ILHAM SANJAYA
BP. 1010321012
SKRIPSI
PENGARUH PEMBERIAN JUS TOMAT (Lycopersicum
esculentum) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN
DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI
PEROKOK DERAJAT I DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS ANDALAS
KOTA PADANG
TAHUN 2014
ILHAM SANJAYA
BP. 1010321012
SKRIPSI
PENGARUH PEMBERIAN JUS TOMAT (Lycopersicum
esculentum) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN
DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI
PEROKOK DERAJAT I DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS ANDALAS
KOTA PADANG
TAHUN 2014
SKRIPSI
Untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)
Pada Fakultas Keperawatan
Universitas Andalas
ILHAM SANJAYA
BP. 1010321012
Esr
TAUN 2014
IIham Sanjaya
1010321012
NIP.197704042005012004
NIP.197010201993032002
Mengetahui
Ketua Program Studi Sl Keperawatan
Keperawatan
tas Andalas
4)
0252001122001
Tim Penguji
1.Ketua
2. Anggota
3.
Anggota
4. Anggota
Ns.Hendri Budi,S.Kep,M.Kep,SpB
Segala Puji Syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala
berkah dan rahmat-Nya yang telah dilimpahkan kepada peneliti, sehingga dengan
usaha dan kemampuan yang ada peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini tepat
pada waktunya. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) yang berjudul PENGARUH PEMBERIAN
JUS TOMAT TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA
PENDERITA HIPERTENSI PEROKOK DERAJAT 1 DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS ANDALAS KOTA PADANG TAHUN 2014.
Terima kasih yang sebesar-besarnya peneliti ucapkan kepada Ibu Ns. Leni
Merdawati, S.Kep, M.Kep dan Ibu Heppi Sasmita, S.Kp, M.Kep, Sp.Jiwa sebagai
pembimbing saya, yang telah dengan telaten dan penuh kesabaran membimbing
saya dalam menyusun skripsi ini. Terima kasih yang tak terhingga juga
disampaikan kepada Pembimbing Akademik saya, Ibu Reni Prima Gusty, S.Kp,
M.Kes yang telah banyak memberi motivasi, nasehat, dan bimbingan selama saya
mengikuti perkuliahan di Fakultas Keperawatan Universitas Andalas. Selain itu,
saya juga mengucapkan terima kasih pada:
1. Bapak Prof. Dr. Dachriyanus, Apt selaku Dekan Fakultas Keperawatan
Universitas Andalas
2. Ibu Nelwati, S.Kp, MN selaku Ketua Program Studi S1 Keperawatan
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas
Ilham Sanjaya
vi
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
Oktober 2014
Nama : Ilham Sanjaya
No. BP : 1010321012
Pengaruh Pemberian Jus Tomat (Lycopersicum Esculentum) Terhadap
Penurunan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Perokok
Derajat 1 di Wilayah Kerja Puskesmas Andalas
Kota Padang Tahun 2014
ABSTRAK
Hipertensi dapat meningkatkan resiko serangan jantung, gagal jantung, stroke, dan
gagal ginjal dimana prevalensinya terus meningkat setiap tahunnya. Penderita
hipertensi perokok merupakan salah satu penderita dengan resiko tinggi.
Pengobatan hipertensi dapat dilakukan dengan nonfarmakologi, salah satunya
dengan terapi herbal dengan menggunakan jus tomat. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui pengaruh pemberian jus tomat terhadap penurunan tekanan
darah pada penderita hipertensi perokok derajat 1. Penelitian ini menggunakan
Quasi Eksperiment Design dengan pendekatan Non Equivalen comparison group
pretest-posttest design dengan jumlah responden sebanyak 20 orang, yaitu 10
orang untuk kelompok eksperimen dan 10 orang untuk kelompok kontrol.
Kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diberikan jus tomat sebanyak 200
ml satu kali sehari selama 7 hari. Tekanan darah responden diukur sebelum dan
setelah diberikan perlakuan. Dari penelitian didapatkan rerata penurunan tekanan
darah sistolik kelompok eksperimen adalah 9,60 mmHg dengan standar deviasi
0,843 mmHg dan rerata penurunan diastolik adalah 5,20 mmHg dengan standar
deviasi 1,229 mmHg. Hasil uji Paired Sample T Test pada kelompok eksperimen
didapatkan nilai p<0,05, hal ini menunjukkan jus tomat dapat menurunkan
tekanan darah. Pada uji Independent T Test didapatkan nilai p<0,05 yang berarti
terdapat perbedaan signifikan penurunan tekanan darah antara kelompok
eksperimen dan kontrol. Penderita hipertensi derajat 1 disarankan untuk
mengkonsumsi jus tomat untuk penanganan tekanan darah tinggi.
Kata kunci
vii
FACULTY OF NURSING
ANDALAS UNIVERSITY
October 2014
Name : Ilham Sanjaya
No.BP : 1010321012
Effect of Tomato Juice (Lycopersicum Esculentum) Against Blood Pressure in
Patients with Hypertension Smokers Stage 1 in Area Occupational of Health
Center at Andalas Padang City in 2014
ABSTRACT
Hypertension can increase the risk of heart attack, heart failure, stroke, and
kidney failure in which the prevalence increase every year. Hypertensive smoker
is one of the patients with high risk. Treatment of patients with hypertension can
be done with non-pharmacotherapy, one of them with herbal therapy using tomato
juice. This study aims to determine the effect of tomato juice on reducing blood
pressure in hypertensive smokers stage 1 patients. This study used a quasi
experiment design approach with non-equivalent comparison group pretestposttest design with a number of respondents were 20 people, 10 people for the
experimental group and 10 for the control group. The experimental group and the
control group was given 200 ml of tomato juice once a day for 7 days. Blood
pressure was measured before and after the respondent was given treatment.
From the study found an average decrease systolic blood pressure of group
experiment was 9,6 mmHg with standard deviation 0,843 and diastolic was 5,2
mmHg with standard deviation 1,229. Result Paired Sample T Test of experiment
group is p<0,05, indicating a tomato juice can lower blood pressure. In the
Independent T Test values obtained significance p<0,05, which means there is
significant difference in blood pressure reduction between experiment group and
control group. Patients with hypertension are advised to consume tomato juice for
high blood pressure treatment.
Key Word
References
viii
DAFTAR ISI
ii
iii
iv
viii
ix
xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................
10
13
3. Patofisiologi .................................................................................
18
19
ix
5. Komplikasi ................................................................................... 20
6. Penanganan ..................................................................................
21
B. Rokok ................................................................................................. 25
1. Definisi Rokok .............................................................................
25
28
30
32
1. Definisi ......................................................................................... 32
2. Kandungan Buah Tomat ..............................................................
33
35
39
B. Hipotesis ............................................................................................
43
45
47
47
48
49
52
56
57
BAB VI PEMBAHASAN
A. Gambaran Penderita Hipertensi Derajat 1 Pada Kelompok
Eksperimen dan Kontrol di Wilayah Kerja Puskesmas Andalas
Kota Padang Tahun 2014 ................................................................... 61
B. Perbedaan Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik Kelompok
Eksperimen Pada Penderita Hipertensi Derajat 1 di Wilayah Kerja
Puskesmas Andalas Kota Padang Tahun 2014 ..................................
62
65
69
B. Saran ..................................................................................................
70
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1
Tabel 2.2
Tabel 2.3
Tabel 5.1
Tabel 5.2
Tabel 5.3
Tabel 5.4
Tabel 5.5
35
55
56
57
58
60
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan
tekanan darah di dalam arteri. Batas normal tekanan darah adalah 120/80 mmHg.
Seseorang dinyatakan mengidap hipertensi bila tekanan darahnya lebih dari
140/90 mmHg (Iskandar, 2010). Hipertensi dapat meningkatkan resiko serangan
jantung, gagal jantung, stroke dan gagal ginjal (Adib, 2009).
