Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGOLAHAN SINYAL DIGITAL

No. Percobaan
Judul

: 03
: Perubahan Variabel Bebas Pada Sinyal
Waktu Kontinyu Dan Waktu Diskrit
Nama Praktikan : Siti Muslikhah
Nim
: 3.33.12.0.15
Kelas
: TK-3A

PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
2015

PERCOBAAN III
PERUBAHAN VARIABEL BEBAS PADA SINYAL WAKTU
KONTINYU DAN WAKTU DISKRIT

I.

TUJUAN
1. Mahasiswa dapat melakukan operasi pergeseran, penskalaan, dan pencerminan pada
sinyal waktu kontinyu.
2. Mahasiswa dapat melakukan operasi pergeseran, penskalaan, dan pencerminan pada
sinyal waktu diskrit.
3. Mahasiswa dapat menggambarkan bentuk sinyal waktu kontinyu yang mengalami
perubahan pada variabel bebasnya.
4. Mahasiswa dapat menggambarkan bentuk sinyal waktu diskrit yang mengalami
perubahan pada variabel bebasnya.

II.

DASAR TEORI
Sinyal yang digambarkan dengan suatu persamaan matematika dapat mengalami
perubahan variabel bebas. Beberapa perubahan variabel bebas yang dapat terjadi antara lain
:
1. Pergeseran Waktu
Sinyal kontinyu Y(t) dapat digeser pada sumbu waktunya. Pergeseran tersebut dapat
dilakukan ke arah kanan atau kiri. Sinyal yang digeser ke kanan sejauh t dapat
0

dilakukan dengan mengubah persamaan Y(t) menjadi Y(t-t ). Untuk sinyal yang
0

digeser ke kiri sejauh t dilakukan dengan mengubah persamaan Y(t) menjadi Y(t+t )
0

seperti gambar 3.1.

(a)

(b)

Gambar 3.1 (a) Sinyal Y(t) = Sin (t); (b) Sinyal Y(t) = Sin (t+t );
0

Demikian juga dengan Sinyal diskrit Y[n] dapat digeser pada sumbu waktunya.
Pergeseran tersebut dapat dilakukan ke arah kanan atau kiri. Sinyal yang digeser ke
kanan sejauh n dapat dilakukan dengan mengubah persamaan Y[n] menjadi Y[n-n ]
0

seperti gambar 3.2. Untuk sinyal yang digeser ke kiri sejauh n dilakukan dengan
0

mengubah persamaan Y[n] menjadi Y[n+n ].


0

(a)

(b)

Gambar 3.2 (a) Sinyal Y(n) = Sin (2n/14); (b) Sinyal Y(n) = Sin (2(n-2)/14);
2. Pencerminan
Sinyal Y(t) dapat dicerminkan terhadap sumbu waktu t = 0, sehingga sinyal Y(t)
menjadi Y(-t) seperti pada gambar 3.3

(a)

(b)

Gambar 3.3 (a) Sinyal Y(t) = Sin (t); (b) Sinyal Y(t) = Sin (-t);
Demikian pula dengan Sinyal Y(n) dapat dicerminkan terhadap sumbu waktu n = 0,
sehingga sinyal Y(n) menjadi Y(-n) seperti pada gambar 3.4

(a)

(b)

Gambar 3.4 (a) Sinyal Y(n) = Sin (2n/14); (b) Sinyal Y(n) = Sin (2(-n)/14);
3. Perubahan Skala
Sinyal Y(t) dapat diperbesar atau diperkecil skala waktunya dengan mengalikan t
dengan konstanta k>0. Apabila harga 0<k<1 maka periode sinyal menjadi lebih besar
dibandingkan dengan periode sinyal awal seperti pada gambar 3.5. Sedangkan jika k>1
maka periode sinyal menjadi lebih kecil dibandingkan dengan periode sinyal awal.

