PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Paspor adalah dokumen perjalanan yang diterbitkan oleh pemerintah kepada warga
negaranya, yang merupakan pemberian hak dari pemerintah kepada warga negara yang
memiliki paspor untuk dapat melakukan perjalanan ke luar negeri. Paspor berisi identitas
diri yang sah, kewarganegaraan, hak perlindungan selama berada di luar negeri, dan hal
untuk kembali ke negara asal. Di Indonesia, paspor umum diterbitkan oleh Direktorat
Jenderal Imigrasi di bawah naungan Kementerian Hukm dan Hak Asasi Manusia.
Setiap warga negara Indonesia yang masuk dan keluar dari wilayah negara
Indonesia, harus memiliki paspor resmi yang diterbitkan oleh pemerintah Indonesia. Ini
dikarenakan paspor merupakan bukti identitas diri yang sah selama berada di wilayah di
luar negara Indonesia. Tanpa adanya paspor, warga negara Indonesia tidak dapat
memasuki wilayah negara asing. Visa, yang merupakan dokumen bukti izin untuk masuk
ke negara asing hanya diberikan kepada mereka yang memiliki paspor.
Umumnya paspor dimiliki oleh mereka yang gemar atau sekedar ingin berwisata ke
luar negeri, dan tidak sedikit warga Indonesia yang memiliki paspor dengan tujuan
demikian. Bagi sebagian penduduk Indonesia, salah satu destinasi berwisata ke luar
negeri yang menjadi favorit adalah negara Singapura. Menurut data statistik Singapore
Tourism Board, turis dari Indonesia yang berkunjung ke Singapura adalah yang terbanyak
se-Asia Tenggara.
Provinsi Kepulauan Riau merupakan provinsi dengan letak geografis yang
berdekatan dengan negara Singapura. Letaknya yang strategis berdekatan dengan
Singapura, serta adanya rute transportasi yang langsung menuju Singapura menarik
banyak minat masyarakat lokal untuk dapat berwisata ke Singapura. Dengan tingginya
minat masyarakat khususnya yang berada di Provinsi Kepulauan Riau untuk berwisata ke
luar negeri, dalam hal ini Singapura, maka permintaan pelayanan pembuatan paspor pasti
turut meningkat.
Salah satu Kantor Imigrasi Kelas I yang berada di Provinsi Kepulauan Riau berada
di Kota Batam, yang turut melayani masyarakat dalam pembuatan paspor. Karya tulis ini
akan menyajikan mengenai implementasi pelayanan pembuatan paspor yang terdapat di
Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Kota Batam menurut tata cara peraturan pemerintah yang
1
BAB II
2
LANDASAN TEORI
A. Teori Pendukung
I.
Paspor
Paspor adalah dokumen resmi yang dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang
dari suatu negara memuat identitas pemegangnya dan berlaku untuk melakukan
perjalanan
antar
negara.
Paspor
tangan,
tempat
dan
bagi pegawai
negeri /
1) kartu tanda penduduk yang masih berlaku atau surat keterangan pindah keluar
negeri;
2) kartu keluarga;
3) akta kelahiran, akta perkawinan atau buku nikah, ijazah, atau surat baptis;
4) surat pewarganegaraan Indonesia bagi Orang asing yang memperoleh
kewarganegaraan Indonesia melalui pewarganegaraan atau penyampaian
pernyataan untuk memilih kewarganegaraan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
5) surat penetapan ganti nama dari pejabat yang berwenang bagi yang telah
mengganti nama; dan
6) Paspor biasa lama bagi yang telah memiliki paspor biasa.
III.
c. Pemohon yang telah mengisi aplikasi data sebagaimana dimaksud pada poin 1
memperoleh tanda terima permohonan dan harus dicetak sebagai tanda bukti
permohonan;
d. Permohonan sebagaimana dimaksud pada poin 3 yang telah diperiksa dan
memenuhi persyaratan diberikan kode pembayaran melalui pesan singkat dan
surat elektronik.
