Anda di halaman 1dari 10

Menerapkan Penggunaan Linux Untuk Mengurangi

Pembajakan Software di Indonesia


Oleh : Ahmad Ghilman
Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan
Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang
salafunk@yahoo.co.id
Abstrak
Tingkat pembajakan software di Indonesia semakin mengkhawatirkan. Masyarakat lebih
memilih menggunakan produk bajakan daripada menggunakan produk yang legal. Hal ini
dikarenakan perekonomian masyarakat yang belum mampu membeli produk yang legal. Perlu
adanya solusi untuk mengurangi tingkat pembajakan software. Dalam jurnal ini akan
dipaparkan mengenai kondisi pembajakan software di Indonesia yang berasal dari literatur
buku, media massa, dan internet. Sedangkan solusi untuk masalah ini adalah beralih ke sistem
operasi Linux. Dengan menggunakan Linux, kita dapat mengurangi angka pembajakan software
di Indonesia yang sangat tinggi. Ini karena Linux adalah sistem operasi yang gratis untuk
digunakan dan bebas untuk disebarluaskan. Perlu adanya sosialisasi masyarakat tentang
penggunaan Linux sebagai upaya mengurangi pembajakan software di Indonesia.
Kata kunci : pembajakan, komputer, software, sistem operasi, linux, windows
PENDAHULUAN
Perang pada pembajakan terus bergulir hingga saat ini. Pembelaan atas hak cipta terus
didengungkan dimana-mana. Dalam memerangi pembajakan, telah dilakukan berbagai cara
mulai dari merancang undang-undang anti-piracy dan menerapkan hukuman bagi pelanggar hak
cipta. Undang-undang tentang hak cipta ini berbeda-beda di setiap negara. Di Indonesia, undangundang hak cipta diatur dalam Undang-undang Nomor 6 Tahun 1982 yang berbunyi
1. Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan atau memperbanyak suatu ciptaan
atau memberi izin untuk itu, dipidana dengan pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun
dan/atau denda paling banyak Rp. 100.000.000,- (seratus juta rupiah).
2. Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada
umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1), dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak
Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah).
Namun meski sudah ada undang-undang yang mengatur tentang hak cipta, Indonesia tetap
dilabeli sebagai salah satu negara dengan tingkat pembajakan yang sangat tinggi. Mulai dari
pembajakan buku, musik, film hingga software dan sistem operasi komputer. Saat ini Indonesia
menduduki salah satu negara dengan tingkat tertinggi pembajakan sistem operasi Windows dan
software-software lainnya. Lebih 86% dari sistem operasi Windows yang digunakan orang
Indonesia adalah ilegal atau hasil dari pembajakan[1]. Hal ini tentunya sangat mengkhawatirkan
mengingat Windows adalah sistem operasi komputer yang paling banyak digunakan masyarakat.
Hal ini tentu sangat mengkhawatirkan, karena pembajakan software secara komersial adalah
tindakan pidana dan pelakunya dapat dikenai tuntutan. Penegakkan hukum terhadap pembajakan
software sebenarnya telah berlangsung sejak lama. Pada bulan September 2001, perusahaan
Microsoft dinyatakan menang dalam kasus pembajakan software dan majelis hakim dan

