Hubungan Ekonomi Perdagangan Dengan Globalisasi
Hubungan Ekonomi Perdagangan Dengan Globalisasi
DI ERA GLOBALISASI
Oleh:
TANTO ALFIATHUR NUGROHO (2009)
1
menjadi motor penggerak bagi peningkatan GDP, mencapai kondisi optimal
sehingga pertumbuhan ekonomi yang diinginkan dapat dicapai.
Salah satu hal yang dapat dijadikan motor penggerak bagi pertumbuhan
adalah perdagangan internasional. Jika aktifitas perdagangan internasional adalah
ekspor dan impor, maka salah satu dari komponen tersebut atau kedua-duanya
dapat menjadi motor penggerak bagi pertumbuhan.
Tetapi, seperti dikatakan ekonom Jan Kregel, deregulasi dan nilai tukar yang
fleksibel tidak menghilangkan masalah secara keseluruhan; karena solusi yang
diambil tidak menyelesaikan masalah utama. Seperti telah disebutkan oleh ekonom
Robert Triffin pada tahun 1960an, masalah utama ini adalah dipakainya mata uang
nasional sebuah negara sebagai alat pembayaran dan sumber likuiditas global.
Sebagai mata uang global, ia harus mengikuti kebutuhan ekonomi dunia. Tetapi
sebagai mata uang nasional, supply internasional mata uang tersebut ditentukan
oleh kondisi domestik negara tersebut. Karena tidak mungkin untuk suatu negara
membuat kebijakan ekonomi domestik yang ditentukan oleh kebutuhan
internasional, maka mata uang tersebut menjadi tidak stabil.
Dari uraian di atas, dapat diambil dua kesimpulan yang menjadi pelajaran.
Pertama adalah adanya kecenderungan kebijakan ekonomi negara miskin
“terpaksa” mengikuti kebijakan negara kaya. Untuk menjadi kaya, negara miskin
3
perlu pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi daripada pertumbuhan ekonomi
negara kaya; tetapi negara kaya cenderung lebih konservatif dan berhati-hati dalam
hal pertumbuhan ekonomi karena bagi mereka lebih penting mempertahankan
kekayaan, bukan menjadi lebih kaya. Misalnya, ketika ada krisis, IMF cenderung
memberikan solusi dengan menekan pertumbuhan ekonomi negara miskin yang
terkena krisis. Padahal masalah negara miskin tersebut bisa jadi disebabkan
pertumbuhan ekonomi yang kurang akibat ekspor menurun (karena negara kaya
mengencangkan ikat pinggang).
Jadi dapat disimpulkan bahwa kita tidak bisa memungkiri peranan Amerika
Serikat dalam percaturan system ekonomi dunia. Amerika begitu dominan atau
seolah sebagai sebagai penentu/dalang system ekonomi dunia. Yang harus kita
perhatikan sebagai bangsa Indoensia dan Negara-negara berkembang lainnya
adalah bagaimana kita meningkatkan pertumbuhan perekonomian tanpa terganggu
oleh kebijakan-kebijakan perekonomian AS.
Dominasi dan hegemoni Amerika Serikat tetap saja walau telah dibentuk
World Trade organization (WTO). terus berlanjut sampai pada tataran perundingan
pembahasan perdagangan global yang difasilitasi oleh (WTO). Perundingan demi
perundingan dalam konferensi Tingkat Menteri WTO di Genewa 21-30 Juli 2008
berakhir tanpa kesepakatan baru dalam perdagangan global. Negosisasi menemui
jalan buntu ketika membahas mekanisme perlindungan atas sector pertanian di
Negara-negara berkembang terhadap liberalisasi perdagangan yang lebih luas.
Kebuntuan ini disebabkan oleh tidak terjadinya kesepakatan terhadap proposal
penerapan SSM (Special safeguard Mechanism) dari Negara berkembang oleh AS.
4
Sebenarnya perundingan Genewa merupakan kelanjutan perundingan WTO
yang dimulai di Doha, Qatar Nopember 200, tidak lama setelah terjadi tragedy 11
September.. Perundingan ini memunculkan pandangan tentang keterkaitan antara
kemiskinan global dan instabilitas internasional. Negara maju menjanjikan putaran
tersebut sebagai parputaran pembangunan (development round). Perundingan yang
ditujukan bagi terciptanya rezim perdagangan internasional yang lebih
memperhatikan kepentingan Negara berkembang untuk mengatasi kemiskinan.
Sangat ironis sekali dengan apa yang terjadi di Negara-negara maju. Mereka
berusaha skeptis bahkan malah terang-terangan menaikan tariff bea masuk produk
5
impor khususnya hasil pertanian namun menunut diturunkannya tariff masuk
produk-produk bersifat tehnoligi tinggi dimana Negara berkembang tidak punya
kemampuan lebih ke sana. Hal seperti ini bisa dikatakan penjajahan model terkini
dengan alas an globalisasi bidang ekonomi.
6
Cara demikian merupakan wujud dari penerapan demokratisasi ekonomi
yang lebih nyata. Sebagai langkah transisional, saham asing yang hendak
didivestasi bisa dialihkan terlebih dahulu kepada BUMN yang berusaha di sektor
sejenis yang telah tercatat di bursa.
7
Peningkatan produksi-produksi impor unggulan di Negara-negara berkembang tentu
saja berakibat pada keuntungan-keuntungan di sector factory Negara-negara
berkembang, yang pada akhirnya pengangguran dapat diminimalkan atau bahkan
terjadi penciptaan lapangan kerja. Dalam jumlah besar secara signifikan keadaa ini
akan berdampak pada peningkatan kemampuan/daya beli masyarakat negara
berkembang sehingga terciptalah kemakmuran dimana-mana.