Diah
Pada pertemuan pertama kemarin, kita sudah membahas mengenai Definisi Bakat,
Faktor yang Mempengaruhi Bakat, Tujuan Mengetahui Bakat, Kedudukan Tes Bakat
dalam Klasifikasi Tes Psikologi, Sejarah Munculnya Tes Bakat, Faktor yang Diungkap
dalam Tes Bakat, dan Jenis-jenis Tes Bakat.
Pada pertemuan kali ini, kita akan membahas mengenai Tes Kraeplin. Tes Kraeplin
merupakan salah satu jenis Tes Bakat dari kelompok Single Test, seperti yang
tergambar dalam gambar di bawah ini.
Tes Bakat
Tes Artistik
Tes Klerikal
Tes Kreativitas
Kraeplin
Pauli
DAT
GATB
FACT
Diah
berkembang menjadi Tes Bakat, dengan cara mengubah tekanan pada proses
skoring dan interpretasi.
3. Dalam Kondisi Saat Ini Dalam Konteks Klinis, Pendidikan, Industri
Organisasi. Dalam masa sekarang ini, Tes Kraeplin digunakan dalam banyak
konteks atau bidang, yaitu sebagai :
a. Tes Bakat atau Tes Sikap Kerja. Tes Kraeplin sebagai Tes Bakat atau Tes Sikap
Kerja lebih menekankan pada skoring dan interpretasi secara objektif, bukan
pada arti proyektif. Berdasarkan hasil perhitungan objektif dapat diungkap empat
faktor bakat (Marcham dalam Frida Mangunsong, 1990), yaitu : faktor kecepatan,
ketelitian, keajegan, dan ketahanan seseorang.
b. Tes Kepribadian untuk menentukan tipe performance seseorang. Tes Kraeplin
sebagai Tes Kepribadian dapat digunakan untuk melihat nilai proyektif. Misalnya:
Penjumlahan rendah dibawah normal, menunjukkan kemungkinan gejala
depresi.
Terjadinya kesalahan hitung terlalu banyak, menunjukkan kemungkinan
distraksi mental.
Terjadinya ritme terlalu tajam (grafik turun-naik secara tajam), menunjukkan
kemungkinan
epilepsi
atau
hilangnya
ingatan
sesaat
pada
waktu
mengerjakan tes.
Rentang ritme yang terlalu besar (titik tertinggi dan terendah terlalu jauh),
menunjukkan kemungkinan terjadinya gangguan emosional.
Diah
Ada beberapa tokoh yang memberikan pendapat atau pandangan mengenai Tes
Kraeplin ini, yaitu :
1. Marcham Darokah. Marcham menyebutkan bahwa Tes Kraeplin dapat mengungkap
empat faktor bakat, seperti kecepatan, ketelitian, keajegan, dan ketahanan.
2. Guilford. Guilford menyatakan bahwa Tes Kraeplin ini dapat ditinjau dari dua sisi,
yaitu : (a) Dari Fungsi Mental, tes Kraeplin dengan penjumlahan item yang berupa
angka-angka satuan termasuk dalam kemampuan berpikir konvergen. Kemampuan
berpikir konvergen adalah kemampuan berpikir dan menyelesaikan masalah dengan
menggunakan suatu solusi yang benar dari informasi yang tersedia. Ellis dan Hunt
menyatakan bahwa berpikir konvergen adalah berpikir yang langsung mengarah
pada satu jawaban tunggal yang spesifik. Dengan perkataan lain, Guilford
menyatakan bahwa tes Kraeplin bukan termasuk kemampuan berpikir divergen.
Kemampuan berpikir divergen (kreativitas berpikir) adalah kemampuan untuk
menghasilkan sesuatu yang berbeda, dengan banyak cara pemecahan atau ide ;
kemampuan menyelesaikan masalah dengan jawaban baru dan tidak biasa ; (b) Dari
Isi Item, tes Kraeplin termasuk dalam faktor Numerical Ability, yaitu kecakapan atau
kemampuan menggunakan angka dengan cepat dan teliti.
3. Anastasi. Anastasi menyatakan bahwa item dalam tes Kraeplin mengandung salah
satu kemampuan mental primer yaitu faktor bilangan atau angka, dimana di
dalamnya terdapat keterampilan menghitung aritmatika sederhana dengan cepat
dan teliti. Konsep Kemampuan Mental Primer ini dikemukakan oleh Louis Leon
Thurstone dan Thelma Gwinn Thurstone. Mereka percaya bahwa tidak ada faktor g
dalam inteligensi. Mereka yakin bahwa inteligensi terdiri dari enam kemampuan
mental primer, yaitu : (a) Verbal : kata, kosakata, bahasa ; (b) Number : hitungan ;
(c) Spatial : mengenali bentuk visual ; (d) Word Fluency : mencerna cepat kata-kata
tertentu ; (e) Memory : mengingat ; (f) Reasoning : memecahkan masalah, menalar.
Diah
interpretasi. Lembar tes Kraeplin ini adalah lembar tes yang hanya satu kali
penggunaan.
