Anda di halaman 1dari 100

1

PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG DAN PERPUTARAN KAS


TERHADAP TINGKAT LIKUIDITAS
(Studi Kasus Pada Koperasi Mitra Perdana Surabaya)

Oleh:
ASTRIA DWI PUJIATI
NPM 09.1.01.06020

PROGRAM STUDI : AKUNTANSI

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA (STIESIA)


SURABAYA
2014

PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG DAN PERPUTARAN KAS


TERHADAP TINGKAT LIKUIDITAS
(Studi Kasus Pada Koperasi Mitra Perdana Surabaya)

Oleh:
ASTRIA DWI PUJIATI
NPM 09.1.01.06020

PROGRAM STUDI : AKUNTANSI

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA (STIESIA)


SURABAYA
2014

PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG DAN PERPUTARAN KAS


TERHADAP TINGKAT LIKUIDITAS
(Studi Kasus Pada Koperasi Mitra Perdana Surabaya)

Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi: Akuntansi
Konsentrasi: Akuntansi Perpajakan

Oleh:
ASTRIA DWI PUJIATI
NPM 09.1.01.06020

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA


(STIESIA) SURABAYA
2014

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. MAHASISWA
Nama
NPM
Program Studi
Tempat, Tanggal Lahir
Agama
Jumlah Saudara/Anak Ke
Alamat / Telpon
Status
B. ORANG TUA
Nama
Alamat Rumah / Telpon
Alamat Kantor / Telpon
Pekerjaan

:
:
:
:
:
:
:

Astria Dwi Pujiati


09.1.01.06020
Akuntansi
Surabaya, 15 Mei 1991
Islam
4 (Empat) / 2 (Dua)
Jl. Kedurus Gg III No 30B Surabaya /
085733397250
: Belum Menikah

:
:
:
:

Samsidi
Jl. Kedurus Gg III No 30B Surabaya
Wiraswasta

C. RIWAYAT PENDIDIKAN
1. Tamat SDN Kedurus IV/431
di Surabaya
Tahun 2003
2. Tamat SMPN 16
di Surabaya
Tahun 2006
3. Tamat SMAN 13
di Surabaya
Tahun 2009
4. Pendidikan Tinggi (PT)
Nama PT
Tempat
Semester
Tahun
Keterangan
STIESIA

Surabaya

IX

D. RIWAYAT PEKERJAAN
Tahun
Bekerja di
2011sekarang

Koperasi Mitra Perdana

2009-2014

Pangkat / Golongan

Jabatan

Administ
rasi

Dibuat dengan sebenarnya


Oleh

Astria Dwi Pujiati

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh


Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah Rabbil Alamin atas kehadirat
Allah SWT yang telah memberikan kekuatan, kemampuan dan kemudahan
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul Pengaruh
Perputaran Piutang dan Perputaran Kas terhadap Tingkat Likuiditas (Studi Kasus
Pada Koperasi Mitra Perdana Surabaya) dengan penuh perjuangan dan keyakinan.
Penelitian ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar
sarjana ekonomi pada Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA)
Surabaya.Semoga dengan terselesaikan skripsi ini dapat membantu banyak pihak
yang mempunyai kepentingan serta para pembaca yang memang membutuhkan
data pada skripsi penulis kali ini.
Dalam penulisan skripsi ini penulis tidak lepas dari berbagai hambatan dan
rintangan akan tetapi berkat bantuan banyak pihak sehingga skripsi penulis kali ini
dapat cepat terselesaikan dengan baik dan benar. Untuk itu penulis ingin
mengucapkan banyak terima kasih yang sangat tulus kepada :
1. Allah SWT, puji syukur Alhamdulillah karena senantiasa memberikan
Rahmat dan RidhoNya.
2. Bapak Dr. Akhmad Riduwan, SE., M.S.A., Ak., selaku Ketua Sekolah
Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya.
3. Ibu Andayani, SE., M.Si., Ak., selaku Ketua Program Studi S1 Akuntansi
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya.
4. Ibu Lilis Ardini, S.E.,M.Si.,Ak selaku Dosen pembimbing yang telah
membimbing, memberi petunjuk, dan dengan sabar mengarahkan penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak Drs. Lorensius Setiadi, selaku Dosen Wali yang telah memberikan
dorongan dan semangat kepada penulis dari semester 6 hingga sekarang
sehingga penulis dapat menempuh pendidikan dengan baik.

6. Bapak dan Ibu dosen beserta staff Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
Indonesia (STIESIA) Surabaya yang telah mendidik serta membantu saya
selama menempuh pendidikan di bangku kuliah. Semoga kesuksesan
menyertai kita. Amin.
7. Kedua orang tuaku yang tercinta, Ibunda Lilik Rochmah dan Ayahanda
Samsidi yang telah memberikan seluruh kasih sayangnya dan dukungan
serta doanya. Kalian adalah orang tua yang luar biasa.
8. Ketiga saudaraku tercinta, Mas Agus, Arif Adi dan Arba. Meskipun
terkadang menyebalkan tetapi kalian pelipur lara disaat sedang susah dan
sedih. Love u..
9. Buat Kekasihku Fajar Kurniawan, terima kasih telah menjadi seseorang
yang selalu mendampingiku dan menemaniku selama ini serta dengan
sabar mendengar keluh kesahku.
10. Buat sahabat-sahabatku, Wita, Elsa, Jenice, Denny, mbak Linda, Lukman,
Simon, Mbak Rina, mas Rendi, mbak Rebecca semoga sukses menyertai
kita dan persahabatan kita tak akan putus sampai disini.
11. Buat teman-temanku Annisa, Iffa, Dita (teman-teman awal masuk
perkuliahan malam) dan teman-teman SAX2 serta SA4, jangan lupa akan
pertemanan kita. Kalau mbolang-mbolang jangan lupakan aku ya. Hehe..
12. Untuk Pak Sigit, Manager KMP, terima kasih atas bantuan nya selama ini.
Untuk keluarga besar KMP, Mbak Cahya, mbak Yeni, mas Hendro, Mas
Rudolf dan semua anggota kelaurga KMP lainnya, love u.
13. Untuk pemilik KMP, Bapak Hermanto terima kasih atas ijin yang
diberikan untuk memberikan data-data yang dibutuhkan untuk penelitian
ini.
14. Kepada semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu terima
kasih buat doa, dukungan dan semangatnya buat saya.

Penulis sadar bahwa penyusunan dan isi skripsi ini masih jauh dari kata sempurna,
untuk itu penulis menerima segala kritikan dan masukan yang menjadikan skripsi
ini lebih baik lagi.Semoga bermanfaat bagi penulis skripsi selanjutnya.
Wassalamuailakum Warahmatullahi Wabarokatuh.
Surabaya, 22 Mei 2014

Astria Dwi Pujiati

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL LUAR SKRIPSI .................................................................. i


HALAMAN SAMPUL SALAM SKRIPS ................................................................ ii
HALAMAN JUDUL SKRIPSI .................................................................................. iii
HALAMAN PENGESAHAN TIM PENGUJI .......................................................... iv
HALAMAN PERNYATAAN ................................................................................... v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ............................................................................................... vii
DAFTAR ISI .............................................................................................................. x
DAFTAR TABEL ...................................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. xiv
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................. xv
INTISARI................................................................................................................... xvi
ABSTRACT ............................................................................................................... xvii

BAB 1 : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ...................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 4
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................................ 5
1.4 Manfaat Penelitian .............................................................................................. 5
1.5 Ruang Lingkup Penelitian ................................................................................... 6

10

BAB 2 : TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS


2.1 Tinjauan Teoritis ............................................................................... 7
2.1.1 Koperasi ............................................................................................................ 7
1. Pengertian Koperasi ...................................................................... 7
2. Jenis Koperasi ............................................................................... 8
3. Produk Koperasi ............................................................................ 9
2.1.2 Sisa Hasil Usaha (SHU) ................................................................ 11
2.1.3 Kredit ............................................................................................................... 13
1. Pengertian Kredit .......................................................................... 13
2. Penyaluran Kredit.......................................................................... 14
3. Analisa Kredit ............................................................................... 14
4. Perjanjian Kredit ........................................................................... 17
5. Penggolongan Kredit ..................................................................... 18
2.1.4 Perputaran Piutang ......................................................................... 19
1. Pengertian Piutang ........................................................................ 19
2. Faktor yang mempengaruhi piutang.............................................. 20
3. Jenis Piutang ................................................................................. 21
4. Penghapusan Piutang .................................................................... 22
5. Pengendalian Piutang ............................................................................................. 23
6. Perputaran Piutang ........................................................................ 23
2.1.5 Perputaran Kas ............................................................................... 25
1. Pengertian Kas .............................................................................. 25
2. Perputaran Kas .............................................................................. 27
2.1.6 Likuiditas .......................................................................................................... 28
1. Pengertian Likuiditas .................................................................... 28

11

2. Faktor penyebab terjadinya Likuiditas .......................................... 30


2.1.7 Perbedaan penelitian terdahulu dengan sekarang ............................................. 31
2.2 Rerangka Pemikiran ........................................................................................... 32
2.3 Perumusan Hipotesis .......................................................................... 33

12

BAB 3 : METODA PENELITIAN


3.1 Jenis Penelitian dan Gambaran dari Populasi (Objek) Penelitian 38
3.2 Teknik Pengambilan Sampel................................................................. 38
3.3 Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 40
3.4 Variabel dan Definisi Operasi Variabel ................................................ 43
3.5 Teknik Analisis Data ............................................................................. 31
3.5.1 Uji Prasyarat Analisis ..................................................................... 45
3.5.2 Teknik Analisis Data ...................................................................... 48

BAB 4 : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil Penelitian .................................................................................................... 50
4.1.1 Gambaran Obyek Penelitian ....................................................... 50
1. Profil Perusahaan ........................................................................ 50
2. Visi dan Misi Perusahaan ............................................................ 51
3. Bidang Organisasi ....................................................................... 52
4.2 Pembahasan ........................................................................................... 47
4.2.1 Analisis Data .................................................................................................... 58
1. Analisis Perputaran Piutang ........................................................... 58
2. Analisis Perputaran Kas ................................................................. 61
3. Analisis Likuiditas ......................................................................... 63
4.2.2 Uji Asumsi Klasik ........................................................................... 67
4.2.3 Uji Hipotesis .................................................................................. 71

BAB 5 : PENUTUP
5.1 Kesimpulan ........................................................................................... 80

13

5.2 Saran ...................................................................................................... 81


5.3 Keterbatasan Penelitian............................................................... ........ 82

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 83


LAMPIRAN ............................................................................................................... 85

14

DAFTAR TABEL

Tabel
Halaman
1. Perbedaan Penelitian terdahulu ........................................................................

31

2. Buku Organisasi Koperasi Mitra Perdana Surabaya ........................................

57

3. Hasil perhitungan Tingkat Perputaran Piutang .................................................

59

4. Hasil perhitungan Tingkat Perputaran Kas .......................................................

62

5. Hasil Perhitungan Likuiditas ...........................................................................

65

6. Uji Normalitas ..................................................................................................

67

7. Uji Multikolinearitas.........................................................................................

68

8. Uji Autokorelasi ...............................................................................................

68

9. Uji parsial..........................................................................................................

72

10 Analisis regresi linier ...................................................................................

73

15

DAFTAR GAMBAR
Gambar

Halaman

1. Kerangka Pemikiran ........................................................................................

32

2. Struktur Organisasi Pengurus Koperasi ...........................................................

54

3. Struktur Organisasi Karyawan Koperasi .........................................................

54

4. Uji Heteroskedaktisitas ....................................................................................

70

16

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Perkembangan perekonomian nasional dan perubahan lingkungan strategis yang
sedang dihadapi dunia usaha termasuk usaha kecil menengah saat ini berjalan
sangat cepat dan dinamis.Banyak badan-badan usaha dan perusahaan jasa
keuangan yang diharapkan dapat membantu mengembangkan usaha kecil
menengah tersebut, salah satunya koperasi.Koperasi merupakan badan Usaha
yang berlandaskan hukum senantiasa diarahkan dan didorong untuk ikut berperan
secara nyata dalam meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat agar
mampu mengatasi ketimpangan ekonomi dan kesenjangan sosial, sehingga lebih
mampu berperan sebagai wadah kegiatan ekonomi rakyat.
Koperasi sebagai badan usaha, selain bertujuan memenuhi kebutuhan anggota,
sama dengan perusahaan-perusahaan lain yang memiliki tujuan, koperasi juga
mempunyai tujuan yaitu mencapai keuntungan (laba).Keuntungan itu dirasakan
sangat penting demi kelangsungan dan perkembangan kegiatan usaha, sehingga
didalamnya tersirat suatu efisiensi, dimana hal ini merupakan makna organisasi
ekonomi.
Dalam mencapai keuntungan dan tujuan perusahaan, tentu perusahaan memiliki
suatu resiko yang harus dihadapi.Setiap perusahaan memiliki resikonya masingmasing.Risiko yang menimpa pada sebuah perusahaan merupakan akibat dari
sebuah sebab atau serangkaian peristiwa yang bersifat negatif dan mengakibatkan

17

adanya kerugian baik secara finansial ataupun yang lainnya.Sama halnya pada
Koperasi Simpan Pinjam, risiko utama yang dihadapi oleh koperasi salah satunya
adalah risiko yang ditimbulkan dari perputaran piutang yaitu risiko kredit.Risiko
kredit adalah risiko yang paling umum menyerang dunia perbankan ataupun
perusahaan yang melakukan perjualan secara kredit. Namun kegiatan yang
mengandung risiko harus tetap diambil untuk mendapatkan peluang keuntungan,
dengan syarat koperasi harus mampu mengorganisir atau meminimalir risiko yang
mungkin akan terjadi tersebut.Perputaran piutang saling berhubungan dengan
perputaran kas. Perputaran piutang yang tinggi akan menyebabkan pula tingginya
perputaran kas.
Perputaran Piutangdan perputaran kas merupakan hal yang sangat penting bagi
sebuah perusahaan karena merupakan rasi-rasio yang digunakan dalam mengukur
efisiensi modal kerja dalam sebuah perusahaan. Adanya modal kerja yang cukup
atau cukupnya kas dalam perusahaan akan memudahkan perusahaan tersebut
dalam melakukan aktifitas sehingga tidak menimbulkan masalah. Besarnya uang
kas yang ada merupakan salah satu alat ukur yang dapat digunakan untuk
mengukur tingkat likuiditas dalam perusahaan.

