12. Biaya untuk mendatangkan saksi ke persidangan yang diminta oleh pihak yang
bersangkutan menjadi beban dari pihak yang meminta.
13. Saksi dipanggil ke persidangan seorang demi seorang.
14. Hakim Ketua menanyakan kepada saksi nama lengkap, tempat lahir, umur, dan
tanggal lahir, jenis kelamin, kewarganegaraan, tempat tinggal, agama, pekerjaan,
derajat hubungan keluarga, dan hubungan kerja dengan pemohon banding atau
penggugat atau dengan terbanding / tergugat
15. Sebelum memberikan keterangan, saksi wajib mengucapkan sumpah atau janji
menurut agama dan kepercayaannya.
Pemeriksaan dengan Acara Cepat
1. Pemeriksaan dengan acara cepat dilakukan oleh Majelis atau Hakim Tunggal
2. Pemeriksaan dengan acara cepat dilakukan terhadap :
a. Sengketa Pajak tertentu;
b. Gugatan yang tidak diputuskan dalam jangka waktu 6 bulan sejak gugatan
diterima;
c. Tidak dipenuhi salah satunya dalam putusan Pengadilan Pajak atau
kesalahan tertulis dan / atau kesalahan hitung;
d. Sengketa yang berdasarkan pertimbangan hukum bukan merupakan
wewenang Pengadilan Pajak.
3. Sengketa Pajak Tertentu adalah sengketa pajak Banding atau Gugatan yang tidak
memenuhi ketentuan yang berlaku.
4. Pemeriksaan dengan acara cepat terhadap sengketa pajak dilakukan tanpa Surat
Uraian Banding atau Surat Tanggapan dan tanpa Surat Bantahan
5. Semua ketentuan mengenai pemeriksaan dengan cara biasa berlaku juga untuk
pemeriksaan dengan acara cepat.
PEMBUKTIAN
1. Alat bukti dapat berupa :
a. Surat atau tulisan;
b. Keterangan ahli;
12. Dalam hal gugatan yang diajukan selain atas keputusan pelaksanaan keputusan
penagihan pajak, tidak diputus dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud di
atas, Pengadilan Pajak wajib mengambil keputusan melalui pemeriksaan dengan
acara cepat dalam jangka waktu 1 (satu) bulan sejak jangka waktu 6 (enam) bulan
dimaksud terlampaui.
13. Putusan Pemeriksaan dengan acara cepat terhadap Sengketa Pajak tertentu yang
dinyatakan tidak dapat diterima, diambil dalam jangka waktu sebagai berikut :
a. 30 hari sejak batas waktu pengajuan Banding atau Gugatan dilampaui;
b. 30 hari sejak Banding atau Gugatan diterima dalam hal diajukan setelah
batas waktu pengajuan dilampaui.
14. Putusan atau penetapan dengan acara cepat terhadap kekeliruan berupa
pembetulan kesalahan tulis dan / atau kesalahan hitung, diambil dalam putusan
jangka waktu 30 hari sejak kekeliruan dimaksud diketahui atau sejak permohonan
salah satu pihak diterima.
15. Putusan dengan acara cepat terhadap sengketa yang didasarkan pertimbangan
hukum bukan merupakan wewenang Pengadilan Pajak, berupa tidak dapat
diterima, diambil dalam jangka waktu 30 hari sejak Surat Banding atau Surat
Gugatan diterima.
16. Dalam hal putusan Pengadilan Pajak diambil terhadap Sengketa Pajak, pemohon
Banding atau Penggugat dapat mengajukan gugatan kepada peradilan yang
berwenang.
17. Putusan Pengadilan pajak harus diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum.
18. Tidak dipenuhinya ketentuan di atas, putusan Pengadilan Pajak tidak sah dan
tidak mempunyai kekuatan hukum dan karena itu putusan dimaksud harus
diucapkan kembali dalam sidang terbuka untuk umum.
19. Putusan Pengadilan Pajak harus memuat :
a. Kepala putusan yang berbunyi Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan
Yang Maha Esa;
b. Nama, tempat tinggal atau tempat kediaman, dan / atau identitas lainnya
dari pemohon banding atau penggugat;
c. Nama jabatan dan alamat terbanding atau tergugat;
b. Apabila terdapat bukti tertulis baru yang penting dan bersifat menentukan,
yang apabila diketahui pada tahap persidangan di Pengadilan Pajak akan
menghasilkan keputusan yang berbeda;
c. Apabila telah dikabulkan suatu hal yang tidak dituntut atau lebih daripada
yang dituntut, kecuali yang diputuskan berdasarkan Pasal 80 ayat 1 huruf
b dan c;
d. Apabila mengetahui suatu bagian dari tuntutan belum diputus tanpa
dipertimbangkan sebab-sebabnya;
e. Apabila terdapat suatu putusan yang nyata-nyata tidak sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
6. Pengajuan permohonan peninjauan kembali berdasarkan alasan sebagaimana
dimaksud di atas huruf a dilakukan dalam jangka waktu paling lambat 3 bulan
terhitung sejak diketahui kebohongan atau tipu muslihat atau sejak putusan Hakim
pengadilan pidana memperoleh kekuatan hukum tetap
7. Pengajuan permohonan peninjauan kembali berdasarkan alasan sebagaimana
dimaksud di atas huruf b dilakukan dalam jangka waktu paling lambat 3 bulan
terhitung sejak ditemukan surat-surat bukti yang hari dan tanggal ditemukannya
harus dinyatakan di bawah sumpah dan disahkan oleh pejabat yang berwenang.
8. Pengajuan permohonan peninjauan kembali berdasarkan alasan sebagaimana
dimaksud di atas huruf c, d, dan e dilakukan dalam jangka waktu paling lambat 3
bulan terhitung sejak putusan dikirim.
9. Mahkamah Agung memeriksa dan memutuskan permohonan peninjauan kembali
dengan ketentuan :
a. Dalam jangka waktu 6 bulan sejak permohonan peninjauan kembali
diterima oleh Mahkamah Agung telah mengambil keputusan, dalam hal
Pengadilan Pajak mengambil putusan melalui pemeriksaan acara biasa;
b. Dalam jangka waktu 1 bulan sejak permohonan peninjauan kembali
diterima oleh Mahkamah Agung telah mengambil putusan, dalam hal
Pengadilan Pajak mengambil putusan melalui pemeriksaan acara cepat.
10. Putusan atas permohonan peninjauan kembali harus diucapkan dalam siding
terbuka untuk umum.
Kesimpulan :
Pemeriksaan dapat dilakukan dengan acara cepat dan acara biasa. Pemeriksaan acara
cepat dilakukan terhadap sengketa pajak tertentu, yang mana sengketa tersebut dirasa
tidak bisa diselesaikan dengan menggunakan pemeriksaan acara biasa. Dalam proses
pemeriksaan, diperlukan adanya pembuktian dari pihak yang menggugat maupun
tergugat agar hakim dapat memutuskan penyelesaian sengketa tersebut. Apabila salah
satu pihak pada akhirnya merasa tidak setuju dengan keputusan hakim, maka dapat
mengajukan banding maupun kasasi, dan apabila masih ingin meminta hakim untuk
mempertimbangkan keputusan terhadap banding / kasasi tersebut, maka dapat diajukan
permohonan peninjauan kembali.