Anda di halaman 1dari 11

UJIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

1. Definisi surveilans
Surveilans kesehatan masyarakat adalah pengumpulan, analisis, dan analisis data secara terus menerus &
sistematis yang kemudian didiseminasikan (disebarluaskan) kepada pihak-pihak yang bertanggungjawab
dalam pencegahan penyakit dan masalah kesehatan lainnya
2. Teori Blum
Teori BLUM tentang kesehatan masyarakat
Menurut Hendrik L Blum ada 4 faktor yang mempengaruhi status derajat kesehatan
masyarakat atau perorangan. Faktor-faktor tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
1. Lingkungan
Lingkungan memiliki pengaruh yang dan peranan terbesar diikuti perilaku, fasilitas kesehatan
dan keturunan. Lingkungan sangat bervariasi, umumnya digolongkan menjadi tiga kategori,
yaitu yang berhubungan dengan aspek fisik dan sosial. Lingkungan yang berhubungan
dengan aspek fisik contohnya sampah, air, udara, tanah, ilkim, perumahan, dan sebagainya.
Sedangkan lingkungan sosial merupakan hasil interaksi antar manusia seperti kebudayaan,
pendidikan, ekonomi, dan sebagainya
2. Perilaku
Perilaku merupakan faktor kedua yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat karena
sehat atau tidak sehatnya lingkungan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat sangat
tergantung pada perilaku manusia itu sendiri. Di samping itu, juga dipengaruhi oleh
kebiasaan, adat istiadat, kebiasaan, kepercayaan, pendidikan sosial ekonomi, dan perilakuperilaku lain yang melekat pada dirinya.
3. Pelayanan kesehatan
Pelayanan kesehatan merupakan faktor ketiga yang mempengaruhi derajat kesehatan
masyarakat karena keberadaan fasilitas kesehatan sangat menentukan dalam pelayanan
pemulihan kesehatan, pencegahan terhadap penyakit, pengobatan dan keperawatan serta
kelompok dan masyarakat yang memerlukan pelayanan kesehatan. Ketersediaan fasilitas
dipengaruhi oleh lokasi, apakah dapat dijangkau atau tidak. Yang kedua adalah tenaga
kesehatan pemberi pelayanan, informasi dan motivasi masyarakat untuk mendatangi fasilitas
dalam memperoleh pelayanan serta program pelayanan kesehatan itu sendiri apakah sesuai
dengan kebutuhan masyarakat yang memerlukan.

4. Keturunan
Keturunan (genetik) merupakan faktor yang telah ada dalam diri manusia yang dibawa sejak
lahir, misalnya dari golongan penyakit keturunan seperti diabetes melitus dan asma bronehial.
Hendrik L Blum juga menyebutkan 12 indikator yang berhubungan dengan derajat kesehatan,
yaitu:
1.Life spam: yaitu lamanya usia harapan untuk hidup dari masyarakat, atau dapat juga
dipandang sebagai derajat kematian masyarakat yang bukan karena mati tua.
2.Disease or infirmity: yaitu keadaan sakit atau cacat secara fisiologis dan anatomis dari
masyarakat.
3.Discomfort or ilness: yaitu keluhan sakit dari masyarakat tentang keadaan somatik,
kejiwaan maupun sosial dari dirinya.
4.Disability or incapacity: yaitu ketidakmampuan seseorang dalam masyarakat untuk
melakukan pekerjaan dan menjalankan peranan sosialnya karena sakit.
5.Participation in health care: yaitu kemampuan dan kemauan masyarakat untuk
berpartisipasi dalam menjaga dirinya untuk selalu dalam keadaan sehat.
6.Health behaviour: yaitu perilaku manusia yang nyata dari anggota masyarakat secara
langsung berkaitan dengan masalah kesehatan.
7.Ecologic behaviour: yaitu perilaku masyarakat terhadap lingkungan, spesies lain,
sumber daya alam, dan ekosistem.
8.Social behaviour: yaitu perilaku anggota masyarakat terhadap sesamanya, keluarga,
komunitas dan bangsanya.
9.Interpersonal relationship: yaitu kualitas komunikasi anggota masyarakat terhadap
sesamanya.
10.