Sebelum menjadi kas, modal

usaha masih berupa perputaran piutang, dimana debitur belum membayar pokok
beserta bunga pinjaman dari aktifitas penjualan dan perjanjian kredit yang telah
dilakukan sebelumnya. Perputaran piutang yang ada dalam kantor koperasi sangat
rentan sifatnya, karena berjalannya suatu koperasi dipengaruhi oleh perputaran
piutang tersebut. Perputaran piutang akan berjalan lancar apabila debitur
membayar pinjaman tepat pada waktunya. Tetapi apabila debitur membayar

18

pinjaman tidak tepat pada waktunya itu akan menimbulkan masalah pada suatu
perusahaan. Piutang yang seharusnya dibayar mengalami penunggakan apabila
tidak segera diselesaikan.Tunggakan-tunggakan inilah yang akanmenimbulkan
terjadinya kredit bermasalah.
Adanya kredit bermasalah akan mengurangi persediaan kas yang ada dalam
sebuah perusahaan. Semakin sedikit penerimaan yang diterima oleh koperasi
maka semakin sedikit pula kas yang ada pada koperasi.Pendapatan utama
Koperasi adalah berasal dari pendapatan bunga dari setiap pinjaman yang yang
telah dilakukan,. Apabila debitur tidak membayar pinjaman tersebut dengan tepat
waktu maka penerimaan yang telah dikalkulasi sebelumnya tentu tidak akan
sesuai harapan. Uang kas koperasi menjadi sedikit karena debitur yang tidak
membayar bunga dan angsurannya tepat waktu.
Dengan munculnya kredit bermasalah yang ditimbulkan dari perputaran piutang,
perputaran uang kas pun mengalami hambatan, karena tidak lancarnya arus kas
yang masuk dan keluar. Bahkan bisa jadi jika kredit bermasalah sangat besar,
maka perputaran uang di koperasi akan terhenti dan seluruh dampak positif yang
seharusnya diterima dari penyaluran kredit pun tidak dapat terjadi bahkan dapat
menimbulkan dampak yang negatif bagi perusahaan. Ini dikarenakan pendapatan
operasional dari pemberian kredit sangat kecil dari yang seharusnya diterima oleh
koperasi secara penuh.
Pengaruh dari terjadinya kredit bermasalah yang menyebabkan semakin
rendahnya tingkat perputaran kas karena penerimaan kas yang diterima dari

19

penyaluran kredit tidak dibayar secara penuh menyebabkan kas semakin sedikit.
Keadaan yang demikian dikhawatirkan menyebabkan perusahaan mengalami
likuiditas atau ketidakmampuan perusahaan dalammembayar kewajiban jangka
pendeknya.
Namun begitu juga sebaliknya, perputaran piutang yang cepat akan membuat
kas suatu perusahaan menjadi lancar, sehingga pendapatan pun meningkat.
Semakin banyak kas yang ada, maka modal kerja dapat kembali dan dapat
digunakan untuk memberikan pinjaman kredit kepada calon nasabah-nasabah
baru. Pendapatan bunga yang diterima pun juga pasti akan meningkat, sehingga
dapat dimungkin bahwa perusahan akan terhindar dari resiko likuiditas.
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan diatas, maka penulis mengambil
judul

PENGARUH

PERPUTARAN

PIUTANG

DAN

PERPUTARAN

KASTERHADAP TINGKAT LIKUIDITAS (Studi Kasus Pada Koperasi Mitra


Perdana Surabaya)
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka penulis merumuskan
masalah sebagai berikut :
1.Apakah Perputaran Piutang

berpengaruh terhadap tingkat

Likuiditas pada

Koperasi Mitra Perdana Surabaya?


2.Apakah Perputaran kasberpengaruh terhadap Tingkat Likuiditas pada Koperasi
Mitra Perdana Surabaya?

20

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.Untuk mengetahui dan menguji pengaruh perputaran piutang terhadap Tingkat
Likuditas pada Koperasi Mitra Perdana Surabaya.
2.Untuk mengetahui dan menguji pengaruh Perputaran kas

terhadap Tingkat

Likuiditas pada Koperasi Mitra Perdana Surabaya.


1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut
1. Bagi Penulis
Penelitian ini berguna bagi penulis untuk menambah wawasan dan pengetahuan
mengenai topik yang diteliti. Dapat mengimplementasikan ilmu yang didapat
selama di bangku perkuliahan serta memperluas ilmu mengenai pengertian serta
cara kerja Koperasi terutama mengenai perputaran piutang, perputaran kas serta
tingkat likuiditas yang mungkin terjadi.
2. Bagi Perusahaan
Manfaat penelitian bagi perusahaan adalah dapat memberikan sumbangan
pemikiran dalam memprediksi sertamembantu dalam pembuatan keputusan.
3. Bagi Pengembang Ilmu

21

Penelitian ini diharapkan dapat menambah kasanah ilmu pengetahuan serta


diharapkan dapat menjadi sebuah referensi dan masukan yang mungkin dapat
digunakan sebagai acuan penelitian selanjutnya.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah pengaruh perputaran
piutang, perputaran uang kas serta dampaknya terhadap likuiditas.Sedangkan
subjek penelitian adalah Kantor Koperasi Mitra Perdana, yang berlokasi di Jl
Baratajaya 19/73 Surabaya

22

BAB 2
TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

2.1 Tinjauan Teoritis


2.1.1

Koperasi

1. Pengertian Koperasi
Pengertian Koperasi dapat dilakukan dari pendekatan asal yaitu kata koperasi
berasal dari bahasa Latin coorere, yang dalam bahasa Inggris disebut
coorperation. Co berarti bersama dan operation berarti bekerja, jadi cooperation
berarti bekerja sama. Dalam hal ini,kerjasama tersebut dilakukan oleh orang-orang
yang mempunyai kepentingan dan tujuan yang sama (Sitio dan Tamba,2001:16).
Menurut Undang-Undang Koperasi Nomor 12 pada tahun1967 Koperasi
Indonesia adalah organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial, beranggotakan
orang-orang atau badan hukum koperasi yang merupakan tata susunan ekonomi
sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan.
Pengertian koperasi menurut Undang-Undang Koperasi No.25 tahun 1992 adalah
badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum Koperasi dengan
melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip Koperasi sekaligus sebagai gerakan
ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan.
Menurut Firdaus dan Susanto (2004 : 39) koperasi sebagai perkumpulan dari
orang-orang yang atas dasar persamaan derajat sebagai manusia, dengan tidak
memandang haluan agama dan politik secara sukarela masuk, untuk sekedar
memenuhi kebutuhan bersama yang bersifat kebendaan atas tanggungan bersama.
Menurut Chaniago (dalam buku Sitio dan Tamba,2001 : 13) mendefinisikan
koperasi sebagai suatu perkumpulan yang beranggotakan orang-orang atau badan
hukum, yang memberikan kebebasan kepada anggota untuk masuk dan keluar,
dengan bekerja sama secara kekeluargaan menjalankan usaha untuk mempertinggi
kesejahteraan jasmaniah para anggotanya.
Berdasarkan pengertian-pengertian koperasi diatas maka penulis dapat menarik
kesimpulan bahwa Koperasi adalah Suatu organisasi kegiatan ekonomi yang
berlandaskan hukum yang didirikan untuk membantu mensejahterakan kehidupan

23

masyarakat dengan berasaskan pada kekeluargaan guna mencapai kesejateraan


bersama
2. Jenis Koperasi
Menurut Anagora dan Sudantoko (2002:20) untuk konteks Indonesia, pembagian
koperasi didasarkan pada kebutuhan nyata masyarakat. Secara umum, di
Indonesia ada lima klasifikasi koperasi. Diantaranya adalah :
1 .Koperasi Konsumsi
Koperasi Konsumsi adalah koperasi yang menangani pengadaan berbagai barangbarang untuk memenuhi kebutuhan anggotanya misalnya beras, gula, sabun,
minyak goreng, perkakas rumah tangga, dan barang elektrolik. Tujuan
dibentuknya koperasi konsumsi adalah untuk memenuhi kebutuhan anggotanya
terhadap barang-barang konsumsi dengan harga dan mutu yang layak.
2.Koperasi Simpan Pinjam atau Koperasi Kredit
Jenis koperasi yang satu ini didirikan untuk memberikan kesempatan kepada para
anggotanya memperoleh pinjaman dengan mudah dan biaya bunga yang ringan.
Koperasi dapat memberikan pertolongan kepada para anggotanya karena ia
memiliki dana atau modal dalam jumlah yang cukup.
3 .Koperasi Produksi
Koperasi Produksi adalah koperasi yang bergerak dalam bidang produksi barangbarang yang dilaksanakan oleh koperasi itu maupun para anggotanya. Contoh
koperasi produksi ini adalah koperasi peternakan sapi perah, koperasi pengusaha

24

tahu dan tempe, koperasi pengusaha batik, koperasi pertanian dan koperasi lain
yang kegiatannya bertumpu pada aktivitas produksi.
4 .Koperasi Jasa
Koperasi Jasa adalah koperasi yang bergerak di bidang penyediaan jasa tertentu
bagi para anggotanya maupun masyarakat umum seperti koperasi angkutan,
koperasi jasa audit, koperasi perumahan, koperasi jasa perencanaan, dan
konstruksi bangunan, koperasi asuransi dan koperasi pengurusan dokumen.
5.Koperasi Unit Desa (KUD)
Dalam rangka meningkatkan produksi dan kehidupan masyarakat di daerah
pedesaan, pemerintah menganjurkan pembentukan koperasi unit desa.Suatu
koperasi unit desa dibentuk dari satu atau beberapa desa yangmemiliki potensi
ekonomi.Apabila dalam suatu kecamatan memiliki banyak potensi ekonomi, maka
sangat mungkin beberapa koperasi unit desa dibentuk.
3. Produk Koperasi
Bermacam-macam Produk yang ada di pada suatu perusahaan untuk kemuadian
dipasarkan ke masyarakat luas, fiturnya pun juga bervariasi, masing-masing punya
kekuatan dan kelemahan tersendiri. Begitu pula dengan koperasi.Koperasi
mempunyai produknya tersendiri.Menurut Hamidah dan Linggau (2010, 46)
produk Koperasi adalah sebagai berikut :

25

1. Bunga Tetap (Fixed Interest Rate )


Yang dimaksud dengan tetap dalam hal ini adalah persentasenya. Persentase
yang tetap tersebut digunakan sebagai pengali saldo pokok hutang (outstanding),
sampai kredit lunas.Seiring dengan pembayaran angsuran yang dilakukan, baik
pokok maupun bunga, maka saldo pokok hutang pasti menurun.Sehingga semakin
lama nominal bunga yang dibayar debitur semakin menurun juga.Tetapi jumlah
pokok yang dibayar selalu tetap sampai kredit lunas.
2. Bunga Efektif (Effective Interest Rate)
Jumlah angsuran selalu tetap/sama dari awal sampai lunas tetapi komposisi pokok
dan bunga selalu berubah-ubah.Pada awal masa kredit komposisi angsuran pokok
lebih kecil daripada komposisi angsuran bunga.Semakin mendekati masa
pelunasan, komposisi angsuran bunga lebih kecil dibandingkan komposisi
angsuran pokok.
3. Bunga Flat ( Flat Interest Rate)
Bunga Flat merupakan jumlah angsuran yang dibayar selama tetap/sama dari awal
sampai lunas dengan komposisi pokok dan bunga juga selalu sama. Nominal
bunga yang harus dibayar pun selalu sama, yaitu persentase bunga dikali plafon
awal kredit.
4.Bunga Mengambang
Semua perhitungan tergantung dari kondisi bunga di pasar. Oleh karena sifatnya
yang tidak menentu maka prinsip yang digunakan adalah antara bank dan debitur

26

tidak boleh ada yang dirugikan. Sistem ini lebih banyak musyawarahnya, sebelum
perjanjian kredit dilakukan terlebih dahulu dilakukan kesepakatan mengenai
patokan/ukuran yang akan digunakan untuk menaikkan atau menurunkan bunga.
Patokan yang biasa digunakan adalah suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI),
suku Bunga Rata-rata bank lokal (SIBOR atau LIBOR) .
5.Bunga Sliding
Bunga Sliding adalah Bunga yang harus dibayar setiap bulannya tanpa
mengurangi pokok pinjaman debitur. Jadi debitur membayar bunga setiap
bulannya terlebih dahulu dimana bunga yang dibayarkan merupakan besarnya
bunga yang telah disepakati oleh kedua pihak sebelumnya. Misalnya bunga yang
telah disepakati perbulannya 2%, dari pinjaman 10.000.000 maka debitur hanya
membayar bunga sebesar 2% dari pinjaman saja. Pinjaman dibayar lunas jika
debitur sudah ada dana untuk melunasi pinjamannya tersebut. Biasanya jangka
waktu maksimal dari perjanjian bunga sliding adalah 6 (enam) bulan. Jika dalam
waktu 6 bulan debitur belum mampu melunasi hutangnya, maka perlu
memperbaharui perjanjian kredit.
2.1.2 Sisa Hasil Usaha (SHU)
Pengertian SHU menurut UU No. 25 Tahun 1992, tentang Perkoperasian
adalah sebagai berikut : (a) SHU Koperasi adalah pendapatan koperasi yang
diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi dengan biaya, penyusutan, dan
kewajiban lain termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan. (b) SHU
setelah dikurangi cadangan, dibagikan kepada anggota sebanding jasa usaha yang

27

dilakukan oleh masing-masing anggota dengan koperasi, serta digunakan untuk


keperluan pendidikan Perkoperasian dan keperluan koperasi, sesuai dengan rapat
anggota. (c) Besarnya pemupukan modal dana cadangan ditetapkan dalam Rapat
Anggota, UU No 25 Tahun 1992, Pasal 45.
Sumber permodalan Koperasi menurut UU No 25 Tahun 1992 (dalam Karjono
dan Fakrina : 2012) tentang perkoperasian pasal 41 dalam buku Muhammad
Firdaus dan Agus Edhi adalah : (a) Simpanan pokok anggota, yaitu sejumlah uang
yang sama banyaknya, yang wajib dibayarkan oleh masing-masing anggota
kepada koperasi pada saat masuk menjadi anggota. Simpanan pokok ini sidatnya
permanen, artinya tidak dapat diambil selama yang bersangkutan masih menjadi
anggota; (b) simpanan wajib, yaitu sejumlah simpanan tertentu yang tidak harus
sama banyaknya, yang wajib dibayarkan oleh anggota kepada koperasi pada
periode tertentu. Simpanan wajib ini tidak dapat diambil selama yang
bersangkutan masih menjadi anggota; (c) Dana cadangan, yaitu sejumlah dana
yang diperoleh dari penyisihan sisa hasil usaha dan dicadangkan untuk menutup
kerugian koperasi bila diperlukan; (d) Donasi atau hibah, yaitu sejumlah uang atau
barang dengan nilai tertentu yang disumbangkan oleh pihak ketiga, tanpa ada
suatu ikatan atau kewajiban untuk mengembalikannya.
Selain itu ada juga modal pinjaman atau modal Asing yang bersumber dari :
(a) Anggota, yaitu suatu pinjaman yang diperoleh dari anggota, termasuk calon
anggota yang memenuhi syarat; (b) Koperasi lainnya dan atau anggotanya,
pinjaman dari koperasi lainnya yang didasari dengan perjanjian kerjasama antara
koperasi; (c) Bank dan Lembaga Keuangan lainnya, yaitu pinjaman dari bank dan

28

lembaga keuangan lainnya yang dilakukan berdasarkan ketentuan perundangundangan yang berlaku; (d) Penerbitan Obligasi dan surat hutang lainnya, yaitu
dana yang diperoleh dari penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya berdasarkan
ketentuan perundang-undangan yang berlaku; (e) sumber lain yang sah, pinjaman
yang diperoleh bukan dari anggota yang dilakukan melalui penawaran secara
umum.
2.1.3Kredit
1.Pengertian kredit
Menurut asal mulanya kata kredit berasal dari kata credere yang artinya adalah
kepercayaan, maksudnya adalah apabila seseorang yang memperoleh kredit maka
berarti mereka memperoleh kepercayaan. Sedangkan bagi si pemberi kredit
artinya memberikan kepercayaan kepada seseorang bahwa uang yang dipinjamkan
pasti kembali (Kasmir, 2003: 72)
Menurut Linggau dan Hamidah (2010:19) kredit adalah penyerahan barang, jasa,
atau uang dari satu pihak (kredit atau pemberi pinjaman) atas dasar kepercayaan
kepada pihak lain (debitur atau penerima pinjaman) dengan janji membayar dari
debitur kepada kreditur pada tanggal yang telah disepakati kedua belah pihak.
Definisi lain tentang kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat
dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam
meminjam antara kreditur dengan pihak lain yang mewajibkan pihak penerima
pinjaman (debitur) untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu
dengan imbalan atau bagi hasil (Linggau dan Hamidah, 2010:19).
Ikatan Akuntan Indonesia ( dalam Karjono dan Fakrina : 2012) mendefinisikan
kredit sebagai berikut :
Kredit adalah pinjaman uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dan
pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah
jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan, atau pembagian hasil
keuntungan. Hal yang termasuk dalam pengertian kredit yang diberikan adalah
kredit dalam rangka pembiayaan bersama, kredit dalam restruturisasi, dan
pembelian surat berharga nasabah yang dilengkapi dengan Note Purchase
Agreement (NPA).

