputi Brosur, installation manual, installation report,
operating manual, sevice manual yang mencakup schematic diagram, part list,
recomended part)
b. Berapa % jumlah dokumen yang dimiliki/disimpan dari jumlah alat yang dimiliki
rumah sakit ?
c. Apakah rumah sakit mempunyai prosedur tetap pengoperasian alat kesehatan?
d. Apakah rumah sakit mempunyai prosedur tetap pemeliharaan alat kesehatan?
B Pelaksanaan sistem Pemeliharaan Alat Kesehatan (Proses)
1. Apakah rumah sakit sudah mempunyai/menyusun inventaris alat kesehatan ?
2 Apakah rumah sakit sudah mampunyai/menyusun jadwal pemeliharaan alat
kesehatan ( preventif dan krektif) ?
3. Apakah petugas/teknisi rumah sakit (bila mempunyai teknisi) sudah / selalu
melaksanakan tugasnya sesuai jadwal pemeliharaan preventif peralatan
kesehatan?
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit
Kota Medan, 2008.
USU e-Repository 2008
Lampiran 1
4 Apakah rumah sakit sudah melakukan pengukuran unjuk kerja dan inspeksi
keamanan. (pengujian/kalibrasi) peralatan kesehatannya?.
Kalau sudah peralatan apa saja yang pernah diuji/dikalibrasi, dan kapan terakhir
kali dilaksanakan? Dan institusi mana yang melaksanakan ( supplier alat, BPFK
Medan, rumah sakit sendiri).

C. Kinerja pelaksanaan sistem pemeli haraan peralatan kesehatan (output)


1. Peralatan kesehatan (elektromedik) rumah sakit terpelihara dengan baik.
Apakah rumah sakit membuat / mempunyai kaporan kerja pemeliharaan dan
kartu
pemeliharaan alat)
2. Peralatan kesehatan (lektromedik) rumah sakit terpelihara dengan baik, dalam
kondisi baik dan laik pakai.
Apakah rumah sakit mempunyai laporan pengujian & kalibrasi, dan sertifikat
kalibrasi ?
3. Pemeliharaan darurat / perbaikan dilaksanakan oleh pihak ketiga (teknisi suplier
alat, atau teknisi dari luar rumah sakit), (laporan pelaksanaan perbaikan).

Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit


Kota Medan, 2008.
USU e-Repository 2008
Lampiran 2
FORMULIR CEK LIST
Penelitian Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan
di Rumah Sakit Kota Medan
1. Nomor formulir
A. Sumber Daya Sistem (Input)
1. Sumber Daya Manusia
- Teknisi untuk pemeliharaan alkes, ATEM /
STM berpengalaman minimal 5 thn bidang teknik
Alat kesehatan (elektromedik)
- Jumlah

Ada
..........

.........

..........

2. Sarana dan prasarana.


- Ruang khusus/workshop untuk pemeliharaan alat.
- Tool kit / alat penunjang pemeliharaan
- Bahan pemeliharaan
3.
pemeliharaan
- Dana pemeliharaan preventif, kalibrasi, darurat

Tidak ada

.........

.........
........
........

.........
........
........
Dana

..........

.........

4. Pedoman
- Dokumen teknis
- Jumlah dokumen teknis
- Protap pengoperasian alat
- Protap pemeliharaan alat

........
.......%
........
........

........
........
.......
........

Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit


Kota Medan, 2008.
USU e-Repository 2008
Lampiran 2
Ada

Tidak

.........
........
........

........
........
........

- Laporan pelaksanaan pemeliharaan

........

..........

- Laporan pengukuran kinerja /


pelaksanaan pengujian dan kalibrasi

.........

..........

ada
B Pelaksanaan sistem Pemeliharaan Alat Kesehatan (Proses)
- Inventarisasi alat
- Penyusunan jadwal pelaksanaan pemeliharaan
- Pelaksanaan pemeliharaan
C. Kinerja Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan (Output)

Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit


Kota Medan, 2008.
USU e-Repository 2008

Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit


Kota Medan, 2008.
USU e-Repository 2008
Lampiran 4
DAFTAR NAMA RUMAH SAKIT DI KOTA MEDAN
No NAMA RUMAH SAKIT
KL
S
JML
TT ALAMAT PENYELENGGARA
KELOMPOK I
1 RSUP.H.Adam Malik
A 600 Jl.Bunga Lau no. 17 Medan DEPKES RI.
2 RSU.Dr. Pirngadi B 701 Jl.Prof.HM Yamin no 47 Medan
Pemkot. Medan
3 RS. St.Elisabeth B 259 Jl.Haji Misbah no.7 Medan Yy. Santa Elisabeth
KELOMPOK II
4 RS. Dam II Medan C 246 Jl. Putri Hijau no 17 Medan Kesdam I B. Barisan
5 RSPTPN II Tembakau Deli C 275
Jl.Putri Hijau no.15 Medan PTPN II
6 RS. Herna C 168 Jl. Majapahit 118 A Medan Yy.TD. Pardede
7 RS. Haji Medan C 116 Jl. RS. Haji Medan Estate PemProp Sumut
8 RS. Polda Sumut C 127 Jl. KH.Wahid Hasyim no 1 Medan
Diskesjas Polda Sumut
9 RS. Deli C 85 Jl. Merbabu no 18 medan Yayasan Deli
10 RS. Materna C 75 Jl. Teuku Umar no 9-11 Medan Yayasan Materna
11 RS. Methodist C 74 Jl. Thamrin no. 105 Medan Yy. RS.GMI. Gloria
12 RS. Imelda C 70 Jl. Bilal no 24 Medan Yy. Imelda
13 RS. Islam Malahayati C 83 Jl. Diponegoro no 4 Medan Yys RSI Malahati
14 RS. Permata Bunda C 126 Jl.S. Mangaraja 17 Medan Yayasan Kasih Bunda
15 RS. Sari Mutiara Medan
C 147 Jl.Kapt. Muslim no. 79 Medan Yy.Sitanggang
Purba
16 RS. Gleneagles Medan C 50 Jl. Listrik no 6 Medan PT. Nusa Utama Medicalindo
17 RS. Martha Friska C 116 Jl. Yos Sudarso Km 6 Medan PT. Karya Utama Sehat
Sejahtera
KELOMPOK III
18 RS. Glugur D 138 Jl. Adam Malik 221-223 Medan

