Anda di halaman 1dari 15

Mc Kinsey 7S Framework

Kerangka 7S dari McKinsey atau yang lebih dikenal dengan


McKinsey 7S Framework adalah sebuah Model manajemen untuk melihat seberapa efektif
organisasi dalam mencapai tujuan yang diinginkannya. Memang ada beberapa model dan
analisa yang dapat digunakan untuk menentukan di posisi mana organisasi kita berada. Baik
itu menggunakan analisa eksternal, internal atau pun keduanya. Salah satu model yang
diyakini dan bertahan sampai hari ini dengan menggunakan pendekatan internal adalah 7S
framework dari McKinsey.
Untuk mencapai kesuksesan manajemen harus memperhatikan tujuh faktor ini agar
pelaksanaan strategi dapat berhasil. Memang tidak semua bobot dari 7S ini sama dalam
suatu organisasi. Tetapi, bukan berarti jika hal itu kurang penting maka dapat diabaikan.
Besar atau kecil, dalam 7S faktornya saling tergantung sehingga jika kita gagal untuk
memberikan perhatian yang tepat maka akan mempengaruhi yang lainnya. Selain itu, fokus
perusahaan akan mempengaruhi tingkat kepentingan relatif dari setiap faktor 7S ini dari
waktu ke waktu.
7S dikembangkan pada awal 1980-an oleh Tom Peters dan Robert Waterman dua orang
konsultan yang saat itu bekerja di perusahaan konsultan McKinsey & Company. Premis dasar
dari model ini adalah bahwa ada tujuh aspek internal dari sebuah organisasi yang perlu
diselaraskan jika ingin mencapai kesuksesan.
7S dapat digunakan untuk:
- Meningkatkan kinerja perusahaan.
- Meneliti efek kemungkinan perubahan masa depan terhadap perusahaan.
- Menyelaraskan departemen-departemen dan proses-proses yang digunakan selama merger
atau akuisisi.
- Menentukan cara terbaik untuk menerapkan strategi yang akan dijalankan
Dalam 7S ada 7 faktor yang masing-masing saling tergantung yang dikelompokkan menjadi
Soft & Hard elements.
Soft Elements lebih sulit dideskripsikan, less tangible dan dipengaruhi budaya, yaitu : Shared
Values, Skills, Style, Staff
Hard Elements lebih mudah didefinisikan dan ditentukan dan manajemen dapat langsung
mempengaruhinya, yaitu: Strategy, Structure, Systems
Strategy:rencana yang dirancang untuk mempertahankan dan membangun
keunggulan kompetitif dalam persaingan. Strategi suatu organisasi dimaksudkan agar
organisasi dapat memiliki arahan yang jelas dan tegas tentang cara-cara yang dipakainya
untuk mencapai sasaran dan tujuan organisasi. Tanpa strategi yang jelas, setiap organisasi
akan berada pada kondisi seperti kapal yang berlayar tanpa pernah tahu ke mana akan

berlabuh. Dalam organisasi bisnis, strategi merefleksikan kajian yang akurat tentang
lingkungan bisnis, terutama aktivitas saat ini dan akan datang dari para pesaing.
Berikut adalah beberapa pertanyaan untuk membantu mengeksplorasi & memahami situasi
Anda dalam hal kerangka 7S.
- Apa strategi kita?
- Bagaimana kita akan mencapai tujuan kita?
- Bagaimana cara kita menghadapi tekanan lingkungan kompetisi (competitive pressure)?
- Bagaimana cara kita menangani perubahan permintaan konsumen (changes in customer
demands)?
- Bagaimana strategi disesuaikan dengan isu lingkungan?
Structure:cara organisasi yang secara sistematis mengatur siapa melapor kepada siapa.
struktur organisasi sangat berpengaruh dalam kinerja sehari-hari. Struktur dibuat sesuai
dengan kebutuhan organisasi yang ada. Struktur yang tepat akan membuat komunikasi
menjadi efektif dan keputusan dapat dibuat dengan cepat dan tepat.
Berikut adalah beberapa pertanyaan untuk membantu mengeksplorasi & memahami situasi
Anda dalam hal kerangka 7S.
- Bagaimana perusahaan / tim dibagi?
- Apa saja tingkatannya?
- Bagaimana mengkoordinasikan kegiatan berbagai departemen?
- Bagaimana anggota tim mengatur dan menyesuaikan diri?
- Apakah pengambilan keputusan dan pengendalian terpusat atau desentralisasi?
- Dimana saja jalur komunikasi? Eksplisit dan implisit?
System: prosedur untuk mengatur aktivitas yang dijalankan yang melibatkan anggota
organisasi untuk menyelesaikan pekerjaan Jika sebuah perusahaan mempunyai sistem
yang baik, maka akan sangat memudahkan bagi perusahaan tersebut untuk melakukan
operasional sehari-hari. Sistem ini termasuk berbagai hal yang menyangkut perencanaan,
implementasi, kontrol dan evaluasi, anggaran, dan penghargaan.
Berikut adalah beberapa pertanyaan untuk membantu mengeksplorasi & memahami situasi
Anda dalam hal kerangka 7S.
- Apa sistem utama yang menjalankan organisasi?
- Di mana saja letak peran kontrol dalam organisasi? Bagaimana peran kontrol di monitor dan
di evaluasi?
- Aturan dan proses apa yang dipergunakan agar tetap on track?
Shared Values: nilai-nilai inti perusahaan yang telah menjadi budaya. Merupakan suatu
guideline bagi para anggota organisasi untuk tumbuh dan berkembang. Berikut adalah
beberapa pertanyaan untuk membantu mengeksplorasi & memahami situasi Anda dalam hal
kerangka 7S.
- Apa nilai-nilai inti perusahaan? (core values)
- Apa saja budaya perusahaan?
- Seberapa kuat nilai-nilai ini diterapkan?

Style: gaya kepemimpinan yang digunakan.Style merujuk kepada gaya kepemimpinan


yang digunakan dalam organisasi. Gaya manajemen (kepemimpinan) organisasi merupakan
hasil perpaduan antara kelima elemen lainnya. Elemen-elemen tersebut menentukan gaya
kepemimpinan seperti apakah yang paling tepat agar organisasi dapat mencapai sasaran dan
tujuannya secara efektif dan efisien. Kepemimpinan yang tangguh pada semua lini, dan
terutama pada jajaran top manajemen, akan memberikan dampak yang dramatis bagi
peningkatan kinerja bisnis. Kepemimpinan yang tangguh ini juga diharapkan akan
memberikan kontribusi penting bagi tumbuh dan mekarnya budaya organisasi yang
berorientasi pada prestasi atau performance-based culture.
Berikut adalah beberapa pertanyaan untuk membantu mengeksplorasi & memahami situasi
Anda dalam hal kerangka 7S.
- Seberapa sering gaya kepemimpinan ini digunakan?
- Seberapa efektif hasilnya?
- Apakah anggota tim menjadi lebih kooperatif atau kompetitif?
Staff: karyawanOrganisasi akan menentukan prasyarat orang-orang seperti apa yang
dianggap sesuai dengan keberadaan dan tujuan organisasi. Sebagaimana diketahui, jika tujuan
organisasi dan tujuan masing-masing individu di dalamnya tidak searah, maka akan sangat
sulit bagi organisasi tersebut untuk dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.
Berikut adalah beberapa pertanyaan untuk membantu mengeksplorasi & memahami situasi
Anda dalam hal kerangka 7S.
- Spesialisasi apa yang harus ada dalam tim?
- Posisi apa yang harus diisi?
- Apakah ada kesenjangan kompetensi yang dibutuhkan?
Skills: Ketrampilan yang dibutuhkan organisasi. Ketrampilan setiap individu di dalam
organisasi merupakan unsur yang sangat penting bagi keberhasilan organisasi untuk
mencapai sasaran dan tujuannya dengan efektif dan efisien. Karena itu, skills merupakan
cerminan dari core competence organisasi, karena strategi yang disusun juga merupakan
refleksi atas skills yang ada. Esensinya adalah bagaimana sebuah organisasi secara konstan
mengembangkan ketrampilan (skills), sikap kerja dan pengetahuan para karyawannya.
Merujuk pada best practice di Asia, setiap perusahaan sebaiknya memberikan training
minimal 40 jam (5 hari) setiap tahun kepada setiap karyawannya. Tentu saja pelatihan dan

pengembangan skills ini selalu harus juga disertai dengan skema monitoring yang sistematis
untuk memastikan bahwa skills itu bisa diaplikasikan untuk melejitkan kinerja bisnis.
Berikut adalah beberapa pertanyaan untuk membantu mengeksplorasi & memahami situasi
Anda dalam hal kerangka 7S.
- Ketrampilan apa yang paling kuat yang dimiliki tim /organisasi?
- Apakah ada kesenjangan keterampilan?
- Apakah karyawan saat ini / anggota tim memiliki kemampuan untuk melakukan pekerjaan
yang diberikan?
- Bagaimana kemampuan di monitor dan dan di nilai?

Model 7-S McKinsey merupakan kerangka yang banyak didiskusikan


untuk melihat saling keterkaitan antara formulasi dan implementasi
strategi.
Model ini membantu manajer untuk memfokuskan perhatian pada
pentingnya menghubungkan strategi yang dipilih pada beragam kegiatan
yang dapat mempengaruhi implementasi strategi tersebut. Awalnya
model ini dikembangkan sebagai cara pikir yang lebih luas tentang
permasalahan mengorganisasikan secara efektif, kerangka 7-S
memberikan sebuah alat untuk menilai kemampuan strategi.
Menurut salah satu pengembangnya, Robert H. Waterman Jr., kerangka
ini menyarankan bahwa tidak cukup untuk berpikir tentang implementasi
strategi hanya sebagai persoalan strategi dan struktur, seperti pandangan
tradisional:
Pemahaman konvensional yang dulu digunakan bahwa jika anda pertama
kali mendapatkan strategi yang benar, organisasi yang benar akan
mengikutinya. Dan ketika hampir semua orang dalam budaya Barat
berpikir tentang organisasi, mereka memikirkan struktur. Namun, dalam
prakteknya asumsi-asumsi ini terlalu membatasi.
KERANGKA 7S MODEL
1.
Strategi rute yang telah dipilih oleh organisasi bagi
pertumbuhannya di masa depan; sebuah rencana yang diformulasi oleh
organisasi untuk memperoleh keunggulan kompetitif yang
berkesinambungan. Sebuah rencana untuk mengalokasikan sumber daya
sepanjang waktu untuk mencapai tujuan-tujuan yang diidentifikasikan
menentukan arah
2. Struktur kerangka dimana kegiatan-kegiatan anggota-anggota
organisasi dikoordinasikan. Empat bentuk struktural dasar adalah bentuk
fungsional, struktur divisi, struktur matriks, dan struktur jaringan.
Bagan organisasi dan menambah benda yang menunjukkan siapa yang
melaporkan kepada siapa dan bagaimana tugas-tugas dibagi dan
diintegrasikan
3.
Sistem prosedur formal dan informal, meliputi sistem inovasi,
sistem kompensasi, sistem informasi manajemen, dan sistem alokasi
kapital, yang mengatur kegiatan setiap hari. Proses dan prosedur melalui
mana hal-hal diselesaikan dari hari ke hari (S yang sangat kuat)
4.
Style (Gaya) pendekatan kepemimpinan dari manajemen puncak
dan pendekatan operasional keseluruhan organisasi; juga cara dimana
pegawai-pegawai organisasi menghadirkan diri mereka ke dunia luar,
kepada pemasok dan pelanggan. Cara manajer berperilaku secara kolektif
dalam hal penggunaan waktu, perhatian dan tindakan simbolik (S yang
sangat kuat)
5.
Skills (keterampilan) apa yang dilakukan terbaik oleh organisasi;
what the company does best; kapabilitas dan kompetensi khusus yang

ada di dalam organisasi. Kapabilitas dimiliki oleh organisasi secara


keseluruhan dan unik dari individu-individu.
6.
Staff sumber daya manusia organisasi; mengacu pada
bagaaimanaa orang dikembangkkan, dilatih, disosialisasikan,
diintegrasikan, dimotivasi, dan bagaimana karis mereka dikelola. Orangorang dalam organisasi demografi.
7.
Shared values (nilai bersama) - awalnya disebut tujuan superordinat;
konsep-konsep dan prinsip-prinsip pedoman dari organisasi nilai-nilai
dan aspirasi, seringkali tidak tertulis yang melampaui pernyataan tujuan
organisasi yang konvensional; ide-ide fundamental disekitar bisnis yang
dibangun; hal-hal yang mempengaruhi kelompok bekerja sama untuk
tujuan bersama.

7S MODEL: SEBUAH PANDUAN KOMPREHENSIF UNTUK


MENGANALISIS BUDAYA DAN PERILAKU ORGANISASI
7s model adalah kerangka untuk menganalisa organisasi dan
efektivitasnya. Melihat pada tujuh unsur utama yang membuat organisasi
sukses, atau tidak: strategi; struktur; sistem; style; skills; staff; dan shared
values.
Konsultan di McKinsey & Company mengembangkan model 7S pada
akhir 1970-an untuk membantu manajer mengatasi kesulitan-kesulitan
perubahan organisasi. Model ini menunjukkan bahwa sistem kekebalan
organisasi dan banyaknya variabel-variabel yang saling berhubungan
yang terlibat membuat perubahan menjadi kompleks, dan bahwa upaya
perubahan yang efektif harus menangani isu-isu ini secara simultan.
Selain itu 7S model adalah alat bagi analisis dan tindakan manajerial
yang memberikan struktur dengan mana untuk melihat perusahaan
(organisasi) secara keseluruhan, sehingga masalah organisasi dapat
didiagnosa dan strategi dapat dikembangkan dan diimplementasikan.

Diagram 7-S menggambarkan banyaknya unsur-unsur yang saling


berhubungan yang mendefinisikan kemampuan organisasi untuk berubah.
Teori ini membantu mengubah pemikiran manajer tentang bagaimana
perusahaan (organisasi) dapat diperbaiki. Dikatakan bahwa tidak hanya
sekedar persoalan merencanakan strategi baru dan mengikutinya. Juga
bukan persoalan membentuk sistem baru dan membiarkannya membuat
perbaikan.
Agar efektif, organisasi harus memiliki tingkat kesesuaian yang
tinggi, atau kesesuaian internal diantara semua tujuh S. Masing-masing S
harus konsisten dengan dan memperkuat S lainnya. Semua S saling
berhubungan, sehingga perubahan di satu S akan memiliki dampak pada
semua S lainnya. Hal yang tidak mungkin untuk membuat kemajuan pada
satu S tanpa membuat kemajuan pada semua S lainnya. Dengan
demikian, untuk memperbaiki organisasi, individu harus menguasai
pemikiran sistem dan memperhatikan ke semua tujuh unsur pada waktu
yang sama.
KELEBIHAN 7S MODEL

Tindakan yang memihak, pengambilan keputusan aktif

Dekat dengan pelanggan belajar dari orang-orang yang dilayani


bisnis

Otonomi dan kewirausahaan menunjang inovasi dan membina


juara.

Produktivitas melalui orang melihat kedudukan dan data pegawai


sebagai sumber kualitas

Menangani langsung, didorong oleh nilai filosofi manajemen yang


memandu praktek setiap hari manajemen menunjukkan
komitmennya

Melekat pada ikatan tetap pada bisnis yang anda ketahui.

Bentuk sederhana, staf pendukung beberapa perusahaan terbaik


memiliki jumlah staf kantor pusat yang sedikit

Harta yang longgar-ketat secara simultan otonomi dalam kegiatan


depan ditambah nilai-nilai terpusat.

Model S-7 Mckinsey


(dinamakan dari dua konsultan McKinsey dan Co dan
penulis buku bisnis terlaris In Search of Exellence
Robert Waterman dan Tom Peters) secara luas
menggunakan kerangka kerja untuk mengkaji
hubungan internal antara formulasi strategi dan
implementasi. Hal ini membantu manajer
memfokuskan perhatiannya pada pentingnya
menuangkan strategi yang dipilih ke dalam berbagai
aktivitas yang dapat berdampak pada pelaksanaan.
Awalnya dikembangkan sebagai cara berpikir lebih
luas tentang persoalan pengorganisasian yang efektif,
kerangka kerja 7-S memberikan kerangka untuk
menilai kemampuan pelaksanaan dari strategi
tersebut. Kerangka kerja menyarankan agar tidak
menilai masalah pelaksanaan hanya sebagai
masalah yang terkait dengan strategi dan struktur
sebagaimana umumnya pandangan tradisional.
Kebijaksanaan konvensional yang pernah ada
menyebutkan bahwa Anda harus lebih dahulu
memiliki strategi yang benar, dan bentuk organisasi
yang baik akan otomatis mengikuti. Saat banyak
orang dalam budaya barat berpikir tentang organisasi,
mereka berpikir tentang struktur.

Bagian 5

30
Dalam praktiknya, ditemui bahwa pendapat tersebut
terlalu membatasi. Agar lebih komprehensif dalam

menjalankan strategi baru dan permasalahannya,


manajer harus memikirkan organisasi sebagai
sebuah kultur/budaya yang unik dan
memperhitungkan kemampuan organisasi untuk
menyelesaikan hal-hal mendasar (misalnya bukan
taktis) sebagai bagian dari perubahan kultur.
kerja 7S-McKinsey melihat kebudayaan dalam tujuh variabel (tidak
dalam urutan abjad):
Strategy (Strategi) rencana alokasi sumber daya organisasi yang terbatas guna
mencapai tujuan;
Structure (Struktur) Cara unit-unit organisasi mengaitkan satu sama lain: sentralisasi,
pembuatan
divisi secara fungsional (top down), desentralisasi (kecenderungan dalam organisasi
yang besar), matriks,
jaringan dan induk organisasi (holding);
System (Sistem) produsen-produsen, proses dan rutinitas yang memberikan
karakteristik seberapa
penting pekerjaan dapat diselesaikan: sistem keuangan, rekrutmen, sistem penilaian
kinerja dan
promosi, sistem informasi;
Style (Gaya) Budaya organisasi dan bagaimana para manajer kunci berperilaku dalam
mencapai
tujuan organisasi;
Staff (Staf) Jumlah dan sifat karyawan (personalia) dalam organisasi;
Skills (Keahlian) Kemampuan yang berbeda dari setiap karyawan atau organisasi
secara keseluruhan;
Shared value (Nilai bersama) Posisi apa yang diambil oleh organisasi dan yang
dipercayainya.
Kepercayaan dan perilaku sentral.
Kerangka kerja 7S-McKinsey harus dipikirkan sebagai satu kesatuan dari tujuh kompas.
Apabila
ketujuh hal tersebut saling terkait, perusahaan akan terbentuk (lihat ilustrasi). Jika tidak,
perusahaan
tidak terorganisir meski strukturnya sudah terlihat benar. Jika analisis 7-S menyatakan
implementasi
strategi sulit dilakukan, para manajer dapat mencari pilihan-pilihan strategis, atau
membiarkannya tetap
seperti itu tetapi dengan memberikan perhatian khusus pada bagian-bagian yang saling
terkait
sebagaimana dipaparkan dalam kerangka kerja.
Kerangka Kerja 7-S-McKinsey
Struktur
Strategi Sistem
NILAI
BERSAMA
Keahlian Gaya
Struktur

Dinamika kompetisi bisnis terus berlangsung nyaris tanpa rehat. Disana setiap organisasi
terus didorong memeras peluh demi pelayanan terbaik kepada pelanggannya. Disana nyaris
tak ada kata maaf bagi perusahaan yang hanya menghasilkan produk abal-abal; atau
memberikan pelayanan yang kering akan inovasi. Disana, setiap buku sejarah akan mencatat
siapa organisasi yang terus bisa mengibarkan benderanya, dan siapa yang harus mengucapkan
salam sayonara.
Dalam konteks itulah, para pelaku bisnis beruntung lantaran mereka pernah mengenal sebuah
jurus yang bertajuk formula 7S. Sejatinya, skema 7S ini dirajut pertama kali oleh McKinsey,
sebuah lembaga konsultan manajemen paling prestisius di kolong jagat. Meski diciptakan
sekitar 30 tahun silam, formula ini rasanya masih memiliki relevansi yang kuat dengan dunia
bisnis mutakhir. Dan karena itulah, kita mencoba membincangkannya pada kesempatan kali
ini.

Formula 7S sendiri pada dasarnya merupakan singkatan dari 7 dimensi yang dianggap
merupakan pilar bagi tegaknya sebuah kejayaan bisnis. Mari kita mencoba menelisiknya satu
per satu.
S yang pertama merujuk pada kata Strategy atau sebuah elemen vital yang acap
menentukan wajah organisasi bisnis ditengah persaingan yang brutal. Yamaha pada tahun
2010 ini akan menjadi nomer satu di tanah air lantaran strategi brilian mereka beberapa tahun
silam : yakni ketika mereka menggebrak pasar dengan motor skutik, jauh mencuri start
dibanding Honda yang kini tengah kalang kabut. Aqua menjadi nomer satu hingga hari ini
lantaran strategi mereka yang sangat dramatis : melakukan inovasi radikal dengan membuat
air mineral sebagai minuman utama sesuatu yang nyaris dianggap sebagai kegilaan ketika
pertama kali dimunculkan.
S yang kedua adalah Structure. Duh, berapa diantara kita yang acap frustasi lantaran
bebalnya rantai birokrasi di kantor, atau karena lenyapnya komunikasi produktif antar
bagian/departemen. Ini semua mungkin terjadi karena bentuk struktur organisasi yang tidak
ramping. Atau juga struktur yang terlalu kaku sehingga menciptakan tembok-tembok
pembatas yang kokoh diantara departemen yang ada dalam organisasi. Pesannya jelas :
bentuk struktur yang tidak pas ternyata diam-diam bisa berdampak sangat destruktif bagi
kinerja bisnis.
S yang ketiga adalah System. Astra menjadi handal lantaran mereka punya sistem
pengembangan SDM yang cemerlang. BCA menjadi terdepan lantaran mereka punya sistem
IT perbankan yang paling pioner diantara yang lainnya. Dan Apple berkali-kali membuat
orang terkesima dengan produknya yang cantik nan eksotis lantaran mereka punya sistem
inovasi yang mempesona. Jadi bagaimana dengan sistme pada kantor dimana Anda bekerja?
Apakah sistem manajemen mutu-nya sudah oke? Apakah sistem pengembangan SDM-nya
sudah prima? Atau apakah sistem IT-nya sudah ekselen?
S yang keempat dan kelima adalah Skills dan Staff. Kedua elemen ini saling berkaitan erat :
esensinya adalah bagaimana sebuah perusahaan mesti secara konstan mengembangkan
ketrampilan (skills), sikap kerja dan pengetahuan para karyawannya. Merujuk pada best
practice di Asia, setiap perusahaan sebaiknya memberikan training minimal 40 jam (5 hari)
setiap tahun kepada setiap karyawannya. Tentu saja pelatihan dan pengembangan skills ini
selalu harus juga disertai dengan skema monitoring yang sistematis; untuk memastikan
bahwa skills itu bisa diaplikasikan buat melejitkan kinerja bisnis.

