Anda di halaman 1dari 9

1

BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Besarnya penduduk dan keragaman aktivitas di kota-kota besar di Indonesia
seperti Malang, mengakibatkan munculnya persoalan dalam pelayanan prasarana
perkotaan, seperti masalah sampah. Sampai saat ini paradigm pengelolaan sampah yang
digunakan adalah KUMPUL ANGKUT BUANG, dan andalan utama sebuah kota
dalam menyelesaikan masalah sampahnya adalah pemusnahan dengan landfilling
(pengurukan) pada sebuah TPA. Pengelola kota cenderung kurang memberikan
perhatian yang serius pada TPA tersebut, sehingga muncul kasus-kasus kegagalan TPA.
Pengelola kota tampaknya beranggapan bahwa TPA yang dipunyainya dapat
menyelesaikan semua persoalan sampah, tanpa harus memberikan perhatian yang
proporsional terhadap sarana tersebut. TPA dapat menjadi bom waktu bagi pengelola
kota.
Dengan adanya ilmu pengetahuan dan teknologi maka beberapa hasil samping
pertanian dapat diolah menjadi produk yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi,
mengingat pertanian seperti kayu pelawan yang sangat potensial untuk diolah menjadi
asap. Dengan meningkatnya produksi asap cair yang menggunakan bahan dasar kayu
pelawan maka akan mengurangi terjadinya pencemaran udara
Dengan mengetahui komposisi dan kandungan kimia yang terdapat di dalam
sampah organik, bahan tersebut dapat diolah menjadi produk yang memiliki nilai
ekonomi yang tinggi mengingat banyaknya jumlah sampah organik yang mencemari
lingkungan, sampah organik sangat potensial untuk di olah menjadi asap cair. Dengan
meningkatnya produksi asap cair yang menggunakan sampah organik, maka akan
mengurangi terjadinya pencemaran lingkungan.
Pengawetan dengan cara pengasapan sejak dulu telah sering digunakan.
Banyaknya masyarakat yang masih menggunakan metode pengasapan secara tradisional
membuktikan bahwa cara pengawetan menggunakan asap cair masih jarang digunakan
secara luas oleh masyarakat maupun dalam industri makanan. Tetapi, penggunaan asap
cair dalam mengawetkan ikan telah semakin dimanfaatkan karena dapat menciptakan
citarasa yang diinginkan dan dapat menghambat pertumbuhan bakteri patogen.
Salah satu komoponen penyusun asap cair adalah fenol. Fenol berfungsi
sebagai antioksidan sehingga dapat memperpanjang masa simpan produk asapan,
disamping itu.
fenol memberikan cita rasa dan warna yang khas pada produk olahan.[2]
B. PERUMUSAN MASALAH
Dari uraian diatas maka dapat dirumuskan masalah yang diteliti yaitu:
1. Bagaimana pemanfaatan sampah organik sebagai bahan baku.
2. Bagaimana kondisi yang paling baik untuk mendapatkan asap cair yang sesuai
dengan standar sebagai bahan bakar.
C. TUJUAN
Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu:
1. Memafaatkan sampah organik sebagai bahan baku dalam proses gasifikasi.