Yy.dr.Rusdi
19 RS. Bakti D 79 Jl. HM. Joni no 64 Medan Yayasan Amal Bhakti
20 RS. Hisarma D 143 Jl. Gatot Subroto 108 Medan Yayasan Hisarma
21 RS. Wulan Windi 70 Jl. Raya Marelan No. 17 Medan
Yayasan Wulan Windi
22 RS. Maya Sari D 95 Jl. Raya Marelan Medan Yy. Mayasari Medan
23 RS. Bina Sejahtera D 72 Jl. Simpang Kantor Medan l Yy. Bina Sejahtera
24 RS. Mongonsidi D 100 Jl. Monginsidi no 11 Medan Yy.Prof.Dr.Boloni Marpaung
25 RS. Sarah D 69 Jl. Baja Raya no 10 Medan Yayasan Sarah
26 RS.Renata Sakti D 60 Jl.Pesantren S.Sikambing Medan
Yayasan Renata Sakti
27 RS. Advent Medan D 47 Jl. Gatot Subroto Km 4 Medan Yayasan Advent
28 RS. Amal Mulya D 50 Jl.Dolok Sanggul no 5 Medan Yy. RS. Amal mulya
29 RS. Sundari
D 50 Jl. Pinang baris Medan
Yayasan Sundari
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit
Kota Medan, 2008.
USU e-Repository 2008
30 RS. Bahagia Medan D 50 Jl. Bahagia no.85 Medan Yayasan Bahagia
31 RS. Estomihi D 52 Jl.S. Mangaraja 235 Medan Yayasan Letare
32 RS. AL Belawan D 31 Jl. Bengkalis Belawan Medan Diskes Lantamal
33 RS. TNI AU.Dr. Abdul Malik D 30
Jl.Imam Bonjol no 50 Medan Jankes TNI AU
34 RS. Samaria D 23 Jl.Sumatera 88 Belawan Yy.. RS Samaria
35 RS. Pelabuhan Medan
D 54 Jl. Sumatera Belawan Medan PT. PELINDO I
Medan
36 RS. Alqadri D 47 Jl. Binjai Km 7 no 23 Medan Yayasan Alqadri
37. RS. Martondi D 46 Jl.Letda Sujono no 80-82 Medan
Yayasan. Al Hamidi
38 RS. Sehat D 30 Jl. Letda Sujono no.20 E Medan
Yy. Sehat Medan
39 RS. Bandung D 50 Jl. Mistar Medan Yayasan Bandung
40 RS. Dewi Maya D 50 Jl. Surakarta Medan
41 RS. Vina Estetica D 50 Jl. Iskandar Muda Medan Yy. Vina Estetica
42 RS. Siti Hajar D 50 Jl. Jamin Ginting Medan
43 RS. Methodis SW D 50 Jl. Setia Budi Psr 2 Medan Yy. Gereja Methodist
44 RS. Melati D 50 Il. Timor no 27 Medan
45 RS. Mitra Sejati D 50 Jl. Karya Jasa Medan Johor Yy. Mitra Sejati
46 RS. Sri Ratu D Jl Nibung Raya
47 RS. Delima
D 50 Jl. KL.Yos Sudarso Km.36 Martubung Medan
Yy. Delima
48 RS. Harapan Mama D 50 Jl. Manda;la By Pass Medan
49 RS. Sufina Azis D 50 Jl. Karya Baru no. 1 Medan Barat
50 RS. Bina Kasih
51
52
53
54
55

D 50 Jl. TB. Simatupang 148 Medan Sunggal

RS. Ibnu Saleh


D 50 Jl. HM. Joni Medan
Yy. Ar-Rahman
Rs. Sari Cipta D 30 Jl. Simpang kantor Medan
RS. Adenin Adenan D 50 Jl. S. Mangaraja no.8 Medan Prof. Adenin Adenan
RS. Mitra Medika D 50 Jl. Kol.Yos Sudarso Medan
RS. Mitra Persada D 50 Jl. Jamin Ginting Medan

56 RS. Fajar D 50 Jl. Cempaka no.35 Medan Polonia


57
58
59
60

RS. Mandiri D 50 Jl. Cendana no.2 Medan Timur PT. PJKA


DRS. Al Umah D 50 Jl. Utama no. 211 Medan
RS. Farigul D 50 Jl. Karya Wisata Medan
RS. Ar Ridho D 30 Jl. Karya Jaya Medan

Sumber BPFK Medan, 2005, dan Dinkes Kota Medan, 2007.

Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit


Kota Medan, 2008.
USU e-Repository 2008
Lampiran 5
DAFTAR NAMA RUMAH SAKIT YANG MENJADI SAMPEL PENELITIAN
No NAMA RUMAH SAKIT
KL
S
JMLH
TT ALAMAT PENYELENGGARA
1 RSUP.H.Adam Malik
A 600 Jl.Bunga Lau No. 17 Medan DEPKES RI.
2 RS. St.Elisabeth Medan B 259 Jl. Haji Misbah No. 7 Medan Yy. Santa Elisabeth
3 RSPTPN II Tembakau Deli C 275
Jl. Putrii Hijau No. 15 Medan PTPN II
4 RS. Haji Medan C 250 Jl. RS. Haji Medan Estate Yayasan
5 RS. Deli C 85 Jl. Merbabu no 18 medan Yayasan Deli
6 RS. Methodist C 74 Jl. Thamrin no. 105 Medan Yy. RS.GMI. Gloria
7 RS. Islam Malahayati C 83 Jl. Diponegoro no 4 Medan Yy. RSI Malahati
8 RS. Sari Mutiara Medan
C 147
Jl.Kapt. Muslim no. 79 Medan Yy.Sitanggang Purba
9 RS. Martha Friska C 116 Jl. Yos Sudarso Km 6 Medan PT.Karya Utama SS.
10 RS. Bhakti D 79 Jl. HM. Joni no 64 Medan Yayasan Amal Bhakti
11 RS. Wulan Windi D 70 Jl. Raya Marelan No. 17 Medan
Yayasan Wulan
Windi
12 RS. Bina Sejahtera D 72 Jl. Simpang Kantor Medan Yy. Bina Sejahtera
13 RS. Sarah D 69 Jl. Baja Raya no 10 Medan Yayasan Sarah
14 RS. Advent Medan D 47 Jl. Gatot Subrato Km 4 Medan Yayasan Advent
15 RS. Sundari
D 50 Jl. Pinang baris Medan
Yayasan Sundari
16 RS. Estomihi D 52 Jl.S. Mangaraja 235 Medan Yayasan Letare
17 RS. Dr. Abd. Malik D 30 Jl. Imam Bonjol no 50 Medan Jankes TNI AU
18 RS. Pelabuhan Medan
D 54 Jl. Sumatera Belawan Medan PT. PELINDO I Mdn

19 RS. Martondi D 46 Jl.Letda Sujono no 80-82 Medan


Yayasan. Al Hamidi
20 RS. Bandung D 50 Jl. Mistar Medan Yayasan Bandung
21 RS. Vina Estetica D 50 Jl. Iskandar Muda Medan Yy. Vina Estetica
22 RS.Methodist SW.
D 50 Jl. Setia Budi Medan Yy. Gereja Methodist
23 RS. Mitra Sejati D 50 Jl. Karya Jasa Medan Johor Yy. Mitra Sejati
24 RS.Delima
D 0 Jl. KL. Yos Sudarso Km. 36 No. 23 Martubung Medan
25 RS. Sufina Azis D 50 Jl. Karya Baru no. 1 Medan Barat
Yayasan
26 RS. Ibnu Saleh
D 50 Jl. HM. Joni Medan
Yy. Ar-Rahman
27 RS. Adenin Adenan D 50 Jl. S. Mangaraja no.8 Medan Prof.Adenin Adenan
28 RS. Mitra Persada D 50 Jl. Jamin Ginting Medan
29 RS. Mandiri D 50 Jl. Cendana no.2 Medan PT. PJKA
30 RS. Farigul D 50 Jl. Karya Wisata Medan

Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit


Kota Medan, 2008.
USU e-Repository 2008
Lampiran 6
PROSEDUR TETAP PELAYANAN PENGUJIAN DAN KALIBRASI
1. Prosedur Tetap Pelayanan Kalibrasi di Rumah sakit
1. Rumah sakit yang akan mengalibrasi alat kesehatannya membuat surat
permohonan /permintaan pelayanan kalibrasi yang ditujukan ke BPFK
Medan, disertai daftar alat yang akan dikalibrasi. Pada umumnya surat
permintaan pelayanan kalibrasi ini didahului dengan adanya surat dari BPFK
Medan yang mengingatkan bahwa masa kalibrasi alat Rumah Sakit tersebut
sudah / akan berahir, atau karena rumah sakit memerlukan pelayanan kalibrasi
dalam rangka akreditasi rumah sakit, atau adanya alat kesehatan yang baru.
2. BPFK Medan membuat surat penawaran harga dan sekalian menentukan
tanggal pelaksanaan kalibrasi.
3. Rumah Sakit membuat surat jawaban bahwa Rumah Sakit menyetujui
pelaksanaan kalibrasi sesuai penawaran dari BPFK Medan.
4. Tehnisi kalibrasi melaksanakan kalibrasi di Rumah Sakit sampai selesai.
5. Hasil pengukuran diproses / dihitung di Laboratorium BPFK Medan, hasil
pengukuran tersebut dibandingkan dengan nilai standar atau ketentuan standar
nasional atau internasional.yang selanjutnya dibuat laporannya, apabila alat
yang dikalibrasi serta masih dalam ambang batas yang ditentukan atau laik
pakai, maka dibuat sertifikat dan label/stiker laik pakai.
6. Hasil laporan, sertifikat dan label laik pakai dikirimkan ke Rumah Sakit
disertai penagihan biaya kalibrasi.
2. Prosedur Tetap Pelayanan Kalibrasi di BPFK Medan
1. Rumah Sakit mengirimkan surat permintaan kalibrasi disertai daftar alat yang
akan dikalibrasi,atau memberi kabar via telepon.

Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit


Kota Medan, 2008.
USU e-Repository 2008
2. BPFK Medan memberikan penawaran harga yang dikirimkan ke Rumah Sakit
dengan melalui fax atau via pos.
3. Setelah Rumah Sakit menyetujui penawaran tersebut, maka staf Rumah Sakit
akan membawa alatnya ke laboratorium kalibrasi pada waktu yang telah
disepakati bersama antara Laboratorium dan pihak Rumah Sakit.
4. Laboratorium akan memberikan surat tanda terima disertai tanggal alat
terserbut selesai dikalbrasi.
5. Teknisi kalibrasi melaksanakan kalibrasi alat dilaboratorium kalibrasi BPFK
Medan, sampai dengan pembuatan laporan, apabila hasil pengukuran alat
tersebut masih dalam nilai ambang batas, atau laik pakai maka dibuat
sertifikat kalibrasi dan label laik pakai.
6. Pemberitahuan ke rumah sakit bahwa alat telah selesai di kalibrasi.
7. Pemilik alat (rumah sakit) akan mengambil alat pada atau setelah waktu yang
dijanjikan.

Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit


Kota Medan, 2008.
USU e-Repository 2008
Lampiran 7
KEMAMPUAN PELAYANAN KALIBRASI BPFK MEDAN TAHUN 2006
NO NAMA ALAT NO NAMA ALAT
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
.
Alat Hisap Medic / Suction pump
Ultrasonogrph
Anesthesi tanpa liquid
Anesthesia dengan liquid
Ventilator
Ultrasoud therapy
Defibrillator
Electrocardiograph (ECG)
Infusion pump
Syringe pump
Inkubator perawatan
Spectrophotometer
Analytical Balance (timbangan)
Automatic processing film
Bed side Monitor
Central Monitor
Nebulizer
Water Bath
Autoclave
Photo therapy
Pulse Oximetri
Blood Pessure Monitor
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.

36.
37.
38.
39.
40.
41.
42.
43.
44.
Centrifuge
Angiography
Dental panoramic
Dental X-Ray
Mobile Unit X-Ray
Mobile C-Arm
Mammography
CT- Scan
General Purpose X-Ray
Tread mill
Light Source (Lampu operasi)
ECG Monitor
Sphygmomanometer (Tensimeter)
Electro Surgery Unit (ESU)
Ultra Violet Sterilizer
Electro Encephalograph (EEG)
Spirometer
Audiometer
Vacum Extractor
Stirer
Fetal Detector
Diathermy

Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit


Kota Medan, 2008.
USU e-Repository 2008
Lampiran 8
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
Kutipan Lampiran
Peraturan Menteri Kesehatan
RI.

Nomor :
363/Menkes/PER/IV/1998
Tanggal : 08 April 1998.
DAFTAR ALAT KESEHATAN
YANG WAJIB DIUJI DAN / ATAU DIKALIBRASI
NO NAMA ALAT NO NAMA ALAT
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
After Loading
Alat Bedah Frek. Tinggi (elektrosurgery)
Alat Hisap Medik (Suction Pump)
Anaesthesia Unit
Audiometer
Arrytmia Monitor

Autoclave Table
Ama Bronchial
Amnioscope
Automatic Film Processing
Accupuncture Therapy
Analgesia
Analitical Balance
Automatic Microplate Laser
Blood Chemistery Analyzer
Blood Gas Analyzer
Blood Pressure Monitor
Blood Solution Warmer
Bed Side Monitor
Bronchoscope
Blood Cell Counter
Cardiac Stress Test
Cardotocograph
Central Monitor
Centrifuge
CT.Scanner Whole Body
CT.Scanner Head
Central Gas Medik
Cough Examination
Cardio Pulmonary
CO2 Analyzer
Defibrillator
Defirillator Monitor
Dental Unit
Diathermy
Duadone Fiberscope Therapy
37.
38.
39.
40.
41.
42.
43.
44.
45.
46.
47.
48.
49.
50.
51.
52.
53.
54.
55.

56.
57.
58.
59.
60.
61
62.
63.
64.
65.
66.
67.
68.
69.
70.
71.
72.
Echocardiograph
Electrocardiograph Monitor
Elektrocardiograf
Electroconvulsion Therapy
Electrolite Analyzer
Electromyograph
Electristimulator
Endoscopy Unit
ENT Treatment
Examination Lamp
Electro country treatment
Elactrogravimetri
Foetal Detector
Finger Muscle Therapy
Flame Photometer
Tele Gama Therapy
Gas Cromatograph
Haemodialysia
Hydrotubator
Haed Lamp
Horizontal Sterilizer
Hydro Extractor
Infusion Pump
Inkubator Perawatan
Instrument Washer
Infra Red Lamp
Iso Enzym Electrophoresis
Imno Electrophoresis
Laboratory Incubator
Laboratory Refrigerator
Laser Coagulator
Laser Surgical Unit
Ligth Source

