Anda di halaman 1dari 35

PENGISIAN DAN STARTER

LAPORAN
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
Pengisian dan Starter
yang dibina oleh Bpk. Agus Sholah
Oleh
Heri Dwi Wahyu Saputro
130513611126

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS TEKNIK
PENDIIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF
MARET 2015

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Suatu mesin tidak dapat mulai hidup (start) dengan serndirinya, maka
mesintersebut memerlukan tenaga dari luar untuk memutarkan poros engkol dan
membantu untuk menghidupkan.Hal itulah yang menyebabkan keharusan adanya
sistem starter pada kendaraaa, mobil pada umumnya menggunakan motor listrik
yang digabungkan dengan magnetic switch yangmemindahkan gigi pinion yang
berputar ke ring gear yang dipasangkan ke pada bagian luar dari fly wheel,
sehingga ring gear berputar. Sistem starter adalah bagian dari sistem pada
kendaraan untuk memberikan putaran awal bagi engine agar dapat menjalankan
siklus kerjanya.
Sistem pengisian berfungsi untuk mensuplai kebutuhan listrik pada
komponen-kompone listrik pada mobil tersebut seperti stater, lampu-lampu,
klakson dan penghapus kaca. Dengan demikian, baterai harus selalu terisi penuh
agar dapat mensuplai kebutuhan listrik setiap waktu yang diperlukan oleh tiaptiap komponen listrik. Untuk itu pada mobil diperlukan sistem pengisian yang
akan memproduksi listrik agar baterai selalu terisi penuh dan mensuplai arus
listrik ke komponen yang memerlukannya pada saat mesin dihidupkan.
Dalam makalah ini akan dibahas terkait dengan sistem pengisian serta sistem
starter. Uraian makalah ini tentang fungsi, cara kerja, komponen dan perawatan
baik sistem starter maupun sistem pengisian.

2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat diketahui rumusan masalahnya
sebagai berikut.
2.1.
Apa saja kompenen sistem pengisian dan starter?
2.2.
Bagaimana cara kerja dari sistem pengisian dan starter?
2.3.
Bagaimana proses pemeriksaan sistem pengisian dan starter?
3. Tujuan
Berdasarkan Rumusan masalah di atas maka dapat diketahui tujuannya
sebagai berikut.
3.1.
3.2.
3.3.

Komponen-komponen dari sistem pengisian dan starter.


Cara kerja dari sistem pengisian dan starter.
Proses pemeriksaan sistem pengisian dan starter.

PEMBAHASAN

1. URAIAN SISTEM STARTER


Suatu mesin tidak dapat mulai hidup (start) dengan serndirinya, maka mesin
tersebut memerlukan tenaga dari luar untuk memutarkan poros engkol dan
membantu untuk menghidupkan mesin.Hal itulah yang menyebabkan keharusan
adanya sistem starter pada kendaraaan, mobil pada umumnya menggunakan motor
listrik yang digabungkan dengan magnetic switch yang memindahkan gigi pinion
yang berputar ke ring gear yang dipasangkan ke pada bagian luar dari fly wheel,
sehingga ring gear berputar (dan juga poros engkol).
Sistem stater pada motor bakar dipasangkan berfungsi sebagai penggerak awal
sehingga mesin dapat melakukan proses pembakaran didalam ruang bakar. Motor
stater sebagai penggerak mula harus dapat mengatasi tahanam-tahanan motor
misalnya:
1. Tekanan kompresi
2. Gesekan pada semua bagian yang bergerak
3. Hambatan dari minyak pelumas, sewaktu masih dingin kekentalannya.

Gambar 1.1. Penempatan Motor Starter

1.1.

Dasar Motor Starter

Gambar 1.2 Motor Starter

Bagian-bagian starter dapat digolongkan dalam 3 bagian yaitu bagian yang


menghasilkan momen putar (motor listrik), bagian pinion, kopling jalan bebas dan
sistem penggerak pinion, dan bagian sakelar starter (solenoid).
Ada dua tipe motor starter yang digunakan pada kendaraan atau truk kecil
yaitu motor starter konvensional dan reduksi.

Gambar 1.3. Motor Starter Konvensional

Gambar 1.4. Motor Starter Reduksi


1.2.1. Cara Kerja Motor Starter
Sesuai dengan kaidah tangan kiri fleming. Jika di tengah tengah medan
magnet dialirkan arus listrik maka akan timbul gaya elektromagnet. Pada gambar
disamping, medan magnet dari kutup utara (N) menuju kutup selatan (S). Di

tengah tengah medan magnet diletakkan konduktor yang dialiri arus, sehingga
akan timbul gaya elektromagnetik yang menyebabkan konduktor bisa berputar.

1.2.2 Pada Saat Motor Switch On (ST)

Gambar II.15.Pada Saat Motor Switch On (ST)


Arus listrik mengalir :
a. Baterai -----> kontak -----> terminal 50 -----> hold coil -----> massaSehingga :
Ada kemagnetan yang menarik plunyer (ke kanan)
b. Baterai -----> kontak -----> terminal 50 -----> kumparan pull coil -----> terminal
c. -----> Kumparan Medan -----> anker -----> massaSehingga:
1) Magnetik switch ,plunyer tertarik /aktif
2) Pinion maju dan berputar lambat (arus nya masih kecil, lewat kontak)
3) Main Swtch mulai terhubung

