Anda di halaman 1dari 3

Membuka Pertemuan Pembelajaran

Tugas pokok guru yang tidak boleh tidak dilakukan dalam keseharian tugasnya adalah menyiapkan rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP), melaksanakan pembelajaran, mengevaluasi pembelajaran, membuat
analisis evaluasi, melakukan remedial dan pengayaan. Ini inti dari sekian banyaknya tugas guru, dan inti dari
lima tugas ini adalah pelaksanaan pembelajaran. Pembelajaran harus dilaksanakan secara runtut tahap demi
tahap. Ada tiga tahap pelasanaan pembelajaran yakni tahap pendahuluan (membuka peembelajaran), tahap
kegiatan inti, tahap penutup pembelajaran. Tahap-tahap ini harus direncanakan dengan matang dan dikelola
dengan baik agar kegiatan pembelajaran menjadi interaktif, menyenangkan, menantang, dan mampu
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, yang akhirnya tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan
hasil yang maksimal atau kriteria ketuntasan minimal tercapai.
Fakta yang sering ditemui pada waktu supervisi pembelajaran, di antara tiga tahap pelaksanaan pembelajaran,
tahap pendahuluan atau membuka pertemuan pembelajaran sering tidak terkelola dengan baik Kegiatankegiatan yang sangat penting dalam membuka pembelajaran sering terabaikan oleh sebagian guru. Padahal
kegiatan membuka pembelajaran menjadi tumpuan dari kegiatan inti dan penutup, karena kegiatan membuka
pembelajaran adalah ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik untuk
berpartisipasi aktif dalam totalitas pembelajaran di kelas.
Berdasarkan fakta ini perlu guru disegarkan kembali dengan hal-hal yang dilakukan dalam
membuka pembelajaran.Dan sebagai bahan penyegaran dalam tulisan singkat ini diuraikan komponenkomponen dalam membuka pertemuan pembelajaran. Komponen dimaksud sebagai berikut;
1. Menyiapkan pesrta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran: mengecek kehadiran
peserta didik, mengatur tempat duduk pesesrta didik sesuai karakteristik mereka, memeriksa alat tulis peserta
didik, menyiapkan kesiapan peserta didik mengikuti pembelajaran,
2. Menimbulkan motivasi: antusias peserta didik, rasa ingin tahu, memperhatikan minat dan interes peserta
didik, penggunaan media pembelajaran atau interaksi bervariasi
3. Memberi acuan capain pertemuan; menyampaikan KD atau pokok pembahasan, memberitahukan indikator
capaian, menuliskan tujuan pembelajaran, menyampaikan langkah-langkah kegiatan.
4. Memberikan apersepsi; mengajukan minimal dua pertanyaan tentang materi minggu yang lalu sebagai
pengait ke materi yang akan dibahas.
5. Melakukan pretes: mengajukan beberapa pertanyaan tetang materi yang akan dibahas untuk melihat
kemampaun awal dari peserta didik tentang bahan yang akan dibahas.
Komponen-komponen tersebut dijelaskan sebagai berikut;
Pertama : Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran: Peserta didik
hasur terkonsentrasi jiwa mental dan pikiran mereka pada proses pembelajaran, demikian pula gerakan
anggota tubuh mereka dapat menunjang proses pembelajaran. Upaya menciptakan hal ini adalah melalui: (1)
Mengecek kehadiran peserta didik; dihindari memanggil satu persatu nama hal ini bisa menggunakan waktu
yang lama dan juga membuat keributan di kelas; (2) Mengatur tempat duduk peserta didik sesuai kelompoknya
dan memperhatikan karakteristik mereka. Setiap kelas dan setiap mata pelajaran harus ada peta karakteristik
peserta didik. Ada kelompok peserta didik berkemampuan tinggi, kelompok kemampuan sedang dan kelompok
kemampuan rendah. Guru harus cermat memasangkan peserta didik dalam kelompok sesuai kemampuan dan
tingkat emosional dan bahkan tingkat ekonomi orang tua, asal lingkungan peserta didik. Karena hal ini sangat
menunjang dalam menciptakan keaktifan peserta didik menerima pembelajaran. (3) Memeriksa alat tulis
menulis peserta didik; sering guru lupa memeriksa alat kesiapan peserta didik, pada hal ini sangat menentukan
dalam memelihara ketertiban peserta didik menerima pembelajaran sebab dalam pembelajaran berlangsung
dan ada seorang peserta didik tidk siap alat tulis menulisnya maka dia akan berpotensi mengganggu teman di
dekatnya. (4) Menanyakan kesiapan peserta didik mengikuti pembelajaran. Pertanyaan ini dijawab atau tidak
oleh peserta didik tidak begitu penting, namun pertanyaan ini dapat menimbulkan rasa percaya diri dan
membangitkan kekuatan pada peserta didik untuk menerima pembelajaran.
Kedua: Menimbulkan motivasi; menciptakan dorongan yang kuat peserta didik untuk tergerak melakukan
kegiatan pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran yang disepakati dapat dicapai dan meraka akan beroleh
kepuasan dalam belajar. Hal ini akan dicapai melalui: (1) antusias peserta didik, guru masuk kelas harus rapi,
memperlihatkan keceriaan, raut muka yang selalu dihiasi dengan senyum untuk dapat menimbulkan gairah dan
semangat belajar bagi peserta didik, (2) rasa ingin tahu; guru pada kegiatan pendahuluan pembelajaran harus