LINAC
Laser Lithotripsy
Laser Therapy
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit
Kota Medan, 2008.
USU e-Repository 2008
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NO NAMA ALAT NO NAMA ALAT
73.
74.
75.
76.
77.
78.
79.
80.
81.
82.
83.
84.
85.
86.
87.
88.
89.
90.
91.
92.
93.
94.
95.
96.
97.
98.
99
Limphatic Physiotherapy
Microscope Laboratory
Microtome
Mobile Operating LamMagnetic Resonant Imaging
Nebulizer
Nesofaringoscope
Operating Lamp Ceiling Type
Operating Microscope
Oxygen Tent
Pace Maker
PH Meter
Photo Therapy Unit

Protombln Meter
Pulse Oximeter
Phonocardiograph
Pleurel Biopsy
Photo Fundus Unit
Preceslon Balance
Photo Meter
Respiration Apparatus
Resuscitator
Refractometer
Retinoscope
Refrigerator
Spectrophotometer
Spirometer
100.
101.
102.
103.
104.
105.
106.
107.
108.
109.
110.
111.
112.
113.
114.
115.
116.
117.
118.
119.
120.
121.
122.
123.
124.
125.
Stirer
Suction Thorax
Thyroid Up Take
Trombelastrograph
TL. Cromatograph
Ultrasonic Cleaner
Ultrasonography
Ultrasonic Pachymeter
Ultra Violet Unit
UV. Sterilizer

Vacum Extractor
Vector Cardiograph
Ventilator
Viscometer
Water Bath
Water Destillator
X-Ray Angiography
X-Ray Dental Panoramic
X-Ray Dental Unit
X-Ray Mobile C Arm
X-Ray Mobile Unit
X-Ray General Purpose
X-Ray stimulator
X-Ray Therapy
X-Ray Tomography
X-Ray Mamography

Ditetapkan : Di Jakarta
Pada tanggal : 08 April 1998
Menteri Kesehatan RI.,
Dto.
Prof.Dr. F.A. MOELOEK

2 dari 2
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit
Kota Medan, 2008.
USU e-Repository 2008
Lampiran 9
PROSEDUR TETAP PENGUJIAN / KALIBRASI ELECTROCARDIOGRAPH (ECG)
Electrocardiograph (ECG) adalah alat untuk menditeksi jantung, dengan
menempelkan beberapa elektroda pada posisi tertentu pada permukaan kulit
Pasien.
1. Melakukan pendataan dan pengujian
1.1. Pendataan Administrasi,
1.2. Data Sarana pelayanan kesehatan / Rumah Sakit
1.3. Data Alat
1.4. Uji Kualitatif
1.4.1. Pengukuran kondisi lingkungan

1.4.2. Pemeriksaan kondisi fisik dan fungsi alat


1.5. Uji Kuantitatif
1.5.1. Pengujian keselamatan listrik
1.5.2. Pengujian Kinerja
2.
1.
2.
3.
4.

Peralatan Ukur
ECG Simulator LH-3
Electrical Safety Analyzer
Parameter Tester
Dial Calipper

3. Standard Acuan
3.1. Buku Pengoperasian alat ECG Simulator LH - 3
3.2. ECRI
3.3. IEC 601
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit
Kota Medan, 2008.
USU e-Repository 2008
4. Metode Pengujian Menggunakan :
4.1. Instruksi Kerja Kalibrasi Electrocardiograph .
4.2. Petunjuk Pengujian dari IEC 601
4.3. Petunjuk Pengujian dari ECRI 41005
5. Prosedur Pengujian Keselamatan Listrik
5.1. Persiapkan alat Electrical Savety Analyzer
5.2. Lakukan pengukuran sesuai urutan dari format 7.1.
6. Prosedur pengujian/kalibrasi kinerja Electrocardiograph
Persiapkan alat ECG Simulator LH-3 Biotek
Persiapkan alat ECG Yang akan diuji hubungkan masing masing
elektroda pada ECG Simulator LH- 3, hidupkan ECG.
Untuk Pengukuran BPM tekan tombol No. 2 ( ECG Rate ) tekan Enter
pilih BPM yang terendah, Misalnya 30 BPM tekan start pada ECG untuk
melakukan perekaman.
Lakukan dengan beberapa tingkat frekuensi hingga maksimal, rekam
/cetak masing masing pengukuran BPM.
Untuk Sensitivity tekan tombol No. 3 ( ECG Ampl ) lakukan perekaman
untuk masing masing sensitivity.
Untuk pengujian paper speed tekan tombol 125 lakukan perekaman untuk
kecepatan kertas 25mm/sec dan 50mm/sec.
Berikan tanda pada masing masing hasil pengujian/pengukuran yang
direkam / dicetak untuk analisa data.
7. Telaah Teknis
7.1. Keselamatan listrik ( Mengacu pada IEC 601 )

Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit


Kota Medan, 2008.
USU e-Repository 2008
No. Parameter Uraian Ambang Batas
1. Tegangan jala - jala 10%
2. Tahanan isolasi
catudaya
Terhadap pembumian > 50 M
Polaritas normal dengan
pembumian
100A
Polaritas normal tanpa pembumian 500A
Polaritas terbalik dengan
pembumian
100A
3. Arus bocor pada
selungkup
Polaritas terbalik tanpa pembumian 500A
RA dengan pembumian 10A
LA dengan pembumian 10A
C dengan pembumian 10A
RL dengan pembumian 10A
RA tanpa pembumian 50A
LA tanpa pembumian 50A
C tanpa pembumian 50A
RL tanpa pembumian 50A
RA terhadap semua elektroda 10A
LA terhadap semua elektroda 10A
RL terhadap semua elektroda 10A
4. Arus bocor pada
electrode
LL terhadap semua elektroda 10A
7.2. Kinerja ( Mengacu pada ECRI)
No. Parameter Toleransi
1. Calibrasi 1 mV 5 %
2. Heart Rate Calibration pulse 5 BPM
3. Paper Speed 2 %
7.3. Fisik dan Fungsi ( Mengacu pada ECRI )
No. Komponen Batasan
1. Badan dan permukaan Bersih, utuh, kuat, tidak ada tanda kesalahan
pemakaian
2. Kabel catu daya Tidak rusak, isolasi kabel tidak terkelupas/lapuk
dan sambungan kabel tidak putu
3. Kabel kabel Isolasi kabel tidak patah pada setiap gerakan
(lekukan dan putaran )
4. Tusuk kontak Tidak rusak dan tidak ada baut kendur. Konduktor
tidak cacat, koneksi 3 kabel terhubung

Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit


Kota Medan, 2008.
USU e-Repository 2008
No. Komponen Batasan
5. Tombol dan saklar Tidak ada cacat akibat jari atau pena. Kedudukan
tidak bergeser dan bantalannya aman.
6. Indikator dan tampilan Saat saklar bekerja lampu menyala, meter
menunjuk dan tampilan visual terlihat khusus tujuh
segmen, semua segmennya bekerja.
7. Electroda Kondisi fisik bersih dan tidak berkarat, tidak ada
sisa gel atau cairan yang menempel.
8. Batery/Charger Kondisi fisik dan konektor baik, jika di- hubungkan
kekontak hubung lampu indicator menyala dan
charger bekerja. Alat tetap bekerja walaupun
hubungan ke kontak hubung dilepas.
9. Alarm Alarm berbunyi, volume dapat diatur, fungsi silent
alarm dan reset bekerja.
8. Penyajian Hasil Kalibrasi
Hasil kalibrasi disajikan menggunakan formulir ( Electrocardiograph ).
9. Kesimpulan
9.1. Lulus Pengujian, diberikan :
9.1.1. Sertifikat
9.2.1. Hasil Pengujian
9.2.2. Label lulus pengujian
9.2. Tidak lulus pengujian, diberikan
9.2.1. Laporan
9.2.2. Label tidak lulus pengujian
10. Saran
Berisi anjuran kepada pemilik alat.
11. Masa berlaku
Sertifikat dan label lulus pengujian berlaku dalam kurun waktu 1 ( satu )
tahun, terhitung mulai tanggal, bulan dan tahun pengujian. ( SK,Menkes No.
363 tahun 1998).
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit
Kota Medan, 2008.
USU e-Repository 2008
Lampiran 10
DAFTAR PERALATAN KERJA LISTRIK & AC dan
PERALATAN KERJA ELEKTROMEDIK & LAB. Untuk RSU KELAS C
No. Peralatan Kerja listrik &AC Jumlah No. Peralatan Kerja
elektromedik&Lab
Jumlah
1. AVO meter 2 buah 1. Oscilloscope, dual chanel 1 buah
2 Megger 1 buah 2 Signal generator 1 buah
3. Electric engineer toolkit 2 set 3 DC. power supply 1 buah
4. Bor listrik tangan 1 buah 4. Voltage regulator 1 buah

5. Kunci pas 1set 5 AVO Meter 2 buah


6. Kunci Inggris besar 1 buah 6 Ground tester 1 buah
7. Kunci Ingris kecil 1 buah 7 Solder (15,20,30 watt) @ 1 bh
8. Kunci L 1 set 8 Soldering suction 2 buah
9. Kunci Shock 1 set 9 Pinset 1 buah
10. Kunci ring 1 set 10 Obeng + 1 set
11 Tang ampere 1buah 11 Obeng 1 set
12. Tang kombinasi 2 buah 12 Obeng trimer 1 set
13 Tang potong 2 buah 13 Obeng jam 1 set
14. Tang pengupas kabel 2 buah 14 Obeng L 1set
15. Tang lancip 2 buah 15. Tang kupas kabel 2 buah
16. Tang lancip bengkok 2 buah 16. Tang potong 2 buah
17. Press sepatu kabel 4-50 mm 1 buah 17. Tang lancip lurus 2 buah
18. Solder listrik 1 buah 18. Tang lancip bengkok 2 buah
19. Pisau kupas kabel 2 buah 19. Tang kombinasi 2 buah
20. Obeng + 1 set 20. Ring holder 2 buah
21. Obeng 1 set 21. Kunci pas (cm) 1 set
22. Obeng L 1set 22. Kunci pas (inch0 1 set
23. Kikir halus 1 set 23. Kunci L (cm) 1 set
24. Test pen 2 buah 24. Kunci L (inch) 1 set
25. Roll meter 2m & 5 m @ 2 buah 25. Kunci Inggris besar 1 buah
26. Sigmat 1 buah 26. Kunci Inggris kecil 1 buah
27. Meja kerja 1 buah 27. Kikir halus 1 set
28. Winding machine manual 1 buah 28. Vaccum cleaner 1 buah
29. High voltage tester 1 buah 29. Ragum kecil 1 buah
30. Isolation tester 1 buah 30. Bangku kerja 1 buah
31. Isolation stick 1 buah 31. ECG Simulator 1 buah
32. High voltage hand glove 2 buah 32. Frekwensi generator 1 unit
33. Lampu senter 2 buah 33. Rak komponen 1 set
34. Tangga aluminium 2 buah 34. Patern generator 1 buah
35. Tangga sandar 4 meter 2 buah 35. Oven 1 buah
36. Sabuk pengaman 3 buah 36. Martil karet (besar, kecil) 1 buah
37. Press sepatu kabel (hidrolic) 1 unit 37. Martil plastic (besar,kecil) 1 buah
38. Pistol paku beton 1 unit 38. Electronic tool 2 buah
39. Baterry charger 1 unit 39. Iron soldering (20,30,40W 3 buah
40. Extention cable with ground 1 unit 40. Extention cable & ground 1 set
41. Phase tester 1 unit 41. Rack of drawer for
electronic componet
1 set
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit
Kota Medan, 2008.
USU e-Repository 2008
Lampiran 11
PROSEDUR TETAP PENGOPERASIAN
ELEKTROCARDIOGRAPH (ECG)
1.PRASYARAT.
1.1. SDM terlatih dan siap.

1.2.
1.3.
1.4.
1.5.
1.6.

Catu daya sesuai dengan kebutuhan alat.


Kotak kontak dilengkapi dengan hubungan pembumian.
Alat laik pakai.
Aksesories alat lengkap dan baik.
Bahan operasional tersedia.

2. PERSIAPAN.
2.1. Tempatkan Alat pada ruang pemeriksaan/tindakan.
2.2. Lepaskan penutup debu.
2.3. Siapkan patient cable,strapnelectrode, chest electrode, kertas perekam dan
jelly
2.4. Pasang patient cable, kertas rekam pada alat.
2.5. Hubungkan alat ke terminal pembumian.
3. PEMANASAN.
3.1. Hubungkan alat dengan catu daya.
3.2. Cek baterai untuk alat yang menggunakan catu daya DC.
3.3. Hidupkan alat dengan menekan tombol ON/OFF ke posisi ON.
3.4. Lakukan pemanasan secukupnya.
3.5. Atur selector pada posisi STD, lakukan kalibrasi dengan menekan tombol
kalibrasi berulang
ulang dan atur switch RUN paper speed pada posisi RUN, kemudian amatilah
bentuk pulsa
pada kertas rekam (bentuk pulsa segi empat / square wave).
4. PELAKSANAAN.
4.1. Perhatikan protap pelayanan.
4.2. Oleskan jelly pada pasien secukupnya.
4.3. Pasang strap pada electrode, chest electrode pada patien cable.
4.4. Pasang strap pada electrode, chest electrode pada pasien.
4.5. Masukkan data pasien.
4.6. Pilih program (auto atau manual).
4.7. Lakukan pemeriksaan.
5. PENGEMASAN/PENYIMPANAN.
5.1. Atur kembali selector ke psisi STD.
5.2. Matikan alat dengan menekan tombol ON/OFF ke posisi OFF
. 5.3. Lepaskan hubungan alat dari catu daya.
5.4. Lepaskan hubungan alat dari terminal pembumian.
5.5. Lepaskan strap electrode, chest electrode dari pasien.
5.6. Lepaskan strap electrode, chest electrode dari patien cable.
5.7. Bersihkan patien cable, strap electrode dan chest electrode.
5.8. Simpan patien cable, strap electrode dan chest electrode pada tempatnya.
5.9. Pasang penutup debu.
5.10. Kembalikan alat dan aksessoris ke tempat semula.
5.11. Catat beban kerja alat dan jumlah pasien per bulan.
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit
Kota Medan, 2008.
USU e-Repository 2008

Lampiran 12
PROSEDUR TETAP PEMELIHARAAN
ELEKTROCARDIOGRAPH (ECG)
1.PRASYARAT.
1.1. SDM, teknisi terlatih.
1.2. Peralatan kerja lengkap.
1.3. Dokumen teknis penyerta lengkap.
1.4. Bahan pemeliharaan, Bahan operasional dan bahan materialbantu tersedia.
1.5. Mekanisme kerja jelas.
2. PERSIAPAN.
2.1. Siapkan perintah kerja.
2.2. Siapkan Formulir Laporan Kerja.
2.3. Siapkan dokumen teknis penyerta : Service manuall, dan Wiring diagram.
2.4. Siapkan peralatan kerja Tool set electronic, Multi meter. Simulator ECG,
Leakage current meter
2.5. Siapkan bahan pemeliharaan, bahan operasional, material bantu :
Contact cleaner, Baterai, Kertas perekam, Cairan pembersih, Kain lap/kertas
tissue, kuas, dan
Lampu indicator.
2.6. Pemberitahuan kepada user.
3. PELAKSANAAN.
No. Kegiatan Pemeliharaan Periode
3.1.
3.2.
3.3.
3.4.
3.5.
3.6.
3.7.
3.8.
3.9.
3.10.
3.11.
3.12.
Cek dan bersihkan seluruh bagian alat
Cek dan bersihkan tombol/switch , perbaiki bilaperlu
Cek baterai, lampu indikator, ganti bila perlu
Cek semua fitting dankonektor dari semua hubungan listrik, bersihkan bila perlu
Cek kondisi electroda, bersihkan bila perlu
Cek step response dengan menekan tombol 1 mV
Cek fungsi Alarm, perbaiki bila perlu
Cek kecepatan kertas dan ketajaman rekaman
Lakukan pelumasan pada roda gigi motor dan roll kertas perekam
Lakukan pengukuran arus bocor
Lakukan pengukuran tahanan kabel pembumian alat
Lakukan Uji Kinerja

1
3
3
3
1
1
3
3
3
1
1
3

bulan
bulan
bulan
bulan
bulan
bulan
bulan
bulan
bulan
tahun
tahun
bulan

4. PENCATATAN
4.1. Isi kartu pemeliharaan alat.
4.2. Isi formulir Laporankerja.
4.3. User menanda tangani laporan kerja dan alat diserahkan kembalikepada
user.
5. PENGEMASAN ALAT KERJA DAN DOKUMEN TEKNIS PENYERTA
5.1. Cek alat kerja dan sesuaikan dengan catatan
5.2. Cek dan rapihkan dokumen teknis penyerta
. 5.3. Kembalikan alat kerja dan dokumen tekis penyerta ke tempat semula
6. PELAPORAN
6.1. Laporkan hasil pekerjaan kepada pemberi tugas
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit
Kota Medan, 2008.
USU e-Repository 2008

Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit


Kota Medan, 2008.
USU e-Repository 2008
Lampiran 14
KARTU PEMELIHARAAN ALAT
Nama RS
Instalasi/UPF
Nama Alat
Merek/Type/ Model
No. Serie
Tahun pengadaan
Nilai pengadaan
No.Inventaris

:
:
:
:
:
:

TANGGAL URAIAN KEGIATAN, HASIL


DAN PELAKSANAAN
KETERANGAN
123

Catatan : 1. Kartu ini agar digantungkan pada alat.

2. Perhatikan petunjuk pengisian kartu

Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit


Kota Medan, 2008.
USU e-Repository 2008
Lampiran 15
LAPORAN KERJA PEMELIHARAAN PERALATAN (PREVENTIF)
No. : .
No NAMA ALAT MERK
TYPE/
MODEL
No.
SERI
LOKASI
URAIAN
KEGIATAN
HASIL BIAYA TGL
PELAKSANAAN
12345678

.,
..
Mengetahui / Menyaksikan :
Pengguna Alat :
Pemeliharaan :
1. .

..
2. .
..

Pelaksana
1.
2.

Catatan : Perhatikan petunjuk pengisian


Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit
Kota Medan, 2008.
USU e-Repository 2008
Lampiran 16
TABEL
NILAI AMBANG BATAS PADA KESELAMATAN LISTRIK
NILAI PENYIMPANGAN YANG DIIZINKAN PADA KELUARAN KINERJA
No Nama Alat Keselamatan & jenis
keluaran
Nilai
Ambang
batas
Nilai
Penyimpangan
yang diizinkan
Standar
1. Electrocardiograph a.Arus bocor pada
kabel pembumian
b.Arus bocor pada
selungkup.
c.Arus bocor electrode
d.Calibration 1 mV
e.Heart rate calibration
f.Frequency response
g.Linieritas
h.Paper speed
500 A
100 A
10 A
-

5 %
5%
(0,5bpm)
0,7 cm
5 %
2 %
IEC 161-1-1
Clas II,Type
CF
2.

Infusion Pump a.Arus bocor pada


kabel pembumian
b.Arus bocor pada
selungkup.
cAkurasi flow
d.Akurasi flow
(dengan non critical)
500 A
100 A
5 %
10 %
ECRI
436-0595
3. Inkubator
Perawatan

a.Arus bocor pada


kabel pembumian
b.Arus bocor pada
selungkup.
c.Patient probe
d.Hood air temperature
500 A
100 A
-

3 C
1 C
IEC 601-1-1
Clas I, Type
BF
ECRI 41505995
4. Defibrilator a.Arus bocor pada
kabel pembumian
b.Arus bocor pada
selungkup
c.Arus bocor pada
elektroda
d.Internal paddle
energy
e.Output energy setelah
60 sec.
f.Jumlah energy
g.Waktu pengisian s/d
maximum
h.Energy max. pada 10
kali pengisian
500 A
100 A
10 A
-

50J
4J or 15 %
85 %
15 sec.
15%
IEC601-1-1
Clas II,Type
CF
5 Sphygmomanomete
r
a.Leakage pressure
b.Akuration pressure
10%
3mmHg
ECRI 4580595
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit
Kota Medan, 2008.
USU e-Repository 2008
No Nama Alat Keselamatan & jenis
keluaran
Nilai
Ambang batas
Nilai
Penyimpangan
yang diizinkan
Standar
6 X-Ray General
purpose
a.Arus bocor pada
kabel pembumian
b.Arus bocor pada
selungkup.

c.Akurasi KVP
pada kondisi ..mA
d.Linieritas mA/MAS
pada kondisi ..KV
e.Akurasi timer
f.Voltage drop
500 A
100 A
-

5 %
10 %
1 m Sec or 5%
7 %
IEC 601-1-1
Clas I,Type
B
ECRI
472-0595
7

Centrifuge
a.Arus bocor pada
kabel pembumian
b.Arus bocor pada
selungkup.
cAkurasi setting
kecepatan
d.Akurasi timer
500 A

100 A
10 %
10 %
IEC 601-1-1
Clas I,Type
B
ECRI
456-0595

Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit


Kota Medan, 2008.
USU e-Repository 2008

Anda mungkin juga menyukai