Bab Ii
Bab Ii
LANDASAN TEORI
2.1
Pengertian Analisis
Pengertian analisis menurut Minto Rahayu (2007:165) menyatakan
bahwa :
Suatu cara membagi-bagi suatu subjek kedalam komponen-komponen berarti
melepaskan, menanggalkan, menguraikan sesuatu yang terkait padu.
Sementara itu menurut M. Subarna, Sunarti, (2012:23), menyatakan
bahwa :
Analisis adalah penyelidikan dan penguraian terhadap suatu masalah untuk
keadaan yang sebenar-benarnya. Proses pemecahan masalah yang dimulai
dengan dugaan akan kebenarannya.
Dari beberapa definisi di atas, maka penulis dapat menyimpulkan
bahwa analisis adalah suatu cara membagi-bagi penyelidikan dan penguraian suatu
subjek
kedalam
komponen-komponen;
berarti
melepaskan,
menanggalkan,
menguraikan sesuatu yang terkait padu terhadap suatu masalah untuk keadaan yang
sebenar-benarnrnya, guna memperoleh pemecahan masalah yang dimulai dengan
dugaan akan kebenarannya.
2.2
Pengertian Prosedur
Menurut Sedarmayanti dalam bukunya yang berjudul Dasar-dasar
Prosedur adalah rangkaian tata kerja yang berkaitan satu sama lain sehingga
menunjukan adanya suatu urutan tahap demi tahap serta jalan yang harus
ditempuh dalam rangka penyelesaian sesuatu bidang tugas. ( 9 ,Hal. 134).
Sedangkan menurut The Liang Gie dalam bukunya Administrasi
Perkantoran Modern menyatakan bahwa :
Prosedur adalah suatu rangkaian langkah-langkah ketatausahaan yang
bertalian, biasanya dilaksanakan oleh lebih daripada satu orang, yang
membentuk suatu cara yang diterima dan menjadi tahap dalam menjalankan
suatu tahap aktivitas perkantoran yang penting dan menyeluruh (12,Hal. 27).
Berdasarkan kedua pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa
pengertian dari prosedur adalah rangkaian kerja yang berkaitan satu sama lain yang
dilaksanakan oleh lebih dari satu orang sehingga membentuk suatu urutan atau
tahapan yang harus ditempuh dalam meyelesaikan tugas kantor yang penting dan
menyeluruh.
2.2.1
Pengadaan
Perumahan
Melalui
Kredit/Pembiayaan
Gambar 2.1
NO.
BANK BTN
2.
3.
BANK BNI
4.
BANK BUKOPIN
5.
6.
BANK KALTIM
7.
BANK NTT
8.
BANK PAPUA
9.
10.
11.
12.
BANK SUMUT
13.
14.
15.
16.
Pengadaan
Perumahan
Melalui
Kredit/Pembiayaan
(3) Penghasilan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
untuk masyarakat berpenghasilan tetap merupakan gaji/upah
pokok pemohon per bulan.
(4) Penghasilan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
untuk masyarakat berpenghasilan tidak tetap merupakan
pendapatan bersih atau upah rata-rata per bulan dalam setahun
yang diterima pemohon.
Menurut Menteri Perumahan Rakyat Indonesia dalam
buku Peraturan Menteri Perumahan Rakyat Indonesia Nomor 3
Tahun 2014 Tentang Fasilitas Likuiditas Pembiyaan Perumahan
Dalam Rangka Pengadaan Perumahan Melalui Kredit/Pembiayaan
Pemilikan Rumah Sejahtera pada BAB III Bagian Kesatu Pasal 7
(2014:8-9) menyatakan :
(1) Kelompok Sasaran KPR Sejahtera sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 6 ayat (1) dan ayat (2) harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut :
a. tidak memiliki rumah yang dibuktikan dengan surat
keterangan dari Kepala Desa/Lurah setempat/Instansi
tempat bekerja;
b. belum pernah menerima subsidi Pemerintah untuk
pemilikan rumah;
c. memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP); dan
d. menyerahkan fotocopy (SPT) Tahunan PPh Orang pribadi
atau surat pernyataan bahwa penghasilan yang
bersangkutan tidak melebihi batas penghasilan yang
diprasyaratkan dalam Peraturan Menteri ini.
(2) Dalam hal kelompok sasaran sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) pengahsilannya tidak melebihi batas penghasilan
kena pajak (PTKP) dikecualikan dari ketentuan memiliki
Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan Surat Pemberitahuan
(SPT) Tahunan Pajak Penghasilan (PPh) Orang Pribadi.
(3) Dalam hal Kelompok Sasaran sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) berstatus suami istri, dipersyaratkan keduanya tidak
memiliki rumah dan belum pernah menerima subsidi
Pemerintah untuk pemilikan rumah.
2.3
Pengertian Pembiayaan
Menurut Firdaus Ahmad Dunia dan Wasilah Abdullah (2013:22)
Pembiayaan (cost) adalah pengeluaran pengeluaran atau nilai pengorbanan
untuk memperoleh barang atau jasa yang berguna untuk masa yang akan
datang atau mempunyai manfaat melebihi suatu periode akuntansi.
Berdasarkan kedua pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa
2.4
Melalui
Kredit/Pembiayaan
Pemilikan
Rumah
Sejahtera
sebagai berikut :
(1) Kelompok Sasaran KPR Sejahtera mengajukan KPR Sejahtera
ke Bank Pelaksa dengan melengkapo dokumen persyaratan
sebgai berikut :
a. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP);
b. Fotocopy Nomor Wajib Pajak (NPWP);
c. Fotocopy Surat Pemberitahuan (spt) Tahunan Pajak
Penghasilan (PPh) Orang Pribadi atau sSurat Pernyataan
Pemghasilan yang ditandatangani pemohon di atas materai
secukupnya dan diketahui oleh:
1). Pimpinan instansi tempat bekerja untuk masyarakat
berpenghasilan tetap; atau
2). Kepala Desa atau Lurah setempat untuk masyrakat
berpenghasilan tidak tetap.
d. surat keterangan penghasilan dari instansi tempat
bekerja/slip gaji untuk masyarakat berpenghasilan tetap;
e. surat keterangan tidak memiliki rumah dari kepala
desa/lurah setempat atau isntansi tempat bekerja.
1.2
(3)
(4)
(5)
1.3
Pasal 10 yaitu :
(1)
(2)
(3)
2.5
Kelompok sasaran KPR Sejahtera untuk KPR Sejahtera Tapak dan KPR
Sejahtera Syariah Tapak adalah MBR dengan penghasilan tetap maupun
tidak tetap paling banyak Rp. 4.000.000,00 (empat juta rupiah) per bulan
Pasal 8 :
(1)
(2)
(3)
Gambar 2.3