Latar Belakang
Palatum sekunder tersusun dari palatum keras (bertulang) anterior dan palatum
lunak atau velum posterior. Dalam palatum lunak, otot levator velii palatine
membetuk dynamic sling yang meninggikan velum ke dinding faringeal posterior
selama menghasilkan sejumlah suara. Kelompok otot lainnya di dalam velum, regio
tonsillar pillar dan dinding faring juga mempengaruhi kualitas resonansi selama
pembentukan suara (tabel 1). Kombinasi palatum lunak dan hubungan otot dinding
faringeal menghasilkan apa yang disebut sebagai mekanisme velofaringeal
(velopharingeal/VP) (gambar 1). Fungsi mekanisme VP sebagai sphincter valve
untuk meregulasi lairan udara antara kavitas oral dan nasal dan menghasilkan
kombinasi suara dari mulut dan hidung.
Tabel 1 Kelompok-kelompok Otot Yang Berperan Dalam Mekanisme Velopharyngeal
Otot
Otot Uvulus
Letak
Membran mukosa palatum
Asal
Palatum aponeurosis
Fungsi
Tekanan Velar
Lunak
Tersor velii palatine
Salpingopharyngeus
Palatopharyngeal
Torus tubarius
aponeurosis
Superior constrictor
Palatum lunak
Otot
Palatopharyngeous
Letak
Palatum lunak aponeurosis
Pergerakan dinding
lateral
Velum;
Posterior&lateral
wall sphinctering
Tulang temporal
Asal
Dinding pharyngeal
Fungsi
Aduksi tiang
Sphinctering velum
Palatoglossus
Lidah
Palatum lunak
Retraksi lidah;
Antagonis levator
Selama berbicara
Gambar 1
Anatomi dari mekanisme velopharyngeal. A .Anatomi normal. B. Distorsi anatomi
berhubungan dengan complete cleft pada palatum primer dan sekunder. Perhatikan
insersi abnormal otot elevator veli palatine disepanjang tepi anterior dari palatum
keras.
malformasi celah palatal. Sekitar 20% anak-anak dengan VPI setelah palatoplasty
akan memerlukan penanganan yang melibatkan bedah palatal tambahan. Bila tidak
dirawat, terperangkapnya udara pada rongga hidung yang berhubungan dengan
Teknik operasi :
Flap phryngeal superior
Masih menjadi pendekatan standar untuk penanganan bedah VPI setelah
perbaikan palatal.Prosedu ini awalnya diperkenalkan oleh Schoenborn pada tahun
1876. Manuver bedah diarahkan pada jaringan yang diperoleh dengan melakukan
flap jaringan lunak superior dari dinding faringeal posterior (gambar 44-6) palatum
lunak kemudian dibagi sepanjang daratan migsagital dari daerah pertemuan palatum
keras dan lunak sampai uvula dan flap dari diding faringeal posterior disisipkan ke
dalam lapisan nasal pada palatum lunak.Hasilnya,pembukaan nasofaringeal yang
besar yang tidak dapat ditutup secara sempurna oleh mekanisme VP pasien
dimasukkan kedalam dua( kanan dan kiri) port faringeal lateral.Penutupan daerah ini
lebih mudah untuk pasien untuk mendapatkan gerakan dinding faringeal lateral
yang adekuat.sewaktu penggunaannya diacak dengan pasien VPI, prosedur flap
faringeal superior memiliki ke efektifan 80% terhadap waktu. Ketika Flap
digunakan dengan menggunakan evaluasi objektif pra operasi yang hati-hati,tingkat
keberhasilan meningkat menjadi 95% sampai 97% seperti yang telah dilaporkan
Sphrintaen dkk yang menyarankan adanya kesesuaian lebar dan posisi flap faringeal
menurut karakteristik khusus pada setiap pasien seperti yang terlihat pada
nasopharyngoscopy.Tingkat keberhasilan yang tinggi dan fleksibilitas mengenai
desain dimensi dan posisi sendiri merupakan kelebihan dari prosedur flap faringeal
superior. Kekerangan prosedur flap faringeal
Gambar 2
Ilustrasi prosedur operasi flap pharyngeal superior. A.Pembuatan flap superior pada dinding
jaringan lunak flap posterior diperluas dan dielevasi dari prevertebral fascia palatum lunak dibagi
kedalam insisi midline dari uvula sampai pertemuan palatum keras dan lunak. B. Palatum oral
lunak, nasal dan lapisan mucosal dipotong untuk persiapan penyisipan flap. Jalan nafas
nhasopharyngeal ditempatkan untuk membantu setiap ukuran dari port pharyngeal lateral. C. Flap
dijahit ke dalam daerah nasal pada palatum lunak sebelum daerah nasal dikembalikan dan mukosa
oral serta otot yang ada diperbaiki. D. Gambaran sagital menunjukkan level vertical yang sesuai
dengan penyisipan flap