(a)

(b)

Gambar 3.5 (a) Sinyal Y(t) = Sin (t); (b) Sinyal Y(t) = Sin (t/2);
Demikian juga dengan sinyal Y(n) dapat diperbesar atau diperkecil skala waktunya
dengan mengalikan n dengan konstanta k>0. Apabila harga 0<k<1 maka periode sinyal
menjadi lebih besar dibandingkan dengan periode sinyal awal seperti pada gambar 3.6.
Sedangkan jika k>1 maka periode sinyal menjadi lebih kecil dibandingkan dengan
periode sinyal awal.

(a)

(b)

Gambar 3.6 (a) Sinyal Y(n) = Sin (2n/14); (b) Sinyal Y(n) = Sin (2n/7);

III.

ALAT YANG DIGUNAKAN


Satu set komputer

IV.

LANGKAH KERJA
1. Matlab editor diaktifkan.
2. Batas waktu t ditentukan untuk harga antara 10 sampai dengan 10 dengan selang 0,01.
3. Gambarkan sinyal untuk persamaan Y(t) = 2 sin t.
4. Ulangi untuk persamaan dalam tabel 3.1
5. Ulangi untuk persamaan dalam tabel 3.2
6. Ulangi untuk persamaan dalam tabel 3.3
7. Batas waktu n ditentukan untuk harga antara 10 sampai dengan 10 dengan selang 1
8. Gambarkan sinyal untuk persamaan Y[n] = 2 sin [2n/16]
9. Ulangi untuk persamaan dalam tabel 3.4
10. Ulangi untuk persamaan dalam tabel 3.5
11. Ulangi untuk persamaan dalam tabel 3.6

V.

LEMBAR KERJA DAN PERTANYAAN


Lembar kerja
Tabel 3.1

No.

Persamaan

1.

Y=2sin (t)

Script:
t=-10:0.01:10;
y=2*sin(t);
plot(t,y,'m');
title('Sinyal Sinus
Kontinyu')
xlabel('Sumbu Waktu')
ylabel('Amplitudo Sinyal')
grid on

2.

Y=2sin(t-3)
Script:
t=-10:0.01:10;
y1=2*sin(t);
y2=2*sin(t-3);
subplot (2,1,1);
plot(t,y1,'m');
title('Sinyal Sinus
Kontinyu')
xlabel('Sumbu Waktu')
ylabel('Amplitudo Sinyal')
hold on
grid on
subplot (2,1,2);
plot(t,y2,'b');
title('Sinyal Sinus
Kontinyu')
xlabel('Sumbu Waktu')
ylabel('Amplitudo Sinyal')

Gambar Sinyal

grid on

3.

Y=2sin(t-5)

Script:
t=-10:0.01:10;
y1=2*sin(t);
y2=2*sin(t-5);
subplot (2,1,1);
plot(t,y1,'m');
title('Sinyal Sinus
Kontinyu')
xlabel('Sumbu Waktu')
ylabel('Amplitudo Sinyal')
hold on
grid on
subplot (2,1,2);
plot(t,y2,'b');
title('Sinyal Sinus
Kontinyu')
xlabel('Sumbu Waktu')
ylabel('Amplitudo Sinyal')
grid on

4.

Y=2sin(t+2)

Script:
t=-10:0.01:10;
y1=2*sin(t);
y2=2*sin(t+2);
subplot (2,1,1);
plot(t,y1,'m');
title('Sinyal Sinus
Kontinyu')
xlabel('Sumbu Waktu')
ylabel('Amplitudo Sinyal')
hold on
grid on

subplot (2,1,2);
plot(t,y2,'b');
title('Sinyal Sinus
Kontinyu')
xlabel('Sumbu Waktu')
ylabel('Amplitudo Sinyal')
grid on

5.

Y=2sin(t+6)

Script:
t=-10:0.01:10;
y1=2*sin(t);
y2=2*sin(t+6);
subplot (2,1,1);
plot(t,y1,'m');
title('Sinyal Sinus
Kontinyu')
xlabel('Sumbu Waktu')
ylabel('Amplitudo Sinyal')
hold on
grid on
subplot (2,1,2);
plot(t,y2,'b');
title('Sinyal Sinus
Kontinyu')
xlabel('Sumbu Waktu')
ylabel('Amplitudo Sinyal')
grid on

6.