2. Mendapatkan Asap cair yang terbaik dari kombinasi variabel penelitian.


D. LUARAN YANG DIHARAPKAN
Luaran dari penelitian ini adalah dapat ditemukan teknologi tepat guna produksi
Asap cair dari sampah organik, sehingga dapat mengurangi polusi lingkungan. Lebih
jauh dapat berpeluang untuk
diproduksi secara masal. Sehingga dapat
berpangaruh pada
aspek ekonomi dan lingkungan dan dapat dipublikasikan sebagai artikel ilmiah.
E. KEGUNAAN
1. Menambah wawasan tentang proses gasifikasi sampah organik menjadi Asap cair
beserta beberapa variabel yang mempengaruhi optimalisasi Asap cair yang
dihasilkan.
2. Menemukan teknologi tepat guna untuk memanfaatkan sampah organik asap cair
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Sampah Organik
Menurut UU-18/2008 tentang Pegolahan Sampah, definisi dari sampah adalah
sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat. Ada
beberapa sumber sampah menurut UU-18/2008, yaitu:
- Berasal dari kegiatan penghasil sampah seperti pasar, rumah tangga, pertokoan
(kegiatan komersial/perdagangan), penyapuan jalan, taman, atau tempat umum
lainnya, dan kegiatan lain seperti dari industri dengan limbah yang sejenis sampah.
- Sampah yang dihasilkan manusia sehari-hari kemungkinan mengandung limbah
berbahaya, seperti sisa baterai, sisa oli/minyak rem monil, sisa bekas pemusnah
nyamuk, sisa biosida tanaman, dsb. [1]
Di negara industri, jenis sampah atau yang dianggap sejenis sampah,
dikelompokkan berdasarkan sumbernya seperti:
- Sampah organik mudah busuk (garbage): sampah sisa dapur, sisa makanan, sampah
sisa sayur, dan kulit buah-buahan
- Sampah organik tak membusuk (rubbish): mudah terbakar (combustible) seperti
kertas, karton, plastik, dsb dan tidak mudah terbakar (non- combustible) seperti
logam, kaleng, gelas
- Sampah sisa abu pembakaran penghangat rumah (ashes)
- Sampah bangkai binatang (dead animal): bangkai tikus, ikan, anjing, dan binatang
ternak
- Sampah sapuan jalan (street swepping): sisa-sisa pembungkus dan sisa makanan,
kertas, daun
- Sampah buangan sisa konstruksi (demolition waste).
Sampah yang berasal dari permukiman/tempat tinggal dan daerah komersial, terdiri atas
sampah organik dan anorganik. Sampah organik bersifat biodegradable sehingga mudah
terdekomposisi. Sampah organik sebagian besar terdiri atas sisa makanan, kertas,
kardus, plastik, tekstil, karet, kulit, kayu, dan sampah kebun. Sampah anorganik
sebagian besar terdiri dari kaca, tembikar, logam, dan debu. Sampah yang sudah

terdekomposisi, terutama dalam cuaca yang panas, biasanya dalam proses


dekomposisinya akan menimbulkan bau dan mendatangkan lalat. [1]
Proses Gasifikasi
Proses gasifikasi pada gasifier terdiri beberapa tahapan. Proses gasifikasi
berlangsung dengan empat tahapan dasar yaitu pyrolysis, combustion, boudouard
reaction, dan gasification processes. Perbedaan gasifikasi dengan pembakaran langsung
terletak pada jumlah oksigen yang dipakai untuk reaksi pembakaran. Gasifikasi
dikondisikan kurang O2, besarnya sekitar 25% dari kebutuhan O2 untuk pembakaran
sempurna. Apabila jumlah O2 melebihi dari 25% efisiensi gasifikasi turun. Pemanasan
awal udara juga berpengaruh menaikan efisiensi gasifikasi.[3]
Proses gasifikasi merupakan salah satu proses pemanfaatan biomass energy
yaitu dengan mengonversi energi dari bahan padat (biomassa) menjadi syn gas (gas
hasil sintesa) yang nantinya dapat digunakan sebagai bahan bakar. Proses gasifikasi ini
hampir mempunyai kesamaan dengan proses pembakaran, hanya saja udara yang
dimasukkan ke sistem gasifikasi sangat terbatas. Jenis-jenis proses gasifikasi yang telah
dikembangkan adalah downdraft dan updraft:[2]
- Proses gasifikasi downdraft
Pada proses gasifikasi downdraft arah aliran udara atau oksigen dan arah aliran
padatan (biomassa) adalah ke bawah melalui gasifier. Gasifikasi terjadi di bagian
bawah gasifier. Oksidasi biomassa menghasilkan panas untuk mempertahankan
proses gasifikasi.
- Proses gasifikasi updraft
Pada proses gasifikasi updraft arah aliran udara atau oksigen ke atas melalui bagian
bawah gasifier dan berlawanan arah dengan aliran bahan padat. [3]
Asap cair
Asap cair atau liquid smoke sudah umum digunakan untuk menggantikan
pengasapan tradisional dan sudah diproduksi secara komersial. Komponen asap
terutama berfungsi untuk memberi cita rasa dan warna yang diinginkan pada produk
asapan, dan berperan dalam pengawetan dengan bertindak sebagai antibakteri dan
antioksidan. Asap telah diketahui memiliki sifat antioksidan dan antibakteri disamping
sifat-sifat lain seperti merubah tekstur pada produk olahan (daging, ikan) dan merubah
kualitas nutrisi pada produk olahan. Sifat antioksidan dan antimikroba terutama
diperoleh dari senyawasenyawa fenol yang merupakan salah satu komponen aktif dalam
asap cair selain karbonil, keton, aldehid, asam-asam, lakton, alkohol, furan, dan ester.
Salah satu cara membuat asap cair yaitu dengan mengkondensasikan asap hasil
pembakaran tidak sempurna dari bahan organik yang mengandung selulosa,
hemiselulosa dan lignin.. Selama pembakaran, komponen - komponen tersebut akan
mengalami pirolisa menghasilkan bermacam- macam senyawa. Proses pirolisa
melibatkan berbagai proses reaksi yaitu, dekomposisi, oksidasi, polimerisasi, dan
kondensasi. Reaksi-reaksi yang terjadi selama pirolisa adalah : penghilangan air dari
kayu atau tempurung kelapa pada suhu 25 200 0C, pirolisa hemiselulosa pada suhu