1.2.3 Pada Saat Pinion Berkaitan Penuh

Gambar II.16.Pada Saat Pinion Berkaitan Penuh


Arus listrik mengalir :
a. Baterai -----> kontak -----> terminal 50 -----> kumparan penahan -----> massa
b. Baterai -----> terminal B -----> terminal C -----> Kumparan medan ----->
kumparan angker -----> MassaSehingga:
Motor akan tertahan terkait dengan pinion dan berputar cepat (arus dari battery
langsung lewat main switch ke motor).
1.2.3 Pada Saat Starter Switch OFF

Gambar

II.17.Pada

Saat

Starter

Switch

OFF

a. Baterai -----> Terminal B -----> Main switch -----> Terminal C -----> Kumparan
pull

coil

----->

Hold

coil

----->

Massa

b. Baterai -----> Terminal B -----> Main switch -----> Terminal C -----> Kumparan
medan

angker

----->

Massa

Sehingga:
Kemagnetan plunyer berbalik (sesuai arah aliran listriknya) sehingga Plunyer
akan bergerak maju sehingga pinion tertarik mundur dan main switch terputus.
H. Sistem kelistrikan starter pada mobil.
Sistem Starter Mobil merupakan suatu mesin atau engine tidak dapat mulai hidup
(start) dengan sendirinya, maka mesin tersebut memerlukan tenaga dari luar untuk

memutarkan poros engkol dan membantu untuk menghidupkan. Dari beberapa


cara yang sudah ada pada saat ini, mobil pada umumnya menggunakan siatu
motor listrik, digabungkan dengan magnetic switch (solenoid) yang memindahkan
gigi pinion yang berputar ke ring gear yang dipasangkan pada bagian luar dari fly
wheel (roda gila), sehingga ketika ring gear dapat berputar maka secara otomatis
poros engkol pun juga ikut berputar. Suatu motor starter harus dapat menghasilkan
momen yang besar dari tenaga yang kecil yang tersedia pada baterai atau aki

Gambar II.18.Sistem Listrik Starter Pada Mobil


Sistem starter adalah bagian dari sistem pada kendaraan yang berfungsi
untuk memberikan putaran awal untuk engine agar dapat menjalankan siklus
kerjanya. Dengan memutar fly wheel, dan poros engkol dapat berputar, sehingga
engine mendapat putaran awal dan selanjutnya dapat bekerja memberikan putaran
dengan sendirinya melalui siklus pembakaran pada ruang bakar.
Komponen-komponen Sistem Starter
1) Saklar Starter ( Magnetic Switch ) Saklar starter bekerja sebagai switch utama
untuk mengatur arus masuk ke kumparan medan (Field Coil) dan mengontrol
gigi pinion dengan mendorong dan menariknya.
Terminal terminal yang ada pada saklar starter:
Terminal B : Mendapatkan arus langsung dari positif baterai (30)
Terminal C : Menghubungkan/mengalirkan arus dari terminal B ke kumparan
medan (field coil) Terminal ST (50) : Mendapatkan arus dari terminal ST (50)
kunci kontak dan meneruskanya ke pull in coil (PIC) dan hold in coil (HIC)
melalui plat kontak.
2) Kumparan Medan ( Field Coil ) & Yoke Arus dari baterai dialirkan ke
kumparan medan yang terbungkus oleh pole core sehinggai hasilkanmedan
8

magnet. Yang dibutuhkan motor untuk beroperasi. Field coil dihubungkan


dengan rmature coil secara seri melewati sikat arang (brush).
3) Kumparan Jangkar. Armature (kumparan jangkar) membangkitkan gerak daya
putar akibat dari perbedaan arah gaya gerak listrik yang ditimbulkan oleh
kumparan medan. Ball bearing menopang putaran kecepatan tinggi dari
angkur. Armatur meneruskan arus listrik dari kumparan medan ke angkur
melalui sikat arang (brush).
4) Sikat dan Pemegang Sikat. Empat sikat (brush) menyalurkan arus ke armature
coil melalui commutator. Dua diantaranya ditopang oleh insulated holder dan
dihubungkan ke commutator (disebut dengan brush positif (+)) , dan kedua
brush lainnya ditopang oleh grounded holder dan dihubungkan ke commutator
(disebut denganbrush negatif (-)) Sikat itu dibuat dari karbon tembaga, yang
mempunyai daya konduksi tinggi dan tidak gampang aus. Pegas sikat
menekan pada permukaan putaran armature dan menghentikan putaran
armature tepat saat starter berhenti dengan menekan sikat.
5) Over Runing Clutch dan Roda Gigi Pinion. Over Runing Clutch berfungsi
untuk: Meneruskan putaran yang dihasilkan motor untuk menggerakkan fly
wheel melalui roda gigi pinion. Menarik gigi pinion jika putaran gigi pinion
lebih rendah daripada putaran fly wheel.
2. PEMERIKSAAN, PEMBONGKARAN, DAN PENYERVISAN SISTEM
STARTER
2.1.
Pengetesan tanpa beban
Pengetesan motor starter tanpa beban atau mesin bertujuan untuk melihat
kinerja dari sistem motor stater yang akan diperbaiki ataupun saat akan memasang
pada kendaraan.
2.1.1. Tes Kerja Pull in Coil
Hubungkan baterai pada magnet switch seperti yang ditunjukan pada
gambar
Positif baterai (+)
terminal 50.
Negative baterai (-)
terminal C dan ground.
Peiksa bagaimana kerja dari plunger dan pinion gear dapat keluar.
Jika saat dites baik plunger dan dan pinion gear tidak keluar maka
ganti magnetic switch atau solenoid dengan yang baru, artinya
gulungan lilitan atau spull pada pull in coil rusak sehingga tidak dapat
menarik.

Perhatian, saat melakukan tes tanpa beban jangan melakukan sampai


lebih dari 5 detik karena dapat mengakibatkan panas sehingga
gulungan coil atau spull terbakar.
2.1.2. Tes Kerja Hold in Coil
Tes kerja ini berdasarkan rangkaian Tes kerja pull in coil. Saat plunger
dan pinion gear keluar lepas kabel negative dari terminal C.
Periksa apakah plunger dan pinion tetap berada di luar atau kembali ke
dalam.
Jika plunger dan pinion gear kembali ke dalam maka ganti magnetic
switch, karena gulungan lilitan atau spull hold in coil telah rusak.
2.1.3. Tes Kerja Plunger dan Pinion
Lepas kabel negatif dari bodi motor starter.
Periksa apakah plunger dan pinion dapat kembali ke dalam.
Jika plunger dan pinion tidak kembali, ganti magnetic switch, hal
ini bisa dikatakan bahwa solenoid macet.

2.1.4. Tes Kerja Tanpa Beban Sebelum Pembongkaran.


Hubungkan battery dan ampere meter atau Amper ke kabel Positif
menuju starter seperti pada gambar.
Periksa apakah pinion dapat maju dan berputar dengan halus.
Periksa apakah penunjukkan arus ampere meter sesuai spesifikasi

2.2.

daya Motor Starter.


Hasil pengukuran:
a. Baterai dengan tegangan 12,62 Volt
b. Hasil pembacaan pada amperemeter terbaca 70 A
c. Maka daya yang dihasilkan 883,4 Wat
Pembongkaran, Pemeriksaan dan Pemeriksaan

Stater

Jenis

Konvensional.
2.2.1. Pertama-tama siapkan alat dan bahan
2.2.2. Periksa celah aksial poros armature. Limit celah aksial 1,0 mm
2.2.3. Pukul cincin penahan dengan obeng min

2.2.4. Buka Snap ring dengan obeng

10

2.2.5. Jika pinion sukar dikeluarkan, haluskan poros dengan batu oli
agar memudahkan proses pemngeluaran pinion.
2.2.6. Poros armature dan bantalan (jenis 0,6 kw).
a. Periksa ujung poros armature, bos rumah penggerak dan bos
ujung kemungkinan aus atau cacat.
Celah oli: limit 0,2 mm.

b. Mengganti bos:
1) Buka tutup bos dan keluarkan bos. Cocokkan lubang boss dengan
alur rumah lalu pasang boss yang baru (dengan jalan ditekan).
2) Cocokkan lubang boss dengan alur rumah lalu pasang boss yang baru
(dengan jalan ditekan).

3) Haluskan boss untuk mendapat celah spesifikasi.


Celah oli: STD 0,035 0,077.
4) Bersihkan lubang dan pasang tutup bos yang baru.
2.2.7. Komutator. Periksa bagian bagian berikut lakukan perbaikan
atau penggantian.

11

1) Permukaan yang kotor dan terbakar. Gosok dengan kertas amplas


atau kalau perlu dibubut

2) Kedalaman mica.
STD 0,4 0,8 mm
Limit 0,2 mm.
3) Jika kedalaman mica dibawah limit. Perbaiki dengan menggunakan
mata gergaji besi.
4) Haluskan penggiran dengan kikir.
5) Gunakan kertas amplas # 400 untuk membuang serpih

6) Kelonjongan (run out) : perbaiki dengan bubut jika melebihi limit.


Limit kelonjongan 0,3 mm.
7) Keausan permukaan. Jika dibawah limit, armature harus diganti.
Diameter luar komutator:
Hsil pengukuran: 28,08
Kesimpulan: masih baik dan layak digunakan.

12

8) Koil armature.
Ground test (tes kebocoran). Periksa komutator dan inti koil armature
jika terdapat hubungan maka harus dilakukan penggantian.
Hasil pengukuran: tidak terdapat hubungan
Kesimpulan: baik dan layak digunakan.
2.2.8. Pengetesan hubungan singkat.
Letakkan armature di atas alat pengetesan armature lalu tempelkan mata
kikir pada inti armature sementara armature diputar. Jika mata kikir
tertarik atau bergetar, terdapat hubungan singkat pada armature maka
harus diganti.
2.2.9. Keadaan Solderan
Periksa kemungkinan ada hubungan antara komutator dan koil
armature.
2.2.10. Koil medan (field coil).
1) Pengetesan terputus
periksa koil medan kemungkinan ada hubungan antara kawat kawat
ujung. Jika tidak ada hubungan berarti ada yang terputus pada koil medan
dan harus dilakukan penggantian yang baru.
Hasil periksaan: ada hubungan.
Kesimpulan: masih baik dan layak digunakan.

2) Ground test (tes kebocoran).


Periksa kemungkinan ada hubungan antara ujung koil medan dan frame
medan. Jika ada hubungan ganti koil medan.
Hasil pemeriksaan: tidak ada hubungan.
Kesimpulan: masih baik dan layak pakai.

13

2.2.11. Sikat
Ukur panjang sikat dang anti jika kurang dari limit.
Hasil pengukuran: sikat 1 (9,04 mm), sikat 2 (8,04 mm), sikat 3 (8,08 mm)
sikat 4 (10,0 mm)
Kesimpulan: masih baik

2.2.12. Pegas Sikat


Jika pegas sikat sudah lembek mak lakukan pergantian pada pegas sikat
tersebut.