Y=3cos(t)

Script:
t=-10:0.01:10;
y=3*cos(t);
plot(t,y,'b');
title('Sinyal Cosinus
Kontinyu')
xlabel('Sumbu Waktu')
ylabel('Amplitudo Sinyal')
grid on

7.

Y=3cos(t-4)

Script:
t=-10:0.01:10;
y1=3*cos(t);
y2=3*cos(t-4);
subplot (2,1,1);
plot(t,y1,'m');
title('Sinyal Cosinus
Kontinyu')
xlabel('Sumbu Waktu')
ylabel('Amplitudo Sinyal')
hold on
grid on
subplot (2,1,2);
plot(t,y2,'b');
title('Sinyal Cosinus
Kontinyu')
xlabel('Sumbu Waktu')
ylabel('Amplitudo Sinyal')
grid on

8.

Y=3cos(t-6)

Script:
t=-10:0.01:10;
y1=3*cos(t);
y2=3*cos(t-6);
subplot (2,1,1);
plot(t,y1,'m');
title('Sinyal Cosinus
Kontinyu')
xlabel('Sumbu Waktu')
ylabel('Amplitudo Sinyal')
hold on
grid on
subplot (2,1,2);
plot(t,y2,'b');
title('Sinyal Cosinus
Kontinyu')
xlabel('Sumbu Waktu')
ylabel('Amplitudo Sinyal')
grid on

9.

Y=3cos(t+3)

Script:
t=-10:0.01:10;
y1=3*cos(t);
y2=3*cos(t+3);
subplot (2,1,1);
plot(t,y1,'m');
title('Sinyal Cosinus
Kontinyu')
xlabel('Sumbu Waktu')
ylabel('Amplitudo Sinyal')
hold on
grid on
subplot (2,1,2);
plot(t,y2,'b');
title('Sinyal Cosinus
Kontinyu')
xlabel('Sumbu Waktu')
ylabel('Amplitudo Sinyal')

grid on

10.

Y=3cos(t+5)

Script:
t=-10:0.01:10;
y1=3*cos(t);
y2=3*cos(t+5);
subplot (2,1,1);
plot(t,y1,'m');
title('Sinyal Cosinus
Kontinyu')
xlabel('Sumbu Waktu')
ylabel('Amplitudo Sinyal')
hold on
grid on
subplot (2,1,2);
plot(t,y2,'b');
title('Sinyal Cosinus
Kontinyu')
xlabel('Sumbu Waktu')
ylabel('Amplitudo Sinyal')
grid on

Tabel 3.2
No.

Persamaan

1.

Y=2sin(t)

Script:
t=-10:0.01:10;
y=2*sin(t);
plot(t,y,'m');
title('Sinyal Sinus
Kontinyu')
xlabel('Sumbu Waktu')
ylabel('Amplitudo Sinyal')
grid on

2.

Y=2sin(-t)

Script:
t=-10:0.01:10;
y1=2*sin(t);
y2=2*sin(-t);
subplot (2,1,1);
plot(t,y1,'m');
title('Y=2sin(t)')
xlabel('Sumbu Waktu')
ylabel('Amplitudo Sinyal')
hold on
grid on
subplot (2,1,2);
plot(t,y2,'b');
title('Y=2sin(-t)')
xlabel('Sumbu Waktu')
ylabel('Amplitudo Sinyal')
grid on

3.

Y=3cos(t)

Gambar Sinyal

Script:
t=-10:0.01:10;
y=3*cos(t);
plot(t,y,'b');
title('Sinyal Cosinus
Kontinyu')
xlabel('Sumbu Waktu')
ylabel('Amplitudo Sinyal')
grid on

4.

Y=3cos(-t)

Script:
t=-10:0.01:10;
y1=3*cos(t);
y2=3*cos(-t);
subplot (2,1,1);
plot(t,y1,'m');
title('Y=3cos(t)')
xlabel('Sumbu Waktu')
ylabel('Amplitudo Sinyal')
hold on
grid on
subplot (2,1,2);
plot(t,y2,'b');
title('Y=3cos(-t)')
xlabel('Sumbu Waktu')
ylabel('Amplitudo Sinyal')
grid on

Tabel 3.3
No.
1.

