Oleh :
Citra Inneke
(B1J012010)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-Nya
penulis dapat menyelesaikan Tugas Terstruktur mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan. Tugas Terstruktur ini dibuat guna memenuhi tugas terstruktur
mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan di Fakultas Biologi Universitas
Jenderal Soedirman Purwokerto
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini tidak lepas dari
bantuan dan dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan kali ini
penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada :
1. Seluruh staf dosen mata kuliah
pihak
untuk
pengembangan
penulisan
selanjutnya
dan
demi
penyempurnaan laporan ini. Penulis berharap semoga laporan ini bermanfaat bagi
semua pihak.
Purwokerto,
April 2015
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan............................................................................................... ii
Kata Pengantar....................................................................................................... iii
Daftar Isi................................................................................................................ iv
Ringkasan..............................................................................................................v
I. Pendahuluan..................................................................................................... 1
II. Gagasan............................................................................................................ 3
III. Kesimpulan......................................................................................................10
Daftar Referensi.....................................................................................................11
RINGKASAN
Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN) di Indonesia bukan lagi
merupakan sebuah fenomena, melainkan sudah merupakan fakta yang terkenal di
mana-mana. Setelah rezim otoriter Orde Baru tumbang, tampak jelas bahwa
praktik KKN selama ini terbukti telah menjadi tradisi dan budaya yang
keberadaannya meluas, berurat akar dan menggurita dalam masyarakat serta
sistem birokrasi Indonesia, mulai dari pusat hingga lapisan kekuasaan yang paling
bawah. Tiga serangkai, Korupsi, Kolusi dan Nepotisme yang semula merupakan
istilah umum (public term) atau mungkin istilah ilmiah atau akademis
(scientific term), kemudian berkembang menjadi istilah yuridis (legal term).
Maraknya kolusi, korupsi dan nepotisme merupakan hambatan serius
dalam pembangunan. Salah satu tindak pidana yang fenomenal yang marak terjadi
yaitu kasus tindak pidana korupsi. Tindak pidana korupsi di Indonesia sudah
meluas dikalangan masyarakat Indonesia. Perkembangan terus meningkat dari
tahun ke tahun dan telah menjadi gaya hidup orang banyak saat ini, terbukti
dengan semakin merambahnya budaya korupsi mulai dari pusat sampai ke tingkat
daerah. Sehingga terkadang sulit membedakan antara kejahatan dan kebiasan hal
itu karena maraknya kejahatan yang terjadi.
Tindak pidana korupsi merupakan salah satu kategori tindak pidana
khusus. Dalam penanganan tindak pidana khusus tersebut penyidikannya
dilakukan oleh jaksa. Tetapi pada perkembangan terakhir ini masalah
penyidikannya dipertanyakan oleh berbagai kalangan. Karena sulit memberikan
batasan wewenang penyidikan Antara jaksa dan komisi pemberantasan korupsi
(KPK) sebatas mana kewengangan KPK meskipun kedua penanganannya jika
dilihat dari Undang-undang Nomor 16 Tahun 2004 dan Undang-undang No. 30
Tahun 2002 akan terlihat jelas kerja sanma yang harus dilakukan anatar jaksa dan
KPK. Kejaksaan dalam melakukan penyidikan tindak pidana khusus korupsi
mempunyai dua pengawasan yaitu pengawasan eksternal yang dilakukan oleh
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Kejaksaan sedangkan pengawasan
internal dilakukan oleh Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus (JAMPIDSUS).
I.
A.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Nama Negara
Islandia
Finlandia
Selandia Baru
Denmark
Singapura
Swedia
Swiss
Norwegia
Australia
Austria
IPK
9,7
9,6
9,6
9,5
9,4
9,2
9,1
8,9
8,8
8,7
Posisi Negara
Nama Negara
Indonesia
Pantai Gading
Guenia
Nigeria
Haiti
Burma
Turkmanistan
Bangladesh
Chad
IPK
2,2
1,9
1,9
1,9
1,8
1,8
1,8
1,7
1,7
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
137
152
153
154
155
156
157
158
159
Perumusan Masalah
C.
Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah sebagai berikut :
D.
Manfaat
Manfaat dibuatnya makalah ini adalah untuk memberikan informasi tentang
pengaturan pemidanaan dalam tindak pidana korupsi dan penegakan hukum atas
pelaku tindak pidana korupsi.
II.
GAGASAN
Bank
(ADB),1999).
Dengan
demi-kian,
bagi
Indonesia,
kekuasaan
yang
dipercayakan
pada
mereka.
kualitas
III.
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Asian Development Bank (ADB), Good Governance and Anticorruption: The
Road Forward for Indonesia, makalah dipresentasikan dalam Pertemuan
Puncak CGI ke Delapan di Paris, 27-28 Juni 1999
Dillon, H.S. Partnership for Government Reform: Facilitating Government
Reform in the Indonesian Judiciary and Public Prosecution, makalah
dibacakan dalam Seminar Nasional Menuju Good Governance dan Clean
Government Melalui Peningkatan Integritas Sektor Publik dan Swasta
(Dalam Semangat Konvensi PBB Menentang Korupsi, Jakarta, 14-15
September 2004
DR. M. Syamsa Ardisasmita, D. (2006). Definisi Korupsi Menurut Perspektif
Hukum dan E-annauncement untuk Tata Kelola Pemerintahan yang Lebih
Terbuka, Transparan dan Akuntabel. Jakarta.
Fathurrahman Djamil dkk. (1999). Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN):
Dalam Perspektif Hukum dan Moral Islam. Korupsi, Kolusi, dan
Nepotisme di Indonesia, (103-115), 103.
Hadisuprapto, P. (2000). Pemberian Malu : Alternatif Antisipatif Korupsi, Kolusi
dan Nepotisme (K.K.N). Jurnal Kriminologi Indonesia, 1 - 9.
Hamzah, Andi. 2009. Pemberantasan Korupsi. Jakarta: Rjawali Pers.
Hartanti, Evi. 2009. Tindak Pidana Korupsi. Jakarta: Sinar Grafika.
Marpaung, Laden. 2008. Proses Penanganan Perkara. Jakarta: Rineka Cipta.
Serikat, Nyoman, Putra Jaya, SH.MH. 2000 Tindak Pidana Korupsi, Kolusi dan
Nepotisme di Indonesia, Semarang : Badan Penerbit Universitas Di
ponegoro.