menuntut PT. Kusumo Megah membayar ganti rugi 4,4 juta dolar AS. Microsoft menganggap ini
sebagai kemenangan besar melawan pembajakan software produksinya di Indonesia. Hal ini
sebagai upaya untuk menciptakan lingkungan yang menghargai inovasi dan membangkitkan
gairah industri software lokal. Pada tahun yang sama bulan Oktober, Microsoft kembali
memenangkan gugatannya kepada 4 penjual computer di Indonesia, yaitu PT. Panca Putra
Komputindo, HJ Komputer, HM Komputer dan Altex Komputer. Keempat penjual komputer
tersebut terbukti bersalah karena meng-install software dari Microsoft ke dalam komputer yang
mereka jual dan diharuskan membayar ganti rugi sebesar 4, 7 juta dollar AS.
Kasus tersebut menjadi pelajaran berharga pentingnya menghargai inovasi, terutama di
bidang software komputer. Pemerintah sendiri telah melakukan berbagai upaya untuk
menegakkan undang-undang tentang software piracy. Seperti melakukan razia kepada pelaku
usaha swasta, terutama toko komputer dan warnet-warnet di kota-kota besar. Upaya ini sedikit
banyak berpengaruh menekan tingkat pembajakan software di Indonesia.
Namun sayangnya dari segala upaya yang telah dilakukan, Indonesia tetap menjadi salah satu
negara pengguna software bajakan tertinggi. Banyak kendala yang sangat susah untuk diatasi
terutama masalah pendapatan masyarakat Indonesia yang tidak mampu membeli software
dengan harga asli. Oleh karena itu, Linux bisa menjadi solusi yang tepat bagi masyarakat
Indonesia untuk menggantikan software dan sistem operasi yang harganya sangat mahal.
Mengapa pembajakan begitu marak di Indonesia?
Banyak penyebab mengapa masyarakat Indonesia susah sekali untuk beralih ke software dan
sistem operasi yang asli. Salah satu penyebab utamanya adalah tingkat perekonomian rakyat.
Masyarakat susah sekali membeli produk yang asli karena harga produk yang asli tidak lebih
rendah dari pendapatan mereka. Pada tahun 2012 saja pendapatan perkapita di Indonesia masih
berkitar Rp 37 juta atau sekitar Rp 3 juta setiap bulannya[2].
Dengan pendapatan perkapita yang masih jauh lebih rendah dari negara-negara maju,
tentu saja ini berdampak pada masyarakat yang akan merasa keberatan untuk membeli produk
yang asli. Harga-harga dari sistem operasi dan software cukup tinggi dibandingkan dengan
pendapatan masyarakat Indonesia. Seperti sistem operasi yang paling banyak digunakan oleh
orang Indonesia yaitu Windows, harga Windows 7 Home Premium Edition saat ini adalah
Rp1.502.900,-. Lalu Windows 8 Professional Edition harganya berkisar Rp1.921.000,-. Harga
tersebut hanya untuk sistem operasinya saja, sebuah komputer tentu masih membutuhkan
berbagai software sebagai penunjang. Untuk software kantor misalnya, harga Office 2010
Professional Edition saat ini adalah Rp5.537.000,-. Software lainnya seperti Adobe Photoshop
CS5 dengan harga $300 atau sekitar Rp2.800.000,- dan MYOB dengan harga Rp1.000.000,-[3].
Harga dari sistem operasi dan software asli bisa saja melebihi harga dari perangkatnya sendiri,
yaitu komputer atau laptop.
Dengan perbandingan pendapatan dan harga software yang tidak seimbang, tentu
menyebabkan sebagian besar masyarakat saat ini menggunakan software dan sistem operasi
bajakan. Oleh karena itu diperlukan langkah yang lebih efektif untuk memerangi pembajakan.
Undang-undang anti pembajakan terbukti tidak mampu memerangi pembajakan software dan
sistem operasi karena masih banyak masyarakat yang menggunakan produk hasil pembajakan.
Selain karena kurang tegasnya penerapan undang-undang hak cipta, pembajakan juga berkaitan
langsung dengan tingkat perkonomian masyakarat. Masih tidak memungkin untuk mewajibkan
masyarakat membeli produk yang orisinal dengan kondisi perekonomian masyarakat saat ini.
Solusi paling efektif memerangi pembajakan software dan sistem operasi

