Anda di halaman 1dari 35

Agroindustri

Agroindustri adalah kegiatan yang memanfaatkan hasil pertanian sebagai


bahan baku, merancang dan menyediakan peralatan serta jasa untuk kegiatan
tersebut. Secara eksplisit pengertian Agroindustri pertama kali diungkapkan oleh
Austin (1981) yaitu perusahaan yang memproses bahan nabati (yang berasal dari
tanaman) atau hewani (yang dihasilkan oleh hewan). Proses yang digunakan
mencakup pengubahan dan pengawetan melalui perlakuan fisik atau kimiawi,
penyimpanan, pengemasan dan distribusi. Produk Agroindustri ini dapat
merupakan produk akhir yang siap dikonsumsi ataupun sebagai produk bahan
baku industri lainnya. Agroindustri merupakan bagian dari kompleks industri
pertanian sejak produksi bahan pertanian primer, industri pengolahan atau
transformasi sampai penggunaannya oleh konsumen. Agroindustri merupakan
kegiatan yang saling berhubungan (interlasi) produksi, pengolahan, pengangkutan,
penyimpanan, pendanaan, pemasaran dan distribusi produk pertanian. Dari
pandangan para pakar sosial ekonomi, agroindustri (pengolahan hasil pertanian)
merupakan bagian dari lima subsistem agribisnis yang disepakati, yaitu subsistem
penyediaan sarana produksi dan peralatan. usaha tani, pengolahan hasil,
pemasaran, sarana dan pembinaan. Agroindustri dengan demikian mencakup
Industri Pengolahan Hasil Pertanian (IPHP), Industri Peralatan Dan Mesin
Pertanian (IPMP) dan Industri Jasa Sektor Pertanian (IJSP).
Industri Hasil Pengolahan Hasil Pertanian (IPHP) dapat dibagi menjadi beberapa
bagian sebagai berikut :
1. IPHP Tanaman Pangan, termasuk di dalamnya adalah bahan pangan kaya
karbohidrat, palawija dan tanaman hortikultura.
2. IPHP Tanaman Perkebunan, meliputi tebu, kopi, teh, karet, kelapa, kelapa
sawit, tembakau, cengkeh, kakao, vanili, kayu manis dan lain-lain.
3. IPHP Tanaman Hasil Hutan, mencakup produk kayu olahan dan non kayu
seperti damar, rotan, tengkawang dan hasil ikutan lainnya.

4. IPHP Perikanan, meliputi pengolahan dan penyimpanan ikan dan hasil laut
segar, pengalengan dan pengolahan, serta hasil samping ikan dan laut.
5. IPHP Peternakan, mencakup pengolahan daging segar, susu, kulit, dan
hasil samping lainnya.
Industri Peralatan dan Mesin Pertanian (IPMP) dibagi menjadi dua kegiatan
sebagai berikut :
1. IPMP Budidaya Pertanian, yang mencakup alat dan mesin pengolahan
lahan (cangkul, bajak, traktor dan lain sebagainya).
2. IPMP Pengolahan, yang meliputi alat dan mesin pengolahan berbagai
komoditas pertanian, misalnya mesin perontok gabah, mesin penggilingan
padi, mesin pengering dan lain sebagainya.
Industri Jasa Sektor Pertanian (IJSP) dibagi menjadi tiga kegiatan sebagai
berikut :
1. IJSP Perdagangan, yang mencakup kegiatan pengangkutan, pengemasan
serta penyimpanan baik bahan baku maupun produk hasil industri
pengolahan pertanian.
2. IJSP Konsultasi, meliputi kegiatan perencanaan, pengelolaan, pengawasan
mutu serta evaluasi dan penilaian proyek.
3. IJSP Komunikasi, menyangkut teknologi perangkat lunak yang melibatkan
penggunaan komputer serta alat komunikasi modern lainya.
Dengan pertanian sebagai pusatnya, agroindustri merupakan sebuah sektor
ekonomi yang meliputi semua perusahaan, agen dan institusi yang menyediakan
segala kebutuhan pertanian dan mengambil komoditas dari pertanian untuk diolah
dan didistribusikan kepada konsumen. Nilai strategis agroindustri terletak pada
posisinya sebagai jembatan yang menghubungkan antar sektor pertanian pada
kegiatan hulu dan sektor industri pada kegiatan hilir. Dengan pengembangan

agroindustri secara cepat dan baik dapat meningkatkan, jumlah tenaga kerja,
pendapatan petani, volume ekspor dan devisa, pangsa pasar domestik dan
internasional, nilai tukar produk hasil pertanian dan penyediaan bahan baku
industri.

Penerapan Teknologi untuk Agroindustri


Salah satu kendala dalam pengembangan agroindustri di Indonesia adalah
kemampuan mengolah produk yang masih rendah. Hal ini ditunjukkan dengan
sebagian besar komoditas pertanian yang diekspor merupakan bahan mentah
dengan indeks retensi pengolahan sebesar 71-75%. Angka tersebut menunjukkan
bahwa hanya 25-29% produk pertanian Indonesia yang diekspor dalam bentuk
olahan. Kondisi ini tentu saja memperkecil nilai tambah yang yang diperoleh dari
ekspor produk pertanian, sehingga pengolahan lebih lanjut menjadi tuntutan bagi
perkembangan agroindustri di era global ini. Teknologi yang digolongkan sebagai
teknologi agroindustri produk pertanian begitu beragam dan sangat luas
mencakup teknologi pascapanen dan teknologi proses. Untuk memudahkan,
secara garis besar teknologi pascapanen digolongkan berdasarkan tahapannya
yaitu, tahap atau tahap sebelum pengolahan, tahap pengolahan dan tahap
pengolahan lanjut