29

Berdasarkan pengertian-pengertian kredit diatas, maka pengertian kredit


menurut penulis adalah penyerahan uang, barang atau jasa dari pihak kreditur
(pihak pemberi) kepada pihak debitur (pihak penerima) atas dasar kepercayaan
dimana pihak kreditur harus melunasi hutangnya dalam jangka waktu yang telah
disepakati bersama sebelumnya dan ada imbal balik dari perjanjian tersebut.
2. Penyaluran kredit
Penyaluran

kredit

merupakan

kegiatan

usaha

yang

mendominasi

pengalokasian dana koperasi. Sumber utama pendapatan koperasi berasal dari


kegiatan penyaluran kredit dalam bentuk pendapatan bunga. Terkonsentrasinya
usaha koperasi dalam penyaluran kredit tersebut disebabkan oleh beberapa alasan
yaitu: a).sifat usaha koperasi yang berfungsi lembaga intermediasi antara unit
surplus dan unit defisit; b). penyaluran kredit memberikan spread yang pasti
sehingga besarnya pendapatan dapat diperkirakan; c). merupakan badan usaha
yang

membantu

mengembangkan usaha kelas menengah kebawah untuk

mensejahterakan kehidupannya. Penyaluran kredit dilakukan untuk memutar


modal yang ada sehingga dapat menghasilkan laba bagi koperasi. Semakin banyak
kredit yang disalurkan

maka perusahaan akan semakin banyak memperoleh

pendapatan bunga dari penjualan kredit yang telah dilakukan sebelumnya.


3.Analisis Kredit
Analisis kredit adalah kajian yang dilakukan oleh kreditur untuk mengetahui
kelayakan dari suatu permasalahan kredit (Linggau dan Hamidah,2010:78).
Analisa kredit sangat penting dilakukan karena melalui analisa kredittersebutdapat

30

diketahui apakah calon debitur layak (feasible) untuk dibiayai, apakah


marketable( dapat dipasarkan dengan baik), apakah profitable (menguntungkan)
sebagai sumber dana untuk membayar angsuran kredit, sehingga kredit dapat
dilunasi dengan tertib dan tepat waktu sehingga tidak menimbulkan kerugian
finansial bagi perusahan.
Dalam kapasitasnya, kita sebagai credit analyist harus memegang prinsip bahwa
dana kredit yang akan diberikan layaknya uang kita sendiri,sehingga kita dapat
memperhitungkan uang yang diinvestasikan (kepada calon debitur) dan kembali
seutuhnya beserta keuntungan maksimal dengan harapan sedikitnya kredit
bermasalah. Analisa yang dilakukan terhadap setiap permohonan atau pengajuan
kredit sangat tergantung dari banyak faktor, diantaranya jenis usaha, kondisi,
ekonomi secara makro, tujuan penggunaan kredit, plafon kredit, dan sumber dana
pembayaran angsuran ( Hamidah dan Linggau, 2010:79).
Untuk dapat melaksanakan kegiatan perkreditan atau peminjaman secara sehat,
telah dikenal dengan adanya prinsip-prinsip perkreditan menurut Kasmir (2003 :
117) yang dikenal dengan prinsip 5C yaitu :
1. Character (Watak), yaitu menilai calon debitur mengenai character atau moral
dan kemauannya untuk membayar. Karakter bisa didefinisikan keadaan watak
atau sifat dari calon debitur baik dalam kehidupan pribadi, lingkungan sosial,
maupun dalam lingkungan usahanya.
2.

Capacity(Kemampuan),

yaitu

pinjamannya tepat pada waktunya.

kemampuan

untuk

membayar

seluruh

31

3. Capital (Modal), yaitu kekayaan yang dimilki oleh debitur apakah cukup
mampu dalam memenuhi pinjamannya.
4. Collateral(jaminan atau Anggunan), yaitujaminan apa yang diberikan bagi
keamanan kredit oleh debitur. Pengertian dasar jaminan adalah asset yang
diserahkan calon debitur kepada bank sebagai tanda keseriusan atas kredit yang
diterima dan sebagai bukti bahwa calon debitur akan mematuhi semua
peraturan perkreditan bank yang berlaku.
5. Condition of Economics, yaitu keadaan perkembanganekonomi yang terjadi
mempengaruhi usaha calon debitur.
Unsur yang terdapat dalam kredit menurut Kasmir( dalam Karjono dan Fakrina :
2012) adalah :
1.Kepercayaan, yaitu keyakinan dari si pemberi kredit bahwa prestasi yang
diberikannya baik dalam bentuk uang, barang, atau jasa akan benar-benar
diterimanya kembali dalam jangka waktu yang tertentu di masa yang akan
datang.
2.Waktu, yaitu suatu masa yang memisahkan antara pemberian prestasi dengan
kontraprestasi yang akan diterima pada masa yang akan datang.
3. Degree of risk, yaitu suatu tingkat resiko yang dihadapi sebagai akibat dari
adanya jangka waktu yang memisahkan antara pemberian prestasi dengan
kontraprestasi yang akan diterima dikemudian hari. Semakin lama kredit
diberikan semakin tinggi pula tingkat resikonya, karena sejauh kemampuan

32

manusia untuk menerobos hari depan itu, maka masih selalu terdapat unsure
ketidaktentuan yang tidak dapat diperhitungkan. Inilah yang menyebabkan
timbulnya unsur resiko.
4. Prestasi, yaitu objek kredit tidak hanya diberikan dalam bentuk uang, tetapi
juga dalam bentuk barang atau jasa.
Dalam melakukan analisa kredit yang perlu diperhatikan adalah tujuan
penggunaan dana kredit. Untuk keperluan apa calon debitur mengajukan pinjaman
kredit. Kita harus memastikan bahwa dana akan digunakan untuk hal-hal yang
tidak melanggar hukum dan etika yang berlaku di Indonesia. Kedua, lakukan
analisa kualitatif, yaitu meliputi cek karakter, kondisi seputar usaha, legalitas, dan
jaminannya. Dan yang ketiga adalah melakukan analisa kuantitatif, yaitu kapasitas
dan seputar keuangan usaha, dana yang dibutuhkan, trackrecord di instuisi
keuangan, dan resiko bank atas kredit yang akan diberikan.
4. Perjanjian Kredit
Definisi kredit menurut kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata)
Pasal 1313 (dalam Hamidah dan Linggau, 2010:144) adalah suatu perbuatan yang
terjadi antara satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap orang lain atau
lebih.
Dalam buku aspek-aspek Hukum Perkreditan pada Bank yang ditulis oleh
Sutarno, SH.,MM (dalam Hamidah dan Linggau, 2010:144) mengatakan bahwa
perjanjian adalah suatu peristiwa dimana seorang berjanji kepada orang lain atau
dimana dua orang itu saling berjanji untuk melaksanakan sesuatu hal.

33

Sebagian ahli hukum mengatakan bahwa Perjanjian Kredit mengacu pada


Perjanjian Pinjam Meminjam, tetapi sebagian yang lainnya berpendapat bahwa
Perjanjian kredit tidak dikuasai oleh KUHperdata melainkan memiliki identitas
dan karakteristik tersendiri.Hal ini menunjukkan bahwa KUHperdata tidak
mengatur secara khusus tentang Perjanjian Kredit.Perjanjian kredit merupakan
ikatan atau bukti tertulis antara bank dengan debitur sehingga harus disusun dan
dibuat sedemikian rupa agar setiap orang mudah untuk mengetahui bahwa
perjanjian yang dibuat itu merupakan perjanjian kredit.Perjanjian Kredit termasuk
salah satu jenis/bentuk akta yang dibuat sebagai alat bukti.Dalam dunia perbankan
ada dua bentuk perjanjian kredit yang dikenal, yaitu Akta Innotariil (Akta
dibawah tangan) dan Akta Notariil.Dengan demikian Perjanjian Kredit berperan
penting dalam penjualan kredit, yaitu melindungi perjanjiann hutang piutang yang
telah disepakati oleh kedua pihak.
5.Penggolongan Kredit
Kredit menurut kualitasnya pada hakikatnya didasarkan atas risiko kemungkinan
terhadap kondisi dan kepatuhan nasabah dalam memenuhi kewajiban-kewajiban
untuk

membayar

bunga,

mengangsur

serta

melunasi

pinjamannya.Agar

kolektibilitas kredit tersebut bagus maka koperasi sejak dini haruslah dapat
membina dan mengawasi perjalanan kredit tersebut.
Kolektibilitas kredit yaitu penggolongan kredit menurut kualitas kredit yang
sesuai dengan kualitasnya, yaitu : Kredit Lancar (Pass), Kredit Dalam Perhatian

34

Khusus (Special Mention), Kredit kurang Lancar (Sub-Standart) dan kredit


diragukan (Douptfull), serta Kredit Macet (Loss)
A. Pengertian Kredit Lancar
Kredit lancar adalah kredit yang tidak mengalami penundaan pengembalian pokok
pinjaman dan pembayaran angsuran.
B. Pengertian Kredit Bermasalah
Pengertian kredit bermasalah dikategorikan menjadi 3 macam yaitu :
1. Kredit

Kurang

Lancar

(Sub-Standart)

adalah

Kredit

yang

pengembaliannya pokok pinjaman dan pembayaran bunganya telah


mengalami penundaan selama 91 hari sampai 120 hari dari waktu yang
diperjanjikan.
2. Kredit Diragukan (Douptful) adalah kredit yang pengembalian pokok
pinjaman dan pembayaran bunganya telah mengalami penundaan selama
121 hari sampai dengan 180 hari dari waktu yang diperjanjikan.
3. Kredit Macet (Loss) adalah Kredit yang pengembalian pokok pinjaman
dan pembayaran bunganya telah mengalami penundaan selama 271 hari
sampai dengan 999 hari dari waktu yang telah diperjanjikan.
2.1.4

Perputaran Piutang

1. Pengertian Piutang
Piutang merupakan aktiva/kekayaan perusahaan yang timbul sebagai akibat dari
dilaksanakannya kebijakan penjualan kredit. Piutang sebagai bagian dari modal

35

kerja, keberadaannya akanterus berputar, dalam arti piutang itu akan tertagih dan
kembali menjadi modal kerja pada saat tertentu. Secara umum piutang diartikan
sebagai klaim atas uang penerimaan pembayaran yang dimiliki oleh seseorang
atau badan lain yang disebut kreditur, akan tetapi berdasarkan asal usul piutang
dapat diartikan sebagai suatu tuntutan atau tagihan hasil penjualan barang
dagangan atau jasa menjadi suatu usaha pokok perusahaan kepada pembelinya
dimana pembayarannya akan terjadi pada saat jatuh tempo.

Piutang usaha adalah tagihan yang tidak didukung dengan janji tertulis yang
hanya dilengkapi oleh surat jalan, faktur/tanda terima lainnya yang telah
ditandatangani oleh debitur sehingga pernyataan telah menerima barang ada
didalam surat-surat tersebut.

Selain itu pengertian piutang yang pada umumnya digolongkan dalam aktiva
lancar yang berarti bahwa tagihan-tagihan pada pihak lain yang nantinya akan
diminta pembayarannya dalam jangka waktu yang tidak lama (kurang dari satu
tahun) yang biasanya digolongkan dalam piutang jangka pendek.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Piutang

Dalam mendorong volume penjualan pada suatu perusahaan, suatu perusahaan


sering melakukan penjualan secara kredit, disamping kebijakan pembayaran
secara tunai.Sebagai akibat dari penjualan secara kredit tingkat resiko tidak
dibayarnya piutang tentu menjadi lebih besar dibanding jika melakukan penjualan
secara tunai.Di samping itu, karena penjualan secara kredit ini melibatkan pihak

36

debitur yang berada diluar perusahaan, maka pihak perusahaan perlu berhati-hati
dan masalah piutang ini perlu mendapat analisis yang cukup mendalam.

Menurut Awat (1999: 451) besar kecilnya suatu piutang dipengaruhi oleh 2
variabel yaitu :

1. Tingkat Penjualan. Tingkat penjualan biasanya dipengaruhi oleh :


a. Faktor-faktor yang dapat dikendalikan oleh perusahaan yang sering
disebut sebagai variabel-variabel pemasaran dan atau sering pula
disebut marketing mixyang terdiri dari beberapa unsur seperti
kebijakan mengenai produksi, harga saluran distribusi, dan promosi.
b. Faktor-faktor yang berada diluar kemampuan perusahaan untuk
mengendalikannya, seperti selera konsumen, pendapatan konsumen,
pendapatan nasional, permintaan agregat dalam industri tersebut dan
lain-lain.

2. Syarat pembayaran kredit ( term of credit)

3. Jenis-jenis Piutang

Menurut

Ngumar

(dalam

Purnamasari,

2010:17)

jenis-jenis

piutang

dibedakanmenjadi 3 antara lain sebagai berikut :

a. Piutang Dagang
Piutang dagang adalah jumlah uang yang harus dibayar pembeli kepada
perusahaann.Piutang dagang pada umumnya berjangka waktu kurang dari

37

setahun.Oleh karena itu piutang dagang dalam neraca dilaporkan sebagai aktiva
lancar.
b. Piutang Wesel
Piutang Wesel lebih formal dibandingkan dengan piutang dagang. Debitur
dalam piutang membuat suatu perjanjian tertulis kepada kreditur untuk
membayar sejumlah uang yang tercantum dalah surat perjanjian tersebut pada
waktu tertentu. Jangka waktu wesel bisabermacam-macam tetapi umumnnya 60
hari.
c. Piutang Lain-lain
Piutang lain-lain terdiri atas macam-macam tagihan yang tidak termasuk piutang
dagang dan piutang wesel. Pada umumnya piutang semacam ini merupakan
piutang jangka panjang,misalnya klaim asuransi, pinjaman kepada pegawai, dan
piutang deviden.

4 .Penghapusan Piutang

Besarnya cadangan kerugian piutang dibuat pada awal periode akuntansi, dan
cadangan kerugian piutang merupakan suatu taksiran atas besarnya piutang yang
tidak dapat ditagih pada suatu periode akuntansi.Setelah periode tersebut berjalan,
seringkali terdapat sejumlah piutang yang benar-benar tidak dapat ditagih karena
berbagai alasan. Piutang yang benar-benar tidak dapat ditagih biasanya terjadi
karena debiturnya melarikan diri, tidak memiliki kemauan serta kemampuan
untuk membayar, faktor lain juga bisa disebabkan karena debitur meninggal
dunia, tidak ada ahli waris yang mau menanggung atau bisa juga karena usaha

38

yang dimiliki oleh debitur mengalami kebangkrutan

dan sebab lain yang

mengharuskan saldo piutang untuk segara dihapuskan. Penghapusan ini


merupakan suatu kerugian yang pencatatannya tidak dibebankan ke akun kerugian
piutang tetapi ke akun cadangan piutang.

5 .Pengendalian Piutang

Pengendalian piutang dapat dilakukan dengan mengendalikan bukti-bukti


transaksi, kartu piutang untuk penyelidikan kredibilitas pelanggan, dan surat-surat
pernyataan piutang yang menyajikan informasi seperti saldo akhir bulan, saldo
berjalan dengan rekening konvensional , dan sebagainya sehingga terciptalah
praktek yang sehat dalam pengelolaan piutang.

6. Perputaran Piutang

Piutang yang dimiliki oleh suatu perusahaan mempunyai hubungan yang erat
dengan volume penjualan kredit.Karena timbulnya piutang disebebakan oleh
penjualan barang-barang secara kredit dan hasil penjualan secara kredit dibagi
dengan piutang rata-rata merupakan perputaran piutang.Nilai dari perputaran
piutang tergantung dari syarat piutang tersebut.Makin lunak atau makin lama
syarat pengembalian dan pembayaran yang ditetapkan berarti makin lama modal
terikat dalam piutang.Periode perputaran piutang tergantung pada panjang
pendeknya ketentuan waktu yang dipersyaratkan dalam syarat pembayaran
kredit.Sehingga semakin lama syarat pembayaran kredit berarti semakin lama

39

terikatnya modal kerja dimana modal kerja merupakan kas yang terkumpul untuk
diolah kembali untuk penjualan kredit berikutnya.

Menurut Munawir (2004 : 75) perputaran piutang adalah posisi piutang dan
taksiran waktu pengumpulannya dapat dinilai dengan menghitung perputaran
piutang turn over receivable yaitu dengan membagi total penjualan kredit netto
dengan piutang rata-rata. Perputaran piutang adalah usaha (account receivable
turn over) untuk mengukur seberapa sering piutang usaha berubah menjadi kas
dalam setahun (Reeeve , 2005:407).

