: Vinsensia O
NIM
: 03121003053
KELOMPOK
I.
NAMA PERCOBAAN
: Pembuatan Tempe
II.
TUJUAN PERCOBAAN
1. Untuk mengetahui cara pembuatan tempe dengan menggunakan proses
fermentasi non-alkoholis.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pembentukan
tempe.
3. Untuk mengetahui manfaat dan kandungan gizi tempe.
III.
DASAR TEORI
3.1. Definisi Tempe
Tempe adalah makanan yang dibuat dari fermentasi terhadap biji kedelai
atau beberapa bahan lain yang menggunakan beberapa jenis kapang Rhizopus,
seperti Rhizopus oligosporus, Rhizopus oryzae, Rhizopus stolonifer (kapang roti),
atau Rizopus arrhizus. Sediaan fermentasi ini secara umum dikenal sebagai "ragi
tempe". Kapang yang tumbuh pada kedelai menghidrolisis senyawa-senyawa
kompleks menjadi senyawa sederhana yang mudah dicerna oleh manusia. Tempe
kaya akan serat pangan, kalsium, vitamin B dan zat besi . Berbagai macam
kandungan dalam tempe mempunyai nilai obat , seperti antibiotika untuk
menyembunyikan infeksi dan antioksidan pencegah penyakit degeneratif.
Tempe sejak dahulu diketahui sebagai makanan rakyat menengah hingga ke
bawah. Harganya yang murah membuat tempe sering dipandang sebelah mata.
Padahal, berdasarkan penelitian para ahli gizi, tempe banyak mengandung
senyawa aktif yang sangat baik dan berguna untuk memenuhi kebutuhan nutrisi
dalam tubuh manusia. Setiap makanan memiliki keunikan tersendiri. Keunikan
utama makanan ini terletak pada proses fermentasi yang menjadikan kandungan
gizi tempe menjadi mudah untuk diurai dan diserap tubuh. Secara umum, tempe
mengandung berbagai senyawa aktif antara lain sejumlah lemak, berbagai mineral
baik itu makro maupun mikro, protein nabati, serat pangan alami, karbohidrat,
isoflavon, beragam vitamin mulai yang larut dalam air sampai yang larut dalam
minyak dan masih banyak lagi lainnya.
Kedelai mengandung protein 35 % bahkan pada varitas unggul kadar
proteinnya dapat mencapai 40 - 43 %. Dibandingkan dengan beras, jagung, tepung
singkong, kacang hijau, daging, ikan segar, dan telur ayam, kedelai mempunyai
kandungan protein yang lebih tinggi, hampir menyamai kadar protein susu skim
kering. Bila seseorang tidak boleh atau tidak dapat makan daging atau sumber
protein hewani lainnya, kebutuhan protein sebesar 55 gram per hari dapat
dipenuhi dengan makanan yang berasal dari 157,14 gram kedelai.
Kedelai dapat diolah menjadi: tempe, keripik tempe, tahu, kecap, susu, dan
lain-lainnya. Proses pengolahan kedelai menjadi berbagai makanan pada
umumnya merupakan proses yang sederhana, dan peralatan yang digunakan
cukup dengan alat-alat yang biasa dipakai di rumah tangga, kecuali mesin
pengupas, penggiling, dan cetakan.
Tabel 3.1. Komposisi Kedelai per 100 gram Bahan
Komponen
Protein
Lemak
Karbohidrat
Air
Kadar (%)
35-45
18-32
12-30
7
oleat dan linolenat. Kedua asam ini bekerja efektif dalam menurunkan kolesterol
serum dalam darah sehingga dampak negatif sterol bisa ditangkal.
Secara umum,adapun ciri-ciri dari hasil proses pembuatan tempe seperti
tempe berwarna putih karena pertumbuhan miselia kapang yang merekatkan pada
biji-biji kedelai sehingga terbentuklah tekstur-tekstur yang memadat. Sehingga
degradasi komponen-komponen kedelai pada fermentasi membuat tempe
memiliki rasa dan aroma khas. Berbeda dengan tahu, tempe terasa agak masam.
Manfaat tempe antara lain, yaitu:
1. Mengandung serat tinggi.
2. Mudah dicerna oleh semua kelompok umur, dari bayi sampai usia lanjut.
3. Pengolahan kedelai menjadi tempe menurunkan kadar raffinosa dan
stakiosa, yang memicu timbulnya gejala flatulensi.
4. Mengandung delapan macam asam amino esensial dan asam lemak tidak
jenuh.
5. Sumber antioksidan yang mengandung isoflavon aglikon sebagai pencegah
6.
7.
8.
9.
kanker.
Sumber antibiotik, zat antibakteri yang memperkecil peluang infeksi.
Hipokolesterolemik, menurunkan lipid atau lemak dalam darah.
Sumber vitamin B.
Mengandung vitamin B12. Vitamin tersebut umumnya terdapat dalam
produk hewani tapi tidak dijumpai pada makanan nabati, seperti sayuran,
buah-buahan, dan biji-bijian.
1x24 jam. Tujuan tahap perendaman ialah untuk hidrasi biji kedelai dan
membiarkan terjadinya fermentasi asam laktat secara alami agar diperoleh
keasaman yang dibutuhkan untuk pertumbuhan fungi.
Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel dalam keadaan
anaerobik (tanpa oksigen). Secara umum, fermentasi adalah salah satu bentuk
respirasi anaerobik, akan tetapi, terdapat definisi yang lebih jelas yang
mendefinisikan fermentasi sebagai respirasi dalam lingkungan anaerobik dengan
tanpa akseptor elektron eksternal.
Reaksi dalam fermentasi berbeda-beda tergantung pada jenis gula yang
digunakan dan produk yang dihasilkan. Secara singkat, glukosa (C6H12O6) yang
merupakan gula paling sederhana , melalui fermentasi akan menghasilkan etanol
(2C2H5OH). Reaksi fermentasi ini dilakukan oleh ragi, dan digunakan pada
produksi makanan.
Fermentasi asam laktat terjadi dicirikan oleh munculnya bau asam dan buih
pada air rendaman akibat pertumbuhan bakteri Lactobacillus. Bila pertumbuhan
bakteri asam laktat tidak optimum (misalnya di negara-negara subtropis, asam
perlu ditambahkan pada air rendaman. Fermentasi asam laktat dan pengasaman ini
ternyata juga bermanfaat meningkatkan nilai gizi dan menghilangkan bakteribakteri beracun. Proses pencucian akhir dilakukan untuk menghilangkan kotoran
yang mungkin dibentuk oleh bakteri asam laktat dan agar biji kedelai tidak terlalu
asam. Bakteri dan kotorannya dapat menghambat pertumbuhan fungi.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada proses pengolahan tempe agar
diperoleh hasil yang baik ialah:
1. Kedelai harus dipilih yang baik (tidak busuk) dan tidak kotor;
2. Bibit tempe (ragi tempe) harus dipilih yang masih aktif (bila diremas
membentuk butiran halus atau tidak menggumpal).
3. Cara pengerjaannya harus bersih;
4. Air harus jernih, tidak berbau dan tidak mengandung kuman penyakit;
Tempe merupakan fermentasi non alkoholis yaitu fermentasi yang tidak
menghasilkan alkohol sebagai produk akhir disamping produk lainnya. Dalam
membuat tempe diperlukan tiga faktor pendukung utama, yaitu:
a) Bahan baku yang diurai (kedelai).
asalkan
memungkinkan
masuknya
udara
karena
kapang
tempe
membutuhkan oksigen untuk tumbuh. Bahan pembungkus dari daun atau plastik
biasanya diberi lubang-lubang dengan cara ditusuk-tusuk.
Biji-biji kedelai yang sudah dibungkus dibiarkan untuk mengalami proses
fermentasi. Pada proses ini kapang tumbuh pada permukaan dan menembus bijibiji kedelai, menyatukannya menjadi tempe. Fermentasi dapat dilakukan pada
suhu 20C37C selama 1836 jam. Waktu fermentasi yang lebih singkat
biasanya untuk tempe yang menggunakan banyak inokulum dan suhu yang lebih
tinggi, sementara proses tradisional menggunakan laru dari daun biasanya
membutuhkan waktu fermentasi sampai 36 jam.
Dalam memproduksi tempe diperlukan kulitas bahan dasar yang
berkualitas. Untuk memproduksi tempe di gunakan bahan baku pokok yang sama,
yaitu kedelai. Jenis kedelai terdiri atas empat macam, yaitu kedelai kuning,
kedelai hitam, kedelai coklat dan kedelai hijau.
Berdasarkan bijinya, kedelai dibedakan menjadi kedelai berbiji besar bila
bobot 100 bijinya lebih dari 13 gram, kedelai berbiji sedang bila bobot 100 bijinya
antara 11 - 13 gram dan kedelai berbiji kecil bila bobot 100 bijinya antara 7 -11
gram.
