Anda di halaman 1dari 4

Pelayanan kesehatan kepada bayi meliputi:

Asuhan bayi baru lahir


Pelaksanaan asuhan bayi baru lahir mengacu pada pedoman AsuhanPersalinan Normal yang
tersedia di puskesmas, pemberi layanan asuhanbayi baru lahir dapat dilaksanakan oleh dokter,
bidan atau perawat.Pelaksanaan asuhan bayi baru lahir dilaksanakan dalam ruangan yangsama
dengan ibunya atau rawat gabung (ibu dan bayi dirawat dalam satukamar, bayi berada dalam
jangkauan ibu selama 24 jam). Asuhan bayibaru lahir meliputi:
1.
Pelayanan neonatal esensial dan tatalaksana neonatal meliputi:
a.
Pertolongan persalinan yang atraumatik, bersih dan aman
b.
Menjaga tubuh bayi tetap hangat dengan kontak dini
c.
Membersihkan jalan nafas, mempertahankan bayi bernafas spontan
d.
Pemberian ASI dini dalam 30 menit setelah melahirkan
Inisiasi menyusui dini ( IMD ) adalah proses bayi menyusu segera setelah dilahirkan dimana bayi
dibiarkan mencari puting susu ibunya sendiri. Inisiasi menyusui dini (IMD ) akan sangat
membantu dalam keberlangsungan pemberian ASI ekslusif. Pemerintah Indonesia mendukung
kebijakan WHO dan UNICEF yang merekomendasikan inisiasi menyusui dini sebagai tindakan
penyelamatan kehidupan, karena IMD dapat menyelamatkan 22 % dari bayi yang meninggal
sebelum usia 1 bulan. Program ini dilakukan dengan cara langsung meletakkan bayi baru lahir di
dada ibunya dan membiarkan bayi mencari untuk menemukan putting susu ibun untuk menyusu.
IMD harus dilaksanakan langsung saat lahir, tanpa boleh ditunda dangan kegiatan menimbang
atau mengukur bayi. Bayi juga tidak boleh dibersihkan hanya dikeringkan kecuali tangannya.
Proses ini harus berlangsung skin to skin antara bayi dan ibu.
Menyusui 1 jam pertama kehidupan yang di awali dengan kontak kulit antara ibu dan bayi
dinyatakan sebagai indicator global dan Ini merupakan hal baru bagi Indonesia, dan merupakan
program pemerintah khususnya Departemen Kesehatan RI.
e.
Melakukan penilaian terhadap bayi baru lahir
Apakah bayi menangis kuat dan/atau bernafas tanpa kesulitan
Apakah bayi bergerak dengan aktif atau lemas
Jika bayi tidak bernapas atau bernapas megap megap atau lemah maka segera lakukan
tindakan resusitasi bayi baru lahir.
f.
Membebaskan Jalan Nafas nafas
Dengan cara sebagai berikut yaitu bayi normal akan menangis spontan segera setelah lahir, apabila
bayi tidak langsung menangis, penolong segera membersihkan jalan nafas dengan cara sebagai
berikut :
Letakkan bayi pada posisi terlentang di tempat yang keras dan hangat.
Gulung sepotong kain dan letakkan di bawah bahu sehingga leher bayi lebih lurus dan kepala
tidak menekuk. Posisi kepala diatur lurus sedikit tengadah ke belakang.
Bersihkan hidung, rongga mulut dan tenggorokkan bayi dengan jari tangan yang dibungkus
kassa steril.
Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2-3 kali atau gosok kulit bayi dengan kain kering dan
kasar.
Alat penghisap lendir mulut (De Lee) atau alat penghisap lainnya yang steril, tabung oksigen
dengan selangnya harus sudah ditempat
Segera lakukan usaha menghisap mulut dan hidung

Memantau dan mencatat usaha bernapas yang pertama (Apgar Score)


Warna kulit, adanya cairan atau mekonium dalam hidung atau mulut harus diperhatikan.
g.
Merawat tali pusat
Setelah
plasenta dilahirkan dan kondisi ibu dianggap stabil, ikat atau jepitkan klem plastik tali

pusat pada puntung tali pusat.


Celupkan tangan yang masih menggunakan sarung tangan ke dalam larutan klonin 0,5 % untuk
membersihkan darah dan sekresi tubuh lainnya.
Bilas tangan dengan air matang atau disinfeksi tingkat tinggi
Keringkan tangan (bersarung tangan) tersebut dengan handuk atau kain bersih dan kering.
Ikat ujung tali pusat sekitar 1 cm dari pusat bayi dengan menggunakan benang disinfeksi
tingkat tinggi atau klem plastik tali pusat (disinfeksi tingkat tinggi atau steril). Lakukan simpul
kunci atau jepitankan secara mantap klem tali pusat tertentu.
Jika menggunakan benang tali pusat, lingkarkan benang sekeliling ujung tali pusat dan
dilakukan pengikatan kedua dengan simpul kunci dibagian tali pusat pada sisi yang berlawanan.
Lepaskan klem penjepit tali pusat dan letakkan di dalam larutan klonin 0,5%
Selimuti ulang bayi dengan kain bersih dan kering, pastikan bahwa bagian kepala bayi tertutup
dengan baik..(Dep. Kes. RI, 2002)
h.
Pencegahan Kehilangan Panas
Mekanisme kehilangan panas
Evaporasi
Penguapan cairan ketuban pada permukaan tubuh oleh panas tubuh bayi sendiri karena setelah
lahir, tubuh bayi tidak segera dikeringkan.
Konduksi
Kehilangan panas tubuh melalui kontak langsung antara tubuh bayi dengan permukaan yang
dingin, co/ meja, tempat tidur, timbangan yang temperaturnya lebih rendah dari tubuh bayi akan
menyerap panas tubuh bayi bila bayi diletakkan di atas benda benda tersebut
Konveksi
Kehilangan panas tubuh terjadi saat bayi terpapar udara sekitar yang lebih dingin, co/ ruangan
yang dingin, adanya aliran udara dari kipas angin, hembusan udara melalui ventilasi, atau
pendingin ruangan.
Radiasi
Kehilangan panas yang terjadi karena bayi ditempatkan di dekat benda benda yang mempunyai
suhu tubuh lebih rendah dari suhu tubuh bayi, karena benda benda tersebut menyerap radiasi
panas tubuh bayi (walaupun tidak bersentuhan secara langsung)
Cegah terjadinya kehilangan panas melalui upaya berikut :
Keringkan bayi dengan seksama
Mengeringkan dengan cara menyeka tubuh bayi, juga merupakan rangsangan taktil untuk
membantu bayi memulai pernapasannya.
Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih dan hangat
Ganti handuk atau kain yang telah basah oleh cairan ketuban dengan selimut atau kain yang baru
(hanngat, bersih, dan kering)
Selimuti bagian kepala bayi
Bagian kepala bayi memiliki luas permukaan yg relative luas dan bayi akan dengan cepat

kehilangan panas jika bagian tersebut tidak tertutup.


Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui bayinya
Pelukan ibu pada tubuh bayi dapat menjaga kehangatan tubuh dan mencegah kehilangan panas.
Sebaiknya pemberian ASI harus dimulai dalam waktu satu (1) jam pertama kelahiran
Jangan segera menimbang atau memandikan bayi baru lahir
Karena bayi baru lahir cepat dan mudah kehilangan panas tubuhnya, sebelum melakukan
penimbangan, terlebih dahulu selimuti bayi dengan kain atau selimut bersih dan kering. Berat
badan bayi dapat dinilai dari selisih berat bayi pada saat berpakaian/diselimuti dikurangi dengan
berat pakaian/selimut. Bayi sebaiknya dimandikan sedikitnya enam jam setelah lahir.
i.
Pencegahan Infeksi
Cuci tangan dengan seksama sebelum dan setelah bersentuhan dengan bayi
Pakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang belum dimandikan
Pastikan semua peralatan dan bahan yang digunakan, terutama klem, gunting, penghisap lendir
DeLee dan benang tali pusat telah didesinfeksi tingkat tinggi atau steril.
Pastikan semua pakaian, handuk, selimut dan kain yang digunakan untuk bayi, sudah dalam
keadaan bersih. Demikin pula dengan timbangan, pita pengukur, termometer, stetoskop.
Memberikan vitamin K
Untuk mencegah terjadinya perdarahan karena defisiensi vitamin K pada bayi baru lahir normal
atau cukup bulan perlu di beri vitamin K per oral 1 mg / hari selama 3 hari, dan bayi beresiko
tinggi di beri vitamin K parenteral dengan dosis 0,5 1 mg IM.
Memberikan obat tetes atau salep mata
Untuk pencegahan penyakit mata karena klamidia (penyakit menular seksual) perlu diberikan obat
mata pada jam pertama persalinan, yaitu pemberian obat mata eritromisin 0.5 % atau tetrasiklin 1
%, sedangkan salep mata biasanya diberikan 5 jam setelah bayi lahir.
Perawatan mata harus segera dikerjakan, tindakan ini dapat dikerjakan setelah bayi selesai dengan
perawatan tali pusat
j.
Pemeriksaan Fisik Bayi Baru Lahir
Kegiatan ini merupakan pengkajian fisik yang dilakukan oleh bidan yang bertujuan untuk
memastikan normalitas & mendeteksi adanya penyimpangan dari normal.Pengkajian ini dapat
ditemukan indikasi tentang seberapa baik bayi melakukan penyesuaian terhadap kehidupan di luar
uterus dan bantuan apa yang diperlukan. Dalam pelaksanaannya harus diperhatikan agar bayi tidak
kedinginan, dan dapat ditunda apabila suhu tubuh bayi rendah atau bayi tampak tidak sehat.
Prinsip pemeriksaan bayi baru lahir
Jelaskan prosedur pada orang tua dan minta persetujuan tindakan
Cuci dan keringkan tangan , pakai sarung tangan
Pastikan pencahayaan baik
Periksa apakah bayi dalam keadaan hangat, buka bagian yangg akan diperiksa (jika bayi
telanjang pemeriksaan harus dibawah lampu pemancar) dan segera selimuti kembali dengan cepat
Periksa bayi secara sistematis dan menyeluruh
k.
Imunisasi BCG, hepatitis B dan polio oral
3.
Penyuluhan kepada ibu tentang pemberian ASI eksklusif untuk bayi dibawah 6 bulan
dan makanan pendamping ASI (MPASI) untuk bayi diatas 6 bulan;
Petugas kesehatan sangat berperan dalam keberhasilan proses menyusui, dengan cara memberikan

konseling tentang ASI sejak kehamilan, melaksanakan inisiasi menyusui dini (IMD) pada saat
persalinan dan mendukung pemberian ASI ekslusif setelahnya.
4.
Pemantauan tumbuh kembang bayi untuk meningkatkan kualitas tumbuh kembang
anak melalui deteksi dini dan stimulasi tumbuh kembang bayi
Deteksi dini penyimpangan tumbuh kembang mencakup
a.
Aspek Pertumbuhan:
1) Timbang berat badannya (BB)
2) Ukur tinggi badan (TB) dan lingkar kepalanya (LK)
3) Lihat garis pertambahan BB, TB dan LK pada grafik
b.
Aspek Perkembangan:
1) Tanyakan perkembangan anak dengan KPSP (Kuesioner Pra Skrining Perkembangan)
2) Tanyakan daya pendengarannya dengan TDD (Tes Daya Dengar)
3) tanyakan daya penglihatannya dengan TDL (Tes Daya Lihat),
c.
Aspek Mental Emosional:
1) KMEE (Kuesioner Masalah Mental Emosional)
2) CHAT (Check List for Autism in Toddles = Cek Lis Deteksi Dini Autis)
3) GPPH (Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas
5.
Pemberian obat yang bersifat sementara pada penyakit ringan sepanjang sesuai
dengan obat-obatan yang sudah ditetapkan dan keperluan segera merujuk pada dokter.
Diantaranya bisa dengan:
a.
Manajemen Terpadu Bayi Sakit (MTBS):
1) melakukan kunjungan neonatal oleh bidan desa/kelurahan
2) upaya pemeriksaan kesehatan terpadu pada bayi muda dan balita
b.
Pelayanan Pengobatan
1) pemeriksaan kejadian kesakitan (morbiditas)
2) perawatan kesehatan dan penanganan medis

Sumber:
:
http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/06/pelayanan-kesehatan-pada-bayidan.html#ixzz3VPBv0Prw

Anda mungkin juga menyukai