[6]

. Perlakuan pascapanen tahap awal meliputi, pembersihan,

pengeringan, sortasi dan pengeringan berdasarkan mutu, pengemasan, transport


dan penyimpanan, pemotongan/pengirisan, penghilangan biji, pengupasan dan
lainnya. Perlakuan pascapanen tahap pengolahan antara lain, fermentasi, oksidasi,
ekstraksi buah, ekstraksi rempah, distilasi dan sebagainya. Sedangkan contoh
perlakuan pascapanen tahap lanjut dapat digolongkan ke dalam teknologi proses
untuk agroindustri, yaitu penerapan pengubahan (kimiawi, biokimiawi, fisik) pada
hasil pertanian menjadi produk dengan nilai ekonomi yang lebih tinggi seperti,
1. Kakao ; lemak kakao,bubuk kakao, produk coklat.
2. Kopi ; Kopi bakar, produk-produk kopi, minuman, kafein.
3. Teh ; Produk-produk teh, minuman kesehatan.
4. Ekstrak/oleoresin ; produk-produk dalam bentuk bubuk atau enkapsulasi.

5. Minyak atsiri ; produk-produk aromaterapi, isolat dan turunan kimia.


Produk-produk yang dihasilkan ada yang dapat digunakan secara langsung
dari sejak tahap awal, seperti rempah-rempah, sari buah dan lainnya, serta ada
pula yang menjadi bahan baku untuk industri lainya, seperti industri makanan,
kimia dan farmasi.

Contoh Penerapan Teknologi untuk Produk Agroindustri


Bahan
Dasar
Padi
Ubi kayu
Buah
Kelapa
Tebu

Teknologi yang Diterapkan

Produk

Pengeringan, penggilingan
Sortasi, pemarutan, ekstraksi,

Beras

pengeringan
Pengeringan,

pengempaan,

penyabunan,

pemucatan

nabati
Minyak
nilam
Ubi kayu
Onggok

(bleaching), Minyak goreng

Gula pasir
teh hitam
Minyak nilam

pengepresan, Karet

sit

asap

pembentukan, pengasapan

(RSS)

Netralisasi, esterifikasi

Oleokimia (ester)

Isolasi, ekstraksi, pemurnian

Isolat

Pemarutan, likuifaksi, sakarifikasi isomerasi,


pemisahan (kromatografi)
Fermentasi, klasifikasi, asidifikasi, kristalisasi

Tetes tebu Fermentasi, penggaraman, kristalisasi


Biji kakao

Tapioka

hidrolisis,

penghilangan bau (deodorisasi)


Pemerasan, evaporasi, penjernihan (karbonisasi,

sulfitasi), kristalisasi
Daun teh Pelayuan, fermentesi, pengeringan
Daun
Penyulingan (distilasi)
nilam
Getah
Penggumpalan
(koagulan),
karet
Minyak

pengayakan,

Fermentasi,

pengeringan,

penggilingan,

Kulit

pengempaan, formulasi
Pengeringan, penggilingan, penghilangan protein,

udang

penghilangan mineral, destilasi

Gula cair fruktosa


Asam sitrat
MSG (monosodium
glutamat)
Cokelat
Khitin, Khitosan

Rumput
laut
Kayu
Pulp

Pengeringan, penggilingan, ekstraksi, pemurnian Karagenan


Penghancuran, pemasakan dengan soda atau
sulfat, termomekanis
Penghancuran (beating), penghalusan (refining),
penambahan bahan pengisi

Pulp
Kertas

Pengembangan Agroindustri
Pabrik pembuatan biodisel jarak pagar sebagai pengembangan produk
agroindustri non pangan.
Pengembangan Agroidustri di Indonesia terbukti mampu membentuk
pertumbuhan ekonomi nasional. Di tengah krisis ekonomi yang melanda
Indonesia pada tahun 1997-1998, agroindustri ternyata menjadi sebuah aktivitas
ekonomi yang mampu berkontribusi secara positif terhadap pertumbuhan ekonomi
nasional. Selama masa krisis, walaupun sektor lain mengalami kemunduran atau
pertumbuhan negatif, agroindustri mampu bertahan dalam jumlah unit usaha yang
beroperasi. Kelompok agroindustri yang tetap mengalami pertumbuhan antara lain
yang berbasis kelapa sawit, pengolahan ubi kayu dan industri pengolahan ikan.
Kelompok agroindustri ini dapat berkembang dalam keadaan krisis karena tidak
bergantung pada bahan baku dan bahan tambahan impor serta peluang pasar
ekspor yang besar. Sementara kelompok agroindustri yang tetap dapat bertahan
pada masa krisis adalah industri mie, pengolahan susu dan industri tembakau yang
disebabkan oleh peningkatan permintaan di dalam negeri dan sifat industri yang
padat karya. Kelompok agroindustri yang mengalami penurunan adalah industri
pakan ternak dan minuman ringan. Penurunan industri pakan ternak disebabkan
ketergantungan impor bahan baku (bungkil kedelai, tepung ikan dan obat-obatan).
Sementara penurunan pada industri makanan ringan lebih disebabkan oleh
penurunan daya beli masyarakat sebagai akibat krisis ekonomi. Berdasarkan data
perkembangan ekspor tiga tahun setelah krisis moneter 1998-2000, terdapat
beberapa kecenderungan komoditas mengalami pertumbuhan yang positif antara
lain, minyak sawit dan turunannya, karet alam, hasil laut, bahan penyegar seperti

