Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Paspor adalah dokumen perjalanan yang diterbitkan oleh pemerintah kepada warga
negaranya, yang merupakan pemberian hak dari pemerintah kepada warga negara yang
memiliki paspor untuk dapat melakukan perjalanan ke luar negeri. Paspor berisi identitas
diri yang sah, kewarganegaraan, hak perlindungan selama berada di luar negeri, dan hal
untuk kembali ke negara asal. Di Indonesia, paspor umum diterbitkan oleh Direktorat
Jenderal Imigrasi di bawah naungan Kementerian Hukm dan Hak Asasi Manusia.
Setiap warga negara Indonesia yang masuk dan keluar dari wilayah negara
Indonesia, harus memiliki paspor resmi yang diterbitkan oleh pemerintah Indonesia. Ini
dikarenakan paspor merupakan bukti identitas diri yang sah selama berada di wilayah di
luar negara Indonesia. Tanpa adanya paspor, warga negara Indonesia tidak dapat
memasuki wilayah negara asing. Visa, yang merupakan dokumen bukti izin untuk masuk
ke negara asing hanya diberikan kepada mereka yang memiliki paspor.
Umumnya paspor dimiliki oleh mereka yang gemar atau sekedar ingin berwisata ke
luar negeri, dan tidak sedikit warga Indonesia yang memiliki paspor dengan tujuan
demikian. Bagi sebagian penduduk Indonesia, salah satu destinasi berwisata ke luar
negeri yang menjadi favorit adalah negara Singapura. Menurut data statistik Singapore
Tourism Board, turis dari Indonesia yang berkunjung ke Singapura adalah yang terbanyak
se-Asia Tenggara.
Provinsi Kepulauan Riau merupakan provinsi dengan letak geografis yang
berdekatan dengan negara Singapura. Letaknya yang strategis berdekatan dengan
Singapura, serta adanya rute transportasi yang langsung menuju Singapura menarik
banyak minat masyarakat lokal untuk dapat berwisata ke Singapura. Dengan tingginya
minat masyarakat khususnya yang berada di Provinsi Kepulauan Riau untuk berwisata ke
luar negeri, dalam hal ini Singapura, maka permintaan pelayanan pembuatan paspor pasti
turut meningkat.
Salah satu Kantor Imigrasi Kelas I yang berada di Provinsi Kepulauan Riau berada
di Kota Batam, yang turut melayani masyarakat dalam pembuatan paspor. Karya tulis ini
akan menyajikan mengenai implementasi pelayanan pembuatan paspor yang terdapat di
Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Kota Batam menurut tata cara peraturan pemerintah yang
1

terkait dan mengidentifikasi adanya kelemahan prosedur yang memungkinkan munculnya


praktik korupsi.
B. Maksud dan Tujuan Penelitian
Makalah ini dimaksudkan untuk mengkaji implementasi prosedur pelayanan
pembuatan paspor yang disediakan oleh Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Kota Batam tata
cara dan peraturan pemerintah terkait pelayanan pembuatan paspor.
C. Perumusan Masalah
1. Bagaimana implementasi prosedur pelayanan pembuatan paspor di Kantor Imigrasi
Kelas I Khusus Kota Batam?
2. Apakah masih terdapat kelemahan dalam prosedur pelayanan pembuatan paspor
tersebut, yang dapat dieksploitasi dan memungkinkan terjadinya praktik korupsi?
D. Ruang Lingkup
Dikarenakan keterbatasan informasi serta waktu, penulis hanya menetapkan ruang
lingkup pembahasan Makalah pada prosedur pelayanan pembuatan paspor Biasa yang
disediakan oleh Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Kota Batam.

