Anda di halaman 1dari 35

BRONCHOPNEUMONIA

Irawan Johan Riana


Mentari
Pembimbing : Dr. Desrinawati,
Sp.A

Bronchopneumonia
Peradangan yang mengenai
parenkim paru, distal dari bronkiolus
terminalis yang mencangkup
bronkiolus respiratorius, dan alveoli,
serta menimbulkan konsolidasi
jaringan paru dan gangguan
pertukaran gas setempat. Bisa
mengenai lebih dari satu tempat.

Lebih sering merupakan infeksi


sekunder terhadap berbagai keadaan
yang melemahkan daya tahan tubuh
Sebagai infeksi primer biasanya
hanya dijumpai pada anak-anak dan
orang tua

Etiologi
Pada neonatus dan bayi kecil: Streptococcus
group B dan bakteri Gram negatif seperti E.
Colli, Pseudomonas atau Klebsiella.
Pada bayi yang lebih besar dan anak balita:
Streptococcus pneumonia, Haemophillus
influenzae tipe B danStaphylococcus aureus.
Pada anak yang lebih bedar dan remaja:
selainbakteri tersebut, sering juga
Mycoplasma pneumoniae.

Patogenesis
Stadium I (4 12 jam pertama)
kongesti
Stadium II (48 jam berikutnya)
hepatisasi merah
Stadium III (3 8 hari) hepatisasi
kelabu
Stadium IV (7 11 hari) resolusi

Stadium kongesti respon peradangan awal


pelepasan mediator-mediator inflamasi &
komplemen prningkatan permeabilitas kapiler
paru perpindahan eksudat interstisium
edema
Stadium hepatisasi merah alveolus terisi sel
darah merah, eksudat, fibrin, leukosit lobus
padat paru merah
Stadium hepatisasi kelabu sel darah putih
mengkolonisasi paru fagositosis sisa2 sel &
eritrosit diresorbsi lobus berisi fibrin &
leukosit paru kelabu
Stadium resolusi sisa2 fibrin & eksudat lisis
diabsorbsi makrofag paru kembali ke semula

Gambaran Klinis
Biasanya didahului oleh peradangan
saluran nafas bagian atas seperti
batuk, pilek selama beberapa hari
disertai kenaikan suhu tubuh yang
tiba-tiba.
Umumnya gelisah, dispneu,
pernafasan cepat dan dangkal
disertai pernafasan cuping hidung.

Gambaran Klinis
Peningkatan nafas diikuti dengan
retraksi dari intercostal, subkostal, dan
suprasternal, dan penggunaan otot
pernafasan aksesorius.
Pada perkusi toraks sering tidak
ditemukan kelainan.
Pada auskultasi mungkin hanya
terdengar ronki basah nyaring halus
atau sedang.

Pemeriksaan Penunjang
Darah perifer lengkap
Pneumonia virus: leukosit dapat normal
atau meningkat (biasanya tidak lebih
dari 20.000/mm3) dengan predominan
limfosit.
Pneumonia bakterial, terjadi
peningkatan leukosit antara 15.000
40.000/mm3 dan predominan PMN.

Pemeriksaan Penunjang
Radiologis
Pada foto rontgen dada terlihat infiltrat
alveolar yang dapat ditemukan di seluruh
lapangan paru.

Mikrobiologis
Pemeriksaan mikrobiologik untuk
diagnosis pneumonia anak tidak rutin
dilakukan kecuali pada pneumonia berat
yang dirawat di RS.

Diagnosis
Berdasarkan kriteria WHO (2009)
1.Bukan Pneumonia
Bila tidak ditemukan sesak napas dan
napas
cepat
2.Pneumonia
Bila tidak ada sesak napas
Ada napas cepat dengan laju napas:

Anak
Anak
Anak
Anak

umur
umur
umur
umur

< 2 bulan
: > 60 x/mnt
2-11 bulan: > 50 x/mnt
1-5 tahun
: > 40 x/mnt
> 5 tahun
: > 30 x/mnt

Diagnosis
3. Pneumonia berat
Bila ada sesak napas (pernapasan cuping
hidung dan atau retraksi)
Dalam keadaan sangat berat dapat
dijumpai :
Tidak dapat menyusu atau minum/makan,
atau memuntahkan semuanya
Kejang, letargis atau tidak sadar
Sianosis
Distress pernapasan berat

Berdasarkan umur penderita


Pneumonia neonatus dan bayi kecil

Pneumonia balita dan anak yg lebih besar

Berdasarkan status penderita


Community aquired pneumonia
(Pneumonia komunitas)

Hospital acquired Pneumonia (Nosocomial Pneumonia)

Pneumonia pada Immunocompromised Host

Pneumonia aspirasi

Pneumonia komunitas

Pneumonia Tipik
Pneumonia Atipik

Pneumonia Tipik
Demam tinggi
Badan rasa dingin,
Batuk produktif ada dahak ( warna yang
khas)
Nyeri dada
Fisik Konsolidasi paru, didapatkan rhonki
basah

Pneumonia Tipik
Laboratorium: Leucositosis Kuman +
dalam sputum (Gram)
Biakan kuman (+).
Kuman: S. pneumonia, S. Aureus, H.
influenza, M. catharalis, Pseudomonas.
Klebsiella, Dll.

Pneumonia Atipik.
Gambaran Klinik
Demam tak terlalu tinggi
Batuk tak produktif
Nyeri kepala, dan otot
Mual, muntah, diare

Pneumonia Atipik
Kuman:
M. Pneumonia, C. Pneumonia, Moraxella
Catarhhalis,, Virus dan lain2.

Laboratorium:
Leukositosis ringan atau Normal
Sputum (-), Biakan sering Negative
Akhir ini dgn serologik/ molekular biologi
(PCR)

DD

Virus vs Bakteri (onset, jumlah leukosit, radiology


, produktivitas batuk,toksisitas )

Tipik vs Atipik

Bronkiolitis
Asma
TB Paru

Pneumonia
Tipik
Demam
Batuk
Keluhan
Lekosit
Gram
Sputum
Kuman

Atipik

Tinggi
Tidak terlalu tinggi
Badan terasa dingin
Produktif
Tak Produktif
Nyeri dada
Nyeri kepala/ otot
Leukositosis
Leukositosis ringan/ N
Positif
Negatif
Biakan(+)
sering Negatif
S.pneumonia
M.pneumonia
S.aureus
C.pneumonia
H.influenza
M.catahalis
Virus

Gejala Klinik Pneumonia


1.

G/ inf nonspesifik & toksisitas spt : demam, skt


kpla, iritabel, gelisah, g3 GI tract, nfs mkn

2.

G/ sal pnfsn bwh spt : batuk, takipnu, nfs cuping


hdng, sesak, merintih, sianosis,dll.

3.

Td pneu berupa : retraksi, perkusi pekak, fremitus


melemah, suara nfs melemah, ronkhi

4.

Td efusi pleura/empiema spt: grk dada ttinggal di


dae efusi, pekak, fremitus melemah, suara nfs
tubuler tepat di atas bts cairan, friction rub, nyeri
dada krn iritasi pleura, kaku kuduk bila tdp iritasi
pleura lobus atas, nyeri abd bl iritasi mengenai
diafragma pd pneu. lobus ka bwh.

5.

Td. inf xtra pulmonal

Asma
Mengi berulang dan / atau batuk
persisten dengan kharakteristik :
Timbul episodik
Cenderung malam hari / dini hari
Musiman
Setelah aktivitas fisik
Riwayat asma atau atopi

DIAGNOSIS ASMA
Batuk dan atau wheezing

Patut diduga asma :


-episodik
-nokturnal/morning drip
-- musiman
-- pajanan thd pencetus
-- riwayat atopi pasien keluarga

Periksa peak flow meter


atau spirometri untuk menilai :
-Reversibiliitas (15%)
-- variabilitas (15%)

Berikan bronkodilator

Tidak jelas asma :


-Timbul masa neonatus
-- gagal tumbuh
--infeksi kronik
-Muntah/tersedak
-- kelainan fokal paru
-- kelainan sistem KV

Riwayatt penyakit
Pmrx fisik
Uji tuberkulin

Tidak berhasil

Pertimbangkan pmrx :
-Foto Ro toraks & sinus
-- uji faal paru
- uji respon thdp bronkodilator
dan steroid sistemik 5 hari
-Uji provokasi bronkus
-- uji keringat
-- uji imunologis
- pmrx motilitas silia
-- pmrx refluks GE

Berhasil

Diagnosis kerja : Asma

Mendukung
diagnosis lain

Tidak mendukung
diagnosis lain

Diagnosis & pengobatan penyakit lain


Berikan obat anti asma :
Bila tidak berhasil nilai ulang
Diagnosis dan ketaatan berobat

Pertimbangkan
asma

Bukan asma

DIAGNOSIS BRONKIOLITIS
Anamnesis : pilek ringan, batuk, dan demam
PF : takikardi, takipnea, peningkatan suhu
>38,5 C. Terkadang konjungtivitis ringan dan
faringitis
Wheezing
Napas cuping hidung dan retraksi interkostal
Dapt ditemukan ronki
Trkadang bisa apnea pada bayi <6bulan

LABORATORIUM
Darah rutin kurang bermakna krna jumlah
leukosit biasanya normal
Foto Ro thorax hiperinflasi dan infiltrat,
ttpi gmbran ini tdak spesifik dan dpat
didptkan pda asma, pneumonia viral/
atipikal dan aspirasi.
Untuk mendptkan RSV dilakukan kultur
virus, rapid antigen detection tests atau
PCR dan pengukuran titer antibodi pada
fase akut dan konvalesens

Tatalaksana
Bronkopneumonia
Sebagian besar anak tidak perlu rawat
inap
Indikasi rawat tgt berat-ringan penyakit :

Toksis
Distres pernapasan
Tidak mau makan/minum
Ada penyakit dasar lain
Komplikasi
Neonatus & bayi kecil dgn susp. pneumonia

Tatalaksana
Bronkopneumonia
Dasar tatalaksana :
Pengobatan kausal dan suportif
Penanggulangan penyakit penyerta
Pemantauan & mengatasi komplikasi

Terapi
antibiotik
harus
segera
diberikan
pada
anak
dengan
pneumonia yg diduga disebabkan oleh
bakteri

Tatalaksana Rawat Jalan


Ringan : 1st line Ab - Oral
Amoksisilin 25 mg/kgBB
Kotrimoksazol 4 mg/kgBB TMP 20 mg/kgBB
sulfametoksazol

Makrolid : terapi alternatif betalaktam


utk
pengobatan
inisial
pneumonia,
dengan
mempertimbangkan aktivitas ganda
thd S.pneumoniae dan bakteri atipik

Tatalaksana Rawat Inap


1st line Ab : beta-laktam atau kloramfenikol
2nd line Ab : gentamisin, amikasin,
sefalosporin
Terapi Ab diteruskan 7-10 hari pd
pneumonia tanpa komplikasi
Kombinasi
beta-laktam,
ampisilin/amoksisilin + kloramfenikol :
pneumonia berat 2-24 bulan
Penisillin G 25.000 U/kgBB tiap 4 jam
Kloramfenikol 15 mg/kgBB tiap 6 jam
Seftriakson 50 mg/kgBB tiap 12 jam

Tatalaksana Rawat Inap


Pada neonatus & bayi kecil : terapi awal
Ab IV sesegera mungkin sering tjd
sepsis dan meningitis rekomendasi Ab
spektrum luas : kombinasi beta-laktam /
klavulanat
dengan
aminoglikosid
/
sefalosporin generasi ketiga
Bila keadaan sudah stabil Ab Oral 10
hari

Tatalaksana Rawat Inap


Pada balita & anak lebih besar :
Ab beta-laktam dengan/tanpa klavulanat
Ab beta-laktam/klavulanat + makrolid
baru (IV) / sefalosporin generasi ketiga
kasus lebih berat

Keadaan stabil Ab Oral dan rawat


jalan

Pencegahan
Vaksinasi :
Influenza setiap tahun
PVC bulan ke 2, 4, 6, 15-18 booster 5
tahun

Komplikasi
Empiema torasis ( tersering pd
pneu.bakteri )
Miokarditis ( tersering pd usia 2-24
bulan )
Perikarditis purulenta
Pneumotoraks
Meningitis purulenta

Prognosis
Prognosis tgt usia ps, daya tahan ps,
pengobatan adekuat, dan kemungkinan
komplikasi yang terjadi
Usia <2 bulan lebih sering tjd komplikasi
bahkan sampai kematian
Daya tahan : terkait vaksinasi
Pengobatan adekuat : prognosis lebih
baik
Miokarditis : fatal

Anda mungkin juga menyukai