Dasar Implementasi Lean Manufacturing
Dasar Implementasi Lean Manufacturing
2.
Menunggu (Waiting)
3.
Transportasi (transportation)
4.
5.
material antar operasi yang timbul karena lot produksi yang besar atau
proses-proses dengan waktu siklus yang panjang.
6.
7.
Konsep Lean Manufacture bukanlah konsep yang baru, mulai tahun 80-an
kita sudah mengenalnya. Saya masih ingat tahun 90 an, perusahaan
perusahaan besar diTangerang memiliki komite GKM ( Gugus kendali
Mutu ), 5S atau jauh sebelumnya sudah menerapkan sebagian dari 7 Tools,
seperti penggunaan Check List untuk mengumpulkan masalah, Histogram
untuk mengidentifikasi masalah, dan Fish Bone diagram untuk menganalisa
masalah. Apa yang kita bicarakan sekarang, koq malah terdengar tidak up
to date ya ????
Hal-hal yang membuat kita terpesona adalah sesuatu yang biasa buat
mereka. Rata-rata pekerja disana tidak bisa bahasa inggris, dan sangat
jarang yang bertitel sarjana, karena bagi kebanyakan orang Jepang
menempuh pendidikan di university perlu biaya sangat tinggi. Tetapi apa
disini kita pelajari dengan biaya yang relatif tinggi ( rata-rata rate trainning
sekitar 2 juta/orang ) plus dengan terkantuk-kantuk menikmati sejuknya
AC, mereka jalani dengan sangat sangat alami, seperti aktivitas makan,
minum, jalan, olah raga, dsb.
Sangat Alami . Dua kata Ini yang bisa saya katakana untuk
menggambarkan situasinya. Ternyata penerapan konsep lean Manufacture
ini tidak berhubungan dengan pendidikan yang tinggi atau kecerdasan
Intelektual.
Penjelasan
:
1.
Dalam Struktur Organisasi, Operation ( maintenance, production,
PPIC, Ware house, QC ) tidak berdiri sendiri, tapi didampingi oleh Bagian
Data Analis & Improvement dengan wewenang yang setara. Kedua struktur
besar ini berada dibawah Operation manager atau Factory manager.
2.
Data Analys & Improvement memiliki hubungan 1000% supporting
bagian operation. Jadi jangan samakan hubungan mereka dengan Produksi
PPIC yang seperti anjing dan kucing, atau Produksi QC, yang benci tapi
rindu.
Ini
murni
supporting
dalam
arti
sebenarnya.
3.
Struktur Operation sama persis seperti yang kita kenal sekarang,
didalamnya ada Produksi, Planning, Ware house, dan Maintenance.
4.
Data Analys & Improvement
berbeda dengan Research &
Development ( R&D ), Dalam prakteknya R & D di Industri manufacturing
Indonesia lebih mengarah ke Product Development dan Memastikan Proses
Produksi sesuai dengan standardnya. Malah banyak perusahaan di Indonesia
hidup tanpa divisi ini, dan menggunakan QC untuk Develop produk dan
control
SOP.
5.
Data Analys & Improvement berisi personel personel dengan
memiliki kualifikasi ; kecerdasan sangat tinggi, senang akan perubahan ,
Praktis, Statistic Oriented, Analitical skill tinggi, systematis, cost oriented
dan kemampuan dalam rekayasa teknik ( engineering ) baik Mesin, Electric,
dan Mekatronik dengan qualifikasi expert. Dengan jumlah personel tidak
terlalu banyak, sekitar 5-7 orang ( 1 admin 3 engineer or more , dan 1
supervisor
)
saya
piker
cukup.
Scope kerja bagian ini, menganalisa problem problem critical di bagian
operation berdasarkan data data yang ada, dan memberikan solusi bisa
berupa perbaikan metode kerja / procedure kerja, modifikasi mesin, hingga
develop mesin, upgrade system informasi. Problem-problem Critical
berasal dari operation yang menginginkan efisiensi proses, upgrade
capacity, safety serta jaminan quality dan feed back dari marketing berupa
eksternal ( Eksternal Non Conformance Report ) atau Development produk.
Bagian ini menempatkan aspek pengendalian document kedalam
prioritas tertinggi. Karena seluruh output bagian ini harus base on data, no
assumption and feeling. Secara alami, bagian inilah yang akan memberikan
control pada semua dokumen data di operation, dan sebaliknya operation
akan semaksimal mungkin memberikan data yang valid, karena pada
akhirnya, data-data ini secara tidak langsung akan meningkatkan
performance bagian operation itu sendiri.
Dengan kata lain, saya sebut bagian ini sebagai Extra ordinary Division yang
bertugas menyelesaikan extra ordinary problem.
6.
Bagian Operation memiliki spesifikasi yang lebih rendah, bedanya
akan tidak tepat menempatkan orang yang senang akan perubahan di
bagian ini. Operation lebih diutamakan personel-personel yang Teguh dalam
menjalankan procedure. Scope kerja bagian operation lebih cenderung ke
penyusunan SOP yang efektif, taat menjalankan SOP, dan Menganalisa
problem operation kategori normal .
Jika perusahaan ini menempatkan orang di tempat yang salah, pastinya
orang-orang ini tidak akan berkontribusi maksimal.
Jika dilihat dari spesifikasi personel di bagian Data Analys & improvement,
tampak orang-orang yang memiliki kualifikasi mirip dengan bagian
Engineering / maintenance. Itu benar, tapi sengan spesifikasi lebih tinggi
hingga taraf machine Design.
7.
Yang terakhir yaitu Manager.Seorang manager memberikan Direction (
Arah ) dan Melakukan Guidance (panduan ) untuk mencapainya. Saya
menyebutnya dengan memberikan visi dan menentukan arah tujuan.
Dari Aspek Cost, Sang manager harus memastikan keseimbangan antara
Operation Function dan Improvement. Dengan Lingkup kerja yang saya
sampaikan diatas, Perusahaan harus mengeluarkan mengeluarkan cost
diatas rata-rata, dan semuanya masuk dalam biaya tidak langsung.
Manager berperan untuk membuat keseimbangan operation cost. Dengan
adanya satu divisi khusus yang bertugas menyelesaikan masalah-masalah
critical / khusus / extra ordinary problem. Sang Manger harus mampu
mereduksi operation cost dengan men-develop procedure kerja yang paling
efektif, Menentukan alur proses yang paling tepat, Merancang Sistem
Informasi , Melakukan rekayasa engineering untuk memperpendek waktu
operasi dan meningkatkan kapasitas produksi dan banyak lagi potensi
perbaikan, yang bermuara pada Reduce Cost saat kondisi produksi dalam
beban normal, dan Increase Sales plus reduce cost dengan upgrade
capacity saat beban produksi tinggi.
Saya ambil contoh, peningkatan jumlah variasi item produk dan order dalam
quantity kecil benar-benar memberikan tekanan pada proses, seperti ;
Penurunan capasitas produksi, semakin panjangnya lead time produksi,
ketidakstabilan konsumsi personel produksi , peningkatan inventory dan
WIP, Penurunan quality, tingkat stress karyawan tinggi dan masalah-masalah
yang bersifat domino lainnya.
Totally ini akan memberikan pengaruh yang significant terhadap
peningkatan Biaya pokok produksi dan penurunan sales ( tingkat
penjualan ). Inilah yang saya maksud dengan kekuatan dan flexibilitas
process dalam manufacture. Dengan kata lain Perusahaan akan memiliki
fondasi yang kuat.Simple bukan.