Anda di halaman 1dari 3

Pembahasan

Uji Ambang Asam


Pada sample larutan asam sitrat dengan konsentrasi 0%, 0.01%, 0.02%, 0.04%, 0.06%,
0.08%, 0.1%, 0.12%, dan 0.14% panelis berhasil mendeteksi adanya perbedaan antara air
putih biasa dengan larutan asam sitrat. Namun pada konsentrasi 0% terdapat 2 panelis
yang mengartikan bahwa larutan tersebut berasa asam sitrat padahal larutan tersebut
adalah air putih biasa. Pada uji ambang asam, diperoleh kesan pada konsentrasi asam 0%
yaitu sebanyak 2 panelis, konsentrasi asam 0.01% yaitu sebanyak 6 panelis, konsentrasi
0.02% sebanyak 9 panelis, konsentrasi 0.04% yaitu sebanyak 23 panelis, konsentrasi
0.06% yaitu sebanyak 28 panelis, konsentrasi 0.085 yaitu sebanyak 28 panelis,
konsentrasi 0.1% dan 0.12% yaitu sebanyak 30 panelis, dan konsentrasi 0.14% yaitu
sebanyak 29 panelis.
Pada percobaan uji ambang asam, indra yang lebih berperan dalam mengidentifikasi
produk adalah indra pencicipan atau indra pengecap. Indra pencicipan berfungsi
memberikan informasi kepada kita tentang makanan dan minuman yang kita konsumsi.
Reseptor pengecap terletak pada permukaan atas lidah dan faring dan laring yang terletak
didekatnya. Pada uji ambang asam diperoleh nilai ambang mutlaknya yaitu konsentrasi di
atas 0.02% dan di bawah 0.04% dimana pada konsentrasi tersebut sebanyak 50% panelis
dapat mendeteksi adanya rasa asam. Untuk nilai ambang pengenalannya yaitu konsentrasi
di atas 0.04% dan di bawah 0.06% dimana pada konsentrasi tersebut sebanyak 75%
panelis dapat mendeteksi adanya rasa asam. Untuk nilai ambang batasanya yaitu pada
konsentrasi 0.01%. Sedangkan pembedanya yaitu 0.01%. Setelah melakukan
perhitungan, nilai ambang rata-rata yang diperoleh untuk uji asam adalah 0.03, artinya
rata-rata panelis mampu mendeteksi adanya rasa asam yang dimulai pada konsentrasi
0.03%. Namun pada percobaan uji asam terjadi kekeliruan, dimana untuk konsentrasi 0%
terdapat 2 panelis yang mengartikan bahwa larutan tersebut berasa asam padahal
hanyalah air putih biasa.
Uji Ambang Manis
Pada sample larutan gula dengan konsentrasi 0%, 0.25%, 0.5%, 1%, 1.5%, 2%, 2.5%,
3%, dan 3.5% panelis berhasil mendeteksi adanya perbedaan air putih biasa dengan
larutan gula. Hal ini dapat diartikan bahwa kemampuan panelis merasakan perbedaan
rasa antara air putih dengan larutan gula di mulai pada konsentrasi 0.25%. Pada uji
ambang manis, diperoleh kesan pada konsentrasi gula 0% yaitu sebannyak 0 panelis,
konsentrasi 0.25% yaitu sebanyak 3 panelis, konsentrasi 0.5% yaitu sebanyak 12 panelis,
konsentrasi 1% yaitu sebanyak 22 panelis, konsentrasi 1.5% yaitu sebanyak 29 panelis,
konsentrasi 2% yaitu sebanyak 30 panelis, konsentrasi 2.5% yaitu sebanyak 29 panelis,
konsentrasi 3% yaitu sebanyak 30 panelis, konsentrasi 3.5% yaitu sebanyak 30 panelis.
Pada uji ambang manis diperoleh nilai ambang mutlaknya yaitu konsentrasi di atas 0.5%
dan dibawah 1% dimana pada konsentrasi tersebut sebanyak 50% panelis dapat
mendeteksi adanya rasa manis. Untuk nilai pengenalannya yaitu konsentrasi di atas 1%
dan di bawah 1.5% dimana pada konsentrasi tersebut sebanyak 75% panelis dapat
mendeteksi adanya rasa manis. Se5telah melakukan perhitungan, nilai rata-rata yang
diperoleh untuk uji manis adalah 0.7%, artinya rata-rata panelis mampu mendeteksi
adanya rasa manis yang dimulai pada konsentrasi 0.7%

Rasa manis ditimbulkan oleh senyawa organik alifatik yang mengandung gugus OH
seperti alcohol, beberapa asam amino, aldehina, dan gliserol. Sumber rasa manis terutama
berasal dari gula atau sukrosa dan monosakarida.
Dari pengujian ambang rasa, terdapat beberapa panelis salah mendeteksi rasa pada
konsentrasi yang seharusnya tidak memiliki rasa. Faktor-faktor yang mempengaruhi
pendektesian panelis adalah kondisi fisiologis, pemilihan sample awal, kesalahan teknis,
air penetral tercampur, kebersihan sendok, dan waktu yang disediakan. Kondisi fisiologis
indra pengecap dapat mempengaruhi panelis dalam mendeteksi rasa. Pemilihan awal
sample yang kurang tepat dapat mencampuri rasa dari sample lain, apabila panelis
mengambil sample awal dengan konsentrasi tinggi, kemungkinan sample yang tidak
mempunyai rasa akan memiliki rasa akibat konsetrasi tinggi masih meninggalkan rasa.
Kesalahan teknis dari panelis dan penyaji dapat memberikan penilaian yang berbeda atau
tidak sesuai dengan apa yang diharapkan kesalahan dalam membuat larutan dan
memberikan label untuk setiap sample dapat memberikan kesalahan penilaian oleh
panelis, serta pengisian yang salah saat mengisi form uji akan mempengaruhi data. Air
penetral yang seharusnya berfungsi untuk menetralkan lidah bisa menjadi tidak berfungsi
akibat tercampur pada saat penuangan awal atau tercampur pada saat panelis sedang
melakukan pengujian. Sendok yang tidak terbilas denagn baik dapat memberikan
penilaiana yang salah karena masih tertinggalnya sisa rasa dari sample sebelumnya.
Waktu yang disediakan untuk panelis dalam melakukan pengujian secara tidak langsung
akan mempengaruhi hasil penilaian. Waktu yang terbatas akan memberikan beban pikiran
kepada panelis unytuk lebih cepat mendeteksi rasa. Keadaan akan berbeda jika panelis
diberikan waktu yang lebih lama atau tidak tebatas, panelis akan lebih tenang tanpa beban
pikiran sehingga lebih teliti dan cermat dalam mendeteksi rasa.
Uji Ambang Asin
Pada sample larutan garam dengan konsentrasi 0%, 0,01%, 0,2%, 0,3%, 0,6%, 0,9%,
1,2%, 1,5% dan 1,8% panelis berhasil mendeteksi adanya perbedaan antara air putih
biasa dengan larutan garam. Pada uji ambang asin, diperoleh kesan pada konsenterasi
garam 0,01% yaitu sebanyak 7panelis, konsentrasi 0,2% yaitu sebanyak 23 panelis,
konsentrasi 0,3% dan 0,6% masing-masing sebanyak 29 panelis dan konsentrasi garam
0,9% dan 1,2% masing-masing sebanyak 30 panelis.
Pada uji ambang asin diperoleh nilai ambang mutlaknya yaitu konsentrasi diatas 0,01%
dan dibawah 0,2% dimana pada konsentrasi tersebut sebanyak 50% panelis dapat
mendeteksi adanya rasa asin. Untuk nilai ambang pengenalannya yaitu kosentrasi di atas
0,01% dan dibawah 0,2% dimana pada konsentrasi tersebut sebanyak 75% panelis dapat
mendeteksi adanya rasa asin. Setelah melakukan perhitunga, nilai ambang rata rata yang
diperoleh untuk uji asin adalah 0,13%, artinya panelis mampu mendeteksi adanya rasa
asin yang dimulai pada konsentrasi 0,13%.
Kesimpulan
Kemampuan panelis dalam membedakan rasa asam, manis, dan asin memiliki hasil yang
berbeda-beda. Lanjut hali ini di pengaruhi oleh kemampuan dan kepekaan indra pengecap
dari tiap panelis berbeda beda.rasa manis lebih mudah di kendali karena dengan
konsentrasi yang tinggi di bandingkan rasa asin dan manis dari panelis.hal ini di dasarkan

nilai ambang rata-rata panelis terhadap tiap rasa (asam sebesar 0,03 manis sebesar 0,07
dan asin sebesar 0,13).hal ini menunjukan bahwa indra pengecap memiliki kepekaan
yang berbeda-bedaa terhadap rasa yang di timbulkan.lanjut tingkat kepekaan indra rasa
dari mudah di kenali adalah manis,asin dan asam
Saran
Sebaiknya penyaji memberikan waktu yang lebih lama agar panelis lebih teliti dan tidak
terburu buru dalam menguji ambang rasa.panelis sebaiknya lebbih teliti dan sabar dalam
menlakukan pengujian.perhatikan tata cara dan teknik dalam pengujian dari hasil yang di
dapat sesuai dengan riteratur yang telah di tentukan.

Anda mungkin juga menyukai