mampu membuat sesuatu yang menimbulkan rasa ingin tahu peserta didik, misalnya; dengan pernyataan:
anak-anak pada kegiatan inti nanti kita akan menggunakan LKS pada tugas kelompok. Ini menimbulkan tanda
tanya peserta didik bagaimana LKS yang mereka kerjakan nanti dsb. (3) Memperhatikan minat dan interes
peserta: dalam hal ini guru harus memperhatikan kemauan peserta didik dengan menghargai pendapat peserta
didik hasil karya mereka dan lain sebagainya. (4) Penggunaan media pembelajaran atau interaksi bervariasi,
dengan mnyiapkan media pada kegiatan pendahuluan dapat mendorong peserta didik siap menerima
pembelajaran misalnya memperhatikan gambar, atau menyetel teprekorde, televise, infokus, dan lain
sebagainya.
Ketiga: Memberi acuan capaian pertemuan; pada kegiatan pendahuluan pertemuan pembelajaran guru
diharapkan mengajak peserta didik menyepakati acuan capai pertemuan agar konsentrasi pikiran dan gerak
mereka terarah pada acauan tersebut. Dalam hal ini yang dibuat oleh guru adalah: (1) menyampaikan KD atau
pokok pembahasan, (2) memberitahukan indikator capaian, hal ini sangat penting pula diketahui oleh peserta
didik sebelum mereka mengikuti proses pembelajaran, indikator tinggal diangkat dari RPP. (3) menuliskan
tujuan pembelajaran, pada kegiatan pendahulun pembelajaran guru diharuskan menuliskan tujuan
pembelajaran sebab hal ini menjadi acuan utama bagi peserta didik, apakah mereka sudah menguasai materi
langkah demi langkah pada proses pembelajaran berlangsung. (4) menyampaikan langkah-langkah
kegiatan,guru harus menyampaikan skenario dari proses pembelajaran sehingga peserta didik mengikuti
urutan-urutan materi pembelajaran secara runtut.
Keempat: Memberikan apersepsi; memberikan kaitan antara materi sebelumnya dengan materi yang dibahas
sehingga materi yang disajikan merupakan suatu kesatuan yang utuh dan tidak terpisah-pisah. Ada berbagai
cara yang dapat dilakukan dalam apresebsi namun paling sering dilakukan guru adalah dengan mengajukan
pertanyaan. Guru harus memiliki ketrampilan bertanya dalam melakukan apersepsi. Dalam totalitas proses
pembelajaran bertanya akan berperan sangat penting, berdampak positif terhadap keberhasilan belajar peserta
didik. Dampak positif ini dijelaskan dalam Materi Pelatihan Penilaian Kinerja Pendidik dan Tenaga
Keependidikan Bagi Pengawas (2009:15) yaitu: (a) meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan
pembelajaran, (b) membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap suatu masalah yang sedang
dibicarakan, (c) menggambarkan pola pikir dan cara belajar aktif dari siswa, karena hakekatnya berpikir itu
sendiri sesungguhnya adalah bertanya, (d) menuntun proses berpikir siswa, sebab pertanyaan yang baik akan
membantu siswa dapat menentukan jawaban yang baik, dan (e) memusatkan perhatian siswa terhadap
masalah yang sedang dibahas.
Pertanyaan yang diajukan pada apersepsi lebih mengarah pada ranah kognitif. Dan guru dalam membuat
pertanyaan diharapkan dapat mengikuti tingkatan pertanyaan yang dikemukakan oleh Benyamin S Bloom
(1956) yakni dari jenjang paling sederhana sampai pada jenjang paling tinggi atau dari biasa dikenal C1 sampai
C6. Dari enam jenjang dibagi menjadi dua kelompok yakni C1 (pengetahuan), C2 (pemahaman), C3
(penerapan) tergolong pada kemampuan dasar yang sifatnya sederhana (simple) dan C4 (analisis), C5
(sintesis), C6 (evaluasi) digolongkan pada kemampuan yang lebih kompleks. Untuk teknik pengajuan
pertanyaan agar guru segera mengetahui penguasaan materi oleh peserta didik maka pertanyaan-pertanyaan
yang sederhana ditujukkan ke peserta didik yang berkemampuan rendah,kalau pertanyaan itu mereka bisa
jawab maka dapat diprediksi peserta didik kelompok sedang dapat menjawab, dan kalau belum maka
pertanyaan akan diajukan ke peserta didik kelompok menengah, kalau mereka dapat menjawab maka dapat
diprediksi peserta didik kelompok tinggi sudah dapat menjawab.Sehingga yang perlu dibimbing untuk
pertanyaan ini adalah peserta didik yang berada pada kelompok rendah. Pertanyaan yang masuk golongan
kompleks pertama diajukan kepada peserta didik kelompok sedang kalau sudah dapat dijawab maka sudah
dapat diprediksi kelompok tinggi sudah dapat menjawab sehingga pertanyaan tidak lagi diajukan kepeda
mereka, pertanyaan diteruskan kepeserta kelompok rendah kalau sudah dapat dijawab maka berarti pertanyaan
itu sudah tuntas tetapi kalau belum maka pertanyaan itu belum tuntas dan perlu diadakan pembimbingan lagi
untuk materi pertanyaan itu Demikian seterusnya setiap mengadakan apersepsi.
Kelima: Pretes atau tes awal adalah tes yang dilakukan untuk mengetahui sejauhmana materi pembelajaran
yang akan dibahas telah dikuasai oleh peserta didik. Ini sangat perlu diajukan pada kegiatan membuka
pembelajaran agar guru sudah tahu kemampuan peserta didik, sehingga memudahkan pembimbingan dan
penekanan materi pembahasan. Pertanyaan disusun berdasarkan tingkat soal seperti pada pertanyaan

