Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

SISTEM PERBANKAN INDONESIA


(SPI)
Drs. Said Credenda Arismunandar M.Si

Oleh
1. Indira Putri Kusuma
2. Aurin Ayudia Damayanti
3. Rizqa Akbar Romdloni
4. Andhika Ridho Baskoro
5. Ilham Yusuf
6. Ahmad Rivai Pasa
7. Johannes Christino David

(1406634471)
(1406634622)
(1406634673)
(1406634780)
(1406634843)
(1406635013)
(1406635070)

2.1
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karena atas
berkat dan limpahan rahmatnyalah maka kami telah menyelesaikan sebuah karya tulis dengan
tepat waktu.
Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah makalah dengan judul "Sistem
Perbankan Indonesia", yang mempunyai sup pokok bahasan sebagai berikut ini :
a.
b.
c.
d.

Bank Umum
Bank Syariah
Bank Perkreditan Rakyat
Bank Campuran

Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang besar bagi
kita semua terutama para pembaca agar lebih memahami hal yang berkaitan dengan
perbankan di Indonesia.
Sebelumnya penulis lebih dahulu meminta maaf dan memohon permakluman bila mana isi
makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang kurang tepat, oleh karena diharapkan atas
kritik dan saran para pembaca.
Dengan ini penulis mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan
semoga Tuhan Yang Maha Esa memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan
manfaat bagi kita semua yang akan berguna dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Depok, 28 September 2014

Penulis

3.1
DAFTAR ISI

1.1 Halaman Judul .....................................................................................................................1


2.1 Kata Pengantar ....................................................................................................................2
3.1 Daftar Isi ..............................................................................................................................3
4.1 Isi .........................................................................................................................................4
4.1 Bank Umum ..............................................................................................................
4.2 Bank Syariah .............................................................................................................
4.3 Bank Perkreditan Rakyat ...........................................................................................
4.4 Bank Campuran .........................................................................................................
5.1 Penutup ..................................................................................................................................
6.1 Daftar Pustaka .......................................................................................................................

4.1
BANK UMUM

A. Pengertian
Pada Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, Bank disebutkan sebagai
badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya
dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan
atau berdasarkan prinsip syariah, yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran
B. Kegiatan usaha
Kegiatan usaha yang dapat dilaksanakan oleh Bank Umum:
1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro, deposito
berjangka, sertifikat deposito, tabungan, dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan
dengan itu.
2. Memberikan kredit.
3. Menerbitkan surat pengakuan utang.
4. Membeli, menjual, atau menjamin atas risiko sendiri maupun untuk kepentingan dan
atas perintah nasabahnya:
5. Surat-surat wesel termasuk wesel yang diakseptasi oleh bank yang masa berlakunya
tidak lebih lama daripada kebiasaan dalam perdagangan surat-surat dimaksud.
6. Surat pengakuan utang dan kertas dagang lainnya yang masa berlakunya tidak lebih
lama dari kebiasaan dalam perdagangan surat-surat dimaksud.
7. Kertas perbendaharaan negara dan surat jaminan pemerintah.
8. Sertifikat Bank Indonesia (SBI).
9. Obligasi.
10. Surat dagang berjangka waktu sampai dengan satu (1) tahun.
11. Instrumen surat berharga lain yang berjangka waktu sampai dengan satu (1) tahun
12. Memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan
nasabah.
13. Menempatkan dana pada, meminjam dana dari, atau meminjamkan dana kepada bank
lain, baik dengan menggunakan surat, sarana telekomunikasi maupun dengan wesel
unjuk, cek atau sarana lainnya.
14. Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan perhitungan
dengan antar pihak ketiga.
15. Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga.
16. Melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu
kontrak.
17. Melakukan penempatan dana dari nasabah kepada nasabah lainnya dalam bentuk surat
berharga yang tidak tercatat di bursa efek.
18. Melakukan kegiatan anjak piutang, usaha kartu kredit dan kegiatan wali amanat.
19. Menyediakan pembiayaan dan atau melakukan kegiatan lain berdasarkan Prinsip
Syariah, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.