Reserve or positive health: yaitu daya tahan anggota masyarakat terhadap

penyakit atau kapasitas anggota masyarakat dalam menghadapi tekanan-tekanan


somatik, kejiwaan, dan sosial.
11.

External satisfaction: yaitu rasa kepuasan anggota masyarakat terhadap

lingkungan sosialnya meliputi rumah, sekolah, pekerjaan, rekreasi, transportasi.


12.

Internal satisfaction: yaitu kepuasan anggota masyarakat terhadap seluruh

aspek kehidupan dirinya sendiri.

3. Parameter gizi seseorang


Status gizi : keadaan keseimbangan antara asupan & kebutuhan. Status gisi : kesehatan
seseorang / masyarakat yang dipengaruhi oleh makanan yang dikonsumsi dinilai dengan
ukuran / parameter gizi. Penilaian status gizi : langsung & tidak langsung.
TIDAK LANGSUNG : survey konsumsi, statistic vital & faktor ekologi.

Survey konsumsi : melihat jumlah & jenis makanan

Statistik vital : menganalisa data statistic kesehatan seperti angka kematian


berdasarkan umur, angka kesakitan & kematian akibat penyebab tertentu & data
lainnya yang berhubungan dengan gizi.

Faktor ekologi : Ekologi menentukan jumlah makanan yang tersedia iklim, tanah,
irigasi

LANGSUNG : antropometri, klinis, bikomia & biofisika

Klinis : sangat penting didasarkan atas perubahan perubahan yang terjadi yang
dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi. Juga dilakukan pemeriksaan sign &
symptom riwayat penyakit.

Biokimia : metode penentuan status gizi, pemeriksaan spesimen yang diuji secara
laboratorium yang dilakukan dalam berbagai macam jaringan tubuh. Kegunaan :
peringatan kemungkinan terjadi keadaan malnutrisi yang lebih parah.

Biofisik : penentuan status gizi dengan melihat kemampuan fungsi (khususnya


jaringan) & melihat perubahan struktur & jaringan tersebut. Untuk situasi tertentu,
mis. : buta senja.

Antopometri : cara pengukuran terhadap pertumbuhan, ukur status gizi, penegakan


diagnose kurang energy & protein. Indeks antropometri 2 variabel : saling
membandingkan dengan penyebut harus relative konstan terhadap pembilang. Indeks
antropometri : BB/U ( gambaran massa tubuh ), TB/U ( pertumbuhan skeletal ),
BB/TB ( indikator untuk menilai status gizi saat ini, terlebih kalo data usia ga
didapat )

4. Statistik kesehatan menggunakan rate / ratio / proporsi


Ratio : the relationship between 2 measures expressed as a / b
Proportion : a type of ratio in which the numerator is included in the denominator , expressed
as percentage.
Rate : a time-specific proportionl the basic measure of disease occurrence; expresses the
probability of risk of a disease in adefined popularion over aperiod of time.

5. Beda insidens & prevalensi


Incidence is a measure of the risk of developing some new condition within a specified period of
time. Although sometimes loosely expressed simply as the number of new cases during some time
period, it is better expressed as a proportion or a rate with a denominator.
The prevalence or prevalence proportion is the proportion of a population found to have a condition
(typically a disease or a risk factor such as smoking or seat-belt use). It is arrived at by comparing the
number of people found to have the condition with the total number of people studied, and is
expressed as a fraction, as a percentage or as the number of cases per 10,000 or 100,000 people.

6. Apa itu MDGs ?


Millennium Development Goals (MDGs) atau dalam bahasa Indonesia diterjemahkan
menjadi Tujuan Pembangunan Milenium, adalah sebuah paradigma pembangunan global,
dideklarasikan Konperensi Tingkat Tinggi Milenium oleh 189 negara anggota Perserikatan
Bangsa Bangsa (PBB) di New York pada bulan September 2000. Dasar hukum
dikeluarkannya deklarasi MDGs adalah Resolusi Majelis Umum Perserikatan Bangsa Bangsa
Nomor 55/2 Tangga 18 September 2000, (A/Ris/55/2 United Nations Millennium
Development Goals). Semua negara yang hadir dalam pertemuan tersebut berkomitment
untuk mengintegrasikan MDGs sebagai bagian dari program pembangunan nasional dalam
upaya menangani penyelesaian terkait dengan isu-isu yang sangat mendasar

tentang

pemenuhan hak asasi dan kebebasan manusia, perdamaian, keamanan, dan pembangunan.
Deklarasi ini merupakan kesepakatan anggota PBB mengenai sebuah paket arah
pembangunan global yang dirumuskan dalam beberapa tujuan yaitu:
1. Menanggulangi Kemiskinan dan Kelaparan,
2. Mencapai Pendidikan Dasar untuk semua,
3. Mendorong Kesetaraan Gender, dan Pemberdayaan Perempuan,
4. Menurunkan Angka Kematian Anak,
5. Meningkatkan Kesehatan Ibu,
6. Memerangi HIV/AIDs, Malaria dan Penyakit Menular Lainnya,
7. Memastikan Kelestarian Lingkungan Hidup, dan
8. Membangun Kemitraan Global untuk Pembangunan.
Setiap tujuan menetapkan satu atau lebih target serta masing-asing sejumlah indikator yang
akan diukur tingkat pencapaiannya atau kemajuannya pada tenggat waktu hingga tahun 2015.
Secara global ditetapkan 18 target dan 48 indikator. Meskipun secara glonal ditetapkan 48
indikator namun implementasinya tergantung pada setiap negara disesuaikan dengan

kebutuhan pembangunan dan ketersediaan data yang digunakan untuk mengatur tingkat
kemajuannya. Indikator global tersebut bersifat fleksibel bagi setiap negara.
Deklarasi MDGs merupakan hasil perjuangan dan kesepakatan bersama antara negara-negara
berkembang dan maju. Negera-negara berkembang berkewajiban untuk melaksanakannya,
termasuk salah satunya Indonesia dimana kegiatan MDGs di Indonesia mencakup
pelaksanaan kegiatan monitoring MDGs. Sedangkan negara-negara maju berkewajiban
mendukung dan memberikan bantuan terhadap upaya keberhasilan setiap tujuan dan target
MDGs.
Indikator 20
Angka kematian Ibu (AKI)
Konsep dan definisi
AKI adalah banyaknya wanita yang meninggal dari suatu penyebab kematian terkait dengan
gangguan kehamilan atau penanganannya (tidak termasuk kecelakaan atau kasus
insidentil) selama kehamilan, melahirkan dan dalam masa nifas (42 hari setelah melahirkan)
tanpa memperhitungkan lama kehamilan per 100 000 kelahiran hidup. AKI diperhitungkan
pula pada jangka waktu 6 minggu hingga setahun setelah melahirkan.
Manfaat
Indikator ini secara langsung digunakan untuk memonitor kematian terkait dengan
kehamilan. AKI dipengaruhi oleh beberapa faktor termasuk status kesehatan secara umum,
pendidikan dan pelayanan selama kehamilan dan melahirkan.
Metode Perhitungan
Rumus yang digunakan:
AKI =

Banyaknya kematian ibu yang berkaitan dengan kehamilan,


persalinan dan masa nifas pada tahun tertentu

X 100 000

Jumlah kelahiran hidup pada periode yang sama

Metode alternatif adalah mereview semua kematian wanita pada usia reproduksi
(Reproductive Age Mortality Survei atau RAMOS).
Indikator 21
Proporsi Pertolongan Kelahiran (PPK) oleh Tenaga Kesehatan Terlatih (TKT)
Konsep dan definisi
PPK oleh TKT adalah perbandingan antara persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih,
seperti dokter, bidan, perawat, dan tenaga medis lainnya dengan jumlah persalinan seluruhnya, dan
dinyatakan dalam persentase.
Manfaat
Mengukur kematian ibu secara akurat adalah sulit, kecuali tersedia data registrasi yang sempurna
tentang kematian dan penyebab kematian. Oleh karena itu sebagai proksi indikator digunakan
proporsi pertolongan kelahiran oleh tenaga kesehatan terlatih.
Metode Perhitungan
Rumus yang digunakan:
PPK-TKT =

