JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERANCANAAN UNIVERSITAS TRISAKTI 2015
DEFINISI DAN KONSEP BEBERAPA JENIS KEPERCAYAAN ATAU AGAMA
Salah satu kebutuhan yang beberapa atau mungkin kebanyakan manusia
ingin penuhi dalam kehidupannya merupakan kebutuhan rohania, kebutuhan ini merupakan hal yang berhubungan dengan keinginan menusia dalam mempercayai atau merasakan keamanan dengan adanya zat yang menjaga atau menciptakan mereka di alam semesta ini. Sebelum mengenal agama-agama yang ada pada zaman sekarang, orang-orang pada zama terdahulu memiliki kepercayaan terhadap roh nenek moyang dan benda-benda tertentu yang dianggap mengandung kekuatan mistis. Pada kesempatan ini saya akan menguraikan definisi dari dua jenis kepercayaan yang ada sebelum nenek moyang kita mempercayai adanya tuhan yang lebih dari sekedar roh dan benda belaka, berikut dua jenis kepercayaan yang ada: 1. Animisme Kata animisme itu sendiri berasal dari kata latin yaitu anima yang artinya roh, dan isme yang artinya kepercayaan. Menurut istilah, animisme diartikan sebagai suatu kepercayaan bahwa semua benda di alam dunia ini memiliki jiwa atau roh. Berkaitan dengan kepercayaan animisme, Dhavamony seorang fenomology agama menyebutkan berbagai macam jenis roh, yaitu: a) roh yang berhubungan dengan manusia, yakni jiwa-jiwa manusia sebagai daya vital, roh leluhur, roh jahat dari orang-orang yang meninggal dalam kodisi-kondisi tak wajar; b) roh yang berhubungan dengan objek-objek alamiah, seperti air terjun, batu yang menonjol ke permukaan bumi, pohon-pohon berbentuk aneh, roh dari tempat-tempat yang berbahaya, roh binatang, roh dari benda-benda angkasa; c) roh yang berhubungan dengan kekuatan alam, seperti angin, kilat, banjir; d) roh yang berhubungan dengan kelompok-kelompok sosial, dewadewa, setan-setan dan para malaikat. Namun dalam kepercayaan yang jadi bahasaan ini, pada nomor satu lah yang menjadi kepercayaan animism karena apabila seseorang meninggal, maka roh meninggalkan badan untuk selamanya. Roh yang meninggalkan badan manusia untuk selama-lamanya itu disebut arwah. Dipercayai bahwa arwah tersebut hidup terus di alam arwah seperti kehidupan manusia di dunia. Arwah orang-orang terkemuka seperti kepala suku, dukun, pemuka masyarakat, dan sebagainya itu dianggap suci. Penghormatan dan pemujaan terhadap arwah nenek moyang tersebut melahirkan kepercayaan yang disebut animisme. Pengertian animisme juga dikemukakan oleh Hamka dalam bukunya, Perkembangan Kebatinan di Indonesia sebagai berikut: Nenek moyang yang telah mati, hanya badannya yang hilang, adapun roh atau semangatnya masih tetap ada di sekeliling kita, dan tempat tinggalnya yang tertinggi dan mulia adalah kayangan. 2. Dinamisme Secara etimologis dinamisme berasal dari kata Yunani yaitu dynamis atau dynamos yang artinya kekuatan atau tenaga. Pengertian dinamisme menurut istilah adalah dorongan yang mengajarkan bahwa tiap benda
mempunyai suatu daya kekuatan atau kekuasaan yang di anggap
keramat dan tidak berpribadi, dianggap halus maupun berjasad, dimiliki maupun tidak dapat dimiliki oleh benda, binatang dan manusia. Manusia, hewan atau benda tersebut harus dihormati dengan jalan menjalankan suatu upacara kebaktian. Pengertian dinamisme sebagai mana yang terdapat pada diri orang dan adapula yang terdapat pada benda atau tempat, dapat berwujud kesaktian, kekebalan, kekuasaan, kewibawaan dan kekuatan yang luar biasa. Benda-benda yang mengandung mana pada garis besarnya dapat dikelompokkan ke dalam tiga kelompok yaitu makhluk hidup, benda/ makhluk yang tidak bernyawa serta tempat yang dianggap jelek. Jika lebih dipersempit lagi pengertian dinamisme adalah kepercayaan bahwa segala sesuatu mempunyai tenaga atau kekuatan yg dapat mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan usaha manusia dalam mempertahankan hidup. Selain itu dinamisme juga dapat disimpulkan sebagai kepercayaan nenek moyang dan bersifat mistis, menyatakan bahwa segala kejadian dan perubahan pada benda-benda material adalah perwujudan yang nyata daripada sesuatu kekuatan yang tidak kelihatan (gaib). Selain dari kedua jens kepercayan yang primitf di atas ada beberapa kepercayaan yang lebih sering dianut oleh kebanyakan