kakao, kopi dan teh, hortikultuta serta makanan ringan/kering. Berdasarkan


potensi yang dimiliki, beberapa komoditas dan produk agroindustri yang dapat
dikembangkan pada masa mendatang antara lain, produk berbasis pati, hasil hutan
non kayu, kelapa dan turunannya, minyak atsiri dan flavor alami, bahan polimer
non karet serta hasil laut non ikan. Dengan demikian, agroindustri merupakan
langkah strategis untuk meningkatkan nilai tambah hasil pertanian melalui
pemanfaatan dan penerapan teknologi, memperluas lapangan pekerjaan serta
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pada kenyataannya, perkembangan nilai
ekspor agroindustri masih relatif lambat dibandingkan dengan subsektor industri
lainnya. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor antara lain :
1. Kurang cepatnya pertumbuhan sektor pertanian sebagai unsur utama
dalam menunjang agroindustri, di pihak lain juga disebabkan oleh
kurangnya pertumbuhan sektor industri yang mendorong sektor pertanian.
2. Pemasaran produk agroindustri lebih dititik beratkan pada pemenuhan
pasar dalam negeri. Produk-produk agroindustri yang diekspor umumnya
berupa bahan mentah atau semi olah.
3. Kurangnya penelitian yang mengkaji secara mendalam dan menyeluruh
berbagai aspek yang terkait dengan agroindustri secara terpadu, mulai dari
produksi bahan baku, pengolahan dan pemasaran serta sarana dan
prasarana, seperti penyediaan bibit, pengujian dan pengembangan mutu,
transportasi dan kelengkapan kelembagaan.
4. Kurangnya minat para investor untuk menanamkan modal pada bidang
agroindustri.
Tantangan dan harapan bagi pengembangan agroindustri di Indonesia adalah
bagaimana meningkatkan keunggulan komparatif produk pertanian secara
kompetitif menjadi produk unggulan yang mampu bersaing di pasar dunia. Dalam

lingkup perdagangan, pengolahan hasil pertanian menjadi produk agroindustri


ditunjukkan untuk meningkatkan nilai tambah komoditas tersebut. Semakin tinggi
nilai produk olahan, diharapkan devisa yang diterima oleh negara juga meningkat
serta keuntungan yang diperoleh oleh para pelaku agoindustri juga relatif tinggi.
Untuk dapat terus mendorong kemajuan agroindustri di Indonesia antara lain
diperlukan :
1. Kebijakan-kebijakan serta insentif yang mendukung pengembangan
agroindustri.
2. Langkah-langkah yang praktis dan nyata dalam memberdayakan para
petani, penerapan teknologi tepat guna serta kemampuan untuk
memcahkan masalah-masalah yang dihadapi.
3. Perhatian yang lebih besar pada penelitian dan pembangunan teknologi
pascapanen yang tepat serta pengalihan teknologi tersebut kepada sasaran
pengguna.
4. Alur informasi yang terbuka dan memadai.
5. Kerjasama dan sinergitas antara perguruan tinggi, lembaga penelitian,
petani dan industri.
Pembangunan dan pengembangan agroindustri secara tepat dengan dukungan
sumberdaya lain dan menjadi strategi arah kebijakan pemerintah diharapkan dapat
meningkatkan keberhasilan negara, berdasarkan tolok ukur sebagai berikut[3] :
1. Menghasilkan produk agroindustri yang berdaya saing dan memiliki nilai
tambah dengan ciri-ciri berkualitas tinggi.
2. Meningkatkan perolehan devisa dan kontribusi terhadap produk domestik
bruto (PDB) nasional.
3. Menyediakan lapangan kerja yang sangat diperlukan dalam mengatasi
ledakan penggangguran.

4. Meningkatkan kesejahteraan para pelaku agroindustri baik di kegiatan


hulu, utama maupun hilir khususnya petani, perkebunan, peternakan,
perikanan dan nelayan.
5. Memelihara mutu dan daya dukung lingkungan sehingga pembangunan
agroindustri dapat berlangsung secara berkelanjutan.
6. Mengarahkan kebijakan ekonomi makro untuk memihak kepada sektor
pemasok agroindustri.

AGROINDUSTRI

GENERASI

1,

GENERASI

2,

DAN

GENERASI 3
Pertanian, khususnya di Indonesia, mulai berkembang sekitar tahun 1975.
Pertanian tersebut terbagi ke dalam tiga generasi. Generasi I yaitu generasi
pertanian yang menghasilkan bibit. Generasi II yaitu generasi penghasil
komoditas pertanian. Generasi III yaitu generasi yang meningkatkan nilai tambah
hasil pertanian atau dengan kata lain agroindustri. Ketiga generasi tersebut tidak
dapat berjalan sendiri-sendiri karena ketiganya saling mendukung. Generasi I
pertanian menghasilkan bibit bagi pertanian melalui pertanian bibit yang
merupakan input bagi generasi II pertanian sehingga menghasilkan suatu
komoditi. Kemudian komoditi yang dihasilkan generasi II pertanian yang meliputi
hewan, tumbuhan, dan mikroba dijadikan input bagi generasi III pertanian yaitu
agroindustri untuk diolah menjadi produk yang mempunyai nilai yang lebih tinggi
dari generasi-generasi sebelumnya baik dari segi fungsionalnya maupun nilai
ekonomisnya.
Pada generasi I, menghasilkan bibit pertanian dapat dilakukan dengan
berbagai metode dalam ilmu dan teknologi pertanian seperti penyeleksian,
persilangan, dan rekayasa genetika hanya agroindustri yang padat modal,
teknologi, dan karya yang mampu membuat bibit, contohnya : bibit jagung, kelapa
sawit, dan PT Bibit Baru. Pertanian generasi II menghasilkan komoditas
pertanian dengan melakukan budidaya yang menerapkan segenap ilmu dan
teknologi mulai dari penyiapan lahan hingga pemanenan. Untuk generasi
agroindustri, teknologi yang diterapkan lebih banyak lagi dan teknologi tersebut
saling terintegrasi untuk membangun suatu agroindustri yang baik. Teknologi
yang digunakan pada pertanian generasi III ini antara lain, bioteknologi, kimia
pangan, teknologi rekayasa proses, teknik dan sistem industri, pengemasan,
penyimpanan, distribusi dan transportasi, dan bahkan nanoteknologi.
Bukti kaitan ketiganya saling tidak dapat terlepas yaitu apabila salah satu
generasi tidak ada atau tidak berjalan akan mengkerdilkan fungsi generasi
lainnya. Misalnya, kegiatan agroindustri yang sangat buruk di suatu negara yang
tidak dapat mengangkat potensi komoditas-komoditas pertaniannya ke dalam
produk bernilai tinggi akan mematisurikan potensi komoditas yang dihasilkan

pertanian generasi II dan kegunaan pertanian generasi I tidak maksimal, dalam arti
hanya sebatas penggunaan bibit untuk menghasilkan komoditas, tidak
menghasilkan produk, padahal bibit yang dihasilkan (pada generasi I) juga dapat
dijadikan input untuk generasi agroindustri yaitu industri bibit yang tentunya
disandarkan pada teknologi pertanian bibit dalam pengembangannya. Begitu pula
apabila generasi II tidak menghasilkan komoditas pertanian yang berkualitas dan
berkuantitas baik, maka generasi agroindustri akan kesulitan mendapat bahan
baku industrinya. Hal ini bisa saja dikarenakan generasi I penghasil bibit
menghasilkan bibit yang kurang dalam segi kualitas. Terbukti bahwa ketiga
generasi tersebut saling mendukung. Ketiga generasi tersebut akan tetap berjalan
sejak dan selama pertanian dan ilmu pengetahuan dan teknologi ada di bumi ini.
Setelah merdeka, Indonesia mandiri mengembangkan ilmu pengetahuan
dan teknologi tak terkecuali teknologi pertanian. Kebijakan iptek telah ada sejak
Pelita I tahun 1970. Penyuluhan pun tetap menjadi suatu usaha perbaikan
pertanian. Pada saat itu juga telah ada lembaga yang bertugas dalam melakukan
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknik seperti lembaga penelitian
pemerintah non-departemen dibawah koordinasi kemenristek. Namun pada saat
itu, yang menjadi kendala dalam pengembangan teknologi pertanian yaitu kurang
terfokusnya penelitian, kurangnya dana, dan keterbatasan tenaga ahli yang secara
penuh konsentrasi pada penelitian tersebut. Padahal menurut Mangunwidjaja
(2009) terdapat empat gatra yang saling berkaitan dalam kebijakan penerapan dan
pengembangan teknologi, yaitu a) pentingnya pengetahuan dan teknik dasar bagi
teknologi, b) pengembangan sumberdaya manusia untuk pengembangan
teknologi, c) percepatan pengalihan hasil penelitian dan pengembangan untuk
diterapkan secara komersial, d) diperolehnya keuntungan dari penerapan teknologi
tersebut. Apabila keempat gatra tersebut tidak terlaksana, berarti kebijakan Pelita I
dalam hal ilmu pengetahuan dan teknologi belum dapat dikatakan berhasil
menggapai tujuan yang dicita-citakan.
Pada tahun 60-an, teknologi guna meningkatkan produksi pertanian
khususnya beras dikenalkan dalam beberapa program seperti Demonstrasi Massal
Swasembada Beras, Intensifikasi Khusus, Supra Insus dan sebagainya. Melalui
program tersebut dikenalkan beberapa teknologi modern seperti benih unggul,

pupuk buatan atau pupuk kimia, irigasi dan lain-lain. Selain itu ditumbuhkan
kesatuan petani untuk bercocok tanam secara baik dan bergabung dalam
kelompok tani untuk mempermudah komunikasi antar petani dan pembinaannya
Jenis-Jenis Pembibitan
Perkembangbiakan vegetatif buatan memerlukan bantuan manusia. Contoh
perkembangbiakan ini adalah mencangkok, setek, dan merunduk.
a) Mencangkok
Mencangkok adalah membuat cabang ba tang tanam an menjadi berakar.
Mencangkok dilakukan pada cabang yang dekat dengan batang. Caranya,
sebagian kulit cabang di buang. Cabang itu kemudian dibalut dengan tanah. Pada
cabang yang dicangkok akan tumbuh akar. Cabang ini siap ditanam menjadi
tanaman baru. Mencangkok biasanya dilakukan pada tanaman yang berkambium.
Contohnya, tanaman mangga, jambu air, dan rambutan.
b) Stek
Stek dapat dilakukan dengan menanam potongan bagian tumbuhan, bagian
yang dipotong dapat berupa batang, daun, atau akar. Oleh karena itu kita
mengenal tiga macam stek. Stek batang dapat kita lakukan pada tanaman
singkong dan tanaman sirih. Stek daun dapat kita lakukan dengan memotong
helaian daun, kemudian menenamnya. Stek daun dapat dilakukan pada tumbuhan
cocor bebek dan begonia. Stek akar dapat dilakukan dengan cara memotong
bagian akar. Stek akar dapat dilakukan pada tanaman sukun
c) Merunduk
Merunduk dilakukan pada cabang tanaman yang menjalar, cabang dirundukan dan
ditimbun tanah. Akar akan tumbuh dari bagian tanaman yang tertimbun tanah .
Apabila

akar

sudah

banyak,

cabang

dapat

dipotong

dari

induknya.

Perkembangbiakan dengan cara merunduk dapat dilakukan pada tanaman


alamanda.
d) Tempel (Okulasi)

Menempel atau okulasi adalah menggabungkan mata tunas suatu tumbuhan pada
batang tumbuhan lain. Tumbuhan yang akan ditempeli harus yang kuat. Tempel
(okulasi) bertujuan menggabungkan dua tumbuhan berbeda sifatnya. Nantinya,
akan dihasilkan tumbuhan yang memiliki dua jenis buah atau bunga
e) Sambung (Enten)
Menyambung atau mengenten bertujuan menggabungkan dua sifat unggul
dari individu yang berbeda. Misalnya, untuk menyokong tumbuhan dibutuhkan
jenis tumbuhan yang memiliki akar kuat. Sementara untuk menghasilkan buah
atau daun atau bunga yang banyak dibutuhkan tumbuhan yang memiliki
produktivitas tinggi. Tumbuhan yang dihasilkan memiliki akar kuat dan
produktivitas yang tinggi. Contoh tumbuhan yang bisa disambung adalah
tumbuhan yang sekeluarga. Contohnya, tomat dengan terung. Berikut ini adalah
gambar proses menyambung.
f) Kultur Jaringan
Kultur jaringan adalah suatu metode untuk mengisolasi bagian dari
tanaman seperti sekelompok sel atau jaringan yang ditumbuhkan dengan kondisi
aseptik, sehingga bagian tanaman tersebut dapat memperbanyak diri tumbuh
menjadi tanaman lengkap kembali.
Teknik kultur jaringan memanfaatkan prinsip perbanyakan tumbuhan
secara vegetatif. Berbeda dari teknik perbanyakan tumbuhan secara konvensional,
teknik kultur jaringan dilakukan dalam kondisi aseptik di dalam botol kultur
dengan medium dan kondisi tertentu. Karena itu teknik ini sering kali disebut
kultur in vitro. Dikatakan in vitro (bahasa Latin), berarti "di dalam kaca" karena
jaringan tersebut dibiakkan di dalam botol kultur dengan medium dan kondisi
tertentu Teori dasar dari kultur in vitro ini adalah Totipotensi. Teori ini
mempercayai bahwa setiap bagian tanaman dapat berkembang biak karena seluruh
bagian tanaman terdiri atas jaringan-jaringan hidup. Oleh karena itu, semua
organisme baru yang berhasil ditumbuhkan akan memiliki sifat yang sama persis
dengan induknya.

Prasyarat
Pelaksanaan teknik ini memerlukan berbagai prasyarat untuk mendukung
kehidupan jaringan yang dibiakkan. Hal yang paling esensial adalah wadah dan
media tumbuh yang steril Media adalah tempat bagi jaringan untuk tumbuh dan
mengambil nutrisi yang mendukung kehidupan jaringan. Media tumbuh
menyediakan berbagai bahan yang diperlukan jaringan untuk hidup dan
memperbanyak dirinya.

Media
Ada dua penggolongan media tumbuh: media padat dan media cair. Media padat
pada umumnya berupa padatan gel, seperti agar, dimana nutrisi dicampurkan pada
agar. Media cair adalah nutrisi yang dilarutkan di air. Media cair dapat bersifat
tenang atau dalam kondisi selalu bergerak, tergantung kebutuhan. Komposisi
media yang digunakan dalam kultur jaringan dapat berbeda komposisinya
Perbedaan komposisi media dapat mengakibatkan perbedaan pertumbuhan dan
perkembangan eksplan yang ditumbuhkan secara in vitro.[5] Media Murashige dan
Skoog (MS) sering digunakan karena cukup memenuhi unsur hara makro, mikro
dan vitamin untuk pertumbuhan tanaman.
Nutrien yang tersedia di media berguna untuk metabolisme, dan vitamin pada
media dibutuhkan oleh organisme dalam jumlah sedikit untuk regulasi. Pada
media MS, tidak terdapat zat pengatur tumbuh (ZPT) oleh karena itu ZPT
ditambahkan pada media (eksogen). ZPT atau hormon tumbuhan berpengaruh
pada pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Interaksi dan keseimbangan
antara ZPT yang diberikan dalam media (eksogen) dan yang diproduksi oleh sel
secara endogen menentukan arah perkembangan suatu kultur.
Penambahan hormon tumbuhan atau zat pengatur tumbuh pada jaringan parenkim
dapat mengembalikan jaringan ini menjadi meristematik kembali dan berkembang
menjadi jaringan adventif tempat pucuk, tunas, akar maupun daun pada lokasi
yang tidak semestinya. Proses ini dikenal dengan peristiwa dediferensiasi.
Dediferensiasi ditandai dengan peningkatan aktivitas pembelahan, pembesaran
sel, dan perkembangan jaringan.

Metode
Metode perbanyakan tanaman secara in vitro dapat dilakukan melalui tiga cara,
yaitu melalui perbanyakan tunas dari mata tunas apikal, melalui pembentukan
tunas adventif, dan embriogenesis somatik, baik secara langsung maupun melalui
tahap pembentukan kalus. Ada beberapa tipe jaringan yang digunakan sebagai
eksplan dalam pengerjaan kultur jaringan. Pertama adalah jaringan muda yang
belum mengalami diferensiasi dan masih aktif membelah (meristematik) sehingga
memiliki kemampuan regenerasi yang tinggi.[5] Jaringan tipe pertama ini biasa
ditemukan pada tunas apikal, tunas aksiler, bagian tepi daun, ujung akar, maupun
kambium batang. Tipe jaringan yang kedua adalah jaringan parenkima, yaitu
jaringan penyusun tanaman muda yang sudah mengalami diferensiasi dan
menjalankan fungsinya. Contoh jaringan tersebut adalah jaringan daun yang sudah
berfotosintesis dan jaringan batang atau akar yang berfungsi sebagai tempat
cadangan makanan.