Banyaknya kelahiran yang ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih

X 100%

Jumlah persalinan seluruhnya pada periode yang sama

Indikator 22
Angka pemakaian kontrasepsi pada pasangan usia subur 15-49 tahun (PUS)
Konsep dan definisi
KB pada PUS adalah perbandingan antara PUS yang menggunakan salah satu alat kontrasepsi
dengan jumlah PUS biasanya dinyatakan dalam persentase.

Manfaat
Indikator ini berguna untuk mengukur perbaikan kesehatan ibu melalui pengaturan kelahiran.
Indikator ini juga digunakan sebagai proksi untuk mengukur akses terhadap pelayanan reproduksi
kesehatan yang sangat esensial.
Metode Perhitungan
Rumus yang digunakan:
KB = Banyaknya PUS yang memakai salah satu kontrasepsi

X 100%

Jumlah PUS

7. 10 program pokok kesehatan


1. Program kebijakan kesehatan, pembiayaan kesehatan dan hukum kesehatan
2. Program perbaikan gizi
3. Program pencegahan penyakit menular termasuk imunisasi
4. Program peningkatan perilaku hidup sehat dan kesehatan mental
5. Program lingkungan pemukiman, air dan sehat
6. Program kesehatan keluarga, kesehatan reproduksi dan keluarga berencana
7. Program keselamatan dan kesehatan kerja
8. Program anti tembakau, alkohol dan madat
9. Program pengawasan obat, bahan berbahaya, makanan dan minuman
10. Program pencegahan kecelakaan, rudapaksa dan keselamatan lalu lintas

8. Macam macam pendidikan kesehatan


pendidikan kesehatan adalah sejumlah pengalaman yang berpengaruh secara menguntungkan
terhadap kebiasaan, sikap, dan pengetahuan yang ada hubungannya dengan kesehatan
perseorangan, masyarakat, dan bangsa.
Tujuan pendidikan kesehatan
Untuk mengubah pemahaman perilaku belum sehat menjadi perilaku sehat. Menurut
Machfoedz (2006) cit Azwar (1983: 18), membagi menjadi 3 macam, yaitu:
1).Perilaku yang menjadikan kesehatan sebagai suatu yang bernilai di masyarakat sehingga
kader kesehatan mempunyai tanggung jawab didalam penyuluhannya mengarahkan cara
hidup sehat menjadi kebiasaan masyarakat sehari-hari.
2) Secara mandiri mampu menciptakan perilaku sehat bagi dirinya sendiri maupun kelompok,
dalam hal ini pelayanan kesehatan dasar diarahkan agar dikelola sendiri oleh masyarakat
dalam bentuk yang nyata contohnya adalah posyandu.
3) Mendorong perkembangan dan penggunaan sarana pelayanan kesehatan yang ada secara
tepat.
Batasan pendidikan kesehatan

Dari batasan ini tersirat unsur-unsur pendidikan yakni: input adalah sasaran pendidikan
(individu, kelompok, masyarakat) dan pendidik (pelaku pendidikan); proses (upaya yang
direncanakan untuk mempengaruhi orang lain); output (melakukan apa yang diharapkan atau
perilaku).
Perubahan perilaku yang belum atau tidak kondusif ke perilaku yang kondusif ini
mengandung berbagai dimensi berikut ini
1). Perubahan perilaku
Perubahan perilaku masyarakat yang tidak sesuai dengan nilai-nilai kesehatan, atau dari
perilaku negatif ke perilaku positif.
2). Pembinaan perilaku
Terutama ditujukan kepada perilaku masyarakat yang sudah sehat agar dipertahankan.
3). Pengembangan perilaku
Terutama ditujukan untuk membiasakan hidup sehat bagi anak-anak. Menurut penyebab
terbentuknya, pendidikan kesehatan dibagi menjadi tiga yaitu :
a) Pendidikan kesehatan dalam faktor predisposisi
Pendidikan kesehatan ditujukan untuk menggugah kesadaran, meningkatkan pengetahuan
masyarakat tentang pemeliharaan dan peningkatan kesadaran, bentuknya berupa penyuluhan
kesehatan.
b) Pendidikan kesehatan dalam faktor-faktor enabling
Ini berupa fasilitas atau sarana dan prasarana kesehatan, maka bentuk pendidikan
kesehatannya adalah memberdayakan masyarakat agar mereka mempu mengadakan sarana
dan prasarana kesehatan bagi mereka. Bentuknya seperti polindes, pos obat desa, dan
sebagainya.
c) Pendidikan kesehatan dalam faktor reenforcing
Bentuk pendidikan kesehatan adalah dalam bentuk pelatihan bagi toga, toma, dan petugas
kesehatan sendiri (Notoadmodjo, 2003)
Ruang lingkup pendidikan kesehatan
Ruang lingkup pendidikan kesehatan dapat dilihat dari tiga dimensi, yaitu:
1). Berdasarkan aspek kesehatan, dikelompokkan menjadi:
a) Pendidikan kesehatan pada aspek promotif,sasarannya adalah kelompok orang sehat.
Derajat kesehatannya adalah dinamis oleh karena itu meskipun seseorang telah dalam kondisi
sehat tetapi perlu ditingkatkan dan dibina lagi kesehatannya.
b) Pendidikan kesehatan pada aspek pencegahan dan penyembuhan, dan ini mencakup tiga
upaya atau kegiatan yaitu :

(1) Pencegahan tingkat pertama (primary prevention),sasarannya adalah kelompok


masyarakat yang beresiko tinggi (high risk). Misalnya: kelompok ibu hamil, para
pekerja seks, dan sebagainya. Tujuannya agar tidak terkena penyakit.
(2) Pencegahan tingkat kedua (secondary prevention), sasarannya adalah para
penderita penyakit kronis. Misalnya: asma, diabetes militus, dan sebagainya.
Tujuannya agar penderita mampu mencegah penyakitnya menjadi tidak parah.
(3) Pencegahan tingkat tiga (tertiary prevention),sasaranya adalah kelompok pasien
yang baru sembuh dari suatu penyakit. Tujuannya agar mereka segera pulih kembali
kesehatannya.
2). Berdasarkan tatanan (setting) atau tempat pelaksanaannya
Pendidikan kesehatan dapat berlangsung diberbagai tempat, dan dikelompokkan menjadi:
pendidikan kesehatan pada tatanan keluarga (rumah tangga), pendidikan kesehatan pada
tatanan sekolah, pendidikan kesehatan di tempat-tempat kerja, pendidikan di tempat-tempat
umum.
3). Berdasarkan Tingkat Pelayanan Pendidikan Kesehatan
Dimensi tingkat pelayanan, pendidikan kesehatan dapat dilakukan berdasarkan 5 tingkat
pencegahan dari Leavel dan Clark, sebagai berikut :
a) Promosi kesehatan (health promotion), Dalam tingkat ini pendidikan kesehatan diperlukan
misalnya dengan peningkatan gizi, kebiasaan hidup sehat dan sebagainya.
b) Perlindungan khusus (specific protection), Dalam program imunisasi sebagai bentuk
pelayanan perlindungan khusus ini pendidikan kesehatan sangat diperlukan terutama di
negara berkembang. Hal ini karena kesadaran masyarakat tentang pentingnya imunisasi.
c) Diagnosis

dini

dan

pengobatan

segera (early

diagnosis

and

prompt

treatment). Dikarenakan rendahnya pengetahauan dan kesadaran masyarakat terhadap


kesehatan maka sering sulit mendeteksi penyakit yang terjadi di masyarakat. Oleh karena itu
pendidikan kesehatan sangat diperlukan pada tahap ini.
d) Pembatasan cacat (disability limitation). Oleh karena kurangnya pengertian dan kesadaran
masyarakat tentang kesehatan dan penyakit maka sering tidak melanjutkan pengobatannya
sampai tuntas sehingga dapat mengakibatkan orang bersangkutan cacat.
e) Rehabilitasi (rehabilitation), setelah sembuh dari suatu penyakit tertentu, kadang orang
menjadi cacat sehingga diperlukan latihan tertentu. Disamping itu orang yang cacat setelah
sembuh dari penyakit, kadang malu untuk kembali ke masyarakat dan masyarakat tidak mau
menerima mereka (Notoadmodjo, 2003).
Metode pendidikan kesehatan

Metode pendidikan kesehatan dibagi menjadi tiga, yaitu:


1). Metode pendidikan individual (perorangan), bentuk pendekatannya, antara lain :
a) Bimbingan dan penyuluhan (guidance and counceling), dengan cara ini kontak
antara klien dengan petugas lebih intensif. Akhirnya klien tersebut berdasarkan
kesadaran, dan penuh pengertian akan menerima perilaku tersebut (mengubah
perilaku).
b) Wawancara (interview), wawancara antara petugas kesehatan dengan klien untuk
menggali informasi mengapa ia tidak atau belum menerima perubahan, untuk
mengetahui apakah perilaku yang sudah atau yang akan diadopsi itu mempunyai dasar
pengertian dan kesadaran yang kuat.
2). Metode pendidikan kelompok, metode ini dibagi menjadi dua:
a) Kelompok besar, apabila peserta penyuluhan lebih dari 15 orang metode yang
digunakan ceramah dan seminar.
b) Kelompok kecil, apabila peserta kurang dari 15 orang, metode yang digunakan
adalah

diskusi,

curah

pendapat (brain

storming),

kelompok

kecil (buzz

group), memainkan peran (role play).


3). Metode pendidikan massa
Metode pendidikan (pendekatan) cocok untuk mengkomunikasikan pesan kesehatan yang
ditujukan kepada masyarakat dan bersifat umum. Pada umumnya bentuk pendekatannya tidak
langsung, metode yang cocok adalah: ceramah umum (public speaking), pidato atau diskusi
melalui media elektronik, tulisan di majalah atau koran, dan sebagainya.
9. Sebutkan penyakit akibat pekerjaan (31)
An occupational disease is typically identified when it is shown that it is more prevalent in a given
body of workers than in the general population, or in other worker populations.

Pneumoconiosis : Asbestosis, Baritosis, Bauxite fibrosis, Berylliosis, Caplan's


syndrome, Chalicosis Coalworker's pneumoconiosis (black lung), Siderosis, Silicosis,
Byssinosis
Hypersensitivity pneumonitis : Bagassosis, Bird fancier's lung, Farmer's lung
Occupational skin diseases and conditions are generally caused by chemicals and having wet hands
for
long
periods
while
at
work. Eczema is
by
far
the
most
common,
but urticaria, sunburn and skin cancerare also of concern

Carpal tunnel syndrome among persons who work in the poultry industry and information
technology. Computer vision syndrome among persons using information technology for hours
Lead poisoning affecting workers in many industries that processed or employed lead or lead
compounds

10. Apa itu hiperkes ? Tujuan hiperkes


Hiperkes pada dasarnya merupakan penggabungan dua disiplin ilmu yang berbeda yaitu medis dan teknis yang
menjadi satu kesatuan sehingga mempunyai tujuan yang sama yaitu menciptakan tenaga kerja yang sehat dan
produktif.
Kesehatan Kerja sendiri mempunyai pengertian spesialisasi dalam ilmu kesehatan/kedokteran beserta
prakteknya yang bertujuan agar tenaga kerja memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, baik fisik
atau mental maupun sosial, dengan usaha-usaha preventif & kuratif terhadap penyakit-penyakit/gangguangangguan kesehatan yang diakibatkan faktor-faktor pekerjaan dan lingkungan kerja serta terhadap penyakitpenyakitumum.