20. Pemasaran (Marketing) : Kegiatan yang diarahkan pada penghimpunan dana


masyarakat. Kegiatan marketing meliputi, product, price, promotion.
21. Operasi (operations) : Kegiatan dari unit-unit bank yang membantu kegiatan utama
bank, berupa : administrasi, pembukuan, penyusunan laporan bulanan, laporan
keuangan, EDP dan lain-lain.
22. Sumber daya manusia (Human Resources) : kegiatan pengelolaan sumber daya
manusia, meliputi perencanaan, seleksi, penempatan, kompensasi, pendidikan &
training, penilaian prestasi.
23. Pengawasan (Audit) : Kegiatan pengwasan dilakukan oleh :
-Satuan Kerja j Audit Intern (SKAI) atau Internal audit untuk
pengawasan intern.
-Akuntan Pulblik untuk pengawasan ekstern
-Bank Indonesia untuk pengawasan secara berkala maupun
mendadak
Selain itu Bank Umum dapat pula:
1. Melakukan kegiatan dalam valuta asing dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan
oleh Bank Indonesia.
2. Melakukan kegiatan penyertaan modal pada bank atau perusahaan di bidang
keuangan, seperti sewa guna usaha, modal ventura, perusahaan efek, asuransi serta
lembaga kliring penyelesaian dan penyimpanan, dengan memenuhi ketentuan yang
ditetapkan oleh Bank Indonesia.
3. Melakukan kegiatan penyertaan modal sementara untuk mengatasi akibat kegagalan
kredit atau kegagalan pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah, dengan syarat harus
menarik kembali penyertaannya, dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh
Bank Indonesia, dan
4. Bertindak sebagai pendiri dana pensiun dan pengurus pensiun sesuai dengan
ketentuan dalam peraturan perundang-undangan dana pensiun yang berlaku.

C. Produk Bank Umum


1. Produk disisi kewajiban neraca bank
Berupa dana masyarakat yang dihimpun oleh bank (funding) dalam bentuk :
a. Giro ( Demand Deposit) :
Simpanan pada bank yang penarikannya dapat dilakukan dengan menggunakan cek atau
bilyet giro BG). Kepada pemegang rekening akan diberikan jasa giro (bunga). Jasa giro bagi
bank merupakan dana murah karena bunganya relatif rendah dibandingkan dengan bunga
simpanan lainnya.
b. Tabungan ( Saving) :
Simpanan pada bank yang penarikannya sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan bank,
dengan menggunakan slip penarikan atau ATM. Kepada pemegang rekening akan diberikan
bunga.

c. Deposito ( Deposit ) :
Simpanan pada Bank yang memiliki jangka waktu tertentu, pencairannya dilakukan pada saat
jatuh tempo simpanan . Kepada pemegang rekening akan diberikan bunga.
Jenis-Jenis Deposito :
-Deposito Berjangka (time deposit)
merupakan deposito yang diterbitkan atas nama deposan (nasabah) baik individu
maupun institusi untuk jangka waktu tertentu (1,3,6 ,12 bulan)
-Sertifikat Deposito (Certificate of Deposit)
merupakan deposito yang diterbitkan atas unjuk (tanpa nama) dalam bentuk sertifikat
yang dapat diperjual belikan kepada pihak lain.
-Deposit On Call :
merupakan deposito yang berjangka waktu minimal 7 hari dan maksimal 1 bulan,
diterbitkan atas nama deposan dalam jumlah minimal yang ditentukan oleh Bank.
Pembayaran bunga dilakukan pada saat pencairan deposito. Sebelum deposito
dicairkan, deposan membuat pemeritahuan kepada bank minimal 3 hari sebelum jatuh
tempo.
2. Produk disisi aktiva neraca bank :
a. Kredit yang diberikan (lending)
Jenis-Jenis Kredit :
-Kredit Investasi : kredit yang diberikan kepada nasabah untuk keperluan investasi.
Umumnya kredit ini mempunyai jangka waktu yang relatif panjang (> 1 tahuan).
Contoh : Kredit untuk membangun pabrik atau membeli peralatan pabrik.
-Kredit Modal Kerja : kredit yang diberikan kepada nasabah untuk
keperluan modal usaha. Umumnya kredit ini mempunyai jangka waktu 1 tahun.
Contoh : Kredit untuk membeli barang dagangan atau bahan baku, dan modal kerja lainnya
-Kredit Perdagangan: kredit yang diberikan kepada nasabah
untuk memperbesar/memperlancar kegiatan perdagangan.
-Kredit Konsumtif : kredit yang diberikan kepada nasabah untuk keperluan konsumsi
Umumnya kredit ini mempunyai jangka waktu lebih dari 1 tahun.
Contoh : Kredit pemilikan rumah, kredit pemilikan kendaraan dan
barang-barang konsumsi lainnya.
-Kredit Profesi: kredit yang diberikan kepada kalangan profesional, seperti dokter, pengacara,
guru dan lain-lain.
-Kredit Sindikasi : Kredit yang diberikan kepada debitur korporasi secara bersama-sama
dengan beberapa bank lain, dengan kesepakatan dalam hal porsi masing-masing bank, suku
bunga, porsi agunan.

-Kredit Program : Kredit yang diberikan bank dalam rangka memenuhi suatu program
pemerintah, seperti Kredit UKM.
-Kredit off Shore : Fasilitas kredit yang diberikan bank luar negeri kepada debitur dalam
negeri dalam mata valuta asing .
-Kredit on shore : Kredit yang diberikan kepada debitur oleh unit kredit bank dalam negeri
dalam valuta asing.
3. Produk Jasa Lainnya
a. Kiriman Uang (transfer) : Jasa pengiriman uang via bank baik pada bank yang sama
maupun bank lainnya. Pengiriman uang dapat dilakukan dengan tujuan dalam kota, luar kota
maupun luar negeri. Khusus pengiriman uang luar negeri dilakukanmelalui bank devisa.
Kepada nasabah pengirim dikenakan biaya transfer.
b. RTGS (Real Time Gross Sattlement) : Proses penyelesaian akhir transaksi pembayaran
(transfer atau kiriman uang) yang dilakukan per transaksi dan bersifat real time &
electronically processed.
c. Kliring (Clearing) : jasa penagihan warkat (cek atau bilyet giro) yang berasal dari dalam
kota pada bank yang berlainan. Proses kliring membutuhkan waktu 1 hari kerja.
Lembaga penyelenggara kliring adalah Bank Indonesia.
d. Inkaso (collection): Jasa penagihan warkat (cek atau Bilyet giro) yang berasal dari luar
kota atau luar negeri. Proses penagihan lewat inkaso tergantung dari jarak lokasi penagihan,
umumnya 1 minggu sampai 1 bulan.
e. Safe Deposit Box (SDB) : Jasa penyewaan kotak pengaman untuk menyimpan surat-surat
atau barang berharga milik nasabah. Kepada nasabah dikenakan biaya sewa yang besarnya
tergantung dari ukuran box serta jangka waktu penyewaan.
f. Bank Cards (kartu Kredit, Kartu Debit, Kartu ATM) :
Kartu Kredit : kartu yang dikeluarkan oleh Bank dengan merk sendiri (BCA Card) atau
merk dari institusi internasional (Visa, Master card, JCB, Diners Club) untuk tujuan
pembayaran transaksi, barang/jasa, maupun penarikan uang tunai via ATM dengan sumber
dana dari bank
Kartu Debit : Kartu yang dikeluarkan oleh Bank atau merk dari institusi internasional ( Visa
Electron , Maestro, Cirrus) untuk tujuan pembayaran transaksi, maupun penarikan tunai via
ATM, dengan sumber dana dari rekening nasabah
Kartu ATM : Kartu yang digunakan untuk menarik uang tunai melalui mesin ATM
( Authomated Teller Mechanine) dengan sumber dana berasal dari rekening nasabah. Kartu
ATM dikeluarkan oleh Bank atau bekerja sama dengan institusi international (Cirrus,
Maestro) maupun institusi lokal ( ALTO) atau ATM bersama lainnya.

g. Bank Notes : jasa penukaran valuta asing, dalam jual beli bank notes , bank menggubakan
kurs (nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing).
h. Bank Garansi (bank guarantee) : Jasa pemberian jaminan dalam rangka membiayaan suatu
usaha , dengan bank garansi nasabah memperoleh fasilitas untuk melaksanakan kegiatannya
dengan pihak lain.
i. Bank Draft : Wesel yang diterbitkan oleh bank kepada nasabah & dapat diperjual belikan
jika nasabah membutuhkannya.
j. Letter of Credit (L/C): Surat kredit yang diberikan kepada importir untuk tujuan
pembayaran transaksi import-ekspor.
Jenis-Jenis L/C:
Revocable L/C : L/C yang dapat dibatalkan (diiubah) secara sepihak oleh pembuka L/C,
tanpa pemberitahuan lebih dahulu.
Irrevocable L/C: L/C yang tidak dapat dibatalkan (diubah) tanpa persetujuan persetujuan
para pihak yang terlibat didalam L/C
Sight L/C : L/C dengan syarat pembayaran langsung pada saat dokumen diajukan oleh
Eksportir kepada advising bank.
Usance L/C : L/C dengan syarat pembayaran dalam tenggang waktu tertentu misalnya 1
bulan s/d maximum 6 bulan dari tanggal pengiriman barang atau penunjukan dokumen.
Restricted L/C :L/C yang pembayarannya hanya dibatasi kepada bank-bank tertentu saja
yang tercantum di dalam L/C.
Unrestricted L/C : L/C yang membebaskan negosiasi dokumen di bank mana saja (tidak
ada batasan kepada bank tertentu).
Red Clause L/C: L/C dimana bank pembuka memberi kuasa kepada bank pembayar untuk
membayar dimuka kepada beneficiary, sebagian atau seluruh nilai L/C sebelum dokumen
diajukan oleh beneficiary.
Transferable L/C : L/C yang memberikan hak kepada beneficiary untuk memindahkan
sebagian (seluruh) nilai L/C kepada pihak lain.
Revolving L/C :L/C yang peggunaannya dapat dilakukan secara berulang-ulang.
k. Travellers Cheque :Cek perjalanan yang biasanya digunakan oleh para turis untuk
pembayaran diberbagai tempat/akomodasi wisata seperti HOTEL , pusat perbelajaan
maupun tempat hiburan.
l. Electronic Money : Alat pembayaran non tunai, seperti kartu prabayar. Pembayaran e
money biasanya untuk transaksi yang nilainya kecil serta mempunyai frekuensi yang tinggi.
Penerimaan Pembayaran :
Pembayaran Pajak
pembayaran listrik, telepon & air
Pembayarn uang kuliah

Pembayaran uang iuran, misalnya iuran TV Cable


Melayani Pembayaran, seperti
Pembayaran gaji/upah/pensiun
Pembayaran Deviden
Pembayaran Kupon
Pembayaran bonus/hadiah
Layanan penunjang pasar modal :
Guarantor
Trustee (wali amanat)
Custodian (penyimpanan & Admin. Efek)

4.2
Bank Syariah
A. Pengertian Bank Syariah
Bank syariah adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam,

maksudnya adalah bank yang dalam operasinya mengikuti ketentuan-ketentuan syariah Islam,
khususnya yang menyangkut tata cara bermuamalah secara Islam. Falsafah dasar
beroperasinya bank syariah yang menjiwai seluruh hubungan transaksinya adalah efesiensi,
keadilan, dan kebersamaan.
Efisiensi mengacu pada prinsip saling membantu secara sinergis untuk memperoleh
keuntungan sebesar mungkin. Keadilan mengacu pada hubungan yang tidak dicurangi, ikhlas,
dengan persetujuan yang matang atas proporsi masukan dan keluarannya. Kebersamaan
mengacu pada prinsip saling menawarkan bantuan dan nasihat untuk saling meningkatkan
produktivitas.
Kegiatan bank syariah dalam hal penentuan harga produknya sangat berbeda dengan bank
konvensional.
Penentuan harga bagi bank syariah didasarkan pada kesepakatan antara bank dengan nasabah
penyimpan dana sesuai dengan jenis simpanan dan jangka waktunya, yang akan menentukan
besar kecilnya porsi bagi hasil yang akan diterima penyimpan. Berikut ini prinsip-prinsip
yang berlaku pada bank syariah.
a) Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah).
b) Pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal (musharakah).
c) Prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (murabahah).
d) Pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa pilihan (ijarah).
e) Pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain
(ijarah wa iqtina).
Dalam rangka menjalankan kegiatannya, bank syariah harus berlandaskan pada Alquran dan
hadis. Bank syariah mengharamkan penggunaan harga produknya dengan bunga tertentu.
Bagi bank syariah, bunga bank adalah riba.
Dalam perkembangannya kehadiran bank syariah ternyata tidak hanya dilakukan oleh
masyarakat muslim, akan tetapi juga masyarakat nonmuslim. Saat ini bank syariah sudah
tersebar di berbagai negara-negara muslim dan nonmuslim, baik di Benua Amerika, Australia,
dan Eropa. Bahkan banyak perusahaan dunia yang telah membuka cabang berdasarkan
prinsip syariah. Contoh Bank Syariah di Indonesia yaitu Bank Muamalat Indonesia, Bank
Syariah Mandiri.

B. Perbankan Syariah
Selain Perbankan Konvensional, di Indonesia juga ada Bank Syariah mulai tahun 1992 . Bank
Syariah pertama di Indonesia adalah BMI (Bank Muamalat Indonesia) yang mulai beroperasi
pada tanggal 1 Mei 1992. Bank syariah ada karena adanya keinginan umat muslim untuk

kaffah yaitu menjalankan aktivitas perbankan sesuai dengan syariah yang diyakini, terutama
masalah larangan riba, serta hal-hal yang berkaitan dengan norma ekonomi dalam Islam
seperti larangan maisyir (judi dan spekulatif), gharar (unsur ketidak jelasan), jahala dan
keharusanmemperhatikan kehalalan cara dan objek investasi
Kitab Al-Quran melarang riba, antara lain:
a. Al-baqarah : 278-279
Hai orang-orang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum
dipungut) ..Dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok
hartamu, kamu tidak menganiaya dan tidak dianiaya.
b. Ali- Imran : 130
Hai orang-orang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan
bertaqwalah kepada Allah supaya kamu mendapat keuntungan.
c. An-nisaa : 130
dan disebabkan mereka memakan riba padahal sesungguhnya mereka telah
dilarang daripadanya dan karena mereka memakan harta orang dengan jalan yang
bathil.
d. Ar-ruum : 39
Dan sesuatu riba (tambahan) agar ia bertambah pada harta manusia, maka pada sisi Allah itu
tidak bertambah..
Selain dalam Al-Quran, larangan riba juga terdapat pada dalam hadits Rasulullah SAW.
Dalam pandangan Islam, uang tidak menghasilkan bunga atau laba dan uang tidak dipandang
sebagai komoditi.
Berkembangnya Bank-bank Syariah di negara-negara Islam (Mesir: Mit Ghamar Bank,
Islamic Development Bank, Faisal Islamic Bank, Kuwait Finance House, Dubai Islamic Bank
dll) berpengaruh ke Indonesia. Diskusi ataupun Lokakarya diselenggarakan sampai akhirnya
Tim Perbankan MUI menanda tangani Akte Pendirian PT Bank Muamalat Indonesia pada
tanggal 1 November 1991.
Perkembangan Bank syariah pada era reformasi ditandai dengan disetujuinya UU no 10 tahun
1998. Dalam UU tsb diatur dengan rinci landasan hukum dan jenis-jenis usaha yang dapat
dioperasikan dan diimplementasikan oleh Bank syariah. UU tsb memberi arahan bagi bankbank konvensional untuk membuka cabang syariah/ unit usaha syariah (UUS) atau
mengkonversi menjadi bank syariah

C. PERBEDAAN PERBANKAN SYARIAH DAN BANK KONVENSIONAL


Fungsi dasar bank syariah secara umum sama dengan bank konvensional, sehingga prinsip
umum pengaturan dan pengawasan bank berlaku pula pada bank syariah. Namun adanya
sejumlah perbedaan cukup mendasar dalam operasional bank syariah menuntut adanya
perbedaan pengaturan dan pengawasan bagi Bank syariah
Perbedaan mendasar tersebut terutama:
b. Perlunya jaminan pemenuhan ketaatan pada prinsip syariah dalam seluruh aktivitas bank.
c. Perbedaan karakteristik operasional khususnya akibat dari pelarangan bunga yang
digantikan dengan skema PLS dengan instrumen nisbah bagi hasil.
Langkah penting untuk mengatasi masalah unik dari sistem bagi hasil misalnya : moral
hazard (tindakan yang dilakukan oleh penerima amanat yang bertentangan dengan
kesepakatan awal dalam menjalankan amanat yang diterimanya), asymmetric information
(ketidakseimbangan informasi antara pemberi amanat dan yang diberi amanat, di mana pihak
yang diberi amanat memiliki informasi yang lebih banyak ketimbang pihak yang memberi
amanat), dll adalah dengan cara:
a. penerapan good governance (tata kelola yang baik)
b. ketentuan disclosure dan transparansi keuangan
c. pengembangan skema insentif yang optimal dll
D. Produk Bank Syariah
Jenis produk Bank Syariah akan tergantung pada fungsi pokok bank syariah. Fungsi pokok
bank syariah dalam kaitannya dengan kegiatan perekonomian masyarakat terdiri dari:
1. Fungsi Pengumpulan Dana (Funding)
2. Fungsi Penyaluran Dana (Financing)
3. Pelayanan Jasa (Service)
Dalam bank syariah produk-produk penghimpunan dana dapat diterapkan berdasarkan prinsip
masing-masing, yaitu:
a. Wadiah yaitu akad titipan dimana barang yang dititipkan dapat diambil sewaktu-waktu.
Pihak yang menerima titipan dapat meminta jasa untuk keamanan dan pemeliharaan.
b. Mudharabah yaitu akad usaha dimana salah satu pihak memberikan modal (Sahibul Mal),
sedangkan pihak lainnya memberikan keahlian (Mudharib) dengan nisbah yang disepakati

dan apabila terjadi kerugian , maka pemilik modal menanggung kerugian tersebut.
Mudharabah dibagi menjadi 2 yaitu:
a) Mudharabah mutlaqah (investasinya tidak terikat).
b) Mudharabah muqayyadah: investasinya terikat (tertentu).
Selanjutnya di PSAK no 59 paragraf 8 dan 9 secara rinci dijelaskan pengertian dari kedua
jenis Mudharabah ini.
08 Mudharabah mutlaqah adalah mudharabah di mana pemilik dana memberikan kebebasan
kepada pengelola dana dalam pengelolaan investasinya
09 Mudharabah muqayyadah adalah mudharabah di mana pemilik dana memberikan batasan
kepada pengelola dana mengenai tempat, cara, dan objek investasi.
Contoh batasan tersebut, misalnya:
a) tidak mencampurkan dana pemilik dana dengan dana lainnya
b) tidak menginvestasikan dananya pada transaksi penjualan cicilan, tanpa jaminan c)
mengharuskan pengelola dana untuk melakukan investasi sendiri tanpa melalui pihak ketiga
Jenis Produk Bank Syariah bila dilihat dari fungsi penghimpunan dana (funding) terdiri dari:
1. Giro adalah
- simpanan yang dapat diambil sewaktu-waktu atau berdasarkan kesepakatan dengan
menggunakan cek atau kartu ATM sebagai media/alat penarikan.
- dapat dibuka oleh perorangan atau perusahaan.
- Cek dapat berbentuk tunai atau melalui rekening (account payable).
Sesuai dengan penjelasan tentang 2 akad diatas, maka giro menggunakan akad Wadiah.
2. Simpanan/tabungan:
- simpanan yang dapat diambil berdasarkan kesepakatan dengan menggunakan buku/kartu
tabungan atau kartu ATM sebagai alat penarikan.
- Buku tabungan merupakan bukti pemilikan dari pemegang rekening.
- Terdapat aturan tentang setoran pertama dan saldo minimal.
Kedua jenis akad di atas dapat dipakai dalam simpanan. Jadi jenis simpanan menurut akadnya
dibagi menjadi:

- Simpanan Wadiah danSimpanan Mudharabah


3. Deposito
- simpanan untuk jangka waktu tertentu yang dapat diambil setelah jangka waktu tertentu.
- menggunakan bilyet sebagai tanda bukti simpanan.
- mendapatkan bagi hasil yang dibayarkan tiap akhir bulan.
Akad yang dapat dipakai dalam Deposito adalah Mudharabah.
Catatan:
*) Bila akad yang dipakai adalah Mudharabah muqayyadah, maka:
- nasabah meminta Bank untuk menyalurkan dananya kepada projek atau nasabah tertentu.
- Atas tugas ini bank dapat memperoleh fee atau porsi keuntungan.
- Keuntungan yang diperoleh dari penyaluran dana ini dibagi antara nasabah sebagai pemilik
modal (Sahibul Mal) dan pelaksana projek sebagai mudharib (orang yang memberikan
keahlian)
- Pola seperti ini dalam dunia perbankan disebut chanelling bukan executing
Jenis Produk Bank Syariah bila dilihat dari fungsi penyaluran dana (financing) dibagi
menjadi 3 kategori besar:
1. Jual-beli
2. Bagi Hasil/Untung
3. Sewa
1. Jual-beli
Produk jual-beli dalam Bank Syariah dibagi menjadi 3, yaitu:
a. Murabahah
b. Salam dan salam parallel
c. Istishna dan istishna paralel
Penjelasan dari masing-masing produk disajikan berikut ini:
a. Murabahah

- adalah pembiayaan berdasarkan jual-beli dimana Bank bertindak selaku penjual dan
nasabah selaku pembeli
- Harga beli diketahui bersama dan tingkat keuntungan untuk Bank disepakati dimuka
- Dalam fiqih klasik murabahah dilakukan secara tunai, dalam praktik perbankan nasabah
dapat membayar secara angsuran dan untuk antisipasi kemacetan, Bank dapat meminta
jaminan
- Dalam fiqih klasik, penjual membeli barang langsung dari penjual pertama. Dalam
perbankan syariah barang dapat dikirim langsung kepada nasabah atau nasabah membeli
sendiri selaku wakil Bank dalam membeli
- Bank dapat meminta uang muka dari nasabah untuk pembelian barang tersebut secara
murabahah
- Bila nasabah membayar tepat waktu atau melunasi sebelum jatuh tempo, nasabah dapat
meminta keringanan (diskon) bila Bank menyetujui b. Salam dan salam paralel
- adalah pembiayaan berdasarkan jual-beli barang dengan cara pemesanan dan pembayaran
dilakukan dimuka dengan syaratsyarat tertentu
- dalam pembiayaan ini bank bertindak selaku pembeli sedangkan nasabah bertindak selaku
penjual. Uang pembelian diberikan dimuka kepada nasabah
- Karena barang akan dikirimkan kemudian, maka nasabah selaku penjual berhutang kepada
bank
- Biasanya diterapkan untuk pembiayaan produk pertanian atau produk-produk yang
terstandarisasi
- Bank hanya mendapat keuntungan apabila komoditi yang dikirim oleh nasabah dijual
dengan harga yang lebih tinggi
- Bank dapat menjual barang tersebut sebelum jatuh tempo kepada pihak lain dengan cara
yang sama (salam), tapi tidak boleh dikaitkan dengan salam yang pertama. Bila hal ini yang
terjadi maka salamnya adalah Salam paralel
- Apabila dijual kembali kepada nasabah dengan harga yang lebih tinggi dikhawatirkan
terkena riba
- Apabila nasabah gagal (wan prestasi, default) dalam menyerahkan barang yang dipesan,
maka kewajiban terhadap bank tidak berubah. Penyerahan barang harus tetap dilakukan
walaupun harus ditunda karena kegagalan

- Jika bank setuju, modal bank dikembalikan senilai ketika pertama kali diberikan
c. Istishna dan istishna parallel
- hampir sama dengan salam tetapi berbeda pada objek yang dibiayai dan cara
pembayarannya
- Pada Salam objek yang dibiayai sudah terstandarisasi, sedangkan pada istishna objek yang
dibiayai bersifat customized (harus dibuat terlebih dahulu)
- Pada Salam pembayaran oleh bank dibayar dimuka sekaligus, sedangkan pada istishna
pembayaran oleh bank dapat dicicil/bertahap 2. Bagi Hasil/Untung
Produk Bagi Hasil/Untung dalam Bank Syariah dibagi menjadi 3, yaitu:
a) Mudharabah
b) Musyarakah
c) Rahn
a) Mudharabah
- dalam pembiayaan Mudharabah , bank bertindak sebagai pemilik dana (sahibul mal) dan
nasabah sebagai pengelola usaha (mudharib)
- dalam fiqih klasik yang dibagikan adalah keuntungan (pendapatan dikurangi biaya), tetapi
dalam praktik yang dibagikan adalah Revenue karena sulit untuk menemukan kesepakatan
tentang biaya-biaya yang dikeluarkan nasabah
- Nisbah bagi hasil disepakati di muka termasuk bila terjadi kerugian
- dalam fiqih klasik, Mudharabah adalah akad yang modal dikembalikan ketika usaha
berakhir. Dalam sebagian praktik perbankan syariah, modal yang digunakan nasabah dicicil
untuk memudahkan pengembalian ketika Mudharabah berakhir
- dalam fiqih klasik, ketika usaha menemui kegagalan semua aset yang tersisa dijual dan
dikembalikan kepada sahibul mal (Bank).
Dalam perbankan syariah nasabah selaku mudharib (pengelola usaha) masih diberi
kesempatan untuk melanjutkan/memperbaiki usaha dengan penambahan modal dari bank b)
Musyarakah
- dalam Musyarakah, bank dan nasabah bertindak selaku syarik (partner) yang masingmasing memberikan dana untuk usaha

- pembagian keuntungan menurut kesepakatan dan apabila rugi dibagi menurut porsi modal
masing-masing (proporsional)
- selaku syarik, bank berhak ikut serta dalam manajemen sesuai kaidah musyarakah c) Rahn
(gadai)
- adalah penyerahan jaminan untuk mendapat pinjaman
- Rahn dalam syariah dapat berbentuk:
- Fiducia: penyerahan barang, tetapi hanya dokumen yang ditahan. Barangnya masih dapat
digunakan oleh pemilik
- Gadai : penyerahan barang secara fisik sehingga pemilik tidak dapat menggunakan lagi.
3. Sewa (Ijarah)
- Bila pembiayaan berdasarkan akad Ijarah maka Bank berlaku sebagai pemberi sewa (mujir)
dan nasabah selaku penyewa (mustajir)
- Pada fiqih klasik, bank (pemberi sewa), bank harus memiliki barang sebelum menyewakan
kepada nasabah (penyewa)
- Pada umumnya Bank tidak memiliki barang, tetapi menyewa dari pihak lain, kemudian
menyewakan lagi kepada nasabah dengan nilai sewa yang lebih tinggi selama tidak ada
kaitan antara akad sewa pertama dengan sewa kedua
- Ijarah dalam bank syariah bisa disamakan dengan operating lease, bukan financial lease atau
capital lease (lihat bahasan sewa guna usaha/leasing). Jadi bank bertanggung jawab atas
pemeliharaan aset yang disewa
- Bila bank memiliki objek yang disewakan, maka bank dapat memberi Opsi bagi nasabah
untuk memiliki objek yang disewanya. Ijarah jenis ini dinamakan Ijarah al Muntahiyyah
Bittamlik atau Ijarah wal Iqtina. Ijarah al Muntahiyyah Bittamlik memakai 2 akad yaitu akad
sewa dan janji (opsi) kepemilikan. Kepemilikan bisa dilakukan kalau masa sewa telah
berakhir. Hal ini hampir sama dengan capital lease.
Jasa Perbankan
adalah pelayanan Bank terhadap nasabah dengan tidak menggunakan modal tunai. Atas jasa
yang diberikan, bank akan menerima imbalan (fee).
Jenis Produk Bank bila dilihat dari fungsi pelayanan jasa (service) terdiri dari:
a. Transfer (pengiriman uang)
b. Inkaso (pencairan cek)

c. Valas (penukaran mata uang asing)


d. L/C (Lettter of Credit)
e. Letter of Guarantee dll
Bank syariah menggunakan akad dalam penetapan produknya.
Akad yang dipakai sebagai dasar dalam jasa perbankan syariah:
1. Wakalah (Perwakilan)
Produk yang memakai akad ini: Transfer, Inkaso, Debit Card, L/C
2. Kafalah (Penjaminan)
Produk yang memakai akad ini: Bank Guarantee, L/C, Charge Card
3. Hawalah (Pengalihan Piutang)
Produk yang memakai akad ini:Bill Discounting, Post Dated Check (cek mundur), anjak
piutang
4. Sarf (Pertukaran mata uang)
Produk yang memakai akad ini: Jual beli Valuta Asing
Dalam perbankan syariah, jasa perbankan menggunakan dana/fasilitas bank sendiri, oleh
karena itu pendapatan yang diperoleh dari penjualan jasa ini harus disendirikan atau tidak
ikut dibagikan kepada pemilik simpanan.
Untuk mempermudah transaksi antar Bank dan antara Bank dengan Bank Indonesia seperti
perbankan konvensional, , maka Bank syariah juga menggunakan produk Interbank.
Jenis Produk Interbank
a. Sertifikat Mudharabah antar Bank adalah instrumen pasar uang antar bank yang hanya
dapat dijual satu kali kepada bank lain dengan bagi hasil sesuai dengan kesepakatan
b. Sertifikat Wadiah Bank Indonesia adalah instrumen Bank Indonesia untuk menyerap
kelebihan likuiditas dalam perbankan
c. Fasilitas pembiayaan Jangka Pendek (FPJP) adalah fasilitas Bank Indonesia bagi
perbankan syariah untuk menutupi selisih posisi (mismatch)

4.3
Bank Perkreditan Rakyat ( BPR )

A. PENGERTIAN

BPR adalah lembaga keuangan bank yang menerima simpanan hanya dalam bentuk
deposito berjangka, tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu dan
menyalurkan dana sebagai usaha BPR.
Bank Perkreditan Rakyat ( BPR ) merupakan salah satu jenis bank yang dikenal
melayani golongan pengusaha mikro, kecil dan menengah. Dengan lokasi yang pada
umumnya dekat dengan tempat masyarakat yang membutuhkan. BPR sudah ada sejak jaman
sebelum kemerdekaan yang dikenal dengan sebutan Lumbung Desa, Bank Desa, Bank Tani
dan Bank Dagang Desa atau Bank Pasar. BPR merupakan lembaga perbankan resmi yang
diatur berdasarkan Undang-Undang No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan dan sebagaimana
telah diubah dengan Undang-undang No. 10 tahun 1998. Dalam undang-undang tersebut
secara jelas disebutkan bahwa ada dua jenis bank, yaitu BANK UMUM dan BPR.
B. FUNGSI BPR
Fungsi BPR antara lain :
1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito berjangka,
tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.
2. Memberikan kredit.
3. Menyediakan pembiayaan bagi nasabah berdasarkan prinsip bagi hasil sesuai dengan
ketentuan yang ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah.
4. Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI), deposito
berjangka, sertifikat deposito, dan/atau tabungan pada bank lain. SBI adalah sertifikat yang
ditawarkan Bank Indonesia kepada BPR apabila BPR mengalami over likuiditas.

4.4
BANK CAMPURAN

A. PENGERTIAN

Bank Campuran adalah (joint venture bank) yaitu bank umum yang didirikan oleh satu
bank umum atau lebih, berkedudukan di Indonesia dan didirikan oleh warga negara Indonesia
dan/atau badan hukum Indonesia yang dimiliki sepenuhnya oleh warga negara Indonesia
dengan satu bank atau lebih, yang berkedudukan di luar negeri.

5.1
PENUTUP

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan
dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena
terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan
judul makalah ini.
Terima Kasih pada semua pihak yang membantu. Teman-teman, Bapak Drs.Said
Credenda Arismunandar M.Si selaku dosen Sistem Perbankan Indonesia (SPI) yang telah
membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini juga sumber-sumber yang telah membantu
kami dalam melengkapi materi makalah ini.
Kami banyak berharap para pembaca yang budiman sudi memberikan kritik dan saran
yang membangun kepada kami demi sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah di
kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis dan
khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.

6.1
DAFTAR PUSTAKA

http://compusstreet.blogspot.com/2012/03/fungsi-dan-peranan-bank-umum-bank.html
http://setyawanivan.blogspot.com/2013/02/pengertian-bank-syariah-dan-fungsi-bank.html
http://gaswari.wordpress.com/2011/02/28/bank-umum/
http://www.ojk.go.id/bank-umum

Anda mungkin juga menyukai