orang pada zaman ini yaitu agama, berikut dibahas beberapa konsep dari beberapa agama yang ada: 1. Hindu Dalam agama hindu, pada umunya menganut konsep ketuhanan monoteisme. Konsep ketuhanantersebut dalam agama hindu dikenal sebagai filsafat Adwaita Wedanta yang berarti "tak ada duanya". Tuhan dalam agama Hindu dikenal dengan sebutan Brahman. Dalam konsep agama Hindu posisi para dewa adalah setara dengan malaikat, yang enggan untuk dipuja sebagain tuhan secara sendiri, melainkan dipuja atas jasa-jasanya sebagai perantara Tuhan kepada makhluk-Nya. Inti ajaran Hindu dikonsepkan kedalam Tiga Kerangka Dasar dan Panca Sradha. Tiga kerangka dasar tersebut terdiri dari Tattwa (Filsafat) Susila (Etika) Upacara(Yadnya). 2. Buddha Dalam agama budha, ternyata salah jika kita menganggap Budha adalah Tuhan untuk agamaBudha. Konsep ketuhanan dalam agama Buddha berbeda dengan konsep dalam agama Samawi dimanaalam semesta diciptakan oleh Tuhan dan tujuan akhir dari hidup manusia adalah kembali ke surga ciptaanTuhan yang kekal. Sang Buddha bukanlah Tuhan dalam agama Buddha yang bersifat non-teis (yakni, padaumumnya tidak mengajarkan keberadaan Tuhan sang pencipta, atau bergantung kepada Tuhan sangpencipta demi dalam usaha mencapai pencerahan; Sang Buddha adalah pembimbing atau guru yangmenunjukkan jalan menuju nirwana). Dalam kitab agama budha menyebutkan bahwa "Tuhan adalah
SuatuYang Tidak Dilahirkan, Tidak Dijelmakan, Tidak Diciptakan
dan Yang Mutlak 3. Kristen Dalam agama Kristen sendiri terbagi menjadi 3 golongan yaitu a) Katholik Katholik adalah agama Kristen yang paling tua. Agama Katholik meyakini bahwa Roh Qudus tumbuh dari Tuhan Bapa dan Anak secara bersamaan. Mereka juga berkeyakinan bahwa Tuhan Bapa dan Tuhan Anak memiliki kesempurnaan yang sama. Bahkan mereka meyakini bahwa Yesus atau Tuhan Anak ikut bersama-sama dengan Tuhan Bapa mencipta langit dan bumi. b) Orthodox Adapun agama Ortodox yang disebut adalah agama Kristen yang menyempal dari Kristen Katholik pada tahun 1054 M. Agama Ortodox meyakini bahwa Roh Qudus hanya tumbuh dari Tuhan Bapa saja, dan mereka meyakini bahwa Tuhan Bapa lebih utama daripada Tuhan Anak. c) Protestan Agama Protestan disebut Protestan karena sikap mereka yang memprotes Gereja Lama atau kaum Katholik. Mereka menyebut dirinya dengan Gereja Penginjil karena pengakuan mereka yang hanya mau mengikuti Injil semata. Terkadang mereka disebut dengan Kristen saja. Agama Protestan di antara agama yang melarang membuat patung dan gambar untuk disembah. Walaupun demikian, mereka tetap me-yakini ajaran trinitas yang intinya adalah Tuhan itu satu tetapi terdiri dari tiga oknum. 4. Islam Menurut konsep Islam Tuhan adalah Zat yang Maha Tinggi Yang Nyata dan Esa. Ia adalah Pencipta yang Maha Kuasa dan Maha Tahu. Dia abadi yang menentukan takdir dan hakim semesta Alam. Orang Islam percaya bahwa penciptaan alam semesta dan penguasaannya oleh Allah adalah bukti utama kemurahhatian Allah. Karena Tuhan muncul dimana pun ia tidak harus menjelma dalam bentuk apapun. Dalam Al-Quran tertulis, Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala yang kelihatan; dan Dialah Yang Maha Halus lagi Maha Mengetahui (QS al-Anam 6:103). Menurut Yusuf Qardawi, agama islam mempunyai beberapa ciri khusus antara lain : Rabaniyyah Rabaniyyah adalah agama yang tujuan akhirnya berhubungan baik dengan Alloh. Tujuan dan mengharapkan ridho_Nya. Seorang
muslim yang orientasi hidupnya hanya mnendekatkan diri kepada
Alloh, tunduk dan patuh hyanya kepada Alloh dan hanya mengharapkan ridlo_Nya semata di sebut manusia Robbani. Insaniyyah Insaniyyah adalah agama yang sesuai dengan jiwa manusia. Semua perintah dan larangan_Nya bermanfaat untuk dirinya sendiri . Jadi islam sangat menekankan kemanusiaan. Syumuliyyah Syumiliyyah adalah agama yang berlaku secara universal. Artinya agama yang berlaku bagi semua zaman, semua kehidupan dan semua tempat. Dapat di terima oleh semua manusia di dunia sampai akhir masa. Wasatiyyah Wasatiyyah adalah agama yang bersifat moderat. Agama yang mengajarkan pada pemeluknya agar tidak condong pada kehidupan materi saja akan tetapi dapat memperhatikan keseimbangan kehidupan dunia dan akhirat, spiritual dan material.