Tugas Individu
Tugas Individu
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak bisa lepas dari yang mananya bahan
pembersih baik itu untuk tubuh manusia itu sendiri, tempat yang digunakan,
makanan serta barang-barang yang digunakan untuk kehidupan. Hal tersebut
dikarenakan manusia ingin hidup secara sehat sehingga terhindar dari penyakit.
Bahan pembersih adalah sesuatu bahan yang dapat membersihkan baik itu bahan
kimia maupun bahan alami, contoh dari bahan alami yaitu lemon sedangkan yang
bahan kimia adalah sabun dan detergen. Bahan kimia tersebut dapat mengangkat
kotoran yang menempel pada suatu tempat dan menahan agar kotoran tersebut
bisa tersuspensi sehingga tidak menempel kembali. Salah satu kandungan yang
terdapat pada sabun dan detergen adalah surfaktan.
Surfaktan sendiri adalah bahan yang aktif pada permukaan, dimana zat ini
memiliki dua gugus yaitu gugus hidrofilik dan gugus lipofilik sehingga dapat
mempersatukan campuran yang terdiri dari air dan minyak yang
kemudian akan menurunkan tegangan permukaan air sehingga dapat
melepaskan kotoran yang menempel pada permukaan bahan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang disebut surfaktan ?
2. Apa aplikasi surfaktan dalam kehidupan ?
3. Apa resiko yang akan timbul dari penggunaan surfaktan ?
1.3 Tujuan
Agar kita dapat mengetahui apa itu surfaktan, fungsinya, dan efek buruknya
sehingga kita sebagai pengguna bahan yang mengandung surfaktan menjadi
merasa aman, lebih tau, dan dapat berhati-hati dalam menggunakan bahan
tersebut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
menurunkan
tegangan
permukaan,
tegangan
antarmuka
dan
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Surfaktan
Surfaktan merupakan bahan kimia yang aktif pada permukaan karena
memiliki ujung hidrofilik dan ujung lipofilik. Ujung-ujung surfaktan ini akan
menurunkan tegangan permukaan air sehingga dapat melepaskan kotoran yang
menempel pada permukaan bahan. Karena sifatnya yang menurunkan tegangan
permukaan tersebut maka surfaktan dapat digunakan sebagai bahan pembasah
(wetting agent), bahan pengemulsi (emulsion agent) dan sebagai bahan pelarut
(solubilizing agent).
Surfaktan dapat diadsorbsi pada antar muka udara-air, minyak-air dan zat
padat-air, membentuk lapisan tunggal dimana gugus hidrofilik berada pada fase
air dan rantai hidrokarbon ke udara, dalam kontak dengan zat padat ataupun
terendam dalam fase minyak. Umumnya bagian non polar (lipofilik) adalah
merupakan rantai alkil yang panjang, sementara bagian yang polar (hidrofilik)
mengandung gugus hidroksil. (Jatmika, 1998)
Surfaktan biasa digunakan sebagai bahan sabun, deterjen, tekstil, plastik dan
lain-lain. Surfaktan ini juga biasa digunakan sebagai salah satu komposisi bahan
pangan seperti es krim dan margarine. Namun tidak semua surfaktan dapat
digunakan sebagai komposisi bahan-bahan pangan diatas, surfaktan memiliki
syarat-syarat tersendiri dalam hal tersebut antara lain :
1. Mempunyai nilai Hydrophyle Lypophyle Balance (HLB) antara 2-16
2. Tidak meracuni
3. Tidak menimbulkan irirtasi
Sifat-sifat umum surfaktan adalah sebagai berikut:
1. Sebagai larutan koloid
Pada konsentrasi tinggi partikel koloid akan saling menggumpal, gumpalan ini
disebut misel atau agregat baik berbentuk sferik (daya hantar listriknya tinggi)
atau lamelar (daya hantar listriknya kecil disebut juga koloid netral) dan ada
BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
Surfaktan merupakan bahan kimia yang aktif pada permukaan karena
memiliki ujung hidrofilik dan ujung lipofilik. Surfaktan dapat diadsorbsi pada
antar muka udara-air, minyak-air dan zat padat-air, membentuk lapisan tunggal
dimana gugus hidrofilik berada pada fase air dan rantai hidrokarbon ke udara,
dalam kontak dengan zat padat ataupun terendam dalam fase minyak. Sifat-sifat
umum surfaktan adalah daya emulsi, daya busa, pembasahan, kelarutan dan daya
melarutkan, adsorpsi, sebagai larutan koloid.
Surfaktan biasa digunakan sebagai bahan sabun, deterjen, tekstil, plastik dan
lain-lain. Surfaktan ini juga biasa digunakan sebagai salah satu komposisi bahan
pangan seperti es krim dan margarine. Surfaktan tersusun dari senyawa ABS
(Alkyl Benzene Sulfonate) yang sulit terurai secara alami. Dalam pengolahan
limbah konvensional, ABS tidak dapat terurai dan sekitar 50% bahan aktif ABS
lolos dari pengolahan serta masukke dalam sistem pembuangan. Hal ini dapat
menimbulkan masalah keracunan pada biota air dan penurunan kualitas air.
Daftar Pustaka
Anonym. 2013. Surfaktan. http://id.wikipedia.org/wiki/Surfaktan (Diakses pada
tanggal 14 September 2014)
Anonym. 2010. Apa yang dimaksud dengan Surfaktan?.
http://webkimia.blogspot. com /2010/10/ apa-yang-dimaksuddengan-surfaktan.html (diakses pada tanggal 22 September
2014)
Ely, 2014. Sifat-Sifat Surfaktan. https://www.academia.edu/5266561/sifat-sifat_
surfaktan. (Diakses pada tanggal 14 September 2014)
Pulungan, Rahmadsyah. 2011. Bahan Pembersih. http://www.scribd.com/doc/599984
14 /bahan-pembersih. (Diakses pada tanggal 14 September 2014)
Zuhrina, M. 2010. Surfaktan. https://www. repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/
17135/4/ Chapter%20II.pdf. (Diakses pada tanggal 14 September 2014)