200 250 0C, pirolisa selulosa pada suhu 280 320 0C dan pirolisa lignin pada suhu
400 0C.[4]
Fenol
Fenol merupakan salah satu komponen penyusun asap cair. Fenol (C6H6OH)
memiliki berat molekul (BM) sekitar 94,11 dengan titik didih 181,2oC. Senyawa fenol
diduga berperan sebagai antioksidan sehingga dapat memperpanjang masa simpan
produk asapan, disamping itu fenol memberikan cita rasa dan warna yang khas pada
produk olahan.
Hasil studi sebelumnya yang dikemukakan oleh Awhu Akbar pada tahun 2013
mengenai pembuatan asap cair dari limbah kayu pelawan (cyanometra cauliflora)
dengan variasi suhu yakni 150 oC; 200 oC; 250 oC; 300 oC, 350 C dan variabel waktu
yakni 10 , 20,dan 30 menit. Kadar fenol asap cair tertinggi di dapatkan pada suhu
350C, pada waktu pemkaran selama 10 menit dengan kadar fenol yaitu sebesar 2,4
mg/ml.[1]
Tuti Indah Sari pada tahun 2009 mengenai proses pembuatan asap cair (liquid
smoke) dari limbah industri dengan variasi suhu yakni 250 0C, 300 0C, dan 350 0C
proses pembakaran di lakukan selama 4 jam. Jumlah asap cair terbanyak di hasilkan
pada suhu 300 0C dengan jumlah asap cair yang dihasilkan sebanyak 109,67 ml.[4]
Dari kedua penelitian diatas, belum ada yang menggunakan variabel ukuran
partikel dalam pembuatan asap cair, sehingga kita belum dapat mengetahui pengaruh
ukuran partikel terhadap kadar Fenol yang dihasilkan.
BAB III METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknik Kimia ITN Malang. Cara
pengambilan data menggunakan metode eksperimen dengan cara mengambil produk
dari hasil penelitian, kemudian menganalisa hasil dengan menggunakan Analisis GCMS (Gas Chromatography-Mass Spectrometry)
a. Variabel tetap
- Jenis bahan
: Sampah organik
- Berat Bahan
: 500 gr
b. Variabel berubah
- Waktu pembakaran
: 60, 90, 120, 150, 180 menit
- Ukuran Partikel bahan : 1, 2 , 3 cm2
c. Variabel terikat
- Suhu
: 25 500 oC
- Kebutuhan Udara
d. Prosedur
1. Persiapan dan Pretreatment bahan
- Sampah organik di keringkan untuk mengurangi kadar airnya seminimal
mungkin hingga berat bahan konstan
- sampah dicincang hingga menghasilkan ukuran yang seragam sesuai variabel
(1, 2 , 3 cm2)

- Sampah di keringkan di bawah sinar matahari


2. Persiapan Alat
- Bahan bakar, alat bakar dan kompor briket disiapkan dalam keadaan kering dan
bersih di ruangan terbuka
- Reaktor Gasifier dirangkai dengan perangkat kondesor dan penampung asap
cair
- Lokasi/ Tempat dipastikan dalam keadaan aman, terhidar dari sesuatu yang
mudah terbakar, maupun sumber listrik
3. Gasifikasi
- Siapkan sampel sesuai dengan variabel yang di inginkan
- Timbang potongan sampah organik sebanyak 500 gram
- Masukkan sampah organik ke reaktor
- Ruang bahan bakar samping diisi dengan sampah organik seperti ranting dan
limbah kayu, sedangkan untuk bahan bakar bawah diisi menggunakan bahan
bakar briket sesuai dengan kebutuhan pembakaran
- Merangkai termocople ke perangkat komputer untuk mengetahui perbedaan
suhu di beberapa titik reaktor gasifier serta mengetahui perubahan suhunya
pada proses gasifikasi
- Menyalakan api pada ruang bakar yang berada disamping gasifier maupun
kompor briket sampai menyala dan ketika api mulai membakar sampah pada
ruang pembakaran gasifier, ruang pembakaran kemudian ditutup.
- lama pembakaran Sampah organik di sesuaikan dengan variabel yang
diinginkan
- Hasil kondensasi di tampung di erlenmeyer dan lakukan proses kondensasi
sesuai dengan lama pembakaran
- Catat volume asap cair yang didapat.
- Menganalisa kadar Fenol pada asap cair dengan menggunakan GC-MS

Pretreatment
e. Diagram alir penelitian
Penimbangan
Pembakaran Awal
Gasifikasi
Kondensasi
Asap Cair
Analisa GC

Gambar 5.diagram alir penelitian


f. Deskripsi peralatan utama

Gambar 6.rangkaian peralatan untuk proses gasifikasi


Keterangan Gambar:
A
= Ruang reaktor Gasifier bahan
B
= Ruang bahan Bakar samping
C
= Penutup ruang Reaktor Gasifier bahan
D
= Penutup ruang bahan Bakar Samping
E
= Pengaduk
F
= Ruang Bakar bagian bawah Reaktor Gasifier
G
= Kondensor
H
= Bak pendingin lanjutan
I
= Temperatur Indikator terhubung ke komputer
J
= Penampung asap cair
K
= Kran asap cair
L
= Kompor briket
M
= Penyangga
BAB IV BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
Tabel 1. Jadwal Kegiatan
No.
Kegiatan

Bulan 2014

1
1.

Studi Literatur

2.

Persiapan bahan baku dan alat

3.

Persiapan pelaksanaan penelitian

4.
Pengolahan data
F. RENCANA BIAYA
A. Peralatan Penunjang
No.
Bahan
Jumlah
1. Alat Reaktor Gasifikasi
1
B. Bahan Habis Pakai
No.

Bahan

Jumlah

Harga per satuan


Rp 6.000.000/set
Harga per satuan

Harga Total
Rp 6.000.000
Harga Total

Aquadest (H2O)

100 liter

Rp

1.000 /liter

Rp

100.000

Asam Klorida (HCl)

100 mL

Rp

3.500 /mL

Rp

350.000

Asam sulfat (H2SO4)

1L

Rp

30.000 /L

Rp

30.000

Botol sampel

50 botol

Rp

1.000 /botol

Rp

50.000

Es Batu

100 buah

Rp

1.000 /buah

Rp

100.000

Kanji

10 gr

Rp

2.500 /gr

Rp

25.000

Kalium Iodida (KI)