Persamaan
Y=2sin(t)

Script:
t=-10:0.01:10;
y=2*sin(t);
plot(t,y,'m');
title('Sinyal Sinus
Kontinyu')
xlabel('Sumbu
Waktu')
ylabel('Amplitudo
Sinyal')
grid on

2.

Y=2sin(2t)

Script:
t=-10:0.01:10;
y1=2*sin(t);
y2=2*sin(t*2);
subplot (2,1,1);
plot(t,y1,'r');
title('Y=2sin(t)')
xlabel('Sumbu
Waktu')
ylabel('Amplitudo
Sinyal')
hold on
grid on
subplot (2,1,2);
plot(t,y2,'g');
title('Y=2sin(t*2)')
xlabel('Sumbu
Waktu')

Gambar Sinyal

ylabel('Amplitudo
Sinyal')
grid on

3.

Y=2sin(t/2)

Script:
t=-10:0.01:10;
y1=2*sin(t);
y2=2*sin(t/2);
subplot (2,1,1);
plot(t,y1,'r');
title('Y=2sin(t)')
xlabel('Sumbu
Waktu')
ylabel('Amplitudo
Sinyal')
hold on
grid on
subplot (2,1,2);
plot(t,y2,'g');
title('Y=2sin(t/2)')
xlabel('Sumbu
Waktu')
ylabel('Amplitudo
Sinyal')
grid on

4.

Y=3cos(t)

Script:
t=-10:0.01:10;
y=3*cos(t);
plot(t,y,'b');
title('Sinyal
Cosinus Kontinyu')
xlabel('Sumbu
Waktu')

ylabel('Amplitudo
Sinyal')
grid on

5.

Y=3cos(4t)

Script:
t=-10:0.01:10;
y1=3*cos(t);
y2=3*cos(4*t);
subplot (2,1,1);
plot(t,y1,'r');
title('Y=3cos(t)')
xlabel('Sumbu
Waktu')
ylabel('Amplitudo
Sinyal')
hold on
grid on
subplot (2,1,2);
plot(t,y2,'g');
title('Y=3cos(4t)')
xlabel('Sumbu
Waktu')
ylabel('Amplitudo
Sinyal')
grid on

6.

Y=3cos(t/4)

Script:
t=-10:0.01:10;
y1=3*cos(t);
y2=3*cos(t/4);
subplot (2,1,1);
plot(t,y1,'r');
title('Y=3cos(t)')
xlabel('Sumbu
Waktu')
ylabel('Amplitudo
Sinyal')
hold on
grid on
subplot (2,1,2);
plot(t,y2,'g');
title('Y=3cos(t/4)')
xlabel('Sumbu
Waktu')
ylabel('Amplitudo
Sinyal')
grid on

Tabel 3.4
No.
1.

Persamaan
Y[n] = 2 sin [2n/16]

Script:
n=-10:1:10;
y=2*sin(2*pi*n/16);
stem(n,y,'b','fill')
;
title('Y=2sin(2*pi*n
/16])')
xlabel('Sumbu
Waktu')
ylabel('Amplitudo
Sinyal')
grid on

2.

Y[n] = 2 sin [2[n-3]/16]

Script:
n=-10:1:10;
y1=2*sin(2*pi*n/16);
y2=2*sin(2*pi*(n3)/16);
subplot(2,1,1);
stem(n,y1,'b','fill'
);
title('Y=2sin(2*pi*n
/16])')
xlabel('Sumbu
Waktu')
ylabel('Amplitudo
Sinyal')
hold on
grid on

Gambar Sinyal

subplot(2,1,2);
stem(n,y2,'r','fill'
);
title('Y=2sin(2*pi(n
-3)/16])')
xlabel('Sumbu
Waktu')
ylabel('Amplitudo
Sinyal')
grid on

3.

Y[n] = 2 sin [2[n-5]/16]

Script:
n=-10:1:10;
y1=2*sin(2*pi*n/16);
y2=2*sin(2*pi*(n5)/16);
subplot(2,1,1);
stem(n,y1,'b','fill'
);
title('Y=2sin(2*pi*n
/16])')
xlabel('Sumbu
Waktu')
ylabel('Amplitudo
Sinyal')
hold on
grid on
subplot(2,1,2);
stem(n,y2,'r','fill'
);
title('Y=2sin(2*pi(n
-5)/16])')
xlabel('Sumbu
Waktu')
ylabel('Amplitudo
Sinyal')
grid on

4.

Y[n] = 2 sin [2[n+2]/16]

Script:
n=-10:1:10;
y1=2*sin(2*pi*n/16);
y2=2*sin(2*pi*(n+2)/
16);
subplot(2,1,1);
stem(n,y1,'b','fill'
);
title('Y=2sin(2*pi*n
/16])')
xlabel('Sumbu
Waktu')
ylabel('Amplitudo
Sinyal')
hold on
grid on
subplot(2,1,2);
stem(n,y2,'r','fill'
);
title('Y=2sin(2*pi(n
+2)/16])')
xlabel('Sumbu
Waktu')
ylabel('Amplitudo
Sinyal')
grid on

5.

Y[n] = 2 sin [2[n+6]/16]

Script:
n=-10:1:10;
y1=2*sin(2*pi*n/16);
y2=2*sin(2*pi*(n+6)/
16);
subplot(2,1,1);
stem(n,y1,'b','fill'
);

title('Y=2sin(2*pi*n
/16])')
xlabel('Sumbu
Waktu')
ylabel('Amplitudo
Sinyal')
hold on
grid on
subplot(2,1,2);
stem(n,y2,'r','fill'
);
title('Y=2sin(2*pi(n
+6)/16])')
xlabel('Sumbu
Waktu')
ylabel('Amplitudo
Sinyal')
grid on

6.

Y[n] = 3 cos [2n/16]

Script:
n=-10:1:10;
y=3*cos(2*pi*n/16);
stem(n,y,'g','fill')
;
title('Y=3cos(2*pi*n
/16])')
xlabel('Sumbu
Waktu')
ylabel('Amplitudo
Sinyal')
grid on

7.

Y[n] = 3 cos [2[n-2]/16]

Script:
n=-10:1:10;

y1=3*cos(2*pi*n/16);
y2=3*cos(2*pi*(n2)/16);
subplot(2,1,1);
stem(n,y1,'g','fill'
);
title('Y=3cos(2*pi*n
/16])')
xlabel('Sumbu
Waktu')
ylabel('Amplitudo
Sinyal')
hold on
grid on
subplot(2,1,2);
stem(n,y2,'m','fill'
);
title('Y=3cos(2*pi(n
-2)/16])')
xlabel('Sumbu
Waktu')
ylabel('Amplitudo
Sinyal')
grid on

8.

Y[n] = 3 cos [2[n-4]/16]

Script:
n=-10:1:10;
y1=3*cos(2*pi*n/16);
y2=3*cos(2*pi*(n4)/16);
subplot(2,1,1);
stem(n,y1,'g','fill'
);
title('Y=3cos(2*pi*n
/16])')
xlabel('Sumbu
Waktu')

ylabel('Amplitudo
Sinyal')
hold on
grid on
subplot(2,1,2);
stem(n,y2,'m','fill'
);
title('Y=3cos(2*pi(n
-4)/16])')
xlabel('Sumbu
Waktu')
ylabel('Amplitudo
Sinyal')
grid on

9.

Y[n] = 3 cos [2[n+3]/16]

Script:
n=-10:1:10;
y1=3*cos(2*pi*n/16);
y2=3*cos(2*pi*(n+3)/
16);
subplot(2,1,1);
stem(n,y1,'g','fill'
);
title('Y=3cos(2*pi*n
/16])')
xlabel('Sumbu
Waktu')
ylabel('Amplitudo
Sinyal')
hold on
grid on
subplot(2,1,2);
stem(n,y2,'m','fill'
);
title('Y=3cos(2*pi(n
+3)/16])')
xlabel('Sumbu
Waktu')

ylabel('Amplitudo
Sinyal')
grid on

10.