Berdasarkan etiologinya, hipertensi dapat dibedakan menjadi 2 golongan,
yaitu hipertensi primer dan hipertensi sekunder. Hipertensi primer atau disebut
juga esensial adalah hipertensi yang belum diketahui penyebabnya dan terdapat
pada kurang lebih 90% dari seluruh penderita hipertensi. Sedangkan hipertensi
sekunder merupakan hipertensi yang diakibatkan penyakit lainnya (Adib, 2011)
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Balitbangkes (2013),
menyebutkan bahwa hipertensi adalah penyakit nomor satu di Indonesia, yakni
mencapai 25,6% dan sebagian besar kasus hipertensi di masyarakat belum
terdeteksi. Prevalensi hipertensi berdasarkan terdiagnosis tenaga kesehatan dan
pengukuran terlihat meningkat dengan bertambahnya umur. Untuk provinsi
Sumatera Barat hipertensi mencapai 22,6% (Riskesdas, 2013).
pada lamanya merokok (Nurrahmani, 2012). Namun semakin lama dan semakin
banyak jumlah rokok yang dihisap, maka semakin beresiko seseorang untuk
mengidap hipertensi (Suheni, 2007). Satu batang rokok diketahui mengandung
tidak kurang dari 4000 bahan kimia yang merugikan kesehatan baik bagi perokok
aktif maupun perokok pasif (Shah, 2010). Nikotin dan karbon monoksida yang
dihisap melalui rokok yang masuk ke aliran darah dapat merusak lapisan endotel
pembuluh darah arteri
dan mengakibatkan
menyebabkan
penggumpalan
trombosit,
sehingga
menyebabkan
95 mmHg dan sistoliknya 130 sampai 139 mmHg, maka perlu dimulai terapi
obat-obatan (Brunner & Suddarth, 2002).
Penanganan secara non farmakologis yaitu mengurangi berat badan untuk
individu yang obesitas atau gemuk, mengadopsi pola makan DASH (Dietary
Approach to Stop Hypertension) yang kaya akan kalium dan kalsium, aktifitas
fisik, dan terapi komplementer (Klodas, 2012). Pengobatan alternatif menjadi
pilihan untuk mengatasi hipertensi, salah satunya dengan terapi herbal dengan
manfaat yang tidak kalah dengan obat kimia bahkan dengan keuntungannya yang
tidak memiliki efek samping bagi penderita (Nurrahmani, 2012). Salah satu terapi
herbal untuk mengobati penyakit hipertensi adalah dengan mengkonsumsi buah
tomat atau produk olahan tomat lainnya seperti jus tomat.
Tomat adalah salah satu buah-buahan yang mudah didapat, harga yang
relatif murah dan terjangkau, bentuk, rasa dan warnanya yang menarik serta
kandungan gizinya yang baik untuk kesehatan. Tomat memiliki berbagai vitamin
dan senyawa anti penyakit yang baik bagi kesehatan, terutama likopen (Kailaku,
2007). Aktivitas antioksidan likopen dua kali lebih baik dari beta karoten. Tomat
mengandung lemak dan kalori dalam jumlah rendah, bebas kolesterol, dan
merupakan sumber serat dan protein yang baik. Selain itu, tomat kaya akan
vitamin A dan C, beta-karoten, kalium dan antioksidan likopen. Terdapat 9,27 mg
likopen dalam 100g tomat mentah. Sedangkan tomat matang mengandung zat gizi
bioaktif seperti tocopherols, phenolics, glycoalkaloids, flavonoids (Engelmann,
dkk, 2011). Penelitian di Selandia Baru menunjukkan bahwa kulit dan biji tomat
memberikan kontribusi 53% total phenolics, 52% total flavonoids, 48% total
likopen dan 43% total asam askorbat (Toor, dkk, 2005).
Aktivitas antiaterosklerosis likopen terjadi secara oksidatif dan non oksidatif.
Pada mekanisme oksidatif, likopen mencegah aterosklerosis dengan memproteksi
biomolekul seluler penting, seperti lipid dan lipoprotein. Dalam mekanisme non
oksidatif, efek antiaterosklerosis likopen menghambat laju HMG-CoA (3hydroxy-3-methylglutaryl-coenzim A) reduktase yang berperan penting pada
sintesis kolesterol, serta mengaktifkan reseptor LDL sehingga bekerja sebagai
agen hipokolesterolemik (Agarwal & Rao, 2000).
Kadar likopen lebih tinggi jika dikonsumsi sebagai jus tomat, likopen
diserap tubuh dengan lebih baik jika diproses menjadi jus daripada jika
dikonsumsi dalam bentuk alaminya. Hal ini dikarenakan likopen dalam buah yang
belum diproses tersedia dalam bentuk trans, yang merupakan bentuk yang tidak
mudah diserap tubuh. Sedangkan pengolahan tomat menjadi jus akan mengubah
likopen dalam bentuk trans menjadi cis, sehingga meningkatkan penyerapannya
oleh tubuh (Rao, 1997).
Selain likopen, zat yang berperan dalam penurunan tekanan darah di dalam
buah tomat adalah kalium. Kalium berfungsi sebagai natriuretik, yaitu
menyebabkan peningkatan pengeluaran natrium dan cairan. Kalium dalam jus
tomat menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik dengan menghambat
pelepasan renin sehingga terjadi peningkatan ekskresi natrium dan air. Renin
beredar dalam darah dan bekerja dengan mengkatalisis penguraian angiotensin
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian masalah pada latar belakang di atas, maka dapat
dirumuskan masalah penelitian yaitu apakah ada pengaruh pemberian jus tomat
terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi perokok derajat 1 di
wilayah kerja Puskesmas Andalas Kota Padang Tahun 2014?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui pengaruh pemberian jus tomat terhadap penurunan tekanan darah
pada penderita hipertensi perokok derajat 1 di wilayah kerja Puskesmas
Andalas Kota Padang Tahun 2014.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui rata-rata tekanan darah penderita hipertensi sebelum
diberikan jus tomat pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
b. Untuk mengetahui rata-rata tekanan darah penderita hipertensi sesudah
diberikan jus tomat pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
10
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Pelayanan Keperawatan dan Puskesmas
Sebagai masukan dan acuan bagi bidang keperawatan dalam memberikan
terapi non farmakologi yang bermanfaat dalam menurunkan tekanan darah
pada penderita hipertensi.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Memberikan informasi dan menambah literatur tentang terapi non farmakologi
yang dapat menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi.
3. Bagi Penderita Hipertensi
Hasil penelitian ini dapat memberikan pengetahuan dan menjadi bahan
pertimbangan untuk memilih terapi non farmakologi dalam menurunkan
tekanan darah yaitu dengan mengkonsumsi jus tomat.
4. Bagi Penelitian Selanjutnya
Sebagai data dasar dan pembanding untuk penelitian selanjutnya dalam
melaksanakan penelitian yang berkaitan dengan terapi non farmakologi dalam
penatalaksanaan hipertensi.
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Hipertensi
1. Definisi
Hipertensi
adalah
suatu
keadaan
dimana
seseorang
mengalami
peningkatan tekanan darah di dalam arteri. Batas normal tekanan darah adalah
120/80 mmHg. Seseorang dinyatakan mengidap hipertensi bila tekanan
darahnya lebih dari 140/90mmHg (Iskandar, 2010).
Menurut WHO, tekanan darah dianggap normal bila kurang dari 135/85
mmH, sedangkan dikatakan hipertensi bila lebih dari 140/90 mmHg, dan
diantara nilai tersebut dikatakan normal tinggi. Namun buat orang Indonesia,
banyak dokter berpendapat bahwa tekanan darah yang ideal adalah sekitar
110-120/80-90 mmHg. Batasan ini berlaku bagi orang dewasa di atas 18 tahun
(Adib, 2009).
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana
tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik di atas 90 mmHg.
Hipertensi merupakan penyebab utama gagal jantung, stroke, dan gagal ginjal.
Disebut sebagai pembunuh diam-diam karena orang dengan hipertensi
sering tidak menampakkan gejala. Institut Nasional Jantung, Paru dan Darah
memperkirakan separuh orang yang menderita hipertensi tidak sadar akan
kondisinya. Begitu penyakit ini diderita, tekanan darah pasien harus dipantau
12
Sistolik
(mmHg)
Normotensi
<130
Normal tinggi
130-139
Hipertensi derajat I
140-159
Hipertensi derajat II
160-179
Hipertensi derajat III >180
Sumber : (Corwin, 2009).
dan/atau
dan/atau
dan/atau
dan/atau
dan/atau
Diastolik
(mmHg)
<85
85-89
90-99
100-109
>110
13
2. Penyebab
Peningkatan tekanan darah di dalam arteri terjadi karena beberapa sebab,
yaitu karena jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak
cairan setiap detiknya, arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi
kaku sehingga tidak dapat mengembang saat jantug memompa darah melalui
arteri sehingga tekanan perifer total meningkat, dan sirkulasi cairan bertambah
sehingga menyebabkan peningkatan tekanan darah.
Hipertensi dibedakan menjadi dua golongan berdasarkan penyebab
terjadinya, yaitu (Adib, 2011) :
a.
b.
Hipertensi Sekunder
Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang diakibatkan oleh penyakit lain.
Sekitar 5-10 % penderita hipertensi sekunder disebabkan karena penyakit
ginjal, 1-2 % kelainan hormonal atau pemakaian obat tertentu (misalnya
pil KB). Penyebab lain yang jarang diketahui adalah feokromositoma,
yaitu tumor pada kelenjar adrenal yang menghasilkan hormon epinefrin
(adrenalin) dan norepinefrin (noradrenalin) (Adib, 2011).
14
15
sehingga
akan
merangsang
aktifitas
saraf
simpatik
(Nurrahmani,2012).
2) Berat badan
Penelitian epidemiologi menyebutkan adanya hubungan antara berat
badan dan tekanan darah, baik pada pasien hipertensi maupun
normotensi. Obesitas terutama pada tubuh bagian atas dengan
peningkatan jumlah lemak pada bagian perut akan meningkatkan
resiko tekanan darah tinggi (Nurrahmani, 2012).
3) Penggunaan kontrasepsi oral pada wanita
Hipertensi ini disebabkan oleh peningkatan volume plasma akibat
peningkatan aktivitas renin-angitensin-aldosteron yang muncul ketika
kontrasepsi oral digunakan. Estrogen dan progesteron sintetik yang
dipakai sebagai pil kontrasepsi oral menyebabkan retensi natrium.
Hal
ini
merupakan
meningkatkan
sintesis
konsekuensi
substrat
logis
renin
dari
oleh
estrogen
hepar,
yang
dengan
16
terjadi
peningkatan
tekanan
darah
(Departemen
17
menyebabkan
penggumpalan
trombosit,
sehingga
menurunkan
tekanan
darah
pada
kebanyakan
orang
(Nurrahmani, 2012).
6) Asupan tinggi lemak dan penguat rasa makanan
Kandungan makanan cepat saji (junkfood) banyak mengandung
lemak dan tingginya kadar garam dapur dan penguat rasa seperti
MSG atau vetsin memperoleh monosodium atau natrium ion yang
berasal dari MSG. Kedua unsur ini adalah salah satu pencetus
terjadinya hipertensi (Adib, 2009).
18
3. Patofisologi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah
terletak di pusat vasomotor, pada medulla di otak. Dari pusat vasomotor ini
bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan
keluar dari kolumna medulla spinalis gangila simpatis di toraks dan abdomen.
Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak
ke bawah melalui sistem saraf simpatis ke gangila simpatis. Pada titik ini,
neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut
saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya
norepinefrin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor
seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah
terhadap rangsang vasokonstriksi. Individu dengan hipertensi sangat sensitif
terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal
tersebut bisa terjadi.
Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh
darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang,
mengakibatkan
tambahan
aktivitas
vasokonstriksi.
Medulla
adrenal
19
20
5. Komplikasi
Menurut Corwin (2009), komplikasi hipertensi antara lain :
a. Stroke dapat terjadi akibat hemoragi tekanan tinggi di otak, atau akibat
embolus yang terlepas dari pembuluh selain otak yang terpajan
tekanan tinggi. Stroke dapat terjadi pada hipertensi kronis apabila
arteri yang memperdarahi otak mengalami hipertrofi dan penebalan,
sehingga aliran darah ke area otak yang diperdarahi berkurang. Arteri
otak yang mengalami aterosklerosis dapat melemah sehingga
meningkatkan kemungkinan terbentuknya aneurisma.
b. Infark miokard dapat terjadi apabila arteri koroner yang aterosklerotik
tidak dapat menyuplai cukup oksigen ke miokardum atau apabila
terbentuk trombus yang menghambat aliran darah melewati pembuluh
darah. Pada hipertensi kronis dan hipertrofi ventrikel, kebutuhan
oksigen miokardum mungkin tidak dapat dipenuhi dan dapat terjadi
iskemia jantung yang menyebabkan infark. Demikian juga hipertrofi
ventrikel dapat menyebabkan perubahan waktu hantaran listrik
melintasi ventrikel sehingga terjadi disritmia, hipoksia jantung, dan
peningkatan risiko pembentukan bekuan.
c. Gagal ginjal dapat terjadi karena kerusakan progresif akibat tekanan
darah tinggi pada kapiler glomerulus ginjal. Dengan rusaknya
glomerulus, aliran darah ke unit fungsional ginjal, yaitu nefron akan
terganggu dan dapat berlanjut menjadi hipoksik dan kematian. Dengan
21
6. Penanganan
Penanganan hipertensi dibagi menjadi 2 (Davey, 2005) yaitu :
a. Penanganan dengan obat-obatan (farmakologi), diantaranya adalah :
1.
2.
3.
menyebabkan
bradikardia,
bermanfaat
bila
ada
22
5.
6.
7.
23
2.
Terapi komplementer
a. Defenisi
Terapi komplementer merupakan terapi alternatif yang dipakai
oleh tenaga praktisi dan yang lainnya dalam pengobatan sebagai terapi
pelengkap tindakan perawat (Achjar, 2010). Terapi komplementer
merupakan terapi tambahan di luar terapi utama (medis) dan berfungsi
24
obat
herbal
untuk
pengobatan
primer.
WHO
pemeliharaan
kesehatan
masyarakat,
pencegahan,
dan
25
B. Rokok
1. Definisi Rokok
Rokok adalah hasil olahan tembakau yang terbungkus, termasuk cerutu
atau bentuk lainnya, yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana tobacum,
nicotiana rustica, dan spesies lainnya dimana sintesisnya mengandung
nikotin dan tar dengan atau tanpa bahan tambahan (Sutiyoso, 2004).
Triswanto (2007) mengatakan bahwa rokok biasanya berbentuk silinder
terdiri dari kertas yang berukuran panjang 70 hingga 120 mm yang berisi
daun tembakau yang telah diolah. Jadi, rokok merupakan hasil olahan
tembakau yang dibungkus dengan kertas berbentuk silinder.
26
2.
Jenis Rokok
Rokok dibedakan menjadi beberapa jenis. Pembedaan ini didasarkan atas
bahan pembungkus rokok, bahan baku atau isi rokok, proses pembuatan
rokok, dan penggunaan filter pada rokok (Yulianto, 2012).
Jenis rokok berdasarkan bahan pembungkus, yaitu :
1. Klobot : rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun jagung.
2. Kawung : rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun aren.
3. Sigaret : rokok yang bahan pembungkusnya berupa kertas.
4. Cerutu : rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun tembakau.
Jenis rokok berdasarkan bahan baku atau isi rokok, yaitu :
1. Rokok putih : rokok yang bahan baku atau isinya hanya daun tembakau
yang diberi bahan tertentu untuk mendapatkan efek rasa dan aroma
tertentu.
2. Rokok kretek : rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun
tembakau dan cengkeh yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa
dan aroma tertentu.
3. Rokok klembak : rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun
tembakau,
cengkeh,
dan
kemenyan
yang
diberi
saus
untuk
27
3. Tipe Perokok
Tipe perokok menurut jumlah rokok yang dihisap (Bustan, 2007) meliputi :
1. Perokok ringan : apabila merokok kurang dari 10 batang per hari.
2. Perokok sedang : apabila merokok 10-20 batang per hari.
3. Perokok berat : apabila merokok lebih dari 20 batang per hari.
28
4. Kandungan Rokok
Rokok mengandung ribuan bahan zat kimia. Beberapa ahli mengatakan
bahwa sebatang rokok yang dibakar akan mengeluarkan sekitar 4000 bahan
kimia berbahaya dan 43 diantaranya merupakan bahan penyebab kanker
(karsinogenik). Zat-zat tersebut antara lain :
1. Tar adalah substansi hidrokarbon, yang bersifat lengket dan menempel
pada paru-paru dan mengandung bahan-bahan karsinogen yang dapat
menyebabkan kanker.
2. Nikotin adalah zat adiktif yang mempengaruhi syaraf dan peredaran
darah. Zat ini bersifat karsinogen, dan mampu memicu kanker paruparu yang mematikan. Nikotin menyebabkan perokok merasa rileks.
Nikotin adalah senyawa kimia organik dan merupakan sebuah alkaloid
yang ditemukan secara alami diberbagai macam tumbuhan seperti
tembakau. Kandungan nikotin bisa mencapai 0.3 % sampai 5 % dari
berat kering tembakau. Nikotin mengandung zat yang membuat orang
ketagihan dan menimbulkan ketergantungan.
3. Karbon monoksida (CO) adalah zat yang mengikat hemoglobin dalam
darah, membuat darah darah tidak mampu mengikat oksigen. Dengan
demikian hal ini akan mempengaruhi pemenuhan oksigen ke seluruh
tubuh padahal oksigen sangat diperlukan untuk metabolisme dalam
tubuh. Sel tubuh yang menderita kekurangan oksigen akan berusaha
29
30
14. Nitrous oxide yaitu sejenis gas yang tidak berwarna, dan bila dihisap
dapat menghilangkan rasa sakit.
15. Volatik nitrosamine yaitu jenis asap tembakau yang diklasifikasikan
sebagai karsinogen yang potensial (Jaya, 2009).
31
lebih kuat dibanding oksigen, sehingga setiap ada asap rokok disamping
kadar oksigen udara yang sudah berkurang, ditambah lagi sel darah merah
akan semakin kekurangan oksigen, oleh karena yang diangkut adalah CO
dan bukan O2 (oksigen). Seharusnya, hemoglobin ini berikatan dengan
oksigen yang sangat penting untuk pernapasan sel-sel tubuh, tapi karena
gas CO lebih kuat daripada oksigen, maka gas CO ini merebut tempatnya
di hemoglobin.
disusuli
oleh
kemurungan.
Nikotin
meningkatkan
ketagihan
merokok.
Efek
nikotin
menyebabkan
32
Jantung tidak
33
sementara sayuran adalah bagian daun, akar dan stem (batang) tanaman yang
bisa dimakan (Kailaku, 2007).
34
Kandungan
per 100 g
93,76
21
0,85
0,33
4,64
1,1
0,42
5
0,45
11
24
222
9
0,09
0,074
0,105
0,4
Vitamin
- Vitamin
C 19,1
(mg)
- Tiamin (mg)
0,059
- Riboflavin
0,048
(mg)
- Niasin (mg)
0,628
- Asam
0,247
Nutrien
Asam Amino
- Triptofan (g)
- Treonin (g)
- Isoleusin (g)
- Leusin (g)
- Lisin (g)
- Metionin (g)
- Kistin (g)
- Fenilalanin (g)
- Tirosin (g)
- Valin (g)
- Arginin (g)
- Histidin (g)
- Alanin (g)
- Asam aspartat
(g)
- Asam glutamat
(g)
- Glisin (g)
- Prolin (g)
- Serin (g)
Kandungan
per 100 g
0,006
0,021
0,020
0,031
0,031
0,007
0,011
0,022
0,015
0,022
0,021
0,013
0,024
0,118
0,313
0,021
0,016
0,023
Asam Lemak
- Jenuh (g)
0,045
- Tak
jenuh 0,050
tunggal (g)
- Tak
jenuh 0,135
ganda (g)
35
pantotenat
(mg)
- Vit. B6 (mg)
0,080
- Vit. A (IU)
623
- Tokoferol
(mg)
0,34
Sumber : Kailaku (2007)
Tabel 2.3 Kandungan Likopen dalam Buah Segar dan Produk Olahan
Bahan
Pasta tomat
Saus spageti
Sambal
Saus tomat
Jus tomat
Sup tomat
Saus seafood
Semangka
Pink grapefruit
Tomat mentah
Sumber : Arab dan Steck (2000)
Kandungan Likopen
(mg/100g)
42,2
21,9
19,5
15,9
9,5
7,2
17,0
4,0
4,0
8,8
36
37
38
penurunan volume plasma, curah jantug, tekanan perifer, dan tekanan darah
(Murray et. Al., 2009).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Lestari (2012) di Panti Werda
Pengayoman dan Panti Wredha Harapan Ibu Semarang tentang pengaruh
pemberian jus tomat terhadap tekanan darah pada wanita post menopause
hipertensif dengan jumlah subjek penelitian 34 orang, menunjukkan bahwa
pemberian 200 ml jus tomat sebanyak 1 kali dalam sehari selama 7 hari
berpengaruh terhadap penurunan tekanan darah sistolik sebesar 11,76 mmHg
(8,4%) dan tekanan darah diastolik sebesar 8,82 mmHg (9,6%) pada wanita
postmenopause hipertensif. Sedangkan penelitian yang dilakukan Aiska
(2014) di Panti Wreda kota Semarang tentang perbedaan penurunan tekanan
darah sistolik lanjut usia hipertensi yang diberi jus tomat dengan kulit dan
tanpa kulit dengan jumlah subjek 34 orang, menyimpulkan bahwa terdapat
penurunan tekanan darah sistolik sebesar 10,00 mmHg pada kelompok
perlakuan I (jus tomat dengan kulit). Sedangkan pada kelompok perlakuan II
(jus tomat tanpa kulit) terjadi penurunan tekanan darah sistolik sebesar 5,88
mmHg.
39
BAB III
KERANGKA KONSEP
satu
faktor
penyebab
hipertensi
adalah
merokok.
Merokok
40
Penanganan hipertensi di bagi dua bagian yakni secara farmakologis dan non
farmakologis. Penanganan secara farmakologis dengan menggunakan obatobatan seperti diuretik, simpatik, betabloker, dan vasodilator yang dapat
membantu menurunkan dan menstabilkan tekanan darah, serta menurunkan
resiko terjadinya komplikasi akibat hipertensi (Davey, 2005). Penanganan secara
non farmakologis yaitu mengurangi berat badan untuk individu yang obesitas
atau gemuk, mengadopsi pola makan DASH (Dietary Approach to Stop
Hypertension) yang kaya akan kalium, aktifitas fisik, dan terapi komplementer
(Klodas, 2012).
Pengobatan alternatif menjadi pilihan untuk mengatasi hipertensi, salah
satunya dengan terapi herbal dengan manfaat yang tidak kalah dengan obat kimia
bahkan dengan keuntungannya yang tidak memiliki efek samping (Nurrahmani,
2012). Salah satu terapi herbal untuk mengobati penyakit hipertensi adalah
dengan menkonsumsi buah tomat atau produk olahan tomat lainnya seperti jus
tomat.
Tomat adalah salah satu buah-buahan yang mudah didapat, harga yang
relatif murah dan terjangkau, bentuk, rasa, dan warnanya yang menarik serta
kandungan gizinya yang baik untuk kesehatan. Tomat memiliki berbagai vitamin
dan senyawa anti penyakit yang baik bagi kesehatan, terutama likopen (Kailaku,
2007). Aktivitas antioksidan liokopen dua kali lebih baik dari beta karoten.
Tomat mengandug lemak dan kalori dalam jumlah rendah, bebas kolesterol, dan
merupakan sumber serat dan protein yang baik. Selain itu, tomat kaya akan
41
42
dimodifikasi :
-Keturunan (genetik)
-Usia
-Jenis kelamin
Hipertensi
Stroke
Infark
miokard
Farmakologi (Bloker ,
diuretik, simpatik dan
vasodilator)
Ensefalopati
(kerusakan otak)
Gagal ginjal
Non farmakologi :
Jus Tomat
Likopen
Kalium
Antioksidan
Natriuretik
Antiaterosklerosis,hipo
kolesterolemik,mengakt
ifkan resptor LDL
Sumber : Nurrahmani, 2012
Menurunkan tekanan
darah
43
Pada penelitian ini, peneliti ingin melihat pengaruh pemberian jus tomat
terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi. Secara skematis
dapat dilihat pada gambar berikut :
Variabel Independen
Pemberian jus
tomat
Variabel Dependen
Tekanan darah
B. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini :
Ha : ada pengaruh pemberian jus tomat terhadap penurunan tekanan darah pada
pasien hipertensi perokok derajat 1 di wilayah kerja Puskesmas Andalas Kota
Padang tahun 2014.
44
BAB IV
METODE PENELITIAN
Pretest
Perlakuan
Posttest
KE
O1(E)
O2 (E)
KK
O1 (K)
O2 (K)
45
Keterangan :
KE
KK
O1 (E)
O2 (E)
O1 (K)
O2 (K)
46
47
Defenisi
Cara
operasional
pengukuran
Variabel
Pemberian
jus
indenpenden : tomat
sebanyak
pemberian jus 200 ml (150 gr
tomat
tomat, 50 ml air
dan 2 gr gula
pasir)
dengan
frekuensi
1 x
sehari selama 7
hari pada penderita
hipertensi
Variabel
Tekanan
darah
dependen
: yang diukur adalah
tekanan darah tekanan
darah
sistolik
dan
diastolik
Alat ukur
Mengukur
-Tensimeter
tekanan
aneroid
darah
-Stetoskop
sebelum
dan sesudah
intervensi
Skala
Rasio
Hasil ukur
Tekanan
darah
sebelum dan
sesudah
intervensi
48
E. Instrumen Penelitian
Instrumen
penelitian
adalah
alat-alat
yang
akan
digunakan
untuk
Blender
Pisau
Timbangan jarum
49
Air
Gula pasir
b. Cara pembuatan
-
F. Etika Penelitian
Sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu mengurus surat izin.
Pertama surat rekomendasi dari Dekan Fakultas Keperawatan Unand, setelah itu
izin meneliti dari Kepala Dinas Kesehatan Kota padang dan dilanjutkan ke
Pimpinan Puskesmas Andalas Kota padang.
50
51
2. Data sekunder
Data yang diperoleh dari keluarga dan sumber lain yang menunjang
penelitian, seperti data dari Dinas Kesehatan dan Puskesmas.
Langkah-langkah pengumpulan data:
a. Dari data yang diberikan oleh Puskesmas, peneliti menemui penderita
hipertensi satu per satu secara door to door.
b. Pasien yang terdiagnosa hipertensi yang memenuhi kriteria yang
ditetapkan, dijadikan sebagai sampel setelah menyetujui lembar
persetujuan yang diajukan peneliti.
c. Selanjutnya peneliti menjelaskan tujuan penelitian.
d. Sebelum dilakukan perlakuan peneliti memberikan penyuluhan agar
responden tidak menkonsumsi makanan yang mengandung garam
berlebih dan tidak menkonsumsi makanan tinggi lemak selama terapi
berlangsung selama 7 hari.
e. Responden dilakukan pengukuran tekanan darah awal (pretest) dan hasil
tersebut dicatat dalam lembar observasi hasil pengukuran.
f. Peneliti memberikan jus tomat sebanyak 200 ml kepada kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol setiap hari selama 7 hari.
g. Peneliti melakukan pemantauan setiap harinya. Hal yang diobservasi
adalah apakah responden selalu mengkonsumsi jus tomat, dan tidak
mendapatkan terapi herbal lainya.
52
53
I. Analisa Data
a. Analisa univariat
Analisa univariat menggambarkan distribusi dari masing-masing variabel
yang diteliti yaitu tekanan darah sistolik dan diastolik sebelum dan sesudah
pemberian jus
BAB V
HASIL PENELITIAN
54
55
Tabel 5.1
Karakteristik
Reponden
Kategori
Umur
Dewasa akhir
Lansia awal
Jumlah
Pendidikan
Jumlah
Pekerjaan
SD
SMP
SMA
S1
PNS
Wiraswasta
Petani
Lain-lain
Jumlah
Kelompok
Eksperimen
f
%
6
60
4
40
10
100
0
0
2
20
6
60
2
20
10
100
2
20
4
40
1
10
3
30
10
100
Kelompok Kontrol
f
5
5
10
0
1
6
3
10
3
6
0
2
%
50
50
100
0
10
60
30
100
30
60
0
20
10
100
56
B. Analisa Univariat
Analisa univariat digunakan untuk mengetahui distribusi responden
berdasarkan tekanan darah sistolik dan diastolik pada penderita hipertensi
yang dilakukan pemberian jus tomat.
Sistolik
Pretest
Postest
Diastolik
Pretest
Posttest
Penurunan
Sistolik
Diastolik
Mean
SD
Min
Max
149,5
139,9
4,673
4,701
144
134
159
149
91,6
85,9
2,591
1,853
90
84
96
90
9,6
5,2
0,843
1,229
8
11
3
8
57
Sistolik
Pretest
Postest
Diastolik
Pretest
Posttest
Penurunan
Sistolik
Diastolik
Mean
SD
Min
Max
151,4
138,8
5,379
5,673
145
131
159
148
91,8
82,4
3,765
3,596
85
78
97
88
12,6
9,4
2,171
2,413
10
6
16
15
C. Analisa Bivariat
Setelah data diolah dengan analisa univariat, data selanjutnya diolah
dengan analisa bivariat menggunakan komputerisasi. Sebelum analisa bivariat
dilakukan, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas untuk menentukan uji
yang akan dilakukan pada kelompok eksperimen dan kontrol.
Hasil uji normalitas pada tabel Shapiro-Wilk adalah pada kelompok
eksperimen didapatkan nilai p=0,182 (p>0,05) untuk tekanan sistolik pretest
58
Kontrol
Pre
Post
Pre
Post
Sistolik
149,50
139,90
0,000
151,40
138,80
0,000
Diastolik
91,60
85,90
0,000
91,80
82,40
0,000
59
60
Kontrol
Penurunan
Sistolik
9,60
12,60
0,002
Penurunan
Diastolik
5,20
9,40
0,000
61
BAB VI
PEMBAHASAN
A. Gambaran
Karakteristik
Penderita
Hipertensi
Derajat
Pada
62
kemampuan mengikat hemoglobin (Hb) yang terdapat dalam sel darah merah
(eritrosit) lebih kuat dibanding oksigen, sehingga setiap ada asap rokok
disamping kadar oksigen udara yang sudah berkurang, ditambah lagi sel
darah merah akan semakin kekurangan oksigen, oleh karena yang diangkut
adalah CO dan bukan O2 (oksigen). Sel tubuh yang menderita kekurangan
63
reseptor
LDL
sehingga
bekerja
sebagai
agen
64
65
66
67
standar deviasi 2,171 dan rata-rata penurunan tekanan darah diastolik adalah
9,40 mmHg, dengan standar deviasi 2,413.
Semua responden adalah hipertensi derajat 1. Menurut Joint National
Committe VII (2003), hipertensi derajat 1 memiliki tekanan darah sistolik
140-159 mmHg dan tekanan darah diastolik diantara 90-99 mmHg. Setelah
diberikan tomat, terdapat beberapa responden yang mengalami penurunan
derajat hipertensi dari hipertensi derajat 1 menjadi pra hipertensi. Menurut
Joint National Committe VII (2003), pra hipertensi memiliki tekanan darah
sistolik 120-139 mmHg dan tekanan darah diastolik 80-89 mmHg. Setelah
diberikan jus tomat terdapat 4 responden yang mempunyai tekanan darah
sistolik <140 mmHg, dan 9 responden yang mempunyai tekanan darah
diastolik <90 mmHg. Pada kelompok kontrol terdapat 6 responden yang
mempunyai tekanan darah sistolik <140 mmHg, dan 10 responden yang
mempunyai tekanan darah diastolik <90 mmHg.
Berdasarkan hasil penelitian membuktikan bahwa terdapat perbedaan
bermakna antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol terhadap
tekanan darah pada penderita hipertensi. Perbedaan tekanan darah sistolik dan
diastolik pada kelompok eksperimen dan kontrol pada penderita hipertensi
dilakukan dengan menggunakan uji Independent T Test. Hasil uji statistik
terhadap penurunan tekanan darah sistolik didapatkan nilai p=0,002 (p<0,05)
dan didapatkan nilai p=0,000 (p<0,05) untuk penurunan tekanan darah
diastolik. Dari hasil uji statistik tersebut disimpulkan nilai p<0,05 yang berarti
terdapat perbedaan penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik pada
68
69
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan tentang pengaruh pemberian
jus tomat terhadap penurunan tekanan darah penderita hipertensi perokok
derajat 1 di Wilayah Kerja Puskesmas Andalas Kota Padang Tahun 2014,
maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Terdapat pengaruh pemberian jus tomat yang bermakna terhadap tekanan
darah sistolik dan diastolik pada penderita hipertensi perokok derajat 1 di
Wilayah Kerja Puskesmas Andalas Kota Padang Tahun 2014.
2. Terdapat perbedaan penurunan tekanan darah bermakna antara kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol pada penderita hipertensi derajat 1,
dimana penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik lebih besar terjadi
pada kelompok kontrol (tidak perokok) dibandingkan dengan kelompok
eksperimen (perokok).
70
B. Saran
1. Bagi Pelayanan Keperawatan dan Puskesmas
Sebagai masukan bagi manajemen keperawatan dalam memberikan terapi
non farmakologi yang bermanfaat dalam menurunkan tekanan darah pada
penderita hipertensi.
2. Bagi Penderita Hipertensi
Jus tomat dapat dijadikan alternatif dalam menurunkan dan menjaga
kestabilan tekanan darah bagi penderita hipertensi. Namun penderita
hipertensi juga harus menjaga pola makan dan gaya hidup serta
menghindari faktor resiko hipertensi agar tidak terjadi komplikasi yang
lebih berat.
3. Bagi Penelitian Selanjutnya
Untuk penelitian lain dapat mengembangkan variasi dalam pengolahan
tomat sebagai terapi alternatif hipertensi seperti pasta tomat, sup tomat,
kombinasi tomat dengan buah-buahan lain dan lain sebagainya.
71
DAFTAR PUSTAKA
72
Borzecki A.M., Kader B., dan Berlowitz D.R. (2010). The epidemiology and
management of severe hypertension. Journal of Human Hypertension, 24, 918.
Brunner, L dan Suddarth, D. (2002). Buku ajar keperawatan medikal bedah (H.
Kuncara, A. Hartono, M. Ester, Y. Asih, Terjemahan). (Ed.8) Vol 2. Jakarta:
EGC.
Bustan, MN. (2007). Epidemiologi penyakit tidak menular. Edisi Kedua. Jakarta:
Rineka Cipta.
Cassileth, BR., Deng G. (2004). Complementary and alternative therapies for
cancer. The oncologist. 9(80), 9.
Corwin. (2009). Hipertensi. Jakarta : EGC.
Dahlan, M.S. (2011). Statistik untuk kedokteran dan kesehatan. Jakarta: Salemba
Medika.
Davey, P. (2005). At a glance medicine. Jakarta: Erlangga.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2008). Pedoman teknis penemuan
dan tatalaksana penyakit hipertensi. Jakarta: H.14-28.
Dinas Kesehatan Kota Padang. (2014). Profil Kesehatan Kota Padang Tahun
2013. Padang : DKK Padang
Engelman NJ, Clinton SK, Erdman-Jr JW. (2011). Nutritional aspect of phytoene
and phytofluen, carotenoid procussors to lycopene. Adv. Nutr. 2: 51-61.
Farapti, Sayogo, S., Siregar, P. (2013). Effect of tender coconut water on systolic
and diastolic blood pressure in prehypertensive women. Health Science
Indones, 4(2), 65-67.
73
74
Diakses
pada
tanggal
05
September
2014
di
http://www.lycopene.org.
Shah RS, Cole JW. (2010). Smoking and stroke: the more you smoke the more you
stroke. Expert Rev Cardiovasc Ther: H.5.
Shah, RS, Cole, JW. (2010). Smoking and stroke: the more you smoke the more
you stroke. H5. Expert Rev Cardiovasc Ther.
Sitepoe, M. (2002). Kekhususan rokok di indonesia. Jakarta: PT. Gramedia
Widiasarana.
75
Diakses
pada
tanggal
15
September
2014
di
http://tempointeraktif.com.
Toor RK, Savage GP. (2005). Antioxidant activity in different fractions of
tomatoes. Food Res Int. 38(5): 487-494.
Triswanto, S. (2007). Stop smoking. Sleman: Progresif Books.
WHO. (2013). A global brief on hypertension silent killer, global public crisis.
Geneva: WHO Press.
Yechiel, N. Engelhard, MD. Benny, GMD. Esther, P. (2006). Natural antioxidant
from tomato extract reduce blood pressure in patients with grade 1
hypertension. American Heart Journal. Volume 151. No.1.
Yulianto, H. (2012). Jenis rokok. Diakses pada tanggal 15 September 2014 di
http://www.scribd.com/Hermanyulianto/d/30889043-jenis-rokok.
Lampiran 1
JADWAL KEGIATAN PENELITIAN
NAMA
NO. BP
: ILHAM SANJAYA
: 1010321012
Kegiatan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Pembimbing I
Maret
2014
April
2014
Mei
2014
Juni
2014
Juli
2014
Agustu
s 2014
Septem Oktobe
ber
r 2014
2014
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Pembimbing II
Lampiran 2
Anggaran Dana Penelitian
No.
Keterangan
Biaya (Rp)
Pengetikan proposal
100.000
300.000
Pelaksanaan penelitian
300.000
Penyusunan skripsi
200.000
Konsumsi ujian
300.000
Penggandaan skripsi
400.000
Transportasi
200.000
Jumlah
1.000.000
2.800.000
K:EIENTERIAN
Nomor
| ?qB /LrNl6.13/PLl20l4
Lamp
:-
Hal
: Izin Pengambilan
30 4ei 2014
Kepada yth.
di
Tempat
Dengan hormat,
Bersama ini disampaikan, bahwa mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Andalas yang
namanya tersebut dibawah ini, memerlukan data dari instansi Saudara untuk memenuhi
persyaratan tugas akhir penyusunan skripsi :
Nama
:1lham Sttaya
Noo BP
:1010321012
Demikian disampaikan agar dapat dikabulkan dan atas izin serta kerjasama yang baik, diucapkan
terima kasih
1111
'
IFF
li ti
172001121001
Tembusan:
l.
DINAS KESEHATAN
tt
rBaghf,o
Aziz
Qfian
Nomor : 8ya le
Lamp :
lie
aac afr
).ra
%FP r 75 62619
Aafuag
iSDM/DKK/vrv2ot4
Kepada Yth:
Wakil Dekan I Fakultas Keperawatan UNAND
Dengan hormat,
Sehubungan dengan surat Saudara Nomor:
2014 perihal yang sama pada pokok surat di atas, pada prinsipnya kami tidak keberatan
memberikan
guna
NO
1
Nama
Ilham Sanjaya
BP
1010321012
Judul
E sculenm)
LKa,Bid.....
....."...Kota Padang
2,Ka. Puskesmas Andalas Kota Padang
3.Arsip
\
Nama
ilLuau s/lNlAYA
toto3zl0tz
No BP
Judul
Pembimbing I
Pertemuan
Tanggal
5/
"
tl
Tanpp Tangan
1
ml`t ri
28 ttt
lv
) /1
t I
4q tt
No 13P
Judul
:1010321012
rs
)terhadap
:Pen h pemberianjustomat hS
penurunan
Pembimbhg
.31
Moi 014
PerbdF,
Tanda Tangan
Topik
Tanggal
Pertemuan
Babl,I,!I ,lon tv
du 2014
?oru^n t)*b I . ll tu
tt,ti 20t4
Bab
21
tl
{V
\tt dr.,'1 \V
per hrtif.
Ay\", zcrf
h^
Cnertr.i
(,.r,.,-
Nama
No
BP
ILHAM SANJAYA
: 1010321012
Judul
Pembimbing
Pertemuan
Topik
4.
Tanggal
t7
%
' _1
44
,rl
/-ann-
\ Al /-
Tan$)Tangan
Nama
No
BP
Judul
ILHAM SANJAYA
: 1010321012
Pertemuan
Topik
Tanggal
Od
2011
Oh+ zot{
Or d
l
Acc/
O14
'
1 9k
lS
Tanda Tangan
Lampiran 5
: Ilham Sanjaya
No Bp
: 1010321012
Alamat
Ilham Sanjaya
Lampiran 6
Responden
Lampiran 7
LEMBAR OBSERVASI HASIL PENGUKURAN TEKANAN DARAH
No. Responden
Karakteristik Sampel
1. Nama Insial
2. Umur
3. Jenis Kelamin
4. Alamat
5. Pekerjaan
6. Pendidikan
Sebelum
Intervensi
Sesudah
Intervensi
(Hari ke-8)
MASTER TABEL
No
Resp
Kelompok
Umur
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Eksperimen
Eksperimen
Eksperimen
Eksperimen
Eksperimen
Eksperimen
Eksperimen
Eksperimen
Eksperimen
Eksperimen
Kontrol
Kontrol
Kontrol
Kontrol
Kontrol
Kontrol
Kontrol
Kontrol
Kontrol
Kontrol
45
47
44
44
53
50
45
41
41
44
48
46
49
40
44
42
44
39
39
47
Jenis
Pendidikan Pekerjaan
Kelamin
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
S1
SMA
S1
SMA
SMA
SMP
SMP
SMA
SMA
SMA
SMP
SMA
SMP
SMA
SMA
S1
SMP
SMA
SMA
SMA
PNS
Wiraswata
PNS
Wiraswasta
Wiraswasta
Lain-lain
Petani
Lain-lain
Lain-lain
Wiraswasta
PNS
Wiraswasta
PNS
Wiraswasta
Wiraswasta
PNS
Lain-lain
Wiraswasta
Lain-lain
Wiraswasta
Pre
Sistole
Pre
Diastole
Post
Sistole
Post
Diastole
150
155
146
145
150
159
146
150
150
144
152
155
148
156
146
145
145
158
150
159
96
90
90
90
95
95
90
90
90
90
90
95
90
90
90
95
85
96
90
97
140
145
135
135
141
149
138
141
141
134
137
145
136
140
136
131
132
148
138
145
88
85
85
85
84
90
85
85
87
85
80
85
84
80
80
80
78
88
81
88
Penurunan
Sistole
10
10
11
10
9
10
8
9
9
10
15
10
12
16
10
14
13
10
12
14
Penurunan
Diastole
8
5
5
5
6
5
5
5
3
5
10
10
6
10
10
15
7
8
9
9
Distribusi
Frequencies
Statistics
pre sistole
pre sistole
pre diastole
pre diastole
eksperimen
kontrol
eksperimen
kontrol
Valid
10
10
10
10
Missing
10
10
10
10
Mean
149.50
151.40
91.60
91.80
Median
150.00
151.00
90.00
90.00
4.673
5.379
2.591
3.765
21.833
28.933
6.711
14.178
Skewness
.927
.131
1.079
-.165
.687
.687
.687
.687
Minimum
144
145
90
85
Maximum
159
159
96
97
Std. Deviation
Variance
Statistics
post sistole
post sistole
post diastole
post diastole
eksperimen
kontrol
eksperimen
kontrol
Valid
10
10
10
10
Missing
10
10
10
10
Mean
139.90
138.80
85.90
82.40
Median
140.50
137.50
85.00
80.50
4.701
5.673
1.853
3.596
22.100
32.178
3.433
12.933
Skewness
.592
.318
1.491
.686
.687
.687
.687
.687
Minimum
134
131
84
78
Maximum
149
148
90
88
Std. Deviation
Variance
Frequency Table
pre sistole eksperimen
Cumulative
Frequency
Valid
Missing
Percent
Valid Percent
Percent
144
5.0
10.0
10.0
145
5.0
10.0
20.0
146
10.0
20.0
40.0
150
20.0
40.0
80.0
155
5.0
10.0
90.0
159
5.0
10.0
100.0
Total
10
50.0
100.0
System
10
50.0
Total
20
100.0
Missing
Percent
Valid Percent
Percent
145
10.0
20.0
20.0
146
5.0
10.0
30.0
148
5.0
10.0
40.0
150
5.0
10.0
50.0
152
5.0
10.0
60.0
155
5.0
10.0
70.0
156
5.0
10.0
80.0
158
5.0
10.0
90.0
159
5.0
10.0
100.0
Total
10
50.0
100.0
System
10
50.0
Total
20
100.0
Missing
Percent
Valid Percent
Percent
90
35.0
70.0
70.0
95
10.0
20.0
90.0
96
5.0
10.0
100.0
Total
10
50.0
100.0
System
10
50.0
Total
20
100.0
Missing
Percent
Valid Percent
Percent
85
5.0
10.0
10.0
90
25.0
50.0
60.0
95
10.0
20.0
80.0
96
5.0
10.0
90.0
97
5.0
10.0
100.0
Total
10
50.0
100.0
System
10
50.0
Total
20
100.0
Missing
Percent
Valid Percent
Percent
134
5.0
10.0
10.0
135
10.0
20.0
30.0
138
5.0
10.0
40.0
140
5.0
10.0
50.0
141
15.0
30.0
80.0
145
5.0
10.0
90.0
149
5.0
10.0
100.0
Total
10
50.0
100.0
System
10
50.0
Missing
Percent
Valid Percent
Percent
134
5.0
10.0
10.0
135
10.0
20.0
30.0
138
5.0
10.0
40.0
140
5.0
10.0
50.0
141
15.0
30.0
80.0
145
5.0
10.0
90.0
149
5.0
10.0
100.0
Total
10
50.0
100.0
System
10
50.0
Total
20
100.0
Missing
Percent
Valid Percent
Percent
131
5.0
10.0
10.0
132
5.0
10.0
20.0
136
10.0
20.0
40.0
137
5.0
10.0
50.0
138
5.0
10.0
60.0
140
5.0
10.0
70.0
145
10.0
20.0
90.0
148
5.0
10.0
100.0
Total
10
50.0
100.0
System
10
50.0
Total
20
100.0
Percent
Valid Percent
Percent
84
5.0
10.0
10.0
85
30.0
60.0
70.0
Missing
87
5.0
10.0
80.0
88
5.0
10.0
90.0
90
5.0
10.0
100.0
Total
10
50.0
100.0
System
10
50.0
Total
20
100.0
Missing
Percent
Valid Percent
Percent
78
5.0
10.0
10.0
80
20.0
40.0
50.0
81
5.0
10.0
60.0
84
5.0
10.0
70.0
85
5.0
10.0
80.0
88
10.0
20.0
100.0
Total
10
50.0
100.0
System
10
50.0
Total
20
100.0
penurunan
sistole
penurunan
diastole
penurunan
eksperimen
sistole kontrol
eksperimen
diastole kontrol
Valid
10
10
10
10
Missing
10
10
10
10
9.60
12.60
5.20
9.40
10.00
12.50
5.00
9.50
Std. Deviation
.843
2.171
1.229
2.413
Variance
.711
4.711
1.511
5.822
Minimum
10
Mean
Median
Statistics
penurunan
penurunan
sistole
penurunan
diastole
penurunan
eksperimen
sistole kontrol
eksperimen
diastole kontrol
Valid
10
10
10
10
Missing
10
10
10
10
9.60
12.60
5.20
9.40
10.00
12.50
5.00
9.50
Std. Deviation
.843
2.171
1.229
2.413
Variance
.711
4.711
1.511
5.822
Minimum
10
Maximum
11
16
15
Mean
Median
Frequency Table
penurunan sistole eksperimen
Cumulative
Frequency
Valid
Missing
Percent
Valid Percent
Percent
5.0
10.0
10.0
15.0
30.0
40.0
10
25.0
50.0
90.0
11
5.0
10.0
100.0
Total
10
50.0
100.0
System
10
50.0
Total
20
100.0
Percent
Valid Percent
Percent
10
15.0
30.0
30.0
12
10.0
20.0
50.0
13
5.0
10.0
60.0
14
10.0
20.0
80.0
15
5.0
10.0
90.0
16
5.0
10.0
100.0
Missing
Total
10
50.0
System
10
50.0
Total
20
100.0
100.0
Missing
Percent
Valid Percent
Percent
5.0
10.0
10.0
35.0
70.0
80.0
5.0
10.0
90.0
5.0
10.0
100.0
Total
10
50.0
100.0
System
10
50.0
Total
20
100.0
Missing
Percent
Valid Percent
Percent
5.0
10.0
10.0
5.0
10.0
20.0
5.0
10.0
30.0
10.0
20.0
50.0
10
20.0
40.0
90.0
15
5.0
10.0
100.0
Total
10
50.0
100.0
System
10
50.0
Total
20
100.0
UJI NORMALITAS
Explore
Case Processing Summary
Cases
Valid
N
Missing
Percent
Total
Percent
Percent
10
50.0%
10
50.0%
20
100.0%
10
50.0%
10
50.0%
20
100.0%
10
50.0%
10
50.0%
20
100.0%
10
50.0%
10
50.0%
20
100.0%
10
50.0%
10
50.0%
20
100.0%
10
50.0%
10
50.0%
20
100.0%
10
50.0%
10
50.0%
20
100.0%
10
50.0%
10
50.0%
20
100.0%
Descriptives
Statistic
pre sistole eksperimen
95% Confidence Interval for
Mean
Std. Error
Mean
149.50
Lower Bound
146.16
Upper Bound
152.84
5% Trimmed Mean
149.28
Median
150.00
Variance
21.833
Std. Deviation
4.673
Minimum
144
Maximum
159
Range
Interquartile Range
1.478
15
6
Skewness
.927
.687
Kurtosis
.553
1.334
Mean
91.60
.819
Lower Bound
89.75
Mean
Upper Bound
93.45
5% Trimmed Mean
91.44
Median
90.00
Variance
6.711
Std. Deviation
2.591
Minimum
90
Maximum
96
Range
Interquartile Range
Skewness
1.079
.687
Kurtosis
-1.006
1.334
Mean
139.90
1.487
Lower Bound
136.54
Mean
Upper Bound
143.26
5% Trimmed Mean
139.72
Median
140.50
Variance
22.100
Std. Deviation
4.701
Minimum
134
Maximum
149
Range
Interquartile Range
15
7
Skewness
.592
.687
Kurtosis
.092
1.334
Mean
85.90
.586
Lower Bound
84.57
Mean
Upper Bound
87.23
5% Trimmed Mean
85.78
Median
85.00
Variance
3.433
Std. Deviation
1.853
Minimum
84
Maximum
90
Range
Interquartile Range
Skewness
1.491
.687
Kurtosis
1.594
1.334
Mean
151.40
1.701
Lower Bound
147.55
Mean
Upper Bound
155.25
5% Trimmed Mean
151.33
Median
151.00
Variance
28.933
Std. Deviation
5.379
Minimum
145
Maximum
159
Range
14
Interquartile Range
11
Skewness
.131
.687
-1.682
1.334
Mean
91.80
1.191
Lower Bound
89.11
Mean
Upper Bound
94.49
5% Trimmed Mean
91.89
Median
90.00
Kurtosis
pre diastole kontrol
Variance
Std. Deviation
14.178
3.765
Minimum
85
Maximum
97
Range
12
Interquartile Range
Skewness
-.165
.687
Kurtosis
-.601
1.334
Mean
138.80
1.794
Lower Bound
134.74
Mean
Upper Bound
142.86
5% Trimmed Mean
138.72
Median
137.50
Variance
32.178
Std. Deviation
5.673
Minimum
131
Maximum
148
Range
17
Interquartile Range
10
Skewness
.318
.687
Kurtosis
-.947
1.334
Mean
82.40
1.137
Lower Bound
79.83
Mean
Upper Bound
84.97
5% Trimmed Mean
82.33
Median
80.50
Variance
12.933
Std. Deviation
3.596
Minimum
78
Maximum
88
Range
10
Interquartile Range
Skewness
Kurtosis
.686
.687
-1.037
1.334
Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov
Statistic
df
Shapiro-Wilk
Sig.
Statistic
df
Sig.
.257
10
.059
.893
10
.182
.432
10
.000
.628
10
.000
.207
10
.200
.929
10
.434
.386
10
.000
.764
10
.005
.910
10
.280
.148
10
.200
.284
10
.022
.871
10
.104
.163
10
.200
.939
10
.542
.251
10
.073
.854
10
.065
Explore
Case Processing Summary
Cases
Valid
N
Missing
Percent
Total
Percent
Percent
Penurunan SIstolik
20
66.7%
10
33.3%
30
100.0%
Penurunan Diastolik
20
66.7%
10
33.3%
30
100.0%
Descriptives
Statistic
Penurunan SIstolik
Mean
11.10
10.06
Mean
Upper Bound
.497
12.14
5% Trimmed Mean
11.00
Median
10.00
Variance
4.937
Std. Deviation
2.222
Minimum
Maximum
16
Range
Interquartile Range
Skewness
.884
.512
-.202
.992
Mean
7.30
.637
5.97
Mean
8.63
Kurtosis
Penurunan Diastolik
Std. Error
Upper Bound
5% Trimmed Mean
7.11
Median
6.50
Variance
8.116
Std. Deviation
2.849
Minimum
Maximum
15
Range
12
Interquartile Range
Skewness
Kurtosis
.953
.512
1.164
.992
Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov
Statistic
df
Shapiro-Wilk
Sig.
Statistic
df
Sig.
Penurunan SIstolik
.290
20
.000
.880
20
.180
Penurunan Diastolik
.190
20
.056
.888
20
.250
Pair 2
Pair 3
Pair 4
Std. Deviation
149.50
10
4.673
1.478
139.90
10
4.701
1.487
91.60
10
2.591
.819
85.90
10
1.853
.586
151.40
10
5.379
1.701
138.80
10
5.673
1.794
91.80
10
3.765
1.191
82.40
10
3.596
1.137
Correlation
Sig.
10
.984
.000
10
.546
.102
10
.924
.000
sistole eksperimen
Pair 2
Pair 3
Correlation
Sig.
10
.984
.000
10
.546
.102
10
.924
.000
10
.786
.007
sistole eksperimen
Pair 2
Pair 3
Pair 4
Mean
Pair 1
Std. Deviation
9.600
.843
.267
5.700
2.214
.700
12.600
2.171
.686
9.400
2.413
.763
sistole eksperimen
Pair 2
Pair 3
Pair 4
Upper
8.997
10.203
4.116
7.284
11.047
14.153
7.674
11.126
sistole eksperimen
Pair 2
Pair 3
Pair 4
Pair 1
df
Sig. (2-tailed)
36.000
.000
8.143
.000
18.357
.000
12.319
.000
sistole eksperimen
Pair 2
Pair 3
Pair 4
penurunan diastole
Mean
Std. Deviation
eksperimen
10
9.60
.843
.267
kontrol
10
12.60
2.171
.686
eksperimen
10
5.20
1.229
.389
kontrol
10
9.40
2.413
.763
Variances
of Means
F
penurunan sistole
Sig.
9.587
t
.006
-4.074
-4.074
penurunan diastole
1.979
.177
-4.905
Variances
of Means
Sig.
penurunan sistole
9.587
.006
-4.074
-4.074
penurunan diastole
1.979
.177
-4.905
-4.905
df
penurunan sistole
penurunan diastole
Sig. (2-tailed)
Mean Difference
18
.001
-3.000
11.656
.002
-3.000
18
.000
-4.200
13.377
.000
-4.200
penurunan diastole
Lower
Upper
.736
-4.547
-1.453
.736
-4.610
-1.390
.856
-5.999
-2.401
.856
-6.045
-2.355
Lampiran 10
KURIKULUM VITAE
Nama
: Ilham Sanjaya
Status
: Belum menikah
Nama Bapak
: Jasman
Nama Ibu
: Hayati