11. Apa beda leaflet, pamphlet, & poster


Pamflet biasanya dicetak satu sisi dan penyebarannya biasanya untuk ditempel dijalan,
di tembok, atau yang sering kita lihat dilem dipohon di pinggir jalan (ngerusak
pemandangan lingkungan, hehe). Ukuran pamflet juga berbeda-beda, ada yang lebih
kecil dari A5, ada juga yang ukuran A4.
Poster adalah jenis cetak seperti brosur yang fungsinya untuk disebarkan dan ditempel
dimedia yang dapat ditempel, contohnya ditembok, dipohon atau lainnya. Bahan untuk
Poster bisa dari bahan kertas Artpaper ataupun dengan bahan Stiker. Ukurannya
biasanya diatas A4, dan lebih sering digunakan adalah ukuran A3 dan ada juga lebih
besar dari A3.

12. Apa pandemic, epidemic, endemic ?


Epidemiologi : Ilmu yang mempelajari tentang frekuensi dan penyebaran masalah kesehatan
pada sekelompok manusia/masyarakat serta faktor-faktor yang mempengaruhinya
Epidemi -> msl kesehatan(penyakit) pada daerah ttt, waktu singkat frekuensi meningkat.
Pandemi -> epidemi + penyebarannya meluas.
Endemi -> keadaan dimana masalah kesehatan frekuensinya pada suatu wilayah ttt menetap
dlm waktu lama.
Sporadik : Masalah kesehatan pada wil ttt -> frekuensi berubah-ubah menurut perubahan
waktu.
Wabah : kejadian berjangkitnya suatu penyakit dalam masyarakat dengan jumlah penderita
meningkat secara nyata melebihi dari pada keadaan yang lazim pada waktu dan daerah
tertentu, serta dapat menimbulkan malapetaka.
13. Apa kadrzi ( keluarga sadar gizi ) ?

Keluarga Sadar Gizi (KADARZI) adalah suatu keluarga yang mampu mengenal, mencegah
dan mengatasi masalah gizi setiap anggotanya. Suatu keluarga disebut KADARZI apabila
telah berperilaku gizi yang baik yang dicirikan minimal dengan:
a. Menimbang berat badan secara teratur.
b. Memberikan Air Susu Ibu (ASI) saja kepada bayi sejak lahir sampai umur enam bulan
(ASI eksklusif).
c. Makan beraneka ragam.
d. Menggunakan garam beryodium.
e. Minum suplemen gizi sesuai anjuran
14. Arti statistik vital ? Beda dengan statistic ?
Statistik : ilmu yang membahas tentang pengumpulan, penyusunan, analisa, interpretasi &
penyajian data. Tujuan : prediksi & cegah suatu keabnormalan proses, bukan sekedar inspeksi
& deteksi thdp keabnormalan proses. Statistik vital adalah statistik mengenai kesehatan dan
bertujuan mempublikasikan data kesehatan yang berguna sekali bagi evaluasi aktivitas,
perencanaan, dasar tindak lanjut suatu pemantauan dan penelitian
15. Cara cara promosi kesehatan
16. Apa itu Wilcoxon marched-pairs signed ranks test ?
Statistik nonparamterik untuk data ordinal. Memperhitungkan selisih nilai angka antara
positif & negative. Untuk menguji signifikansi hipotesis komparatid 2 sampel yang
berkorelasi bila datanya berbentuk jenjang. Contoh : pengujian penggunaan khasiat obat
terhadp BB antara sebelum & sesudah penggunaan obat.
17. Mean, emdian, mode
Mean : the arithmetic average set of value. Median L the medial value(s) in the ordered set.
Mode : the value in a frequency distribution that occurs most often.

Anda mungkin juga menyukai