KONSEP
PENDIDIKAN BERBASIS KECAKAPAN HIDUP
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Kecakapan Antar
Personal (KAP)
dengan Dosen Pengampu : JUNAEDI IDRUS, M.Hum,M.Kom
Disusun oleh :
Kelompok 1 (satu)
1. Mukhammad Yusuf
2. Prasetyo Wibowo
3. Bhakti Kurnianto Nur Prasetyo
13111100014
14111140042
14111130078
Kelas : 13B
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA
2015
ABSTRAK
Dalam kehidupan sehari-hari setiap manusia memang
selalu
dihadapkan
pada
permasalahan
hidup,
untuk
memecahkan permasalahan kehidupan seperti itu seseorang
akan berusaha mencermati kemampuan apa yang mereka miliki
sehingga sukses, atau setidaknya dapat bertahan hidup dalam
situasi yang serba berubah, orang tersebut bisa sukses karena
memiliki banyak kiat (kecakapan hidup) sehingga mampu
mengatasi
masalah
dihadapinya,
pandai
melihat
dan
memanfaatkan
peluang,
serta
pandai
bergaul
dan
bermasyarakat. Kiat-kiat seperti itulah yang merupakan inti dari
kecakapan hidup.
Pendidikan kecakapan hidup memang bukan sesuatu yang
baru. Yang benar-benar baru adalah bahwa nyata perlu
ditingkatkan intensitas dan efektivitasnya. Karena itu, yang
diperlukan adalah membawa sekolah sebagai bagian dari
masyarakat dan bukannya menempatkan sekolah sebagai
sesuatu yang berada di masyarakat. Pendidikan harus
merefleksikan nilai-nilai kehidupan sehari-hari, baik yang bersifat
preservatif dan progresif. Sekolah harus menyatu dengan nilainilai kehidupan nyata yang ada di lingkungannya dan mendidik
peserta didik sesuai dengan tuntutan nilai-nilai kehidupan yang
sedang berlaku. Ini menuntut proses belajar mengajar dan
masukan instrumental sekolah seperti misalnya kurikulum, guru,
metodologi pembelajaran, alat bantu pendidikan, dan evaluasi
pembelajaran benar-benar realistik, kontekstual, dan bukannya
artificial.
Secara umum, pendidikan kecakapan hidup bertujuan
memfungsikan pendidikan sesuai dengan fitrahnya, yaitu
mengembangkan potensi peserta didik dalam menghadapi
perannya di masa mendatang, mengaktualisasikan potensi
peserta didik sehingga dapat digunakan untuk memecahkan
problema yang dihadapi, serta memberikan bekal dengan latihan
dasar tentang nilai-nilai yang berkaitan dengan kehidupan
sehari-hari.
DAFTAR ISI
halama
n
ABSTRAK
DAFTAR
ISI
..
BAB
PENDAHULUAN
1.1.
Latar
Belakang
.
1.2.
1.3.
1.4.
Rumusan
Masalah
16
Tujuan
22
24
25
Manfaat
27
33
BAB
II
PEMBAHASAN
..
Landasan Historis Pendidikan Kecakapan Hidup
2.2.
..
2.3.
..
2.4.
12
2.1.
Hidup ..
2.5.
Tujuan
Pendidikan
Kecakapan
Hidup
Kecakapan
Hidup
..
2.6.
Manfaat
Pendidikan
..
2.7.
.
2.8.
.
BAB
III
PENUTUP
.
DAFTAR
PUSTAKA
..
BAB I
PENDAHULUAN
bahkan tidak
keseharian.
menghadapi
Intinya
tugas-tugas
anak
belajar
agar
kehidupan,
mecari
solusi
mampu
untuk
dalam
sejarah
pertumbuhan
masyarakat,
pendidikan
pembangunan
pembangunan
bangsa,
nasional,
merupakan langkah
sebagaimana
strategis
diamanatkan
oleh
dari
segala
bentuk
kemajuan
hidup
umat
manusia
sepanjang sejarah.
Pendidikan berkembang dari yang sederhana (primitive)
yang
dalam ruang lingkup kehidupan yang serba sederhana. Tujuantujuan pun amat terbatas pada hal-hal yang bersifat Survival
(pertahan hidup dari ancaman alam sekitar). Yaitu keterampilan
membuat alat-alat untuk mencari dan memproduksi bahanbahan
kebutuhan
hidup,
beserta
pemeliharaanya,
serta
pembinaan
keterampilan,
melainkan
kepada
pendidikan
pada
hakekatnya
merupakan
sebagai
suatu
sistem
pada
dasarnya
didik
diharapkan
juga
mengilhami
mereka
ketika
oleh
faham
strukturalisme,
obejektivisme,
terjadi
proses
memorisasi.
Tujuan-tujuan
pembelajaran
menekankan
pada
penambahan
atau
memberi
pada
pengetahuan
pengetahuan
dengan
sesuai
cara
dengan
mengoreksi,
mengungkapkan
gagasan,
dan
saling
meneguhkan.
Peran guru atau pendidik dalam aliran konstuktivisme ini
adalah sebagai fasilitator atau moderator. Tugasnya adalah
7
proses
pembelajaran
siswa
membangun
sendiri
dan
dialogis.
Siswa
baik
dapat
adalah model
mengungkapkan
pengetahuan.
Dalam
pandangan
konstruktivistik
itu
menurut
faham
konstruktivisme
tugas
guru
adalah
dasarnya
dalam
pandangan
konstruktivisme,
isi
kurikulum,
dan
urutan-urutannya,
metode
selalu
lingkungannya.
berusaha
Manusia
menyesuaikan
cenderung
diri
dengan
mengorganisasikan
pengalaman
baru,
dimana
seseorang
skemata,
tetapi
mempengaruhi
atau
menyebabkan
pengembangan
ketika
anak
skemata.
menerima
terjadinya
Sebelum
stimulus
perubahan
terjadi
yang
atau
akomodasi,
baru,
struktur
mampu
melihat
perbedaan-perbedaan
antara
berbagai hal.
Dari faham konstruktivistik, proses pendidikan menekankan
pada perkembangan intelektual yang dihasilkan dari interaksi
antara individu dengan lingkungannya, sehingga kemudian
melalui pengalaman tersebut pengetahuan akan tumbuh dan
akan berkembang.
Pendidikan
sebagai
sebuah
sistem,
pada
dasarnya
memecahkan
problem
kehidupan
yang
dihadapinya.
ketertinggalan
di
segala
aspek
kehidupan
dan
sisdiknas
yang
demokratisasi
dan
masyarakat,
tantangan
baru
tersebut
desentralisasi
antara
pendidikan,
globalisasi,
lain
adalah
peran
kesetaraan
serta
dan
sistem
pendidikan
nasional
diharapkan
mampu
tantangan
sesuai
degan
tuntutan
perubahan
kecakapan
hidup
adalah
pendidikan
yang
yang
bersangkutan
mampu,
sanggup,
dan
terampil
dengan
nikmat
dan
bahagia,
serta
mampu
kesempatan
kepada
sekolah
untuk
pendidikan
berbasis
luas,
serta
mengoptimalkan
kekuatan
spiritual
keagamaan,
pengendalian
diri,
membantu
peserta
didik
agar
nantinya
mampu
yang
pemberdayaan
masyarakat
mengarah
ini
dan
pada
dua
pemberdayaan
hal
yakni
pemerintah
pendidikan
(pasal
4)
disebutkan
bahwa
pendidikan
kecakapan
hidup,
harus
kemasyarakatan
dalam
penyelenggaraan
dan
tersebut
dapat
berperanan
sebagai
sumber,
karena
itu
masyarakat
berhak
menyelenggarakan
landasan
yuridis
tersebut
jelas
kiranya
bahwa
dan
kesejahteraan
pribadi.
Bagi
masyarakat,
kesejahteraan
sosial,
pengurangan
perilaku
2.4. Konsep
dan
Unsur-Unsur
Pendidikan
Kecakapan
Hidup
Tantangan pendidikan nasional yang dihadapi oleh bangsa
Indonesia dari waktu ke waktu meliputi empat hal, yaitu: (1)
pemerataan kesempatan, (2) kualitas, (3) efisiensi, dan (4)
relevansi. Dari berbagai indikator tersebut, problem pendidikan
15
hak-haknya
sebagai
anak,
yang
seharusnya
yang
nantinya
mampu
memecahkan
masalah
16
hidup
sebagai
kecakapan
untuk
bekerja
selain
Broad-Based
Education
menafsirkan
kecakapan
hidup
kemampuan,
kesanggupan,
dan
keterampilan
yang
yang
memberi
bekal
dasar
dan
latihan
yang
sehari-hari
agar
yang
bersangkutan
mampu,
kehidupan
seperti
itu
seseorang
akan
berusaha
dihadapinya,
pandai
melihat
dan
memanfaatkan
personal
(personal
skill),
yang
mencakup
18
dan
kekurangan
yang
dimiliki,
sekaligus
individu
yang
bermanfaat
berfikir
rasional
bagi
diri
sendiri
dan
mencakup
antara
lain
lingkungannya.
Kecakapan
berfikir
rasional)
merupakan
kecakapan
personal.
kecakapan
hidup
yang
disampaikan
di
atas
bekerja,
specifik
life
skill
(SLS)
mencakup
kecakapan
bersifat
akademik/keilmuan.
Kecakapan
akademik
hipotesis
terhadap
suatu
rangkaian
kejadian
untuk
membuktikan
suatu
gagasan
atau
dalam
hal
ini
Gainer
mengklasifikasikan
kecakapan
berkomunikasi,
berfikir
kompherensif.
(b)
meliputi
pemecahan
masalah,
pembelajaran,
kelompok
interpersonal,
dan
berorganisasi
organisasional,
meliputi,
negosiasi,
keterampilan
kreativitas
dan
kepemimpinan.
Dari seluruh kecakapan baik kecakapan general maupun
kecakapan spesifik dalam kehidupan nyata berfungsi secara
terpadu serta tidak terpisah-pisah, sehingga dengan peleburan
tersebut menyatu menjadi tindakan individu yang melibatkan
aspek fisik, mental, emosional dan intelektual.
kesempatan
mengembangkan
kepada
pembelajaran
yang
sekolah
untuk
fleksibel,
sesuai
aset
kualitas
batiniyah,
sikap,
dan
22
untuk
menjaga
kelangsungan
hidup
dan
perkembangannya.
b. Memberikan wawasan yang luas tentang pengembangan
karir, yang dimulai dari pengenalan diri, eksplorasi karir,
orientasi karir, dan penyiapan karir.
c. Memberikan bekal dasar dan latihan-latihan yang dilakukan
secara
pemanfaatan
sumber
daya
sekolah
peserta
didik
kehidupan
yang
dalam
memecahkan
dihadapi
sehari-hari,
lingkungan
sosial
dan
fisik,
narkoba,
23
bagi
peserta
didik
adalah
sebagai
bekal
dalam
untuk
hidup
dengan
cara
yang
peserta
didik
memiliki
benar,
yang
bimbingan lagi.
tingkat
kemandirian,
esensi
dari
pendidikan
kecakapan
hidup,
mampu
24
pengurangan
mereduksi
perilaku
masalah-masalah
destruksif
sosial,
sehingga
dan
dapat
pengembangan
Perubahan
yang
sangat
mendalam
dan
pesat,
tak
pelak
juga
melibatkan
persoalan
pendidikan
dan
mengatasi
persoalan
itu.
Persoalan-
menghadiri
terakhir
pasti
konferensi
merasa
terkejut
internasional
akan
ditahun-tahun
banyaknya
persoalan
tanggungjawab
lembaga
pendidikan
adalah
maka
kemampuan
secara
mandiri
dan
kritis
semuanya
ini
tidak
hanya
memerlukan
kebebasan
bagian-bagian esensial
manajemen
berbasis
sekolah
sebagai
pelaksana
(contextual
teaching
and
learning)
serta
26
mengantisipasi
tantangan
global,
Departemen
berbagai keterampilan
kehidupan
sehari-hari,
akan
tetapi,
dalam
proses
pembelajaran,
paling
tidak
siswa
yang
akan
menjadi
menyelenggarakan kegiatan
acuan
bagi
sekolah
dalam
menggunakan
model
pembelajaran
kontekstual
27
dimiliki
akan
menjadi
sentuhan
dasar
untuk
pengetahuan
baru,
artinya
pemerolehan
tersebut
direvisi
dan
dikembangkan.
(4).
sebagai
agen
perubahan
dan
tempat
28
Pembelajaran
kontekstual
dirasa
sebagai
salah
satu
keterkaitan
antar
disiplin
ilmu,
menggunakan
pelaksanaannya
siswa
di
dalam
pembelajaran
konteks
kontekstual
bermakna
yang
berfikir
serta
kritis
untuk
dan
keterampilan
memperoleh
pemecahan
pengetahuan
dan
mensintesis,
dan
mempresentasikan
29
2. Pengajaran
autentik
(authentic
instruction)
yaitu
konteks
bermakna,
keterampilan
berfikir
dan
ia
mengembangkan
pemecahan
masalah
yang
learning)
yang
berbasis
menumbuhkan
inquiri
strategi
(inquri-based
pengajaran
yang
mengikuti
berbasis
proyek/tugas
membutuhkan
suatu
(project-based
pendekatan
learning)
pengajaran
agar
siswa
dapat
melakukan
penyelidikan
bekerja
secara
mandiri
dan
mengkonstruk
berbasis
memerlukan
kerja
suatu
(work-based
pendekatan
learning)
pengajaran
yang
yang
30
kerja,
komunitas.
sehingga
dengan
demikian
31
32
BAB III
PENUTUP
sekarang,
bagaimana
lembaga
pendidikan
di
33
DAFTAR PUSTAKA
https://pkbmpls.wordpress.com/2008/02/06/latar-belakang
diselenggarakannya-pendidikan-kecakapan-hidup-lifeskills-35/
Arifin, M.Ilmu Pendidikan Islam.Bumi Aksara. Jakarta.1996.
Djohar.Pendidikan Strategik: Alternatif untuk Pendidikan Masa
Depan. LEFSI.2003.
Hidayanto,
Dwi
Nugroho.Belajar
Keterampilan
Keterampilan
(http//www.Depdiknas.go.id/jurnal/37/belajar-berbasis
keterampilan-belajar.htm).
Hitami,Munzir.Mengonsep
Press.Riau. 2004.
Kembali
Pendidikan
Berbasis
Belajar.
Islam.Infinite
Pengembangan
Berbasis
Sekolah.
Pendidikan
PT.
Remaja
Tilaar, H.A.R.
Manajemen Pendidikan Nasional. PT. Remaja
Sosdakarya. Bandung. 1999.
Tim Broad Based Education Depdiknas. Kecakapan Hidup Melalui
Pendekatan Pendidikan Berbasis Luas. SIC. Surabaya. 2002.
Undang-Undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003. Citra
Umbara, Bandung. 2003.
Wahyono, Tekad, Program Keterampilan Hidup (Life Skill
Program) untuk Meningkatkan
Kematangan Vokasional Siswa.
ANIMA Indonesian Psychological Journal. 2002. Vol. 17. No 4