Viva Historia
Search
My Story
Feed on
Posts
comments
Selain itu Portugis selama di Maluku berusaha menyebarkan agama Kristen sementara itu
penduduk Ternate saat itu beragama Islam. Perilaku Portugis selama berada di Maluku pun
dinilai tidak sopan.
Portugis akhirnya berusaha mencari daerah lain yaitu di Sumatera dan di Jawa meskipun di
Sumatera dia berusaha menguasai cengkeh dan lada tetapi kurang berhasil sebab Aceh sangat
kuat dalam perdaganagn lada.
Portugis di Indonesia dari tahun 1511 sampai 1641.
B.
C.
Cornelis de Houtman memimpin pelayaran dari Belanda tahun 1595 dan tiba di Banten Juni
1596. Dari Banten pelayaran dilanjutkan ke Maluku dan berhasil mendapatkan keuntungan
sebesar-besarnya disana.
PERKEMBANGAN MASA DAENDELS:
Setelah VOC bubar dan diambil alih oleh Belanda, maka Raja Louis Napoleon Bonaparte
menunjuk Herman Willem Daendels sebagai Gubernur Jenderal di Indonesia.
Herman Willem Daendels berkuasa dari tahun 1808 sampai 1811. Kebijakan-kebijakan yang
dikeluarkan Daendels:
1. Bidang Pertahanaan, ia bertugas mempertahankan Pulau Jawa dari serangan Inggris
yang saat itu sedang berperang melawan Perancis.
2. Membangun angkatan perang yang terdiri dari orang-orang Indonesia.
3. Membangun benteng-benteng militer, pabrik senjata, dan rumah sakit militer.
4. Membangun jalan utama yang yang menghubungkan kota-kota sepanjang pantai utara
Jawa. Jalan tersebut membentang dari Anyer di Jawa Barat hingga Panarukan di Jawa
Timur.
5.
Pembangunan Pelabuhan di Banten, Merak, dan Surabaya, serta membuat perahuperahu untuk keperluan pemerintahannya.
6.
Daendels berusaha untuk menanamkan kekuasaannya di kerajaan-kerajaan lokal di
Indonesia, dan berusaha untuk mengubah tata cara lama dalam tradisi kerajaan-kerajaan
Indonesia.
7. Menjual tanah rakyat kepada pengusaha swasta asing dari Belanda, Arab, dan Cina.
Pelaksanaan kebijakan tersebut dilakukan dengan sistem kerja paksa yang disebut Kerja
Rodi. Rakyat harus bekerja keras membangun saran umum tersebut tanpa mendapat upah.
Ribuan rakyat meninggal saat mengerjakan pembuatan jalan raya tersebut.
Tindakan Daendels tersebut menimbulkan konflik dengan para penguasa lokal Indonesia.
Tindakan otoriter Daendels tersebut membuat Raja Louis Napoleon Bonaparte memanggil
kembali Daendels ke Belanda dan diganti oleh GubernurJenderal Jansens.
D.
Mengambil kebijakan Tanam Paksa (Cultuur Stelsel). Sistem dimana setiap petani di
Jawa wajib menanam tanaman perdagangan ekspor yang laku dipasaran Eropa/dunia.
Oleh karena itu, rakyat dikenakan pajak in natura.
Ketentuan pokok sistem tanam paksa:
1. Persetujuan menyerahkan sebagian tanah yaitu seperlima dari tanah pertanian milik
penduduk.
2. Waktu untuk bekerja tanam paksa tidak melebihi ewaktu untuk pekerjaan menanam
padi.
3. Bebas pajak tanah
4. Kelebihan atau keuntungan diarahkan atau diberikan kepada rakyat
5. Jika terjadi kegagalan panen menjadi tanggung jawab pemerintah.
6. Kerja paksa dilakukan dibawah pengawasan kepala desa
7. Bagi rakyat yang tidak punya tanah, wajib bekerja 66 hari.
Pada pelaksanaannya ternyata tidak seindah ketentuan tersebut, pada pelaksanaannya
selalu sangat membebankan rakyat. Tetapi rakyat Jawa terlalu patuh terhadap kebijakan
tersebut sehingga tidak ada perlawanan dari rakyat.
Jenis tanam paksa : Gula, Nila (indigo), teh, tembakau, kayu manis, kapas, kopi.
Tanaman Musiman: Gula, Nila, Tembakau.
Tanaman Tahuanan : Lada, Kopi, Karet, Teh, Kelapa Sawit.
Rakyat Indonesia wajib menanam tanaman-tanaman tersebut dimana selanjutnya hasilnya
diserahkan pada Belanda. Pemerintah Belanda mendapatkan keuntungan yang sangat
besar dari sistem tanam paksa tersebut sehingga hutang-hutang Belanda dapat dilunasi
bahkan semua masalah keungan Belanda dapat diatasi.
Tanam Paksa dihapuskan karena :
a.
Beban rakyat yang semakin besar sebab rakyat selain dibebankan kewajiban
menanam tanaman ekspor, rakyat masih harus bekerja rodi untuk pemerintah
membangun sarana-prasarana umum, selain itu rakyat juga dibebankan kewajiban
membayar pajak.
b.
Timbulnya bahaya kelaparan, disebabakan karena daya tahan rakyat dalam
menghadapi bencana terlalu kecil sehingga ketika musim kemarau tiba mereka tidak
mampu mengatasinya. Bencana kelaparan tersebut menyebabkan berkurangnya
jumlah penduduk di Pulau Jawa. Contoh
Di demak penduduknya berkurang dari 336.000 jiwa menjadi 120.000 jiwa.
Di Grobogan, penduduknya berkurang dari 89.500 jiwa menjadi 9.000 jiwa.
c.
Bencana tersebut sebagai titik balik atau merupakan batas kemampuan eksploitasi
para petani di Jawa dengan diterapkannya sistem tanam paksa.
d. Keadaan sebenarnya di Jawa tersebut diketahui oleh orang-orang Belanda di negara
Belanda sehingga mereka melakukan penentangan seperti Vitalis, Baron van Hoevell,
Multatuli (Douwes Dekker), Frans van de Pute.
Usaha penghapusan tanam paksa sudah dilakukan sejak tahun 1860 dengan penghapusan
tanaman lada sampai 1870 secara resmi tanam paksa dihapuskan di Indonesia namun
tanam paksa kopi baru dapat dihapuskan setelah 1917 dan tanam paksa benar-benar
terhapus di Indonesia pada 1920.
E.
INGGRIS DI
MASUKNYA:
Sir James Lancaster merupakan orang pertama yang memimpin armada pelayaran Inggris
dan tiba di Aceh pada 1602 dan langsung melanjutkan pelayaran ke Banten.
Selanjutnya Sir Henry Middleton pada tahun1604 berhasil mencapai Ternate, Tidore, Ambon,
dan Banda. Di Maluku, Inggris mendapat persaingan dari Portugis dalam usaha mendapatkan
rempah-rempah. Inggris akhirnya melanjutkan perjalanan ke Kalimantan Barat, Makasar,
Jayakarta, Jepara, aceh, Pariaman, dan Jambi.
BERKEMBANGNYA:
Raffles berkuasa dari tahun 1811-1814 setelah pada tahun 1811, Inggris menyerang wilayahwilayah yang dikuasai Belanda di Jawa. Hal ini berhasil membuat Belanda menyerah tanpa
syarat dan memberikan wilayah kekuasaan kepada pemerintah Inggris.
Kekuasaan Inggris di Indonesia diwakili oleh Maskapai Hindia Timur (The East India
Company) disingkat EIC yang berpusat di Calcutta, India. EIC mendapat hak Oktrooi dari
Ratu Elizabeth I. Saat Gubernur Jenderal Lord Minto menjadi pemimpin EIC, dia
mengangkat Thomas Stamford Raffles sebagai Gubernur Jenderal di Hindia Belanda.
Selama Raffles berkuasa ia menerapkan berbagai kebijakan diantaranya:
1. Membagi wilayah Pulau Jawa menjadi 16 daerah Karisedenan. Tujuannya untuk
mempermudah pengaturan dan pengawasan terhadap Pulau Jawa.
2. Membentuk sistem pemerintahan dan pengadilan dengan merujuk kepada sistem di
Inggris.
3. Mengeruk keuntungan sebesar-besarnya bagi kemakmuran Inggris dengan menerapkan
sistem pemiliki atas tanah dan memberlakukan sewa tanah (Stelsel Tanah)
Karena tindakan-tindakan Raffles selama berkuasa kurang memperhatikan kekuasaan
pemerintah lokal maka dia mendapat pertentangan dari para penguasa lokal di Indonesia.
Selama di Indonesia berhasil menulis buku yang berjudul History of Java berisi sejarah
budaya indonesia. Namanya diabadikan sebagai nama bunga bangkai di Bengkulu Rafflesia
Arnoldi
Kekuasaan Raffles berakhir pada 1814 setelah terjadi Konvensi London antara Inggris dan
Belanda. Isinya Inggris harus mengembalikan semua wilayah jajahan Belanda yang telah
dikuasainya.
Inggris menyerahkan kekuasaan pada Belanda tahun 1816