Makalah Hepatitis 2003
Makalah Hepatitis 2003
HEPATITIS
DISUSUN OLEH :
MARIA GEOVANIA PODU (2009-51-013)
NIA LESTARI SIANTURI (2009-51-22)
NOFA EKA RUSVITA (2009-51-23)
RAPIK (2009-51-025)
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SINT CAROLLUS
PROGRAM DIPLOMA III KEPERAWATRAN
JAKARTA 2011
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karen atas
berkat dan rahmatnya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat
pada waktunya. Adapun tujuan kelompok membuat makalah yang berjudul asuhan
keperawatan pada klien dengan HEPATITIS sebagai pemenuhan tugas mandiri mata
ajar KMB II selain itu kelompok mempunyai tujuan untuk membagi ilmu kepada
teman-teman melalui makalah ini. Kelompok juga mengucapkan terima kasih kepada:
a. Ibu Dewi Prabawati, MAN; selaku dosen pemimbing
b. Ibu Anastasia, Skep, Mkes: selaku koordinator mata ajar KMB III
c. Semua pihak yang telah memberikan bantuan baik ide maupun materi
Akhir kata, kelompok menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna, maka dari
itu kelompok akan sangat berterima kasih untuk semua kritik dan saran yang
membangun guna perbaikan untuk penulisan makalah lain yang akan mendatang.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................................... i
KATA PENGANTAR........................................................................................................ ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................... iii
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
1
1
1
2
2
Kesehatan sangat penting dalam kehidupan. Hidup sehat didasari oleh kesadaran
dan kemauan individu dalam menangani kesehatannya sendiri. Kesadaran dan kemauan
hidup sehat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal sebagai salah-satu unsur
kesejahteraan. Sehat berarti bebas dari segala penyakit, kuman maupun infeksi.
Kuman,penyakit dan infeksi dapat hidup dan berkembang dalam lingkungan sekitar kita .
Di berbagai negara berkembang, terutama di Indonesia, masalah kesehatan,
merupakan masalah yang sulit diatasi karena menyangkut berbagai bidang. Salah satu
masalah kesehatan yang berhubungan dengan masalah sanitasi lingkungan, penyediaan
air bersih, masalah limbah adalah penyakit Hepatitis A,B,C,D,E, yang lebih dikenal di
masyarakat dengan sebutan penyakit kuning. Masalah ini akan menjadi semakin berat
dengan
pengaruh
masyarakat
yang
kurang
menunjukkan
kepeduliannya
pada
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
a) KONSEP DASAR MEDIK
1. Definisi
Hepatitis adalah inflamasi yang tersebar luas diseluruh sel liver.
(Ignatavicius, hal 1382, 2006)
Hepatitis adalah inflamasi pada liver.(Lewis hal 1108, 2005)
Hepatitis adalah infeksi sistemik oleh virus di sertai nekrosis dan
inflamasi pada sel-sel hati yang menghasilkan kumpulan perubahan
klinis, biokimia serta seluler yang khas.(Bruner & suddarth, hal 1169,
2002)
Hepatitis adalah inflamasi pada liver. (Joyce M. Black hal 1323, 2007)
Hepatitis adalah infeksi sistemik yang dominan menyerang hati. ( IPD
hal 429, 2006)
Kesimpulan : hepatitis adalah infeksi sistemik disertai inflamasi dan nekrosis
yang tersebar luas di sel liver.
2. Anatomi Fisiologi
Hati adalah organ metabolik terbesar dan terpenting dalam tubuh. Hati
terletak di belakang tulang-tulang iga (kosta) dengan berat rata-ratasekitar 1.500
gr atau 2% berat badan orang dewasa normal. Organ ini penting bagi pencernaan
untuk sekresi garam empedu, tetapi hati juga melakukan berbagai fungsi lain,
mencakup hal-hal berikut:
Pengolahan metabolik (karbohidrat,lemak dan protein) setelah
penyerapan mereka dalam saluran pencernaan.
sebagai lobulus yang merupakan unit mikroskopis dan fungsional organ. Setiap
lobulus merupakan badan heksagonal yang terdiri atas lempeng-lempeng sel hati
berbentuk kubus,tersusun radial mengelilingi vena sentralis yang mengalirkan
darah dari lobulus. Hati manusia memiliki maksimal 100.000 lobulus.
