CA-SENATOR:
ALUR BERPIKIR
Alur berpikir merupakan tahapan-tahapan yang sistematis dan logis dalam penurunan visi misi
dari awal hingga akhir. Alur berguna untuk efisiensi proses penurunan visi misi dan untuk
memperoleh pemahaman yang runut. Alur dalam menentukan visi misi adalah sebagai berikut :
1. Latar Belakang
Latar belakang adalah dasar utama dari penurunan visi misi. Dasar tersebut adalah hasil
dari gagasan-gagasan yang muncul melalui referensi yang berkaitan dengan kesenatoran HMSITB.
2. Koridor
Koridor merupakan batasan dan acuan yang dapat mengarahkan cara dalam penurunan
visi misi secara efektif dan efisien. Efektif adalah dampak yang didapat sesuai dan tepat pada apa
yang dicari sedangkan efisien adalah tingkat kemaksimalan dampak yang dicapai. Dalam tahap ini,
dilakukan analisis dokumen-dokumen yang akan dipakai sebagai koridor.
2.1 Prosedur
Untuk menentukan koridor yang dipakai, perlu dianalisis dokumen-dokumen yang
berkaitan terhadap penurunan visi misi.
2.2 Output
Hasilnya adalah dokumen-dokumen yang menjadi batasan dan acuan pembahasan
kondisi ideal.
3. Analisis Kondisi Ideal
3.1 Prosedur
Pada tahap ini, dokumen-dokumen yang menjadi koridor dianalisis agar dapat ditentukan
kondisi-kondisi ideal. Dalam menganalisis kondisi ideal, filter yang digunakan adalah keterkaitan
isi dokumen dengan kesenatoran HMS-ITB berupa kondisi yang harus dicapai atau dipertahankan
3.2 Output
Mendapatkan kondisi ideal.
2
1. LATAR BELAKANG
Perguruan tinggi merupakan suatu tools untuk mencapai tujuan mulia dari Negara Indonesia.
Lembaga ini merupakan ujung tombak dari upaya mencerdaskan anak bangsa. Untuk mendukung hal
tersebut, perguruan tinggi di Indonesia telah memiliki strategi khusus untuk mencapai cita-citanya,
yakni mencerdaskan kehidupan bangsa. Strategi tersebut didefinisikan sebagai tujuan perguruan
tinggi yang telah dipaparkan oleh wakil presiden pertama kita yakni Moh. Hatta yang disebutkan
sebagai berikut:
Tugas perguruan tinggi adalah membentuk manusia susila dan demokrat yang:
1. Memiliki keinsafan tanggung jawab atas kesejahteraan masyarakatnya.
2. Cakap dan mandiri dalam memelihara dan memajukan ilmu pengetahuan.
3. Cakap memangku jabatan atau pekerjaan dalam masyarakat.
(Muhammad Hatta)
Pada intinya tujuan perguruan tinggi ini menginginkan mahasiswanya mampu menjadi Insan
Akademis yang mampu memenuhi profil manusia susila dan demokrat yang telah didefinisikan di atas.
Menjawab tantangan perguruan tinggi untuk mampu mencapai tujuannya, Institut Teknologi
Bandung sebagai salah satu insititusi yang bergerak menciptakan manusia-manusia calon pemimpin
bangsa dan global memberikan solusi untuk menuangkannya dalam bentuk organisasi
kemahasiswaan. Diharapkan, organisasi kemahasiswaan yang dibentuk ini bisa menjadi stimulus bagi
pendidikan mahasiswa di kampus ini agar bisa menjadikan setiap insan akademis yang diusung
menjadi tumpuan bangsa ini berkarya dan berkontribusi bagi masyarakat.
