LAPORAN
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
Pengisian dan Starter
yang dibina oleh Bpk. Agus Sholah
Oleh
Heri Dwi Wahyu Saputro
130513611126
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Suatu mesin tidak dapat mulai hidup (start) dengan serndirinya, maka
mesintersebut memerlukan tenaga dari luar untuk memutarkan poros engkol dan
membantu untuk menghidupkan.Hal itulah yang menyebabkan keharusan adanya
sistem starter pada kendaraaa, mobil pada umumnya menggunakan motor listrik
yang digabungkan dengan magnetic switch yangmemindahkan gigi pinion yang
berputar ke ring gear yang dipasangkan ke pada bagian luar dari fly wheel,
sehingga ring gear berputar. Sistem starter adalah bagian dari sistem pada
kendaraan untuk memberikan putaran awal bagi engine agar dapat menjalankan
siklus kerjanya.
Sistem pengisian berfungsi untuk mensuplai kebutuhan listrik pada
komponen-kompone listrik pada mobil tersebut seperti stater, lampu-lampu,
klakson dan penghapus kaca. Dengan demikian, baterai harus selalu terisi penuh
agar dapat mensuplai kebutuhan listrik setiap waktu yang diperlukan oleh tiaptiap komponen listrik. Untuk itu pada mobil diperlukan sistem pengisian yang
akan memproduksi listrik agar baterai selalu terisi penuh dan mensuplai arus
listrik ke komponen yang memerlukannya pada saat mesin dihidupkan.
Dalam makalah ini akan dibahas terkait dengan sistem pengisian serta sistem
starter. Uraian makalah ini tentang fungsi, cara kerja, komponen dan perawatan
baik sistem starter maupun sistem pengisian.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat diketahui rumusan masalahnya
sebagai berikut.
2.1.
Apa saja kompenen sistem pengisian dan starter?
2.2.
Bagaimana cara kerja dari sistem pengisian dan starter?
2.3.
Bagaimana proses pemeriksaan sistem pengisian dan starter?
3. Tujuan
Berdasarkan Rumusan masalah di atas maka dapat diketahui tujuannya
sebagai berikut.
3.1.
3.2.
3.3.
PEMBAHASAN
1.1.
tengah tengah medan magnet diletakkan konduktor yang dialiri arus, sehingga
akan timbul gaya elektromagnetik yang menyebabkan konduktor bisa berputar.
Gambar
II.17.Pada
Saat
Starter
Switch
OFF
a. Baterai -----> Terminal B -----> Main switch -----> Terminal C -----> Kumparan
pull
coil
----->
Hold
coil
----->
Massa
b. Baterai -----> Terminal B -----> Main switch -----> Terminal C -----> Kumparan
medan
angker
----->
Massa
Sehingga:
Kemagnetan plunyer berbalik (sesuai arah aliran listriknya) sehingga Plunyer
akan bergerak maju sehingga pinion tertarik mundur dan main switch terputus.
H. Sistem kelistrikan starter pada mobil.
Sistem Starter Mobil merupakan suatu mesin atau engine tidak dapat mulai hidup
(start) dengan sendirinya, maka mesin tersebut memerlukan tenaga dari luar untuk
2.2.
Stater
Jenis
Konvensional.
2.2.1. Pertama-tama siapkan alat dan bahan
2.2.2. Periksa celah aksial poros armature. Limit celah aksial 1,0 mm
2.2.3. Pukul cincin penahan dengan obeng min
10
2.2.5. Jika pinion sukar dikeluarkan, haluskan poros dengan batu oli
agar memudahkan proses pemngeluaran pinion.
2.2.6. Poros armature dan bantalan (jenis 0,6 kw).
a. Periksa ujung poros armature, bos rumah penggerak dan bos
ujung kemungkinan aus atau cacat.
Celah oli: limit 0,2 mm.
b. Mengganti bos:
1) Buka tutup bos dan keluarkan bos. Cocokkan lubang boss dengan
alur rumah lalu pasang boss yang baru (dengan jalan ditekan).
2) Cocokkan lubang boss dengan alur rumah lalu pasang boss yang baru
(dengan jalan ditekan).
11
2) Kedalaman mica.
STD 0,4 0,8 mm
Limit 0,2 mm.
3) Jika kedalaman mica dibawah limit. Perbaiki dengan menggunakan
mata gergaji besi.
4) Haluskan penggiran dengan kikir.
5) Gunakan kertas amplas # 400 untuk membuang serpih
12
8) Koil armature.
Ground test (tes kebocoran). Periksa komutator dan inti koil armature
jika terdapat hubungan maka harus dilakukan penggantian.
Hasil pengukuran: tidak terdapat hubungan
Kesimpulan: baik dan layak digunakan.
2.2.8. Pengetesan hubungan singkat.
Letakkan armature di atas alat pengetesan armature lalu tempelkan mata
kikir pada inti armature sementara armature diputar. Jika mata kikir
tertarik atau bergetar, terdapat hubungan singkat pada armature maka
harus diganti.
2.2.9. Keadaan Solderan
Periksa kemungkinan ada hubungan antara komutator dan koil
armature.
2.2.10. Koil medan (field coil).
1) Pengetesan terputus
periksa koil medan kemungkinan ada hubungan antara kawat kawat
ujung. Jika tidak ada hubungan berarti ada yang terputus pada koil medan
dan harus dilakukan penggantian yang baru.
Hasil periksaan: ada hubungan.
Kesimpulan: masih baik dan layak digunakan.
13
2.2.11. Sikat
Ukur panjang sikat dang anti jika kurang dari limit.
Hasil pengukuran: sikat 1 (9,04 mm), sikat 2 (8,04 mm), sikat 3 (8,08 mm)
sikat 4 (10,0 mm)
Kesimpulan: masih baik
14
4) Putar pinion. Pinion harus berputar dengan bebas pada arah jarum jam
tetapi terkunci pada arah berlawanan dengan jarum jam.
2.2.17. Swit Magnet
1) Tekan plunyer lalu dilepas. Plunyer harus berputar balik dengan segera
setelah dilepas ke posisi semula.
15
2.3.
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
4.4.3
Komutator
16
2)
3)
4)
5)
6) Kelonjongan
Perbaiki dengan bubut jika melebihi limit kelonjongan 0,2 mm.
7) Keausan permukaan
STD 30 mm,
limit 29 mm.
Hasil pengukuran: 29,06.
Kesimpulan: masih baik, layak pakai.
2.4.3. Koil Armature
1) Ground test (tes kebocoran)
Hasil pengukuran: tidak ada hubungan.
Kesimpulan: masih baik.
17
2) Ground test.
Periksa hubungan antara ujung koil medan dan frame medan. Jika ada
hubungan, maka koil medan harus diganti.
3) Pemegang sikat
Periksa isolasi antara pemegang sikat + dan pemegang sikat harus
diperbaiki atau diganti jika ada petunjuk adanya hubungan.
Hasil pemeriksaan: tidak terdapat hubungan.
Kesimpulan: masih baik.
2.4.5. Sikat
18
19
3.1.
Sistem Pengisian
Gambar 3.2
Baterai berfungsi untuk menyimpan
arusBaterai
saat mesin menyala. Dan menjadi
sumber tegangan untuk membuat rotor coil pada alternator menjadi megnet saat
mesin akan dinyalakan.
3.1.1. Alternator
20
Komponen-komponen Alternator:
1) Pulley
21
4) Rotor
Berfungsi
untuk
membangkitkan
medan
magnet
dengan
prinsip
electromagnet.
5) Dioda (rectifier)
Rectifier berfungsi untuk merubah arus AC menjadi arus DC
Rectifier terdiri dari 3 dioda positif, 3 dioda negatif, dan diode holder.
Diode holder berfungsi untuk mera-diasikan panas dan mencegah dioda
panas.
6) Brush (Sikat)
Berfungsi untuk menghubungkan arus listrik dari voltage regulator ke slip
ring dan menghubungkan slip ring satunya ke massa.
7) Slip Ring
Berfungsi untuk menerima arus listrik dari brush dan menyalurkannya ke
stator coil dan memassakan stator dengan melewati brush satunya.
3.1.2.
Kunci Kontak
22
Fuse (Sekering)
Sebagai pengaman jika terjadi kelebihan arus pada system pengisian / jika
terjadinya korsleting (hubungan pendek arus listrik).
3.1.4. Lampu Indikator Pengisian
Lampu ini berfungsi sebagai tanda kepada pengemudi jika system pengisian
tidak bekerja.