2.2.13. Pemegang sikat


2.2.14. Periksa isolasi antara pemegang sikat (-) dan pemegang sikat (+).
Lakukan perbaikan atau penggantian jika terdapat pentunjuk adanya
hubungan.
2.2.15. Tuas Penggerak
Periksa tuas penggerak dan pegas dari kemungkinan aus. Kalau perlu
ganti.
Hasil pemeriksaan: baik, tidak aus.
Kesimpulan: masih baik dan layak pakai.

14

2.2.16. Kopling Starter dan Roda Gigi Pinion


1) Periksa ulir gigi kemungkinan aus atau cacat. Kalau perlu ganti.
2) Periksa gerakan pinion apakah halus atau tidak.
Hasil pemeriksaan: aus
Kesimpulan: harus diganti.
3) Periksa gigi dan alur dari roda gigi kemungkinan aus atau cacat.
Hasil pemeriksaan: aus.
Kesimpulan: harus diganti.

4) Putar pinion. Pinion harus berputar dengan bebas pada arah jarum jam
tetapi terkunci pada arah berlawanan dengan jarum jam.
2.2.17. Swit Magnet
1) Tekan plunyer lalu dilepas. Plunyer harus berputar balik dengan segera
setelah dilepas ke posisi semula.

2) Periksa kebocoran pull in coil.


Periksa kemungkinan terdapat hubungan antara terminal 50 dan terminal
C.
Hasil pemeriksaan: tidak ada hubungan.

15

3) Pengetesan kebocoran hold in coil. Periksa kemungkinan terdapat

2.3.
1)
2)
3)
4)
5)
6)

7)

hubungan antara terminal 50 dan body switt.


Hasil pemeriksaan: tidak ada hubungan.
Perakitan Motor Starter
Tekan snap ring dengan catok dan pasanglah dengan baik.
Pukulkan cincin penahan pada snap ring.
Rakit sikat tanpa merusaknya.
Rakit tuas penggerak.
Pasang plat pengunci.
Periksa celah pinion.
Hubungkan ujung koil medan dengan terminal C.
Hubungkan switch magnit dengan baterai
baterai +
terminal 50 dan baterain
body stater.
Gerakan pinion ke bagian armature untuk menghilangkan kerenggangan
dan periksa celah antara ujung pinion dan cincin penahan.
Celah STD 0,1 mm 4,0 mm.

Tes Kerja Tanpa Beban setelah Pembongkaran


1) Tegangan baterai: 12,32 Volt.
2) Arus yang terbaca: 60 A.
3) Daya yang dihasilkan: 757,2 Watt.
2.4.
2.4.1.
1)
2)
3)
4)
2.4.2.

Pembongkaran, Pemeriksaan, dan Perbaikan Stater Jenis Reduksi


Pembongkaran stater reduksi
Lepaskan kabel timah dari switt magnit.
Buka rumah stater beserta roda gigi idler dan kopling.
Dengan menggunakan magnit, keluarkan baja dari lubang poros kopling.
Angkat pegas sikat dan tarik sikat ke luar pemegang sikat.
Bersihkan kotoran dan gemuk dari bagian bagian yang dibongkar.

4.4.3

Komutator

Periksa bagian bagian berikut lakukan perbaikan atau penggantian jika


perlu.
1) Periksa bagian-bagian berikut: lakukan perbaikan atau penggantian
bilamana perlu.

16

2)
3)
4)
5)

Kedalaman mica STD 0,45 0,75 mm dan limit 0,2 mm.


Jika kedalaman mica kurang dari limit, perbaiki dengan mata gergaji.
Haluskan pinggiran menggunakan mata gergaji.
Gunakan amplas # 400 untuk membersihkan serpihan.

6) Kelonjongan
Perbaiki dengan bubut jika melebihi limit kelonjongan 0,2 mm.
7) Keausan permukaan
STD 30 mm,
limit 29 mm.
Hasil pengukuran: 29,06.
Kesimpulan: masih baik, layak pakai.
2.4.3. Koil Armature
1) Ground test (tes kebocoran)
Hasil pengukuran: tidak ada hubungan.
Kesimpulan: masih baik.

2) Pengetesan Hubungan Singkat


Letakkan armature di atas tester lalu letakkan mata gergaji pada inti
armature sementara armature diputar. Jika mata gergaji tertarik atau
bergetar, berarti ada hubungan singkat pada armature dan harus
diganti.
3) Pengetesan Kebocoran
Dengan menggunakan alat pengetes armature periksa hubungan
anatara segmen. Jika tidak ada hubungan pada segala titik berarti
terdapat kebocoran dan harus diganti.

17

Hasil pemeriksaan: terdapat hubungan pada armature


Kesimpulan: masih baik

2.4.4. Koil Medan


1) Pengetesan Kebocoran
Periksa hubungan antara kabel timah dan koil medan.Jika tidak ada
hubungan berarti terdapat kebocoran pada koil medan dan koil medan
harus diganti.
Hasil pemeriksaan: terdapat hubungan pada kabel timah dank oil
medan.
Kesimpulan: masih baik, layak pakai

2) Ground test.
Periksa hubungan antara ujung koil medan dan frame medan. Jika ada
hubungan, maka koil medan harus diganti.

3) Pemegang sikat
Periksa isolasi antara pemegang sikat + dan pemegang sikat harus
diperbaiki atau diganti jika ada petunjuk adanya hubungan.
Hasil pemeriksaan: tidak terdapat hubungan.
Kesimpulan: masih baik.

2.4.5. Sikat
18

Ukur panjang sikat dan ganti jika di bawah limit.


