Anda di halaman 1dari 49

TAKSONOMI JAMUR

PERKEMBANGAN
TAKSONOMI
Beberapa dekade terakhir terjadi perubahan
studi tentang sistematika jamur dan evolusi:
1. Pengakuan tentang sistem klasifikasi 3 atau 5
Kingdom
2. Diterimanya teori dan teknik analisis data
sistematika filogenetik
3. Perkembangan dan aplikasi teknik molekuler dalam
mikologi
4. Penemuan tambahan baru tentang fossil taksa

Perkembangan2 tersebut menunjukkan suatu


dinamika dan tantangan yang menarik bagi
mikologi

Sistem 3 dan 6 Kingdom


Kehidupan
Sistem 3 Kingdom (Whittaker, 1969):
1. Prokaryot
2. Binatang
3. Tumbuhan (termasuk jamur/fungi di dalamnya)

Sistem 6 Kingdom:
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Animalia
Plantae
Fungi
Protista
Archaea
Bacteria

Pohon Polygenik
Kehidupan

Berbagai konsep Kingdom


kehidupan

Tatanama dan Taksonomi


Binomial: Mycosphaerella
tulipiferae
Kingdom : Fungi ( Mycota )
Phylum : Ascomycota
Kelas : Ascomycetes
Ordo : Dothidiales
Famili : Dothidiaceae
Genus : Mycosphaerella
Sepesies : tulipiferae

11 Phyllum dalam
Mikologi
Kingdom Fungi:
Phylum
Phylum
Phylum
Phylum

Chytridiomycota
Zygomycota
Ascomycota
Basidiomycota

Kingdom Stramenopila:
Phylum Oomycota
Phylum Hyphochytriomycota
Phylum Labyrinthulomycota

Protista:
Phylum
Phylum
Phylum
Phylum

Plasmodiophoromycota
Dictyosteliomycota
Acrasiomycota
Myxomycota

1. Phylum
Chytridiomycota
Phylum ini hanya memiliki satu kelas yaitu
Chytridiomycetes
Kelas ini adalah satu-satunya anggota
kerajaan jamur yang menghasilkan sel
motil pada tahap tertentu dalam hidupnya.
Pada umumnya memiliki sel-sel motil (baik
zoospora dan gamet), dengan satu fagel
polos, posterior; kecuali beberapa spesies
dengan sel polyflagellate.

1. Phylum
Chytridiomycota
Karakter spesies Chytridiomycetes pada
umumnya sama, walau mungkin ada
perbedaan dalam beberapa hal:
Struktur talus coenocytic, bisa berupa sel bulat
atau bulat telur, hifa sederhana memanjang,
atau miselium yang lebat.
Perubahan zigot menjadi spora istirahat atau
sporangium istirahat, atau dalam
perkembangannya menjadi talus diploid.

Dinding sel jamur ini diketahui mengandung


glukan dan sellulosa

Rozella allomyces

Synchytium endobioticum

Monoblepharis polymorpha

2. Phylum Zygomycota
Filum ini memiliki 2 kelas, yaitu:
1. Zygomycetes
Menghasilkan spora istirahat berdinding tebal
yang dihasilkan secara seksual disebut
zygospora (Gr. zygos = gandar + spora = biji,
spora).
Zygospora diproduksi di dalam zygosporangium
yang terbentuk dari berfusinya dua
gametangium.
Memiliki miselium coenositik, perkembangbiakan
aseksual menghasilkan sporangiospora, tidak
menghasilkan sel motil.

2. Phylum Zygomycota
2.Trichomycetes
Merupakan jamur obligat parasit pada
arthropoda (serangga, miliped dan
crustaceae).
Kebanyakan spesies Trichomycetes tumbuh
internal di dalam usus inangnya, hanya satu
spesies yang hidup di luar tubuh arthropoda.
Sebagian besar hidup dalam usus belakang
membentuk sel kali (holdfast) yang
berfungsi untuk menempel pada dinding
usus inang.