Y[n] = 3 cos [2[n+5]/16]

Script:
n=-10:1:10;
y1=3*cos(2*pi*n/16);
y2=3*cos(2*pi*(n+5)/
16);
subplot(2,1,1);
stem(n,y1,'g','fill'
);
title('Y=3cos(2*pi*n
/16])')
xlabel('Sumbu
Waktu')
ylabel('Amplitudo
Sinyal')
hold on
grid on
subplot(2,1,2);
stem(n,y2,'m','fill'
);
title('Y=3cos(2*pi(n
+5)/16])')
xlabel('Sumbu
Waktu')
ylabel('Amplitudo
Sinyal')
grid on

Tabel 3.5
No.
1.

Persamaan
Y[n] = 2 sin [n]

Script:
n=-10:1:10;
y=2*sin(n);
stem(n,y,'r','
fill');
title('Y=2sin(
n)')
xlabel('Sumbu
Waktu')
ylabel('Amplit
udo Sinyal')
grid on

2.

Y[n]= 2 sin [-n]

Script:
n=-10:1:10;
y1=2*sin(n);
y2=2*sin(-n);
subplot(2,1,1)
;
stem(n,y1,'r',
'fill');
title('Y=2sin(
n)')
xlabel('Sumbu
Waktu')
ylabel('Amplit
udo Sinyal')
hold on
grid on

Gambar Sinyal

subplot(2,1,2)
;
stem(n,y2,'b',
'fill');
title('Y=2sin(
-n)')
xlabel('Sumbu
Waktu')
ylabel('Amplit
udo Sinyal')
grid on

3.

Y[n] = 3 cos [n]

Script:
n=-10:1:10;
y=3*cos(n);
stem(n,y,'m','
fill');
title('Y=3cos(
n)')
xlabel('Sumbu
Waktu')
ylabel('Amplit
udo Sinyal')
grid on

4.

Y[n] = 3 cos [-n]


Script:
n=-10:1:10;
y1=3*cos(n);
y2=3*cos(-n);
subplot(2,1,1)
;
stem(n,y1,'g',
'fill');

title('Y=3cos(
n)')
xlabel('Sumbu
Waktu')
ylabel('Amplit
udo Sinyal')
hold on
grid on
subplot(2,1,2)
;
stem(n,y2,'m',
'fill');
title('Y=3cos(
-n)')
xlabel('Sumbu
Waktu')
ylabel('Amplit
udo Sinyal')
grid on

Tabel 3.6
No.
1.

Persamaan
Y[n] = 2 sin [2n/16]

Script:
n=-10:1:10;
y=2*sin(2*pi*n/16)
;
stem(n,y,'b','fill
');
title('Y=2sin(2*pi
*n/16])')
xlabel('Sumbu
Waktu')
ylabel('Amplitudo
Sinyal')
grid on

Gambar Sinyal

2.

Y[n] = 2 sin [2n/8]

Script:
n=-10:1:10;
y1=2*sin(2*pi*n/16
);
y2=2*sin(2*pi*n/8)
;
subplot(2,1,1);
stem(n,y1,'r','fil
l');
title('Y=2sin(2*pi
*n/16])')
xlabel('Sumbu
Waktu')
ylabel('Amplitudo
Sinyal')
hold on
grid on
subplot(2,1,2);
stem(n,y2,'b','fil
l');
title('Y=2sin(2*pi
*n/8])')
xlabel('Sumbu
Waktu')
ylabel('Amplitudo
Sinyal')
grid on

3.

Y[n] = 2 sin [2n/10]

Script:
n=-10:1:10;
y1=2*sin(2*pi*n/16
);

y2=2*sin(2*pi*n/10
);
subplot(2,1,1);
stem(n,y1,'r','fil
l');
title('Y=2sin(2*pi
*n/16])')
xlabel('Sumbu
Waktu')
ylabel('Amplitudo
Sinyal')
hold on
grid on
subplot(2,1,2);
stem(n,y2,'b','fil
l');
title('Y=2sin(2*pi
*n/10])')
xlabel('Sumbu
Waktu')
ylabel('Amplitudo
Sinyal')
grid on

4.