S yang keenam dan ketuju adalah Style dan


Shared Values. Style merujuk pada gaya kepemimpinan (leadership style) yang ada dalam
organisasi. Sementara shared values adalah nilai budaya kerja yang hidup ditengah organisasi
tersebut. Kedua elemen ini biasanya saling berkelindan. Gaya kepemimpinan dari top
management (terutama owner) yang visioner cenderung akan menghasilkan budaya
organisasi yang visoner pula.
Kedua elemen tersebut memiliki peran yang amat penting bagi kinerja bisnis. Kepemimpinan
yang tangguh pada semua lini, dan terutama pada jajaran top management, akan memberikan
dampak yang dramatis bagi peningkatan kinerja bisnis. Kepemimpinan yang tangguh ini juga
diharapkan akan memberikan kontribusi penting bagi tumbuh dan mekarnya budaya
organisasi yang berorierntasi pada prestasi atau performance-based culture. Dan bukan
budaya kerja yang saling menyalahkan, budaya kerja dengan mutu pas-pasan, atau budaya
kerja yang miskin kreativitas.
Demikianlah 7 pilar kunci yang mesti dirawat dengan penuh ketulusan. Jika segenap elemen
ini bisa dirajut dengan optimal, maka sinergi 7 pilar ini niscaya akan membuka rute bagi
perjalanan bisnis yang cemerlang. Sebaliknya, jika 7 pilar itu terus diabaikan maka gerak
kinerja bisnis akan selalu terkoyak penuh luka. Dan itu artinya : sebentar lagi kidung
kematian (alias kebangkrutan bisnis) mungkin harus segera dilantunkan.
- See more at: http://strategimanajemen.net/2010/02/08/melejitkan-kinerja-bisnis-denganformula-7s/#sthash.JlIkRXpB.dpuf

1. Strategy

Rencana yang disusun untuk mencapai tujuan perusahaan dari waktu ke waktu.
2. Structure
Terdiri dari struktur organisasi, dan termasuk birokrasi seperti aturan pelaporan dan
lain-lain.
3. Systems
Formal dan informal prosedur yang menentukan bagaimana sebuah pekerjaan harus
dilakukan.
4. Shared Values
Merupakan sebuah kepercayaan atau keyakinan dan pedoman yang dipegang oleh
perusahaan.
5. Staff
Orang-orang yang berada dalam perusahaan dan bagaimana mereka dikembangkan
dan dilatih oleh perusahaan
6. Style
Pendekatan yang digunakan oleh top management untuk mencapai tujuan perusahaan.
Tercermin dari gaya kepemimpinan perusahaan.
7. Skills
Kapailitas dan kemampuan sebenarnya yang dimiliki oleh staff perusahaan.

Konsep 7-S McKinsey terdiri atas (perhatikan Gambar 2):


a. Shared Vision; Visi bersama yang melandasi berdirinya suatu organisasi. Visi ini
merupakan suatu guideline bagi para anggota organisasi untuk tumbuh dan
berkembang. Suatu visi yang baik adalah visi yang dapat dipahami dengan baik oleh
anggotanya. Jika seorang anggota mengalami kesulitan untuk memahami visi
organisasinya, maka dia akan cenderung mengambil langkah-langkah berdasarkan
common sense-nya semata dan mungkin akan menjadikannya kontraproduktif
terhadap kepentingan organisasi. Oleh karenanya, suatu visi yang baik, harus
dipahami bersama (menjadi shared vision).
b. Structure; struktur organisasi (organizational structure) merupakan cerminan dari
shared vision organisasi dalam upaya pencapaian sasaran dan tujuan organisasi secara
optimal. Struktur yang sanggup mencerminkan shared vision dengan baik akan
memberdayakan organisasi untuk mencapai sasaran dan tujuan tersebut. Oleh karena
struktur organisasi bisnis dan non-for-profit cenderung sangat berbeda.
c. System; sistem yang dikembangkan organisasi juga bersumber pada shared vision yang
ada. Sistem ini termasuk berbagai hal yang menyangkut perencanaan, implementasi,
kontrol dan evaluasi, anggaran, dan penghargaan.
d. Staff; berdasarkan shared vision yang ada, organisasi membentuk personil di dalamnya
(pengurus). Organisasi akan menentukan prasyarat orang-orang seperti apa yang
dianggap sesuai dengan keberadaan dan tujuan organisasi. Sebagaimana diketahui,
jika tujuan organisasi dan tujuan individu di dalamnya tidak searah, maka akan sangat
sulit bagi organisasi tersebut untuk dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.
e. Skills; ketrampilan setiap individu di dalam organisasi merupakan unsur yang sangat
penting bagi keberhasilan organisasi mencapai sasaran dan tujuannya dengan efektif
dan efisien. Jika ketrampilan para pelaksana organisasi kurang sesuai dengan
kebutuhan organisasi tersebut untuk mewujudkan visinya, maka organisasi tersebut
akan cenderung kontraproduktif. Oleh karenanya, skills merupakan cerminan dari
core competence organisasi, karena strategi yang disusun juga merupakan refleksi atas
skills yang ada.

f. Style; gaya manajemen (kepemimpinan) organisasi merupakan hasil perpaduan antara


kelima elemen sebelumnya. Kelima elemen tersebut menentukan gaya kepemimpinan
seperti apakah yang paling tepat agar organisasi dapat mencapai sasaran dan
tujuannya secara efektif dan efisien. Gaya kepemimpinan yang kurang tepat dengan
kelima elemen tersebut akan menyebabkan organisasi mnejadi gagal atau bahkan
menuju kehancuran.
g. Strategy; tidak jauh berbeda dengan style, strategi organisasi dibangun berdasarkan
shared vision dan keempat elemen yang melingkarinya secara langsung. Strategi suatu
organisasi dimaksudkan agar organisasi dapat memiliki arahan yang jelas dan tegas
tentang cara-cara yang dipakainya untuk mencapai sasaran dan tujuan organisasi.
Tanpa strategi yang jelas, setiap organisasi akan berada pada kondisi seperti kapal
yang berlayar tanpa pernah tahu ke mana akan berlabuh. Dalam organisasi bisnis,
strategi merefleksikan kajian yang akurat tentang lingkungan bisnis, terutama
tindakan/aktivitas saat ini dan akan datang dari para pesaing.

1. Shared Values/Nilai terbagi (Tujuan superordinant); Adalah nilai yg berada diluar, tetapi yang dapat
mencakup pernyataan tujuan sederhana dalam menentukan nasib perusahaan. Untuk menerapkan konsep ini,
nilai2 ini harus dibagi bersama oleh sebagian besar pegawai di dalam suatu organisasi.
2. Structure; struktur organisasi (organizational structure) Adalah bagan organisasi dan perangkat yg
menyertainya yang menunjukan siapa melapor kepada siapa dan cara pembagian dan pengintegrasian tugas..
3. System; Sejumlah proses dan arus yg memperlihatkan cara suatu perusahaan melaksanakan sesuatu dari hari
kehari (Sistem informasi, sitem penganggaran modal, proses pabrikasi, system pengendalian muru, dan
system pengukuran prestasi semuanya merupakan contoh yang baik)
4. Staff; Orang2 dalam organisasi, disini sangat penting untuk berpikir bukan mengenai kepribadian seseorang
tetapi mengenai demografik perusahaan
5. Skills; ketrampilan,keahlian adalah kemampuan setiap individu yang harus dimiliki suatu organisasi secara
keseluruhan, bukan keahlian perorangan.
6. Style; gaya. Bukti berwujud tentang apa yg dianggap penting oleh manajemen dg cara kolektif, mereka
menggunakan waktu dan perhatian serta perilaku simbolik. Yang penting bukan hal2 yg dikatakan
manajemen, tetapi cara mereka berperilaku.
7. Strategy; Strategi. Serangkaian tindakan logis yg ditunjukan untuk mendapatkan keunggulan bersaing yg
dapat dipertahankan, memperkuat posisi terhadap konsumen, atau mengalokasikan sumber daya.

Anda mungkin juga menyukai