Saluran empedu terkecil yang disebut kanalikulus terletak antara lobulus
hati. kanalikulus menerima hasil sekresi dari hepatosit dan membawanya ke
saluran empedu yang lebih besar yang akhirnya akan membentuk duktus
hepatikus. Duktus hepatikus dari hati dan duktus sistikus dari kandung empedu
bergabung untuk membentuk duktus koledokus (common bile duct) yang akan
mengosongkan isinya kedalam intestinum. Aliran empedu ke dalam intestinum
dikendalikan oleh sfingter Oddi yang terletak pada tempat sambungan dimana
duktus koledokus memasuki doudenum.
Permukaan hati diliputi oleh peritoneum viseralis, kecuali daerah kecil
pada permukaan posterior yang melekat lansung pada diafragma. Beberapa
ligamentum yang merupakan peritoneum membantu menyosong hati. Di bawah
peritoneum terdapat jaringan ikat padat yang disebut sebagai kapsula Glisson ,
yang meliputi permukaan seluruh organ,bagian paling tebal kapsula ini terdapat
pada porta hepatis, membentuk rangka untuk cabang vena porta, arteri hepatika,
dan saluran empedu. Porta hepatis adalah fisura pada hati tempat masuknya vena
porta dan arteri hepatika serta tempat keluarnya duktus hepatika.
3. Klasifikasi
Hepatitis Akut
Hepatitis yang berlangsung kurang dari 6 bulan. Hepatitis ini
mempunyai gejala yang lebih nyata dan prognosis yang lebih baik
daripada hepatitis kronis.
Hepatitis kronis
Hepatitis yang berlangsung lebih dari 6 bulan. Gejala Hepatitis ini
muncul bertahap. Dengan harapan kesembuhan yang tidak sebagus
hepatitis akut.
4.
Etilogi
a) Hepatitis Viral:
Hepatitis A:
Disebut juga dengan nama hepatitis infeksiosa.
Etiologi : virus hepatitis A (HAV).
Hepatitis B:
Disebut juga hepatitis serum
Etiologi : virus hepatitis B (HBV).
Cara penularan :melalui darah (jalur perkutan/parenteral) atau lewat
kontak dengan karier atau penderita infeksi akut, kontak seksual dan
oral (saliva dan secret vagina), penularan perinatal dari ibu kepada
bayi nya.
Masa inkubasi 45-180 hari.
Hepatitis C:
Disebut juga hepatitis non-A,non-B.
Etiologi:virus hepatitis C (HCV).
Cara penularan : melalui tranfusi darah, kontak seksual,perinatal dari
bayi nya.
Masa inkubasi : 2-26 minggu.
Hepatitis E :
Disebut juga hepatitis epidemic non-A, non-B.
Etiologi: virus hepatitis E (HEV)
Cara penularan:melalui pekal-oral terutama lewat konsusmsi makanan
Hepatitis F:
Disebut juga hepatitis epidemic non-A, non-B.
Etiologi: virus hepatitis F (HFV)
Cara penularan:melalui pekal-oral terutama lewat konsusmsi makanan
atau minuman yang tercemar virus tersebut.
Hepatitis G:
Disebut juga hepatitis epidemic non-A, non-B.
Etiologi: virus hepatitis G (HGV)
Cara penularan:melalui pekal-oral terutama lewat konsusmsi makanan
atau minuman yang tercemar virus tersebut.
Hepar terkena agen penyebab, maka terjadi pembesaran hepar dengan selsel mengalami peradangan. Agen penyebab itu adalah virus hepatitis yang
bersangkutan sehingga hepatosit mengalami perubahan patologis yang
disebabkan oleh respon kekebalan tubuh terhadap virus. Hepatititis juga
disebabkan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan dan bahan-bahan kimia.
Terjadi reaksi inflamasi yang menyebar pada hepar. Seiring dengan
berkembangnya inflamasi pada hepar, pola normal pada hepar terganggu.
Gangguan terhadap suplai darah normal pada sel-sel hepar ini menyebabkan
nekrosis dan kerusakan sel-sel hepar.
Terbentuk juga kompleks antigen-antobody sebagai respon imun terhadap
virus, antara virus dan antibodi yang sesuai bentuk kompleks imun beredar di
fase awal hepatitis. kompleks imun beredar mengaktifkan sistem pelengkap.
Manifestasi klinis aktivasi ini adalah ruam, angioedema, arthritis, demam dan
malaise. cryoglobulinaemia (protein abnormal ditemukan dalam darah),
vaskulitis glomerulonephritisnd juga telah ditemukan sekunder untuk aktivasi
komplek imun.
Inflamasi pada hepar karena invasi virus akan menyebabkan peningkatan
suhu badan dan peregangan kapsula hati yang memicu timbulnya perasaan tidak
nyaman pada perut kuadran kanan atas. Hal ini dimanifestasikan dengan adanya
rasa mual dan nyeri di ulu hati. Kerusakan sel hati dalam nekrosis sel hati
disebabkan oleh adanya proliferasi dan pembesaran cels Kupfer.
Akibat proses perkembangan penyakit, lobus hati yang normal mengalami
pembesaran disebabkan oleh penyebaran peradangan, nekrosis dan regenerasi
hepatocelluler. Tekanan dari sirkulasi portal meningkat sebagai akibat dari
pembesaran, berpengaruh pada aliran darah ke lobus hati. Edema dari saluran
hati empedu menyebabkan obstruktif intrahepatik yang menyebabkan jaundice.
Timbulnya ikterus juga karena kerusakan sel parenkim hati. Walaupun jumlah
billirubin yang belum mengalami konjugasi masuk ke dalam hati tetap normal,
tetapi karena adanya kerusakan sel hati dan duktuli empedu intrahepatik, maka
terjadi kesukaran pengangkutan billirubin tersebut didalam hati. Selain itu juga
terjadi kesulitan dalam hal konjugasi. Akibatnya billirubin tidak sempurna
dikeluarkan melalui duktus hepatikus, karena terjadi retensi (akibat kerusakan sel
ekskresi) dan regurgitasi pada duktuli, empedu belum mengalami konjugasi
(bilirubin indirek), maupun bilirubin yang sudah mengalami konjugasi (bilirubin
direk). Jadi ikterus yang timbul disini terutama disebabkan karena kesukaran
dalam pengangkutan, konjugasi dan eksresi bilirubin.
Tinja mengandung sedikit sterkobilin oleh karena itu tinja tampak pucat
(abolis). Karena bilirubin konjugasi larut dalam air, maka bilirubin dapat
dieksresi ke dalam kemih, sehingga menimbulkan bilirubin urine dan kemih
berwarna gelap. Peningkatan kadar bilirubin terkonjugasi dapat disertai
peningkatan garam-garam empedu dalam darah yang akan menimbulkan gatalgatal pada ikterus.
6. Tanda dan Gejala
-
7. Tes Diagnostik
a) Laboratorium :
Pemeriksaan antigen
- Hepatitis A (HAV) : Anti-HAV-IgM-positif pada hepatitis akut; IgG
-
HBsAg
- Hepatitis C (HCV) : Anti-HCV atau anti-HDV, HCV RNA
- Hepatitis D (HDV) : HDAg-positif (anti-HDV), HDV RNA serum
- Hepatitis E (HEV) : Anti-HEV
- Hepatitis G (HGV) : Anti-HGV
Pemeriksaan pigmen :
urobilirubin direk
bilirubun serum total
bilirubin urine
urobilinogen urine
urobilinogen feses
Pemeriksaan protein :
- protein totel serum
- albumin serum menurun
- globulin serum meningkat
Waktu protombin
- respon waktu protombin terhadap vitamin K
Serum liver enzim:
- Alanin aminotransferase (ALT) atau SGPT : elevasi pada fase pre ikhterik.
- Aspartate aminotransferase (AST) atau SGOT : elevasi pada fase pre ikhterik.
- LDH
- Amonia serum
ELISA (enzyme-linked immunosorbent assay) : dengan screening test untuk
pasien yang suspect dengan hepatitis C
b) Radiologi
foto rontgen abdomen
pemindahan hati denagn preparat technetium, emas, atau rose bengal
yang berlabel radioaktif
kolestogram dan kalangiogram
arteriografi pembuluh darah seliaka
c) laparoskopi
d) biopsi hati
e) Pemeriksaan Fisik
Palpasi : ada pembesaran pada hepar
Inspeksi : untuk melihat iktherik
f) USG : untuk melihat pembesaran pada hepar
8. Penatalaksanaan Medik
a. Farmakoterapi
- Vaksin Imunoglobulin : untuk mengurangi keparahan infeksi hepatitis dan
-
: Pegasys, PEG-Intron)
Agen antiviral : sebagai agen antivirus. (Contoh obat : lamivudine,ribavirin,
adefovir)
- Anti-inflamasi : ibuprofen, indometasin
- Antihipertensi : methyldopa, captopril
- Diuretik : chlorothiazide
- Terapi obat kortikosteroid, menurunkan serum transamine dan kadar bilirubin
b. Tirah baring
Untuk menurunkan kerja metabolisme hati
c. Nutrisi
Diet rendah lemak dan tinggi karbohidrat, dan dapat diberikan makanan
secara IV bila pasien terus-menerus muntah
9. Komplikasi
- Fulminan Hepatitis
Hepatitis virus fulminan adalah sindrom klinis yang mengakibatkan kerusakan
parah atau nekrosis sel hati dan gagal hati potensial. Hepatitis virus fulminan
berkembang pada pasien persentase kecil. Gangguan yang mungkin terjadi
sebagai komplikasi dari hepatitis B, terutama hepatitis B disertai oleh infeksi virus
delta (HDV). Hepatitis fulminan terjadi lebih jarang dengan HAV atau HCV.
reaksi toksik terhadap obat dan gangguan metabolisme bawaan juga dapat
menyebabkan hepatitis fulminan dan gagal hati. Hepatocellura kegagalan dengan
kematian biasanya terjadi kecuali transplantasi hati mendesak dapat dilakukan.
-
Hepatitis Kronis
kanker hati.
Anemia aplastik
Anemia aplastik, meskipun jarang, pembawa angka kematian yang tinggi
yang langka ketika itu terjadi setelah hepatitis virus akut. Tidak ada
perawatan telah terbukti efektif dalam membalikkan kondisi ini. Manajemen
mendukung dan paliatif. Terapi meliputi (1) cairan IV untuk memberikan
hidrasi, (2) koreksi kelainan elektrolit, (3) obat untuk mengurangi rasa sakit
dan nause, dan (4) asupan kalori yang memadai.
Riwayat alkoholis
Anoreksia
c. Pola eliminasi
-
Konstipasi/diare
Sakit kepala
Pruritus
penurunan libido
2. Diagnosa Keperawatan
a. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual,
muntah dan tidak nafsu makan.
b. Intoleransi beraktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik, malaise, sakit
kepala.
c. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pruritus.
d. Gangguan body image berhubungan dengan ikterik.
e. Risiko tinggi penularan infeksi berhubungan dengan kurang pengetahuan
tentang sumber pencegahan infeksi.
3. Perencanaan
a. DP1 Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
mual, muntah dan tidak nafsu makan.
Hasil yang diharapkan:
-
Intervensi
Intervensi
1) Anjurkan pada klien agar kuku tetap pendek.
Rasional: Kuku pendek dapat mengurangi kulit terluka akibat garukan.
2) Jaga higiene kulit dan gunakan pelembab.
Rasional: Pelembab dapat mencegah kulit tetap kering dan kerusakan
integritas kulit.
3) Jaga alat tenun tetap rapi dan bersih serta kering.
4. Discharge Planning
a. Anjurkan klien dan keluarga untuk memelihara kebersihan perorangan yang
baik dengan menekankan kebiasaan mencuci tangan dengan cermat (sesudah
Bab dan sebelum makan).
b. Anjurkan klien dan keluarga menjaga lingkungan, makanan, dan suplai air
yang aman disamping pembuangan limbah yang baik.
c. Klien dan keluarga pentingnya upaya menghindari minuman beralkohol dan
merokok.
BAB III
KESIMPULAN
Hepatitis adalah peradangan (inflamasi) pada hati yang diakibatkan oleh virus
Hepatitis,reaksi toksik terhadap obat-obatan dan bahan-bahan kimia . Penyebaran dari
virus Hepatitis
makanan dan minuman yang tercemar oleh virus hepatitis dan juga didorong oleh
sanitasi yang buruk, higiene individu yang kurang dan kebiasaan mengkonsumsi
alkohol. Untuk mendiagnosa pasien terkena hepatitis dilakukan beberapa pemeriksaan
diagnostic. Tanda dan gejala yang mungkin muncul yaitu tidak nafsu makan, mual,
muntah, urine berwarna gelap, nyeri pada perut kuadran kanan atas, ikterik,. Pengobatan
yang diperlukan untuk penyakit ini yaitu terapi, tirah baring, dan asupan nutrisi yang
adekuat serta penyuluhan untuk mencegah terjadinya hepatitis berulang tindakan yang
harus dilakukan perawat adalah menganjurkan klien untuk mematuhi diit, menghindari
alkohol, menjaga kesehatan secara optimal dengan cara menjaga kebersihan diri dan
lingkungan, menghindari pemakaian alat-alat makan yang terkontaminasi, sikat gigi
secara bersama-sama, dan yang paling utama adalah cuci tangan, sesudah BAB dan
sebelum makan. Untuk masyarakat disarankan agar selalu menjaga kebersihan
lingkungan dan membawa anak-anak untuk mendapat imunisasi Hepatitis. Bila tidak
diatasi dengan benar akan menimbulkan komplikasi.
DAFTAR PUSTAKA
Ignatavicius, Dona D. & Workman, M. Linda. 2006. Medical Surgical Nursing Critical Thinking for
Colaborative Care. Edisi 5, volume 2. Philadelphia: Elsevier Saunder
Black, Joyce M. & Hawks, Jane Hokanson. 2009. Medical Surgical Nursing. Edisi 8, volume 2.
Singapore: Elsevier
Lewis. 2000. Medical Surgical Nursing : Assessment & Management of Clinical Problem. Edisi 7,
volume 2. Philadelphia : Mosby Inc
Price, Sylvia A. 2005. Patofisiologi : konsep klinis proses-proses penyakit. Edisi 6, volume 1. Jakarta:
EGC
Sheerwood, Lauralee. 2001. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Edisi 2. Jakarta: EGC
Smeltzer, Suzanne C. & Bare, Brenda G. 2001. Brunner & suddarth Keperawatan Medikal Bedah.
Edisi 8, vulome 2. Jakarta: EGC
Sudoyo, Aru W. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 4, jilid 1. Jakarta: Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia
C.PATOWLODIAGRAM
Alkohol
Obat-obatan
Autoimun disese
Toxic hepatitis
Virus Hepatitis
Fekal oral,
transfusi darah,
kontak seks
Inflamasi
Hepatomegali
Peregangan
Heparkapsula hati
Gangguan suplai darah
Nekrosis
Kerusakan sel kuppfer
Tekanan sirkulasi portal
meningkat
Edema saluran empedu
Obstruksi intra hepatik
DP.kerusakan
integritas kulit
pruritus
Ikterik/jaundice
suhu
-Nyeri abdomen
kuadran atas
-mual
kelemahan
DP. Resti
infeksi
DP. Perubahan
nutrisi < keb.
tubuh
DP.intoleransi
aktivitas
Warna
Kerusakan
urin
pengangkutan
DP. gelap
Gangguan
body bilirubin, gangguan
Feses
konjugasi,
dempul
ekskresi
bilirubin
image