Para pengrajin tempe biasanya memakai kedelai kuning sebagai bahan
baku utama. Pengrajin tempe biasanya menggunakan kedelai kuning , akan tetapi
juga kedelai jenis lain, terutama kedelai hitam. Biji kedelai yang dipakai oleh para
pengrajin untuk membuat tempe harus di kupas lebih dahulu dan biji kedelai tahu
digiling sesudah biji kedelai di rendam sekitar 7 jam lebih dahulu.
Keuntungan yang diberikan oleh jasa renik dalam berbagai macam proses
adalah:
1. Berperan didalam proses fermentasi
Tempe, kecap, oncom, taoco, sosis, keju, tapai, bir, brem, anggur adalah
beberapa jenis makanan yang dihasilkan dari proses fermentasi yang biasa pula
dikenal dengan istilah 'peragian'. Ada beberapa jasad renik yang bertugas dalam
proses peragian. Diantaranya, Rhizopus oligosporus dan Rhizopus tolonifer
digunakan untuk mengubah kacang kedelai menjadi tempe.
Endomycopsis fibuligera juga mempunyai kemampuan mengubah tepung
pati menjadi gula. Ia sangat dibutuhkan dalam pembuatan tapai singkong, tapai
ketan dan lainnya. Ada juga Rhizopus oryzae yang sanggup mengubah gula
menjadi alkohol, ia banyak dipakai dalam pembuatan bir, brem, atau minuman
anggur.
2. Meningkatkan gizi makanan
Terjadi pada pembuatan tempe maupun bahan makanan lainnya seperti
oncom, taoco, terasi dan sebagainya. Dalam proses pembuatan tempe, protein
kedelai diubah menjadi asam amino yang dapat lebih mudah diserap oleh tubuh.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa zat gizi tempe lebih mudah dicerna,
diserap, dan dimanfaatkan tubuh dibandingkan dengan yang ada dalam kedelai.
Ini telah dibuktikan pada bayi dan anak balita penderita gizi buruk dan diare
kronis.
3. Memperbaiki aroma dan rasa
Bau dan rasa kacang kedelai yang direbus biasanya kurang menarik bila
dibandingkan dengan kacang kedelai yang telah diolah melalui proses fermentasi
seperti tempe, kecap dan sebagainya. Juga bau dan rasa susu segar misalnya, akan
lebih menarik apabila melalui proses fermentasi menjadi bahan makanan lainnya
seperti yoghurt, keju dan lainnya. Baud an aroma dari suatu makanan sangatlah
penting sehingga menarik perhatian untuk makan.
3.3
Komposisi gizi tempe baik kadar protein, lemak, dan karbohidratnya tidak
banyak berubah dibandingkan dengan kedelai. Namun, karena adanya enzim
pencernaan yang dihasilkan oleh kapang tempe, maka protein, lemak, dan
karbohidrat pada tempe menjadi lebih mudah dicerna di dalam tubuh
dibandingkan yang terdapat dalam kedelai. Oleh karena itu, tempe sangat baik
untuk diberikan kepada segala kelompok umur (dari bayi hingga lansia), sehingga
bisa disebut sebagai makanan semua umur.
Dibandingkan dengan kedelai, terjadi beberapa hal yang menguntungkan
pada tempe. Secara kimiawi hal ini bisa dilihat dari meningkatnya kadar padatan
terlarut, nitrogen terlarut, asam amino bebas, asam lemak bebas, nilai cerna, nilai
efisiensi protein, serta skor proteinnya. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa
zat gizi tempe lebih mudah dicerna, diserap, dan dimanfaatkan tubuh
dibandingkan dengan yang ada dalam kedelai. Ini telah dibuktikan pada bayi dan
anak balita penderita gizi buruk dan diare kronis.
Dengan pemberian tempe, pertumbuhan berat badan penderita gizi buruk
akan meningkat dan diare menjadi sembuh dalam waktu singkat. Pengolahan
kedelai menjadi tempe akan menurunkan kadar raffinosa dan stakiosa, yaitu suatu
senyawa penyebab timbulnya gejala flatulensi (kembung perut).
Mutu gizi tempe yang tinggi memungkinkan penambahan tempe untuk
meningkatkan mutu serealia dan umbi-umbian. Hidangan makanan sehari-hari
yang terdiri dari nasi, jagung, atau tiwul akan meningkat mutu gizinya bila
ditambah tempe. Sepotong tempe goreng (50 gram) sudah cukup untuk
meningkatkan mutu gizi 200 gram nasi. Bahan makanan campuran beras-tempe,
jagung-tempe, gaplek-tempe, dalam perbandingan sebesar 7:3 , sudah cukup baik
untuk diberikan kepada anak balita. Maka dari itu tempe yang proses
pembuatannya sehat sangat berpengaruh terhadap nilai gizi yang terkandung di
dalamnya. Proses pembuatan tempe juga harus diperhatikan agar kandungan
nutrisi atau protein dalam tempe tidak rusak karena salah perlakuan.
1. Asam Lemak
Selama proses fermentasi tempe, terdapat tendensi adanya peningkatan
derajat ketidakjenuhan terhadap lemak. Dengan demikian, asam lemak tidak jenuh
majemuk (polyunsaturated fatty acids, PUFA) meningkat jumlahnya. Dalam
proses itu asam palmitat dan asam linoleat sedikit mengalami penurunan,
sedangkan kenaikan terjadi pada asam oleat dan linolenat (asam linolenat tidak
terdapat pada kedelai). Asam lemak tidak jenuh mempunyai efek penurunan
terhadap kandungan kolesterol serum, sehingga dapat menetralkan efek negatif
sterol di dalam tubuh.
2. Vitamin
Vitamin merupakan kandungan yang paling penting bagi pertumbuhan
karena dapat memenuhu gizi dalam tubuh kita. Dua kelompok vitamin terdapat
pada tempe, yaitu larut air (vitamin B kompleks) dan larut lemak (vitamin A, D,
E, dan K). Tempe merupakan sumber vitamin B yang sangat potensial. Jenis
vitamin yang terkandung dalam tempe antara lain vitamin B1 (tiamin), B2
(riboflavin), asam pantotenat, asam nikotinat (niasin), vitamin B6 (piridoksin),
dan B12 (sianokobalamin). Vitamin B12 umumnya terdapat pada produk-produk
hewani dan tidak dijumpai pada makanan nabati (sayuran, buah-buahan, dan bijibijian), namun tempe mengandung vitamin B12 sehingga tempe menjadi satusatunya sumber vitamin yang potensial dari bahan pangan nabati.
Kenaikan kadar vitamin B12 paling mencolok pada pembuatan tempe;
vitamin B12 aktivitasnya meningkat sampai 33 kali selama fermentasi dari
kedelai, riboflavin naik sekitar 8-47 kali, piridoksin 4-14 kali, niasin 2-5 kali,
biotin 2-3 kali, asam folat 4-5 kali, dan asam pantotenat 2 kali lipat. Vitamin ini
tidak diproduksi oleh kapang tempe, tetapi oleh bakteri kontaminan seperti
Klebsiella pneumoniae dan Citrobacter freundii. Kadar vitamin B12 dalam tempe
berkisar antara 1,5 sampai 6,3 mikrogram per 100 gram tempe kering. Jumlah ini
telah dapat mencukupi kebutuhan vitamin B12 seseorang per hari . Dengan adanya
vitamin B12 pada tempe, para vegetarian tidak perlu merasa khawatir akan
kekurangan vitamin B12, sepanjang mereka melibatkan tempe dalam menu
hariannya.
3. Mineral
IV.
V.
IV.1. Bahan
1. Kacang tanah 600 gram
2. Kacang kedelai 600 gram
3. Ragi tempe
IV.2. Alat
1. Daun pisang
2. Kantung plastik
PROSEDUR PERCOBAAN
1. Bersihkan dan cuci kacang kedelai, lalu rendam 1 x 24 jam
2. Cuci kembali sambil kulitnya dan keping bijinya dipisahkan
3. Kukus sampai agak empuk. Sebelum diangkat, tambahkan dahulu sedikit
tepung kanji, dicampur merata. Angkat dan letakkan di atas tampah yang
bersih, biarkan sampai hangat, di tempat yang terlindung atau ditutup dengan
kain kasa.
4. Inokulasi dengan ragi tempe, diaduk supaya merata. Kemudian dimasukkan
ke dalam kantung plastik yang telah diberi lubang kecil dengan jarum
bertangkai, ujung kantung plastik diratakan sehingga terbentuk lempengan
yang cukup tebal. Hindarkan terlalu banyaknya sentuhan tangan pada kantung
plastik yang telah diberi isi bahan. Inokulasikan pada suhu 28-30 oC selama
lebih kurang 24 jam sampai terlihat adanya bintik air yang merata di seluruh
permukaan, lalu simpan pada suhu selama 1 hari.
DAFTAR PUSTAKA
Dewi, Shinta. 2007. Tempe dan Manfaatnya. http://www.shintadewi97.wordpress
.com/2007/08/03/kelapa-dan-manfaatnya/. (Diakses pada tanggal 11 Maret
2015)
//manfaatnyasehat.blogspot.com/2013/11/kandungan-nutrisi-tempe-