Smittium brasiliense
(pada larva Simuliidae)

Sel kaki (holdfast)

3. Phylum Ascomycota
Dicirikan oleh adanya askus (Gr. askos = kulit
kambing, kantong), yaitu suatu sel sepertu
kantong yang berisi akospora; setiap askus
umumnya berisi 8 askospora, kadang-kadang
bisa 4 atau 2 saja.
Askospora diproduksi secara seksual melaui
plasmogami, karyogami, meiosis dan mitosis.
Hifa Ascomycetes memiliki ciri khusus, yaitu
adanya Woronin bodies pada sekitar lubang
(pori) sekat sel.
Hanya satu kelas yaitu Ascomycetes

Proses ascogenesis & siklus


hidup

Macam-macam ascokarp

Apotesium

4. Phylum Basidiomycota
Ciri utamanya adalah dihasilkannya spora seksual
berupa basidiospora di atas basidium, setiap
basidium mendukung 4 basidiospora.
Basidiospora diproduksi secara seksual melaui
plasmogami, karyogami, meiosis dan mitosis.
Pada hifa basidiomycetes ada struktur khusus, yaitu
hubungan ketam (clamp connection) yang
berperan dalam proses meiosis dan mitosis sebelum
menghasilkan basidiospora.
Pori pada sekat hifa jamur basidiomycetes terjadi
modifikasi membentuk seperti tong yang biasa
disebut dolipore septum.

Proses basidiogenesis

5. Phylum Oomycota
Secara aseksual menghasilkan zoospora 2
flagel, yang lebih panjang berbulu mengarah
kedepan, yang pendek licin mengarah
kebelakang.
Ultrastruktur zoospora sangat beragam
Tebentuk hifa diploid pada saat proses meiosis
sebelum menghasilkan gametangium.
Menghasilkan spora seksual berdiding tebal
yang disebut oospora.
Senyawa utama dinding sel adalah -glukan

Phytophthora infestans

6. Phylum
Hypochytriomycota
Merupakan organisme mirip-chytri
penghuni tanah atau perairan.
Menghasilkan sel motil yang memiliki
satu flagel anterior, berbulu.
Hidup sebagai parasit pada algae dan
jamur, atau saprob pada sisa tanaman
dan serangga.
Anggotanya hanya sedikit, sekitar 23
spesies.

Rhizidiomyces opophysatus

7. Phylum
Labyrinthulomycota
Disebut juga jamur lendir berjaring
Dalam catatan biologi: pernah dianggap
sebagai anggota tanaman, jamur
(Oomycetes), protozoa, pprotista, dan
terakhir Stramenopila.
Ada dua famili: Labyrinthulaceae dan
Thraustochytriaceae
Menghasilkan zoospora biflagellat, yang
lebih panjang tinsel anterior dan yang
pendek licin posterior.

Thraustochytrium

8. Phylum
Plasmodiophoromycota
Dikenal sebagai jamur lendir parasit
obligat
Merupakan organisme endoparsit obligat
pada tanaman vaskular dan Staminopila
Pada jaringan inang yang terserang terjadi
hipertropi dan hiperplasia, sehingga
jaringan membengkak.
Hanya ada beberapa spesies, diantaranya
yang paling penting adalah
Plasmodiophora brassicae.

Plasmodiophora

9. Phylum
Dictyosteliomycota
Dikenal sebagai jamur lendir selular
Dictyostelid
Merupakan kelompok saprob pada
bahan organik sisa tanaman.
Banyak hidup pada kotoran
binatang, tanah, serta sisa jamur
dan tanaman mati.

Dictyostelium discoideum

10. Phylum
Acrasiomycota
Disebut juga jamur lendir selular
Acrasid
Jamur lendir ini sering muncul pada
tanah yang lembab, sisa tanaman
mati, serta jamur yang busuk.
Kotoran binatang merupan substrat
baik bagi jamur lendir ini.
Ciri utama berupa amuba fagotrobik.

11. Phylum Myxomycota


Merupakan jamur lendir sejati
Juga dikenal sebagai jamur lendir pasmodial dan
jamur lendir asellular
Cara makan juga fagorobik dan memiliki tahapan
siklus sbb:
1.
2.
3.
4.

Tiga tipe sel uninukleat, salah satunya berflagel


Fase somatik multinukleat (plasmodium)
Tingkatan resisten berupa sklerotium
Fase reproduksi yang mencapai puncak pada produksi
sporofor yang berisi spora berdinding tebal, yang
kemudian dapat disebarkan oleh angin, air, atau
arthropoda yang memakannya.

Siklus hidup myxomycete


heterotalik

Physarum sp.

Anda mungkin juga menyukai