Anda di halaman 1dari 4

Teori Dasar

1. Tahanan Kontak Termal


Jika dua batangan padat yang masing-masing memiliki konduktivitas yang berbeda,
dihubungkan secara paralel kemudian sisi-sisinya diisolasi, maka akan menyebabkan terjadinya
penurunan temperature secara tiba-tiba pada persinggungan keduanya. Hal ini terjadi karena
adanya tahanan kontak termal (thermal contact resistance), dimana nilai kekasaran permukaan
bidang kontak akan mempengaruhi laju perpindahan kalor.
Ada dua faktor yang menentukan perpindahan kalor pada suatu singgungan,
yaitu:

Konduksi antara zat padat dengan zat padat lainnya pada titik-titik persinggungan

(contact spot).
Konveksi melalui gas yang terkurung pada ruang-ruang lowong yang terbentuk karena
persinggungan (air gap).

Kedua faktor tersebut diperkirakan memberikan pengaruh utama terhadap aliran kalor, seperti
terlihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 1. Skema Tahanan Termal (Sumber: http://lib.ui.ac.id)

Tahanan kontak akan meningkat jika tekanan gas sekitar diturunkan hingga dibawah
nilai dari lintasan bebas rata-rata molekul (mean free path). Hal tersbut terjadi karena
konduktans termal efektif gas yang terkurung akan menurun pada keadaan ini.
Sebaliknya, tahanan termal kontak akan menurun jika tekanan sambungan

ditingkatkan, karena hal ini akan menyebabkan adanya deformasi kontak (perubahan luas
kontak) dan dengan demikian memperluas bidang kontak antar dua zat padat tersebut.
2. Angka Biot
Angka Biot dapat diartikan dengan membayangkan aliran fluida panas di dalam suatu
pipa silinder besi ke lingkungan. Ada dua hambatan pada aliran tersebut, yaitu hambatan yang
diberikan oleh dinding pipa dan hambatan dari udara atau lingkungan. Dengan kata lain, angka
Biot merupakan rasio antara hambatan dalam dan luar pada suatu aliran kalor. Persamaan dari
angka Biot dapat dituliskan sebagai berikut:

Bi=

hs
k

dimana: Bi = angka Biot


h = koefisien konveksi [W/m2 oC]
k = koefisien konduksi [W/m oC]
s = karakteristik dimensi [m]
Jika suatu sistem memiliki angka Biot <0.1, artinya hambatan hambatan dalam
(konduksi) dapat diabaikan terhadap hambatan luar (konveksi) Dengan demikian, suhu pada
seluruh bagian benda akan mendekati sama. Hal tersebut biasanya terjadi pada bahan-bahan
logam karena nilai konduktivitas termalnya yang tinggi.
3. Angka Fourier
Angka Fourier, atau dikenal juga sebagai modulus Fourier, merupakan bilangan tak berdimensi
yang digunakan dalam mempelajari perpindahan panas dalam keadaan tak tunak. Angka
Fourier sendiri membandingkan dimensi karakteristik benda dengan kedalaman tembus
(penetrasi) gelombang suhu pada waktu t. Secara matematis, persamaan untuk menghitung
angka Fourier dapat dituliskan sebagai berikut:

Fo=
dimana: = difusivitas termal [m2/s]
t = waktu [s]
s = karakteristik dimensi [m]

Paragraf Pendahuluan

t
s2

Dalam perpindahan panas pada kondisi keadaan tak tunak, terdapat dua buah angka
tak berdimensi yang sering digunakan untuk mendeskripsikan sifat dari suatu sistem. Angka
yang pertama disebut sebagai angka Biot. Angka ini digunakan untuk mendefinisikan rasio
antara hambatan dalam (konduksi) dengan hambatan luar (konveksi) dari suatu sistem yang
dialiri kalor. Ada juga yang disebut sebagai angka Fourier. Angka Fourier sendiri berfungsi untuk
menggambarkan seberapa besar kemampuan suatu aliran kalor dapat menembus sebuah
sistem pada kedalaman tertentu.

Jawaban Pemicu
3.

a)

1 ft
( 2)(1800700)
Btu
=1064 , 98
0,75 ft
jam
Btu
0,667
j ft
A T
q=
=
Xd 1
+
kd h

b)

( 1 ft 2 ) (1800700)
A T
Btu
q=
=
=798
Xd X p 1
0,75 ft
0,0025 ft
1
jam
+
+
+
+
kd
k p h 0,667 Btu / j ft 0,046 Btu / j ft 2 Btu / j ft

c) Energi yang mampu disimpan:


Btu
Btu
( 1064,98798 )
=266,98
jam
jam
Energi yang disimpan per tahun:

266,98

Btu 24 jam 175 hari


Btu
MBtu

=1.121.316
=1,121316
jam 1 hari
1 tahun
tahun
tahun

Waktu yang dibutuhkan:

Rp.2250

6.

1 MBtu
1tahun

=2,97 tahun
Rp.675 1,121316 MBtu

W
2
m
hA
h r
3h
=
=
=
=9,795 104 s1
c V c 4 3
c r
kg
J
r
8,954 3 383,1
( 0,025 m )
3
kg
m

3 28

( )

)(

Waktu yang dibutuhkan:


hA
(
t
T T
cV )
=e
T oT

9030
( 25030
)=e

4
(9,795 10 ) t

(9,795 104 ) t=1,299


t=1326 sekon 22,1 menit

Anda mungkin juga menyukai