15 gr

Rp

4.500 /gr

Rp

67.500

Kayu bakar

2 ikat

Rp

10.000 /ikat

Rp

20.000

Kertas label

2 pcs

Rp

4.500 /pcs

Rp

9.000

10

Kertas saring

5 gulung

Rp 3.500 /gulung

Rp

17.500

11

Kromat Bromida

23 gr

Rp

3.500 /gr

Rp

80.500

12

Sampah Organik

25 kg

Rp

2.500 /kg

Rp

62.500

13

Masker

1 box

Rp

16.000 /box

Rp

16.000

14

Natrium Hidroksida (NaOH)

100 gr

Rp

1.000 /gr

Rp

100.000

15

Natrium Tiosulfat (Na2S2O3)

500 gr

Rp 22.000 /500 gr

Rp

22.000

16

Penyulut Api

2 buah

Rp

10.000/buah

Rp

20.000

17

Pipet tetes

1 box

Rp

95.000/box

Rp

95.000

18

Plastik bar

5 pcs

Rp

19.000 /pcs

Rp

95.000

19

Sarung tangan sekali pakai

3 box

Rp

46.000 /box

Rp

138.000

20

Tissue

2 pcs

Rp

17.000 /pcs

Rp

34.000

21

Selang kondensor

4 meter

Rp

7.500 /meter

Rp

30.000

22

Analisa GC MS

16 sampel

Rp150.000 /sampel

TOTAL
C.

Rp 3.862.000

Transportasi
1
2

D.

E.

Rp 2.400.000

110 L

BBM

6 kali
Kirim Sampel Analisa GC-MS
TOTAL
Biaya Administrasi, Laporan, dan Publikasi

Rp

6.500 /L

Rp 150.000

Rp

715.000

Rp 900.000
Rp 1.615.000

Print

Rp 150.000

Rp

150.000

Foto dop

Rp 200.000

Rp

200.000

Jilid laporan

12 eks

Rp

5.000/eks

Rp

60.000

Map

5 buah

Rp

2.600.buah

Rp

13.000

ATK

Rp 150.000

Rp

150.000

Paten dan Publikasi Jurnal

Rp 450.000

Rp

450.000

TOTAL
Rekapitulasi Rencana Biaya

No

Perkiraan

Rp 1.023.000
Pengeluaran (Rp)

1.

Peralatan penunjang

6.000.000,-

2.

Bahan habis pakai

3.862.000,-

3.

Transportasi

1.615.000,-

4.

Biaya Administrasi, Laporan dan Publikasi

1.023.000,-

TOTAL
12.500.000,DAFTAR PUSTAKA
Awhu Akbar, Rio Raidoman, dkk. 2013. Pengaruh Variabel Waktu dan Temperatur
Terhadap Pembuatan Asap Cair Dari Limbah Kayu Pelawan (Cyenometra
Cauliflora). Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya.
Palembang.
John Rezaiyan, Nicholas P Cheremisinoff. 2005. Gasification Technologies A Primer
for Engineers and Scientist. Amerika Serikat.
Sanny Edinov, Yefrida, dkk. 2013. Pemanfaatan Asap Cair Tempurung Kelapa Pada
Pembuatan Ikan Kering dan Penentuan Kadar Air, Abu Serta Proteinnya. Jurusan
Kimia FMIPA Universitas Andalas. Limau Manis.
Samsudin Anis, Karnowo. Studi Eksperimen Gasifikasi Sekam Padi PAda Updraft
Circulating Fluidized Bed Gasifier. Jurusan Teknik Mesin Universitas Negeri
Semarang. Semarang.
Sholehul Hadi, Sudjud Dasopuspito. 2013. Pengaruh Variasi Perbandingan UdaraBahan Bakar Terhadap Kualitas Api Pada Gasifikasi Reaktor Dwondraft Dengan

Suplai Biomass Serabut Kelapa Secara Kontinyu. Jurusan Teknik Mesin Institut
Teknologi Sepuluh Nopember. Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai