Anda di halaman 1dari 9

Hubungan Ekosistem Terumbu

Karang,
Padang Lamun, Manggrove
MATA KULIAH EKOLOGI

Dosen Pembimbing :
Dr.Ir.Hj.Arwindrasti B.K, Msi
Bu zur
Bu etty
Penyusun :
Maemunah Matahoweki
081.12.003
Jurusan Arsitektur Lansekap

Fakultas Arsitektur Lansekap dan Teknik Lingkungan


Universitas Trisakti
Oktober,2013

Pada dasarnya setiap komunitas dalam suatu ekosistem memiliki keterkaitan


yang utuh dan saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya.
Komunitas
ked a l a m

hutan

pegunungan

e ko s i s t e m

darat.

padang lamun, dan

dan

dataran

Sedangkan

rendah

ko m u n i t a s

tergolong
m a n g ro v e ,

terumbu karang termasuk ke dalam ekosistem

pesisir. Daerah pesisir merupakan wilayah batas pertemuan antara


dua ekosistem besar, yaitu ekosistem darat dan laut. Kedua ekosistem ini
memiliki

karakteristik y a n g

jauh

berbeda

sehingga

daerah

p e r t e m u a n e ko s i s t e m i n i m e n j a d i s a n g a t spesifik dan ekstrim.


Fluktuasi suhu, salinitas, dan pasang surut merupakan faktor lingkungan
utama yang berpengaruh terhadap ekosistem di wilayah tersebut. D a e r a h
perbatasan

seperti

daerah

pesisir

merupakan

tempat

pertemuan bagi banyak spesies organisme yang berasal d a r i d a r a t


dan

laut.

Ad a n y a

pertemuan

antara

dua

e ko s i s t e m

ini

m e m b e r i k a n peluang bagi berbagai jenis organisme untuk menyeberang


dari komunitas yangsatu ke komunitas yang lain. Akibatnya, masingmasing jenis. Pertemuan antara ekosistem darat dan laut ini dikenal
sebagi

ekoton

dan pada

akhirnya

menciptakan

suatu

keterkaitan

ekosistem. Keterkaitan ekosistem t e r j a d i a k i b a t a d a n y a h u b u n g a n


timbal

balik,

arah.

Hubungan

pada
telah

saat

baik

yang
ini

sifatnya
akan

kesetimbangan

tercapai.

keanekaragaman

dan

satu

arah

mencapai
dan

titik

kestabilan

Kecendrun ga n
kepadatan

maupun

di

klimaks

ekosistem

meningkatnya

daerah

pertemuan

a n t a r komunitas dikenal sebagai pengaruh tepi atau edge effect .


PERANAN EKOSISTEM PESISIR :

dua

Mangrove memiliki peranan sebagai penjebak hara dan


s e d i m e n , p e l i n d u n g d a r a t a n d a r i abrasi, menahan angin dan
intrusi air laut dan menjadi tempat berlindung bagi banyak
organisme laut serta penyaring bahan organic dari darat ke

laut.
Komunitas lamun memiliki peranan yaitu mengurangi energi
gelombang,menstabilkan

substrat

sehingga

mengurangi

kekeruhan, menjebak zat hara, serta menjadi tempat bertelur


dan mencari makan dan sebagai tempat berlindung penghuni

padang lamun dari sinar matahari.


Terumbu karang mempunyai peranan

yaitu

energi

daerah

gelombang,

juga

memperkokoh

mengurangi
pesisir

secara keseluruhan dan me njadi habitat bagi bany ak


j e n i s organisme laut, sebagai bahan penelitian, sebagai tolak ukur
apakah laut tersebut jernih (nilai spiritual), sumber obat-obatan.
MANGROVE, LAMUN, DAN TERUMBU KARANG
1.

Ekosistem Mangrove

Mangrove berasal dari kata mangue/mangal (Portugish) dan grove (English),


Suatu tipe ekosistem hutan yang tumbuh di suatu daerah pasang surut
(pantai, laguna, muara sungai) yang tergenang pasang dan bebas pada saat
air laut surut, komunitas tumbuhannya mempunyai toleransi terhadap garam
(salinity) air laut.
Fungsi ekologis hutan mangrove antara lain : pelindung garis pantai,
mencegah intrusi air laut, habitat, feeding ground, nursery ground, spawning
ground bagi aneka biota perairan, tempat bersarang berbagai satwa liar
terutama burung,sumber plasma nutfah,serta sebagai pengatur iklim mikro.
Fungsi fisik hutang mangrove yaitu

mempercepat perluasan lahan,

melindungi daerah di belakang mangrove dari hempasan gelombang dan


angin

kencang

serta

menguraikan/mengolah

limbah

organic.

Fungsi

ekonominya antara lain : penghasil keperluan rumah tangga, penghasil


keperluan industri, dan penghasil bibit.
Hutan mangrove meliputi pohon-pohon dan semak yang tergolong ke dalam
8 famili, dan terdiri atas 12 genera tumbuhan berbunga : Avicennie,
Sonneratia,

Rhyzophora,

Bruguiera,

Ceriops,

Xylocarpus,

Lummitzera,

Laguncularia, Aegiceras, Aegiatilis, Snaeda, dan Conocarpus (Bengen).


Formasi

hutan

kekeringan,

mangrove

energi

dipengaruhi

gelombang,

oleh

kondisi

beberapa

pasang

faktor

surut,

seperti

sedimentasi,

mineralogi, efek neotektonik. Ekosistem mangrove yang terdapat pada


wilayah pesisir, terpengaruh pasang surut air laut, dan didominasi oleh
spesies pohon atau semak yang khas dan mampu tumbuh dalam perairan
asin/payau.
2.

Ekosistem Padang Lamun

Lamun ( sea grass ) adalah Tumbuhan berbunga yang sudah sepenuhnya


menyesuaikan diri untuk hidup terbenam dalam laut. Tumbuhan ini terdiri
dari Rhizome,daun dan akar. Rhizome merupakan batang yang terbenam
dan merayap secara mendatar, serta berbuku-buku. pada buku-buku
tersebut tumbuh batang pendek yang tegak ke atas,berdaun dan berbunga.
Dengan rhizome dan akarnya inilah tumbuhan tersebut dapat menancapkan
diri dengan kokoh di dasar laut hingga tahan terhadap hempasan gelombang
dan arus.
Lamun merupakan tumbuhan berbunga yang hidupnya terbenam di dalam
laut.Padang lamun ini merupakan ekosistem yang mempunyai produktivitas
organik yang tinggi. Fungsi ekologi yang penting yaitu sebagai feeding
ground, spawning ground dan nursery ground beberapa jenis hewan yaitu
udang dan ikan baranong, sebagai peredam arus sehingga perairan dan
sekitarnya menjadi tenang.
Meskipun

padang

lamun

merupakan

ekosistim

yang

penting

namun

pemanfaatan langsung tumbuhan lamun untuk kebutuhan manusia tidak

banyak di lakukan. Beberapa jenis lamun dapat digunakan sebagai bahan


makanan, samo-samo ( Enhalus acoroides) misalnya di manfaatkan bijinya
oleh penduduk pulau-pulau seribu sebagai bahan makanan.
3.

Ekosistem Terumbu Karang

Terumbu karang adalah suatu ekosistem di laut tropis yang mempunyai


produktivitas tinggi (Sukarno et al., 1986). Terumbu karang merupakan
ekosistem yang khas di daerah tropis dan sering digunakan untuk
menentukan batas lingkungan perairan laut tropis dengan laut sub tropis
maupun kutub (Nontji, 1987 dan Nybakken, 1988). Ekosistem ini mempunyai
sifat yang menonjol karena produktivitas dan keaneka- ragaman jenis
biotanya yang tinggi. Longhurst dan Pauly (1987) menyatakan bahwa
besarnya produktivitas yang dimiliki terumbu karang disebabkan oleh
adanya pendauran ulang zat-zat hara melalui proses hayati.
Ekosistem terumbu karang merupakan ekosistem yang dinamis, mengalami
perubahan terus menerus dan tidak tahan terhadap gangguan-gangguan
alam yang berasal dari luar terumbu. Beberapa faktor yang membatasi
pertumbuhan karang adalah : cahaya, diperlukan oleh Zooxanthellae untuk
melakukan

fotosintesis

dalam

jaringan

karang.