2. Alat Tambahan. Selain lembar tes, dalam pelaksanaan Tes Kraeplin dibutuhkan
juga stopwatch dan alat tulis.
3. Stimulus Tes. Stimulus dalam Tes Kraeplin berupa angka-angka, dari 0 sampai 9,
yang tersusun dalam 50 lajur atau deret.
4. Tugas Testee. Dalam Tes Kareplin, testee diminta untuk menjumlahkan angkaangka secara berurutan dari bawah ke atas, untuk dua angka yang berdekatan,
tanpa ada angka yang dilewati.
5. Waktu. Tes Kraeplin membutuhkan waktu sekitar 20 menit, dengan perincian
sebagai berikut : 4 menit untuk mengisi identitas, 2 menit untuk memberikan
instruksi, 1 menit untuk berlatih mengerjakan contoh tes, dan 12,5 menit untuk
mengerjakan tes yang sesungguhnya. Setiap deret atau lajur diberi waktu 15 detik,
dan setiap 15 detik tersebut akan ada aba-aba untuk segera pindah mengerjakan
deret atau lajur berikutnya.
6. Cara Penyajian. Tes Kraeplin dapat disajikan kepada testee, baik secara individual
atau Klasikal (Berkelompok).
7. Prosedur Tes. Tes Kraeplin memiliki prosedur pelaksanaan tes, yaitu :
a. Tester membagikan lembar tes Kraeplin kepada testee
b. Tester meminta testee mengisi identitas diri di halaman 1.
c. Tester mengingatkan testee untuk tidak membuka lembar tes sebelum ada
instruksi dari tester.
d. Tester memberikan contoh cara pengerjaan tes di halaman 1, kemudian meminta
testee mengerjakan bagian contoh sebagai latihan.
e. Tester memberikan Instruksi Tes Kraeplin : Dalam tes ini, anda akan
menghadapi angka-angka. Tugas anda adalah menjumlah angka dengan 1
angka di atasnya. Jadi anda menjumlahkan dari bawah ke atas. Dari hasil
penjumlahan, anda hanya tuliskan satuannya saja. Tuliskan angka satuan itu,
tepat di sebelah kanan, di antara dua angka yang anda jumlahkan tadi. Jika
anda membuat kesalahan penulisan jawaban, tidak perlu menghapus jawaban,
tetapi coret jawaban yang salah, kemudian perbaiki di sebelahnya. Setiap
beberapa saat, anda akan mendengar kata pindah. Itu artinya, anda harus
pindah ke lajur di sebelah kanan, untuk melakukan tugas yang sama.
Diah
adalah Tes Kraeplin. Dalam Tes Kraeplin, ada beberapa hal yang perlu dilakukan dalam
tahap Scoring, yaitu :
1. Tester memeriksa semua hasil penjumlahan angka dalam setiap lajur satu per satu.
Angka penjumlahan yang salah (errors) dan terlewati (skipped) diberi tanda sendiri.
2. Tester menghitung prestasi testee di kolom bawah ( Benar, Salah, dan skipped
3.
4.
5.
6.
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
SS
10
15
20
25
30
35
40
45
50
55
60
65
70
75
80
85
90
95
99
Rendah Sekali
Rendah
Ket
Agak
Sedang
Rendah
Kurang Sekali
Kurang
Cukup
Tinggi
Tinggi Sekali
Tinggi
Cukup
Baik
Baik Sekali
Diah
RS
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
>20
SS
99
95
90
85
80
75
70
65
65
60
60
55
55
50
50
50
45
45
40
40
35
Tinggi Sekali
Tinggi
Cukup
Ket
Sedang
Agak rendah
Rendah
Rendah
Tinggi
Baik Sekali
Sekali
Baik
Cukup
Kurang
Kurang
Sekali
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
>20
SS
99
99
95
90
85
80
75
70
65
60
55
50
50
45
40
35
30
25
20
15
10
Tinggi Sekali
Tinggi
Cukup
Ket
Sedang
Agak
Tinggi
Baik Sekali
Rendah
Rendah Sekali
Rendah
Baik
Cukup
Kurang
Kurang Sekali
99
95
90
Tinggi Sekali
85
80
Tinggi
75
70
Cukup
65
60
Sedang
55
50
Agak
45
40
Rendah
35
30
25
20
15
10
Rendah Sekali
Diah
Tinggi
Baik Sekali
Baik
Rendah
Cukup
Kurang
Kurang Sekali
Diah
Daftar Pustaka
Aiken, L.R & Groth-Marnat, G (2009). Pengetesan dan Pemeriksaan Psikologi, Jilid 2,
Edisi Kedua Belas. Jakarta : Indeks
Anastasi, A & Urbina, S (2007). Tes Psikologi, Edisi Ketujuh (Terjemahan). Jakarta : PT
Indeks.
Sugiyanto, dkk (1984). Informasi Tes, Khusus untuk Profesi Psikologi, Edisi Kedua.
Yogyakarta : Unit Pengembangan Alat Tes Psikodiagnostika, Fakultas
Psikologi Universitas Gadjah Mada