BAB II
2

LANDASAN TEORI

A. Teori Pendukung
I.

Paspor
Paspor adalah dokumen resmi yang dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang
dari suatu negara memuat identitas pemegangnya dan berlaku untuk melakukan
perjalanan

antar

negara.

berisi biodata pemegangnya,meliputi foto pemegang, tanda

Paspor
tangan,

tempat

dan

tanggal kelahiran, informasi kebangsaan dan informasi lain mengenai identifikasi


individual.
Beberapa negara telah mengeluarkan e-paspor atau elektronik paspor yang
merupakan pengembangan dari paspor kovensional dimana telah ditanamkan
sebuah chip yang berisikan biodata pemegangnya beserta data biometrik-nya. Data
biometrik ini disimpan untuk lebih meyakinkan bahwa orang yang memegang paspor
adalah benar orang yang memiliki dan berhak atas paspor tersebut.
Paspor biasanya diperlukan untuk perjalanan internasional karena harus
ditunjukkan ketika memasuki perbatasan suatu negara, walaupun di negara tertentu
ada beberapa perjanjian dimana warga suatu negara tertentu dapat memasuki negara
lain dengan dokumen selain paspor. Paspor akan diberi cap (stempel) atau disegel
dengan visa yang dilakukan oleh petugas negara tempat kedatangan.
Jenis-Jenis Paspor
a) Paspor biasa
Biasanya suatu negara menerbitkan untuk warga negaranya sebuah paspor biasa
untuk perjalanan reguler.Di Indonesia paspor ini diberi sampul berwarna hijau
dan dikeluarkan oleh Ditjen Keimigrasian, Departemen Hukum dan Hak Asasi
Manusia.
b) Paspor diplomatik
3

Untuk sebagian orang diterbitkan paspor diplomatik guna mengidentifikasi


mereka sebagai perwakilan diplomatik dari negara asalnya.Karena itu,
pemegang paspor ini menikmati beberapa kemudahan perlakuan dan kekebalan
di negara tempat mereka bertugas. Di Indonesia, paspor ini diberi sampul
berwarna hitam dan dikeluarkan oleh Departemen Luar Negeri.
c) Paspor dinas/resmi
Paspor ini diterbitkan untuk kalangan teknisi dan petugas administrasi dari suatu
misi diplomatik seperti kedutaan dan konsulat ataupun

bagi pegawai

negeri /

pemerintah yang sedang melaksanakan tugas ke luar negeri. Pemegang paspor


jenis ini mendapatkan beberapa kemudahan yang tidak dimiliki oleh pemegang
paspor biasa.Di Indonesia, paspor ini diberi sampul berwarna biru dan
dikeluarkan oleh Departemen Luar Negeri setelah mendapat izin dari Sekretariat
Negara.
d) Paspor orang asing
Paspor orang asing adalah paspor yang diberikan kepada seseorang yang bukan
warga negaranya.Syarat dan ketentuan untuk memiliki paspor jenis ini diatur
oleh masing-masing negara.Contoh paspor ini adalah paspor yang dipakai untuk
berhaji (paspor coklat), yang dikeluarkan oleh Pemerintah Kerajaan Arab Saudi.
e) Paspor kelompok
Paspor kelompok akan diberikan untuk, misalnya, kelompok perjalanan anak
liburan sekolah. Semua anak dalam perjalanan tersebut cukup memiliki sebuah
paspor kelompok selama perjalanan liburan mereka berlangsung.
f) Paspor haji dan umrah
Khusus jamaah haji dan umrah, nama yang tertera dalam paspor harus
menggunakan 3 kata misalnya "Agus Budi Hermawan".
memiliki paspor.
II.

Persyaratan Pembuatan Paspor


Persyaratan dalam pembuatan paspor untuk WNI Berdomisili di Indonesia.
Bagi warga negara Indonesia yang berdomisili atau berada di wilayah
Indonesia, permohonan paspor biasa diajukan kepada Menteri atau Pejabat Imigrasi
yang ditunjuk pada kantor Imigrasi setempat dengan mengisi aplikasi data dan
melampirkan dokumen kelengkapan persyaratan yang terdiri atas :

1) kartu tanda penduduk yang masih berlaku atau surat keterangan pindah keluar
negeri;
2) kartu keluarga;
3) akta kelahiran, akta perkawinan atau buku nikah, ijazah, atau surat baptis;
4) surat pewarganegaraan Indonesia bagi Orang asing yang memperoleh
kewarganegaraan Indonesia melalui pewarganegaraan atau penyampaian
pernyataan untuk memilih kewarganegaraan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
5) surat penetapan ganti nama dari pejabat yang berwenang bagi yang telah
mengganti nama; dan
6) Paspor biasa lama bagi yang telah memiliki paspor biasa.
III.