Suhu

dapat

merupakan faktor pembatas yang umum bagi karang. Pertumbuhan karang


yang optimum terjadi pada perairan yang rata-rata suhu tahunannya
berkisar 23 25oC, akan tetapi karang juga dapat mentoleransi suhu pada
kisaran 20oC, sampai dengan 36 40oC (Nybakken, 1988).
KETERKAITAN ANTARA MANGROVE, LAMUN, dan TERUMBU KARANG
1. SECARA FISIK : Mangrove sejatinya hidup di tempat yang terlindung dari
ombak/arus yang kuat. Disinilah peran erumbu karang dan lamun sebagai
penahan ombak dan arus yang kuat untuk memperlambat pergerakannya. Ini
merupakan salah satu interaksi fisik dari terumbu karang dan lamun terhadap
mangrove sehingga mangrove terlindungi dari ombak dan arus yang kuat.
Hutan mangrove kaya akan sedimen yang mengendap di dasar perairan.
Apabila sedimen ini masuk ke ekosistem lamun maupun terumbu karang

dengan jumlah yang sangat banyak dan terus menerus oleh pengaruh hujan
lebat,

penebangan

hutan

mangrove

maupun

pasang

surut

dapat

mengeruhkan perairan, maka ini akan mempengaruhi fotosintesis dari lamun


dan zooxanthela yang hidup pada karang. Sedimen yang membuat perairan
keruh akan berdampak pada berkurangnya penetrasi cahaya matahari
(kecerahan). Tanpa cahaya yang cukup, laju fotosintesis akan berkurang.

2. Partikel organik yang berasal dari serasah lamun dan mangrove dapat
mempengaruhi pertumbuhan dari terumbu karang. Tingginya partikel organik
yang tersuspensi diperairan dapat menurunkan fotosintesis dari lamun dan
zooxanthela di perairan. Partikel organik ini akan mengurangi intensitas
cahaya matahari yang dibutuhkan lamun dan zooxanthella untuk proses
fotosintesis. Selain itu partikel organik yang terbawa dari ekosistem
mangrove ke ekosistem lamun dan terumbu karang merupakan makanan
bagi biota-biota perairan seperti filter feeder dan detritus feeder. Khusunya
ekosistem mangrove, arus dan gelombang disekitarnya cukup kuat sehingga
berfungsi

mencernihkan

perairan.

Sedangkan

ekosistem

lamun

yang

berdekatan dengan ekosistem mangrove yang kaya sedimen, mempunyai


rhizoma yang saling menyilang untuk menahan substrat dasar. Partikel yang
tersuspensi terutama dalam bentuk partikel halus maupun kasar, akan
menimbulkan dampak negatif terhadap biota perairan pesisir dan lautan.
Misalnya partikel tersebut menutupi sistem pernafasan yang mengakibatkan
biota tersebut susah bernafas.
3. SECARA KIMIAWI : Kemampuan mangrove untuk mengabsorbsi logam berat
dalam sedimen merupakan salah satu contoh dari bentuk keterkaitan

ekosistem di daerah pesisir. Logam berat merupakan substansi yang


bersifat toksik sehingga sangat berbahaya bagi organisme laut. Adanya
reduksi logam berat yang terbawa oleh aliran air dan partikel tersuspensi
oleh mangrove akan menjamin sehatnya ekosistem lamun dan terumbu
karang. Namun, jika ekosistem mangrove menghilang, maka keberadaan
ekosistem lamun dan terumbu karang juga akan terancam. Mangrove kaya
akan nutrien yang biasanya terbawa ke ekosistem lamun dan terumbu
karang melalui aliran sungai maupun efek pasang surut. Nutrien ini diserap
langsung oleh lamun melalui perakarannya, dan zooxanthella memperoleh
nutrien tersebut juga.Batuan-batuan karang yang pecah juga merupakan
nutrien yang dibutuhkan bagi organisme yang ada disekitar mangrove yang
bisanya membentuk cangkang. Nutrien ini juga bisanya dibawa oleh arus dan
ombak untuk diserap oleh lamun.