3. Penerbitan Paspor
a. Penerbitan paspor biasa dilakukan melalui mekanisme yang terdiri atas :
1) Pemeriksaan kelengkapan dan keabsahan persyaratan;
2) Pengambilan foto dan sidik jari;
3) Wawancara;
4) Pembayaran biaya paspor;
5) Verifikasi; dan
6) Adjudikasi.
b. Langkah-langkah penerbitan paspor biasa adalah:
1) Pejabat imigrasi melakukan pemeriksaan permohonan dan dokumen
kelengkapan persyaratan;
2) Hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada huruf a yang telah
memenuhi persyaratan dimuat dalam sistem Informasi Manajemen
Keimigrasian oleh pejabat imigrasi;
3) Dalam hal terdapat kesamaan biodata permohonan dengan biodata daftar
pencegaan
yang
termuat
dalam
Sistem
Manajemen
informasi
13) Dalam hal pemohon terbukti memberikan keterangan tidak benar terhadap
persyaratan pemohonan, keterangan pemohon dan/atau keabsahan
dokumen asli persyaratan yang dimilikinya, permohonan dibatalkan;
14) Dalam hal permohonan dibatalkan sebagaimana dimaksud pada huruf m
telah dialokasikan blangko Paspor biasa, pejabat imigrasi yang ditunjuk
waib membatalkan blangko paspor biasa tersebut dan dicatat dalam sistem
informasi Manajemen keimigrasian;
15) Dalam hal pemohon tidak melanjutkan mekanisme dalam jangka waktu
paling lama 30 (tiga puluh) hari, permohonan pengajuan paspor biasa
dibatalkan;
16) Dalam hal permohonan dibatalkan sebagaimana dimaksud huruf o telah
dialokasikan blangko Paspor biasa, pejabat imigrasi yang ditunjuk wajib
membatalkan blangko paspor biasa tersebut dan dicatat dalam sistem
Informasi Manajemen Keimigrasian
17) Pejabat imigrasi yang ditunjuk melakukan proses verifikasi dan adjudikasi
terhadap penerbitan paspor biasa;
18) Verifikasi dan adjudikasi sebagaimana dimaksud pada huruf q dilakukan
dengan mencocokan data biometrik pemohon dan biasa data yang
tersimpan dalam sistem Informasi manajemen Keimigrasian;
19) Dalam hal pada tahapan verifikasi dan adjudikasi tidak ditemukan
duplikasi data pemohon, proses penerbitan paspor biasa dilanjutkan pada
tahapan pencetakan dan uji kualitas;
20) Mekanisme pembayaran dan besarnya biaya penerbitan paspor biasa
sebagaimana dimaksud dalam huruf j sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
21) Seluruh biaya yang berkaitan dengan permohonan paspor biasa yang telah
disetorkan pada Kas Negara oleh pemohon tidak dapat ditarik kembali;
22) Menteri atau pejabat imigrasi yang ditunjuk menerbitkan paspor biasa
dalam waktu paling lama 4 (empat) hari kerja sejak dilakukan wawancara;
23) Batas waktu penerbitan paspor biasa sebagaimana dimaksud pada huruf v
berlaku juga terhadap paspor biasa yang diterbitkan oleh pejabat Dinas
Luar Negeri;
24) Waktu penyelesaian penerbitan paspor biasa sebagaimana disebutkan pada
huruf w danvhuruf v dikecualikan, bagi penerbitan paspor biasa untuk
alasan penggantian paspor rusak, penggantian paspor hilang, atau
penggantian paspor duplikasi;
25) Paspor biasa yang telah selesai dapat diambil oleh :
a) Pemohon dengan menunjukkan tanda bukti pembayaran dan bukti identitas yang sah;
b) Orang lain yang memiliki hubungan hukum kekeluargaan denga pemohon dengan
menunjukkan tanda bukti pembayaran, fotokopi kartu keluarga, dan kartu identitas pengambil
yang sah; atau
c) Orang lain yang tidak memiliki hubungan hukum kekeluargaan dengan pemohon dengan
menunjukkan tanda bukti pembayaran, surat kuasa, dan identitas pengambil yang sah;
26) Penyerahan paspor biasa sebagaimana dimaksud pada huruf y wajib
dicatat dalam buku penyerahan paspor biasa dan ditanda tangani oleh
pengambil.
IV.
Biaya :
a. Paspor biasa 48 halaman Rp. 300.000,b. Paspor biasa elektronis (e-passport) 48 halaman Rp. 600.000,c. Paspor biasa 24 halaman Rp. 100.000,d. Paspor biasa elektronis (e-passport) 24 halaman Rp. 350.000,- (*saat ini belum
tersedia)
9
V.
VI.
Arti Korupsi
Korupsi dan koruptor berasal dari bahasa latincorruptus, yakni berubah dari kondisi
yang adil, benar dan jujur menjadi kondisi yang sebaliknya (Azhar, 2003:28).
Sedangkan kata corruptio berasal dari kata kerja corrumpere, yang berarti busuk, rusak,
menggoyahkan, memutar balik, menyogok, orang yang dirusak, dipikat, atau disuap
(Nasir, 2006:281-282).
B. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan antara lain:
a. Observasi
Observasi adalah suatu cara pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan
langsung terhadap suatu onjek dalam periode tertentu dan mengadakan pencatatan
secara sistematis tentang hal hal tertentu yang diamati.
b. Metode Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengambilan data dimana peneliti langsung berdialog
dengan responden untuk menggali informasi dari responden.Wawancara dilakukan
10
kepada subjek penelitian dengan pedoman yang telah dibuat dalam pedoman
wawancara.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
Adapun prosedur Permohonan Pembuatan Paspor secara manual dan elektronik di Kantor
Imigrasi Batam adalah sebagai berikut:
1. Permohonan Pembuatan Paspor secara Manual
Pada pembuatan Paspor secara manual, pemohon mengambil formulir pendaftaran
di loket penerimaan berkas permohonan. Pengambilan formulir ini tidak dipungut
biaya sama sekali, hanya untuk mencatat nama dan nomor telepon untuk menetapkan
tanggal pendaftaran. Namun, karena jumlah Pemohon Paspor di Kantor Imigrasi
Batam telah melebihi kapasitas dan jadwal verifikasi dan wawancara sudah terlalu
padat, Pemohon tidak dapat langsung mengisi dan melakukan pendaftaran dengan
menyerahkan persyaratan yang diminta. Pemohon harus kembali lagi ke Kantor
Imigrasi Batam untuk melakukan pendaftaran pada tanggal yang telah ditetapkan.
Pada waktu yang telah ditetapkan tersebut, pemohon menyerahkan formulir
pendaftaran dan persyaratan yang telah ditetapkan.
Pada saat penyerahan formulir tersebut, pemohon memperoleh jadwal wawancara,
biasanya sehari setelah menyerahkan formulir pendaftaran namun ada juga yang
beberapa hari setelahnya yang disebabkan oleh padatnya jadwal wawancara yang
sudah ada. Pada saat wawancara, pemohon diharuskan untuk membawa dokumen asli
untuk diperlihatkan pada petugas. Setelah dilakukan verifikasi atas kelengkapan dan
keaslian atas dokumen-dokumen yang dipersyaratkan, Petugas melakukan wawancara
dengan pertanyaan standar. Pertanyaan yang umumnya diajukan salah satunya adalah
alasan utama Pemohon membuat paspor. Kemudian, Petugas Imigrasi mengambil
sidik jari dan foto Pemohon untuk dimasukkan ke dalam database Biometrik agar
memenuhi standar International Civil Aviation Organization.
Langkah selanjutnya adalah petugas memberi slip kepada Pemohon untuk
melakukan pembayaran pada Bank yang telah ditunjuk. Paspor bisa diambil tiga hari
setelah melakukan pembayaran sejumlah tarif baru yang telah ditetapkan dalam PP 45
Tahun 2014 yaitu Rp355.000,00.
2. Permohonan Pembuatan Paspor secara Elektronik
Pada Pembuatan Paspor secara elektronik, Pemohon mengisi formulir pendaftaran
lewat website www.imigrasi.go.id dan memilih menu Layanan Publik dan SubMenu Layanan Paspor Online. Pemohon diharuskan mengisi biodata lengkap dan
kemudian meng-upload dokumen-dokumen wajib yang dipersyaratkan, menentukan
kapan dan dimana akan dilakukan wawancara dan pengambilan foto. Pemohon
menunggu konfirmasi melalui e-mail Pemohon, lalu setelah diterima konfirmasi via
12
e-mail. Pemohon mencetak bukti pendaftaran secara online untuk diserahkan pada saat
verifikasi dan wawancara. Prosedur saat wawancara untuk Permohonan Paspor secara
elektronik sama dengan prosedur Permohonan paspor secara manual.
Setelah melihat pembahasan diatas, permohonan pembuatan paspor secara
elektronik terlihat lebih cepat, dikarenakan Pemohon dapat menentukan sendiri waktu
pelaksanaan wawancara dan tidak perlu menunggu jadwal kapan penyerahan formulir
pendaftaran dan wawancara. Proses verifikasi juga lebih cepat karena data sudah
dientry sendiri sehingga petugas tidak perlu mengentry data pemohon. Pemohon juga
tidak perlu repot bolak-baik ke kantor imigrasi.
Dari kedua prosedur, baik secara manual maupun elektronik, telah mencerminkan
pengendalian yang baik dan penerapan tarif sesuai dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 45 Tahun 2014 yaitu sebesar Rp355.000,-.
B. Kelemahan Prosedur yang Menimbulkan Peluang terjadinya Korupsi
Prosedur pembuatan paspor yang telah ditetapkan oleh Kementerian Hukum dan HAM
telah memadai dikarenakan adanya sistem yang terkomputerisasi dengan baik. Sehingga
tidak dimungkinkan lagi adanya pungutan harga diluar tarif yang telah diterapkan, dan
tidak dimungkinkan lagi adanya pungutan yang tidak disetorkan ke kas negara dikarena
pembayaran langsung kepada Bank yang telah ditunjuk dan terkomputerisasi dalam
sistem.
Akan tetapi, setiap prosedur pasti terdapat kelemahan. Salah satu kelemahannya yaitu
tidak terdapat standar waktu pertahapan prosedur dan pengendalian internal yang kurang
baik. Standar hanya ditetapkan pada maksimal berapa lama paspor diterbitkan setelah
melakukan pembayaran/wawancara. Dengan tidak adanya standar ini, maka proses
pendaftaran sampai dengan penerbitan paspor akan sangat lama, apalagi pada Kantor
Imigrasi yang jumlah Pemohonnya melebihi kapasitas, salah satunya Kantor Imigrasi
Batam. Bahkan saat antri untuk melakukan wawancara pun bisa berjam-jam karena
banyaknya Pemohon.
Karena lamanya proses ini, maka banyak Pemohon yang telah mengenal orang dalam
(Pegawai Kantor Imigrasi) meminta tolong untuk melakukan bypass. Bypass disini dapat
diartikan sebagai upaya untuk mempercepat pengurusan paspor dengan cara melewati
antrian Pemohon yang sudah terlebih dahulu datang dengan bantuan orang dalam
(Petugas Imigrasi).
Selain itu, beberapa pemohon masih menggunakan jasa calo. Menurut mereka, tidak apa
membayar lebih mahal namun proses pembuatan akan lebih cepat dan tidak perlu repotrepot mengikuti antrian yang panjang dan lama. Terdapat iming-iming dari calo yang
13
dapat mempercepat proses pengurusan paspor dengan imbalan berupa sejumlah uang
yang jumlahnya bervariasi. Para calo ini sendiri dapat bebas keluar masuk ruangan yang
bertuliskan Selain Petugas Dilarang Masuk. Para calo ini juga dapat memasukkan
berkas fotokopian tanpa memperlihatkan berkas asli milik Pemohon kepada Petugas
Imigrasi dengan memasukkan uang sebesar Rp50.000,- untuk setiap Petugas
(https://binpers.wordpress.com/2013/10/20/kantor-imigrasi-batam-tercoreng/).
Pemohon tetap memberikan dokumen sesuai persyaratan dan datang saat wawancara dan
pengambilan foto. Calo ini akan membantu pemohon melakukan pendaftaran dan
mengambilkan nomor antrian saat dilakukan wawancara. Namun, pada dasarnya, orang
yang menjadi calo juga harus memiliki koneksi dengan Petugas Imigrasi agar bisa
melakukan bypass.
Dengan sistem sekarang ini, tidak dimungkinkan lagi sembarang orang, kecuali mereka
yang mempunyai koneksi dengan Petugas Imigrasi, dapat mengambil formulir
pendaftaran dengan seenaknya serta harus memasukkan formulir pendaftaran sesuai
jadwal. Dimungkinkan calo tersebut membantu pemohon dengan pendaftaran secara
elektronik.
Pembenahan perlu dilakukan pada standar pelayanan dan pengendalian internal atas
ketaatan petugas dalam menerapkan prosedur baku dilapangan. Hal ini wajib dilakukan
oleh Kantor Imigrasi Batam dikarenakan terdapat kelemahan dalam penerapan sisdur
yang sudah ada, ditambah dengan aksi calo yang dapat melompati antrian Pemohon
dan dapat mengintervensi Petugas dengan memberikan suap, keluhan masyarakat atas
lamanya waktu yang diperlukan untuk membuat paspor, kesulitan karena diharuskan
bolak-balik ke kantor imigrasi, serta pelayanan dari petugas imigrasi yang kurang ramah.
Penerapan sistem CCTV juga dianjurkan dalam rangka pengendalian internal yang lebih
baik agar terdapat rasa segan dalam diri Petugas karena merasa diperhatikan. Pemberian
sanksi yang tegas terhadap praktik percaloan juga harus dilakukan karena dinilai
merugikan masyarakat yang taat peraturan.
Ketika pengendalian internal dan standar pelayanan telah baik, cepat dan memuaskan
masyarakat, maka masyarakat dengan senang hati akan mengikuti prosedur yang
seharusnya tanpa harus dibantu dengan calo sekalipun.
14
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1) Kantor imigrasi Batam telah menerapkan Prosedur Pembuatan Paspor sesuai dengan
Prosedur yang ditetapkan oleh Kementerian Hukum dan HAM;
2) Permohonan pembuatan paspor secara elektronik terlihat lebih cepat dibandingkan
secara manual, karena dapat menentukan sendiri jadwal wawancara dan tidak perlu
menunggu waktu penyerahan formulir pendaftaran dan wawancara;
3) Beberapa pemohon paspor masih menggunakan jasa calo dalam proses pembuatan
paspor;
B. Saran
1) Reformasi birokrasi, remunerasi, dan pembenahan di Kementerian Hukum dan HAM
yang bertujuan agar sistem dan pengendaliannyamenjadi bagussehingga tidak
dimungkinkan lagi terdapat pungutan liar.
2) Pembenahan pada standar pelayanan agar meningkatkan kepuasan masyarakat atas
pelayanan public pembuatan paspor.
15
DAFTAR PUSTAKA
Kantor Imigrasi Kelas I, Provinsi Kepulauan Riau, Kota Batam.
Undang-Undang No. 31 Tahun 1999 jo. UU No. 21 Tahun 2001.
Direktorat Jenderal Imigrasi : Prosedur Pembuatan Paspor.
Prosedur Pembuatan Paspor sesuai dengan Prosedur yang ditetapkan oleh Kementerian
Hukum dan HAM.
Wikipedia: Paspor.
16