Prosedur Pembuatan Paspor Biasa


1. Manual/Walk-In atau Datang Langsung
a. Bagi permohonan Paspor biasa yang diajukan secara manual , pemohon harus
mengisi aplikasi data yang disediakan pada loket permohonan dan
melampirkan dokumen kelengkapan persyaratan;
b. Pejabat Imigrasi yang ditunjuk memeriksa dokumen kelengkapan persyaratan
sebagaimana dimaksud pada poin 1;
c. Dokumen kelengkapan persyaratan yang telah dinyatakan lengkap, pejabat
imigrasi yang ditunjuk memberikan tanda terima permohonan dan kode
pembayaran;
d. Dalam hal dokumen kelengkapan persyaratan dinyatakan belum lengkap,
pejabat imigrasi yang ditunjuk mengembalikan dokumen permohonan dan
permohonan dianggap ditarik kembali.
2. Elektronik
a. Bagi permohonan paspor biasa yang diajukan secara elektronik, pemohon
harus mengisi aplikasi data yang tersedia pada laman resmi Direktorat Jenderal
Imigrasi;
b. Dokumen kelengkapan persyaratan harus disertakan dengan cara memindai
dokumen kelengkapan persyaratan dan dikirimkan melalui surat elektronik;
5

c. Pemohon yang telah mengisi aplikasi data sebagaimana dimaksud pada poin 1
memperoleh tanda terima permohonan dan harus dicetak sebagai tanda bukti
permohonan;
d. Permohonan sebagaimana dimaksud pada poin 3 yang telah diperiksa dan
memenuhi persyaratan diberikan kode pembayaran melalui pesan singkat dan
surat elektronik.
3. Penerbitan Paspor
a. Penerbitan paspor biasa dilakukan melalui mekanisme yang terdiri atas :
1) Pemeriksaan kelengkapan dan keabsahan persyaratan;
2) Pengambilan foto dan sidik jari;
3) Wawancara;
4) Pembayaran biaya paspor;
5) Verifikasi; dan
6) Adjudikasi.
b. Langkah-langkah penerbitan paspor biasa adalah:
1) Pejabat imigrasi melakukan pemeriksaan permohonan dan dokumen
kelengkapan persyaratan;
2) Hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada huruf a yang telah
memenuhi persyaratan dimuat dalam sistem Informasi Manajemen
Keimigrasian oleh pejabat imigrasi;
3) Dalam hal terdapat kesamaan biodata permohonan dengan biodata daftar
pencegaan

yang

termuat

dalam

Sistem

Manajemen

informasi

Keimigrasian, pejabat imigrasi yang ditunjuk wajib menolak permohonan


dan ditindaklanjuti sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan;

4) Penolakan permohonan sebagaimana dimaksud pada huruf c disertai


dengan surat penolakan dan rincian data pencegahan yang dicetak dari
Sistem Informasi Manajemen Keimigrasian;
5) Dalam hal persyaratan belum lengkap, pejabat imigrasi yang ditunjuk
mengembalikan dokumen persyaratan permohonan kepada pemohon
dalam waktu paling lama 1 (satu) hari terhitung sejak tanggal permohonan
diterima;
6) Pengembalian dokumen persyaratan permohonan sebagaimana dimaksud
pada huruf e disertai dengan catatan atau penjelasan mengenai persyaratan
yang belum dipenuhi;
7) Dalam hal persyaratan telah lengkap dan nama permohonan tidak
tercantum dalam daftar pencegahan, pejabat imigrasi yang ditunjuk
melakukan pengambilan foto dan sidik jari;
8) Pejabat imigrasi wajib melakukan wawancara dengan mencocokkan antara
keterangan yang disampaikan oleh pemohon dan dokumen persyaratan asli
pemohon;
9) Pejabat imigrasi memberikan tanda bukti penerimaan permohonan kepada
pemohon;
10) Pemohon melakukan pembayaran biaya paspor biasa pada bank persepsi
atau melalui fasilitas pembayaran perbankan;
11) Dalam hal pejabat imigrasi yang ditunjuk menemukan kecurigaan terhadap
persyaratan permohonan, keterangan pemohon, dan atau keabsahan
dokumen asli persyaratan, permohonan dapat ditangguhkan untuk
dilakukan penelitian atau pemeriksaan lebih lanjut;
12) Hasil penelitian atau pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada huruf l
dimuat dalam berita acara pemeriksaan;

13) Dalam hal pemohon terbukti memberikan keterangan tidak benar terhadap
persyaratan pemohonan, keterangan pemohon dan/atau keabsahan
dokumen asli persyaratan yang dimilikinya, permohonan dibatalkan;
14) Dalam hal permohonan dibatalkan sebagaimana dimaksud pada huruf m
telah dialokasikan blangko Paspor biasa, pejabat imigrasi yang ditunjuk
waib membatalkan blangko paspor biasa tersebut dan dicatat dalam sistem
informasi Manajemen keimigrasian;
15) Dalam hal pemohon tidak melanjutkan mekanisme dalam jangka waktu
paling lama 30 (tiga puluh) hari, permohonan pengajuan paspor biasa
dibatalkan;
16) Dalam hal permohonan dibatalkan sebagaimana dimaksud huruf o telah
dialokasikan blangko Paspor biasa, pejabat imigrasi yang ditunjuk wajib
membatalkan blangko paspor biasa tersebut dan dicatat dalam sistem
Informasi Manajemen Keimigrasian
17) Pejabat imigrasi yang ditunjuk melakukan proses verifikasi dan adjudikasi
terhadap penerbitan paspor biasa;
18) Verifikasi dan adjudikasi sebagaimana dimaksud pada huruf q dilakukan
dengan mencocokan data biometrik pemohon dan biasa data yang
tersimpan dalam sistem Informasi manajemen Keimigrasian;
19) Dalam hal pada tahapan verifikasi dan adjudikasi tidak ditemukan
duplikasi data pemohon, proses penerbitan paspor biasa dilanjutkan pada
tahapan pencetakan dan uji kualitas;
20) Mekanisme pembayaran dan besarnya biaya penerbitan paspor biasa
sebagaimana dimaksud dalam huruf j sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
21) Seluruh biaya yang berkaitan dengan permohonan paspor biasa yang telah
disetorkan pada Kas Negara oleh pemohon tidak dapat ditarik kembali;

22) Menteri atau pejabat imigrasi yang ditunjuk menerbitkan paspor biasa
dalam waktu paling lama 4 (empat) hari kerja sejak dilakukan wawancara;
23) Batas waktu penerbitan paspor biasa sebagaimana dimaksud pada huruf v
berlaku juga terhadap paspor biasa yang diterbitkan oleh pejabat Dinas
Luar Negeri;
24) Waktu penyelesaian penerbitan paspor biasa sebagaimana disebutkan pada
huruf w danvhuruf v dikecualikan, bagi penerbitan paspor biasa untuk
alasan penggantian paspor rusak, penggantian paspor hilang, atau
penggantian paspor duplikasi;
25) Paspor biasa yang telah selesai dapat diambil oleh :
a) Pemohon dengan menunjukkan tanda bukti pembayaran dan bukti identitas yang sah;
b) Orang lain yang memiliki hubungan hukum kekeluargaan denga pemohon dengan
menunjukkan tanda bukti pembayaran, fotokopi kartu keluarga, dan kartu identitas pengambil
yang sah; atau
c) Orang lain yang tidak memiliki hubungan hukum kekeluargaan dengan pemohon dengan
menunjukkan tanda bukti pembayaran, surat kuasa, dan identitas pengambil yang sah;
26) Penyerahan paspor biasa sebagaimana dimaksud pada huruf y wajib
dicatat dalam buku penyerahan paspor biasa dan ditanda tangani oleh
pengambil.
IV.

Masa Berlaku Dan Biaya


1.
Masa Berlaku :
a. Masa berlaku Paspor biasa paling lama5 (lima) tahun sejak tanggal diterbitkan.
2.

Biaya :
a. Paspor biasa 48 halaman Rp. 300.000,b. Paspor biasa elektronis (e-passport) 48 halaman Rp. 600.000,c. Paspor biasa 24 halaman Rp. 100.000,d. Paspor biasa elektronis (e-passport) 24 halaman Rp. 350.000,- (*saat ini belum
tersedia)
9

V.

VI.

Alur Proses Permohonan Paspor

Arti Korupsi
Korupsi dan koruptor berasal dari bahasa latincorruptus, yakni berubah dari kondisi
yang adil, benar dan jujur menjadi kondisi yang sebaliknya (Azhar, 2003:28).
Sedangkan kata corruptio berasal dari kata kerja corrumpere, yang berarti busuk, rusak,
menggoyahkan, memutar balik, menyogok, orang yang dirusak, dipikat, atau disuap
(Nasir, 2006:281-282).

B. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan antara lain:
a. Observasi
Observasi adalah suatu cara pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan
langsung terhadap suatu onjek dalam periode tertentu dan mengadakan pencatatan
secara sistematis tentang hal hal tertentu yang diamati.
b. Metode Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengambilan data dimana peneliti langsung berdialog
dengan responden untuk menggali informasi dari responden.Wawancara dilakukan
10

kepada subjek penelitian dengan pedoman yang telah dibuat dalam pedoman
wawancara.

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Implementasi Prosedur Pembuatan Paspor pada Kantor Imigrasi Batam


Secara umum, Kantor imigrasi Batam telah menerapkan Prosedur Pembuatan Paspor
sesuai dengan Prosedur yang ditetapkan oleh Peraturan Kementerian Hukum dan HAM
Nomor 8 Tahun 2014. Permohonan pembuatan paspor dapat diklasifikasikan dalam dua
cara, yaitu Permohonan Paspor secara manual dan Permohonan Paspor secara elektronik.
11

Adapun prosedur Permohonan Pembuatan Paspor secara manual dan elektronik di Kantor
Imigrasi Batam adalah sebagai berikut:
1. Permohonan Pembuatan Paspor secara Manual
Pada pembuatan Paspor secara manual, pemohon mengambil formulir pendaftaran
di loket penerimaan berkas permohonan. Pengambilan formulir ini tidak dipungut
biaya sama sekali, hanya untuk mencatat nama dan nomor telepon untuk menetapkan
tanggal pendaftaran. Namun, karena jumlah Pemohon Paspor di Kantor Imigrasi
Batam telah melebihi kapasitas dan jadwal verifikasi dan wawancara sudah terlalu
padat, Pemohon tidak dapat langsung mengisi dan melakukan pendaftaran dengan
menyerahkan persyaratan yang diminta. Pemohon harus kembali lagi ke Kantor
Imigrasi Batam untuk melakukan pendaftaran pada tanggal yang telah ditetapkan.
Pada waktu yang telah ditetapkan tersebut, pemohon menyerahkan formulir
pendaftaran dan persyaratan yang telah ditetapkan.
Pada saat penyerahan formulir tersebut, pemohon memperoleh jadwal wawancara,
biasanya sehari setelah menyerahkan formulir pendaftaran namun ada juga yang
beberapa hari setelahnya yang disebabkan oleh padatnya jadwal wawancara yang
sudah ada. Pada saat wawancara, pemohon diharuskan untuk membawa dokumen asli
untuk diperlihatkan pada petugas. Setelah dilakukan verifikasi atas kelengkapan dan
keaslian atas dokumen-dokumen yang dipersyaratkan, Petugas melakukan wawancara
dengan pertanyaan standar. Pertanyaan yang umumnya diajukan salah satunya adalah
alasan utama Pemohon membuat paspor. Kemudian, Petugas Imigrasi mengambil
sidik jari dan foto Pemohon untuk dimasukkan ke dalam database Biometrik agar
memenuhi standar International Civil Aviation Organization.
Langkah selanjutnya adalah petugas memberi slip kepada Pemohon untuk
melakukan pembayaran pada Bank yang telah ditunjuk. Paspor bisa diambil tiga hari
setelah melakukan pembayaran sejumlah tarif baru yang telah ditetapkan dalam PP 45
Tahun 2014 yaitu Rp355.000,00.
2. Permohonan Pembuatan Paspor secara Elektronik
Pada Pembuatan Paspor secara elektronik, Pemohon mengisi formulir pendaftaran
lewat website www.imigrasi.go.id dan memilih menu Layanan Publik dan SubMenu Layanan Paspor Online. Pemohon diharuskan mengisi biodata lengkap dan
kemudian meng-upload dokumen-dokumen wajib yang dipersyaratkan, menentukan
kapan dan dimana akan dilakukan wawancara dan pengambilan foto. Pemohon
menunggu konfirmasi melalui e-mail Pemohon, lalu setelah diterima konfirmasi via
12

e-mail. Pemohon mencetak bukti pendaftaran secara online untuk diserahkan pada saat
verifikasi dan wawancara. Prosedur saat wawancara untuk Permohonan Paspor secara
elektronik sama dengan prosedur Permohonan paspor secara manual.
Setelah melihat pembahasan diatas, permohonan pembuatan paspor secara
elektronik terlihat lebih cepat, dikarenakan Pemohon dapat menentukan sendiri waktu
pelaksanaan wawancara dan tidak perlu menunggu jadwal kapan penyerahan formulir
pendaftaran dan wawancara. Proses verifikasi juga lebih cepat karena data sudah
dientry sendiri sehingga petugas tidak perlu mengentry data pemohon. Pemohon juga
tidak perlu repot bolak-baik ke kantor imigrasi.
Dari kedua prosedur, baik secara manual maupun elektronik, telah mencerminkan
pengendalian yang baik dan penerapan tarif sesuai dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 45 Tahun 2014 yaitu sebesar Rp355.000,-.
B. Kelemahan Prosedur yang Menimbulkan Peluang terjadinya Korupsi
Prosedur pembuatan paspor yang telah ditetapkan oleh Kementerian Hukum dan HAM
telah memadai dikarenakan adanya sistem yang terkomputerisasi dengan baik. Sehingga
tidak dimungkinkan lagi adanya pungutan harga diluar tarif yang telah diterapkan, dan
tidak dimungkinkan lagi adanya pungutan yang tidak disetorkan ke kas negara dikarena
pembayaran langsung kepada Bank yang telah ditunjuk dan terkomputerisasi dalam
sistem.
Akan tetapi, setiap prosedur pasti terdapat kelemahan. Salah satu kelemahannya yaitu
tidak terdapat standar waktu pertahapan prosedur dan pengendalian internal yang kurang
baik. Standar hanya ditetapkan pada maksimal berapa lama paspor diterbitkan setelah
melakukan pembayaran/wawancara. Dengan tidak adanya standar ini, maka proses
pendaftaran sampai dengan penerbitan paspor akan sangat lama, apalagi pada Kantor
Imigrasi yang jumlah Pemohonnya melebihi kapasitas, salah satunya Kantor Imigrasi
Batam. Bahkan saat antri untuk melakukan wawancara pun bisa berjam-jam karena
banyaknya Pemohon.
Karena lamanya proses ini, maka banyak Pemohon yang telah mengenal orang dalam
(Pegawai Kantor Imigrasi) meminta tolong untuk melakukan bypass. Bypass disini dapat
diartikan sebagai upaya untuk mempercepat pengurusan paspor dengan cara melewati
antrian Pemohon yang sudah terlebih dahulu datang dengan bantuan orang dalam
(Petugas Imigrasi).
Selain itu, beberapa pemohon masih menggunakan jasa calo. Menurut mereka, tidak apa
membayar lebih mahal namun proses pembuatan akan lebih cepat dan tidak perlu repotrepot mengikuti antrian yang panjang dan lama. Terdapat iming-iming dari calo yang
13