4. Penebangan hutan mangrove untuk pemukiman, pebukaan lahan pertanian


dan

pertambakan

dapat

mengakibatkan

erosi

sehingga

mengeruhkan

perairan. Pengaruhnya ini akan berdampak pada ekosistem lamun dan


terumbu karang yang ada disekitarnya. Proses fotosintesis akan yang
berjalan akan terhambat. Selain pemanfaatan mangrove yang merusak
lingkungan, pemanfaatan lamun dengan cara yang sama akan menyebabkan
sedimentasi, mengingat bahwa lamun mempunyai rhizoma yang saling
mentilang yang berfungsi untuk mengikat sedimen didasar Pengambilan
terumbu karang sebagai bahan bangunan akan mengancam ekosistem
mangrove. Mengingat bahwa secara ekologis terumbu karang berfungsi
untuk

menahan

gelombang

dan

arus

yang

kuat,

sehingga

tanpa

keberadaannya akan mengamcam ekosistem mangrove yang biasanya


terlindung dari ombak dan arus yang kuat.Ikan di daerah terumbu karang
yang memakan suatu spesies ikan di sekitar daerah lamun lama kelamaan
akan habis apabila terus menerus dieksploitasi secara besar-besaran oleh
manusia. Ikan di daerah terumbu karang berkurang jumlahnya sedangkan
ikan di daerah lamun meningkat jumlahnya. Dari pembahasan diatas kita
dapat melihat bahwa dampak manusia dan alam akan mempengaruhi ketiga
ekosistem ini.

5. SECARA BIOLOGIS : Hubungan keterkaitan ekosistem antara mangrove,


lamun dan terumbu karang juga ditunjukkan oleh migrasi ikan karang menuju
ke padang lamun dan hutan mangrove. Migrasi fauna dapat disebabkan oleh
meningkatnya predator pada suatu ekosistem, berkurangnya makanan,

reproduksi,

meningkatnya

persaingan

dalam

memperbutkan

makanan,

tempat persembunyian yang aman, dll. Ketika ekosistem mangrove dalam


keadaan rusak atau terganggu oleh aktivitas manusia maupun oleh pengaruh
alam, maka biota-biota/fauna yang hidupnya disekitar mangrove akan beralih
tempat ke ekositem lamun maupun terumbu karang untuk memperoleh
perlindungan.
Apabila dalam ekosistem lamun, terjadi persaingan yang ketat dalam
memperbutkan makanan, maka fauna-fauna disekitarnya akan bermigrasi ke
darerah mangrove untuk memperoleh makanan yang banyak. Ketika terjadi
kekeruhan di ekosistem lamun oleh pengaruh sedimentasi, maka fauna-fauna
yang hidup disekitarnya khususnya ikan akan menghindari daerah tersebut
dan menempati ekosistem terumbu karang yang tidak kecerahan lebih baik .
6. Ekosistem mangrove merupakan ekosistem yang sangat produktif dengan
produktivitas primernya yang sangat tinggi daripada ekosistem lainnya di
perairan. Hutan mangrove mempunyai fungsi ekologis yang sangat penting
yaitu sebagai salah satu penyerap karbondioksida di udara. Peningkatan
kandungan karbondioksida di udara dapat menyebabkan dampak pemanasan
global. Jika terjadi pemanasan global oleh penebangan hutan mangrove
besar-besaran maka ini akan berpengaruh terhadap ekosistem terumbu
karang dan lamun. Misalnya zooxanthela pada terumbu karang akan keluar
dari karang akibat meningkatnya suhu perairan. Karang yang membutuhkan
zooxanthela dalam memproduksi zat-zat penting bagi pertumbuhannya akan
mati sehingga terjadi pemutihan karang.

Daftar Pustaka :
-http://perikananunila.wordpress.com/2009/08/01/keterkaitan/
-http://uwityangyoyo.wordpress.com

- Struktur dan fungsi ekosistem wilayah pesisir oleh Dr.Ir Arwindrasti B.K,Msi

Anda mungkin juga menyukai