Jika berbagai upaya telah dilakukan namun tidak menemui keberhasilan, masih solusi yang lain.
Solusi efektif yang bisa dilakukan adalah beralih menuju produk yang orisinal namun berlisensi
gratis sehingga masyarakat bebas untuk menggunakannya. Salah satunya dengan menggunakan
sistem operasi gratis, yaitu Linux. Linux adalah operating system yang gratis untuk digunakan
dan bebas untuk disebarluaskan. Kualitas Linux tidak kalah dengan sistem operasi Windows
bahkan memiliki banyak kelebihan dibandingkan Windows.
Dengan kita menggunakan Linux, tidak hanya membantu menghentikan pembajakan
sistem operasi saja, namun juga turut mengurangi pembajakan software atau aplikasi. Ini karena
sebagian besar software yang berjalan di sistem operasi Linux adalah software yang juga gratis
untuk digunakan dan disebarluaskan. Jadi dengan menggunakan Linux merupakan langkah yang
sangat efektif untuk memerangi pembajakan software dan sistem operasi.
Apa itu sistem operasi?
Sistem adalah sekumpulan objek yang mencakup hubungan fungsional antara tiap-tiap objek dan
hubungan antara ciri tiap objek, dan yang secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan secara
fungsional[4]. Sedangkan sistem operasi menurut American National Standart Institute (ANSI)
adalah: Software yang mengontrol pelaksanaan program-program komputer, yaitu dengan
mengatur waktu proses, pengecekan kesalahan, mengontrol input dan output, melakukan
perhitungan, kompilasi, penyimpanan, pengolahan data serta pelbagai bentuk layanan yang
terkait[5]. Jadi bisa disimpulkan bahwa sistem operasi merupakan perangkat dalam komputer
yang menghubungkan antara hardware, software dan brainware sehingga dapat berfungsi
sebagaimana peruntukannnya. Sebuah komputer mustahil berjalan tanpa adanya sistem operasi.
Karena sistem operasi adalah penggerak dan pengendali utama seluruh komponen komputer.
Sistem operasi sangat banyak variasinya. Sebagian besar yang digunakan saat ini adalah
sistem operasi buatan perusahaan Microsoft, yaitu Windows. Masih banyak sistem operasi lain
seperti MAC OS, Solaris dan Linux. Setiap sistem operasi menurunkan variannya masingmasing. Contohnya Windows: Windows 95, Windows 98, Windows ME, Windows Xp,
Windows 7, dan Windows 8. Begitu pula dengan sistem operasi yang lain. Sedangkan Linux
merupakan sistem operasi yang paling banyak variannya.
Sistem Operasi Linux
Linux merupakan salah satu sistem operasi yang populer digunakan di dunia. Kata Linux
diambil dari nama penciptanya, Linus Torvald. Linus memulai pengerjaan proyek Linux pada
tahun 1990 menggunakan sistem dari UNIX pada tahun 1991. Kernel pertamanya dipublikasikan
atas lisensinya sendiri. Kemudian pada tahun 1992, Linus mempublikasikan kernel Linux di
bawah lisensi GNU GPL. Linus berusaha mengintegrasikan GNU secara penuh pada seluruh
komponen Linux. Sehingga kode sumber atau source code dari Linux mulai disebarkan secara
luas sehingga banyak yang mengembangkannya. Inilah awal mula tren open source mulai
berkembang di dunia IT[6].
Karena pencipta Linux menyebarkan source code sistem operasi ciptaannya secara gratis,
maka para programmer di seluruh dunia beramai-ramai mengembangkan Linux. Linux
berkembang dengan sangat pesat. Mulai muncul banyak varian turunan Linux atau distro Linux,
contohnya seperti Debian, Red Hat, Ubuntu, openSUSE, Fedora, Mandrake, PC Linux OS,
Linux Mint dan masih ada ratusan hingga ribuan varian Linux lainnya.
Kelebihan Linux Dibandingkan Sistem Operasi Lainnya
Linux adalah sistem operasi handal yang memiliki banyak kemampuan untuk mengendalikan
sebuah komputer. Setidaknya ada 5 keunggulan yang dimiliki oleh sistem operasi Linux.
Diantaranya yaitu:

1. Gratis. Untuk menggunakan Linux, user tidak dipungut biaya lisensi sama sekali. Berbeda
dengan Windows yang diharuskan membayar mahal untuk menggunakannya secara legal. Sistem
operasi Linux juga tidak mengenal istilah pembajakan karena kita dibebaskan secara penuh
untuk menggandakan dan menyebarkannya sebanyak mungkin. Kita bahkan dibebaskan untuk
menjual hasil dari penggandaan Linux.
2. Banyak pilihan. Linux merupakan sistem operasi yang paling banyak variannya. Ini karena
source code Linux yang bebas untuk dikembangkan siapa saja(open source). Setidaknya sudah
ada ribuan varian Linux yang bisa digunakan saat ini.Varian Linux yang paling banyak
digunakan adalah Ubuntu, SuSE, Red Hat, Fedora, Mandrake, PC Linux OS, dan masih banyak
lagi.
Pilihan Linux juga bisa disesuaikan dengan kegunaan komputer. Contoh komputer untuk
pendidikan, kita bisa menggunakan Edubuntu. Untuk komputer server kita bisa menggunakan
Ubuntu Server Edition dan Debian. Untuk multimedia ada PC Linux OS, dan Arch Linux.
Sedangkan untuk kantor ada Red Hat. Ada juga Linux yang diperuntukkan untuk sistem operasi
komputer di warnet yaitu ZenCafe.
3. Dukungan aplikasi gratis. Dengan menggunakan linux, kita tidak hanya dapat menggunakan
sistem operasi secara gratis, namun hampir seluruh software yang berjalan pada operating system
ini juga gratis. Linux memiliki ratusan ribu aplikasi gratis yang bisa diinstal langsung melalui
internet. Untuk aplikasi kantoran ada LibreOffice yang merupakan varian turunan dari Open
Office yang sudah tidak dikembangkan lagi. Untuk multimedia, ada aplikasi GIMP yang
merupakan software untuk mengedit foto seperti Photoshop lalu ada MyPaint untuk
menggambar. Masih banyak lagi aplikasi gratis lain seperti Blender untuk membuat animasi
game 3D, Open Shot untuk edit video, Apache untuk web server dan masih banyak lagi aplikasi
gratis lainnya. Meskipun banyak aplikai gratis yang tersedia, masih ada sebagian aplikasi Linux
lain yang berbayar seperti Corel Draw for Linux, Photoshop for Linux, Kaspersky for Linux, dan
lain-lain.
4. Tidak membutuhkan antivirus. Linux merupakan sistem operasi yang paling aman dari
serangan dari luar seperti virus, spyware, worm, spam maupun serangan dari hacker. Mengapa
Linus begitu aman? Salah satu penyebabnya adalah perkembangan Linux yang cepat dan sangat
banyaknya varian dari Linux. Perkembangan yang terlalu cepat inilah yang membuat sistem
operasi ini sulit dicari kelemahannya, karena bug selalu diperbaiki terus menerus. Walaupun
pernah ada kasus tentang serangan hacking pada Linux seperti kasus. Namun serangan terhadap
Linux jarang terjadi dan Linux hampir tidak membutuhkan antivirus atau software keamanan
semacamnya.
Selain itu bagi yang mengutamakan keamanan dalam komputer, ada distro Linux bernama
BackTrack. Distro ini berfokus pada keamanan komputer dengan memaksimalkan
pengembangan di bidang security. BackTrack terpilih menjadi distro Linux paling aman di tahun
2013[7].
5. Integrasi terhadap Windows. Keunggulan Linux dibandingkan dengan Windows adalah Linux
bisa menjalankan aplikasi Windows sedangkan Windows tidak bisa menjalankan aplikasi dari
Linux. Ada sebuah software bernama Wine yang berjalan pada sistem operasi Linux. Aplikasi
Wine dapat menjalankan lebih dari 20 ribu aplikasi berbasis Windows (.exe), diantaranya yang
cukup populer seperti Office, Adobe Photoshop, Corel Draw, AutoCAD, Adobe Acrobat, dan
masih banyak lagi. Selain itu Wine juga dapat menjalankan banyak game populer berbasis
Windows seperti The Sims, Starcraft, Counter Strike, Fallout, Crysis, Dragon Age dan banyak
game lainnya yang bisa dijalankan menggunakan Wine

