tanaman yang dipupuk secara baik dengan nitrogen, fosfat, kalium, dan linarut
esensial lin serta pada sel lain akar penyerapan melalui membrane sering terbatas
kecepatannya.
7.7 Pengankutan pasif dan aktif: tinjauan energinya
Untuk linarut tidak bermuatan seperti gas dan gula, selisih konsentrasi di
kedua sisi membrane memang merupakan satu-satunya factor yang menentukan
gradient potansial kimia. Tapi untuk linarut ion bermuatan factor lainnya ikut
berperan, yaitu gradient elektropotensial.
Jika suhu dianggap sama di kedua sisi membrane, oleh karena itu penyerapan
pasif dan aktif diterangkan oleh persamaan Nermst, dan memasukkan baik selisih
konsentrasi maupun selisih muatan listrik
7.8 Cara pompa ATPase mengangkut proton dan kalsium
Seperti dikemukakan sebelumnya, sel menggunakan energy yang
tersimpan dalam ATP untuk menyerap linarut secara aktif. Bagaimana sel
memperoleh energy dari ATP untuk melakukan hal itu? Marilah kita pelajari ATP
dan hidrolosisnya.
ATP menyerahkan energinya saat fosfat di ujung molekulnya lepas
terhidrolisis menghasilkan ADP dan fosfat anorganik (H2PO4- atau HPO42- yang
lazim disingkat Pi saja) sebagai berikut :
ATP (Mg) + H2O
ADP (Mg) + Pi
Reaaksi ini dikatalis oleh suatu enzim yang tampaknya terdapat di setiap
membrane sel hidup. Enzim ini dinamakan ATP fosfohrolase dan lazim di singkat
ATPase. Reaksi ini secara kuat melepaskan energy kea rah kanan kira-kira sebesar
32 kj (7,6 kkal) untuk setiap molekul ATP yang terhidrolisis. Hampir semua
energy dilepaskan sebagai bahang.
Tetapi, sebagian besar ATPase pada membrane menjamin penggunaan
energinya untuk mengangkut proton dari satu sisi membrane ke sisi yang lain,
melawan gradient elektrokimia. Pengangkutan H+ ini memberikan energy yang
kemudian digunakan untuk mengangkut garam mineral esensial.
Mekanisme memompaan H+ dan Ca2+ oleh ATPase dari satu sisi membrane
ke sisi lainnya belum sepenuhnya dioahami, meskipun beberapa bukti telah
diketahui. Semua ATPase cukup besar sehingga dapat menyelimuti seluruh
membrane (sering lebih dari selapis),dank arena itu, ATPase merupakan protein
integral yang disebutkan pada pasal 7.4 juga, bagian dari setiap molekul ATPase
membuat membrane menonjol ke sitosol yang bersifat cair, tempat bagian tersebut
bereaksi dengan ATP san air. Sangat boleh jadi bahwa ATPase mengandung
sebuah lubang potensial yang meruak melintasi membrane, tapi lubang tersebut
hanya terbuka bila ATP sedang terhidrolisis. Selanjutnya, hanya ketika ATP
sedang terhidrolisis, ATPase dapat bergabung dengan sebuah proton untuk
mengangkut proton tersebut melintasi membrane lewat lubang tadi.
Ada tiga jenis utama ATPase pengangkut H+ yang diketahui terdapat pada
membrane pelbagai organism prokariot dan eukariot. Semuanya itu hanya
mengangkut H+. Mula-mula, bebrapa sifat ATPase pengangkut H + pada membrane
plasma tumbuhan dan cendawan dirangkumkan, karena ATPase ini begitu kuat
mengendalikan apa yang pertama-tama masuk ke dalam sel dan berapa
kecepatannya. ATPase ini menjadi berenergi dengan car mengkatalis pemindahan
fosfat-ujung yang berlangsung sekejap dari ATP ke suatu bagian dari ATP yang
meruak ke sitosol, tempat ATP tersedia. Hal yang penting mengenai ATPase
adalah bahwa ia membutuhkan K+ untuk aktifitasnya, walaupun barangkali tidak
langsung mengangkut K+ melintasi membran.
H+-ATPase membrane plasma diduga mengangkut satu proton saja keluar
dari sitosol dan masuk ke dinding sel untuk setiap ATP yang dihidrolisis. ATPase
ini adalah yang paling boros-energi di antara ketiga jenis utama ATPase yang
dikenal (energy di ATP banyak yang hilang sebagai bahang), meskipun
mempunyai tiga efek penting :
1. Mengakibatkan pH sitosol meningkat. Perubahan pH ini biasanya
kecil, sebab penyangga sitosol itu sendiri mencegah hilangnya H +. pH
sitosol biasanya diantara 7 dan 7,5.
timbulnya
selisih
tegangan-elektropotensial
negative
ATPase atau pirofosfatase. pembawa diduga secara khas mengikat satu atau
sedikit sekali linarut yang berkerabat (mirip dengan enzim yang mengikat
substrat).
Protein-saluran jauh lebih dikenal daripada pembawa, terutama pada sel
hewan, penelitian tentang protein-saluran pada tumbuhan baru dimulai sekitar
tahun 1984, sehingga kita masih perlu mempelajarinya lebih banyak. Proteinsaluran merupakan protein integral. Seperti halnya semua protein, protein-saluran
hanya mempunyai satu bentuk dengan energy-bebas terendah yang khas untuk
lingkungan sel tertentu pada saat tertentu; bentuknya berbeda bila lingkungan
selnya berbeda.
Keadaan saluran yang terbuka, tertutup, atau terbuka sebagian bergantung
pada lingkungan. Ada dua jenis utama saluran yang telah ditemukan; salah satu
memiliki system gerbang yang tanggap terhadap gradient voltase melintasi
membrane dan yang lain tanggap terhadap stimulus modulator luar seperti
misalnya cahaya atau hormon.
7.10 Membran diuntungkan oleh adanya pompa proton dalam pengangkut
ion
Seperti yang mula-mula dinyatakan oleh peter Mitchell pada tahun 1961,
pompa proton yang diuraikan di atas (yang sebagian belum diketahuinya pada
tahun 1961 itu) menyediakan bagi sel dua sumber energy yang dapat digunakan;
gradient pH dan gradient electronpotensial.
Gradient elektropotensial tidak akan menguntungkan penyerapan molekul
netral seperti gula, dan akan menolak anion seperti bikarbonat, nitrat, klorida,
fosfat, dan sulfat. Untuk gula anion , sel memanaatkan gradient pH antara dinding
sel da sitosol. Gradient pH dan gradient elektropotensial ini memacu penyerapanbalik H+ secara pasif, tapi ion H+ bergerak dalam denghan sangat lamban, kecuali
bila bergantung dengan pembawa atau bergerak melalui saluran.
Pengangkutan linarut melintasi tonoplas ke dalam vakuola pusat yang
besar itu menggunakan energy dari pompa ATPase atau pompa pirofosfatase .
proses ini memungkinkan terjadinay penyimpanan berbagai ion dan molekul, dan
dapat disediakan kembali oleh sitosol saat dibutuhkan. Diduga anio bergeral
masuk melalui proses unipor, sebab vakuola bermuatan agak positif dibandingkan
dengan sitosol. Tetapi, anion juga bias masuk ke vakuola dengan cara antipor
bersama proton.
Jenis pengangkutan terakhir yang akan dijelakan menyangkut pergerakan protein
dari organek ke organel dalam satu sel. Sejauh ini, seperti kita ketahui, semua
jenis protein yang ratusan atau ribuan itu di nucleus
7.12 Hubungan antara fungsi akar dan fungsi tajuk dalam penyerapan
mineral
Kecuali beberapa spesies tumbuhan gurun tertentu yang mempunyai
system perakaran yang luar biasa besar, kebanyakan tumbuhan mencurahkan
sebagian besar biomassanya pada tajuk. Oleh karena itu, tampak cukup masuk
akal bahwa penyerapan garam mineral sebagian dikendalikan oleh aktivitas tajuk.
Dalam pengertian permintaan, tajuk akan meningkatkan penyerapan garam
mineral oleh akar dengan secara cepat menggunakan garam minerak tersebut
dalam produk pertumbuhan (misalnya protein, asam nukleat, dan klorofil). Dalam
pengertian penawaran, tajuk memasak karbohidrat melalui floem yang digunakan
akar untuk berspirasi menghasilkan ATP; ATP ini membantu penyerapan garam
mineral.
Penyerapan maksimum ion nitrat dan ammonium berhubungan dengan
laju maksimum fotosintesis, kecuali saat penyerapan berselisih waktu kira-kira 5
jam, yang menunjukan adanya kebutuhan akan perpindahan karbohidrat dan
respirasi akar selama selisih waktu tersebut. Pelbaagai hubungan ini tidak
membuktikan adanya sebab akibat, tapi pada tumbuhan yang sedang tumbuh
aktivitas yang saling bergantung antara akar dan tajuk tampak jelas.