3.1.5.
Regulator
24
25
Pada saat tegangan output pada terminal B tinggi, tegangan yang lebih tinggi itu
dialirkan ke zener diode (ZD) dan bila tegangan ini mencapai tegangan zener,
maka ZD menjadi penghantar. Akibatnya, Tr1 ON dan Tr2 OFF. Ini akan
menghambat arus field dan mengatur tegangan output.
26
Saat kunci kontak ON dan mesin belum berputar, pada stator coil belum ada
tegangan induksi, sehingga terjadi aliran arus:
Battery > fuse > S alternator > S IC regulator > BIC > BAT alternator > B IC
regulator > BIC
Aliran arus diatas membuat BIC mengONkan transistor karena mendeteksi
tegangan battery kurang dari 14,7 volt. Sehingga terjadi arus:
Battery > fuse > starter switch > IG alternator > dioda > R IC regulator > tahanan
> L IC regulator > rotor coil > F IC regulator > Tr ON > E (massa).
Aliran arus tersebut membuat kemagnetan pada rotor coil kecil sekali. Hal ini
menyebebkan aliran arus seperti berikut:
Battery > fuse > starter switch > IG alternator > dioda > R IC regulator > tahanan
> L IC regulator > L alternator > kumparan charge relay > ZD OFF.
Karena aliran arus diatas, kumparan charge relay tidak menjadi magnet dan
menghaslkan aliran arus seperti di bawah ini:
Battery > fuse > starter switch > charge light > plat kontak CHG relay > massa.
Akibatnya, charge light menyala.
2) Mesin Hidup dan Tegangan Output Di Bawah Standar (<14,7 Volt)
Saat mesin hidup pada stator coil terjadi tegangan induksi, sehingga terjadi aliran
arus :
Stator coil > dioda > BAT alternator > S alternator > S IC reg > BIC > B IC
regulator > BI
Hal diatas membuat BIC mengONkan transistor karena mendeteksi
tegangan output ku-rang dari 14,7 volt dan membuat aliran arus seperti berikut :
Stator coil > field dioda > rotor coil > F IC regulator > Tr ON > E IC regulator
> E alternator > massa.
Sehingga rotor coil menjadi magnet dan membuat arus seperti dibawah ini:
27
Stator coil > field dioda > L alternator > kumparan charge relay > ZD ON >
massa
Hal tersebut membuat kumparan charge relay menjadi magnet dan menarik
plat kontak ke atas, sehingga charge light mati karena tidak ada beda potensial.
3) Mesin Hidup Tegangan Output Di Atas Standar (14,7 Volt)
Saat mesin hidup pada stator coil terjadi tegangan induksi, sehingga terjadi aliran
arus:
Stator coil > dioda > BAT alternator > S alternator > S IC reg > BIC > B IC
regulator > BIC
Sehingga BIC mengOFFkan transistor karena mendeteksi tegangan
output lebih dari 14,7 volt. Hal ini membuat aliran arus seperti di bawah ini:
Stator coil > field dioda > rotor coil > F IC regulator > Tr OFF
Sehingga rotor coil tidak menjadi magnet dan membuat aliran arus:
Stator coil > field dioda > L alternator > kumparan charge relay > ZD ON >
massaAliran arus diatas membuat kumparan charge relay menjadi magnet dan
menarik plat kontak ke atas, sehingga charge light mati karena tidak ada beda
potensial.
3.3.
Pemeriksaan Arus dan Tegangan Sistem Pengisian
3.3.1. Pemeriksaan Tanpa Beban
Langkah-langkah pemeriksaan arus dan tegangan pengisian tanpa beban
meliputi:
1) Hubungkan clem positif volt meter dengan terminal positif baterai dan
clem negatif volt meter dengan terminal negatif baterai.
2) Pasang amper meter dengan memasang clem induksi pada kabel positif
baterai.
28
3) Hidupkan mesin, atur putaran mesin dari putaran idle sampai putaran 2000
rpm.
4) Periksa penunjukan pada Volt-Amper meter.
Standar penunjukan untuk sistem pengisian regulator mekanik: Arus
kurang dari 10 A dan tegangan: 13,8-14,8 volt.
Standar penunjukan untuk sistem pengisian IC regulator: Arus kurang dari
10 A dan tegangan untuk regulator tipe A: 13,8-14,1 volt sedangkan
tegangan tipe M: 13,9-15,1 volt.
29
3) Hidupkan mesin, atur putaran mesin dari putaran idle sampai 2000 rpm,
Hidupkan lampu kepala dan fan AC. Periksa penunjukan pada Amper-Volt
meter.
Standar penunjukan untuk regulator mekanik, arus lebih dari 30 A dan
tegangan: 13,8-14,8 A.
Standar penunjukan tegangan untuk sistem pengisian IC regulator, IC tipe
A: 13,8-14,1 volt sedangkan regulator tipe M: 13,9-15,1 volt.
Gambar
Jika hasil pemeriksaan
arus 4.6
danPengukuran
tegangan Arus
menunjukan sistem pengisian
30
lepas. Bila tidak ada arus pengisian kemungkinan alternator yang rusak
maka harus dioverhaul.
2) Tipe IC regulator: Pada sistem pengisian dengan IC regulator bila tidak
ada arus pengisian, maka hubungkan terminal F dengan bodi alternator
menggunakan kawat atau penghantar. Bila arus pengisian menjadi normal
maka kemungkinan yang rusak adalah IC regulator. Jika tetap tidak ada
pengisian
kemungkinan
yang
rusak
adalah
alternatornya
dan
harusdioverhaul.
3.4.
Langkah-langkah Pembongkaran Sistem Pengisian
1) Lepas baut yang berhubungan dengan alternator dengan mesin, dan kabel kabel yang berhubungan.
31
32
7) Mengganti sikat
Buka solderansikat lalu sikat dilepas berikut pegasnya.
Pasang dan solder kembali sikat dan pegas, panjang bagian yang menonjol:
12,5 mm
8) Jika saat pengukuran sikat ternyata sikat dibawah nominal standa, maka sikat
harus diganti.
a. Buka solderan sikat lalu sikat dilepas, berikut pegasnya.
b. Pasang dan solder kembali sikat dan pegas, panjang bagian yang menonjol
12,6 mm.
Hasil pemeriksaan: terdapat hubungan.
Kesimpulan: masih baik.
9) Tukarkan kutub dari ujung ujung alat uji lalu adakan pemeriksaan kembali.
Jika terdapat hubungan, maka rektifier harus diganti.
Hasil pemeriksaan: terdapat hubungan.
Kesimpulan: masih baik.
10) Pemegang rektifier bagian negatif.
Hubungkan ujung positif ohmmeter dengan terminal rektifier dan ujung
negatif dengan terminal E. Jika tidak terdapat hubungan rektifier harus diganti.
Hasil pemeriksaan: terdapat hubungan.
Kesimpulan: maih baik.
33
11) Tukar kutub dari ujung ujung alat uji lalu adakan pemeriksaan kembali. Jika
terdapat hubungan, rektifier harus diganti.
Hasil pemeriksaan: tidak terdapat hubungan.
Kesimpulan: masih baik.
34
PENUTUP
Simpulan
Sistem starter dan sistem pengisian sangatlah penting bagi sebuah
kendaraa, karena bila salah satu sistem rusak maka akan menjadi kendala bagi
sebuah kendaraan. Suatu mesin tidak dapat mulai hidup (start) dengan serndirinya,
maka mesin tersebut memerlukan tenaga dari luar untuk memutarkan poros
engkol dan membantu untuk menghidupkan. Sistem starter adalah bagian dari
sistem pada kendaraan untuk memberikan putaran awal bagi engine agar dapat
menjalankan siklus kerjanya.
Begitu juga dengansistem pengisia amatlah penting, karena jika terjadi
kerusakan maka baterai akan cepat kehabisan. Dengan demikian, baterai harus
selalu terisi penuh agar dapat mensuplai kebutuhan listrik setiap waktu yang
diperlukan oleh tiap-tiap komponen listrik. Untuk itu pada mobil diperlukan
sistem pengisian yang akan memproduksi listrik agar baterai selalu terisi penuh.
Sistem pengisian (charging system) akan memproduksi listrik untuk mengisi
kembali baterai dan mensuplai kelistrikan ke komponen yang memerlukannya
pada saat mesin dihidupkan.
35