STD 13,5 mm.
limit 10 mm.
Hasil pengukuran: 12,7 mm.
Kesimpulan: masih baik.
2.4.6. Pegas Sikat
1) Ukur beban pegas sikat dengan pull scale jika pembacaan ternyata di
bawah standar, pegas diganti. Beban 1,5 2,0 kg.
2) Dengan menggunakan kertas amplas # 400 bersihkan sikat, lalu dipasang
dengan singgungan yang tepat terhadap komutator.
2.4.7. Swit magnit.
1) Pengetesan kebocoran pull in coil
Periksa hubungan antara terminal 50 dan terminal C.
Hsil pemeriksaan: tidak ada hubungan.
Kesimpulan: baik.
2) Pengetesan kebocoran hold in coil
Periksa hubungan antara terminal 50 dan body switt magnit.
Hasil pemeriksaan: ada hubungan.
Kesimpulan: baik.
3) Periksa kemungkinan aus atau cacat
Hasil pemeriksaa: tidk aus
Keesimpulan: baik.
2.4.8. Kopling.
1) Putar pinion, pinion harus berputar bebas pada arah jarum jam tetapi akan
terkunci pada waktu diputar berlawanan dengan jarum jam.
Hasil pemeriksaan: saat diputar searah jarum jm berputar bebas dan saat
melawan arah terkunci.
Kesimpulan: baik.
2) Periksa roda gigi kemungkinan aus atau cacat. Juga periksa gigi roda gaya
kemungkinan aus atau cacat.
Hasil pemeriksaan: tidak aus.
Kesimpulan: baik
2.4.9. Roda gigi
Periksa roda gigi kemungkinan aus atau cacat.
Hasil pemeriksaan: tidak aus atau cacat.
Kesimpulan: masih baik.
2.4.10. Bantalan
1) Periksa roda gigi kemungkinan aus atau cacat.
2) Ganti bantalan armature jika cacat. Pada saat membuka dan memasang
gunakan SST.
2.4.11. Setelah pemeriksaan selesai segera lakukan proses perakitan.

19

3. URAIAN SISTEM PENGISIAN


Fungsi baterai pada mobil adalah untuk mensuplai kebutuhan listrik pada
komponen-kompone listrik pada mobil tersebut seperti stater, lampu-lampu,
klakson dan penghapus kaca. Namun demikian kapasitas baterai sangatlah
terbatas, sehingga tidak akan dapat mensuplai tenaga listrik secara terus menerus.
Dengan demikian, baterai harus selalu terisi penuh agar dapat mensuplai
kebutuhan listrik setiap waktu yang diperlukan oleh tiap-tiap komponen listrik.
Untuk itu pada mobil diperlukan sistem pengisian yang akan memproduksi listrik
agar baterai selalu terisi penuh. Sistem pengisian (charging system) akan
memproduksi listrik untuk mengisi kembali baterai dan mensuplai kelistrikan ke
komponen yang memerlukannya pada saat mesin dihidupkan.
Mobil yang menggunakan arus searah (direct current), arus bolak-balik yang
dihasilkan oleh alternator harus disearahkan menjadi arus searah sebelum
dikeluarkan.

Gambar 3.1 Skema Sistem Pengisian

3.1.

Sistem Pengisian

Gambar 3.2
Baterai berfungsi untuk menyimpan
arusBaterai
saat mesin menyala. Dan menjadi

sumber tegangan untuk membuat rotor coil pada alternator menjadi megnet saat
mesin akan dinyalakan.
3.1.1. Alternator

20

Alternator adalah komponen system pengisian yang berfungsi untuk


pembangkit listrik berdasarkan putaran mesin. Komponen ini adalah komponen
yang dapat mengubah putaran mesin menjadi energy listrik berdasarkan prinsip
kerja generator.

Gambar 3.3 Alternator

Komponen-komponen Alternator:
1) Pulley

Pulley berfungsi untuk Berfungsi untuk menerima putaran mesin melalui


sabuk belt (v- belt). Rasio pulley alternator terhadap pulley mesin adalah
1,8 2,2 : 1.
2) Fan (kipas)
Berfungsi untuk mendinginkan stator pada alternator yang panas saat
mesin menyala terus menerus.
3) Stator
Stator berfungsi untuk membangkit-kan arus listrik bolak-balik.
Stator terdiri dari:
a. Stator coil
b. Stator core

21

4) Rotor
Berfungsi

untuk

membangkitkan

medan

magnet

dengan

prinsip

electromagnet.

5) Dioda (rectifier)
Rectifier berfungsi untuk merubah arus AC menjadi arus DC
Rectifier terdiri dari 3 dioda positif, 3 dioda negatif, dan diode holder.
Diode holder berfungsi untuk mera-diasikan panas dan mencegah dioda
panas.

6) Brush (Sikat)
Berfungsi untuk menghubungkan arus listrik dari voltage regulator ke slip
ring dan menghubungkan slip ring satunya ke massa.
7) Slip Ring
Berfungsi untuk menerima arus listrik dari brush dan menyalurkannya ke
stator coil dan memassakan stator dengan melewati brush satunya.
3.1.2.

Kunci Kontak

22

Kunci kontak berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan aliran arus


listrik ke system berikutnya (system pengisian).
3.1.3.

Fuse (Sekering)

Sebagai pengaman jika terjadi kelebihan arus pada system pengisian / jika
terjadinya korsleting (hubungan pendek arus listrik).
3.1.4. Lampu Indikator Pengisian
Lampu ini berfungsi sebagai tanda kepada pengemudi jika system pengisian
tidak bekerja.
3.1.5.

Regulator

Komponen ini adalah komponen yang berfungsi mengatur output tegangan


dari alternator agar tetap stabil pada putaran mesin yang berbeda beda.

Diagaram Cara Kerja Sistem Pengisan Regulator Konvensional


1) Saat Kunci Kontak ON Mesin Belum Menyala

Gambar 3.5 Diagram kerja Sistem


Pengisian
Aliran Arus Saat Kunci
Kontak ON mesin belum menyala :

a. Arus yang ke stator coil


Terminal + baterai Fusible Link Kunci Kontak Fuse Terminal IG
Voltage Regulator Kontak PL1 Kontak PLO Terminal F Voltage
Regulator Terminal F Alternator Brush Slip Ring Rotor Coil
Slip Ring Brush Terminal E Alternator Massa.
Dengan kondisi ini maka rotor coil akan penuh menjadi magnet dan jika rotor
berputar maka stator coil akan menghasilkan arus listrik yang besar.
b. Arus yang ke lampu indicator
23

Terminal + baterai Fusible Link Kunci Kontak Fuse Lampu


Indikator Terminal L Regulator Kontak P0 Kontak P1 Massa.
Dengan kondisi ini maka lampu indicator terhubung dengan massa karena
terjadi kontak antara kontak P0 dengan P1.
Saat Mesin Menyala Kecepatan Rendah ke Kecepatan Sedang

Aliran Arus Saat Putaran Mesin Rendah Ke Sedang


Saat mesin sudah menyala maka terminal N alternator menghasilkan arus
listrik yang akan mengaktifkan voltage relay pada voltage regulator. Sehingga
kontak Po akan ditarik dan terhubung dengan kontak P2. Pada kondisi ini kontak
Po memisahkan diri dari P1 sehingga Lampu Indikator tidak terhubung dengan
massa. Pada kondisi ini maka lampu indicator akan mati.
Saat kondisi ini terminal B alternator juga sudah menghasilkan arus listrik
dan saat kontak Po Terhubung dengan Kontak P2 maka voltage regulator relay
pada voltage regulator akan aktif dan menarik kontak Plo sehingga berada
mengambang antara kontak PL1 dan PL2.
Pada kondisi ini Arus Listrik dari terminal IG Voltage Regulator akan
melalui resistor sebelum mencapai terminal F Regulator. Sehingga arus listrik
yang mengalir ke terminal F akan lebih sedikit dan membuat kemagnetan pada
rotor coil akan berkurang. Kondisi inilah yang menyebabkan output pengisian dari
kecepatan Rendah ke kecepatan sedang tetap stabil.
Saat Mesin Kecepatan Tinggi

Gambar 3.7 Diagram kerja Sistem


Pengisian

24

Aliran Arus Saat Kecepatan Sedang Ke Tinggi


Saat putaran mesin tinggi maka output tegangan terminal B Alternator juga
besar sehingga menyebabkan kemagnetan pada voltage regulator relay pada
voltage regulator menjadi kuat sehingga mampu menarik dan menghubungkan
terminal PLo dengan Terminal PL2. Sehingga arus listrik dari terminal IG yang ke
terminal F akan langsung di massa-kan oleh kontak PL2 sehingga arus listrik yang
mengalir ke rotor coil akan terputus putus dan kemagnetan rotor coil juga
terputus putus. Sehingga meski pada putaran tinggi output alternator untuk
pengisian baterai akan tetap stabil.
3.2.

Sistem Pengisian IC Regulator

Kelebihan sistem pengisian generator AC (alternator) yang menggunakan IC


regulator dibanding dengan sistem pengisian generator AC (alternator) yang
menggunakan regulator mekanik, yaitu:
1) Stabilitas pengaturan tegangan dan arus yang dihasilkan lebih tinggi.
2) Ukuran regulator lebih kecil sehingga memungkin dijadikan satu kesatuan
dengan unit altenator.
3) Rangkaian sistem pengisian lebih sederhana.
4) Tidak memerlukan penyetelan.
5) Dapat dirancang altenator yang mampu bekerja pada putaran tinggi, sehingga
ukuran altenator lebih kecil untuk daya sama.
6) Diameter rotor lebih kecil guna meningkatkan putaran alternator.
7) Menggunakan V ribbed belt untuk memperluas kontak belt dengan pully
sehingga tidak slip.
8) Lubang radiasi lebih banyak dan kipas pendingin ada di dalam alternator
sebagai upanya meningkatkan proses pendinginan.

3.2.1. Prinsip Kerja IC Regulator

25

Dalam circuit diagram IC Regulator. Pada saat tegangan output di terminal B


rendah, tegangan baterai mengalir ke base Tr2 melalui resistor R1 dan Tr2, ON,
pada saat itu arus field ke rotor coil mengalir dari B ke rotor coil ke F ke Tr2 ke E.

Gambar 3.9 Prisip Kerja


IC Regulator

Pada saat tegangan output pada terminal B tinggi, tegangan yang lebih tinggi itu
dialirkan ke zener diode (ZD) dan bila tegangan ini mencapai tegangan zener,
maka ZD menjadi penghantar. Akibatnya, Tr1 ON dan Tr2 OFF. Ini akan
menghambat arus field dan mengatur tegangan output.

Gambar 4.0 Prisip Kerja


Melihat prinsip kerja regulatorICICRegulator
tersebut maka dapat disimpulkan bahwa arus

medan dikendalikan pada jalur negatifnya (pengendali negative).

Diagaram Cara Kerja Sistem Pengisan IC Regulator


1) Kunci Kontak ON dan Mesin Belum Berputar

26

Saat kunci kontak ON dan mesin belum berputar, pada stator coil belum ada
tegangan induksi, sehingga terjadi aliran arus:
Battery > fuse > S alternator > S IC regulator > BIC > BAT alternator > B IC
regulator > BIC
Aliran arus diatas membuat BIC mengONkan transistor karena mendeteksi
tegangan battery kurang dari 14,7 volt. Sehingga terjadi arus:
Battery > fuse > starter switch > IG alternator > dioda > R IC regulator > tahanan
> L IC regulator > rotor coil > F IC regulator > Tr ON > E (massa).
Aliran arus tersebut membuat kemagnetan pada rotor coil kecil sekali. Hal ini
menyebebkan aliran arus seperti berikut:
Battery > fuse > starter switch > IG alternator > dioda > R IC regulator > tahanan
> L IC regulator > L alternator > kumparan charge relay > ZD OFF.
Karena aliran arus diatas, kumparan charge relay tidak menjadi magnet dan
menghaslkan aliran arus seperti di bawah ini:
Battery > fuse > starter switch > charge light > plat kontak CHG relay > massa.
Akibatnya, charge light menyala.
2) Mesin Hidup dan Tegangan Output Di Bawah Standar (<14,7 Volt)

Gambar 4.2 Cara Kerja IC Regulator

Saat mesin hidup pada stator coil terjadi tegangan induksi, sehingga terjadi aliran
arus :
Stator coil > dioda > BAT alternator > S alternator > S IC reg > BIC > B IC
regulator > BI
Hal diatas membuat BIC mengONkan transistor karena mendeteksi
tegangan output ku-rang dari 14,7 volt dan membuat aliran arus seperti berikut :
Stator coil > field dioda > rotor coil > F IC regulator > Tr ON > E IC regulator
> E alternator > massa.
Sehingga rotor coil menjadi magnet dan membuat arus seperti dibawah ini:
27

Stator coil > field dioda > L alternator > kumparan charge relay > ZD ON >
massa
Hal tersebut membuat kumparan charge relay menjadi magnet dan menarik
plat kontak ke atas, sehingga charge light mati karena tidak ada beda potensial.
3) Mesin Hidup Tegangan Output Di Atas Standar (14,7 Volt)

Gambar 4.2 Cara Kerja IC Regulator

Saat mesin hidup pada stator coil terjadi tegangan induksi, sehingga terjadi aliran
arus:
Stator coil > dioda > BAT alternator > S alternator > S IC reg > BIC > B IC
regulator > BIC
Sehingga BIC mengOFFkan transistor karena mendeteksi tegangan
output lebih dari 14,7 volt. Hal ini membuat aliran arus seperti di bawah ini:
Stator coil > field dioda > rotor coil > F IC regulator > Tr OFF
Sehingga rotor coil tidak menjadi magnet dan membuat aliran arus:
Stator coil > field dioda > L alternator > kumparan charge relay > ZD ON >
massaAliran arus diatas membuat kumparan charge relay menjadi magnet dan
menarik plat kontak ke atas, sehingga charge light mati karena tidak ada beda
potensial.
3.3.
Pemeriksaan Arus dan Tegangan Sistem Pengisian
3.3.1. Pemeriksaan Tanpa Beban
Langkah-langkah pemeriksaan arus dan tegangan pengisian tanpa beban
meliputi:
1) Hubungkan clem positif volt meter dengan terminal positif baterai dan
clem negatif volt meter dengan terminal negatif baterai.
2) Pasang amper meter dengan memasang clem induksi pada kabel positif
baterai.

28

Gambar 4.3 Pemasangan Amperemeter

3) Hidupkan mesin, atur putaran mesin dari putaran idle sampai putaran 2000
rpm.
4) Periksa penunjukan pada Volt-Amper meter.
Standar penunjukan untuk sistem pengisian regulator mekanik: Arus
kurang dari 10 A dan tegangan: 13,8-14,8 volt.
Standar penunjukan untuk sistem pengisian IC regulator: Arus kurang dari
10 A dan tegangan untuk regulator tipe A: 13,8-14,1 volt sedangkan
tegangan tipe M: 13,9-15,1 volt.

Gambar 4.3 Gambar Amperemeter

Gambar 4.3 Panel Amperemeter

3.3.2. Pemeriksaan Arus Dan Tegangan Pengisian Dengan Beban


1) Pasang Volt meter yaitu menghubungkan clem positif pada terminal positif
baterai dan clem negatif pada terminal negatif baterai.
2) Pasang amper meter dengan memasang clem induksi pada kabel positif
baterai.

Gambar 4.4 Pemasangan Amperemeter

29

3) Hidupkan mesin, atur putaran mesin dari putaran idle sampai 2000 rpm,
Hidupkan lampu kepala dan fan AC. Periksa penunjukan pada Amper-Volt
meter.
Standar penunjukan untuk regulator mekanik, arus lebih dari 30 A dan
tegangan: 13,8-14,8 A.
Standar penunjukan tegangan untuk sistem pengisian IC regulator, IC tipe
A: 13,8-14,1 volt sedangkan regulator tipe M: 13,9-15,1 volt.

Gambar 4.5 Pembacaan Amperemeter

Apabila setelah dilakukan pemeriksaan seperti di atas dan hasil dari


pemeriksaan arus serta tegangan kurang dari spesifikasi, maka lakukan
langkah berikut:
1) Periksa tegangan antara terminal positif baterai dengan terminal B
alternator, tegangan harus NOL volt, jika ada tegangan berarti ada
sambungan yang kurang kuat atau putus.
2) Periksa tegangan antara bodi alternator dengan terminal negatif baterai,
tegangan harus NOL volt, bila ada tegangan maka pemasangan alternator
kurang baik, terminal kotor atau kabel massa kendor/berkarat.

Gambar
Jika hasil pemeriksaan
arus 4.6
danPengukuran
tegangan Arus
menunjukan sistem pengisian

tidak berfungsi, yaitu tidak ada arus pengisian maka:


1) Tipe regulator mekanik: Hubungkan terminal F dengan terminal B
menggunakan kabel jumper, dengan langkah ini jika arus pengisian normal
maka kemungkinan yang rusak adalah regulator, fuse atau kabel regulator

30

lepas. Bila tidak ada arus pengisian kemungkinan alternator yang rusak
maka harus dioverhaul.
2) Tipe IC regulator: Pada sistem pengisian dengan IC regulator bila tidak
ada arus pengisian, maka hubungkan terminal F dengan bodi alternator
menggunakan kawat atau penghantar. Bila arus pengisian menjadi normal
maka kemungkinan yang rusak adalah IC regulator. Jika tetap tidak ada
pengisian

kemungkinan

yang

rusak

adalah

alternatornya

dan

harusdioverhaul.

Gambar 4.7 Pengecekan IC Regulator

3.4.
Langkah-langkah Pembongkaran Sistem Pengisian
1) Lepas baut yang berhubungan dengan alternator dengan mesin, dan kabel kabel yang berhubungan.

2) Bongkar alternator sesuai urutan.


3) Buka solderan masing masing timah stator.
4) Buka bearing bantalan.
3.4.1. Langkah langkah pemeriksaan, pengetesan, dan perbaikan alternator
adalah sebagai berikut:
1) Pemeriksaan kebocoran rotor tahanan antara 3,9 4,1 .
2) Pengetesan hubungan dengan massa (ground test). Multitester harus
menunjukan tidak terbatas (tak terhingga).

31

3) Periksa bantalan, kemungkinan aus atau kasar


Hasil pemeriksaan: halus dan tidak kasar.
Kesimpulan: masih baik dan layak pakai.

4) Pengetesan kebocoran stator


Periksa bahwa terdapat hubungan antara tiap-tiap ujung coil.

5) Pemeriksaan stator hubungan dengan massa.


Periksa bahwa tidak terdapat hubungan antara masing masing ujung koil dan
inti stator.

6) Sikat dan pemegang sikat


Ukur panajang sikat yang menonjol.
Panjang yang menonjol: minimum 5,5 mm
Hasil pemeriksaan: 12 mm.
Kesimpulan: masih baik.

32

7) Mengganti sikat
Buka solderansikat lalu sikat dilepas berikut pegasnya.
Pasang dan solder kembali sikat dan pegas, panjang bagian yang menonjol:
12,5 mm
8) Jika saat pengukuran sikat ternyata sikat dibawah nominal standa, maka sikat
harus diganti.
a. Buka solderan sikat lalu sikat dilepas, berikut pegasnya.
b. Pasang dan solder kembali sikat dan pegas, panjang bagian yang menonjol
12,6 mm.
Hasil pemeriksaan: terdapat hubungan.
Kesimpulan: masih baik.
9) Tukarkan kutub dari ujung ujung alat uji lalu adakan pemeriksaan kembali.
Jika terdapat hubungan, maka rektifier harus diganti.
Hasil pemeriksaan: terdapat hubungan.
Kesimpulan: masih baik.
10) Pemegang rektifier bagian negatif.
Hubungkan ujung positif ohmmeter dengan terminal rektifier dan ujung
negatif dengan terminal E. Jika tidak terdapat hubungan rektifier harus diganti.
Hasil pemeriksaan: terdapat hubungan.
Kesimpulan: maih baik.

33

11) Tukar kutub dari ujung ujung alat uji lalu adakan pemeriksaan kembali. Jika
terdapat hubungan, rektifier harus diganti.
Hasil pemeriksaan: tidak terdapat hubungan.
Kesimpulan: masih baik.

12) Setelah pemeriksaan selesai segera lakukan proses perakitan kembali.

34

PENUTUP
Simpulan
Sistem starter dan sistem pengisian sangatlah penting bagi sebuah
kendaraa, karena bila salah satu sistem rusak maka akan menjadi kendala bagi
sebuah kendaraan. Suatu mesin tidak dapat mulai hidup (start) dengan serndirinya,
maka mesin tersebut memerlukan tenaga dari luar untuk memutarkan poros
engkol dan membantu untuk menghidupkan. Sistem starter adalah bagian dari
sistem pada kendaraan untuk memberikan putaran awal bagi engine agar dapat
menjalankan siklus kerjanya.
Begitu juga dengansistem pengisia amatlah penting, karena jika terjadi
kerusakan maka baterai akan cepat kehabisan. Dengan demikian, baterai harus
selalu terisi penuh agar dapat mensuplai kebutuhan listrik setiap waktu yang
diperlukan oleh tiap-tiap komponen listrik. Untuk itu pada mobil diperlukan
sistem pengisian yang akan memproduksi listrik agar baterai selalu terisi penuh.
Sistem pengisian (charging system) akan memproduksi listrik untuk mengisi
kembali baterai dan mensuplai kelistrikan ke komponen yang memerlukannya
pada saat mesin dihidupkan.

35

Anda mungkin juga menyukai