A. Konsep Sell
Konsep dasar dari suatu sistem selular adalah pembagian pelayanan menjadi daerah-daerah kecil
yang disebut sel. Setiap sel mempunyai daerah cakupannya masing-masing dan beroperasi secara
khusus. Jumlah sel pada suatu daerah geografis adalah berdasarkan pada jumlah pelanggan yang
beroperasi di daerah tersebut.
Suatu sel pada dasarnya merupakan pusat komunikasi radio yang berhubungan dengan MSC
yang mengatur panggilan yang masuk. Jangkauan pengiriman sinyal pada sistem komunikasi
bergerak selular dapat diterima dengan baik tergantung pada kuatnya sinyal batasan sel para
pemakainya. Tetapi, masih terdapat faktor lain yang dapat menjadi kendala untuk sinyal yang
dikirim dapat diterima dengan baik. Faktor lain yang dimaksud adalah faktor geografis (alam).
Ukuran sel pada system komunikasi seluler dapat dipengaruhi oleh:
1.Kepadatan pada traffic.
2.Daya pemancar, yaitu Base Station (BS) dan Mobile Station (MS).
3.Dan faktor alam, seperti udara, laut, gunung, gedung-gedung, dan lain-lain.
Akan tetapi batasan-batasan tersebut akhirnya ditentukan sendiri oleh kuatnya sinyal radio antar
Base Station (BS) dan Mobile Station (MS).
1. Bentuk Sel
Bentuk jaringan sistem selular berkaitan dengan luas cakupan daerah pelayanan. Bentuk sel yang
terdapat pada sistem komunikasi bergerak selular digambarkan dengan bentuk hexagonal dan
lingkaran. Tetapi, bentuk hexagonal dipilih sebagai bentuk pendekatan jaringan selular, karena
dari sel yang lebih sedikit dengan bentuk hexagonal diharapkan dapat mencakup seluruh wilayah
pelayanan.
Setiap sel memiliki alokasi sejumlah channel frekuensi tertentu yang berlainan dengan
sebelahnya. Karena channel frequency merupakan sumber terbatas maka, untuk meningkatkan
kemampuan pelayanan frekuensi yang terbatas tersebut dipakai secara berulang-ulang, yang
dikenal dengan istilah pengulangan frekuensi (frequency reuse). Oleh karena itu pengulangan
frekuensi merupakan hal yang penting dalam komunikasi selular.
2. Frequency Reuse
Penggunaan frekuensi yang sama pada sel yang berbeda pada waktu yang bersamaan oleh
beberapa pengguna merupakan inti dari komunikasi selular. Pada konsep frequency reuse, suatu
kanal frekuensi tertentu dapat melayani beberapa panggilan pada waktu yang bersamaan. Maka
dapat dikatakan penggunaan spektrum frekuensi yang efisien dapat dicapai. Semua frekuensi
yang tersedia dapat digunakan oleh tiap-tiap sel, sehingga dapat mencapai kapasitas jumlah
pemakai yang besar menggunakan pita frekuensi yang efektif.
Pada frequency reuse, penggunaan kanal tidak tergantung pada frequency carrier yang sama
untuk beberapa wilayah cakupan.Pada gambar dapat dilihat penggunaan ulang kanal frekuensi,
pada sel a yang menggunakan kanal radio f1 mempunyai radius R dapat digunakan ulang pada
sel yang berbeda dengan jangkauan yang sama pada jarak D dari sel yang sebelumnya.
Sedangkan jarak pemisah relatif terhadap radius sel dinyatakan dengan D/R.
Persamaan rumus di bawah ini:
D/R= 3K
Di mana : D = jarak antara BS dengan BS yang lain
R = radius sel
K = jumlah pola frekuensi
Konsep frequency reuse dapat meningkatkan efisiensi pada penggunaan spektrum frekuensi,
akan tetapi harus diikuti dengan pola tertentu dan teratur agar tidak terjadi interferensi kanal.
3. Mobilitas
Mobilitas adalah salah satu hal yang penting dari sistem komunikasi selular. Pada hal yang
berkaitan dengan mobilitas diharapkan bahwa panggilan (call) selular yang dilakukan dimanapun
dan kapanpun dalam daerah pelayanan, mampu untuk menjaga call (pembicaraan) tanpa
interupsi pelayanan atau putusnya call sementara dalam keadaan bergerak.
Handover
Pada jaringan selular diperlukan sistem yang mempunyai kemampuan untuk pindah ke
lingkungan sel lain untuk tetap menjaga kelangsungan komunikasi. Oleh karena itu jaringan
selular harus melakukan proses handover.
Handover atau yang biasa juga disebut handoff merupakan suatu proses pengalihan Radio Base
Station (RBS) apabila pengguna melakukan suatu call (panggilan) dalam keadaan bergerak dari
satu sel menuju sel yang lain. Proses ini terjadi agar pelanggan dapat mengirim atau menerima
sinyal dengan baik walaupun pelanggan sedang dalam keadaan bergerak. Proses dasar dari
terjadinya handover akan diperlihatkan pada gambar 2.4.
Proses handover ini dilakukan pada saat sebuah Mobile Station (MS) menerima sinyal yang
diterima atau dikirim lemah.
Terdapat dua kondisi untuk dilakukannya proses handover, yaitu:
1.Ketika Mobile Station berada pada perbatasan level sel, karena sinyal yang diterima akan
melemah.
2.Pada saat pengguna berada pada lubang kekuatan sinyal (signal strength hole) yang terdapat
dalam suatu sel.
Apabila panggilan (call) sudah stabil, maka kanal set-up sudah tidak digunakan lagi selama
waktu panggilan.
Handoff terdiri dari dua jenis, yaitu:
1.Handoff yang berdasarkan pada kuat sinyal.
2.Handoff yang berdasarkan perbandingan carrier terhadap interferensi (carrier to interference
ratio).
4. Roaming
Ada banyak operator-operator selular yang terdapat dalam kota yang sama, yang menggunakan
peralatan switches radio, dan cell site yang berbeda. Tetapi, subscriber didaftarkan pada satu
operator saja. Sebagai hasilnya, persetujuan antar operator-operator diperlukan untuk
memberikan pelayanan-pelayanan pada semua pelanggan dengan tidak memandang asal suatu
sumber panggilan.
Roaming dapat terjadi apabila ada sambungan (link) antara mobile switches.
Jadi, pengguna yang bergerak keluar dari daerahnya dan melakukan sebuah call (panggilan) dari
daerah asing disebut dengan roamer. Sedangkan proses dari panggilan tersebut disebut roaming.
5.Konfigurasi Dasar Sistem Selular
Telepon selular atau juga disebut radio selular adalah metode yang praktis dan andal dalam
komunikasi suara dan data diantara pemakai bergerak dan diantara sistem telepon biasa . Gambar
2.6. akan memperlihatkan konfigurasi dasar dari sistem komunikasi bergerak selular yang setiap
komponennya seperti yang akan diuraikan berikut ini.
Pada sistem komunikasi bergerak selular terdapat tiga bagian komponen yang utama, yaitu:
1.Mobile Telephone Switching Office (MTSO)
MTSO berfungsi sebagai pusat penyambungan pembicaraan dan pencatat pulsa. MTSO juga
dikenal sebagai MSC (Mobile Switching Central) dan lebih dikenal dengan sebutan sentral.
Dalam sistem selular terdapat satu atau lebih MTSO yang mengendalikan seluruh kegiatan
pelayanan sistem. MTSO terhubung ke PSTN melalui suatu antar muka (interface).
Panggilan dari dan ke pelanggan bergerak dihubungkan oleh dan melalui MTSO. Selain itu
MTSO juga menyiapkan signalling yang diperlukan untuk melakukan panggilan.
2.Base Transceiver Station (BTS)
Base Tranceiver Station sering juga disebut dengan Radio Base Station (RBS). BTS merupakan
penghubung antar terminal pelanggan dan sentral melalui kanal frekuensi radio. Sering disebut
sebagai cell site. Untuk mencakup suatu daerah pelayanan dibutuhkan satu atau lebih BTS,
tergantung jumlah sel di dalam pelayanan.
BTS terdiri dari :
a.Unit Kontrol
Unit kontrol digunakan untuk komunikasi data dengan MTSO serta data signaling dengan
Mobile Station (MS) dalam jaringan radio. Unit kontrol ini berfungsi sebagai manajemen kanal
radio, misalnya untuk menangani handoff dan untuk mengontrol level daya pancar pada base
station dan mobile unit.
b.Unit Kanal
Perangkat pemancar dan penerima akan diperlengkapi atau diberikan dalam setiap unit kanal.
Sebagian besar unit kanal adalah unit kanal bicara. Unit kanal pada suatu ketika akan berfungsi
menyalurkan panggilan, tergantung pada jumlah panggilan pada BTS yang harus dilaksanakan.
3.Mobile Station (MS)
Mobile Station merupakan peralatan yang kecil dan ringan yang digunakan oleh pelanggan.
Dengan kata lain, Mobile Station (MS) ini dikenal dengan sebutan handset atau handphone. Di
dalam MS terdapat perangkat pemancar dan penerima, unit logika untuk signalling data dan
peralatan telepon yang dilengkapi keypad. Hanya handset yang sah dan tercatat di sentral yang
bisa mendapatkan layanan selular.
6. Perkembangan Sistem Telekomunikasi Bergerak
Sistem komunikasi berkembang seiring dengan berkembangnya kebutuhan manusia. Dahulu
orang sudah cukup puas dengan sistem komunikasi satu arah, tetapi karena dirasakan kurang
efisien maka diciptakan sistem komunikasi dua arah. Tetapi tuntutan untuk berkomunikasi kapan
saja dimana saja menjadi tuntutan yang utama dalam sistem telekomunikasi. Didasari oleh sebab
itu maka diciptakanlah sistem komunikasi dua arah yang dapat digunakan dimana saja dan kapan
saja yang kita kenal dengan sistem komunikasi bergerak.
Pada saat ini terdapat berbagai teknologi dari sistem komunikasi bergerak seiring dengan
perkembangan telekomunikasi selular yang terus berjalan sampai sekarang.
Pada awalnya sistem komunikasi wireless baik cordless maupun selular yang pertama adalah
bersifat analog, kemudian akhirnya berkembang ke sistem digital yang kini terus menggeser
kedudukan sistem selular analog. Sistem selular digital berkembang dan terus disempurnakan
hingga saat ini.
Teknologi Wireless Berbasis Cordless
Teknologi wireless berbasis cordless merupakan pelayanan jasa komunikasi bergerak yang
sifatnya terbatas. Teknologi cordless ini terdiri dari teknologi analog yang merupakan teknologi
cordless generasi pertama dan teknologi digital yang merupakan teknologi cordless generasi
kedua dari sistem komunikasi wireless.
1. Analog Cordless Telephones CTO
Teknologi ini menggunakan metode akses FDMA dan mempunyai frekuensi kerja 49 MHz.
Komunikasi yang dilakukan masih bersifat satu arah.
2. Analog Cordless Telephones CT1
Telepon cordless analog ini beroperasi pada ekstension jaringan PSTN dan mempunyai daya
jangkau sekitar 200 m.
3. Digital Cordless Telephones CT2
Teknologi CT2 ini di Indonesia dikenal dengan sebutan telepoint. Sistem ini sangat cocok
digunakan pada daerah urban, suburban maupun daerah yang sulit dijangkau oleh jaringan kabel.
Dalam konfigurasi ini Cell Station (CS) berfungsi sebagai titik pembagi pelanggan yang
dihubungkan ke sentral lokal dengan menggunakan U-Interface (2 B+D) 2 wire. Salah satu
keuntungan mengaplikasikan konfigurasi ini adalah dapat mengoptimalkan sentral-sentral lokal
yang ada, namun persyaratan utama yang harus dipenuhi adalah sentral lokal tersebut harus
mempunyai kapabilitas CCS#7. Hal ini tersebut diperlukan untuk mengintegrasikan data
pelanggan PHS yang menginduk dari berbagai sentral lokal yaitu dengan menyediakan data
pelanggan berbasis teknologi IN. Maka pemisahan fungsi (akses, transport dan service)
dilakukan dengan fasilitas IN dan konsep yang terintegrasi ini sudah dapat dinyatakan sebagai
basis menuju FPLMTS/UMTS. Namun dari berbagai informasi pemasok PHS, untuk saat ini
hanya sentral NEAX61 yang dapat diintegrasikan ke jaringan PHS pada konfigurasi ini.
Telecommunication Technology Council telah menguji unjuk basis teknik pada standard
interface antara PS (Personal Staion) dan CS (Cell Station). Pada bulan April 1993 TTC
mengirimkan laporan standar interface ke MPT (Ministry of Post and Telecommunications of
Japan). Air Interface telah distandarisasi di RCR STD-28 oleh ARIB (Association of Radio
Industries and Businesses). Specification air interface RCR STD-28 yang dimaksud adalah
seperti dtabelkan berikut ini :
Fekwensi kerja (1895 - 1918.1) MHz
Frek spac. 300 KHz
Modulasi P / 4 shift QPSK
Metoda akses TDMA-TDD
Traffic channel / RF carrier 4 Ch.
Voice coding 32 Kbps/ADPCM
Radio Transmission rate 384 Kbps
CS Tx Power 500 mW atau lebih kecil
PS Tx Power 10 mW atau lebih kecil
Frequency planning Dynamic Channel Allocation (no frequency planning)
TDMA Frame 5 ms
Tabel 1. Air Interface PHS
Network interface antara CS dan jaringan digital telah distandarisasi sebagai JT-Q921-b, JTQ931-b dan JT-Q932-a oleh TTC (Telecommunication Technology Committee). Standarisasi
network interface berdasarkan interface ISDN, yang dimodifikasi untuk mendukung fungsi
spesifik PHS seperti lokasi registrasi, autentikasi dan handover.
Konsep Layanan PHS
PHS diharapkan dapat memenuhi komunikasi personal dan multimedia sebagai media
komunikasi yang mudah digunakan. Dengan teknologi sistem personal yang berbasis digital
cordless yang digunakan untuk PCS. Digital cordless dapat memberikan kualitas suara yang baik
dan privasi, sehingga dapat melayani pengguna jasa telekomunikasi pada area-area dengan
kepadatan pelanggan tinggi. Seperti dikatakan di atas, bahwa PHS dapat menjembatani antara
seluler dan telepon public.
Perkembangan dari sistem telekomunikasi mobile pada hakekatnya harus memenuhi beberapa
kategori :
o Efektif terhadap penggunaan frekuensi radio, dalam kenyataannya frekuensi radio adalah
terbatas dan dalam frekuensi yang sama tidak dapat digunakan pada waktu dan tempat yang
sama.
o Memungkinkan untuk service ke depan, syarat mutlak untuk menuju personal communications
o Sistem yang ekonomis, untuk service ke depan sistem akan menjadi semakin komplek dan
biayanya akan bertambah.
PHS adalah konsep baru sistem komunikasi yang menyediakan ekonomikal akses wireless
"anytime dan anywhere " untuk komunikasi personal. Hal-hal prinsip yang menunjang konsep
teknologi PCS/PCN telah disediakan oleh PHS yakni satu nomor untuk satu orang,
telekomunikasi dimana dan kapan saja, komunikasi bergerak dengan telepon genggam mungil
serta dengan harga dan tarif pulsa yang lebih terjangkau. Teknologi PHS juga mirip dengan
telepon cordless perumahan, tetapi menyelenggarakan feature-feature komunikasi digital
lanjutan. Fungsi ini mirip dengan seluler sistem, dapat melakukan handoff dari satu sel ke sel
yang lainnya tetapi sebatas kecepatan orang naik sepeda saja (sekitar 40 km/jam).
Konsep dari sistem PHS sebagai layanan PCS sesungguhnya adalah dapat diterapkan sebagai
home cordless phone, public service, wireless PABX dan walky talky
Telepon cordless
Biasanya dipakai di rumah-rumah, dan cukup membantu dalam hal mobilitynya walaupun sangat
terbatas sekali (harus dekat dengan telepon fixnya).
Wireless PBX
Digunakan sebagai telepn wireless di kantor-kantor. Sistem terdiri dari PS (personal station), CS
(cell station) dan wireless PBX. Interface wireless diantara PS dan CS distandarisasi oleh ARIB.
Feature pada aplikasi PHS pada sistem indoor adalah :
a. Bisa digunakan komunikasi anywhere di dalam kantor
b. Komunikasi bukan suara dapat diaplikasikan seperti fax dan terminal data
PHS merupakan sistem telekomunikasi yang dirancang sebagai PCS yang memiliki konsep
terminal mobility, personal mobility dan Service management. Ketiga konsep tersebut akan
dijabarkan sebagai berikut:
1). Terminal mobility
Terminal diharuskan dapat mangakses jasa telekomunikasi dari lokasi yang bergerak. Dan
terdapat dua hal yang dibutuhkan dalam mewujudkan konsep ini yaitu Common Air Interface
dan alokasi spektrum radio.
Common Air Interface
Common Air Interface merupakan faktor kritis pada PCS karena memberi jaminan terhadap
kompabilitas antar perangkat dari produk yang berbeda, sehingga pengguna PCS dapat
menggunakan terminal yang sama baik didalam gedung maupun diluar gedung, juga untuk
melakukan hubungan dengan jaringan PCS publik atau pribadi di manapun juga.
2). Personal Mobility
Personal mobility adalah kemampuan pengguna untuk mengakses jasa dari terminal manapun
dan kemampuan jaringan untuk melokalisir yang berasosiasi dengan pengguna, yang digunakan
untuk keperluan addressing, routing dan charging yang diwujudkan melalui personal directory
number atau universal personal number. Konsep ini memungkinkan pelacakan personal
dimanapun lokasinya tergantung pada jenis terminal, jenis jasa (suara atau data) dan jenis
aksesnya (akses radio atau kabel).
3). Service Management
Konsep ini memungkinkan pengguna untuk memiliki tingkat kontrol yang lebih tinggi terhadap
jasa yang ditawarkan baik jasa yang ditawarkan baik jasa voice maupun non-voice misalnya,
kemampuan untuk mengontrol kapan, siapa atau darimana dan ke terminal mana suatu panggilan
akan diteruskan, kemampuan untuk mengontrol jumlah tagihan dan lain-lain.
Sistem PHS pada penerapannnya menawarkan seamless service dimana terminal PHS yang sama
dapat digunakan di lingkungan publik, di perkantoran sebagai telepon extention ataupun sebagai
telepon cordless di rumah. Sistem ini termasuk portable personal station, cell station dan cordless
PABX. Sistem ini juga dapat dengan baik melayani servis network dan sebagai value-added
service dari jaringan PSTN/ISDN yang ada yaitu dengan memberikan layanan mobility baik
untuk layanan suara atau data.
Pasar PHS di Jepang
PHS dapat menyediakan service telekomunikasi bergerak dengan kecepatan rendah dan dengan
harga yang miring jika dibanding dengan sistem selular. Oleh karena itu PHS berpeluang untuk
merebut pasar service telepon seluler. Sesuai dengan ramalan kebutuhan oleh MPT, maka 30 %
dari penduduk Jepang akan menggunakan PHS, totalya sekitar 38 juta handset PHS akan
beroperasi sekitar tahun 2010. Gambaran ini diambil berdasarkan riset dengan menggunakan
kuesioner. Jika tiap satu keluarga membeli satu handset PHS maka akan menjadi 43 juta. Jika
tiap satu orang membeli handset PHS maka akan menjadi 100 juta yang beroperasi di Jepang.
Sekarang, telepon cordles sedang bertambah dengan cepat. Pada akhir tahun 1992, total
penjualan telepon cordless melebihi 14 juta unit. Tidak ada orang yang tidak pernah
menggunakan telepon cordless, sebab banyak digunakan oleh keluarga. Cordless telepon
memungkinkan mobility di dalam rumah dan kadang-kadang di luar rumah meskipun areanya
terbatas. Pada aplikasi indoor, maka segmen pasar PHS adalah perkantoran, industri , shoping /
mall atau residential seperti apartemen. Berbeda dengan teknologi seluler yang saat ini
beroperasi, PHS dikembangkan untuk aplikasi piko atau mikro seluler. Radius tiap cell station
antarra 100 500 m dengan transmit power 20 mW, 100 mW, 200 mW dan 500 mW. Dengan
transmit power yang rendah tersebut, maka jam pemakaian terminal pelanggan akan lebih lama
dibandingkan dengan terminal selular. Ukuran dan beratnyapun akan lebih kecil. Target awal
pemakai PHS pejalan kaki atau berkendaraan dengan kecepatan rendah, sehingga sangat cocok
untuk daerah yang mempunyai kepadatan yang tinggi, dimana kekuatan sinyal seluler rendah.
Ada Tiga operator PHS di Jepang adalah DDI Pocket, ASTEL dan NTT Personal. Dibandingkan
dengan seluler (Japanese Digital Cellular / JDC) harga terminal dan biaya bulanan akan lebih
kecil. Bisnis PHS tidak menempati pesaing langsung bagi bisniis seluler. Target pasar terbesar
PHS adalah para teenager (ABG, anak muda), ibu rumah tangga dan pelanggan dengan income
yang lebih rendah jika dibandingkan dengan pelanggan seluler.
Beberapa faktor yang menjadi keunggulan PHS di Jepang adalah sebagai berikut ::
Mempunyai skala ekonomis yang besar (7 juta pelanggan s/d Juni 1997)
Instalasi mudah, sehingga cepat diimplementasikan
Investasi yang efisien melelui tahapan-tahapan
Coverage are yang luas
(cell station).
Perbandingan PHS dengan Sistem Seluler
Adapun feature-feature PHS yang tidak terdapat pada sistem seluler adalah :
Handset lebih kecil dan umur operasi lebih lama, karena transmit powernya lebih kecil
CS yang lebih kecil dapat diinstal dimana saja, baik di underground shopping area, di dalam
atau di atap gedung
Handover PHS feasibel hanya untuk kecepatan terbatas
Perbandingan secara umum antara sistem seluler dengan sistem PCS dapat ditabelkan seperti
berikut ini :
ITEM PHS CELLULAR SYSTEM
Radius tiap CS < 500 m 1 sampai 15 km
Kemungkinan kecepatan handover Kecepatan rendah Kecepatan tinggi
Band frekuensi 1,9 GHz 800 MHz, 900 MHz, 1,8 GHz
Transmit power CS Max 500 mW 500 mW sampai 50 W
Ukuran CS Sekitar 1 10 liter Sekitar 1800 liter
Penggunaan Outdoor dan indoor (rumah dan kantor) Outdoor / vehicular
Service network Terhubung ke ISDN/PSTN Independen network
Daerah yang cocok Daerah urban atau suburban Area luas, railway dan main road
Kemungkinan PHS di Indonesia
Tahun 1998 akan merupakan tahun persaingan yang sangat keras di bidang telekomunikasi
nasional, baik telepon rumah biasa (pelanggan PSTN) maupun telepon seluler. Pertarungan di
PSTN lebih di masalah intern yang terkait pada masalah global dan regional, terutama dampak
krisis moneter. Pada sistem seluler lebih karena semakin banyaknya operator yang mendapat
lisensi dari pemerintah. Sampai sekarang ini ada tujuh operator seluler di Indonesia yang terdiri
dari satu NMT (Mobisel), tiga AMPS (Komselindo, Metrosel danTelesera) dan tiga GSM
(Satelindo, Telkomsel dan GSM XL). Tahun ini ada empat operator baru termasuk PHS (PCS) di
dalamnya. PT TELKOM (memiliki saham terbesar) bersama PT Indosat dan PT INTI sengaja
mengadop teknologi PHS sebagai PCS dengan akan didirikannya perusahaan yang bernama
TELKOM PERSONAL yang pada tahap pertama akan beroperasi di DIVRE II. Sedangkan
Indosat juga diberi kewenangan memiliki saham terbesar akan menerapkan PCS tetapi dari
teknologi DCS 1800. Bagi PT TELKOM, yang sudah banyak berkecimpung pada jaringan
telepon tetap, maka implementasi PHS di lapangan merupakan nilai tambah dari jaringan
PSTN/ISDN yang ada, yakni dengan memberikan layanan bergerak untuk suara atau data
terutama untuk kondisi perkotaan, maupun sebagai jaringan pribadi baik untuk cordless PBX di
perkantoran atau home cordless. Tetapi yang perlu mendapat perhatian besar adalah rekan rekan
kita di dinas operasional, apakah mereka sudah siap atau belum. Jangan sampai masalah-masalah
yang terdapat pada implementasi WLL akan terulang di PCS. Perlu adanya pelatihan-pelatihan
khusus untuk menangani PCS, karena berbeda dengan sistem sebelumnya, baik telepon kabel
atau WLL.
Dari sisi konsumen dengan diterapkannya PCS akan menambah pilihan berbagai macam
teknologi. Selain itu akan mengurangi jumlah harga puylsa yang harus dikeluarkan, dengan
alasan jika pada saat hubungan dengan kecepatan rendah, maka akan menggunakan PCS
sedangkan pada saat kecepatan tinggi menggunakan sistem selular. Apalagi dimungkinkan
dengan sistem dual mode, maka akan secara otomatis menyesuaikan tanpa harus diubah secara
manual. Dengan adanya krisis moneter ini, maka status proyek PCS/PCN saat ini baik dalam
skala regional maupun nasional ditunda untuk beberapa saat. Hal ini cukup beralasan karena
kalau kita bicara masalah telekomunikasi bergerak, maka hampir infrastrukturnya sekitar 90 %
adalah produk import.
C. Perkembangan Pager (radio panggil)
1. Pengertian media pager
Pager adalah media penerima pesan yang portable yang bekerja berdasar prinsip kode signal
radio pada frequency tertentu yang ditransmisikan melalui suatu provider . Pager dikenal juga
dengan sebutan beeper sebenarnya sudah dikenal dan digunakan sejak tahun 1921 oleh
kepolisian Detrot di Amerikauntuk keperluan pemanggilan yang bersifat darurat . Sebutan istilah
pager sendiri dikenal sejak tahun 1959 sejak Motorola membuat produk berupa alat penerima
pesan yang kecil dan portable yang dibawa oleh pemiliknya. Booming pemakaian pager baru
terjadi pada tahun 1980-an, sementara di Indonesia penggunaannya baru dikenal apada wal tahun
1990-an.
2. Sistem komunikasi media pager
Pola penggunaan pager adalah berawal dari pengiriman pesan oleh seseorang melalui provider
service pager yang ditujukan pada ID atau nomor pager tertentu. Pesan tadi dikirim oleh operator
provider ke pesawat pager yang dituju. Ketika pesan diterima maka alarm atau tanda berbentuk
vibrating akan berbunyi atau bergetar dan pesan dapat dibaca pada layar LCD yang terdapat
dalam pesawat pager. Pesan yang disampaikan akan diterima oleh pesawat pager selama masih
dalam jangkauan pemancar dari service provider yang bersangkutan. Sehingga ini menjadi
kendala tersendiri bagi efektivitas penyampaian pesan melalui media ini karena pemancar
service provider tergolong langka dan jarang. Kekurangan lainnya media ini mengandalkan pada
keterbacaan karena pesan berupa kata-kata selain itu pesan yang disampaikan sangat terbatas dan
tidak bisa digunakan untuk menyampaikan pesan yang kompleks . Yang paling utama kekurangn
media ini adalah penerima pesan atau pemilik peswat pager tidak bias langsung menyampaikan
feedbacknya. Namun bagi pengirim pesan ia tidak harus memiliki pesawat pager untuk mengirim
pesan. Kelebihan lainnya media ini relatif lebih murah dan cepat dalam penyampaia pesannya.
Gambar 7 radio panggil
D. Sistem Komunikasi Bergerak Seluler
Sistem komunikasi yang digunakan untuk memberikan layanan jasa Telekomunikasi bagi
pelanggan bergerak. Disebut sistem cellular karena daerah layanannya dibagi-bagi menjadi
daerah yang kecil-kecil yang disebut CELL.
SIFAT : Pelanggan mampu bergerak secara bebas di dalam area layanan sambil berkomunikasi
tanpa terjadi pemutusan hubungan
Cellular dalam bahasa inggris untuk selular yang artinya adalah sistim komunikasi jarak jauh
tanpa kabel, selular adalah bentuk kmunikasi modern yang ditujukan untuk menggantikan
telepon rumah yang masih menggunakan kabel .
DEFINISI CELL adalah Area Cakupan (coverage area) dari Radio Base Station
Sel menunjukkan cakupan sinyal
Sel berbentuk heksagonal ( atau bentuk yang lain ) hanya digunakan untuk mempermudah
penggambaran pada layout perencanaan
Macam-macam :
Omni Cell
Sectored Cell
Ukuran :
Makrocell (>5km)
Microcell (3-<5km),Picocell (<1km)
Yang mendasari perkembangan :
Keterbatasan spektrum frekuensi
Efisiensi penggunaan spektrum frekuensi
Parameter Dasar
Frequency Reuse
konsep Hand Off
E. Pengertian & sejarah telepon seluler
Telepon seluler adalah merupakan salah satu aplikasi penggunaan teknologi telekomunikasi nir
kabel atau wirelles telecomunication yang bersifat portable. Istilah cellular sendiri didasarkan
pada penggunaan stasiun yang memiliki banyak pemancar untuk mengcover area dan
memindahkan signal telephone secara berantai yang disebut cell. Setiap cell umumnya mampu
mencover area seluas 48 sampai dengan 53 kilometer. Untuk menstramisikan signal signal
pesan digunakan teknologi fiber optik atau menggunakan teknologi microwave. Inovasi
teknologi ini tak lepas dari perjalanan telepon mobil tahun 1910 yang ditemukan oleh Lars
Magnus Ericsson. Pria asal Swedia ini tak lain pendiri bisnis telekomunikasi yang kelak kita
kenal dengan Ericsson (kini Sony Ericsson). Sebelumnya Ericsson hanyalah sebuah perusahaan
kecil dengan memfokuskan bisnis pada peralatan telegraf. Telepon mobil kemudian juga dipakai
oleh Departemen Kepolisian Detroit Michigan tahun 1921. Saat itu hampir semua mobil polisi
dilengkapi dengan peralatan komunikasi yang memudahkan pemantauan gerakan aparat. Sistem
operasinya menggunakan frekuensi di bawah 2 MHz. Sekitar 20 tahun kemudian, revolusi
bidang telekomunikasi itu pun dimulai. Sejalan dengan penemuan komponen baru seperti
gulungan kabel dan tabung triode, para peneliti mulai merancang sebuah alat telekomunikasi
yang bisa digunakan tanpa kabel. Terlebih saat mikroprosesor yang kecil ukurannya dan
teknologi digital ditemukan. Dengan komponen ini, biaya bisa ditekan.Di Amerika sendiri,
teknologi seluler baru dikembangkan setelah Perang Dunia II. Teknologi seluler sesungguhnya
berisi sel-sel dengan berbagai macam model. Setiap sel memiliki base station dengan pancaran
pada range 900 hingga 1.800 MHz. Dari base station kemudian dipancarkan ke jangkauan area
yang bisa mencapai puluhan kilometer. Melihat celah pemanfaatan teknologi radio, kemudian
memacu berbagai perusahaan untuk melakukan bisnis di bidang ini. Di Skandinavia, Ericsson
melancarkan bisnis telekomunikasi hingga Stockholm pernah disebut sebagai kota dengan
penggunaan telepon paling gencar. Begitu halnya dengan Finlandia. Tahun 1960, Finnis Cable
Works yang semula berbisnis di bidang kabel melakukan ekspansi dan mendirikan divisi
elektronik. Bjorn Westerlund, sang presiden perusahaan itu dua tahun kemudian
mengembangkan bisnis transmisi radio. Namun baru setahun kemudian, bidang telekomunikasi
disabet untuk memperkuat jajaran bisnis elektronik. Dan di tahun 1967, Westerlund giat
mendirikan perusahaan yang kelak kita kenal dengan nama Nokia. Telepon mobile alias telepon
bergerak kemudian menjelma menjadi peralatan bagi orang- orang yang memiliki mobilitas
tinggi. Era 1970-an, di Eropa Nokia dan Ericsson menjelma menjadi sebuah perusahaan
telekomunikasi yang besar. Di Amerika, Motorola pun unjuk gigi. Telepon bergerak tadi disebut
sebagai crude mobile phone atau telepon mobil yang menggunakan frequency terbatas dan cell
yang kecil. Testing pertama telepon seluler modern baru dilakukan pada tahun 1970 oleh
Illionois Bell di Chicago dan baru pada pertengahan tahun 1990 dimasyarakatkan dan menjadi
alat bisnis ketika Federal Communications Commission (FCC) memberlakuakn perijinan
penggunaan teknologi wirelles telecomunication bagi masyarakat luas. Di Indonesia, liberalisasi
bisnis seluler dimulai sejak tahun 1995, saat pemerintah mulai membuka kesempatan kepada
swasta untuk berbisnis telepon seluler dengan cara kompetisi penuh. Bisa diperhatikan,
bagaimana ketika teknologi GSM (global system for mobile) datang dan menggantikan teknologi
seluler generasi pertama yang sudah masuk sebelumnya ke Indonesia seperti NMT (nordic
mobile telephone) da AMPS (advance mobile phone system). Ketika di tahun 1980-an, teknologi
Global System for Mobile Communication (GSM) datang ke Indonesia, maka para operator
pemakai teknologi AMPS (Advanced Mobile Phone System) menghilang. Kemudian muncul
Satelindo sebagai pemenang, yang kemudian disusul oleh Telkomsel. Dan pada akhirnya
teknologi GSM lebih unggul dan berkembang pesat ini dikarenakan kapasitas jaringan lebih
tinggi, karena efisiensi di spektrum frekuensi dari pada teknologi NMT dan AMPS. Dalam kurun
waktu hampir satu dekade, teknologi GSM telah menguasai pasar dengan jumlah pelanggan
lebih dari jumlah pelanggan telepon tetap. Di Indonesia, liberalisasi bisnis seluler dimulai sejak
tahun 1995, saat pemerintah mulai membuka kesempatan kepada swasta untuk berbisnis telepon
seluler dengan cara kompetisi penuh.
Ada beberapa teknologi tanpa kabel untuk teknologi selular ini:
a. CDMA (Code Division Multiple Access), menggunakan teknologi spreadspectrum untuk
mengedarkan sinyal informasi yang melalui bandwith yang lebar (1,25 MHz). Teknologi ini
asalnya dibuat untuk kepentingan militer, menggunakan kode digital yang unik, lebih baik
daripada channel atau frekuensi RF Traffic Channel CDMA
b. AMPS (Advanced Mobil Phone Service) merupakan teknologi analog yang menggunakan
FDMA (Frequency Division Multiple Access) untuk membagibagi bandwith radio yang tersedia
ke pada sejumlah channel diskrit yang tetap. Dengan AMPS, bandwith 1,25 MHz yang diberikan
untuk penggunaan selular dibagi menjadi channel dengan lebar 30 KHz, masing-masing hanya
dapat melayani satu subscriber pada satu waktu. Satu subscriber mengakses sebua channel maka
tidak satupun subscriber lainnya dapat mengakses channel tersebut sampai panggilan pertama itu
berhenti atau handed-off ke base station lainnya. Traffic Channel FDMA
c. TDMA (Time Division Multiple Data), merupakan sebuah teknologi digital, sama halnya yaitu
dengan membagi-bagi spektrum yang tersedia kepada sejumlah channel diskrit yang tetap,
meskipun masing-masing channel merepresentasikan time slot yang tetap daripada band
frekunesi yang tetap. Sebagai contoh yang mengimplementasikan teknologi TDMA adalah GSM,
yang membagi carriers berlebar 2300 KHz menjadi delapan time-division channel. GSM (global
sistem for mobile) adalah teknologi yang berbasis TDMA Traffic Channel TDMA
d. UMTS (Universal Mobile Telecomunication Access) merupakan salah system generasi ketiga
yang dikembangkan di Eropa. dirancang sehingga dapat menyediakan bandwith sebesar 2
Mbits/s. Layanan yang dapat diberikan UMTS diupayakan dapat memenuhi permintaan pemakai
dimanapun berada, artinya UMTS diharapkan dapat melayani area yang seluas mungkin, jika
tidak ada cell UMTS pada suatu daerah dapat di route-kan melalui satelit. Frekeunsi radio yang
dialokasikan untuk UMTS adalah 1885-2025 MHz dan 2110-2200 MHz. Pita tersebut akan
digunakan oleh cell yang kecil (pico cell) sehingga dapat memberikan kapasitas yang besar pada
UMTS
a. Sistem Komunikasi telepon seluler
Secara konsep jaringan telepon seluler mirip dengan telepon kabel, namun berbeda pada
penggunaan media perantaranya. Pada sistem telepon seluler menggunakan base station yang
berfungsi sebagai stasiun penghubung dalam proses pengiriman dan penerimaan pesan yang
masih dalam kawasan liputannya Setiap liputan yang dilakukan base station disebut sel (cell)
yang mampu menjangkau luas wilayah beberapa puluh kilometer.
b. Sistem telepon seluler
Di kenal beberpa sistem dalam penggunaan telepon selular, yang pertama kali muncul adalah
sistem yang diberlakukan di Amerika yang disebut dengan AMPS (advanced mobile phone
sistem) yang masih menggunakan sistem analog. Di Indoensia layanan jasa ini diselenggarakan
oleh Metrosel dan /komselindo Sistem yang kedua adalah sistem NMT atau Nordic Mobile
Telephone yang dikembangangkan oleh Ericsson dari Swedia dan berlaku dinegara Skandinavia.
Di Indonesia layanan jasa ini diselenggarakan oleh Mobisel. Sistem ini juga masih bersifat
analog. Selain sistem tersebut masih ada sistem lain yangtidak berlaku di Indonesia yaitu CNET
yang dikembangkan oleh Siemens sementara di Perancis beroperasi sistem RC-200. Masingmasing sistem analog tersebut dikembangkan dengan teknologi yang berbeda, sehingga tidak ada
kompatibilitas satu dengan yang lain. Akibatnya setiap sistem hanya dapat dioperasikan di
wilayah negara yang tertentu. Pengembangan masing-masing sistem analog yang beroperasi
hanya nasional disebabkan adanya orientasi interest yang berbeda bagi masing-masing pengelola
akibatnya, pemasaran terbatas hanya satu negara dan tidak dapat mendapatkan jumlah pelanggan
yang cukup besar. Tetap diperlukan dukungan infrastruktur yang lengkap dan mahal, sehingga
konsekuensinya adalah timbulnya harga jual yang mahal serta biaya pemakaian yang cukup
tinggi. Oleh sebab itu pemakai selular terbatas hanya mereka yang benar-benar mampu dan
memerlukan, bukan sebagai sarana telekomunikasi yang mencapai segenap lapisan masyarakat.
Atas dasar pemikiran tersebut dan tanpa menguntungkan salah satu sistem yang telah beroperasi
serta untuk menciptakan sistem yang jauh lebih baik dari yang sudah ada, maka Perancis (France
Telecom) dan Jerman (Bundespost) sepakat untuk memelopori munculnya teknologi digital
selular yang kemudian dikenal dengan nama GSM atau Global System For Mobile
communication. GSM adalah sistem telepon seluler yang bersifat digital dan bukan analog sejak
ditawarkannya sistem ini pada tahun 1992 maka kini telah 72 negara yang menggunakan sistem
ini. Di Indoensia sendiri layanan jasa ini memang populer dan hampir 90 % pasar telepon seluler
dikuasai oleh sistem GSM. Penyedia layanan sistem ini adalah SATELINDO,
EXCELCOMONDO, TELKOMSEL.
Perbedaan antara sistem AMPS dan GSM adalah sebagai berikut :
a. Jika layanan AMPS mengalami masalah pada luas cakupan wilayah yang mampu di
cover sebatas hanya beberapa kilometer sementara GSM dengan sistem digital
mampu melintas batas negara
b. Layanan sistem AMPS tida kompatibel dengan GSM, sementara GSM kompatibel
dengan layanan AMPS
c. Melalui layanan GSM seseorang tidak perlu memiliki ponsel sendiri cukup dengan
Setelah teknologi GSM dan GPRS, keluarlah teknologi WCDMA. WCDMA dengan membeli
SIM Card atau kartu Subscriber Identity Module. Sementara layanan AMPS
tidak menggunakan sistem kartu.
menggunakan universal mobile telecommunications standard (UMTS), atau yang lebih dikenal
sebagai teknologi 3G ini.
NMT 450, Nerdic mobile telephone, standart komunikasi seluler analog yang bekerja pada
frekuensi 450 MHz. Standart ini di kembangkan dan digunakan oleh Negara-negara Nordic pada
tahun 1980.ahun 1985
AMPS, Advanced mobile phone system, standart komukasi seluler analog yang bekerja pada
frekuensi 800 MHz. Standart ini dikemangkan dan digunakan pada tahun 1983.
TACS, Total Access communicatin system , standart komunikasi seluler analog serupa dengan
AMPS hanya bekerja pada frekuensi 900 MHz. Standart ini dikembangkan dan digunakan tahun
1985.
NMT 900, Nordic mobile telephony, standart komunikasi seluler analog yang bekerja pada
frekuensi 900 MHz. Standart ini dikembangkan dan digunakan di Negara Nordic tahun 1986.
b. Sistem Seluler Digital CDMA
CDMA merupakan singkatan dari Code Division Multiple Access yaitu teknik akses jamak
(Multiple Access) yang memisahkan percakapan dalam domain kode. CDMA merupakan
teknologi digital tanpa kabel (Digital Wirless Teknologi) yang pertama kali dibuat oleh
perusahaan Amerika Qualcomm CDMA merupakan beberapa penggunaan dari berbagai
spektrum frekuensi yang sama tanpa ada pembicaraan ganda. Hal ini menyebabkan CDMA lebih
tahan terhadap interferensi dan noise. Untuk menandai user yang memakai spektrum frekuensi
yang sama, CDMA menggunakan kode yang unik yaitu PRCS (Pseudo Random Code
Sequence) Berbeda dengan FDMA (frequency Division Multiple Access) dan TDMA (Time
Division Multiple Access), maka CDMA menggunakan waktu dan Frequency yang sama dalam
akses untuk masing-masing user. Penggunaan frekuensi dan waktu yang sama menyebabkan
CDMA rentan terhadap interferensi. Semakin besar interferensi yang terjadi maka kapasitas
CDMA semakin kecil. Code Division Multiple Access (CDMA) adalah sebuah teknologi
nirkabel digital yang dipelopori dan dikembangkan secara komersial oleh QUALCOMM.
CDMA bekerja dengan cara mengubah percakapan atau suara menjadi informasi digital, yang
kemudian ditransmisikan sebagai sinyal radion melalui jaringan nirkabel. Menggunakan sebuah
kode unik untuk memilah tiap jenis panggilan, CDMA membuat banyak orang bisa berbagi
gelombang dalam satu waktu, tanpa gangguan. Diperkenalkan secara komersial pada tahun 1995,
CDMA segera menjadi salah satu teknologi nirkabelyang paling cepat berkembang. Pada tahun
1999, International Telecommunications Union memilih CDMA sebagai standar industri bagi
sistem nirkabel baru "generasi ketiga" (3G). CDMA membawa manfaat yang besar dan berada
diatas teknologi serupa yang lain untuk saat ini. CDMA menawarkan kapasitas jaringan yang
terbesar untuk melayani lebih banyak pelanggan dengan biaya infrastrukstur yang sama. CDMA
menawarkan kecepatan transmisi data paling tinggi diantara yang lain. Setiap user/pemakai di
assign dengan bilangan biner yang dinamakan Direct Sequence code (DCS) ketika terjadi
panggilan. DCS adalah signal yang dibangkitkan oleh linier Modulation dengan wideband
Pseudorandom Noise (PN) sequence, sehingga Direct Sequence CDMA menggunakan wider
signal dari pada FDMA maupun TDMA. Wideband signal berfungsi untuk mengurangi
interference dan dapat melakukan frekuensi reuse antar cell berlangsung bardampingan. Seluruh
pengguna ada bersama-sama dalam range spektrum radio frekuensi. Kode-kode dibagi pada MS
dan BS yang disebut Psendorandom Noise (PN) sequence. Masing- masing kode/pemakai adalah
layer dan secara simultan ditransmisikan ke seluruh carrier. Keunikan dari CDMA adalah jumlah
phone call yang dapat dihandle oleh carrier terbatas dan jumlahnya tidak pasti. Kanal trafik
dibuat dengan penentuan masing-masing pengguna kode dengan carrier. Teknik CDMA pada
awalnya disebut dengan CDMA One yang merupakan teknologi generasi kedua (2G). Versi
revisinya IS-95 yang menjadi basis system komersial CDMA 2G seluruh dunia. Dengan
kecepatan koneksi 14,4 kbps. Kemudian CDMA merevisi stndar menjadi IS-95B. sistem
CDMA 2,5 G ini menawarkan kecepatan 64 kbps. Pada CDMA2000 1X bisa memiliki kapasitas
suara dua kali lipat pada jaringan CDMAOne dan mengalirkan kecepatan data maksimal 307
kbps untuk keadaan bergerak. Sedangkan CDMA2000 1X EV sendiri meliputi CDMA2000 1X
EV-DO (data only) yang bisa mengirimkan data sampai 2,4 Mbps dan mendukung aplikasi
seperti konferensi video. Varian lainnya adalah CDMA2000 1X EV-DV yang mengintegrasikan
voice dan layanan multimedia data paket berkecepatan tinggi secara simultan pada kecepatan
3,09 Mbps. Kemajuan yang dicapai CDMA tampaknya juga berkaitan dengan harapan dari
International Telecommunication Union (ITU). Lembaga yang bekerja dengan badan-badan
industri seluruh dunia menentukan standar dan kebutuhan teknis yang diperuntukkan bagi sistem
3G melalui program IMT-2000 (International Mobile Telecommunication-2000) yang merupakan
standar telekomunikasi 3G. Kebutuhan bagi jaringan IMT-2000 adalah sejumlah perbaikan
kapasitas dan
efisiensi spektrum melalui sistem 2G dan mendukung layanan data pada kecepatan transmisi
minimum 144 kbps untuk kondisi bergerak (outdoor) dan 2 Mbps dalam keadaan diam (indoor).
CDMA 2000 memiliki parameter sistem dan implementasi yang cukup berbeda, sehingga dalam
beberapa hal WCDMA dan CDMA 2000 berbeda. Meskipun demikian, banyak usaha-usaha yang
sedang dilakukan untuk mengurangi perbedaan diantara keduanya untuk menekan biaya dan
kompleksitas bagi masa depan jaringan nirkabel yang didukung oleh kedua teknologi ini.
WCDMA merupakan sebuah teknologi banyak akses yang menggunakan modulasi DS-SS dan
dapat menyediakan fasilitas pengaksesan pengguna ke jaringan Public Switched Telephone
Network (PSTN) serta dapat mengirimkan layananlayana suara, data, faksimili, ataupun
multimedia. Teknologi ini berbeda dengan teknik akses radio konvensional yang menggunakan
teknik pembagian lebar bidang frekuensi yang tersedia ke kanal narrow atau kedalam slot waktu.
Teknologi WCDMA dalam mengakses data dilakukan secara terus menerus cellebar bidang
frekuensi tertentu (5-15 MHz). Beberapa keunggulan WCDMA adalah tahan terhadap
interferensi, memiliki efisiensi tinggi dan kapasitas tinggi bila diterapkan dalam konfigurasi
multicell, kemampuan transfer data yang tinggi sampai 384 Kbps untuk area luas dan 2 Mbps
untuk area dalam, dapat digunakan untuk komunikasi multimedia, tidak memerlukan sinkronisasi
antar BTS, memiliki biaya infrastruktur yang rendah, dan mendukung Antena Array Adaptive
serta deteksi multiuser.
Ciri Ciri CDMA
a. Menggunakan Coding :
1) Satu ruang (cell) dengan sejumlah pasangan
2) Udara sebagai media
3) Menggunakan coding system
4) User lain dapat bergabung bersama sampai noise tertentu.
b. Spread Speactrum Technology
1) Pseudorandom Modulation
2) Anti Jamming
3) Low Probability Intercept
Teknik yang digunakan untuk penyebaran/modulasi signal CDMA :
1. Direct Sequence yaitu memodulasi carrier dengan kode digital dengan bit rate lebih tinggi dari
bandwidth signal informasi.
2. Frekwensi Hoping yaitu mengkopi carrier radio dari frekuensi ke frekuensi dalam beberapa
detik. Gambar 5. spectrum sinyal frekuensi
CDMA membutuhkan tingkatan sinkronisasi yang tinggi antara Base Station. Kode digital yang
diassign untuk masing-masing pemakai, CDMA menambahkan suatu spesial kode
(Pseudorandom Noise) pada signal yang berulang setelah waktu yang tertentu. Antara Base
Station dalam satu sistem dibedakan dengan trasmisi yang berbeda kode dari waktu yang
diberikan. BS mengirim versi time offset (waktu pengganti) dengan psendorandom number yang
sama. Untuk menyakinkan bahwa time offset menggunakan remain unik masing-masing, CDMA
BS harus tetap sinkron dengan time reference yang umum. Bahasa masing-masing pasangan
menjadi FILTER. Kita dapat terus menambahkan pasangan yang berbicara dalam bahasa yang
berbeda sampai batas background noise (interferensi dari user lain). Dengan pengontrolan
volume suara/signal strength dari seluruh untuk tidak melebihi dari yang dibutuhkan,maka kita
akan mendapat banyak user per-carrier. jumlah maksimum user per-cerrier tergantung pada
jumlah aktifitas masing-masing carrier tergantung kepada jumlah aktifitas masing-masing carrier
dan hal ini tentunya tidak pasif. Pada CDMA voise dan data ditransmisikan dengan carrier
1,25Mhz. Jumlah cannel yang dibutuhkan pada masing-masing cell site tergantung pada:
a. Jumlah trafik
b. Data
c. Soft Handoff dari sistem
Struktur kanal pada CDMA 2000 1X terbagi menjadi dua arah dari BS ke MS. kanal fisiknya
dibedakan menjadi kanal dedicated dan common. Dedicated Physical Channel (DPHCH)
merupakan kumpulan semua kanal fisik yang membawa informasi yang sifatnya point to point
antara BS dan MS. Sedangkan common physical channel (CPHCH) merupakan kumpulan semua
kanal fisik yang membawa informasi akses, sifatnya point to point, multi point antara BS dan
MS. Kanal CDMA terdiri dari LOGICAL CHANNEL sebagai berikut:
a. Kanal Trakfik Forward.
Kanal trafik ini membawa (carry) Phone call yang sesungguhnya dan membawa voice dan power
control informasi MS dari BS ke pesawat pelanggan.
Forward channel meliputi power control dan power bit control yang berfungsi untuk meminta
MS untuk menaikkan atau menurunkan daya yang dipancarkan. Panjang frame forward channel
sebesar 20 ms yang dibagi menjadi 16 channel, besar tiap channelnya 1.25 ms. Tiap power
control channel mempunyai bit control power, dimana kecepatan dari reverse fast powernya
adalah 800 bps.
fungsi dari forward channel
1. F-PICH (Forward Pilot Channel)