Organisasi kemahasiswaan yang saat ini diakui oleh kampus ITB adalah KM ITB. Sistem yang
selama ini telah dijalankan dan diimplementasikan dalam keberjalanannya di KM ITB dimana terdapat
beberapa komponen-komponen penting di bawahnya yaitu Kongres KM ITB. Kongres KM ITB adalah
lembaga legislatif berfungsi untuk mengawasi keberjalanan badan eksekutif yang ada di KM ITB serta
sebagai fungsi legislasi atas perbaikan sistem yang ada di ranah kemahasiswaan terpusat ITB. Kongres
KM ITB adalah lembaga tertinggi yang merupakan perwakilan suara dari massa Himpuan Mahasiswa
Jurusan (HMJ) masing-masing program studi yang ada di ITB. Sudah menjadi kewajiban bagi setiap
HMJ yang ingin masuk ke dalam KM ITB dan terdaftar di dalamnya harus mengirimkan senator sebagai
perwakilan himpunannya ke Kongres KM ITB.
HMS ITB adalah salah satu anggota dari KM ITB yang bergerak dalam keprofesian Teknik Sipil
karena sudah sejak tahun 2009 mengirimkan perwakilannya ke Kongres KM ITB dalam bentuk
Penanggung Jawab Sementara (PJS) Senator untuk mewakilkan suara HMS ITB agar bisa ikut andil
dalam pengambilan kebijakan di kemahasiswaan terpusat. Kebutuhan Senator HMS ITB sudah
disebutkan dalam AD/ART HMS ITB di masa transisi yang menyebabkan posisinya bukan lagi sebagai
PJS, namun sebagai sistem kelembagaan Senator yang diakui dan langsung dibawahi oleh MA yang
merupakan lembaga kekuasaan tertinggi yang ada di ITB.
2. MENENTUKAN KORIDOR
1. Definisi
1.1 Koridor
Koridor adalah batasan dan acuan yang mengarahkan dalam penurunan visi misi.
1.2 Referensi
Referensi adalah rujukan yang membantu dalam pembahasan. Berbeda dengan koridor, referensi
tidak membatasi.
2. Fungsi Koridor
Sebagai batasan dan acuan dalam menganalisis kondisi ideal.
3. Tolak Ukur
Syarat agar suatu dokumen dapat dijadikan sebagai koridor.
4. Analisis Koridor
Brainstorming dilakukan dalam menentukan koridor yang dipilih dari beberapa dokumen yang
terkait. Akhirnya disepakati beberapa dokumen yang dijadikan koridor yaitu :
6
1. Konsepsi KM ITB
Dalam konsepsi KM ITB terdapat pembahasan tentang Kongres dan Senator dari tiap HMJ
yang merupakan representasi dari seluruh massa KM ITB.
2. AD/ART KM ITB
Terdapat poin-poin yang menjadi aturan atau yang mengatur tentang senator.
3. AD/ART HMS ITB
AD/ART HMS ITB mengatur tentang Kesenatoran HMS-ITB.
4. Ketetapan Kongres KM ITB
Terdapat kode etik yang harus dipenuhi oleh senator dalam ketetapan kongres KM ITB.
Sistem KM ITB
Kongres KM-ITB
Kongres KM-ITB merupakan perwujudan dari kedaulatan tertinggi dalam organisasi
kemahasiswaan ITB. Kongres KM-ITB menjalankan dua fungsi utama di dalam KM-ITB, yaitu
8
fungsi legislasi dan fungsi pengawasan. Fungsi legislasi adalah fungsi membentuk peraturan
dan perundang-undangan di dalam KM-ITB, sementara fungsi pengawasan adalah fungsi
mengawasi keberjalanan KM-ITB. Oleh karena itu, Kongres KM-ITB memegang peran
tertinggi dalam KM-ITB. Penentuan dan pelaksanaan orientasi kehidupan organisasi
kemahasiswaan dilakukan oleh Kongres KM-ITB. Kongres KM-ITB dapat terbentuk apabila
syarat 2/3 jumlah perwakilan Himpunan Mahasiswa Jurusan telah terpenuhi. (Konsepsi Hal.
