Anda di halaman 1dari 5

Yang fisiologi kalo Ridha dak ngirim bilang jak ya Ulan..

PATOFISIOLOGI
Otitis media akut terjadi karena terganggunya faktor pertahanan tubuh. Sumbatan
pada tuba Eustachius merupakan faktor utama penyebab terjadinya penyakit ini. Dengan
terganggunya fungsi tuba Eustachius, terganggu pula pencegahan invasi kuman ke dalam
telinga tengah sehingga kuman masuk dan terjadi peradangan. Gangguan fungsi tuba
Eustachius ini menyebabkan terjadinya tekanan negatif di telingah tengah, yang
menyebabkan transudasi cairan hingga supurasi. Pencetus terjadinya OMA adalah infeksi
saluran pernafasan atas (ISPA). 1,2,3,4
Makin sering anak-anak terserang ISPA, makin besar kemungkinan terjadinya OMA.
Pada bayi dan anak terjadinya OMA dipermudah karena: 1. morfologi tuba eustachius yang
pendek, lebar, dan letaknya agak horizontal; 2. sistem kekebalan tubuh masih dalam
perkembangan; 3. adenoid pada anak relatif lebih besar dibanding orang dewasa dan sering
terinfeksi sehingga infeksi dapat menyebar ke telinga tengah Beberapa faktor lain mungkin
juga berhubungan dengan terjadinya penyakit telinga tengah, seperti alergi, disfungsi siliar,
penyakit hidung dan/atau sinus, dan kelainan sistem imun.1,3,4
1. Healy GB, Rosbe KW. Otitis media and middle ear effusions. In: Snow JB, Ballenger
JJ,eds. Ballengers otorhinolaryngology head and neck surgery. 16th edition. New
York: BC Decker;2003. p.249-59.
2. Djaafar ZA, Helmi, Restuti RD. Kelainan telinga tengah. Dalam: Buku ajar ilmu
kesehatan telinga hidung tenggorok kepala dan leher. Edisi keenam. Jakarta:
FKUI;2007.p.65-9.
3. Darrow DH, Dash N, Derkay CS. Otitis media: concepts and controversies. Curr Opin
Otolaryngol Head Neck Surg 2003;11:416-423.
4. Linsk R, Blackwood A, Cooke J, Harrison V, Lesperance M, Hildebrandt M. Otitis
media. Guidelines for clinical care. UMHS otitis media guidelin May, 2002: 1-12

KLASIFIKASI
Ada 5 stadium OMA berdasarkan pada perubahan mukosa telinga tengah, yaitu:
1. Stadium Oklusi Stadium ini ditandai dengan gambaran retraksi membran timpani akibat
tekanan negatif telinga tengah. Membran timpani kadang tampak normal atau berwarna
suram.

2. Stadium Hiperemis Pada stadium ini tampak pembuluh darah yang melebar di sebagian
atau seluruh membran timpani, membran timpani tampak hiperemis disertai edem.
3. Stadium Supurasi Stadium ini ditandai edem yang hebat telinga tengah disertai
hancurnya sel epitel superfisial serta terbentuknya eksudat purulen di kavum timpani
sehingga membran timpani tampak menonjol (bulging) ke arah liang telinga luar.
4. Stadium Perforasi Pada stadium ini terjadi ruptur membran timpani sehingga nanah
keluar dari telinga tengah ke liang telinga.
5. Stadium Resolusi Pada stadium ini membran timpani berangsur normal, perforasi
membran timpani kembali menutup dan sekret purulen tidak ada lagi. Bila daya tahan
tubuh baik atau virulensi kuman rendah maka resolusi dapat terjadi walaupun tanpa
pengobatan.
Djaafar ZA, Helmi, Restuti RD. Kelainan telinga tengah. Dalam: Buku ajar ilmu kesehatan
telinga hidung tenggorok kepala dan leher. Edisi keenam. Jakarta: FKUI;2007.p.65-9.
Manifestasi Klinik
Otitis Eksterna Akut
1. Otitis Eksterna sirkumskripta (furunkel = bisul)
Gejala :
Karena di bagian sepertiga luar liang telinga mengadung adneksa kulit, seperti
rambut, kelenjar sebasea dan kelenjar serumen, maka ditempat itu dapat terjadi infeksi
pada pilosebasea, sehingga membentuk furunkel.
Nyeri yang hebat, tidak sesuai dengan besar bisul. Hal ini disebabkan karena kulit
telinga tidak mengandung jaringan longgar di bawahnya, sehingga ras nyeri timbul pada
penekanan perikondrium. Rasa nyeri timbul dapat juga timbul spontan pada waktu
membuka mulut (sendi temporomandibula). Selain itu terdapat juga gangguan
pendengaran, bila furunkel besar dan menyumbat liang telinga.
2. Otitis Eksterna difus
Biasanya mengenai kulit liangtelinga dua pertiga dalam. Tampak hiperemis dan
edema yang tidak jelas batasnya.
Gejalanya adalah nyeri tekan tragus, liang telinga sangat sempit, kadang kelenjar
getah bening regional membesar dan nyeri tekan, terdapat sekret berbau. Sekret ini tidak
mengandung lendir (musin) seperti sekret yang ke luar dari kavum timpani pada otitis
media.
3. Otitis Eksterna Maligna

Infeksi difus diliang telinga luar dan struktur lain di sekitarnya. Pada DM.
Gejala OE maligna adalah rasa gatal di liang telinga yang dengan cepat diikuti
dengan cepat oleh rasa nyeri, sekret yang banyak serta pembengkakan liang telinga.
Kemudian rasa nyeri tersebut akan semakin hebat, liang telinga tertuutp oleh jaringan
granulasi yang cepat tumbuhnya. Saraf fasial dapat terkena, sehingga menimbulkan
paresis atau paralisis fasial.
Hafil, Alfian H, Sosialisman dan Helmi. Kelainan Telinga Luar Dalam: Buku ajar ilmu
kesehatan telinga hidung tenggorok kepala dan leher. Edisi keenam. Jakarta: FKUI;2007.p.6063.

Otitis Media Non Supuratif


Nama lain adalah otits media serosa, otitis media musinosa, otitis media efusi, otitis
media sekretoria, otitis media mucoid (glue ear).
Otitis media serosa adalah keadaan terdapatnya sekret yang nonpurulun ditelinga
tengah, sedangkan membran timpani utuh. Adanay acairan ditelinga tengah dengan
membaran timpani utuh tanpa tanda-tanda infeksi disebut otitis media dengan efusi. Kalau
efusi encer adalah otitis media serosa, kalau kental seperti lem adalah otitis media mukoid.
Penyebab Otitis media serosa akibat adnya transudat atau plasma yang mengalir dari
pembuluh darah ke telinga tengah yang sebagian besar terjadi akibat tekanan hidrostatik,
sedangkan pada otitis media mukoid, cairan di telinga tengah timbul akibat sekresi aktif dari
kelenjar dan kista yang terdapat di dalam mukosa telinga tengah, tuba eusthacius dan rongga
mastoid.
Otitis media serosa akut
Keadaan terbentuknya sekret elinga tengah secara tiba-tiba yang disebabkan oleh gangguan
fungsi tuba. Keadaan akut ini dapat disebabkan antara lain oleh :
1. Sumbatan tuba, pada keadaan tersebut terbentuk airan di telinga tengah disebabkanoleh
tersumbatnya tuba secara tiba-tiba seperti barotrauma,
2. Virus, terbentuknya cairan ditelinga tengah yang berhubungan dengan infeksi virus pada
jalan nafas atas
3. Alergi, terbentuknya cairan di telinga tengah yang berhubungan dengan keadaan alergi
pada jalan napas atas.
4. Idiopatik.
Gejala
Gejala paling menonjol adalah berkurangnya pendengaran. Pasien juga mengeluh rasa
tersumbat pada telinga atau suara sendiri tersumbat pad atelinga atau suara sendiri terdengar
lebih nyaring atau berbeda, pada telinga yang sakit. Kadang-kadanag terasa seperti ada cairan

yang bergerak dalam telinga pada saat posisi kepala berubah. Rasa sedikit nyeri dalam telinga
dapat terjadi pada saat awal tiba terganggu, yang menyebabkan timbul tekanan negatif pada
teinga tengah misalnya barotrauma. Tetapi setelah sekret terbentuk tekanan negatif ini pelanpelan hilang. Rasa nyeri dalam telinga tidak pernah ada bila penyebab timbulnya sekret
adalah virus atau alergi. Tinitus, vertigo atau pusing kadang-kadang ada dalam bentuk yang
ringan.
Pada otoskopi terlihat membran timpani retraksi. Kadang-kadang tampak gelembung
udara atau permukaan cairan dalam kavum timpani. Tuli konduktif dapat dibuktikan dengan
garputala.
Otitis media serosa kronik
Batasan antara akut dan kronik adalah pad a cara terbentuknya sekret. Pada OMSA
sekret terjadi secara tiba-tiba di telinga tengah dengan disertai rasa nyeri pada telinga,
sedangkan pada keadaan kronis sekret terbentuk secar betahap tanpa rasa nyeri dengan
gejala-gejala pada telinga yang berlangsung lama.
OMSK sering terjadi pada anak-anak, sedangkan OMSA pada orang dewasa. Sekret
pada OMSK kental seperti lem disebut glue ear.
Gejala klinis
Perasaan tuli pada OMSK lebih menonjol (40-50dB), oleh karena adanya sekret
kental atau glue ear. Pada otoskopi terlihat membran timpani utuh, retraksi, kuning
kemerahan atau keabu-abuan.
Djaafar ZA, Helmi, Restuti RD. Kelainan telinga tengah. Dalam: Buku ajar ilmu
kesehatan telinga hidung tenggorok kepala dan leher. Edisi keenam. Jakarta:
FKUI;2007.p.74-76.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan serumen
Sumbatan serumen ini dipengaruhi oleh beberapa faktor predisposisi antara lain
dermatitis kronik liang telinga luar, liang telinga sempit, produksi serumen yang banyak dan
kental, adanya benda asing di liang telinga, eksostosis di liang telinga, terdorongnya serumen
oleh jari tangan atau ujung handuk setelah mandi, dan kebiasaan mengorek telinga.
Pembersihan kanalis akustikus eksternus yang berlebihan, baik karena alat maupun
sebagai suatu tindakan, dapat mengganggu barier pelindung primer dan dapat memicu
terjadinya infeksi. Variasi individu pada anatomi kanalis akustikus eksternus dan konsistensi
produksi serumen dapatmenjadi predisposisi terjadinya penumpukan serumen pada beberapa
orang.

Bailey B.J., Johnson J. T., Newlands S. D., Head & Neck Surgery Otolaryngology. 4th
Edition. 2006. Lippincot Williams & Wilkins.

Anda mungkin juga menyukai