Anda di halaman 1dari 21

ASUHAN KEPERAWATAN KEPADA KLIEN DENGAN

HEPATITIS

DISUSUN OLEH :
MARIA GEOVANIA PODU (2009-51-013)
NIA LESTARI SIANTURI (2009-51-22)
NOFA EKA RUSVITA (2009-51-23)
RAPIK (2009-51-025)
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SINT CAROLLUS
PROGRAM DIPLOMA III KEPERAWATRAN
JAKARTA 2011

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karen atas
berkat dan rahmatnya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat
pada waktunya. Adapun tujuan kelompok membuat makalah yang berjudul asuhan
keperawatan pada klien dengan HEPATITIS sebagai pemenuhan tugas mandiri mata
ajar KMB II selain itu kelompok mempunyai tujuan untuk membagi ilmu kepada
teman-teman melalui makalah ini. Kelompok juga mengucapkan terima kasih kepada:
a. Ibu Dewi Prabawati, MAN; selaku dosen pemimbing
b. Ibu Anastasia, Skep, Mkes: selaku koordinator mata ajar KMB III
c. Semua pihak yang telah memberikan bantuan baik ide maupun materi
Akhir kata, kelompok menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna, maka dari
itu kelompok akan sangat berterima kasih untuk semua kritik dan saran yang
membangun guna perbaikan untuk penulisan makalah lain yang akan mendatang.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca.

Jakarta, 01 Maret 2011


Hormat,
Kelompok

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................................... i
KATA PENGANTAR........................................................................................................ ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................


1. Latar Belakang.............................................................................................................
2. Tujuan Penulisan .........................................................................................................
3. Metode Penulisan ........................................................................................................
4. Sistimateka Penulisan..................................................................................................
BAB II TINJAUAN TEORITIS..............................................................................................
A. Konsep Dasar Medik
1. Defenisi.
2. Anatomi Fisiologi.........................................................................................................
3. Klasifikasi.....................................................................................................................
4. Etiologi ........................................................................................................................
5. Patofisiologi .................................................................................................................
6. Tanda dan Gejala .........................................................................................................
7. Tes Diagnostik ..............................................................................................................
8. Penatalaksanaan............................................................................................................
9. Komplikasi ...................................................................................................................
B. Konsep Asuhan Kperawatan ..........................................................................................
1. Pengkajian ....................................................................................................................
2. Diagnosa Keperawatan..................................................................................................
3. Perencanaan ........................................................................................................
4. Dischrge Planning
C. Patoflodiagram
BAB III KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang

1
1
1
2
2

Kesehatan sangat penting dalam kehidupan. Hidup sehat didasari oleh kesadaran
dan kemauan individu dalam menangani kesehatannya sendiri. Kesadaran dan kemauan
hidup sehat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal sebagai salah-satu unsur
kesejahteraan. Sehat berarti bebas dari segala penyakit, kuman maupun infeksi.
Kuman,penyakit dan infeksi dapat hidup dan berkembang dalam lingkungan sekitar kita .
Di berbagai negara berkembang, terutama di Indonesia, masalah kesehatan,
merupakan masalah yang sulit diatasi karena menyangkut berbagai bidang. Salah satu
masalah kesehatan yang berhubungan dengan masalah sanitasi lingkungan, penyediaan
air bersih, masalah limbah adalah penyakit Hepatitis A,B,C,D,E, yang lebih dikenal di
masyarakat dengan sebutan penyakit kuning. Masalah ini akan menjadi semakin berat
dengan

pengaruh

masyarakat

yang

kurang

menunjukkan

kepeduliannya

pada

kebersihan, lingkungan dan higiene perseorangan.


HAV merupakan jenis infeksi Hepatitis virus yang paling sering terjadi di
Amerika Serikat. Pada tahun 1988, 50% dari kasus hepatitis yang dilaporkan terjadi di
Amerika adalah infeksi HAV. (Center of Disease Control 1990). Sering terjadi pada
anak-anak dan dewasa muda. Kasus ini dapat timbul secara epidemi yaitu pada tempattempat yang padat. (Sylvia Anderson, Price, hal 442, tahun 1995).
Insiden hepatitis virus yang terus meningkat semakin menjadi masalah kesehatan
di masyarakat. Penyakit tersebut karena mudah ditularkan, memiliki morbiditas yang
tinggi dan menyebabkan penderitanya absen dari sekolah atau pekerjaan untuk waktu
yang lama (Brunner and Suddarth hal 1169 tahun 2002).
Untuk itu peran perawat sangat penting dalam meningkatkan pengetahuan
masyarakat tentang pemeliharaan, pencegahan penyakit dan cara-cara penularan
penyakit tersebut dan tanda serta gejala penyakit.
B. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah:
1. Untuk mendapatkan gambaran tentang asuhan keperawatan pada klien dengan
Hepatitis
2. Untuk mendapatkan pengalaman secara nyata dalam merawat klien dengan
Hepatitis
3. Untuk menyebarluaskan informasi tentang asuhan keperawatan klien dengan
Hepatitis

4. Memenuhi tugas kelompok KMB III


C. Metode Penulisan
Dalam penulisan makalah ini, penulis menggunakan metode dengan studi
kepustakaan yaitu menggunakan beberapa literatur yang digunakan sebagai
referensi.
D. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan makalah ini diawali dengan kata pengantar, daftar isi yang
dilanjutkan dengan Bab I tentang pendahuluan yang berisi latar belakang, tujuan
penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan. Bab II tentang tinjauan
teoritis, terdiri dari : A. Konsep Dasar Medik (Definisi, Anatomi Fisiologi,
Klasifikasi, Etiologi, Patofisiollogi, Tanda dan Gejala, Test Diagnostik,
Penatalaksanaan, Komplikasi), B. Konsep Asuhan Keperawatan (Pengkajian,
Diagnosa Keperawatan, Rencana Tindakan, Discharge Planning). Bab III
Kesimpulan. Daftar Pustaka.

BAB II
TINJAUAN TEORITIS
a) KONSEP DASAR MEDIK

1. Definisi
Hepatitis adalah inflamasi yang tersebar luas diseluruh sel liver.
(Ignatavicius, hal 1382, 2006)
Hepatitis adalah inflamasi pada liver.(Lewis hal 1108, 2005)
Hepatitis adalah infeksi sistemik oleh virus di sertai nekrosis dan
inflamasi pada sel-sel hati yang menghasilkan kumpulan perubahan
klinis, biokimia serta seluler yang khas.(Bruner & suddarth, hal 1169,
2002)
Hepatitis adalah inflamasi pada liver. (Joyce M. Black hal 1323, 2007)
Hepatitis adalah infeksi sistemik yang dominan menyerang hati. ( IPD
hal 429, 2006)
Kesimpulan : hepatitis adalah infeksi sistemik disertai inflamasi dan nekrosis
yang tersebar luas di sel liver.
2. Anatomi Fisiologi

Hati adalah organ metabolik terbesar dan terpenting dalam tubuh. Hati
terletak di belakang tulang-tulang iga (kosta) dengan berat rata-ratasekitar 1.500
gr atau 2% berat badan orang dewasa normal. Organ ini penting bagi pencernaan
untuk sekresi garam empedu, tetapi hati juga melakukan berbagai fungsi lain,
mencakup hal-hal berikut:
Pengolahan metabolik (karbohidrat,lemak dan protein) setelah
penyerapan mereka dalam saluran pencernaan.

Detoksifikasi atau degradasi zat-zat sisa dan hormon serta obat


dan senyawa asing lainnya.
Sintesis berbagai protein plasma, mencakup protein-protein yang
penting untuk pembekuan darah serta untuk menggangkut hormon
tiroid,steroid,dan kolesterol dalam darah.
Penyimpanan glikogen, lemak, besi, tembaga, dan banyak vitamin.
Pengaktifan vitamin D, yang dilaksanakan oleh hati berdama
ginjal.
Pengeluaran bakteri dan sel darah merah yang usang berkat
adanya makrofag residen.
Eksresi kolesterol dalam bilirubin, yang terakhir adalah produk
penguraian yang berasal dari destruksi sel darah merah yang
sudang usang.
Sebagai metabolisme obat seperti barbiturat dan
amfetamin.metabolisme umumnya menghilangkan aktivitas obat
tersebut meskipun pada sebagian kasus aktivitas obat dapat
terjadi.
Hati memiliki sel hati disebut hepatosit yang mampu melaksankan
berbagai tugas metabolik kecuali aktifitas pagositik yang dilaksanakan oleh sel
makrofag residen atau yang lebih dikenal sel kupffer. Setiap hepatosit dapat
berkontak lansung dengan darah dari dua sumber yaitu dari saluran cerna dan
limfa melalui vena porta hepatika dan dari aorta melalui arteri hepatika.cabangcabang terminalis kedua pembuluh darah ini bersatu untuk membentuk capillary
beds bersama yang merupakan sinusoid hepatika. Dengan demukian, sel-sel hati
(hepatosit) akan terendam oleh campuran darah vena dan arterial. Sinusoid
mengosongkan isinya ke dalam venule yang berada pada bagian tengah masingmasing lubolus hepatika dan dinamakan vena sentralis. Vena sentralis bersatu
membentuk vena hepatika yang merupakan drainase vena dari hati dan akan
mengalirkan isinya kedalam vena kava inferior di dekat diafragma. Hati memiliki
dua lobus utama yaitu kanan dan kiri. Lobus kanan dibagi menjadi segmen
anterior dan posterior oleh fisura segmentalis kanan yang tidak terlihat dari luar.
Lobus kiri dibagi menjadi segmen medial dan lateral oleh ligamentum pasipornis
yang terlihat dari luar.
Ligamentum pasipornis berjalan dari hati ke diafragma dari dinding depan
abdomen. Setiap lobulus hati terbagi menjadi struktur-struktur yang disebut

sebagai lobulus yang merupakan unit mikroskopis dan fungsional organ. Setiap
lobulus merupakan badan heksagonal yang terdiri atas lempeng-lempeng sel hati
berbentuk kubus,tersusun radial mengelilingi vena sentralis yang mengalirkan
darah dari lobulus. Hati manusia memiliki maksimal 100.000 lobulus.
Saluran empedu terkecil yang disebut kanalikulus terletak antara lobulus
hati. kanalikulus menerima hasil sekresi dari hepatosit dan membawanya ke
saluran empedu yang lebih besar yang akhirnya akan membentuk duktus
hepatikus. Duktus hepatikus dari hati dan duktus sistikus dari kandung empedu
bergabung untuk membentuk duktus koledokus (common bile duct) yang akan
mengosongkan isinya kedalam intestinum. Aliran empedu ke dalam intestinum
dikendalikan oleh sfingter Oddi yang terletak pada tempat sambungan dimana
duktus koledokus memasuki doudenum.
Permukaan hati diliputi oleh peritoneum viseralis, kecuali daerah kecil
pada permukaan posterior yang melekat lansung pada diafragma. Beberapa
ligamentum yang merupakan peritoneum membantu menyosong hati. Di bawah
peritoneum terdapat jaringan ikat padat yang disebut sebagai kapsula Glisson ,
yang meliputi permukaan seluruh organ,bagian paling tebal kapsula ini terdapat
pada porta hepatis, membentuk rangka untuk cabang vena porta, arteri hepatika,
dan saluran empedu. Porta hepatis adalah fisura pada hati tempat masuknya vena
porta dan arteri hepatika serta tempat keluarnya duktus hepatika.
3. Klasifikasi
Hepatitis Akut
Hepatitis yang berlangsung kurang dari 6 bulan. Hepatitis ini
mempunyai gejala yang lebih nyata dan prognosis yang lebih baik
daripada hepatitis kronis.
Hepatitis kronis
Hepatitis yang berlangsung lebih dari 6 bulan. Gejala Hepatitis ini
muncul bertahap. Dengan harapan kesembuhan yang tidak sebagus
hepatitis akut.
4.

Etilogi
a) Hepatitis Viral:
Hepatitis A:
Disebut juga dengan nama hepatitis infeksiosa.
Etiologi : virus hepatitis A (HAV).

Cara penularan : jalur faecal-oral, terutama lewat konsusmsi makanan

atau minuman yang tercemar virus tersebut.


Virus ditemukan dalam tinja.
Masa inkubasi 15-50 hari.

Hepatitis B:
Disebut juga hepatitis serum
Etiologi : virus hepatitis B (HBV).
Cara penularan :melalui darah (jalur perkutan/parenteral) atau lewat
kontak dengan karier atau penderita infeksi akut, kontak seksual dan
oral (saliva dan secret vagina), penularan perinatal dari ibu kepada

bayi nya.
Masa inkubasi 45-180 hari.

Hepatitis C:
Disebut juga hepatitis non-A,non-B.
Etiologi:virus hepatitis C (HCV).
Cara penularan : melalui tranfusi darah, kontak seksual,perinatal dari

ibu kepada bayinya.


Masa inkubasi:14-180 hari.
Hepatitis D:
Disebut juga Delta virus
Etiologi :virus hepatitis D (HDV)
Cara penularan : melalui darah (jalur perkutan/parenteral) atau lewat
kontak dengan karier atau penderita infeksi akut, kontak seksual dan
oral (saliva dan secret vagina), penularan perinatal dari ibu kepada

bayi nya.
Masa inkubasi : 2-26 minggu.

Hepatitis E :
Disebut juga hepatitis epidemic non-A, non-B.
Etiologi: virus hepatitis E (HEV)
Cara penularan:melalui pekal-oral terutama lewat konsusmsi makanan

atau minuman yang tercemar virus tersebut.


Masa inkubasi 15-64 hari.

Hepatitis F:
Disebut juga hepatitis epidemic non-A, non-B.
Etiologi: virus hepatitis F (HFV)
Cara penularan:melalui pekal-oral terutama lewat konsusmsi makanan
atau minuman yang tercemar virus tersebut.

Hepatitis G:
Disebut juga hepatitis epidemic non-A, non-B.
Etiologi: virus hepatitis G (HGV)
Cara penularan:melalui pekal-oral terutama lewat konsusmsi makanan
atau minuman yang tercemar virus tersebut.

*Hepatitis F dan G masih jarang ditemukan.


b) Hepatitis yang dikarenakan pemakaian obat-obat hepatotoksik dalam jangka
waktu lama dan dosis besar. Beberapa obat yang dapat menyebabkan
Hepatitis meliputi:
- Hormonal contraceptives
- Ibuprofen and indomethacin
- Isoniazid (INH), rifampicin, dan pyrazinamide
- Methyldopa
- Nifedipine
- Paracetamol
- Phenytoin,dll.
c) Hepatitis Alkoholik
Hepatitis yang terjadi karena konsumsi minuman beralkohol dalam jangka
waktu yang lama dan jumlah yang besar.
d) Hepatitis Autoimun
Autoimun disease adalah suatu penyakit dimana sistem kekebalan tubuh
menyerang komponen-komponen tubuh itu sendiri. Dalam beberapa kasus,
sistem imun ini kadang menyerang hati dan menyebabkan Hepatitis.
e) Toxic Hepatitis
Hepatitis yang disebabkan karena toxin. Beberapa Toxin yang dapat
menyebabkan hepatitis antara lain:
f) - Amatoxin
- Aflatoxin
- Carbon Tetrachloride, Chloroform
- Cylindrospermopsin
5. Patofisiologi

Hepar terkena agen penyebab, maka terjadi pembesaran hepar dengan selsel mengalami peradangan. Agen penyebab itu adalah virus hepatitis yang
bersangkutan sehingga hepatosit mengalami perubahan patologis yang
disebabkan oleh respon kekebalan tubuh terhadap virus. Hepatititis juga
disebabkan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan dan bahan-bahan kimia.
Terjadi reaksi inflamasi yang menyebar pada hepar. Seiring dengan
berkembangnya inflamasi pada hepar, pola normal pada hepar terganggu.
Gangguan terhadap suplai darah normal pada sel-sel hepar ini menyebabkan
nekrosis dan kerusakan sel-sel hepar.
Terbentuk juga kompleks antigen-antobody sebagai respon imun terhadap
virus, antara virus dan antibodi yang sesuai bentuk kompleks imun beredar di
fase awal hepatitis. kompleks imun beredar mengaktifkan sistem pelengkap.
Manifestasi klinis aktivasi ini adalah ruam, angioedema, arthritis, demam dan
malaise. cryoglobulinaemia (protein abnormal ditemukan dalam darah),
vaskulitis glomerulonephritisnd juga telah ditemukan sekunder untuk aktivasi
komplek imun.
Inflamasi pada hepar karena invasi virus akan menyebabkan peningkatan
suhu badan dan peregangan kapsula hati yang memicu timbulnya perasaan tidak
nyaman pada perut kuadran kanan atas. Hal ini dimanifestasikan dengan adanya
rasa mual dan nyeri di ulu hati. Kerusakan sel hati dalam nekrosis sel hati
disebabkan oleh adanya proliferasi dan pembesaran cels Kupfer.
Akibat proses perkembangan penyakit, lobus hati yang normal mengalami
pembesaran disebabkan oleh penyebaran peradangan, nekrosis dan regenerasi
hepatocelluler. Tekanan dari sirkulasi portal meningkat sebagai akibat dari
pembesaran, berpengaruh pada aliran darah ke lobus hati. Edema dari saluran
hati empedu menyebabkan obstruktif intrahepatik yang menyebabkan jaundice.
Timbulnya ikterus juga karena kerusakan sel parenkim hati. Walaupun jumlah
billirubin yang belum mengalami konjugasi masuk ke dalam hati tetap normal,
tetapi karena adanya kerusakan sel hati dan duktuli empedu intrahepatik, maka
terjadi kesukaran pengangkutan billirubin tersebut didalam hati. Selain itu juga
terjadi kesulitan dalam hal konjugasi. Akibatnya billirubin tidak sempurna
dikeluarkan melalui duktus hepatikus, karena terjadi retensi (akibat kerusakan sel
ekskresi) dan regurgitasi pada duktuli, empedu belum mengalami konjugasi
(bilirubin indirek), maupun bilirubin yang sudah mengalami konjugasi (bilirubin

direk). Jadi ikterus yang timbul disini terutama disebabkan karena kesukaran
dalam pengangkutan, konjugasi dan eksresi bilirubin.
Tinja mengandung sedikit sterkobilin oleh karena itu tinja tampak pucat
(abolis). Karena bilirubin konjugasi larut dalam air, maka bilirubin dapat
dieksresi ke dalam kemih, sehingga menimbulkan bilirubin urine dan kemih
berwarna gelap. Peningkatan kadar bilirubin terkonjugasi dapat disertai
peningkatan garam-garam empedu dalam darah yang akan menimbulkan gatalgatal pada ikterus.
6. Tanda dan Gejala
-

Diklasifikasikan dalam 3 fase.


a. Pre ikterik/prodromal phase (1-21 hari)
Anoreksia/tidak nafsu makan
Nausea
Sakit kepala
Malaise
Demam
Abdominal discomfort/perut begah
Muntah
Urine berwarna gelap, disebabkan oleh peningkatan bilirubin
BB
b. Ikterik phase (2-4 minggu)
Jaundice, karena bilirubin berdifusi ke dalam jaringan
Urine berwarna gelap
Feses berwarna dempul
Pruritus
Demam
Fatigue
Hati membesar
BB
Bilirubinuria
Gangguan pencernaan

c. Post icterik phase (2-4 bulan)


Hepatomegaly
Malaise
Mudah lemah
-

Kadang seperti influenza/penyakit gastrointestinal.

7. Tes Diagnostik
a) Laboratorium :
Pemeriksaan antigen
- Hepatitis A (HAV) : Anti-HAV-IgM-positif pada hepatitis akut; IgG
-

positif setelah infeksi


Hepatitis B (HBV) : HBsAg, HBV-DNA, anti-HBc-IgM, HbeAg, anti-

HBsAg
- Hepatitis C (HCV) : Anti-HCV atau anti-HDV, HCV RNA
- Hepatitis D (HDV) : HDAg-positif (anti-HDV), HDV RNA serum
- Hepatitis E (HEV) : Anti-HEV
- Hepatitis G (HGV) : Anti-HGV
Pemeriksaan pigmen :
urobilirubin direk
bilirubun serum total
bilirubin urine
urobilinogen urine
urobilinogen feses
Pemeriksaan protein :
- protein totel serum
- albumin serum menurun
- globulin serum meningkat
Waktu protombin
- respon waktu protombin terhadap vitamin K
Serum liver enzim:
- Alanin aminotransferase (ALT) atau SGPT : elevasi pada fase pre ikhterik.
- Aspartate aminotransferase (AST) atau SGOT : elevasi pada fase pre ikhterik.
- LDH
- Amonia serum
ELISA (enzyme-linked immunosorbent assay) : dengan screening test untuk
pasien yang suspect dengan hepatitis C

b) Radiologi
foto rontgen abdomen
pemindahan hati denagn preparat technetium, emas, atau rose bengal
yang berlabel radioaktif
kolestogram dan kalangiogram
arteriografi pembuluh darah seliaka
c) laparoskopi
d) biopsi hati
e) Pemeriksaan Fisik
Palpasi : ada pembesaran pada hepar
Inspeksi : untuk melihat iktherik
f) USG : untuk melihat pembesaran pada hepar
8. Penatalaksanaan Medik
a. Farmakoterapi
- Vaksin Imunoglobulin : untuk mengurangi keparahan infeksi hepatitis dan
-

sebagai perlindungan sebelum terkena hepatitis


Interferon- : untuk menurunkan resiko kejadian infeksi kronik. (Contoh obat

: Pegasys, PEG-Intron)
Agen antiviral : sebagai agen antivirus. (Contoh obat : lamivudine,ribavirin,

adefovir)
- Anti-inflamasi : ibuprofen, indometasin
- Antihipertensi : methyldopa, captopril
- Diuretik : chlorothiazide
- Terapi obat kortikosteroid, menurunkan serum transamine dan kadar bilirubin
b. Tirah baring
Untuk menurunkan kerja metabolisme hati
c. Nutrisi
Diet rendah lemak dan tinggi karbohidrat, dan dapat diberikan makanan
secara IV bila pasien terus-menerus muntah
9. Komplikasi
- Fulminan Hepatitis
Hepatitis virus fulminan adalah sindrom klinis yang mengakibatkan kerusakan
parah atau nekrosis sel hati dan gagal hati potensial. Hepatitis virus fulminan
berkembang pada pasien persentase kecil. Gangguan yang mungkin terjadi
sebagai komplikasi dari hepatitis B, terutama hepatitis B disertai oleh infeksi virus
delta (HDV). Hepatitis fulminan terjadi lebih jarang dengan HAV atau HCV.
reaksi toksik terhadap obat dan gangguan metabolisme bawaan juga dapat
menyebabkan hepatitis fulminan dan gagal hati. Hepatocellura kegagalan dengan
kematian biasanya terjadi kecuali transplantasi hati mendesak dapat dilakukan.
-

Hepatitis Kronis

Biasanya terjadi sebagai akibat hepatitis B atau C. Perpaduan infeksi hepatitis D


(HDV) pada klien dengan HBV kronis juga dapat menyebabkan hepatitis kronis.
Seperti disebutkan sebelumnya, hepatitis kronis dapat menyebabkan sirosis dan
-

kanker hati.
Anemia aplastik
Anemia aplastik, meskipun jarang, pembawa angka kematian yang tinggi
yang langka ketika itu terjadi setelah hepatitis virus akut. Tidak ada
perawatan telah terbukti efektif dalam membalikkan kondisi ini. Manajemen
mendukung dan paliatif. Terapi meliputi (1) cairan IV untuk memberikan
hidrasi, (2) koreksi kelainan elektrolit, (3) obat untuk mengurangi rasa sakit
dan nause, dan (4) asupan kalori yang memadai.

B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


1. Pengkajian
a. Pola persepsi kesehatan dan pemeliharaan kesehatan
-

Riwayat alkoholis

Higiene yang buruk

Sanitasi lingkungan yang buruk

b. Pola nutrisi metabolik


-

Demam, berat badan menurun

Anoreksia

Muntah, mual, perut begah

c. Pola eliminasi
-

Urine berwarna gelap

Feses warna dempul

Konstipasi/diare

d. Pola aktivitas dan latihan


-

Nyeri otot, malaise

e. Pola tidur dan istrirahat


- Tidak dapat tidur karena demam, pruritus, sakit kepala, nyeri
f. Pola persepsi sensori kognitif
-

Nyeri pada kuadran kanan atas

Sakit kepala

Pruritus

g. Pola persepsi dan konsep diri


- Gangguan bodi image karena seluruh badan tampak kuning, ikterik
- Merasa terisolasi
h. Pola peran dan hubungan dengan sesama

Kesulitan memenuhi tanggung jawab karena fatigue

Penurunan keikutsertaan dalam aktivitas sosial yang biasa dilakukan

i. Pola reproduksi dan seksualitas


-

Penurunan aktivitas seksualitas karena takut menular

penurunan libido

impoten/ disfungsi orgasme sehubungan dengan kelelahan

j. Pola mekanisme koping dan toleransi terhadap stres.


-

Kecemasan b.d tindakan medik

Kecemasan b.d penyakit yang berkelanjut menjadi kronis.


k. Pola sistem nilai kepercayaan

Tampak alat-alat doa di dekat klien

2. Diagnosa Keperawatan
a. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual,
muntah dan tidak nafsu makan.
b. Intoleransi beraktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik, malaise, sakit
kepala.
c. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pruritus.
d. Gangguan body image berhubungan dengan ikterik.
e. Risiko tinggi penularan infeksi berhubungan dengan kurang pengetahuan
tentang sumber pencegahan infeksi.

3. Perencanaan
a. DP1 Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
mual, muntah dan tidak nafsu makan.
Hasil yang diharapkan:
-

Nutrisi klien terpenuhi

Mual berkurang sampai dengan hilang.

Intervensi

1) Hidangkan makanan dalam porsi kecil tapi sering dan hangat.


Rasional: Makanan yang hangat menambah nafsu makan.
2) Kaji kebiasaan makan klien.
Rasional: Jenis makanan yang disukai akan membantu meningkatkan
nafsu makan klien.
3) Ajarkan teknik relaksasi yaitu tarik napas dalam.
Rasional: Tarik nafas dalam membantu untuk merelaksasikan dan
mengurangi mual.
4) Timbang berat badan bila memungkinkan.
Rasional: Untuk mengetahui perubahan nutrisi
b. DP 2 Intoleransi beraktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik.
Hasil yang diharapkan: Klien menunjukkan peningkatan toleransi dalam
beraktivitas yang ditandai dengan: tidak mengeluh
lemas, klien beraktivitas secara bertahap.
Intervensi
1) Anjurkan klien istirahat yang cukup.
Rasional: Istirahat akan memberikan energi yang cukup dan membantu
dalam proses penyembuhan.
2) Kaji keluhan klien saat beraktivitas.
Rasional: Mengidentifikasi kelainan beraktivitas.
3) Kaji kemampuan klien dalam beraktivitas.
Rasional: Menentukan aktivitas yang boleh dilakukan.
c. DP 3 Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pruritus.
Hasil yang diharapkan:
-

Rasa gatal berkurang sampai dengan hilang.

Klien dapat menjaga keutuhan integritas kulit.

Intervensi
1) Anjurkan pada klien agar kuku tetap pendek.
Rasional: Kuku pendek dapat mengurangi kulit terluka akibat garukan.
2) Jaga higiene kulit dan gunakan pelembab.
Rasional: Pelembab dapat mencegah kulit tetap kering dan kerusakan
integritas kulit.
3) Jaga alat tenun tetap rapi dan bersih serta kering.

Rasional: Untuk mengurangi penekanan pada kulit.


4) Jelaskan pada klien penyebab gatal.
Rasional: Meningkatkan pengetahuan klien sehingga klien kooperatif.
d. DP 4 Gangguan body image berhubungan dengan ikterik.
Hasil yang diharapkan: Klien dapat beradaptasi dengan perubahan kulitnya.
Intervensi
1) Dengarkan klien dalam mengungkapkan perasaannya.
Rasional: Menurunkan kecemasan.
2) Informasikan semua tindakan.
Rasional: Klien tahu dan kooperatif.
3) Jelaskan proses terjadinya penyakit.
Rasional: Meningkatkan pengetahuan Klien mengenai proses penyakit.
e. DP 5 Risiko tinggi terjadi penularan infeksi berhubungan dengan kurang
pengetahuan tentang sumber infeksi dan pencegahan infeksi.
Hasil yang diharapkan: Klien menjelaskan metode penularan dan metode
pencegahan kepada orang lain.
Intervensi
1) Jelaskan faktor-faktor penyebab penularan hepatitis.
Rasional: Klien mengerti dan melakukan upaya-upaya pencegahan.
2) Ajarkan pada klien untuk melakukan tindakan pencegahan.
Rasional: Mengurangi risiko kontaminasi silang.
3) Jelaskan contoh terjadinya infeksi.
Rasional: Klien dapat mencegah penyebaran hepatitis.

4. Discharge Planning
a. Anjurkan klien dan keluarga untuk memelihara kebersihan perorangan yang
baik dengan menekankan kebiasaan mencuci tangan dengan cermat (sesudah
Bab dan sebelum makan).
b. Anjurkan klien dan keluarga menjaga lingkungan, makanan, dan suplai air
yang aman disamping pembuangan limbah yang baik.
c. Klien dan keluarga pentingnya upaya menghindari minuman beralkohol dan
merokok.

d. Anjurkan klien untuk tidak jajan sembarangan.


e. Ajarkan pasien tentang dosis, waktu minum obat secara teratur serta fungsi
obat.
f. Anjurkan klien mengurangi makanan berlemak.
g. Kontrol ke dokter sesuai pesanan.

BAB III
KESIMPULAN
Hepatitis adalah peradangan (inflamasi) pada hati yang diakibatkan oleh virus
Hepatitis,reaksi toksik terhadap obat-obatan dan bahan-bahan kimia . Penyebaran dari
virus Hepatitis

melalui rute fekal-oral, transfusi darah, kontak seksual dan melalui

makanan dan minuman yang tercemar oleh virus hepatitis dan juga didorong oleh
sanitasi yang buruk, higiene individu yang kurang dan kebiasaan mengkonsumsi
alkohol. Untuk mendiagnosa pasien terkena hepatitis dilakukan beberapa pemeriksaan
diagnostic. Tanda dan gejala yang mungkin muncul yaitu tidak nafsu makan, mual,
muntah, urine berwarna gelap, nyeri pada perut kuadran kanan atas, ikterik,. Pengobatan
yang diperlukan untuk penyakit ini yaitu terapi, tirah baring, dan asupan nutrisi yang

adekuat serta penyuluhan untuk mencegah terjadinya hepatitis berulang tindakan yang
harus dilakukan perawat adalah menganjurkan klien untuk mematuhi diit, menghindari
alkohol, menjaga kesehatan secara optimal dengan cara menjaga kebersihan diri dan
lingkungan, menghindari pemakaian alat-alat makan yang terkontaminasi, sikat gigi
secara bersama-sama, dan yang paling utama adalah cuci tangan, sesudah BAB dan
sebelum makan. Untuk masyarakat disarankan agar selalu menjaga kebersihan
lingkungan dan membawa anak-anak untuk mendapat imunisasi Hepatitis. Bila tidak
diatasi dengan benar akan menimbulkan komplikasi.

DAFTAR PUSTAKA
Ignatavicius, Dona D. & Workman, M. Linda. 2006. Medical Surgical Nursing Critical Thinking for
Colaborative Care. Edisi 5, volume 2. Philadelphia: Elsevier Saunder
Black, Joyce M. & Hawks, Jane Hokanson. 2009. Medical Surgical Nursing. Edisi 8, volume 2.
Singapore: Elsevier
Lewis. 2000. Medical Surgical Nursing : Assessment & Management of Clinical Problem. Edisi 7,
volume 2. Philadelphia : Mosby Inc
Price, Sylvia A. 2005. Patofisiologi : konsep klinis proses-proses penyakit. Edisi 6, volume 1. Jakarta:
EGC
Sheerwood, Lauralee. 2001. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Edisi 2. Jakarta: EGC
Smeltzer, Suzanne C. & Bare, Brenda G. 2001. Brunner & suddarth Keperawatan Medikal Bedah.
Edisi 8, vulome 2. Jakarta: EGC
Sudoyo, Aru W. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 4, jilid 1. Jakarta: Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia

C.PATOWLODIAGRAM

Alkohol
Obat-obatan
Autoimun disese
Toxic hepatitis

Virus Hepatitis

Fekal oral,
transfusi darah,
kontak seks
Inflamasi
Hepatomegali
Peregangan
Heparkapsula hati
Gangguan suplai darah
Nekrosis
Kerusakan sel kuppfer
Tekanan sirkulasi portal
meningkat
Edema saluran empedu
Obstruksi intra hepatik

DP.kerusakan
integritas kulit

pruritus

Ikterik/jaundice

suhu
-Nyeri abdomen
kuadran atas
-mual

kelemahan

DP. Resti
infeksi

DP. Perubahan
nutrisi < keb.
tubuh

DP.intoleransi
aktivitas

Warna
Kerusakan
urin
pengangkutan
DP. gelap
Gangguan
body bilirubin, gangguan
Feses
konjugasi,
dempul
ekskresi
bilirubin
image

Anda mungkin juga menyukai