11)
2. AD/ART KM ITB
Beberapa poin penting tentang Kongres KM ITB
1. Kongres KM-ITB (melalui anggotanya) menjamin tersedianya sumber daya untuk
melaksanakan program terpusat yang telah disetujui oleh Kongres KM-ITB. (AD/ART KM
ITB BAB II Pasal 20)
2. Kongres KM-ITB membuat ketetapan dan peraturan yang diperlukan untuk dapat
melaksanakan asas dan tujuan KM-ITB. (AD/ART KM ITB BAB II Pasal 22)
3. Dalam melakukan fungsi kontrol terhadap kinerja senator, Kongres KM- ITB
berkoordinasi dengan Himpunan Mahasiswa Jurusan. (AD/ART KM ITB BAB II Pasal 25)
4. Kongres KM-ITB melakukan penerjemahan aspirasi dalam bentuk pembahasan,
sekurangkurangnya di tingkat komisi Kongres KM-ITB. Kemudian Kongres KM-ITB
9
10
dan
11
Massa HMS ITB sebagai anggota KM ITB mengetahui urgensi dari KM ITB (Konsepsi)
Massa HMS ITB mengerti tentang sistem yang berlaku di KM ITB (Konsepsi)
Massa HMS ITB mengetahui kebutuhannya terhadap KM ITB (Konsepsi)
Massa HMS ITB memiliki kontribusi dalam keberjalanan KM ITB (Konsepsi)
HMS ITB mampu menyikapi secara tanggap dan update terhadap isu KM ITB (AD/ART KM
ITB)
Sistem penarikan aspirasi massa ke Kongres KM ITB tersistemkan dengan baik (AD/ART KM
ITB)
Sistem internalisasi isu dari Kongres KM ITB ke massa HMS ITB terlaksana secara efektif
(AD/ART HMS ITB)
Pencerdasan Senator HMS ITB kepada massa HMS terlaksana dengan baik (AD/ART HMS
ITB)
Senator HMS ITB menjalankan hak dan kewajibannya sebagai perwakilan HMJ, anggota
Kongres KM ITB, dan anggota KM ITB. (TAP KONGRES KM ITB)
Massa HMS ITB mengerti tentang sistem Kesenatoran yang ada di dalam lingkup HMS ITB
(AD/ART HMS ITB)
12
Data di atas menunjukkan bahwa sebagian besar massa HMS ITB sudah merasa membutuhkan
KM ITB sebagai oraganisasi yang mewadahi kemahasiswaan terpusat di Institut Teknologi
Bandung. Secara subjektif dengan pengetahuan dari masing-masing yang didefinisikan oleh
anggota sudah menunjukkan bahwa KM ITB masih dirasa perlu dan dibutuhkan oleh massa HMS
ITB dari hasil kuesioner di atas.
2. Tidak semua massa HMS ITB mengerti tentang sistem KM ITB
13
Pengetahuan tentang sistem KM ITB merupakan hal yang penting dalam keberlangsungan proses
penarikan aspirasi dan internalisasi isu yang dilakukan dalam lingkup kesenatoran. Data
menunjukkan bahwa sebagian (hampir setengah) dari anggota HMS ITB masih belum mengerti
tentang sistem yang ada di KM ITB. Hal ini mungkin bisa menghambat segala proses yang
diharapkan bisa merepresentasikan tujuan dibuatnya sistem yang ada di KM ITB selama ini. Dari
hasil ini bisa disimpulkan bahwa massa HMS ITB masih belum tahu tentang sistem KM ITB.
3. Massa HMS ITB belum cukup update mengenai isu KM ITB
Isu-isu yang diketahui oleh massa HMS ITB ketika kita berkaca dari hasil di atas menunjukkan
bahwa hanya isu-isu yang lama dan ramai sajalah yang banyak diketahui oleh massa HMS. Selain
itu, isu-isu penting yang lainnya masih banyak yang belum mengetahuinya secara update. Hal ini
bisa mengakibatkan kurang tanggapnya anggota terhadap isu yang perlu di bahas yang
memunculkan permasalahan sistem yang tidak berjalan secara efisien.
4. Massa HMS ITB belum mengetahui secara esensial kebutuhannya di KM ITB
Berdasarkan data di atas, paradigm massa HMS ITB terhadap kebutuhannya sebagai anggota KM
ITB masih sebatas dalam ranah informasi. Namun sebenarnya untuk memenuhi kebutuhan
mahasiswa yang didefinisikan sebelumnya yakni pendidikan, kesejahteraan, dan aktualisasi diri
14
bisa difasilitasi oleh KM ITB dan banyak massa HMS ITB yang belum mengetahui itu. Ada hal yang
penting di poin di atas yakni fasilitas advokasi yang sebetulnya bisa difasilitasi dan diusahakan
oleh KM ITB secara langsung karena dengan fasilitas advokasi dilaksanakan oleh HMS ITB saja,
akan banyak keterbatasan yang ada dan mengurangi efisiensi dari pelaksanaan advokasi ini.
5. Massa HMS ITB sudah cukup mengerti tentang sistem kesenatoran di HMS ITB
15
8. Metode penarikan aspirasi anggota yang masih belum tersistemkan dengan baik
Penarikan aspirasi anggota seharusnya bisa menjadi hal yang menunjang suara HMS ITB yang
representatif terhadap anggtoanya. Namun hal ini masih belum tersistemkan dengan baik seperti
metode penarikan aspirasi yang dilaksanakan oleh BPA. Saat ini memang masih belum ada
mekanisme yang jelas mengenai proses penarikan aspirasi yang baik dan efektif di HMS itu seperti
apa. Sehingga saat ini memang sistem penarikan aspirasinya harus diperhatikan lebih baik lagi.
9. Metode internalisasi isu dari KM ITB ke massa HMS ITB yang masih belum berjalan dengan baik
Internalisasi isu merupakan proses penyampaian isu dari Kongres KM ITB melalui senator ke HMS
ITB. Mekanisme yang selama ini terjadi masih belum maksimal dan tidak berjalan dengan baik
ditunjukkan dengan bidang internal tim senator di kepengurusan sebelumnya yang tidak
terjalankan sesuai dengan fungsi yang ada. Internalisasi isu ini sangat penting agar massa HMS ITB
bisa langsung tanggap terhadap isu yang masuk ke HMS ITB.
16
10. Kurangnya minat massa HMS ITB untuk berkontribusi kepada KM ITB
KM ITB merupakan satu kesatuan organisasi kemahasiswaan yang ada di kampus ITB. Minat massa
HMS ITB untuk berkontribusi kepada KM ITB masih terlihat kurang karena massa HMS ITB masih
belum banyak tahu tentang urgensi dari KM ITB itu sendiri sehingga banyak yang belum
menyadari pentingnya berkontribusi kepada KM ITB yang seperti diketahui bahwa HMS ITB
seharusnya bisa memberikan dampak dan peran yang cukup besar di dalam keberjalanan KM ITB.
17
5. ANALISIS KEBUTUHAN
GAP (1)
Kondisi Ideal:
Kondisi Aktual:
Analisis:
Massa HMS ITB pada umumnya sudah memiliki kesadaran terhadap urgensi dari KM ITB tetapi
mungkin masih ada beberapa dari anggota yang tidak begitu paham terhadap kebutuhannya akan
KM ITB
Penyebab:
Hal ini disebabkan karena kurangnya pencerdasan akan isu dari kemahasiswaan terpusat dan
kurangnya pengetahuan mengenai sistem yang berlaku di KM ITB saat ini.
Kebutuhan:
Dibutuhkan pencerdasan terhadap kesadaran pentingnya mengetahui urgensi dan
memahami sistem KM ITB
18
GAP (2)
Kondisi Ideal:
Kondisi Aktual:
Analisis:
Pengetahuan tentang sistem KM ITB merupakan hal yang penting dalam keberlangsungan proses
penarikan aspirasi dan internalisasi isu yang dilakukan dalam lingkup kesenatoran. Hal ini mungkin
bisa menghambat segala proses yang diharapkan bisa merepresentasikan tujuan dibuatnya sistem
yang ada di KM ITB selama ini.
Penyebab:
Hal ini disebabkan karena tidak adanya follow up lagi dari OSKM mengenai wawasan tentang
kemahasiswaan terpusat, kurang direcall di HMS ITB, dan kurangnya pencerdasan yang dilakukan
oleh Senator HMS ITB.
Kebutuhan:
Mengusahakan pencerdasan anggota terkait sistem KM ITB agar mampu mengetahui tata
cara dan sistem penyampaian aspirasi dan lain sebagainya sehingga tidak menimbulkan
ketimpangan saat dimintai tanggapan mengenai isu KM ITB.
19
GAP (3)
Kondisi Ideal:
Kondisi Aktual:
Analisis:
Internalisasi isu yang dilakukan oleh senator HMS ITB tidak cukup untuk mengisiniasi pengetahuan
massa terhadap isu KM ITB. Ada beberapa isu yang mungkin kurang dipahami atau tidak dipedulikan
sama sekali urgensinya oleh anggota sehingga kurang update mengenai isu KM ITB.
Penyebab:
Kurangnya internalisasi isu yang dilakukan oleh Senator HMS ITB serta kurangnya kesadaran anggota
untuk berinisiatif mencari informasi mengenai isu yang sedang berkembang di kampus.
Kebutuhan:
Mengusahakan metode intenalisasi isu dengan efektif dan menarik serta menstimus anggota
agar tanggap terkait isu-isu yang beredar.
20
GAP (4)
Kondisi Ideal:
Kondisi Aktual:
Analisis:
Paradigm massa HMS ITB terhadap kebutuhannya sebagai anggota KM ITB masih sebatas dalam
ranah informasi. Namun sebenarnya untuk memenuhi kebutuhan mahasiswa yang didefinisikan
sebelumnya yakni pendidikan, kesejahteraan, dan aktualisasi diri bisa difasilitasi oleh KM ITB dan
banyak massa HMS ITB yang belum mengetahui itu
Penyebab:
Kurangnya pencerdasan kepada massa terkait kebutuhan-kebutuhannya yang
sebenarnya bisa difasilitasi dengan baik oleh KM ITB
Kebutuhan:
Dibutuhkan pencerdasan terhadap kesadaran pentingnya mengetahui urgensi dan
memahami sistem KM ITB
21
GAP (5)
Kondisi Ideal:
Kondisi Aktual:
Analisis:
Minat massa HMS ITB untuk berkontribusi kepada KM ITB masih terlihat kurang karena massa HMS
ITB masih belum banyak tahu tentang urgensi dari KM ITB itu sendiri sehingga banyak yang belum
menyadari pentingnya berkontribusi kepada KM ITB
Penyebab:
Hal ini disebabkan karena kurangnya pencerdasan akan isu dari kemahasiswaan terpusat dan
kurangnya pengetahuan mengenai sistem yang berlaku di KM ITB saat ini.
Kebutuhan:
Dibutuhkan pencerdasan terhadap kesadaran pentingnya mengetahui urgensi dan
memahami sistem KM ITB
22
GAP (6)
Kondisi Ideal:
Kondisi Aktual:
Analisis:
Penarikan aspirasi anggota seharusnya bisa menjadi hal yang menunjang suara HMS ITB yang
representatif terhadap anggtoanya. Namun hal ini masih belum tersistemkan dengan baik seperti
metode penarikan aspirasi yang dilaksanakan oleh BPA.
Penyebab:
Hal ini disebabkan karena kurangnya analisis mengenai pentingnya penarikan aspirasi general
kepada semua massa HMS ITB yang menyebabkan hal ini terabaikan dan tidak dibuatkan sistem yang
baik sebagaimana mestinya.
Kebutuhan:
Dibutuhkan metode perbaikan sistem mengenai penarikan aspirasi kepada anggota agar
dapat merepresentasikan kebutuhan anggotanya di KM ITB.
23
GAP (7)
Kondisi Ideal:
Kondisi Aktual:
Analisis:
Mekanisme yang selama ini terjadi masih belum maksimal dan tidak berjalan dengan baik
ditunjukkan dengan bidang internal tim senator di kepengurusan sebelumnya yang tidak terjalankan
sesuai dengan fungsi yang ada
Penyebab:
Hal ini disebabkan karena kurangnya analisis mengenai melakukan internalisasi
isu kepada massa HMS ITB agar bisa cerdas dan memiliki pengetahuan
mengenai isu KM ITB serta pemahaman tentang sistem KM TIB
Kebutuhan:
Dibutuhkan metode internalisasi isu yang terstruktur dan bisa membuat massa HMS ITB
mengetahui isu KM ITB secara efektif dan menarik.
24
GAP (8)
Kondisi Ideal:
Kondisi Aktual:
Analisis:
Massa HMS ITB yang diharapkan bisa memberikan aspirasi sebagai suara himpunan ke Kongres KM
ITB melalui senator masih belum tercerdaskan dengan baik, hanya beberapa orang saja yang
mengetahui persis mengenai isu-isu yang ada di KM ITB
Penyebab:
Kurangnya fokus oleh Tim Senator untuk menangani isu agar massa HMS ITB
bisa tercerdaskan mengenai segala sesuatu tentang kemahasiswaan tepusat
Kebutuhan:
Dibutuhkan pencerdasan terhadap kesadaran pentingnya mengetahui urgensi dan
memahami sistem KM ITB
25
GAP (9)
Kondisi Ideal:
Kondisi Aktual:
Analisis:
Paradigma massa HMS ITB mengenai eksistensi kesenatoran HMS ITB ini masih belum terlalu baik
dan belum ditemukan urgensinya oleh anggota menyebabkan kinerja kesenatoran sebelumnya
memang tidak terlihat dan seakan-akan tugas dan kewajiban dari senator tersebut tidak berjalan
dengan baik.
Penyebab:
Kurangnya fokus oleh Tim Senator untuk memperbaiki sistem yang ada di Tim Senator itu sendiri sehingga
membuat Kesenatoran HMS ITB selama ini kurang diperhatikan
Kebutuhan:
Dibutuhkan perbaikan sistem mengenai mekanisme keberjalanan Senator dan Tim Senator
agar mampu menjalankan hak dan kewajibannya sesuai dengan peraturan yang berlaku
26
GAP (10)
Kondisi Ideal:
Kondisi Aktual:
Analisis:
Sistem kesenatoran yang ada di HMS ITB sudah cukup diketahui oleh mayoritas massa HMS ITB,
namun masih ada beberapa massa yang mungkin masih belum tahu sistem struktur dan sistem
aspirasi dari Senator HMS ITB untuk membawa suara massa ke Kongres KM ITB.
Penyebab:
Kurangnya update informasi massa terkait sistem kesenatoran HMS ITB serta kurangnya pencerdasan yang
dilakukan Tim Senator kepada massa HMS ITB
Kebutuhan:
Dibutuhkan pencerdasan mengenai sistem kesenatoran HMS ITB di masa kini agar massa
HMS ITB tahu akan hal-hal yang harus dilakukan untuk mencari informasi terkait isu KM itu
dan bisa memberikan aspirasi kepada Senator HMS ITB
27
6. VISI
edukatif /edukatif/ /dukatif/ a 1 bersifat mendidik: kenakalan remaja perlu diatasi dng
tindakan --; 2 berkenaan dng pendidikan: ia berkecimpung dl bidang
Kesenatoran HMS ITB: Sistem kesenatoran yang berkaitan dengan perwakilan HMS ITB di KM ITB
Kesenatoran HMS ITB seharusnya bisa menjadi lembaga yang merepresentasikan anggota HMS ITB di
ranah KM ITB. Dalam keberjalanannya, suatu kelembagaan bisa dikatakan sebagai lembaga yang
representatif ketika bisa membawa/mewakili semua aspirasi dari anggota yang ada di dalamnya.
Asiprasi terserbut sangatlah berhubungan dengan kajian dan pembahasan yang dilakukan oleh
anggota yang memiliki kesadaran dan kecerdasan mengenai isu yang ada di KM ITB, sehingga anggota
diharapkan mampu memberikan aspirasi yang solutif dan bijak untuk HMS ITB dan KM ITB. Dalam
pemenuhan hal tersebut, kesenatoran HMS ITB harus mengusahakan agar anggota HMS ITB merasa
tercerdaskan agar mampu mengkritisi isu yang masuk ke ranah Kongres KM ITB.
28
7. MISI
1. Melakukan pencerdasan kepada anggota HMS ITB sehingga bisa meningkatkan kesadaran
anggota HMS ITB terhadap isu KM ITB.
Pencerdasan kepada anggota HMS ITB mampu membuat sebuah sistem yang ideal dalam
keberjalanan kegiatan pemberian aspirasinya ke kemahasiswaan terpusat. Hal ini merupakan hal
yang esensial yang pada akhirnya dapat menstimulus anggota untuk bisa menyadari pentingnya
berkontribusi dan berpartisipasi dalam ranah kebijakan yang ada di kampus ini.
2. Meningkatkan sistem penarikan aspirasi agar Kesenatoran HMS ITB lebih dekat dengan anggota
HMS ITB.
aspirasi 1 /aspirasi / n 1 harapan dan tujuan untuk keberhasilan pd masa yg akan datang
Sistem penarikan aspirasi yang baik akan membuat kebutuhan anggota HMS ITB yang
didefinisikan dalam hal pendidikan, kesejahteraan, dan aktualisasi bisa terpenuhi. Massa HMS ITB
yang aktif untuk memberikan aspirasi serta sistem kesenatoran yang selalu ada untuk
menampung aspirasi akan membuat keteraturan yang baik dalam tatanan kekeluargaan di ranah
HMS ITB sehingga bisa memberikan solusi kepada internal HMS ITB pada khususnya dan KM ITB
pada umumnya.
29
2. KOMISI INTERNAL
a. Dibutuhkan sistem untuk mengatur mekanisme penarikan aspirasi anggota HMS ITB terhadap
isu KM ITB
b. Diburuhkan sistem untuk membahas aspirasi HMS ITB terhadap kebijakan KM ITB sebelum
disampaikan ke Kongres KM ITB
c. Dibutuhkan sistem untuk memfasilitasi anggota agar bisa menyampaikan aspirasi secara
efisien
d. Dibutuhkan sistem untuk menjamin ketersampaian aspirasi massa HMS ITB kepada Kongres
KM ITB
e. Dibutuhkan sistem untuk menjamin kaderisasi dari Senator HMS ITB
3. KOORDINATOR FTSL
a. Dibutuhkan sistem untuk mewadahi dan memfasilitasi TPB FTSL ITB dalam menyampaikan
aspirasinya kepada Kongres KM ITB
4. SEKRETARIS DAN BENDAHARA
a. Dibutuhkan sistem untuk mengurusi terkait urusan administratif kesenatoran HMS ITB
b. Dibutuhkan sistem untuk mengurus perbendaharaan yang ada di kesenatoran HMS ITB
31
3. GAMBARAN UMUM
a. Alur Kerja
ISU
Kajian
Aspirasi
Kajian
Internalisasi
Terdapat isu yang dibahas oleh Kongres KM ITB dan dilemparkan kepada masing-masing
Senator perwakilan HMJ
Senator melakukan kajian oleh Tim Senator sebelum dilemparkan ke massa, jika hal
tersebut berupa kebijakan taktis cukup diputuskan oleh Senator dan Tim Senatornya.
Namun jika isu yang ada adalah hal strategis maka harus dibawa ke massa.
Isu yang telah dikaji sebelumnya diinternalisasikan ke massa melalui metode yang telah
disepakati
Penarikan aspirasi dan pembahasan bersama terkait kajian mengenai aspirasi lembaga
dalam satu suara HMJ
Suara yang disepakati dibawa kembali oleh Senator dan dibahas kembali di Kongres KM
ITB
Jika isu tersebut telah tersolusikan, maka diberikan feedback ke massa terkait aspirasi
yang diberikan oleh suara lembaga
Jila isu tersebut masih menimbukan isu yang baru maka akan looping seperti di tahaptahap sebelumnya.
32
b. Kegiatan
Berdasarkan data kusioner akan dilakukan internalisasi isu dan penarikan aspirasi dengan metode
berikut:
METODE ASPIRASI
1. Media Online
2. Personal ke Tim Senator
3. Forum Diskusi
METODE INTERNALISASI
1. Info Grafis
2. Media Online
3. Mading
4. Forum Senator
METODE UMUM
1. Diklat Timsen (Tim Senator)
2. Temu Sapa TPB FTSL
33