Y[n] = 3 cos [2n/16]

Script:
n=-10:1:10;
y=3*cos(2*pi*n/16)
;
stem(n,y,'g','fill
');
title('Y=3cos(2*pi
*n/16])')
xlabel('Sumbu
Waktu')
ylabel('Amplitudo
Sinyal')
grid on

5.

Y[n] = 3 cos [2n/8]

Script:
n=-10:1:10;
y1=3*cos(2*pi*n/16
);
y2=3*cos(2*pi*n/8)
;
subplot(2,1,1);
stem(n,y1,'b','fil
l');
title('Y=3cos(2*pi
*n/16])')
xlabel('Sumbu
Waktu')
ylabel('Amplitudo
Sinyal')
hold on
grid on
subplot(2,1,2);
stem(n,y2,'r','fil
l');
title('Y=3cos(2*pi
*n/8])')
xlabel('Sumbu
Waktu')
ylabel('Amplitudo
Sinyal')
grid on

6.

Y[n] = 3 cos [2n/10]

Script:
n=-10:1:10;
y1=3*cos(2*pi*n/16
);
y2=3*cos(2*pi*n/10
);

subplot(2,1,1);
stem(n,y1,'b','fil
l');
title('Y=3cos(2*pi
*n/16])')
xlabel('Sumbu
Waktu')
ylabel('Amplitudo
Sinyal')
hold on
grid on
subplot(2,1,2);
stem(n,y2,'r','fil
l');
title('Y=3cos(2*pi
*n/10])')
xlabel('Sumbu
Waktu')
ylabel('Amplitudo
Sinyal')
grid on

Pertanyaan :
1. Sebutkan macam-macam perubahan variabel bebas yang dapat terjadi pada sinyal waktu
kontinyu dan diskrit !
Jawab :
a. Pergeseran waktu
b. Pencerminan
c. Perubahan skala

2. Bagaimana caranya apabila diinginkan sinyal keluaran yang bergeser sebesar 5 ke arah kiri
dari sinyal awal y (t) = sin (t) ?
Jawab :
y(t) = sin (t+5)
3. Bagaimana caranya apabila diinginkan sinyal keluaran yang bergeser sebesar 4 ke arah kiri
dari sinyal awal y [n] = sin [2n/16] ?
Jawab :
y[n] = sin [2(n+4)/16]
4. Bagaimana caranya apabila diinginkan sinyal keluaran dengan periode dua kali
dibandingkan dengan sinyal semula y (t) = cos (t) ?
Jawab :
y(t) = cos (t/2)
5. Bagaimana caranya apabila diinginkan sinyal keluaran dengan periode dua kali
dibandingkan dengan sinyal semula y [n] = cos [2n/16] ?
Jawab :
y[n] = cos [2n/32]
6. Apa yang terjadi jika suatu sinyal y(t) = 3 sin (t) dicerminkan pada sumbu x = 0 ?
Jawab :
Apabila sinyal y(t) = 3 sin (t) dicerminkan pada sumbu x=0 maka sinyal menjadi
y(t)=3sin(-t)
7. Apa yang terjadi jika suatu sinyal y(n) = 2sin [2n/16] dicerminkan pada sumbu x = 0 ?
Jawab :
Apabila sinyal y(n) = 2 sin [2 n/16] dicerminkan pada sumbu x=0 maka sinyal menjadi
y(n) = 2 sin [2 (-n/16)]

VI.

ANALISA DATA
Tabel 3.1 Pergeseran waktu pada sinyal kontinyu

Dari hasil gambar sinyal pada tabel 3.1 no 7 terlihat bahwa sinyal y(t) = 3 cos (t) diubah
menjadi y(t) = 3 cos (t-4), sinyal menjadi bergeser ke kanan sebanyak 4 kali.

Dari hasil gambar sinyal pada tabel 3.1 no 5 dapat dilihat bahwa sinyal y(t) = 2 sin (t)
bergeser ke kanan apabila persamaan diubah menjadi y(t) = 2 sin (t+6).

Tabel 3.2 Pencerminan pada sinyal kontinyu

Dari hasil gambar sinyal pada tabel 3.2 no 2, sinyal y(t) = 2 sin (t) apabila dicerminkan,
menjadi y(t) = 2 sin (-t). Terlihat pada variable waktu t=1 sama dengan t=(-1), t=2 sama
dengan t=(-2), dst.

