Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGOLAHAN SINYAL DIGITAL

No. Percobaan
Judul
Nama Praktikan
Nim
Kelas

: 05
: Penggabungan Beberapa Sistem
: Siti Muslikhah
: 3.33.12.0.15
: TK-3A

PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
2015

PERCOBAAN V
PENGGABUNGAN BEBERAPA SISTEM
I.

TUJUAN
1. Mahasiswa dapat melakukan operasi penggabungan beberapa sistem secara seri,
parallel, dan gabungan seri-paralel.
2. Mahasiswa dapat menggambarkan bentuk sinyal hasil penggabungan sistem
secara seri, parallel, dan gabungan seri-paralel.

II.

DASAR TEORI
Beberapa sistem dapat dihubungkan secara seri, parallel, dan gabungan seri-paralel.
Penggabungan sistem ini dilakukan apabila diinginkan harga keluaran yang berbeda
dengan harga asalnya. Bentuk penggabungan secara seri dapat dilihat pada gambar
5.1. Pada penggabungan sistem secara seri seperti pada gambar 5.1, keluaran dari
sistem 1 akan menjadi masukan bagi sistem 2. Keluaran sistem secara keseluruhan
merupakan keluaran dari sistem 2.

Gambar 5.1 Penggabungan Sistem Seri


Bentuk penggabungan secara parallel dapat dilihat pada gambar 5.2. Pada
penggabungan sistem secara parallel seperti pada gambar 5.2, keluaran dari sistem 1
dijumlahkan dengan keluaran sistem 2 sebagai keluaran sistem secara keseluruhan.

Gambar 5.2 Penggabungan Sistem Paralel


Bentuk penggabungan secara seriparalel dapat dilihat pada gambar 5.3. Pada
penggabungan sistem secara seri-parallel seperti pada gambar 5.3, keluaran sistem 1
akan menjadi masukan sistem 2 dan keluaran sistem 2 dijumlahkan dengan keluaran
sistem 3. Hasil penjumlahan keluaran sistem 2 dengan sistem 3 akan menjadi
masukan sistem 4, keluaran sistem 4 merupakan keluaran sistem secara keseluruhan.

Gambar 5.3 Penggabungan Sistem Seri-Paralel


III.
IV.

ALAT YANG DIGUNAKAN


Satu set komputer
LANGKAH KERJA
1. Matlab editor diaktifkan .
2. Batas waktu t ditentukan untuk harga antara 10 sampai dengan 10 dengan
selang 0,01.
3. Sistem 1 merupakan sistem perkalian 2.
4. Sistem 2 merupakan pengkuadratan.
5. Sistem 3 merupakan sistem perkalian -3.
6. Sistem 4 merupakan sistem perkalian 2,5.
7. Gambarkan sinyal untuk persamaan X(t) = 2 sin (t).
8. Gambarkan keluaran pada masing-masing sistem seperti tabel 5.1.
9. Gambarkan keluaran pada masing-masing sistem seperti tabel 5.2.
10. Gambarkan keluaran pada masing-masing sistem seperti tabel 5.3.
11. Gambarkan sinyal untuk persamaan X(t) = 3 cos (t).
12. Gambarkan keluaran pada masing-masing sistem seperti tabel 5.4.
13. Gambarkan keluaran pada masing-masing sistem seperti tabel 5.5.
14. Gambarkan keluaran pada masing-masing sistem seperti tabel 5.6.

V.

LEMBAR KERJA DAN PERTANYAAN


Lembar Kerja
Tabel 5.1 Penggabungan Sistem Seri dengan Masukan X(t) = 2 sin(t)

No
.
1.

Persamaan
X(t) = 2 sin (t)
t=-10:0.01:10;
x=2*sin(t);
plot(t,x,'b');
title
('x=2sin(t)');
xlabel ('Sumbu
Waktu');
ylabel
('Amplitudo
Sinyal');
grid on

2.

Sistem 1
t=-10:0.01:10;
x=2*sin(t);
x1=2*x;
subplot(2,1,1)
;
plot(t,x,'b');
title
('x=2sin(t)');
xlabel ('Sumbu
Waktu');
ylabel
('Amplitudo
Sinyal');
grid on
subplot
(2,1,2); plot
(t,x1,'r');
title
('x1=2x');
xlabel ('Sumbu
Waktu');
ylabel
('Amplitudo
Sinyal');
grid on

3.