Berdasarkan dua pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa perputaran


piutang itu ditentukan dua faktor utama, yaitu penjualan kredit dan rata-rata
piutang.Adakalanya angka penjualan kredituntuk suatu periode tidak dapat
diperoleh sehingga yang digunakan sebagai penjualan kredit adalah angka total
penjualan.

Menurut Syamsuddin (dalam Purnamasari, 2010:21) tingkat perputaran piutang


adalah seberapa sering piutang berubah menjadi kas,makin tinggi tingkat
perputaran piutangnya.Piutang yang dimiliki oleh suatu perusahaan mempunyai
hubungan yang erat dengan volume penjualan kredit, karena timbulnya piutang
disebabkan oleh penjualan barang-barang secara kredit dan hasil dari penjualan
secara kredit netto dibagi dengan piutang rata-rata merupakan perputaran
piutang.Nilai dari perputaran piutang tergantung dari syarat pembayaran piutang
tersebut.Makin lunak atau makin lama syarat pembayaran yang ditetapkan berarti
makin lama modal terikat dalam piutang.

40

Tingkat perputaran piutang dapat dirumuskan sebagai berikut :

Tingkat perputaran Piutang =Penjualan Kredit


Piutang rata rata
Dari definisi dapat diketahui bahwa rasio perputaran yang tinggi mencerminkan
kualitas piutang yang semakin baik.Tinggi rendahnya perputaran piutang
tergantung pada besar kecilnya modal yang diinvestasikan dalam piutang.Makin
cepat perputaran piutang berarti semakin cepat modal kembali.Tingkat perputaran
piutang suatu perusahaan dapat menggambarkan tingkat efisiensi modal
perusahaan yang ditanamkan dalam piutang, sehingga makin tinggi perputaran
piutang berarti makin efisien modal yang digunakan.

2.1.5

Perputaran Kas

1.Pengertian kas
Ada beberapa pengertian kas menurut beberapa ahli, antara lain sebagai berikut :
1. Menurut Martono dan Harjito (dalam Mariyawati, 2002:11)
Kas merupakan salah satu sebagian dariaktiva yang memiliki sifat paling lancar
(liquid) dan paling mudah berpindah tangan dalam suatu transaksi. Transaksi
tersebut misalnya untuk pembayaran gaji atau upah pekerja, membeli aktiva tetap,
membayar hutang, membayar deviden dan transaksi lain yang diperlukan
perusahaan.
2. Menurut Munawir (dalam Mariyawati, 2002:12)

41

Kas merupakan aktiva paling likuid atau merupakan salah satu unsure modal kerja
yang paling tinggi likuiditasnya, berarti bahwa semakin besar jumlah kas yang
dimiliki oleh suatu perusahaan akan semakin tinggi pula tingkat likuiditasnya.
3. Menurut Gitosudarmo (dalam Mariyawati, 2002:12)
Kas dapat diartikan sebagai nilai uang kontan yang dalam perusahaan beserta pospos lain yang dalam jangka waktu dekat dapat dituangkan sebagai alat
pembayaran

kebutuhan

finansial,

yang

mempunyai

sifat

paling

tinggi

likuiditasnya.
4. Menurut Harahap (2010 : 258)
Kas adalah uang dan surat berharga lainnya yang dapat diuangkan setiap saat serta
surat berharga lainnya yang bersifat sangat lancer yang memenuhi syarat sebagai
berikut :
-

Setiap saat dapat diukur menjadi kas

Tanggal jatuh temponya sangat dekat

Kecil resiko perubahan nilai yang disebabkan perubahan tingkat harga.

Arus kas (Cash flow) adalah suatu laporan keuangan yang berisikan pengaruh kas
dari kegiatan operasi, kegiatan transaksi investasi dan kegiatan transaksi
pembiayaan atau pendanaan serta kenaikan atau penurunanbersih dalam kas suatu
perusahaan selama satu periode.
2 . Perputaran Kas

42

Perputaran kas (cash turnover) adalah berapa kali perusahaan telah memutar kas
selama periode pelaporan, yang dihitung dari omset tunai berdasarkan pendapatan
perusahaan dibagi saldo kas rata-rata selama periode tersebut.

Perputaran kas yang tinggi berarti bahwa perusahaan memiliki siklus kas yang
cepat. Meskipun bisa berarti bahwa perusahaan efisien dalam penggunaan kas
(mis. dapat mengisi dengan cepat dan menggunakan kas untuk keperluan yang
lebih baik), kemungkinan lain adalah bahwa perusahaan kekurangan kas dan
mungkin perlu pembiayaan jangka pendek di masa depan. Perusahaan yang sering
menjual secara kredit akan memiliki rasio perputaran kas tinggi.

Dalam penyaluran kreditnya pihak koperasi juga harus melakukan perencanaan


penyaluran kredit secara realistis dan objektif agar tujuan koperasi tercapai.
Perencanaan penyaluran kredit harus didasarkan pada keseimbangan antara
jumlah, sumber, dan jangka waktu dana agar tidak menimbulkan masalah
terhadap tingkat profitabilitasdan likuiditas perusahaan. Oleh karena itu dalam
penyalurankredit pihak koperasi harus memperhatikan jumlah persediaan kas,
dimana kas tersebut akan terusmenerus mengalir setiap periodenya untuk
dialokasikan ke dalam aktifitas penyaluran kredit serta diperlukan baik
untukmembiayai operasi perusahaan

sehari-hari maupun untukmengadakan

investasi baru dalam aktiva tetap.Rumus yang digunakan dalam menghitung


perputaran kas adalah :
Perputaran kas = Pendapatan Operasional dari Pemberian kredit

43

Rata rata kas


Perputaran kas menunjukkan tinggi rendahnya kas yang berputar di koperasi
setiap periodenya.Makin tinggi perputaran kas berarti semakin baik, dan
sebaliknya makin rendah perputaran kas berarti makin buruk, karena tingkat
perputaran kas menunjukkan tinggi rendahnya efisiensi penggunaan kas dalam
sehari-harinya.
2.1.6

Likuiditas

1. Pengertian Likuiditas
Risiko likuiditas merupakan bentuk risiko yang dialami oleh suatu perusahaan
karena ketidakmampuannya dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya,
sehingga itu memberi pengaruh kepada terganggunya aktivitas perusahaan ke
posisi tidak berjalan secara normal. Oleh karena itu,risiko likuiditas sering disebut
dengan short term liquidity risk. Contohnya perusahaan tidak tepat waktu dalam
membayar gaji karyawan,pembayaran listrik yang terlambat, terjadi tunggakan
pembayaran air ledeng ke PDAM, pembayaran gaji buruh yang terlambat,
pembayaran gaji teknisi kontrak yang tidak sesuai dengan kesepakatan isi kontrak
yang seharusnya setiap bulan, dan lain sebagainya. Sehingga kondisi ini
memberikan arah bahwa perusahaan sudah mengalami permasalahan keuangan,
yaitu berupa tertundanyapembayaran

berbagai kewajiban jangka pendek

(Fahmi,2010:116).
Menurut Sinungan (1993:78) likuditas atau kemampuan membayar kewajiban
jangka pendek harus benar-benar diperhatikan.Walau rasio ini amat rendah, yaitu

44

Cash ratio minimum sebesar 2%, namun asset yang convertible harus benar-benar
dijaga jangan sampai tidak mampu untuk memenuhi kewajiban jangka
pendek.Salah satu komponen untuk menilai keuangan perusahaan adalah analsis
rasio likuiditas (liquidity ratios). Pengertian rasio sendiri menurut Riyanto (2000 :
330) mengemukakan bahwa definisi analisis rasio sebagai berikut :
Analisis rasio merupakan alat analisis yang dapat memberikan jalan keluar dan
menggambarkan simpton (gejala-gejala yang tampak) suatu keadaan. Jika
diterjemahkan secara tepat, rasio juga dapat menunjukan area-area yang
memerlukan penelitian dan penanganan yang lebih mendalam
Menurut Fahmi (2010:116) Untuk menganalis secara lebih dalam tentang risiko
likuiditas dapat dilakukan dengan menganilis kondisi kemampuan suatu
perusahaan yang dapat dilihat dari segi:
a. Analisis arus kas
b. Analisis kewajiban jangka pendek
c. Melakukan analisis terhadap arus dana jangka pendek

2. Faktor penyebab terjadinya Likuiditas


Sebab-sebab yang melatarbelakangi terjadinya risiko likuditas adalah :
1. Utang perusahaan yang berada pada posisi extreme laverage. Extreme
leverage artinya utang perusahaan sudah berada dalam kategori yang
membahayakan perusahaan itu sendiri.

45

2.

Jumlah utang dan berbagai tagihan yang datang di saat jatuh tempo sudah
begitu besar, baik utang di perbankan, leasing, mitra bisnis , utang dagang,
dan berbagai bentuk tagihan lainnya.

3. Perusahaan telah melakukan kebijakan strategi yang salah sehingga


member pengaruh pada kerugian yang bersifat jangka pendek maupun
jangka panjang.
4. Kepemilikan asset perusahaan tidak lagi mencukupi untuk menstabilkan
perusahan, yaitu sudah terlalu banyak asset yang dijual sehingga jika asset
yang tersisa tersebut masih ingin dijual maka itu juga tidak mencukupi
untuk menstabilkan perusahaan.
5. Penjualan dan hasil keuntungan yang diperoleh adalah terjadi penurunan
yang fluktuatif, maka artinya perusahaan harus melakukan perubahan
konsep sebelum terlambat.
Rasio yang digunakan dalam mengukur likuditas adalah Rasio Lancar.Rasio
lancar

adalah

rasio

asset

lancar

perusahaan

terhadap

kewajiban

lancarnya.Informasi ini dapat ditemukan di dalam neraca.


Rumus yang digunakan dalam menghitung tingkat likuiditas adalah sebagai
berikut :
Rasio lancar = Asset lancar
Kewajiban Lancar

2.1.7

Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang


Tabel 1

46

Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang

Penelitian
terdahulu
Judul
Penelitian

Variabel

Hasil

Manurung dan Nugraha


(2012)
Analisisperputaran
piutangterhadap
LikuiditasStudi kasus
pada PT Goodyear
Indonedia Tbk dan PT
Gajah Tunggal
X1= perputaran piutang
Y = Likuiditas

1.Manajemen piutang
PT. Goodyear Indonesia
Tbk lebih baik
dibandingkan dengan PT
Gajah Tunggal karena
tingkat perputarannya PT
Goodyear Indonesia Tbk
relative lebih cepat
2. pengaruh perputaran
piutang pada PT
Goodyear dan PT Gajah
Tunggal Tbk sama
sama bersama likuiditas
terhadap likuiditas

Debbianita (2012)

Pujiati (2013)

Pengaruh perputaran piutang


dan perputaran modal kerja
terhadap
likuiditas
perusahaan

Pengaruh perputaran
piutang
dan
perputaran
kas
terhadap
tingkat
likuiditas

X1 = perputaran piutang
X1=perputaranpiutang
X2 = perputaran modal kerja X2 = perputaran kas
Y = Likuiditas
Y = Likuiditas
1.
terdapat
pengaruh
negative perputaran piutang
terhadap
likuiditas
perusahaan
2. Terdapat pengaruh positif
perputaran modal kerja
terhadap
likuiditas
perusahaan
3. terdapat pengaruh positif
perputaran piutang dan
perputaran modal kerja
terhadap
likuiditas
perusahaan

2.2 Kerangka Pemikiran


Kerangka pemikiran adalah suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan
suatu teori dengan faktor-faktor yang penting telah diketahui dalam suatu masalah
tertentu. Dalam hal ini kerangka pemikiran dibuat sebagai suatu bentuk proses
dari keseluruhan proses penelitian. Kerangka pemikiran akan menghubungkan

47

antara variabel-variabel penelitian , yaitu variabel bebas dan variabel


terikat.Penelitian ini meneliti tentang Pengaruh Perputaran Piutang dan Perputaran
Kas terhadap Likuiditas studi kasus pada Koperasi Mitra Perdana.

Adapun

kerangka pemikiran digambarkan dengan bagan sebagai berikut :

Perputaran Piutang
(X1)
Likuiditas
(Y)

Perputaran Kas
(X2)
Gambar 1
Rerangka Pemikiran

Dari kerangka diatas terdapat dua variabel didalamnya yaitu :


1. Variabel Independen (Variabel Bebas )
Yaitu variabel yang mempengaruhi variabel lainnya (variabelDependen). Yang
menjadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah :

48

a. Perputaran Piutang (X1)


b. Perputaran Kas (X2)
2. Variabel Dependen (variabel Terikat)
Yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel independen atau merupakan akibat
karena adanya variabel bebas. Yang menjadi variabel terikat adalah Likuiditas (Y)
2.3Hipotesis Penelitian
2.3.1 Pengaruh Perputaran Piutang terhadap Tingkat Likuditas
Piutang merupakan bagian dari pos aktiva lancar yang harus diperhatikan
perputarannya.

Perputaran

piutang

merupakan

hal

yang

penting

agar

kelangsungan perusahaan dapat dipertahankan, hal ini terkait dengan piutang


sebagai proporsi dari aktiva lancar yang digunakan untuk menutupi utang
(kewajiban jangka pendek), oleh karena itu tingkat perputaran piutang harus
sangat diperhatikan untuk mempertahankan tingkat likuiditas perusahaan.
Hal tersebut didukung juga oleh penelitian yang telah dilakukan oleh
Manurung dan Nugraha (2012). Berdasarkan penelitian Manurung dan Nugraha
(2012) berjudul Analisis pengaruh Perputaran Piutang terhadap Likuiditas
Perusahaan studi kasus pada PT. Goodyear Indonesia Tbk, dan PT. Gajah Tungal
tbk. Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah bahwa perputaran piutang PT
Goodyear Indonesia Tbk mempunyai korelasi terhadap kemampuan perusahaan
dalam membayar hutang jangka pendeknya. Hal tersebut dapat dilihat dari
perubahan-perubahan perputaran piutang yang meningkat setiap tahunnya.

49

Dimana jika perputaran piutang semakin meningkat (baik), maka terdapat


kecenderungan yang positif pada keadaan yang likuiditas perusahaan. Sedangkan
hasil penelitian pada PT Gajah Tunggal Tbk adalah bahwa perputaran piutang PT
Gajah Tunggal Tbk juga mempunyai korelasi yang positif terhadap kemampuan
perusahaan membayar hutang jangka pendeknya.
Tingkat likuiditas perusahaan (kemampuan perusahaan untuk membayar
utang lancarnya) pada umumnya menjadi perhatian bagi pihak kreditur, karena
tingkat likuiditas perusahaan menunjukan mampu atau tidak perusahaan
memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang jatuh tempo. Perputaran piutang
mempunyai pengaruh yang cukup berarti terhadap likuiditas. Semakin tinggi
tingkat perputaran piutang, maka semakin besar pula kemampuan perusahaan
menutupi kewajiban lancarnya.
Hal ini berkenaan dengan tingkat perputaran piutang sebagai alat ukur proses
konversi piutang menjadi kas yang akan digunakan sebagai alat bayar utang
lancarnya. Piutang merupakan elemen neraca yang paling likuid setelah kas.
Seperti yang dikemukakan oleh Riyanto (dalam penelitian Purnamasari, 2010 :
30) bahwa piutang merupakan tingkat likuiditas yang tinggi daripada inventory.
Piutang merupakan salah satu elemen dari aktiva lancar, dimana aktiva lancar
merupakan modal kerja. Apabila perusahaan dapat mempercepat perputaran
piutang maka kemungkinan keuntungan dapat meningkat. Hal ini disebabkan
karena jumlah modal yang dapat digunakan untuk usaha terlalu banyak yang
tertanam dalam piutang maupun biaya yang terpaksa harus dikeluarkan untuk
perputaran piutang tidak terlalu besar, sehingga dapat digunakan untuk aktiva

50

perusahaan lainnya dalam rangka pencapaian keuntungan atau rentabilitas. Namun


sebaliknya, apabila perputaran piutang lambat, maka kemungkinan pendapatan
yang seharusnya diterima dan digunakan untuk modal kerja pun akan
berkurang.Apabila modal kerja digunakan terus menerus untuk memberikan
hutang kembali kepada nasabah maka modal kerja akan habis yang dapat
mengakibatkan kas di dalam perusahaan habis dan perusahaan tidak mampu
membayar hutang hutang jangka pendeknya atau yang disebut dengan likuiditas.
Berdasarkan uraian diatas hipotesisnya adalah:
H1 Perputaran piutang berpengaruh positif terhadap Likuiditas perusahaan
2.3.2 Pengaruh Perputaran Kas terhadap Tingkat Likuiditas
Kas dan surat berharga yang dimiliki perusahaan umumnya disebut sebagai
alat liquid. Perusahaan melakukan investasi ke dalam alat liquid karena factor
ketidakpastian antara arus kas masuk (inflow cash) dan arus kas keluar (outflow
cash). Apabila arus kas keluar lebih besar daripada arus kas masuk disertai
perusahaan tidakmemiliki persediaan alat likuid, maka perusahaan akan
mengalami kesulitan keuangan. Perusahaan tentu memiliki kewajiban untuk
memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya seperti membayar rekening
air, rekening listrik, biaya gaji, biaya operasional, dan sebagainya. Apabila
perusahaan mengalami kesulitan keuangan, maka dikhawatirkan perusahaan juga
tidak akan mampu untuk membayar kewajiban jangka pendeknya tersebut
sehingga mengakibatkan perusahaan berada pada posisi tingkat likuiditas yang
rendah.

51

Sebelumnya telah dilakukan penelitian sejenis yaitu Pengaruh Perputaran Piutang


dan Perpuataran Modal Kerja Terhadap Likuiditas Perusahaan (Studi Kasus pada
Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia 2008-2011) yang dilakukan oleh Debbianita (2012).Hasil dari
penelitian tersebut adalah bahwa Perputaran Piutang mempunyai pengaruh
negative terhadap likuditas perusahaan. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai
signifikansi yang diperoleh untuk Receivable Turnover (RT) terhadap Current
Ratio (CR) adalah 0,302. Nilai signifikansi yang diperoleh (0,302) lebih besar
daripada taraf signifikansi (0,05) yang berarti H1 ditolak. Sedangkan perputaran
modal kerja mempunyai pengaruh positif terhadap likuiditas perusahaan yang
dapat dilihat dari nilai signifikansi yang diperoleh (0,007) lebih kecil daripada
taraf signifikansi (0,05) artinya H2 diterima. Selain itu itu peneliti juga bersamasama meneliti antara pengaruh perputaran piutang dan perputaran modal kerja
terhadap likuiditas perusahaan .Berdasarkan hasil signifikansi yang diperoleh
adalah 0,005. Disimpulkan bahwa H3 diterima,karena nilai signifikansi (0,005)
yang diperoleh lebih tinggi daripada taraf signifikansi (0,05).Hal ini dapat
disimpulkan bahwa perputaran piutang dan perputaran modal kerja mempunyai
pengaruh positif terhadap likuiditas perusahaan.
Berdasarkan uraian diatas hipotesinya adalah :
H2 Perputaran Kas berpengaruh positif terhadap Likuiditas perusahaan.

52

BAB 3
METODA PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian dan Gambaran dari Populasi (Objek) penelitian


Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional.Penelitian korelasional adalah
penelitian yang dilakukan untuk mengetahui sebab akibat (causal affect). Terdapat
lebih dari satu variabel variabel bebas (X) yang mempengaruhi satu variabel

53

terikatnya (Y), sedangkan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan


antara variabel bebasyang terdiri dari perputaran Piutang (X1) dan Perputaran Kas
(X2) terhadap variabel terikat Likuiditas perusahaan (Y).
Dan yang menjadi Obyek penelitian ini adalah Kantor Koperasi Simpan Pinjam
Mitra Perdana Surabaya, yang beralamat di Jl Baratajaya XIX/19 Surabaya.
3.2 Teknik Pengambilan Sampel
3.2.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri

atas : obyek/subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012 : 119). Jadi
populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam lain.
Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari,
tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh banyak subyek atau
obyek itu.
Menurut Indriantoro dan Supomo (1999:115) populasi yaitu sekelompok orang,
kejadian atau segala sesuatu yang mempunyai karakeristik tertentu. Pendapat lain
menurut Arsyad dan Soeratno (2008:101) populasi adalah jumlah keseluruhan dari
obyek yang diteliti.
Peneliti dalam penelitian ini membatasi ruang lingkup populasinya yaitukantor
Koperasi Simpan Pinjam Mitra Perdana, yang beralamatkan di Jl Baratajaya
XIX/73 Surabaya.

54

3.2.1

Sampel

Menurut Sugiyono (2012:120) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik
yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar , dan peneliti tidak
mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena
keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel
yang diambil dari sebagian populasi yang ada. Bagian yang menjadi obyek dari
suatu penelitian sesungguhnya disebut sampel, dan metodologi untuk memilih dan
mengambil individu-individu masuk ke dalam sampel yang representif disebut
sampling(Arsyad dan Soeratno, 2008 : 97).
Penentuan sampel merupakan langkah penting dalam penelitian Kuantitatif.
Adapun langkah dalam penentuan sampel menurut Suharsaputra (2012 : 114)
adalah :
-

Mendifinisikan Populasi yang akan dijadikan objek penelitian

Menentukan prosedur sampling

Menentukan besarnya sampel

Dalam penentuan jumlah sampel sebenarnya tidak ada aturan yang tegas berapa
jumlah sampel yang harus diambil dari populasi yang tersedia.Namun ada juga
yang berpendapat bahwa jumlah sampel yang sesuai adalah sepersepuluh
populasi.
Namun pada penelitian ini, peneliti ini tidak menggunakan sampel, karena data
yang digunakan untuk membuktikan penelitian ini adalah data keuangan selama 6

55

periode yaitu dari tahun 2008 hingga tahun 2013 dari Koperasi Mitra Perdana, Jl
Baratajaya XIX / 73 Surabaya.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
3.3.1

Jenis Data

Dalam penelitian ini jenis data yang digunakan adalah data dokumenter. Data
dokumenter merupakan jenis data penelitian berupa arsip yang memuat apa dan
kapan suatu kejadian atau suatu transaksi serta siapa yang terlibat dalam suatu
kejadian. Selain itu jika serangkaian observasi (pengukuran) dapat dinyatakan
dalam angka-angka maka kumpulan angka-angka hasil observasi tersebut
dinamakan data kuantitatif.
3.3.2

Sumber data

Sumber data yang digunakan adalah :


1. Data Primer
Menurut Sugiyono (2012:187) Sumber Primer adalah sumber data yang
langsung memberikan data kepada pengumpul data. Menurut pendapat lain juga
mengatakan Data primer adalah data yang dikumpulkan dan diolah oleh
organisasi yang menerbitkannya atau menggunakannya.
Menurut Sangadji dan Sopiah (2010 : 44) Data Primer adalah Sumber data
penelitian yang diperoleh langsung dari sumber asli (tidak melalui perantara).
Menurut Arsyad dan Soeratno (2008 : 70) data dari data Primer dianggap lebih
baik daripada data dari sumber sekunder. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal

56

yaitu data primer umumnya bersifat lebih terperinci dari data Sekunder.Istilah dan
unit pengukuran yang digunakan dalam data primer selalu dirumuskan secara
lebih

sempurna.Meskipun

demikian,

para

statistisi

dapat

membenarkan

penggunaan data sekunder yang diterbitkan oleh lembaga yang terpercaya bila
sumber primernya sukar diperoleh dan keterangan-keterangan yang terperinci
mengenai data tersebut tidak dibutuhkan.
2. Data Sekunder
Sumber Sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data kepada
pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen

(Sugiyono,

2012:187).
Menurut Sangadji dan Sopiah (2010:44) Data Sekunder adalah sumber data
penlitian yang diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh
dan dicatat oleh pihak lain). Pengertian lain menyebutkan bahwa data sekunder
adalah data yang diterbitkan atau digunakan oleh organisasi

yang bukan

pengolahnya. Sumber-sumber sekunder ada berbagai macam antara lain dari


surat-surat pribadi, bukun harian, notulen rapat, sampai dokumen-dokumen resmi
berbagai instansi pemerintah. Sumber sekunder ini sangat banyak dan siap
menunggu penggunaannya oleh peniliti yang membutuhkan.Untuk itu peneliti
harus mengetahui dimana data dapat diperoleh yang sesuai waktu dan biaya yang
tersedia.
3.3.3

Teknik Pengumpulan data

57

Untuk memperoleh hasil penelitian yang diharapkan, maka membutuhkan data


dan informasi yang akan mendukung penelitian ini. Dengan memperoleh data dan
informasi yang akanmendukung penelitian ini, maka penulis mengumpulkan data
dengan melakukan penelitian lapangan (field research).
1. Observasi yaitu pengamatan langsung dengan cara mengukur, menghitung,
dan mencatat kegiatan objek yang diteliti.
2. Studi dokumentasi yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara
mengadakan penelaahan terhadap dokumen, formulir, laporan-laporan
yang berkaitan dengan masalah yang diteliti dan mendukung terhadap
penelitian ini.
3. Studi Kepustakaan
Yaitu teknik penelitian yang dilakukan dengan penulis dengan cara
membaca dan meringkas literatur-literatur yang berhubungan dengan
permasalahan yang akan diteliti.

3.4 Variabel dan definisi operasional variabel


1. Perputaran Piutang
Piutang merupakan aktiva/kekayaan perusahaan yang timbul sebagai akibat dari
dilaksanakannya kebijakan penjualan kredit. Indikator dari variabel Perputaran
Piutang (X1)adalah :

58

a. Penjualan Kredit
Penjualan kredit adalah penjualan yang pembayarannya dilakukan beberapa kali
yaitu cicilan atau dibayar sekaligus pada waktu jatuh tempo dan terkadang
didahului dengan pembayaran uang muka.Penjualan kredit menghasilkan adanya
perputaran piutang usaha, dimana pengukurannya dapat dilihat dari piutang yang
perputarannya semakin tinggi maka akan menghasilkan output yang semakin baik
pula.Ada kalanya angka penjualan kredit untuk satu periode tidak diperoleh, maka
yang digunakan sebagai penjualan kredit adalah angka total penjualan.
b. Piutang rata-rata.
Rata-rata piutang dapat diperoleh dengan cara menjumlahkan antara piutang awal
periode dan piutang akhir periode dibagi dua.
2. Perputaran Kas
Kas merupakan salah satu sebagian dari aktiva yang memiliki sifat paling lancar
(liquid) dan paling mudah berpindah tangan dalam suatu transaksi. Transaksi
tersebut misalnya untuk pembayaran gaji atau upah pekerja, membeli aktiva tetap,
membayar hutang, membayar deviden dan transaksi lain yang diperlukan
perusahaan.Indikator variabel perputaran kas (X2)adalah :
a. Rata-rata kas
Rata-rata kas dan bank dapat diukur dari saldo kas dan bank awal ditambah saldo
kas dan bank akhir dibagi dua. Semakin tinggi perputaran kas, berarti makin
tinggi efisiensi penggunaan kasnya (Riyanto dalam Kariono dan Falah : 2012).

59

b. Pendapatan operasional
Pendapatan operasional meliputi pendapatan Bunga, provisi dan komisi,
pendapatan atas transaksi valuta asing dan pendapatan operasional lainnya.
Pengukuran pendapatan operasional dapat dilihatapabila perusahaan telah
menerima kas yang diperoleh dari kegiatan penjualan yang dilakukan sebelumnya
(Bank Indonesia dalam Rau,2013 : 67).
3. Likuiditas
Likuditas merupakan suatu kemampuan perusahaan dalam memenuhi dan
membayar kebutuhan-kebutuhan jangka pendeknya (Fahmi, 2010 : 116).Indikator
variabel Likuiditas (Y) adalah:
a. Asset lancar
Asset lancar meliputi kas dan setara kas, investasi jangka pendek, piutang serta
persediaan.Pengukuran asset Lancar dapat dilihat dari masa manfaatnya.Biasanya
manfaat dari asset lancar tidak lebih dari dua belas (12) bulan.
b. Kewajiban lancar
Kewajiban

lancarmeliputi

biaya

gaji,

biaya

operasionaldan

biaya

lainnya.Pengukuran kewajiban cukup jelas karena kewajiban timbul dari


perjanjian yang telah disepakati dan jumlah pembayarannya telah tercantum
dalam perjanjian (kontrak).
3.5 Teknik Analisis Data

60

Dalam penelitian ini,teknik analisis data disesuaikan dengan metoda penelitian


yang digunakan.Metoda penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metoda

analisa

kuantitatif

yaitu

mengumpulkan,

mengolah,

dan

menginterpretasikan datayang diperoleh sehingga memberi keterangan yang benar


dan lengkap untuk pemecahan masalah yang dihadapi.Penelitian ini menggunakan
model regresi berganda dengan menggunakan bantuan software SPSS for windows
v.20.
3.5.1Uji Prasyarat Analisis
1.Uji Normalitas
Uji Normalitas dilakukan untuk mengetahui bahwa data setiap variabel yang akan
dianalisis harus berbentuk normal. Pada penelitian ini pengujian normalitas
digunakan untuk menguji data Perputaran Piutang (X1), Perputaran Kas (X2) dan
likuiditas (Y).
Pengujian ini diperlukan untuk melakukan uji t dan ujit f mengansumsikan bahwa
nilai residual mengikuti distribusi normal.Cara yang digunakan untuk mendeteksi
apakah residual mengikuti berdistribusi normal atau tidak adalah dengan
menggunakan Kolmogorov-Smirnov. Dengan menggunakan uji KolmogorovSmirnov jika hasil output (nilai sign) lebih dari 0,05(alpha), hal ini berarti nilai
residual terstandarisasi berdistribusi normal.
2. Uji Multikolinieritas

61

Uji multikolinieritas bertujuan menguji adanya korelasi antar variabel bebas pada
model regresi. Uji ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah model persamaan
yang diperoleh cocok atau

tidak. Menurut Ghozali (2006 : 91) uji

multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya


korelasi antar variabel bebas. Apabila terjadi multikolinier,maka koefisien regresi
dari variabel bebas tidak dapat ditentukan dan standar error tidak dapat
ditentukan.
Untuk mendekteksi ada atau tidaknya multikolineritas didalam model regresi
adalah dengan melakukan uji multikolinieritas dengan korelasi parsial. Uji
multikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai tolerance dan Variance Inflation
Factor (VIF) dari hasil analisis dengan menggunakan SPSS. Apabila nilai VIF
lebih besar daripada 10 maka dapat disimpulkan terjadi multikolinearitas dan
Apabila nilai VIF lebih kecil daripada 10 maka dapat disimpulkan tidak terjadi
multikolinearitas.
3.Uji Autokorelasi
Menurut ghozali (dalam Purnamasari, 2010:45) uji ini bertujuan untuk menguji
apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu
pada periode t dengan kesalahanpada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi
korelasi maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena
observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Salah satu
metode yang digunakan untuk mendeteksi autokorelasi adalah menggunakan uji
autokorelasi durbin-watson. Dengan didukung dengan menggunakan program
komputer SPSS.

62

Menurut Ariefianto ( 2012 : 26) Autokorelasi menunjukkan sifat residual regresi


yang tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya, atau secara normal.
Keberadaan autokorelasi dapat dilihat secara kasual (melalui grafik). Autokorelasi
adalah fenomena model yang timbul dari spesifikasi yang tidak tepat terhadap
hubungan antara variabel endogenous dengan variabel penjelas. Akibat kurang
memadainya spesifikasi maka dampak faktor yang tidak masuk ke dalam model
akan terlihat pada pola residual.
4.Uji Heteroskedastisitas
Menurut Ghozali (dalam Purnamasati, 2010:45) uji ini bertujuan untuk menguji
apakah dalammodel regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Uji Heteroskedastisitas dapat dilakukan
dengan menggunakan pendekatan grafik, yaitu grafik scatterplot. Jika tidak ada
pola yang jelas, serta titik-titikmenyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu
Y,maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk mendeteksinya maka digunakan
program komputer SPSS.
3.5.2 Teknik Analisis Data
1. Uji Parsial (uji t)
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel
independen yang dimasukkan dalam model regresi linier berganda mempengaruhi
variabel dependen secara parsial.
Kriteria Pengujian :

63

Jika t-hitung <t-sign maka variabel bebas (Perputaran piutang dan perputaran kas)
tidak berpengaruh signifikan terhadap Likuiditas
Jika t-hitung >t-sign maka variabel bebas (Perputaran piutang dan perputaran kas)
berpengaruh signifikan terhadap Likuiditas.
2.Analisis Regresi Berganda
Menurut Suharsaputra (2012 : 145) Regresi ganda adalah regresi dengan Dua
Variabel bebas (Misalnya X1 dan X2) dan satu variabel terikat (Y). Untuk melihat
persamaan garis regresi bagi masing-masing variabel bebas dapat dilakukan
dengan cara perhitungan regresi linier Berganda, yakni regresi Y atas X1 dan
Regresi Y atas X2.
Untuk mengetahui pengaruh perputaran piutang (X1) dan perputaran kas (X2)
terhadap tingkat likuiditas (Y) digunakan analisis regresi berganda dengan
formula sebagai berikut :
b11.X+1 +b2b.X
2.X
Y =Ya=+ab+1.X
2 2++ee
Dimana :
Y

= Likuiditas

X1

= Perputaran Piutang

X2

= Perputaran Kas

= Konstansta

64

= koefisien korelasi

= error

65

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian


4.1.1Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Profil Perusahaan
Koperasi Mitra Perdana merupakan salah satu bentuk usaha yang memiliki Badan
Hukum yang bergerak di bidang jasa keuangan.Koperasi Mitra Perdana didirikan
pada

tanggal 11 Oktober 2004. Koperasi Mitra Perdana bertempat di Jl.

Baratajaya XIX/73 Surabaya. Pada dasarnya koperasi merupakan salah satu


bentuk usaha yang berlandaskan hokum yang didirikan berdasarkan atas azas
kekeluargaan. Koperasi mitra Perdana juga memiliki

kantor cabang di kota

Sidoarjo dan Surabaya. Sebelum mendirikan koperasi maka pemilik harus


mendapatkan ijin dari Dinas koperasi.
Proses pendirian Koperasi bisa dikatakan tidak mudah, karena koperasi
merupakan badan usaha yang memiliki dasar hukum, maka pendiriannya pun
harus mendapatkan ijin serta harus memenuhi syarat-syarat pendirian suatu usaha
yang telah ditentukan oleh pihak pemberi ijin sebelumnya. Dalam mendirikan
Kantor koperasi maka pertama-tama yang harus dilakukan adalah ijin kepada
Dinas Koperasi. Dalam pendirian sebuah Kantor Koperasi syarat yang harus
dilakukan adalah memiliki anggota minimal 20 anggota, yang terdiri dari minimal
10 anggota, 5 orang pengurus serta 5 orang pengawas, dimana setiap anggota
tersebut

harus memberikan simpanan wajib dan simpanan pokok, serta

66

sumbangan sukarela yang tidak ditentukan nilainya. Setelah syarat administrative


telah dipenuhi maka akan ada survey untuk meninjau lokasi dan

melihat

kelengkapan data dan dokumen dalam proses pendirian Koperasi. Setelah semua
proses dilakukan, dibutuhkan waktu sekitar 4 bulan agar Badan Usaha keluar dan
secara resmi dapat beroperasi.
Alamat Kantor Cabang Koperasi Mitra Perdana :
1. Koperasi Mitra Perdana Gedangan
Alamat :Jl. A.Yani No 107 Gedangan
2. Koperasi Mitra Perdana Sidoarjo
Alamat : Jl. Majapahit 54 Sidoarjo
3. Koperasi Mitra Perdana Wiyung
Alamat :Jl.MengantiGogor No 20 A Surabaya
2. Visi dan Misi Perusahaan
Setiap perusahaan tentu memiliki visi dan misi yang harus dilakukan serta harus
tercapai, sama halnya dengan Kantor Koperasi Mitra Perdana Surabaya.
Visi dan Misi pada Koperasi Mitra Perdana Surabaya adalah sebagai berikut :
Visi
Terwujudnya Koperasi simpan pinjam yang tangguh dengan berlandaskan amanah
dalam membangun usaha ekonomi bersama dan berkeadilan di Indonesia.Serta
berusaha memperoleh keuntungan guna kesejahteraan anggota Koperasi.
Misi

67

a. Membantu para pedagang kecil dan menengah di dalam mobilisasi


permodalan demi kelancaran usaha sehingga dapat menigkatkan
kesejahteraan mereka
b. Turut membantu pembangunan ekonomi dan menunjang pelaksanaan
kegiatan usaha secara aktif dengan mengajak mitra usaha lainnya.
c. Sebagai penyeimbang sistem perekonomian Indonesia dalam bentuk
organisasi masyarakat
d. Memberikan kredit berbunga rendah kepada para pedagang kecil
3. Bidang Organisasi
1. Keanggotaan
Jumlah anggota yang ada sampai dengan tahun 2013 adalah sebanyak 207 orang
anggota. Jumlah tersebut meningkat dibandingkan dengan tahun 2012, meskipun
tidak banyak tetapi perusahaan memberikan keyakinan untuk mempertahankan
anggota-anggotanya. Banyak pengurangan anggota selama periode tahun 2013
tetapi di samping itu perusahaan juga berusaha agar pengurangan anggota tersebut
tertutupi dengan penambahan anggota-anggota yang baru.
2. JumlahKaryawan
Jumlah karyawan yang ada pada Kantor Koperasi Mitra Perdana adalah sebanyak
12 orang yang terdiridari :
-

PimpinanCabang

: 1 orang

Staff Administrasi

: 2 orang

Staff Accounting

: 1 orang

Kasir

: 1 orang

68

Staff Audit

: 1 orang

Staff penagihan

: 3 orang

Staff Marketing

: 3 orang

Sedangkan pengurus Koperasi Mitra Perdana Surabaya adalah sebagai berikut :


- Ketua

Roy Effendy

- WakilKetua

JokoSarwono

- Sekretaris I

PujiAstuti

- Sekretaris II

EndangYanti

- Bendahara

MelianaTandoko

- Koordinator

Sunarto

- Anggota

Hermanto

3. StrukturOrganisasi
Struktur organisasi adalah pedoman yang perlu untuk pembagian tugas atau kerja,
wewenang, dan tanggung jawab karena struktur organisasi menggambarkan
adanya suatu hubungan yang pasti antara masing-masing bidang yang satu dengan
yang lainnya.
Berikut ini adalah struktur organisasi dari Koperasi Mitra Perdana Surabaya yang
beralamat di Jl Baratajaya XIX/73 Surabaya :

Pengurus Koperasi

Ketua

69

Wakil Ketua

Sekretaris I dan
Sekretaris II

Bendahara

Koordinator

Gambar 2
Struktur Organisasi Pengurus Koperasi

Karyawan Koperasi

Manager

Staff
Administrasi

Kasir

Bagian
Penagihan

Staff Akuntansi

Marketing

Gambar 3
Struktur Organisasi Karyawan Koperasi Mitra Perdana
Berikut ini adalah tugas dari pengurus dan karyawan di Kantor Koperasi Mitra
Perdana Surabaya :

70

a. Ketua
Ketua bertanggung jawab mengkordinasi penyusunan rencana dan anggaran
masing-masing unit dalam rangka penyusunan rencana kerja tersebut kepada
pengurus, mengambil

keputusan atas hal-hal

yang penting.Ketua juga

mengesahkan penerimaan dan pengeluaran kas hingga mengendalikan seluruh


kegiatan koperasi
b. Sekretaris
Sekretaris bertugas membantu ketua dalam pelaksanaan kerja, menyelenggarakan
kegiatan surat menyurat dan ketatusahaan koperasi serta membuat pendataan
koperasi.
c. Bendahara
Tugas dan tanggung jawab bendahara adalah merencanakan anggaran belanja dan
pendapatan koperasi, meemelihara semua harta kekayaan koperasi.
d. Pimpinan Cabang (Manager)
Pimpinan kantor cabang bertanggung jawab atas semua unit yang dilakukan oleh
kantor cabang masing-masing. Semua laporan yang masuk kepada pengurus
koperasi adalah melalui pimpinan kantor cabang.
e. Administrasi
Tugas dan tanggung jawab Administrasi adalah mengatur surat menyurat yang
ada dalam koperasi, mempersiapkan rapat-rapat di koperasi, menjadwalkan
kegiatan-kegiatan yang ada dalam koperasi. Menginput segala jenis transaksi, baik
penerimaan maupun pengeluaran, serta membuat surat perjanjian kredit.
f. Akuntan

71

Akuntan bertanggung jawab dalam pencacatan penerimaan kas dan pengeluaran


kas serta bertanggung jawab atas rekonsiliasi bank.
g. Kasir
Tugas dan tanggung jawab kasir adalah bertanggung jawab atas dana kas kecil,
bertanggung jawab atas keluar masuknya uang, bertanggung jawab untuk
membuat laporan harian, serta mencairkan pinjaman kepada nasabah.
4. Manajemen Organisasi
a. Buku Organisasi
Buku Organisasi yang tersedia sebanyak 16 buku, yang terdiri dari :

Tabel 2
Buku Organisasi Koperasi Mitra Perdana Surabaya
NO NAMA BUKU

ADA / TIDAK

72

Buku Daftar Pengurus

Ada

Buku daftar Pengawas

Ada

Buku Daftar Anggota

Ada

Buku Notulen Rapat Pengurus

Ada

Buku Saran Anggota

Ada

Buku Saran Pejabat

Ada

Buku Tamu

Ada

Buku Anjuran Pejabat Instansi Lain

Ada

Buku Simpanan Anggota

Ada

10

Buku Notulen Rapat Pengawas

Ada

11

Buku Daftar Karyawan

Ada

12

Buku Inventaris

Ada

13

Buku Catatan Kejadian Penting

Ada

14

Buku Saran Pengawas

Ada

15

Buku Notulen RAT

Ada

16

Buku Agenda

Ada

Sumber : Data Koperasi Mitra Perdana Surabaya

b. Kegiatan Rapat Organisasi


- Rapat Kerja Pengurus Bap Bulanan (12 kali)
- Rapat Evaluasi Pengurus Karyawan (4 kali)
- Rapat Koordinasi dengan Anggota (3 kali)
-Rapat Anggota Tahunan (1 kali)

73

4.2 Pembahasan
4.2.1 Analisis Data
Agar dapat mengetahui apakah ada pengaruh antara variabel dependen
dengan variabel independen, maka harus di ketahui pula nilai setiap komponen
variabel dari penelitian ini.
1. Analisis Perputaran Piutang
Perputaran Piutang merupakan seberapa sering piutang berubah menjadi kas
makin tinggi tingkat perputaran piutang (Syamsuddin, 2010:21).Perputaran
Piutang dihitung dari perbandingan penjualan kredit dan volume pinjaman dengan
jumlah piutang rata-rata.
Tingkat perputaran kas dapat dirumuskan sebagai berikut :
Tingkat perputaran Piutang : Penjualan Kredit
Piutang rata-rata
Contoh perhitungan perputaran piutang pada Koperasi Mitra Perdana Surabaya
tahun 2008 bulan Januari adalah sebagai berikut :
Perputaran Piutang

=Penjualan Kredit Januari tahun 2008

Rata-rata piutang Januari tahun 2008


= 325.043.000= 0,21 kali
1.583.835.000
Tabel 3
Hasil perhitungan Tingkat Perputaran Piutang
Koperasi Mitra Perdana Surabaya

74

Bulan

2008

2009

2010

2011

2012

2013

Januari

0.21

0.31

0.16

0.3

0.08

0.23

Februari

0.26

0.21

0.21

0.23

0.12

0.15

Maret

16

0.24

0.29

0.33

0.14

0.23

April

0.19

0.28

0.19

0.32

0.31

0.29

Mei

0.25

0.07

0.08

0.28

0.18

0.2

Juni

0.26

0.27

0.316

0.19

0.11

0.19

Juli

0.17

0.12

0.09

0.27

0.23

0.25

Agustus

0.16

0.22

0.23

0.25

0.14

0.11

September 0.27

0.15

0.18

0.15

0.21

0.15

Oktober

0.17

0.17

0.24

0.11

0.23

0.11

November

0.16

0.1

0.21

0.13

0.22

0.27

Desember

0.2

0.16

0.29

0.14

0.08

0.08

Ratarata

1.525

0.191667 0.207167 0.225

0.170833 0.188333

Sumber :Lampiran 1a
Dalam tabel hasil perhitungan rata-rata tingkat perputaran diatas diketahui bahwa
rata-rata tingkat perputaran piutang tertinggi dialami pada saat tahun 2008 dengan
rata-rata sebesar 1,525 kali.Hal ini berarti rata-rata piutang yang terdapat pada
modal kerja terkumpul kembali dalam waktu 236 hari. Pada tahun selanjutnya
yaitu pada tahun 2009 tingkat perputaran piutang mengalami penurunan sebesar
0,19 kali. Dengan menurunnya tingkat perputaran dari tahun 2008 ke tahun 2009,
itu berarti rata-rata penjualan mengalami penurunan. Dengan menurunnya tingkat

75

perputaran piutang, maka rata-rata periode pengumpulan piutang akan mengalami


peningkatan yang berarti hal ini tidak baik bagi perusahaan.
Pada tahun 2010, tingkat penurunan piutang mengalami sedikit peningkatan
dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu sebesar 0,20 kali. Hal ini berarti pada
tahun 2010 rata-rata penjualan mengalami peningkatan dibandingkan tahun
sebelumnya.Pada tahun selanjutnya di tahun 2011 tingkat perputaran piutang
kembali mengalami peningkatan. Hal ini baik karena penjualan terus mengalami
sedikit demi sedikit dari setiap tahun ke tahunnya.
Namun pada tahun 2012 dan 2013, tingkat perputaran piutang kembali mengalami
penurunan yaitu sebesar 0,17 kali dan 0,18 kali. Hal ini terjadi karena penjualan
mengalami penurunan dibandingkan rata-rata penjualan tahun lalu. Dalam tingkat
perputaran piutang serta periode pengumpulang piutang pada Koperasi Mitra
Perdana dapat dikatakan tidak stabil, karena dari tahun ke tahunnya,tidak selalu
terjadi peningkatan bahkan pada dua tahun terakhir penjualan mengalami
penurunan. Hal inimungkin dikarenakan system pemasaran yang kurang
maksimal, sehingga berdampak pada rata-rata penjualan yang menurun.Periode
perputaran piutang tergantung pada panjang pendeknya ketentuan waktu yang
dipersyaratkan dalam syarat pembayaran kredit.Sehingga semakin lama syarat
pembayaran kredit berarti semakin lama terikatnya modal kerja dimana modal
kerja merupakan kas yang terkumpul untuk diolah kembali untuk penjualan kredit
berikutnya.
2. Analisis Perputaran Kas

76

Kas merupakan aktiva paling likuid atau merupakan salah satu unsure modal kerja
yang paling tinggi likuiditasnya, berarti bahwa semakin besar kas yang dimiliki
oleh suatu perusahaan akan semakin tinggi pula tingkat likuiditasnya.
Perputaran kas menunjukkan tinggi rendahnya kas yang berputar di Koperasi
setiap periodenya. Makin tinggi perputaran kas berarti makin baik, dan sebaliknya
makin rendah perputaran kas berarti makin buruk, karena tingkat perputaran kas
menunjukkan tinggi rendahnya efisiensi penggunaan kas.
Rumus yang digunakan dalam menghitung perputaran Kas adalah :
Perputaran Kas

= Pendapatan Operasional Januari tahun 2008


Rata-rata kas Januari tahun 2008

Contoh perhitungan perputaran kas pada Koperasi Mitra Perdana Surabaya tahun
2008 bulan Januari adalah sebagai berikut :
Perputaran Kas

= Pendapatan Operasional Januari tahun 2008

Rata-rata kas Januari tahun 2008


= 54.117.500
8.368.000
= 6,47 kali

Tabel 4
Hasil Perhitungan Perputaran Kas
Koperasi Mitra Perdana Surabaya

77

Bulan

2008

2009

2010

2011

2012

2013

Januari

6.47

7.37

1.58

5.37

19.96

12.36

Februari

3.64

2.84

4.07

3.21

6.08

6.23

Maret

5.97

298

24.87

10.15

15.65

2.65

April

9.47

469.4

3.13

2.23

3.89

100.18

Mei

3.98

3.4

5.76

2.04

6.98

3.9

Juni

5.28

5.11

1.68

3.73

3.25

21.53

Juli

3.17

7.38

3.38

7.61

2.41

12.88

Agustus

10.23

3.5

3.17

3.06

1.53

6.8

September 7.33

8.56

10.21

15.36

1.7

18.32

Oktober

8.48

4.02

11.57

5.83

3.51

2.7

November

7.39

4.57

2.26

23.41

5.32

7.54

Desember

3.54

7.72

16.01

10.22

4.87

1.62

Rata-rata

6.245833 68.48917 7.3075

7.685

6.2625

16.3925

Sumber :Lampiran 1b
Dalam tabel analisis perputaran kas diatas diketahui bahwa selama tahun 20082013 rata-rata tingkat perputaran kas tertinggi terjadi pada tahun 2009 dengan
rata-rata tingkat perputaran kasnya sebesar 68,48 kali yang berarti periode
pengumpulan akan terkumpul dalam waktu 5 hari.
Pada tahun 2008 tingkat perputaran kas mengalami penurunan menjadi 6,24 kali.
Penurunan tingkat perputaran kas ini terjadi karena rata-rata pendapatan dan kas
mengalami penurunan.Sedangkan pada tahun 2010 tingkat perputaran kas
mengalami jauh penurunan dibandingkan tahun 2009, yaitu sebesar7,3 kali.

78

Penurunan ini disebabkan karena turunnya pendapatan serta banyaknya kas yang
terkumpul pada perusahaan, sehingga membuat tingkat perputaran kasnya menjadi
menurun. Pada tahun 2011 ke tahun 2012, tingkat perputaran kas perusahaan
kembali mengalami penurunan yaitu masing-masing sebesar 7,68 kali dan 6,26
kali.
Pada tahun 2013, tingkat perputaran kas mengalami kenaikan yaitu sebesar16,39
kali. Hal ini disebabkan karena meningkatnya pendapatan pada tahun
tersebut.Perputaran kas menunjukkan tinggi rendahnya kas yang berputar di
koperasi setiap periodenya.Makin tinggi perputaran kas berarti makin baik, dan
sebaliknya makin rendah perputaran kas berarti makin buruk, karena tingkat
perputaran kas menunjukkan tinggi rendahnya efisiensi penggunaan kas.
3.Analisis likuiditas
Likuiditas merupakan bentuk risiko yang dialami oleh suatu perusahaan karena
ketidakmampuannya dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya, sehingga itu
member pengaruh kepada terganggunya aktivitas perusahaan ke posisi yang tidka
berjalan secara normal (Fahmi, 2010 : 116).
Rumus yang digunakan untuk menghitung Likuiditas adalah sebagai berikut :
Rasio Lancar = asset Lancar
Kewajiban Lancar
Contoh perhitungan Likuditas pada Koperasi Mitra Perdana Surabaya tahun 2008
bulan Januari adalah sebagai berikut :
Rasio Lancar = asset Lancar
Kewajiban Lancar

79

= 2.040.723.300
2.018.665.729
= 101,1 %

Tabel5
Hasil perhitungan Likuiditas
Koperasi Mitra Perdana Surabaya
Bulan

2008

2009

2010

2011

2012

2013

80

Januari

101.10% 101.80% 100.30% 97.83% 96.69% 99.21%

Februari

101.80% 101.85% 101.60% 99.51% 96.54% 99.25%

Maret

103.90% 103.50% 102.10% 97.71% 98.21% 99.35%

April

104.60% 103.90% 103.80% 97.80% 98.24% 99.31%

Mei

105.20% 105.10% 101.20% 97.70% 98.30% 99.41%

Juni

105.40% 106.70% 102.40% 97.67% 98.31% 99.49%

Juli

100.90% 101.40% 97.15%

97.58% 98.44% 99.33%

Agustus

101.90% 101.50% 97.33%

97.75% 98.53% 99.37%

September

102.70% 103.10% 97.50%

98.00% 98.81% 99.53%

Oktober

103.80% 104.38% 97.86%

97.55% 98.96% 99.43%

November

105.30% 106.50% 97.76%

97.16% 99.04% 99.61%

Desember

105.10% 107.80% 97.90%

97.08% 99.02% 99.40%

Rata rata

103.48% 103.96% 99.74%

97.78% 98.26% 99.39%

Sumber :Lampiran 1c
Berdasarkan tabel diatasdapat dilihat bahwa tingkat likuiditas tertinngi terjadi
pada tahun 2009 sebesar 103,96 % dan tingkat Likuiditas terendah dialami
perusahaan pada tahun 2011 yaitu sebesar 97,78 %. Tingkat Likuiditas tertinggi
disebabkan karena adanya peningkatan pada aktiva lancar, sedangkan nilai
kewajiban lancarnya berada di bawah nilai Aktiva Lancarnya.Sedangkan untuk
tingkat likuiditas terendah disebabkan karena nilai kewajiban lancarnya lebih
tinggi dibandingkan nilai aktiva lancarnya.Meningkatnya kewajiban lancar bisa
disebabkan karena meningkatnya hutang lancar pada hutang usaha.

81

Pada tahun 2008 tingkat Likuiditas mengalami peningkatan yaitu sebesar


103,48%. Hal ini berarti baik karena nilai aktiva lancarnya mengalami
peningkatan dari tahun sebelumnya.Namun pada tahun 2010, 2011 dan 2012
tingkat likuiditas perusahaan mengalami penurunan. Selama 3 tahun berturut-turut
perusahaan mengalami penurunan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya yaitu
sebesar 99,74%, 97,78% dan 98,26%. Hal ini menjadikan posisi perusahaan
menjadi tidak baik.Karena nilai aktiva lancarnya lebih kecil dibandingkan dengan
Hutang Lancar yang merupakan kewajiban lancar perusahaan. Pada tahun 2013
tingkat Likuiditas mengalami sedikit kenaikan yaitu sebesar 99,39%.
Pada uraian diatas, dapat dikatakan bahwa hasil perhitungan likuiditas Koperasi
Mitra Perdana kurang begitu baik.Hal ini dikarenakan naik turunnya tingkat
Likuiditas dari tahun ke tahunnya.Penyebab turunnya tingkat Likuiditas salah
satunya terjadi karena aktiva lancar mengalami penurunan pada piutangnya dan
Hutang lancar mengalami kenaikan yang cukupbesar sehingga kenaikan aktiva
lancar tidak sebanding dengan kenaikan hutang lancarnya.

4.2.2. Uji Asumsi Klasik


1.

Uji normalitas
Tabel 6

82

Uji Normalitas Perputaran Piutang dan perputaran kas thd likuiditas


One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

N
Mean
Std.
Deviation
Absolute
Most
Extreme
Positive
Differences
Negative
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber : Lampiran 2
Normal Parametersa,b

Unstandardiz
ed Residual
6
0E-7
,65766710
,322
,322
-,237
,789
,563

Uji normalitas digunakan adalah uji Kolmogorov-Smirnov test.Penentuan normal


atau tidaknya suatu distribusi data ditentukan berdasarkan taraf signifikansi hasil
hitungnya. Jika taraf signifikansi dari uji Kolmogorov-Smirnov test di atas 0,05
maka residualdiinterpretasikan terdistribusi normal. Dan sebaliknya, jika taraf
signifikansi hasil hitung di bawah 0,05 maka diinterpretasikan bahwa residual
tidak terdistribusi secara normal.
Berdasarkan gambar diatas nilai Asymp. Sig (2-tailed) > 0,05, (0,563 > 0,05) jadi
data ini berdistribusi normal.

2.

Uji multikolinearitas
Tabel 7
Uji Multikolinearitas Perputaran Piutang dan perputaran kas thd likuiditas

83

Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
B
Std. Error
(Constan 97,22
,588
t)
9
1
x1
3,733 ,723
x2
,088 ,016
a. Dependent Variable: Y
Sumber : Lampiran 3

Standardized
Coefficients
Beta

,765
,818

Sig. Collinearity
Statistics
Toleranc VIF
e

165,34
,000
8
5,162 ,014 ,936
5,523 ,012 ,936

1,068
1,068

Uji multikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai tolerance dan Variance


Inflation Factor (VIF) dari hasil analisis dengan menggunakan SPSS. Apabila
nilai VIF lebih besar daripada 10 maka dapat disimpulkan terjadi multikolinearitas
dan Apabila nilai VIF lebih kecil daripada 10 maka dapat disimpulkan tidak
terjadi multikolinearitas.
Kedua Variabel, yaitu Perputaran Piutang (X1) dan Perputaran Kas (X2) Tidak
terjadi Multikoliniearitas karena Nilai VIF < 10
3.

Uji autokorelasi

Tabel 8
Uji Autokorelasi Perputaran Piutang dan perputaran kas thd likuiditas
Model Summaryb

84

Change Statistics
Std.
R
Error
Squar
R
Adjust of the e
F
Mod
Squa ed R Estima Chan Chan df
el
R
re
Square te
ge
ge
1
1
,96 ,938 ,897
,84904 ,938
22,82 2
9a
46
7
a. Predictors: (Constant), x2, x1
b. Dependent Variable: Y

df
2
3

Sig. F
Chan
ge
,015

Durbi
nWats
on
2,839

Sumber : Lampiran 4
Menurut kuncoro (2001:106) aturan keputusannya adalah jika nilai DW lebih
besar daripada batas atas, maka koefisien autokorelasi sama dengan nol. Artinya
tidak ada korelasi positif. Jika nilai DW lebih rendah daripada batas bawah,
koefisien autokorelasi lebih besar daripada nol. Artinya ada autokorelasi positif.
Dan jika nilai DW terletak diantara batas atas dan batas bawah, maka tidak dapat
disimpulkan atau tidak dapat diketahui terjadi autokorelasi atau tidak.
Selanjutnya ketentuan pengambilan keputusan sebagai berikut :
1. Jika DW > batas atas ( du ), maka tidak ada autokorelasi
2. Jika DW < batas bawah ( dl ), maka terjadi autokorelasi
3. Jika dl < DW < du, maka tidak dapat diketahui terjadi autokorelasi atau tidak
Jadi nilai DL = 0,467 , DU = 1,896 dan DW = 2,839

Dalam analisis diperoleh nilai Durbin-Watson sebesar 2,839 hal ini berarti model
regresi ini tidak ada autokorelasi karena nilai DW > batas atas du (2,839> 1,896)
4.

Uji heteroskedastisitas

85

Gambar 3
Heteroskedastisitas perputaran piutang dan perputaran kas terhadap Likuiditas
Sumber : Lampiran 5
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
penyimpangan asumsi klasik heteroskedastisitas yaitu adanya ketidaksamaan
varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi. Prasyarat yang
harus

terpenuhi

dalam

model

regresi

adalah

tidak

adanya

gejala

heteroskedastisitas. Heterokedastisitas dapat dilihat dari sebesaran data pada


scatterplot dengan dasar klasifikasi sebagai berikut:
a. Jika terdapat pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk suatu
pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian
menyempit) maka telah terjadi heterokedastisitas.

86

b. Jika tidak terdapat pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan
dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
Menurut gambar diatas titik-titik menyebar di atas dan dibawah angka 0 pada
sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
4.2.3 Pengujian Hipotesis
1.

Pengujian secara parsial (Uji t) :

Uji t dikenal dengan uji parsial, yaitu untuk menguji bagaimana pengaruh masingmasing variabel bebasnya secara sendiri-sendiri terhadap variabel terikatnya. Uji
ini dilakukan dengan membandingkan t hitung dengan t table atau dengan melihat
kolom signifikansi pada masing-masing t hitung, proses uji t identik dengan uji F
Pengujian secara parsial dari masing-masing koefisien regresi yang berarti juga
pengujian pengaruh dari masing-masing variabel bebas (X) terhadap variabel
terikat (Y).

87

Tabel 9
Hasil uji parsial perputaran piutang dan perputaran kas thd likuiditas
Coefficientsa
Model

Unstandardized
Coefficients
B
Std. Error

(Constan 97,22
,588
t)
9
1
x1
3,733 ,723
x2
,088 ,016
a. Dependent Variable: Y
Sumber : Lampiran 6

Standardized
Coefficients
Beta

,765
,818

Sig. Collinearity
Statistics
Toleranc VIF
e

165,34
,000
8
5,162 ,014 ,936
5,523 ,012 ,936

1,068
1,068

Berdasarkan tabel diatas dan melakukan uji dengan tingkat kepercayaan atau
signifikansi 95% dengan = 0,05.
Hasil uji t terhadap variabel-variabel bebas secara rinci dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1.

Perputaran Piutang (X1)

Dengan tingkat kepercayaan 95% ( = 5%) diperoleh nilai tsign 0,014. Hal ini
menunjukkan bahwa nilai lebih besar dari nilai tsign (0,05 > 0,014). Hasil analisis
ini memperlihatkan bahwa variabel Perputaran Piutang (X1) mempunyai
pengaruh terhadap Likuiditas(Y) pada Koperasi Mitra Perdana Surabaya.
2. Perputaran Kas (X2)
Dengan tingkat kepercayaan 95% ( = 5%) diperoleh nilai tsign 0,012. Hal ini
menunjukkan bahwa nilai lebih besar dari nilai tsign (0,05 > 0,012). Hasil analisis
ini memperlihatkan bahwa variabel Perputaran Kas (X2)mempunyai pengaruh
terhadap Likuiditas(Y) pada Koperasi Mitra Perdana Surabaya.

88

2.Analisis Regresi Berganda


Untuk menguji hipotesis yang dikemukakan, maka digunakan analisis
regresi linier berganda yang bertujuan untuk menguji pengaruhvariabel bebas(X)
yaitu X1 dan X2 terhadap variabel terikat yaitu ( Y ).
Model regresi linier berganda dinyatakan sebagai berikut :
Y = a+ b1X1 + b1X2 + e
dimana : Y

: Likuiditas

: Konstanta

: Koefisien Regresi

X1

: Perputaran piutang

X2

: Perputaran kas

: kesalahanregresi (error)

Hasil model analisis regresi linier berganda dapat ditunjukkan dalam tabel berikut
ini :

Tabel 10
Hasil analisis regresi linier perputaran piutang dan perputaran kas thd likuiditas
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
B
Std. Error
(Constan 97,22
,588
t)
9
1
x1
3,733 ,723
x2
,088 ,016
a. Dependent Variable: Y
Sumber : Lampiran 7

Standardized
Coefficients
Beta

,765
,818

Sig. Collinearity
Statistics
Toleranc VIF
e

165,34
,000
8
5,162 ,014 ,936
5,523 ,012 ,936

1,068
1,068

89

Dari data hasil analisis regresi linier berganda pada tabel di atas,
dirumuskan suatu persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:
Y = 97,229 + 3,733 X1 + 0,088 X2
Dari persamaan tersebut di atas, dapat dijelaskan bahwa dengan nilai
konstanta 97,229 berarti variabel bebas(X) yaitu Perputaran Piutang
danPerputaran Kas

(X1)

(X2) maka ada pengaruh terhadap variabel terikat yaitu

Likuiditas ( Y ) sebesar 97,229 .


4.2.4 Pembahasan Hasil Penelitian
H1 : Analisis pengaruh Perputaran Piutang (X1) terhadap Likuiditas
Hasil penelitian secara parsial menunjukkan bahwa tingkat Perputaran Piutang
berpengaruh terhadap Likuiditas pada Koperasi Mitra Perdana. Hal ini
menggambarkan bahwa Perputaran Piutang dalam Koperasi Mitra Perdana
mempunyai korelasi terhadap kemampuan perusahaan dalam membayar hutang
jangka pendeknya. Hal tersebut ditunjukkan dari hasil perhitungan uji t, dimana
tingkat kepercayaan 95% ( = 5%) diperoleh nilai tsign 0,014. Dari hasil analisis
tersebut menunjukkan bahwa nilai lebih besar dari nilai tsign (0,05> 0,014),
yang berarti bahwa variabel perputaran piutang (X1) mempunyai pengaruh
terhadap Likuiditas Perusahan (Y). Selain itu berdasarkan hasil perhitungan
dengan menggunakan program SPSS diketahui bahwa besarnya pengaruh antara
Perputaran Piutang (X1) dan Perputaran Kas (X2) terhadap Likuidiitas (Y)
sebesar 0,938 atau 93,8%. Sisanya sebesar 6,2% dipengaruhi oleh faktor lain yang
tidak dibahas dalam penelitian ini.

90

Berdasarkan data yang diperoleh menunjukkan bahwa rata-rata tingkat Perputaran


Piutang pada Koperasi Mitra Perdana

selama tahun 2008-2013 mengalami

kenaikan dan penurunan yang tidak stabil setiap tahunnya. Hal tersebut terjadi
karena setiap tahunnya penjualan mengalami penurunan sehingga berdampak
pada menurunnya nilai piutang setiap tahunnya. Perputaran Piutang yang tinggi
akan menyebabkan tingkat Likuiditas meningkat. Likuiditas perusahaan
ditunjukkan oleh besar kecilnya aktiva lancar yaitu aktiva yang mudah menjadi
kas. Jika tingkat Perputaran piutang tinggi maka kas akan bertambah saldo nya
sehingga dapat diputarkan kembali untuk penjualan kredit lainnya, laba
perusahaan pun akan bertambah, sehingga tingkat likuiditas menjadi tinggi dan
resiko perusahaan tidak mampu membayar hutang jangka pendeknya akan
semakin kecil. Begitu pula sebaliknya, apabila tingkat Perputaran Piutang rendah
maka tingkat Likuiditas perusahaan pun juga akan rendah.
Ratio Perputaran Piutang biasanya digunakan dalam hubungannya dalam analisis
terhadap modal kerja, karena memberikan gambaran atau ukuran mengenai
seberapa cepat piutang Koperasi akan berputar menjadi kas. Jumlah hari piutang
menggambarkan lamanya suatu piutang bisa ditagih.Semakin cepat perputaran
Piutang, maka semakin efisien penggunaan Koperasi.
Tingkat perputaran piutang dapat digunakan sebagai gambaran keefektivan
pengelolaan piutang, karena semakin tinggi tingkat perputaran piutang suatu
perusahaan berarti semakin baik pengelolaan piutangnya.Tingkat perputaran
piutang dapat dipertinggi dengan jalan memperketat kebijaksanaan penjualan
kredit, misalnya dengan jalan memperpendek jangka waktu pembayaran.

91

Hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Manurung dan Nugraha (2012) dengan judul Analisis Pengaruh Perputaran
Piutang terhadap Likuiditas perusahaan (Studi Kasus pada PT Goodyear
Indonesia Tbk dan PT Gajah Tunggal Tbk). Berdasarkan penelitian tersebut
diperoleh bahwa pada PT Goodyear Indonesia Tbk, Perputaran Piutang secara
bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap Likuiditas Perusahaan. Perputaran
piutang mempunyai korelasi terhadap kemampuan perusahaan membayar hutang
jangka pendeknya sebesar 0, 812 persen ( Positif, mendekati 1). Itu berarti bahwa
hubungan antara perputaran piutang dengan kempuan perusahaan membayar
hutang jangka pendeknya mempunyai hubungan kuat yang searah. Jika
perusahaan untuk membayar hutang jangka pendek (likuiditas) meningkat, maka
perputaran piutangnya akan meningkat.
Sedangkan hasil penelitian pada PT Gajah Tunggal Tbk diperoleh bahwa
perputaran piutang PT Gajah Tunggal Tbk mempunyai korelasi positif terhadap
kemampuan perusahaan membayar hutang jangka pendeknya (Likuiditas) yaitu
sebesar 0,096 persen (Positif, mendekati 0), itu berarti bahwa hubungan antara
perputaran piutang dengan kemampuan perusahaan untuk membayar hutang
jangka pendeknya memiliki hubungan yang sangat lemah.
H2 : Analisis pengaruh Perputaran Kas (X2) terhadap Likuiditas
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat perputaran kas berpengaruh terhadap
Likuiditas Pada Koperasi Mitra Perdana Surabaya.Hal ini menggambarkan bahwa
perputaran kas dalam Koperasi Mitra Perdana mempunyai korelasi atau hubungan
terhadap kemampuan perusahaan dalam membayar hutang jangka pendeknya. Hal

92

tersebut ditunjukkan dari hasil perhitungan uji t dimana tingkat kepercayaannya


95 % (= 5%) diperoleh nilai tsign 0,012. Dari hasil analisis tersebut
menunjukkan bahwa nilai lebih besar dari nilai tsign (0,05> 0,014) yang berati
bahwa Perputaran Kas (X2) mempunyai pengaruh terhadap Likuiditas (Y). Selain
itu, berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS diketahui
bahwa besarnya pengaruh antara Perputaran Piutang (X1) dan Perputaran Kas
(X2) terhadap Likuidiitas (Y) sebesar 0,938 atau 93,8%. Sisanya sebesar 6,2%
dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini.
Berdasarkan data yang diperoleh menunjukkan bahwa selama tahun 2008-2013
tingkat perputaran kas pada Koperasi Mitra Perdana mengalami kenaikan dan
penurunan yang tidak stabil.Hal ini tidak baik bagi perusahaan karena setiap
tahunnya

perusahaan

tidak

mengalami

peningkatan

dalam

memperoleh

pendapatan melainkan penurunan.Perputaran kas berpengaruh signifikan terhadap


Likuiditas pada Koperasi Mitra Perdana karena persediaan kasnya diputarkan atau
dalam keadaan bekerja, sehingga koperasi dapat menempatkan dalam keadaan
likuid apabila sewaktu-waktu ada tagihan. Meskipun kas sebagai alat yang paling
likuid itu sangat penting bagi Koperasi, akan tetapi koperasi perlu melakukan
penyesuaian atau perencanaan dalam menganggarkan berapa banyak uang tunai
yang harus disediakan ataupun perencanaan dalam menganggarkan berapa uang
tunai yang harus disediakan oleh koperasi untuk kegiatan operasionalnya,
sehingga aktiva koperasi dapat benar-benar digunakan secara efektif dan efisien.
Kas merupakan aktivalancar yang paling tinggi tingkat likuiditasnya, artinya
dengan ketersediaan kas yang cukup maka perusahaan tidak akan kesulitan dalam

93

memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Dengan kata lain, semakin besar jumlah
kas

yang dimiliki

oleh suatu perusahaan

akan semakin tinggi

pula

likuiditasnya.Menilai ketersediaan kas dapat dihitung dari perputaran kas.Tingkat


perputaran kas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
membayar kewajiban jangka pendek dengan kas yang tersedia.Suatu perusahaan
yang memiliki likuiditas tinggi karena adanya kas dalam jumlah besar berarti
tingkat perputaran kas tersebut rendah dan mencerminkan adanya kelebihan kas.
Sebaliknya apabila jumlah kas relatif kecil berarti perputaran kas tinggi sehingga
perusahaan akan atau dapat berada dalam keadaan likuid.
Perputaran kas menunjukkan tinggi rendahnya kas yang berputar di koperasi
setiap periodenya. Makin tinggi tingkat perputaran kas berarti keadaan perusahaan
makin baik, dan sebaliknya makin rendah perputaran kas berarti keadaan
perusahaan semakin buruk. Hal tersbut disebabkan karena tingkat perputaran kas
menunjukkan tinggi rendahnya efisiensi penggunaan kas. Perputaran yang rendah
menunjukkan bahwa koperasi menunjukkan bahwa koperasi kurang efisien dalam
menggunakan kasnya, salah satunya dikarenakan banyaknya dana kas yang
menganggur. Kas yang tidak dimanfaatkan akan merugikan bagi koperasi, karena
kas yang seharusnya dapat diputar, dan menghasilkan pendapatan dari penjualan
kredit tersebut tidak dilakukan secara maksimal. Sehingga tingkat perputaran kas
yang rendah akan menimbulkan tingkat Likuiditas pada koperasi juga rendah.
Hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitian yang sebelumnya telah dilakukan
oleh Karjono dan Fakrina (2012) yang berjudul Pengaruh Perputaran Kas dan
Perputaran Piutang terhadap Rentablitas Ekonomi pada KPRI di lingkungan BKN.

94

Berdasarkan penelitian tersebut diperoleh hasil bahwa uji secara simultan terdapat
pengaruh yang signifikan antara perputaran kas dan perputaran piutang terhadap
rentabilitas ekonomi pada KPRI di lingkungan BKN. Besarnya pengaruh
perputaran kas dan perputaran piutang secara simultan diketahui sebesar 73,8%,
sisanya sebesar 26,2 % dipengaruhi oleh factor lain. Sedangkan secara parsial
diketahui bahwa besarnya pengaruh antara perputaran kas terhadap rentabilitas
ekonomi sebesar 30 % dan besarnya pengaruh antara perputaran piutang terhadap
rentabilitas ekonomi sebesar 40 %.

BAB V
PENUTUP

95

Bab ini berisi tentang simpulan hasil penelitian yang akan mendiskusikan
beberapa saran ringkasan untuk pihak-pihak yang mungkin dapat mengambil
manfaat dari hasil penelitian ini. Bab ini juga membahas tentang keterbatasan
penelitian yang dapat membuka peluang bagi peneliti lain untuk mengembangkan
penelitian ini lebih lanjut.
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka kesimpulan yang dapat
diambil adalah sebagai berikut :
1. Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan maka secara parsial
perputaran Piutang berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat
Likuiditas Pada Koperasi Mitra Perdana Surabaya. Hal tersebut dibuktikan
dari hasil perhitungan SPSS yang diperoleh nilai tsign sebesar 0,014. Jika
nilai lebih besar dari tsign maka kedura variabel tersebut memiliki
korelasi.
2. Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan maka secara parsial
Perputaran Kas berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat Likuiditas
Pada Koperasi Mitra Perdana Surabaya. Hal tersebut dibuktikan dari hasil
perhitungan SPSS yang diperoleh nilai tsign sebesar 0,012. Jika nilai
lebih besar dari tsign maka kedura variabel tersebut memiliki korelasi.
3. Besarnya pengaruh perputaran piutang dan perputaran kas secara simultan
diketahui sebesar 93,8 % sisanya 6,2 dipengaruhi oleh faktor lain. Hal
tersebut menjelaskan bahwa Perputaran piutang dan Perputaran kas

96

berpengaruh kuat terhadap Likuiditas pada Koperasi Mitra Perdana


Surabaya.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian diatas, maka saran yang dapat diberikan peneliti
adalah :
1. Manajemen perusahaan harus bisa menjaga likuiditas perusahaan dengan
baik karena tingginya

likuiditas yang dimiliki oleh perusahaan bukan

berarti perusahaan dalam keadaan selalu baik. Oleh karena itu perusahaan
harus menjaga aliran arus kasnya.
2. Pihak manajemen harus tetap mengotrol modal kerjanya dengan cara
menjaga hutang lancarnya agar kenaikan tidak terlalu besar, juga
memperkecil aktiva lancarnya supaya modal kerjanya tidka terlalu tinggi.
3. Perputaran kas yang masih belum efisien dapat ditingkatkan dengan cara
memutar kas untuk penjualan kredit sehingga dapat menghasilkan laba
secara maksimal.
4. Meningkatkan penjualan kredit dengan lebih baik lagi, dengan cara
meningkatkan kuantitas pemasaran, atau lebih sering mengadakan promosi
kepada calon anggota.

5.3 Keterbatasan Penelitian


1. Penelitian ini hanya menguji mengenai perputaran piutang dan perputaran
kas terhadap tingkat Likuiditas perusahaan. Tingkat Likuiditas dapat

97

diketahui menggunakan rasia Lancar dan Rasio Cepat, tetapi penulis hanya
menggunakan rasio Lancar. Hal tersebut dikarenakan variabel pengaruh
Perputaran piutang dan perputaran kas terhadap Likuiditas dapat diketahui
dengan menggunakan rasio lancar.
2. Data yang digunakan untuk membuktikan penelitian hanya selama 6
periode, dan data diambil hanya dari satu kantor cabang yaitu di Koperasi
Mitra Perdana, Jl Baratajaya XIX/73 Surabaya. Hal ini dikarenakan data
pada kantor-kantor lain tidak tersedia karena baru beroperasi tidak lebih
dari 5 tahun.

DAFTAR PUSTAKA
Awat, N.J. 1999. Manajemen Keuangan. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
Ariefianto, D. 2012. Ekonometrika. Erlangga. Jogyakarta.

98

Baswir, R. 1997. Koperasi Indonesia.Edisi pertama.BPFE.Yogyakarta.


Brealey, M., Myers dan Marcus.2006.Dasar-dasar Manajemen Keuangan
perusaPerusahaan. Erlangga. Yogyakarta
Debbianita. 2012. Pengaruh Perputaran piutang dan Perputaran Modal kerja
kokokterhadap Likuiditas perusahaan (Studi kasus pada Perusahaan Manufaktur
kokokSektor Barang Industri. Universitas Kristen Maranatha. Bandung
Gujarati, D.N. 2007. Dasar dasar Ekonometrika. PT Gelora Aksara Pratama.
12345Erlangga. Jogyakarta
Indriyani, W. 2013. Pengaruh arus kas, modal kerja, dan ukuran perusahaan
asdfghterhadap likuiditas perusahaan farmasi yang terdaftar di BEI. Program
asdfghstudi Akuntansi STIESIA. Surabaya
Karjono, A dan Fakrina, A. 2012.Pengaruh perputaran kas dan piutang terhadap
asdfrtyrentabilitas ekonomi pada KPRI di lingkungan BKN. Institut Bisnis
fghjuiyNusantara. Jakarta
Kasmir. 2003. Manajemen Perbankan. PT Raja Grafindo. Cetakan 4. Jakarta
Kusrini, D.E dan Setiawan. 2010. Ekonometrika. Edisi pertama. CV Andi Offset.
12234Yogyakarta.
Linggau, B dan Hamidah. 2010. Bisnis Kredit Mikro. Papas Sinar Sinanti. Jakarta

99

Manurung, T.M dan Nugraha, A.F. 2012. Analisis Perputaran piutang terhadap
okokoLikuiditas Perusahaan Studi Kasus pada PT GOODYEAR Tbk dan PT
okokoGajah Tunggal Tbk. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan. Yogyakarta.
Nickels, W. , Mchugh, J.M., dan mchugh, S.M. 2011. Pengantar Bisnis. Salemba
asdfghEmpat. Jakarta
Munawir. 2001. Analisa Laporan Keuangan. Edisi keempat. Liberty. Yogyakarta
Purnamasari, I. 2010 . Pengaruh perputaran piutang dan perputaran persediaan
asdfghterhadap rentabilitas pada industry otomotif di bursa efek Indonesia.
asdfghProgram studi manajemen STIESIA. Surabaya
Sangadji, E.M. dan Sopiah.2010.Metode Penelitian. CV Andi offset. Yogyakarta
Sinugan, M. 1993. Manajemen Dana Bank. PT Bumi Aksara. Jakarta
Sitio, A dan Tama, H. 2001. Koperasi : teori dan praktik. Erlangga. Yogyakarta
Sudantoko, D., dan Anoraga, P . 2012. Koperasi, kewirausahaan dan usaha kecil.
asdfghPT Rineka Cipta. Jakarta
Suharsaputra, U. 2012. Metodologi Penelitian : Kuantitatif, Kualitattif dan
125654Tindakan. Cetakan Kesatu. PT Refika Aditama. Bandung
Soeratno dan Arsyad, L. 2008. Metodologi Penelitian. Unit Penerbit dan
125464Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN. Yogyakarta
Soewadji, J. 2012. Pengantar Metodologi Penelitian. Mitra Wacana Media.
asdfghJakarta

100

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kombinasi. Alfabeta. Bandung


Suprananto, J. 2009. Statistik : teori dan aplikasi. Edisi ketujuh. Erlangga. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai