KELOMPOK 1 :
KATA PENGANTAR
menyelesaikan
makalah
tutorial
yang
berjudul
Asfiksia
masih
jauh
dari
sempurna,
oleh
karena
itu
kami
Jambi,
Oktober 2014
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
ini
disebabkan
oleh
hipoksia
janin
dan
rahim
yang
asfiksia
neonatorum
merupakan
urutan
pertama
Dari
seluruh
kematian
neonatal,
sekitar
60%
per 1000
Survey
lahir,
diagnosis
asfiksia
dapat
dilakukan
dengan
Rumusan Masalah
Asfiksia
Neonatorum?
2. Konsep Asuhan keperawatan secara teoritis
a. Pengkajian
b. Analisa data
c. Diagnosa Keperawatan
d. Rencana asuhan keperawatan
3. Apa saja klasifikasi istilah dan identifikasi
masalah
melakukan
analisa
data,
serta
mampu
memahami
penyakit
Asfiksia
Definisi
Asfiksia neonatorium ialah keadaan dimana bayi tidak
asfiksia
akan
bertanbah
buruk
apabila
Etiologi
2.
3.
4.
5.
6.
2.3 Gejala
Manifestasi klinis pada bayi setelah lahir menurut Nelson
(1997) adalah sebagai berikut :
1. Bayi pucat dan kebiru-biruan
2.
3.
4.
5.
6.
7.
2.4 Patofisiologi
Setiap bayi baru lahir selalu mengalami keadaan hipoksia, dan
karena hipoksia itu akan merangsang bayi untuk berusaha
bernapas. Tetapi bila bayi tidak menunjukkan usaha bernapas
hipoksia itu berlanjut sampai ke keadaan yang parah. Hipoksia
janin itu sendiri dipengaruhi oleh faktor ibu, fetus, plasenta,
neonatus, dan resiko.
Hipoksia pada ibu akan mengakibatkan gangguan aliran
plasenta sehingga terjadi penurunan aliran O2 ke janin sehingga
janin akan mengalami hipoksia. Untuk faktor fetus hipoksia janin
terjadi akibat kompresi tali pusat sehingga terjadi gangguan
aliran darah umbilikus pada janin. Sedangkan untuk faktor
plasenta
terjadi
insufisiensi
plasenta
yang
menyebabkan
Sehingga
akan
terjadi
kekacauan
pada
SSP
dalam
pernapasan atas
mengeluarkan
lendir
akan
melakukan
atau
mukus,
kompensasi
tetapi
karena
sehingga
terjadi
kelemahan-kelemahan
otot
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1
Skenario Kasus
Asfiksia Neonatorum
Seorang bayi insial R lahir hari Rabu, tanggal 14 Januari
2014, alamat Jl. Tarmizi Kadir RT. 7 Thehok, Jambi, lahir dirumah
dan persalinan dibantu oleh seorang bidan. Pada saat lahir bayi
tidak dapat bernafas secara spontan dan sedang dirawat di
ruang PRT RSMT. Waktu dilahirkan keadaan bayi lemas, tubuh
bayi pucat, tangisan merintih, sulit bernafas.
Saat ini keluhan yang dirasakan bayi adalah sesak nafas,
BAB pasien sedikit, warna kecoklatan, tidak mau minum ASI, ibu
bayi juga mengatakan bayi tidak mau minum susu tambahan,
pada saat perawat melakukan observasi klien tampak lemah,
kekuatan tonus otot menurun, kulit muka dan bibir pucat dan
kebiru-biruan, terkadang bayi tidak bernafas.
yang
cukup
lama,
dari
hasil
pemeriksaan
dijadikan
sebagai
sumber
energi
tubuh
atau
bollus/suntikan).
c. Reflex
Drip
diberikan
disadari akibat
d. Tonus
suatu rangsangan
: Kontraksi otot yang ringan dan
terus
menerus/ ketegangan otot dalam
keadaan tidak aktif/ kontaksi otot
selalu
dipertahankan
kegagalan
nafas
yang
surfaktan
belum
sempurna
sehingga
alveoli
belum
Kesimpulan masalah
1. Gangguan pertukaran gas
2. Gangguan pemenuhan nutrisi
3. Hipotermia
4. Resiko kecemasan
bibir
pucat,
serta
kebiruan,
Dahulu
tubuh
bayi
-
Pola makan :
pucat,
bernafas.
tidak mau
tangisan
minum
merintih,
ASI
dan
sulit
susu
tambahan
c. Pemeriksaan fisik
- Sistem respirasi
: RR = 20x/i
- Sistem kardiovaskuler : HR = 100x/i,
vital sign pulse = 90x/i
- Sistem imun
: suhu = 35 C
d. Data penunjang
- Hb = 10,6 gr/%
- Leukosit = 15.400/ml
- Trombosit = 191.000/ml
- pH = 5,1
- PCO2 = 55
- Po2 = 65
3. Analisa data
No
.
1.
Data
Etiologi
DS : keluarga klien
mengatakan bayi sulit
bernafas
DO : - PO2 = 65
- PCO2 = 55
- pH = 5,1
- Hb = 10,6
Gangguan
metabolisme dan
perubahan asam
basa
Asidosis
respiratorik
Masalah
Keperawatan
Gangguan
pertukaran gas
Gangguan
perfusi ventilasi
2.
DS : keluarga klien
mengatakan bayi tidak
mau minum ASI dan
susu tambahan
DO : tonus otot
menurun, kulit bayi
pucat
Gangguan
perfusi ventilasi
Gangguan
pemenuhan
nutrisi
Susah bernafas
Intake tidak
adekuat
3.
DS : DO : - suhu = 35C
- Pucat
- sianosis
Suplai O2 dalam
darah menurun
Hipotermia
Transisi
lingkungan
4.
DS : DO : bayi menangis
merintih
Suplai O2 ke
paru menurun
Resiko
kecemasan
keluarga
Kerusakan otak
Kematian bayi
4. Diagnosa keperawatan
a. Gangguan
pertukaran
gas
berdasarkan
dengan
Diagnosa
Tujuan/
Intervensi
o.
1.
keperawatan
Gangguan
pertukaran gas b/d
gangguan perfusi
ventilasi d/d :
DO : - PO2 = 65
- PCO2 = 55
- pH = 5,1
- Hb = 10,6\
- RR = 20x/i
kriteria hasil
Status
pernafasan bayi
kembali normal.
KH : 1.
Pernafasan
normal 40-60
kali permenit
2. Pernafasan
teratur
3. Tidak sianosis
4. Wajah dan
seluruh tubuh
warna
kemerahan
5.Gas darah
normal.
2.
Gangguan
pemenuhan
kebutuhan nutrisi
b/d intake cairan
yang tidak
adekuat d/d
DO : - tonus otot
menurun
- kulit bayi
pucat
- BAB
kecoklatan
Resiko hipotermia
b/d transisi
lingkungan d/d :
DO : - suhu =
35C
- Pucat
- sianosis
Kebutuhan nutrisi
3.
4.
Resiko kecemasan
bayi terpenuhi.
KH : 1. Bayi
dapat minum
ASI dengan baik
2. BAB normal
Bayi akan
menunjukkan
termoregulasi
KH : - suhu bayi
meningkat/kemb
ali normal
1. Posisikan bayi
dengan posisi
ekstensi
2. Tempatkan bayi
di inkubator
(tempat yang
hangat)
3. Berikan oksigen
liter
4. Monitor status
pernafasan (RR,
gerakan dinding
dada)
5. Cek AGD
6. Pantau kadar
elektrolit
1.kolaborasi
pemberian infus
dextrose, NGT, dan
vitamin
2. berikan intake
cairan
3.posisikan bayi
miring setelah
menyusui untuk
mencegah aspirasi
1. tempatkan bayi
ditempat yang
hangat
2. hindari
bersentuhan
dengan bendabenda yang dingin
3. ganti segera
pkaian yang basah
4. gunakan teknik
mandiyang benar
1. Berikan edukasi
b/d kurangnya
pengetahuan
keluarga d/d :
DO : bayi merintih
tentang penyakit,
prosedur, dan
pengobatan
penyakit bayi pada
keluarga
2. berikan motivasi
pada keluarga
3. Identifikasi
kecemasan
BAB IV
KESIMPULAN
Asfiksia neonatorum adalah keadaan bayi baru lahir yang
tidak dapat bernafas dengan spontan dan teratur segera setelah
lahir. Untuk menentukan derajat asfiksia dapat menggunakan
APGAR score. Dalam pelaksanaan asuhan keperawatan pada bayi
dengan asfiksia diperlukan perawatan dan penatalaksanaan yang
tepat dan cepat sehingga dapat mencegah terjadinya
komplikasi / keadaan bayi yang bertambah buruk. Sehingga bayi
dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.
Bayi dengan asfiksia pertolongan pertamanya dapat di
lakukan dengan tindakan Resusitasi. Resusitasi (respirasi
artifisialis) adalah usaha dalam memberikan ventilasi yang
adekuat, pemberian oksigen dan curah jantung yang cukup
untuk menyalurkan oksigen kepada otak, jantung dan alat-alat
vital lainnya. Asfiksasi neonatorum paling banyak terjadi pada
pada bayi dalam persalinan pretern.
DAFTAR PUSTAKA
Underwood, J.C.E, (1999), Patologi Umum dan Sistematik, Edisi 2,
EGC, Jakarta.
Carpenito, L. J. 1995. Buku Saku : Diagnosis Keperawatan.
Edisi ke-6.
Penerbit Buku Kedokteran. EGC : Jakarta