apersepsi namun jumlah lebih banyak yakni minimal sama dengan jumlah indikator tetapi paling baik minimal
satu indikator dua pertanyaan. Pertanyaan boleh diajukan secara lisan dengan sasaran yang menjawab
menggunakan sample sesuai kelompok kemampuan peserta didik, tetapi paling bagus secara tertlis dan
diajukan kepada semua peserta didik, supaya dapat diketahui pasti tingkat perkembangan penguasaan materi
oleh semua peserta didik setelah dibandingkan dengan hasil jawaban postes yang dilaksanakan pada akhir
atau pada penup pembelajaran.
Pertanyaan apersepsi dan pertanyaan pretes harus disiapkan secara tertulis oleh guru pada penyusunan
Rncana Pelaksanaan Peemebelajaran (RPP). Pertanyaan dalam bentuk esei dan tes pilihan ganda. Apersepsi
maksimal 3 (tiga) pertanyaan. Dan pretes minimal 2 (dua) kali dari indikator, misalnya dalam satu kali
pertemuan (240 menit) ada 3 (tiga) indikator maka pretes minimal 6 butir soal dan ini dapat dibagi menjadi 2
butir soal esei dan 4 butir soal pilihn ganda. Pretes menjadi postes yaitu evaluasi untuk mengukur keberhasilan
pembelajaran dalam satu kali pertemuan, juga untuk ketercapaian KKM indikator keberhasilan.Seoran guru
yang membiasakan dirinya untuk membuat rumusan tanyaan pretes/postes dengan baik maka guru tersebut
hakekatnya telah meringankan pekerjaannya. Hail ini akan dirasakan oleh guru pada pelaksanaan ulangan
harian, ulangan semester bahkan tray out dan ujian akhir sekolah nanti. Ulangan harian adalah evaluasi yang
dilakukan sdetelah beberapa kali pertemuan selesai atau satu KD seelesai maka tes yang diajukan tinggal
mengangkat soal-soal postes. Demikian pula ulangan semester tinggal memilih dari kumpulan soal-soal postes
dari KD yang telah dibelajarkan. Dan seterusnya pelaksanaan tray out tinggal memilih dari kumpulan soal
postes dari semester satu sampai semester lima/enam. Kalau setiap minggu seorang guru membelajarkan satu
kali pertemuan maka berarti ada 6 butir soal yang telah diujikan, sehingga satu bulan menjadi 4 x 6 butir soal =
24 butir soal. Dan satu semester menjadi 5 x 24 butir soal = 120 butir soal. Sehingga pada tray out nanti guru
sudah ada kumpulan soal 5 semester x 120 butir soal = 600 butir soal, yakni 400 butir soal pilihan ganda dan
200 butir soal esei.
Walaupun penjelasan komponen-komponen membuka pembelajaran ini agak panjang namun pelaksanaan
membuka pembelajaran hanya memerlukan waktu 6 sampai 10 menit; yakni komponen pertama = 1 menit,
komponen kedua = 1 menit, komponen tiga = 1,5 menit, komponen keempat= 2 menit dan komponen 5 = 3
menit.
Semoga hal ini menjadi suatu hal dicamkan oleh guru demi keberhasilan tugasnya dan demi untuk keberhasilan
peserta didik, tiada yang membahagiakan guru dalam pelaksanaan tugasnya selain mendapatkaaan asuhannya
meraih kesuksesan akhir.
Di awal baik di akhir baik itu berkah
Di awal tidak baik di akhir baik itu hidayah
Di awal baik di akhir tidak baik itu cobaan
Di awal tidak baik di akhir tidak baik itu takdir.

Anda mungkin juga menyukai