Tabel 3.3 Penskalaan waktu pada sinyal kontinyu

Dari hasil gambar sinyal pada tabel 3.3 no 2, terlihat bahwa sinyal y(t) = 2 sin (t) dengan
periode sinyal sebesar 6 apabila persamaan diganti dengan y(t) = 2 sin (t/2) maka periode
sinyal menjadi lebih besar yaitu sebesar 12. Sedangakan pada persamaan y(t) = 2 sin (2t)
periode sinyal menjadi lebih kecil yaitu sebesar 3 atau lebih kecil dua kali dibanding
keadaan awal.

Tabel 3.4 Pergeseran waktu pada sinyal diskrit

Dari ketiga gambar diatas dapat dilihat pergeseran waktu pada sinyal waktu diskrit yang
semula pada persamaan y(n) = 2 sin {2n/16)} menjadi persamaan y(n) = 2 sin
{2(n+2)/16)}, sinyal bergeser sebanyak 2 kali ke arah kiri. Sedangan pada persamaan y(n)
= 2 sin {2(n-3)/16)}, sinyal bergeser sebanyak 3 kali ke arah kanan.

Tabel 3.5 Pencerminan pada sinyal diskrit

Dari gambar sinyal diatas terlihat gambar hasil sinyal dengan persamaan y[n] = 2 sin[-n]
merupakan hasil pencerminan sinyal dengan persamaan y[n] =. 2 sin[n]. Pada variabel n=1
sama dengan n=(-1), n=2 sama dengan n=(-2), dst.

Tabel 3.6 Penskalaan waktu pada sinyal diskrit

Dari gambar diatas terlihat perbedaan skala waktu atau periode sinyal antara sinyal dengan
persamaan y[n] = 3 cos {2n/16)}, y[n] = 3 cos {2n/10)}, dan y[n] = 3 cos {2n/8)}. Pada
persamaan y[n] = 3 cos {2n/16)} periode sinyal sebesar 16, pada persamaan y[n] = 3 cos
{2n/10)} periode sinyal sebesar 10, dan pada persamaan y[n] = 3 cos {2n/8)} periode
sinyal sebesar 8. Semakin besar nilai k, maka periode sinyal semakin kecil, dan sebaliknya
apabila nilai k semakin kecil, maka periode sinyal semakin besar.

VII.

KESIMPULAN
Dari data yang diperoleh dalam percobaan 3 ini, dapat disimpulkan bahwa :
a. Perubahan variabel bebas yang dapat terjadi pada sinyal waktu kontinyu dan diskrit
adalah pergeseran waktu, pencerminan dan perubahan skala.

b. Sinyal waktu kontinyu y(t) akan bergeser ke kanan sejauh t0 apabila persamaan
diubah menjadi y(t-t0).
c. Sinyal waktu diskrit y[n] akan bergeser ke kanan sejauh t0 apabila persamaan
diubah menjadi y[n-n0].
d. Sinyal waktu kontinyu y(t) akan bergeser ke kiri sejauh t0 apabila persamaan diubah
menjadi y(t+t0).
e. Sinyal waktu diskrit y[n] akan bergeser ke kiri sejauh t0 apabila persamaan diubah
menjadi y[n+n0].
f. Apabila sinyal waktu kontinyu y(t) dicerminkan terhadap sumbu waktu t=0 maka
persamaan sinyal menjadi y(-t).
g. Apabila sinyal waktu kontinyu y[n] dicerminkan terhadap sumbu waktu n=0 maka
persamaan sinyal menjadi y[-n].
h. Periode atau skala waktu sinyal kontinyu dan diskrit lebih besar apabila nilai k<0
i.

Semakin besar nilai k maka periode sinyal waktu kontinyu maupun diskrit semakin
kecil.

j.

Periode atau skala waktu sinyal kontinyu dan diskrit lebih kecil apabila nilai k>0

k. Semakin kecil nilai k maka periode sinyal waktu kontinyu dan diskrit semakin
besar.

Anda mungkin juga menyukai