Anda di halaman 1dari 34

Sistem integumen atau biasa disebut

kulit adalah sistem organ yang


membedakan, memisahkan, melindungi,
dan menginformasikan manusia
terhadapl ingkungan sekitarnya dan
merupakan organ yang paling luas,
dimana orang dewasa luasnya mencapai
lebih dari 19.000 cm

Integumen dan derivatnya mempunyai fungsi yang sangat


luas di dalam tubuh
meliputi :

Pelindung atau proteksi terhadap mikroorganisme,


penarikan, atau kehilangan cairan dan zat iritan kimia
maupun mekanik.

Eksterosepsi atau penerimaan stimuli dari lingkungan


luar, misalnya rasa sakit,

gatal, panas, dingin.

Ekskresi atau pembuangan sisa metabolisme melalui


kelenjar, misalnya kelenjar Keringat pada mamalia.

Thermoregulasi atau mengatur panas tubuh pada


hewan hewan endoterm dan Homoiterm ( mamalia dan
aves) dibantu oleh adanya rambut dan bulu.

Homeostatis atau mengatur kadar garam dan cairan


tubuh (osmoregulasi).

Tempat menyimpan cadangan makanan seperti lemak


di bawah kulit.

Tempat sintesis vitamin D

Epidermis
Tersusun atas stratum korneum,
stratum lusidium, stratum granulosum,
stratum germinativum (stratum
spinosum & stratum basal)
Dermis
tersusun atas lapisan papilar, lapisan
retikular,
Subkutis

Kelenjar minyak
Sekresi kelenjar minyak disebut sebum, merupakan
campuran dari zat-zat berminyak dan pecahanpecahan sel. Sebum berfungsi sebagai pelumas
yang memelihara kulit tetap halus, serta rambut
tetap kuat

Kelenjar keringat
Kelenjar keringat dibedakan menjadi dua macam
berdasarkan sekresinya, yaitu: kelenjar ekrin dan
kelenjar apokrin, kelenjar ekrin tersebar di seluruh
permukaan tubuh memproduksi keringat jernih
yang terutama mengandung air, NaCl, dan urea,
sedangkan kelenjar apokrin dijumpai pada ketiak
dan daerah genital.

Rambut
Suatu rambut terdiri dari tiga lapis,
bagian pusat disebut medula, yang
dikelilingi pertama-tama oleh korteks
pelindung dan kemudian oleh kutikula.

Kuku
Kuku terdiri dari bagian akar dan
bagian badan. Dilihat dari atas, pada
bagian proksimal badan kuku terdapat
bagian putih berbentuk bulan sabit
yang disebut lunula.

1.
2.
3.

Akne (Jerawat)
Dermatitis
Vitiligo

Akne merupakan penyakit inflamasi


kronis pada kelenjar sebasea.
Penyebab:
a)
Stres emosi
b)
Stimulasi hormon androgen
c)Obat-obatan: Kortikosteroid,
Kortikosteroid tropin (ACTH)
d)Kosmetik
e)Hiperalimentasi, dll

Hormon androgen menstimulasi pertumbuhan


kelenjar sebasea dan produksi sebum yang
disekresi kedalam folikel rambut yang
melebar dan mengandung bakteri. Bakteri
yang biasanya berupa Propionibacterium
acne dan Staphylococcus epidermis,
merupakan flora kulit normal yang
menyekresi enzim lipase. Enzim ini
berinteraksi dengan sebum untk
menghasilkan asam lemak bebas yang
memicu inflamasi. Folikel rambut juga
memproduksi lebih banyak keratin yang
menyatu dengan sebum untuk membentuk
sumbat dalam folikel yang melebar tersebut.

Akne ekskoriata :
Akne yang terjadi pada individu yang
memanipulasi jerawat itu secara
obsesif sehingga menimbulkan
jaringan parut yang banyak sekali
Akne konglobata :
merupakan bentuk akne kistik yang
paling berat dengan kista profunda,
komedo multiple dan jaringan parut
yang nyata.

Membersihkan kulit
Terapi topikal : anti bakteri (benzoil
peroksida, klindamisin, benzamycin)
Kultur Darah
Preparat isotretinoin
Preparat antiandrogen: spironolakton
Dermabrasi
Pembedahan pengeluaran komedo pada
px rawat jalan
Penyuntikan kolagen bovinum

Adalah suatu peradangan kulit, ada


beberapa jenis dengan penyebab yang
berbeda-beda, antara lain:
Dermatitis seboreika
Dermatitis numularis
Dermatitis kontak
Dermatitis tangan atau kaki
Neurodermatitis lokalisata
Dermatitis eksfoliativa
Dermatitis statis

Vitiligo adalah kelainan pigmentasi yang


didapat pada kulit dan membrane mukosa,
yang ditandai dengan makula
hipopigmentasi dengan batas yang tegas
dengan pathogenesis yang kompleks.
Penyebab vitiligo belum diketahui dengan
pasti sehingga sering disebut sebagai
kelainan yang idiopatik. Beberapa sumber
lain menyebutkan bahwa autoimun,
autositoksik, neural serta genetik

Hipotesis Autoimun
Pada teori ini Terdapat autoantibodi anti
melanosit yang bersifat toksik terhadap
melanosit dan akan menghambat
pembentukan melanin. Teori ini didukung
oleh ditemukannya autoantibodi terhadap
beberapa organ spesifik seperti tiroid, Sel
parietal gaster dan sel adrenal pada
penderita vitiligo. Penurunan T-helper cell
yang abnormal juga didapatkan dari
pemeriksaan profil sel T pada beberapa
penderita vitiligo.

Hipotesis Neurogenik
Neuropeptida Y, suatu bahan yang
dilepaskan oleh ujung syaraf perifer
merupakan elemen yang dapat bersifat
toksik pada melanosit. Dan kemudian
akan menghambat pembentukan
melanin

Self destruct Teori Lemer


Penumpukan bahan toksik yang
diakibatkan oleh mekanisme
pertahanan yang tidak sempurna pada
sintesis melanin pada melanosit
(campuran phenolik ) dapat
menghancurkan melanosit. Hipotesis
ini berdasarkan campuran bahan kimia
(phenol) yang dapat menghancurkan
melanosit

Hipotesis autositotoksik
Berdasarkan observasi, pada saat
sintesis melanin terbentuk bahan kimia
yang sitotoksik terhadap sitoplasma
sel, yang kemudian akan merusak
komponen penting pada sel seperti
mitokondria.

Hipotesis genetik
Vitiligo diperkirakan dapat diturunkan
melalui autosomal dominan. Cacat genetik
ini dapat menyebabkan ditemukannya
melanosit abnormal yang mudah
mengalami trauma sehingga dapat
mengganggu produksi dan differensiasi
melanosit. Faktor genetik yang mengatur
biosintesis melanin, Respon terhadap
stress oksidatif dan regulasi autoimunitas
juga berkaitan dengan pathogenesis vitiligo

Tipe lokalisata
Fokal, Segmental, Mukosal
Tipe generalisata
Akrofasial, Vulgaris , Campuran
Tipe universalis

Trauma
Vitiligo kerap terjadi pada daerah yang
sering mengalami trauma atau sering kali
disebut sebagai koebner phenomenon.
Sinar matahari
Pada kulit yang sering terpapar sinar
matahari lebih rentan terjadi vitiligo
Emosi dan stress
40% penderita vitiligo mengalami emosi
dan stress berlebih 6 bulan sebelum onset
vitiligo.

Yang khas adalah makula yang berwarna


putih susu layaknya warna kapur
berbentuk bulat atau linear
Gatal dan nyeri
Tricrhome vitiligo : Vitiligo dengan lesi
kulit depigmentasi dan hipopigmentasi.
Lesi hipopigmentasi cenderung akan
menjadi depigmentasi total.
Quadricrhome vitiligo: Terdapat makula
perifollikular atau batas hiperpigmentasi
pada daerah yang mengalami proses
repigmentasi.
Inflammatory vitiligo: Eritema pada tepi
lesi makula depigmentasi

Biopsi di sekitar pinggir lesi dan


diperiksa dengan bantuan mikroskop
cahaya
Pemeriksaan sinar wood yang akan
memberikan hasil berupa makula
amelanosis yang putih berkilau

Prinsip penatalaksanaan pada vitiligo


yaitu repigmentasi dan menstabilkan
proses depigmentasi
Pengobatan secara umum yaitu:
penggunaan tabir surya (spf 12-30),
Kamuflase kosmetik (Covermark dan
Dermablend)

Repigmentasi vitiligo:
Usia dibawah 12 tahun (Steroid topikal,
Tacrolimus topikal, PUVA topikal)
Usia diatas 12 tahun
SISTEMIK PUVA : Obat yang digunakan
yaitu Methoxsalen (8-MOP, Oxsolaren)
TERAPI BEDAH : Autologous skin graft,
Suction Blister

DEPIGMENTASI
Terapi ini merupakan pilihan pada pasien
yang gagal terapi PUVA atau pada vitiligo
yang luas dimana melibatkan lebih dari
50% area permukaan tubuh atau
mendekati tipe vitiligo universal.
Pengobatan ini menggunakan bahan
pemutih seperti 20% monobenzyl ether
dari hydroquinone (benzoquin 20%), yang
dioleskan pada daerah normal (dijumpai
adanya melanosit)
TATTO (MIKROPIGMENTASI)

Anda mungkin juga menyukai