dapat mempercepat proses pengurusan paspor dengan imbalan berupa sejumlah uang
yang jumlahnya bervariasi. Para calo ini sendiri dapat bebas keluar masuk ruangan yang
bertuliskan Selain Petugas Dilarang Masuk. Para calo ini juga dapat memasukkan
berkas fotokopian tanpa memperlihatkan berkas asli milik Pemohon kepada Petugas
Imigrasi dengan memasukkan uang sebesar Rp50.000,- untuk setiap Petugas
(https://binpers.wordpress.com/2013/10/20/kantor-imigrasi-batam-tercoreng/).
Pemohon tetap memberikan dokumen sesuai persyaratan dan datang saat wawancara dan
pengambilan foto. Calo ini akan membantu pemohon melakukan pendaftaran dan
mengambilkan nomor antrian saat dilakukan wawancara. Namun, pada dasarnya, orang
yang menjadi calo juga harus memiliki koneksi dengan Petugas Imigrasi agar bisa
melakukan bypass.
Dengan sistem sekarang ini, tidak dimungkinkan lagi sembarang orang, kecuali mereka
yang mempunyai koneksi dengan Petugas Imigrasi, dapat mengambil formulir
pendaftaran dengan seenaknya serta harus memasukkan formulir pendaftaran sesuai
jadwal. Dimungkinkan calo tersebut membantu pemohon dengan pendaftaran secara
elektronik.
Pembenahan perlu dilakukan pada standar pelayanan dan pengendalian internal atas
ketaatan petugas dalam menerapkan prosedur baku dilapangan. Hal ini wajib dilakukan
oleh Kantor Imigrasi Batam dikarenakan terdapat kelemahan dalam penerapan sisdur
yang sudah ada, ditambah dengan aksi calo yang dapat melompati antrian Pemohon
dan dapat mengintervensi Petugas dengan memberikan suap, keluhan masyarakat atas
lamanya waktu yang diperlukan untuk membuat paspor, kesulitan karena diharuskan
bolak-balik ke kantor imigrasi, serta pelayanan dari petugas imigrasi yang kurang ramah.
Penerapan sistem CCTV juga dianjurkan dalam rangka pengendalian internal yang lebih
baik agar terdapat rasa segan dalam diri Petugas karena merasa diperhatikan. Pemberian
sanksi yang tegas terhadap praktik percaloan juga harus dilakukan karena dinilai
merugikan masyarakat yang taat peraturan.
Ketika pengendalian internal dan standar pelayanan telah baik, cepat dan memuaskan
masyarakat, maka masyarakat dengan senang hati akan mengikuti prosedur yang
seharusnya tanpa harus dibantu dengan calo sekalipun.

14

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
1) Kantor imigrasi Batam telah menerapkan Prosedur Pembuatan Paspor sesuai dengan
Prosedur yang ditetapkan oleh Kementerian Hukum dan HAM;
2) Permohonan pembuatan paspor secara elektronik terlihat lebih cepat dibandingkan
secara manual, karena dapat menentukan sendiri jadwal wawancara dan tidak perlu
menunggu waktu penyerahan formulir pendaftaran dan wawancara;
3) Beberapa pemohon paspor masih menggunakan jasa calo dalam proses pembuatan
paspor;

B. Saran
1) Reformasi birokrasi, remunerasi, dan pembenahan di Kementerian Hukum dan HAM
yang bertujuan agar sistem dan pengendaliannyamenjadi bagussehingga tidak
dimungkinkan lagi terdapat pungutan liar.
2) Pembenahan pada standar pelayanan agar meningkatkan kepuasan masyarakat atas
pelayanan public pembuatan paspor.

15

DAFTAR PUSTAKA
Kantor Imigrasi Kelas I, Provinsi Kepulauan Riau, Kota Batam.
Undang-Undang No. 31 Tahun 1999 jo. UU No. 21 Tahun 2001.
Direktorat Jenderal Imigrasi : Prosedur Pembuatan Paspor.
Prosedur Pembuatan Paspor sesuai dengan Prosedur yang ditetapkan oleh Kementerian
Hukum dan HAM.
Wikipedia: Paspor.

16

Anda mungkin juga menyukai