Selain itu Linux dapat mendeteksi partisi harddrive dari Windows seperti FAT32 dan NTFS.
Namun sebaliknya partisi Linux seperti ext2, ext3 tidak bisa dideteksi oleh Windows.
Keunggulan yang dimiliki Linux ini menyebabkan komputer berbasis Linux juga bisa
menjalankan beberapa sistem operasi sekaligus yaitu Linux dan Windows.
6. Dapat berjalan di banyak perangkat. Linux dikembangkan oleh jutaan programmer di seluruh
dunia. Sehingga Linux mendukung banyak sekali perangkat komputer dari berbagai merk dan
jumlahnya jauh lebih banyak dari Windows. Maka Linux jarang membutuhkan driver atau
software tambahan untuk mendeteksi perangkat yang digunakan.
Sejarah Penggunaan Linux di Indonesia
Linux pertama kali dikenalkan secara publik oleh Paulus Suryono Adisoemarta dari Texas, USA,
yang akrab dipanggil Bung Yono. Pada tahun 1992, bung Yono kembali ke Indonesia membawa
beberapa keping disket berisi distro SoftLanding System (SLS). Kernel Linux pada distro
tersebut masih dalam tahap revisi 0.9X (alpha testing) dengan kemampuan dukungan fitur
networking yang sangat sedikit. Pada awal tahun 1990-an, kisaran harga sebuah ethernet board
cukup mahal, yaitu USD 500. Harga yang begitu mahal membuat para pengembang drive
ethernet Linux saat itu sangat sedikit jumlahnya[8].
Kemudian pada tahun 1994, Kernel Linux 1.0 mulai dirilis secara resmi. Pada tahun
tersebut, masuk distro Slackware (kernel 1.0.8) ke Indonesia. Distro Slackware ini memiliki
performa yang baik dan stabil untuk dijalankan komputer pada saat itu. Masuknya distro ini
memberikan rangsangan tumbuhnya komunitas GNU / Linux di kalangan IT Indonesia. Sehingga
pada tahun berikutnya penggunaan Linux mulai berkembang di berbagai kalangan. Hal ini
ditandai dengan mulai banyaknya lembaga teknologi informasi yang menggunakan GNU / Linux
seperti BPPT (mimo.bppt.go.id), IndoInternet (kakitiga.indo.net.id), Sustainable Development
Network (www.sdn.or.id dan sangam.sdn.or.id), dan Universitas Indonesia (haur.cs.ui.ac.id).
Linux di Indonesia terus mengalami perkembangan dari tahun ke tahun. Lalu pada tahun
2002 muncul distro Linux pertama buatan anak negeri bernama Trustix Merdeka. Fokus utama
dari distro ini adalah dalam bidang mobile computing, sehingga Trustix sangat mengedepankan
kemudahan install, minimum package, dan dukungan multibahasa. Sayangnya pengembangan
Trustix Merdeka berhenti pada tahun 2003.
Walaupun pengembangan Trustix terhenti, para pengembang Linux di Indonesia juga
banyak yang mulai menciptakan distro linux yang lain. Maka lahirlah distro baru seperti Bijax,
Rimbalinux, TrustCafe, Linuxsehat, dan yang paling populer adalah BlankOn. Distro BlankOn
diciptakan untuk memenuhi kebutuhan umum komputer masyarakat Indonesia. BlankOn
berbasis Fedora Core 3 yang dikembangankan oleh Yayasan Penggerak Linux Indonesia (YPLI)
bekerja sama dengan UNESCO. Depdiknas (Departemen Pendidikan Nasional) juga tidak
mengembangkan Linux dengan nama distro Depdiknux. Distro ini diciptakan untuk memenuhi
kebutuhan JARDIKNAS. Di kalangan pemerintah juga menerbitkan distro Linux GSI
(Government Secured Intranet) atau jaringan komunikasi pemerintahan tertutup.
Penggunaan Linux di Indonesia
Meskipun Linux mengalami perkembangan yang cukup pesat di Indonesia, namun sistem operasi
yang masih paling banyak digunakan masyarakat Indonesia adalah Windows. Setidaknya 90
persen dari seluruh sistem operasi yang digunakan di Indonesia saat ini adalah buatan dari
Microsoft. dan 85% dari sistem operasi Windows yang digunakan di sini adalah hasil
pembajakan. Ini tentu membuat perang terhadap pelanggaran HAKI semakin sulit karena
banyaknya masyarakat kita yang masih menggunakan produk ilegal.

1.

2.

3.

4.

5.