Sistem 2
t=-10:0.01:10;
x=2*sin(t);
x1=2*x;

Gambar Sinyal

x2=x1.^2;
subplot(1,3,1)
;
plot(t,x,'b');
title
('x=2sin(t)');
xlabel ('Sumbu
Waktu');
ylabel
('Amplitudo
Sinyal');
grid on
subplot
(1,3,2); plot
(t,x1,'r');
title
('x1=2*x1');
xlabel ('Sumbu
Waktu');
ylabel
('Amplitudo
Sinyal');
grid on
subplot
(1,3,3); plot
(t,x2,'m');
title
('x2=(x1)^2');
xlabel ('Sumbu
Waktu');
ylabel
('Amplitudo
Sinyal');
grid on

Tabel 5.2 Penggabungan Sistem Paralel dengan Masukan X(t) = 2 sin(t)


No
.
1.

Persamaan
X(t) = 2 sin (t)
t=-10:0.01:10;
x=2*sin(t);
plot(t,x,'b');
title
('x=2sin(t)');
xlabel ('Sumbu
Waktu');
ylabel
('Amplitudo
Sinyal');
grid on

Gambar Sinyal

2.

Sistem 1
t=-10:0.01:10;
x=2*sin(t);
x1=2*x;
subplot(2,1,1)
;
plot(t,x,'b');
title
('x=2sin(t)');
xlabel ('Sumbu
Waktu');
ylabel
('Amplitudo
Sinyal');
grid on
subplot
(2,1,2); plot
(t,x1,'r');
title
('x1=2x');
xlabel ('Sumbu
Waktu');
ylabel
('Amplitudo
Sinyal');
grid on

3.

Sistem 2
t=-10:0.01:10;
x=2*sin(t);
x1=2*x;
x2=x.^2;
subplot(1,3,1)
;
plot(t,x,'b');
title
('x=2sin(t)');
xlabel ('Sumbu
Waktu');
ylabel
('Amplitudo
Sinyal');
grid on
subplot
(1,3,2); plot
(t,x1,'r');
title
('x1=2*x');
xlabel ('Sumbu
Waktu');
ylabel
('Amplitudo
Sinyal');
grid on
subplot

(1,3,3); plot
(t,x2,'m');
title
('x2=(x)^2');
xlabel ('Sumbu
Waktu');
ylabel
('Amplitudo
Sinyal');
grid on

4.

Penjumlahan
Sistem 1 dan 2
t=-10:0.01:10;
x1=2*x;
x2=x.^2;
x3=x1+x2;
subplot
(3,1,1); plot
(t,x1,'r');
title
('x1=2*x');
xlabel ('Sumbu
Waktu');
ylabel
('Amplitudo
Sinyal');
grid on
subplot
(3,1,2); plot
(t,x2,'m');
title
('x2=(x)^2');
xlabel ('Sumbu
Waktu');
ylabel

('Amplitudo
Sinyal');
grid on
subplot
(3,1,3); plot
(t,x3,'g');
title
('x3=x1+x2');
xlabel ('Sumbu
Waktu');
ylabel
('Amplitudo
Sinyal');
grid on

Tabel 5.3 Penggabungan Sistem Seri- Paralel dengan Masukan X(t) = 2 sin(t)
No
.
1.

Persamaan
X(t) = 2 sin (t)
t=-10:0.01:10;
x=2*sin(t);
plot(t,x,'b');
title
('x=2sin(t)');
xlabel ('Sumbu
Waktu');
ylabel
('Amplitudo
Sinyal');
grid on

2.

Sistem 1
t=-10:0.01:10;
x=2*sin(t);
x1=2*x;
subplot(2,1,1)
;
plot(t,x,'b');
title
('x=2sin(t)');
xlabel ('Sumbu
Waktu');
ylabel
('Amplitudo
Sinyal');
grid on
subplot
(2,1,2); plot
(t,x1,'r');
title
('x1=2x');
xlabel ('Sumbu

Gambar Sinyal

Waktu');
ylabel
('Amplitudo
Sinyal');
grid on

3.

Sistem 2
t=-10:0.01:10;
x=2*sin(t);
x1=2*x;
x2=x1.^2;
subplot(1,3,1)
;
plot(t,x,'b');
title
('x=2sin(t)');
xlabel ('Sumbu
Waktu');
ylabel
('Amplitudo
Sinyal');
grid on
subplot
(1,3,2); plot
(t,x1,'r');
title
('x1=2*x1');
xlabel ('Sumbu
Waktu');
ylabel
('Amplitudo
Sinyal');
grid on
subplot
(1,3,3); plot
(t,x2,'m');
title
('x2=(x1)^2');
xlabel ('Sumbu
Waktu');
ylabel
('Amplitudo

Sinyal');
grid on

4.

Sistem 3
t=-10:0.01:10;
x=2*sin(t);
x1=2*x;
x2=x1.^2;
x3=-3*x;
plot
(t,x3,'b');
title ('x3=3*x');
xlabel ('Sumbu
Waktu');
ylabel
('Amplitudo
Sinyal');
grid o

5.

Penjumlahan
Sistem 2 dan 3
t=-10:0.01:10;
x=2*sin(t);
x1=2*x;
x2=x1.^2;
x3=-3*x;
x23=x2+x3;
subplot(1,3,1)
; plot
(t,x2,'g');
title
('x2=(x1)^2');
xlabel ('Sumbu
Waktu');
ylabel
('Amplitudo
Sinyal');
grid on
subplot(1,3,2)
; plot
(t,x3,'r');
title ('x2=3x');
xlabel ('Sumbu
Waktu');
ylabel
('Amplitudo
Sinyal');
grid on
subplot(1,3,3)
; plot
(t,x23,'b');

title
('x23=x2+x3');
xlabel ('Sumbu
Waktu');
ylabel
('Amplitudo
Sinyal');
grid on

6.

Sistem 4
t=-10:0.01:10;
x=2*sin(t);
x1=2*x;
x2=x1.^2;
x3=-3*x;
x23=x2+x3;
x4=2.5*x23
subplot(1,2,1)
; plot
(t,x23,'b');
title
('x23=x2+x3');
xlabel ('Sumbu
Waktu');
ylabel
('Amplitudo
Sinyal');
grid on
subplot(1,2,2)
; plot
(t,x4,'b');
title
('x4=2.5*x23')
;
xlabel ('Sumbu
Waktu');
ylabel
('Amplitudo
Sinyal');
grid on

Tabel 5.4 Penggabungan Sistem Seri dengan Masukan X(t) = 3 cos(t)


No
.
1.

Persamaan
X(t) = 3 cos (t)
t=-10:0.01:10;
x=3*cos(t);
plot(t,x,'b');
title
('x=3cos(t)');
xlabel ('Sumbu
Waktu');
ylabel
('Amplitudo
Sinyal');

Gambar Sinyal

grid on

2.

Sistem 1
t=-10:0.01:10;
x=3*cos(t);
x1=2*x;
subplot(2,1,1)
;
plot(t,x,'b');
title
('x=3cos(t)');
xlabel ('Sumbu
Waktu');
ylabel
('Amplitudo
Sinyal');
grid on
subplot
(2,1,2); plot
(t,x1,'r');
title
('x1=2x');
xlabel ('Sumbu
Waktu');
ylabel
('Amplitudo
Sinyal');
grid on

3.

Sistem 2
t=-10:0.01:10;
x=3*cos(t);
x1=2*x;
x2=x1.^2;
subplot(1,3,1)
;
plot(t,x,'b');
title
('x=3cos(t)');
xlabel ('Sumbu
Waktu');
ylabel

('Amplitudo
Sinyal');
grid on
subplot
(1,3,2); plot
(t,x1,'r');
title
('x1=2*x1');
xlabel ('Sumbu
Waktu');
ylabel
('Amplitudo
Sinyal');
grid on
subplot
(1,3,3); plot
(t,x2,'m');
title
('x2=(x1)^2');
xlabel ('Sumbu
Waktu');
ylabel
('Amplitudo
Sinyal');
grid on

Tabel 5.5 Penggabungan Sistem Paralel dengan Masukan X(t) = 3 cos(t)


No
.
1.

Persamaan
X(t) = 3 cos (t)
t=-10:0.01:10;
x=3*cos(t);
plot(t,x,'b');
title
('x=3cos(t)');
xlabel ('Sumbu
Waktu');
ylabel
('Amplitudo
Sinyal');
grid on

2.

Sistem 1
t=-10:0.01:10;
x=3*cos(t);
x1=2*x;
subplot(2,1,1)
;
plot(t,x,'b');
title

Gambar Sinyal

('x=3cos(t)');
xlabel ('Sumbu
Waktu');
ylabel
('Amplitudo
Sinyal');
grid on
subplot
(2,1,2); plot
(t,x1,'r');
title
('x1=2x');
xlabel ('Sumbu
Waktu');
ylabel
('Amplitudo
Sinyal');
grid on

3.

Sistem 2
t=-10:0.01:10;
x=3*cos(t);
x1=2*x;
x2=x.^2;
subplot(2,1,1)
;
plot(t,x,'b');
title
('x=3cos(t)');
xlabel ('Sumbu
Waktu');
ylabel
('Amplitudo
Sinyal');
grid on
subplot
(2,1,2); plot
(t,x2,'r');
title
('x2=(x)^2');
xlabel ('Sumbu
Waktu');
ylabel
('Amplitudo
Sinyal');
grid on

4.

Penjumlahan
Sistem 1 dan 2

t=-10:0.01:10;
x=3*cos(t);
x1=2*x;
x2=x.^2;
x3=x1+x2;
subplot(1,3,1)
;
plot(t,x1,'b')
;
title
('x1=2*x(t)');
xlabel ('Sumbu
Waktu');
ylabel
('Amplitudo
Sinyal');
grid on
subplot
(1,3,2); plot
(t,x2,'r');
title
('x2=(x)^2');
xlabel ('Sumbu
Waktu');
ylabel
('Amplitudo
Sinyal');
grid on
subplot
(1,3,3); plot
(t,x3,'m');
title
('x3=x1+x2');
xlabel ('Sumbu
Waktu');
ylabel
('Amplitudo
Sinyal');
grid on

Tabel 5.6 Penggabungan Sistem Seri-Paralel dengan Masukan X(t) = 3 cos(t)


No
.
1.

Persamaan
X(t) = 3 cos (t)
t=-10:0.01:10;
x=3*cos(t);
plot(t,x,'b');
title
('x=3cos(t)');
xlabel ('Sumbu
Waktu');
ylabel

('Amplitudo
Sinyal');
grid on

2.

Sistem 1
t=-10:0.01:10;
x=3*cos(t);
x1=2*x;
subplot(2,1,1);
plot(t,x,'b');
title
('x=3cos(t)');
xlabel ('Sumbu
Waktu');
ylabel
('Amplitudo
Sinyal');
grid on
subplot
(2,1,2); plot
(t,x1,'r');
title
('x1=2x');
xlabel ('Sumbu
Waktu');
ylabel
('Amplitudo
Sinyal');
grid on

3.

Sistem 2
t=-10:0.01:10;
x=3*cos(t);
x1=2*x;
x2=x1.^2;
subplot(1,3,1);
plot(t,x,'b');
title
('x=3cos(t)');
xlabel ('Sumbu
Waktu');
ylabel
('Amplitudo
Sinyal');
grid on
subplot
(1,3,2); plot
(t,x1,'r');
title
('x1=2*x1');
xlabel ('Sumbu
Waktu');
ylabel
('Amplitudo
Sinyal');
grid on
subplot
(1,3,3); plot
(t,x2,'m');
title
('x2=(x1)^2');
xlabel ('Sumbu
Waktu');
ylabel
('Amplitudo
Sinyal');
grid on

4.

Sistem 3
t=-10:0.01:10;
x=3*cos(t);
x1=2*x;
x2=x1.^2;
x3=-3*x;
plot
(t,x3,'m');
title ('x3=3*x');
xlabel ('Sumbu
Waktu');
ylabel
('Amplitudo
Sinyal');
grid on

5.

Penjumlahan
Sistem 2 dan 3
t=-10:0.01:10;
x=3*cos(t);
x1=2*x;
x2=x1.^2;
x3=-3*x;
x23=x2+x3;
subplot(1,3,1);
plot(t,x2,'b');
title
('x2=x1^2');
xlabel ('Sumbu
Waktu');
ylabel
('Amplitudo
Sinyal');
grid on
subplot
(1,3,2); plot
(t,x3,'r');
title ('x3=3x');
xlabel ('Sumbu
Waktu');
ylabel
('Amplitudo
Sinyal');
grid on
subplot
(1,3,3); plot
(t,x23,'m');
title
('x23=x2+x3');
xlabel ('Sumbu
Waktu');
ylabel
('Amplitudo
Sinyal');
grid on

6.

Sistem 4
t=-10:0.01:10;
x=3*cos(t);
x1=2*x;
x2=x1.^2;
x3=-3*x;
x23=x2+x3;
x4=2.5*x23;
plot
(t,x4,'r');
title
('x4=2.5*x23');
xlabel ('Sumbu

Waktu');
ylabel
('Amplitudo
Sinyal');
grid on

Pertanyaan
1. Jelaskan tentang sistem seri !
Jawab :
Sistem seri adalah sistem dimana output sistem 1 menjadi input sistem 2 dan
output sistem 2 menjadi keluaran keseluruhan sistem.
2. Jelaskan tentang sistem paralel !
Jawab :
Sistem paralel adalah sistem dimana input sistem 1 dan sistem 2 sama,
kemudian hasil penjumlahan

sistem 1 dan 2 menjadi output keseluruhan

sistem.
3. Jelaskan tentang sistem seri-paralel !
Jawab :
Sistem seri-paralel adalah sistem dimana output sistem 1 menjadi input sistem
2, dan output sistem 2 dijumlahkan dengan output sistem 3, kemudian hasil
penjumlahan sistem 2 dan 3 menjadi input sistem 4 dan output sistem 4
menjadi output keseluruhan sistem.
VI.

ANALISA DATA
Dari data hasil percobaan penggabungan beberapa sistem yang telah dilakukan, dapat
dilihat pada tabel 5.1 dan 5.4 yang merupakan penggabungan sistem seri. Input sistem
1 pada tabel 5.1 adalah x(t) = 2 sin (t) dan output sistem 1 menjadi input sistem 2.
Kemudian output sistem 2 menjadi output keseluruhan sistem.

Tabel 5.2 dan 5.5 adalah penggabungan sistem paralel dimana input pada sistem 1 dan
2 sama kemudian output dari kedua sistem dijumlahkan. Hasil penjumlahan dari
sistem 1 dan 2 menjadi output keseluruhan sistem.
Tabel 5.3 dan 5.6 merupakan penggabungan sistem-paralel dimana output sistem 1
menjadi input sistem 2, untuk input sistem 3 sama dengan input sistem 1. Kemudian
output sistem 2 dijumlahkan dengan output sistem 3. Input sistem 4 adalah hasil
penjumlahan sistem 3 dan sistem 2, dan output sistem 4 menjadi output keseluruhan
sistem.

VII.

KESIMPULAN
Sistem adalah beberapa komponen yang berhubungan dalam suatu proses yang
mempunyai input dan menghasilkan output.
Sistem seri adalah sistem dimana output sistem 1 menjadi input sistem 2 dan output
sistem 2 menjadi keluaran keseluruhan sistem.
Sistem paralel adalah sistem dimana input sistem 1 dan sistem 2 sama, kemudian hasil
penjumlahan sistem 1 dan 2 menjadi output keseluruhan sistem.
Sistem seri-paralel adalah sistem dimana output sistem 1 menjadi input sistem 2, dan
output sistem 2 dijumlahkan dengan output sistem 3, kemudian hasil penjumlahan
sistem 2 dan 3 menjadi input sistem 4 dan output sistem 4 menjadi output keseluruhan
sistem.

Anda mungkin juga menyukai