Sementara hanya sekitar 10% saja masyarakat Indonesia yang menggunakan Linux. Dan
ini didominasi oleh kalangan lembaga Teknologi Informasi seperti BPPT, UI, Indointernet dan
lain-lain. Sementara masih banyak instansi lainnya yang masih menggunakan operating system
bajakan.
Mengapa sedikit masyarakat yang menggunakan Linux?
Banyak faktor yang menjadi alasan mengapa masyarakat Indonesia masih sedikit sekali yang
menggunakan sistem operasi Linux. Walaupun Linux tidak kalah dari sisi performa maupun atau
kemampuan, nyatanya banyak masyarakat kita yang lebih memilih menggunakan sistem operasi
Windows bahkan menggunakan bajakannya. Berikut ini beberapa alasan yang mungkin menjadi
penyebab susahnya memasyarakatkan penggunaan Linux kepada orang Indonesia.
Sedikit masyarakat yang mengenal Linux.
Banyaknya masyarakat kita yang menggunakan Windows sehingga sedikit sekali yang
mengetahui sistem operasi lain seperti Linux. Kurangnya publikasi luas menjadi penyebab
mengapa hanya sebagian kecil yang mengetahui tentang sistem operasi ini. Ini juga disebabkan
terlalu banyaknya masyarakat yang menggunakan Windows, baik itu di lingkungan rumah
sampai instansi seperti sekolah dan kantor. Terlalu banyaknya pengguna Windows, membuat
masyarakat tidak mengetahui ada sistem operasi lain yang lebih handal dan gratis untuk
digunakan.
Sudah terbiasa dengan Windows.
Masyarakat Indonesia sudah terlalu nyaman untuk menggunakan Windows. Kita lebih terbiasa
dengan tampilan, fitur, interface, dan fasilitas dari Windows dibanding sistem operasi lainnya,
seperti Linux walaupun tidak kalah kualitas dengan Windows. Sifat masyarakat kita yang masih
suka berada di comfort zone menjadikan kita susah sekali beralih ke produk yang lebih baik dan
legal. Banyak masyarakat lebih memilih menggunakan sistem operasi bajakan daripada
menggunakan sistem operasi yang bagus, gratis, dan legal seperti Linux.
Penggunaan Linux dianggap sulit.
Memang kita tidak bisa menutup kemungkinan bahwa pengoperasian pada Linux lebih susah
daripada Windows. Apalagi jumlah distro Linux yang sangat banyak, cara mengoperasikannya
pun berbeda-beda antar satu distro dengan distro lain. Berbeda dengan Windows yang memiliki
sedikit varian, sehingga sebanyak apapun referensi yang digunakan, langkah dan metodenya
hampir sama. Bahkan antar satu varian dengan varian Windows lain, tidak jauh berbeda dari sisi
pengoperasiannya.
Sedikit referensi tentang Linux.
Referensi tentang Linux baik itu berupa pengenalan maupun panduan jauh lebih sedikit daripada
yang dimiliki Windows. Sebagian besar buku komputer saat ini membahas yang berkaitan
dengan Windows saja. Pun begitu, di internet kebanyakan referensi komputer juga tentang
Windows. Software-software yang diulas rata-rata adalah software yang berjalan di sistem
operasi Windows. Maka imbasnya adalah masyarakat kita lebih mengenal Windows
dibandingkan dengan Linux.
Mudahnya mendapatkan Windows bajakan.
Saat ini kita dengan sangat mudah mendapati CD/DVD Windows bajakan. Windows bajakan
tersebut dijual sangat murah, jauh lebih murah daripada harga aslinya. Jika harga asli bisa
mencapai angka Rp 1 juta, untuk mendapatkan bajakannya kita bisa mendapatkannya dengan
harga kurang dari Rp 20 ribu bahkan gratis. Hampir setiap toko komputer menjualnya dan
banyak yang memberikan jasa instalasi Windows bajakan. Tentu saja hal ini membuat minat

masyarakat terhadap Linux sangat sedikit karena hanya sebagian kecil saja yang menjual
CD/DVD Linux dan menerima jasa instalasinya jika dibandingkan dengan Windows.
Bagaimana solusi untuk memerangi pembajakan software dan sistem operasi?
Dibutuhkan kerja sama semua pihak, baik itu pemerintah, pejabat, pengusaha hingga masyarakat
untuk meningkatkan jumlah pemakai Linux di Indonesia. Tidak mudah untuk mengubah
kebiasaan masyarakat yang sudah terlanjur dimanjakan dengan penggunaan software dan sistem
operasi bajakan. Kita harus mulai sedini-mungkin menerapkan langkah-langkah untuk
memperluas penggunaan Linux di kalangan masyarakat Indonesia.
Penggunaan Linux harus dimulai di kalangan pendidikan. Karena pendidikan adalah
suatu lembaga untuk mendidik. Pendidikan secara umum adalah segala upaya yang direncanakan
untuk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok, atau masyarakat sehingga mereka
melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan (Soekidjo Notoatmodjo. 2003 : 16).
Maka untuk mendidik masyarakat agar beralih ke produk yang lebih baik, tentu saja harus
diawali dari kalangan pelaku pendidikan atau akademisi.
Hal ini bisa dilakukan dengan menerapkan penggunaan Linux di lembaga pendidikan
seperti di sekolah dan kampus. Di laboratorium sekolahan misalnya, harus mulai menggunakan
Linux sebagai sistem operasinya. Sehingga pembelajaran TIK di sekolahan bisa berbasiskan
Linux. Para guru dan murid yang memiliki laptop atau komputer juga dihimbau atau bahkan
diwajibkan untuk tidak menggunakan Windows bajakan. Menerapkan penggunaan Linux di
lingkungan pendidikan merupakan langkah yang efektif untuk memperluas Linux di kalangan
masyarakat.
Begitu pula di kalangan pemerintahan. Selama ini pemerintah menganggarkan biaya yang
tidak sedikit untuk membeli produk Windows yang asli. Dengan menggunakan Linux tentu saja
pemerintah bisa menghemat anggaran negara dengan efektif dan efisien. Komputer-komputer
yang selama ini digunakan di instansi negara, diharapkan untuk menggunakan Linux sebagai
sistem operasinya. Tentu saja sebelum menerapkan penggunaan Linux di kalangan
pemerintahan, pemerintah harus terlebih dahulu mensosialisasikan Linux. Yaitu dengan cara
mengadakan pelatihan pengoperasian Linux kepada para pejabat dan pegawai instansi negara
lainnya.
Selain itu pemerintah diharapkan untuk memberlakukan peraturan yang ketat kepada
instansi swasta yang menggunakan produk Windows bajakan. Walaupun pemerintah sudah
mengatur perundang-undangan tentang hal ini, namun selama ini pemerintah dinilai kurang tegas
untuk menerapkan atau memberikan sanksi yang tegas kepada para pelanggarnya. Masih banyak
instansi, bahkan perusahaan swasta skala besar yang tetap menggunakan Windows bajakan
walaupun mereka mampu membeli yang asli. Dengan menerapkan peraturan dan sanksi yang
tegas, hal ini akan mendorong instansi swasta untuk beralih ke produk yang lebih murah, seperti
Linux.
Sebagian besar masyarakat memang belum bisa beralih langsung dari Windows ke Linux.
Namun kita bisa menggunakan metode dual OS yaitu 2 sistem operasi dalam satu komputer,
contohnya Linux dan Windows. Ini adalah salah satu keunggulan Linux dibanding sistem operasi
lain. Dengan metode ini paling tidak bisa menarik minat masyarakat untuk menggunakan Linux.
Tentu saja ini harus didukung dengan peran pemerintah, khususnya Kementerian Pendidikan dan
Kementerian Teknologi Informasi untuk sebisa mungkin memberikan sosialisasi dalam bentuk
pelatihan kepada masyarakat tentang Linux.

Selain itu penyebaran copy CD/DVD dari Linux juga seharusnya dipermudah sehingga
dapat memasarkan Linux dengan lebih cepat dan lebih luas di kalangan masyarakat. Selain
dalam bentuk cakram, saat ini sudah ada beberapa situs akademisi dalam negeri yang
menyediakan link untuk mengunduh file Linux. Beberapa diantaranya adalah :
http://kambing.ui.ac.id/iso/
http://kambing.ui.edu
http://belajar.internetsehat.org/iso
http://repo.opensource.telkomspeedy.com/iso
http://buaya.klas.or.id/pub/

SIMPULAN DAN SARAN


Simpulan
Linux adalah sistem operasi yang gratis dan open-source. Linux bebas untuk disebarluaskan dan
ini adalah keunggulan utama dari Linux. Meskipun gratis, Linux tidak kalah dengan sistem
operasi berbayar lain seperti Windows. Sehingga Linux bisa menjadi solusi yang efektif untuk
mengurangi tingkat pembajakan software komputer.
Saran
Penerapan penggunaan Linux harus dilakukan sesegera mungkin. Memang kita tidak bisa
langsung memaksa masyarakat untuk beralih menggunakan sistem operasi Linux. Namun paling
tidak kita harus berusaha mensosialisasikan pendidikan tentang penggunaan Linux kepada
masyarakat agar segera beralih dari produk Windows bajakan kepada produk yang lebih murah
dan legal yaitu Linux.
Kepada pemerintah agar lebih meningkatkan sosialisasi penggunaan Linux kepada
masyarakat. Pemerintah juga diharapkan tidak hanya membuat regulasi, tetapi juga memberikan
solusi untuk penggunaan software komersial di kalangan pegawai negeri, pelaku usaha swasta,
dan masyarakat agar mengurangi pembajakan dan beralih ke produk yang gratis dan legal.
DAFTAR PUSTAKA
Annisa Tri Maryana. 2013., 86% Sistem Operasi Windows di Indonesia adalah Bajakan.
http://student.uniku.ac.id/annisatrimaryana/2013/09/30/86-sistem-operasi-windows-di-indonesiaadalah-bajakan. Diakses pada tanggal 9 Nopember 2013.
Dako, Amirudin Y, Januari 2008, "Pembajakan Software Komputer dan Aspek Pengaturan
Hukumnya". Jurnal Pelangi. Volume 1, No. 1, http://ejurnal.ung.ac.id/index.php/JPI
/article/view/583, 27 Desember 2013.
David Hayward. 2012., The History of Linux: how time has shaped the penguin.
http://www.techradar.com/news/software/operating-systems/the-history-of-linux-how-time-hasshaped-the-penguin-1113914. Diakses pada tanggal 7 Nopember 2013.
Djojodihardjo, Harijono. 1984. Pengantar Sistem Komputer. Jakarta: Erlangga.
Kartika Runiasari. 2010., Pendapatan Per Kapita RI Rp 37 Juta. http://
suaramerdeka.com/index.php/read/news/2013/02/18/146013/Pendapatan-Per-Kapita-RI-Rp-37Juta. Diakses pada tanggal 7 Nopember 2013.
Katherine Noyes. 2013., The 2013 Top 7 Best Linux Distributions For You.
http://www.linux.com/news/software/applications/708977-the-2013-top-7-best-linuxdistributions-for-you. Diakses pada tanggal 7 Nopember 2013.

Muhammad Aiyub
MN. 2013.,
Sistem Operasi: Sejarah dan Perkembangan.
http://www.academia.edu/3154663/Sistem_Operasi_komputer_-_Computer_Operating_System.
Diakses pada tanggal 26 Desember 2013.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
PT Digital Asia Utama. 2013., Daftar Harga Software Asli. http:// www.softwareasli.com/,. Diakses
pada tanggal 7 Nopember 2013.
Samik-Ibrahim, Rahmat M. 2003. Sejarah Linux di Indonesia. Tempo 12 September 2003.
Undang-undang No. 12 Tahun 1997 tentang Perubahan atas Undang-undang No. 7 Tahun 1987
tentang Perubahan atas Undang-undang No. 6 Tahun 1982 tentang Hak Cipta (UUHC)
Universitas Sam Ratulangi. 2010., Perubahan Atas Undang-Undang no.6 Tahun 1982 Tentang Hak
Cipta. http://hukum.unsrat.ac.id/uu/uu_7_1987.htm. Diakses pada tanggal 10 Nopember 2013.
Widyatmoko, Joko. 2007. Computer around us: Sistem operasi untuk SMA/MA. Yogyakarta: Penerbit
Andi.

Anda mungkin juga menyukai