Serealia
Serealia (Bahasa Inggris: cereal), dikenal juga sebagai sereal atau biji-bijian
merupakan sekelompok tanaman yang ditanam untuk dipanen biji/bulirnya
sebagai sumber karbohidrat/pati. Di Malaysia disebut sebagai bijirin.
Kebanyakan serealia merupakan anggota dari suku padi-padian dan disebut
sebagai serealia sejati. Anggota yang paling dikenal dan memiliki nilai ekonomi
tinggi, sehingga dikenal sebagai serealia utama adalah padi, jagung, gandum,
gandum durum, jelai, haver, dan gandum hitam. Beberapa tanaman penghasil
bijian yang bukan padi-padian juga sering disebut serealia semu (pseudocereals);
mencakup buckwheat, bayam biji (seed amaranth), dan kinoa. Beberapa serealia
juga dikenal sebagai pakan burung berkicau, seperti jewawut dan berbagai jenis
milet. Walaupun menghasilkan pati, tanaman seperti sagu, ketela pohon, atau
kentang tidak digolongkan sebagai serealia karena bukan dipanen bulir/bijinya.
Serealia dibudidayakan secara besar-besaran di seluruh dunia, melebihi semua
jenis tanaman lain dan menjadi sumber energi bagi manusia dan ternak. Di

sebagian negara berkembang, serealia seringkali merupakan satu-satunya sumber


karbohidrat.
Istilah "serealia" diambil dari nama dewi pertanian bangsa Romawi: Ceres.

Produksi
Tabel berikut menunjukan produksi tahunan serealia utama, pada tahun 1961 dan
2005, berdasarkan produksi tahun 2005. Semua, selain buckwheat dan kinoa,
adalah serealia sejati.
Biji-bijian
Jagung, gandum, dan padi secara bersama-sama memenuhi 87% seluruh produksi
biji-bijian dunia dan 43% dari kebutuhan kalori pada tahun 2003.
Beberapa serealia lain hanya penting di tempat-tempat tertentu, tetapi tidak
dikenal di tempat lain (seningga tidak dimasukkan dalam statistik FAO):

Tef, populer di Ethiopia

Zizania (wild rice), ditanam di Amerika Utara

Bayam biji, serealia semu kuna, pernah digunakan sebagai makanan pokok
oleh Imperium Aztek

Kanyiwa, kerabat dekatkinoa.

Beberapa macam gandum juga telah didomestikasi, bahkan lebih awal daripada
gandum biasa, seperti

Gandum spelt, kerabat dekat gandum biasa

Einkorn, sejenis gandum dengan satu bulir

Emmer, salah satu jenis yang pertama kali dibudidayakan di lembah


"bulan sabit yang subur"

Gandum

durum,

satu-satunya

jenis

gandum

tetraploid

yang

dibudidayakan, merupakan bahan baku pasta dan semolina.

Pembudidayaan
Ladang gandum di Dorset, England.
Meskipun setiap spesies memiliki keistimewaan, pembudidayaan semua serealia
adalah sama. Semua adalah tanaman semusim; yang berarti satu kali tanam, satu
kali panen. Gandum (wheat), rye (gandum hitam, umumnya untuk makanan
ternak), triticale, havermut, dan jelai (yang digunakan untuk pembuatan bir), serta
spelt (gandum yang cocok untuk dijadikan tepung berkualitas tinggi) adalah
serealia musim dingin. Tanaman-tanaman serealia tersebut tumbuh baik di daerah
beriklim sedang dan tidak sanggup tumbuh di cuaca panas (kurang lebih 30 C
meskipun daya adaptasinya bervariasi tergantung spesies dan varietasnya. Serealia
musim tidak memerlukan perlakuan musim dingin (vernalisasi).
Jelai dan gandum hitam adalah tahan kondisi ekstrem dan mampu tumbuh di
daerah musim dingin yang panjang seperti di wilayah subarktik dan Siberia.
Gandum merupakan serealia yang paling populer di daerah iklim sedang dan padi
merupakan serealia yang paling populer di daerah tropika. Kebanyakan serealia
musim dingin tidak tumbuh di daerah tropis. Beberapa dapat tumbuh di dataran
tinggi yang lebih dingin, yang memungkinkan untuk melakukan beberapa kali
penanaman dalam setahun.
Contoh Serealia
Contoh: Padi, Jagung, Gandum, Sorgum, Oat
Struktur biji serealia
Pericarp/Kulit biji (1-2%)
Endosperm/butir biji (89-94%)
Embryo/lembaga (2-3%)

Bagian2 biji
Pericarp: Pembungkus biji, dinding tebal panjang, terdiri atas epicarp (paling
luar), mesocarp (tengah) dan seed coat
Aleuron: penyelubung endosperm dan lembaga. Aleuron adalah bag terluar
dari endosperm. Di sini terdapat protein dan lipida
Embryo: bagian terkecil. Penentu pertumbuhan
Beras
Sumber karbohidrat utama selain gandum
Di Indonesia, beras adalah sumber kalori 60-80% dan sumber protein 4555%
Komposisi kimia beras
Karbohidrat
Bagian terbanyak dari serealia
Terdiri atas pati, pentosan*), selulosa, hemiselulosa dan gula
Pada beras pecah: pati 85-95%, pentosan 2-25% dan gula 0,6-1,1%
Amilosa**) penentu rasa dan mutu nasi
Kadar amilosa makin tinggi, makin pera
*)Any of a group of polysaccharides found with cellulose in many woody
plants and yielding pentoses on hydrolysis
**) Amilosa merupakan polisakarida, polimer yang tersusun dari glukosa
sebagai monomernya. Tiap-tiap monomer terhubung dengan ikatan 1,6glikosidik. Amilosa merupakan polimer tidak bercabang yang bersama-

sama dengan amilopektin menjadi komponen penyusun pati. Dalam


masakan, amilosa memberi efek keras atau pera bagi pati atau tepung.
Protein
Protein dalam biji:
Albumin (larut dalam air)
Globulin (larut dalam garam)
Prolamin (larut dalam alkohol)
Blutelin (larut dalam alkali dan asam)
Serealia: utama prolamin dan globulin
Lemak
Lemak tertinggi pada lembaga dan aleuron
80% lemak dalam beras pecah kulit ada di dedak, bekatul
Mineral
Jumlah banyak: K, S P, Mg, Cl, Na, Ca, Si
Jumlah kecil: Fe, Zn, Mn, Cu
Vitamin
Kandungan vitamin utama pada serealia adalah asam pantotenat (B5), biotin
(B7), inositol, vitamin B12 (cyanocobalamin), dan vitamin E (tokoferol).
Vitamin ini banyak terdapat pada lapisan aleuron dan selama penggilingan
vitamin ini banyak yang hilang.

Khusus untuk inositol, sebetulnya bukan vitamin, tapi ada yang


menggolongkan sebagai vit B
Karakteristik mutu Beras
Mutu pasar
Mutu pasar ini ditentukan oleh bentuk, ukuran, rupa biji serta mutu giling. Mutu
pasar menentukan harga beras dan selalu mempengaruhi mutu masak dan mutu
rasa. Berdasarkan ukuran beras dalam standarisasi mutu beras dikenal 4 tipe
yaitu :
biji sangat panjang (extra long grain)
biji panjang (long gran)
biji sedang
biji pendek
Berdasarkan bentuk dan rasio panjang/lebar, beras dibedakan menjadi 4
yaitu :
beras biji lonjong
beras biji sedang
beras biji agak bulat
beras biji bulat
Mutu giling tidak dipengaruhi oleh ukuran dan bentuk biji, tetapi lebih ditentukan
oleh varietas padi dan kadar air beras.
Mutu masak
ditentukan oleh suhu gelatinisasi

rendah : < 70oC


Sedang : 70 74oC
Tinggi : >74oC
Beras yang mempunyai suhu gelatinisasi lebih tinggi apabila dimasak
membutuhkan air dan waktu lebih banyak pada proses pemasakannya. Beras yang
mempunyai suhu gelatinisasi tinggi mutunya rendah.
Mutu rasa
Mutu rasa ditentukan oleh rasio antar amilosa dan amilopektin.
Kandungan amilosa mempunyai korelasi negatif terhadap nilai taste
panel dari kelekatan, kelunakan, warna dan kilap nasi. Kilap
amilosa mempunyai korelasi negatif terhadap jumlah air yang
diserap dan pengembangan volume nasi.
Mutu rasa yang baik bagi penduduk Indonesia adalah beras dengan
kadar amilosa rendah sampai sedang, yaitu 17 23%.

Perubahan pasca panen


1. Karbohidrat
Perubahan-perubahan berikut dapat terjadi pada komponen karbohidrat serealia
selama penyimpanan, yaitu :
hidrolisa pati karena kegiatan enzim amilase
berkurangnya gula karena pernafasan

terbentuknya

bau

mikroorganisme

asam

dan

bau

apek

karena

kegiatan

reaksi pencoklatan bukan karena enzim


Protein
Selama penyimpanan Nitrogen total sebagian besar tidak mengalami
perubahan, tetapi Nitrogen dari protein sedikit turun. Jumlah total asam
amino menunjukkan perubahan yang berarti bila terjadi kerusakan lebih
lanjut akibat kegaiatan enzim proteolitik.
3. Lemak
Kerusakan lemak dan minyak dalam biji serealia terjadi secara oksidasi,
menghasilkan flavour dan bau tengik.
Hidrolisa lemak ini dipercepat oleh suhu tinggi, kadar air tinggi dan faktorfaktor lain seperti pertumbuhan kapang.
Pada beras akibat aktivitas kapang, hidrolisa lemak lebih cepat dibandingkan
dengan hidrolisa protein atau karbohidrat selama penyimpanan.
4. Mineral
Mineral jarang hilang atau meningkat selama penyimpanan, kecuali fosfor.
Selama penyimpanan kegiatan enzim fitrase melepas fosfat dari asam fitrat
menjadi fosfat bebas dan menyebabkan peningkatan nilai gizi.
5. Vitamin
Selama penyimpanan akan terjadi :
Thiamin (B1) banyak yang rusak, kerusakan dipercepat dengan kadar air dan
suhu tinggi
Riboflavin (B2) dan piridoksin (B6) sangat sensitif terhadap cahaya
Vitamin A turun karena kehilangan karotin

Tokoferol (E) bisa hilang dengan adanya O2, karena O2 mempercepat


penurunan tokoferol.
Jagung
Jagung mengandung karbohidrat sekitar 71 73%, tediri dari pati, sebagian kecil
gula dan serat. Pati terutama terdapat pada endosperm, gula pada lembaga dan
serat pada kulit.
Kandungan protein pada jagung sekitar 10% terdapat pada aleuron, dan 90% pada
lembaga
Kandungan lemak kurang lebih 15% (80% terdapat di lembaga dan sebagian kecil
di endosperm). Sebagian besar lemak jagung adalah asam lemak linoleat (50%).
Kandungan mineral paling banyak adalah fosfor dan zat besi, sedangkan kalsium
terdapat dalam jumlah kecil.
Vitamin terutama vitamin B1 dan B2 terdapat pada lembaga dan luar endosperm.
KACANG-KACANGAN
Kacang-kacangan termasuk famili Leguminosa atau polong-polongan.
Contoh berbagai kacang-kacangan adalah kacang kedelai, kacang tanah,
kacang hijau, kacang tolo, kacang gude, dsb.
Pada umumnya kacang-kacangan merupakan sumber protein.
Pada skala industri, kacang tanah dan kacang kedelai dimanfaatkan
untuk pembuatan minyak,

KEDELAI (Glycine max)


Asal: asia timur
Beberapa jenis varietas kedelai yaitu kedelai muria, tengger, meratus, orba,
galunggung, lokon, guntur, wilis, bromo, argomulyo, mahameru dan
dempo.
Komposisi zat gizi kedelai bervariasi menurut varietas, keadaan tempat
tumbuh, umur saat dipanen dan budidaya penanaman.
Lemak dan protein menyusun 60% dari berat kedelai kering. Protein 40%
dan lemak 20%.
Kedelai kering mengandung 35% karbohidrat dan 5% abu.
Kedelai: 8% berat kulit, 90% kotiledon (keping biji) dan 2% hipokotil
(embrio)
Mayoritas protein kedelai tahan terhadap panas saat pemanasan. Karena
itu. Produk kedelai memerlukan proses dengan panas misal tahu dan susu
kedelai
Kedelai adalah sumber protein komplit/lengkap. Protein lengkap adalah
protein yang mengandung asam amino esensial yang jumlahnya cukup
banyak.
Asam amino esensial adalah asam amino yang harus diperoleh langsung
dari makanan karena tidak bisa dibuat oleh tubuh manusia.
Karena itulah, kedelai adalah salah satu sumber protein terbaik, terutama
untuk vegetarian dan orang yang tidak tega/bisa makan daging.
Kedelai mempunyai asam amino yang tinggi terutama asam amino lisin,
sehingga dapat mensubstitusi kekurangan lisin pada makanan pokok.

Beberapa sifat fungsional protein kedelai yang diinginkan


emulsifikasi
penyerapan lemak
penyerapan air
pembentuk struktur
pembentuk film
pembentuk warna coklat dan aerasi
Kedelai mempunyai asam amino yang tinggi terutama asam amino lisin, sehingga
dapat mensubstitusi kekurangan lisin pada makanan pokok.
An emulsion is a mixture of two immiscible (unblendable) substances.
One substance (the dispersed phase) is dispersed in the other (the
continuous phase). Examples of emulsions include butter and margarine,
espresso, mayonnaise, the photo-sensitive side of photographic film, and
cutting fluid for metal working. In butter and margarine, a continuous
liquid phase surrounds droplets of water (water-in-oil emulsion).
Emulsification is the process by which emulsions are prepared.
Jenis Kedelai
Kedelai kuning
tempe, tahu, kecap, kembang tahu dan susu kedelai.
Kedelai hitam
kecap
Kedelai coklat

Bisa digunakan untuk pembuatan produk yang serupa dengan dengan kedelai
kuning.
Kedelai hijau
pembuatan makanan kecil dalam bentuk direbus atau digoreng.
KACANG TANAH (Arachis hypogea)
Berasal dari Amerika Tengah
Varietas kacang tanah yang biasa di tanam di Indonesia adalah kacang
Hoole, varietas gajah, jepara, sidoarjo dan varietas kidang.
Kacang tanah dapat diolah menjadi kacang rebus, kacang goreng, saus,
jam, dll.
Gizi kacang tanah
Komposisi zat gizi meliputi protein berkisar 25-30%, lemak 40-50%,
karbohidrat 21% dan zat gizi lain yang terdapat dalam jumlah yang cukup
banyak yaitu Ca, P, Fe, Mg, Zn, vitamin A,C dan B(1,2,3,6,9).
Kacang tanah adalah sumber protein (30 gram per cangkir setelah
disangrai), tetapi protein yang dimiliki bukanlah protein komplit karena
kadar asam amino esensial lisin, sistein dan metioninnya rendah
aflatoxin
Kacang tanah (dan juga kedelai) dapat terkontaminasi oleh kapang/jamur
Aspergillus flavus yang dapat memproduksi zat karsinogenik aflatoxin. Zat
ini menyebabkan kanker hati pada tikus. Manusia lebih tahan daripada
tikus.

KACANG HIJAU (Aseolus radiatus)


Berasal dari India
Kacang hijau mempunyai nilai gizi yang cukup tinggi dan dapat
digunakan sebagai sumber vitamin dan mineral.
Protein pada kacang hijau banyak mengandung asam amino lisin tetapi
miskin asam amino yang mengandung belerang (sistein dan metionin).
Gizi kacang hijau
Karbohidrat merupakan komponen terbesar (lebih dari 55%) biji kacang
hijau, yang terdiri dari pati, gula dan serat.
Pati pada kacang hijau memiliki daya cerna yang sangat tinggi yaitu 99,8
persen, sehingga sangat baik untuk dijadikan bahan makanan untuk bayi
dan anak balita yang sistem pencernaannya belum sesempurna orang
dewasa.
Protein adalah penyusun utama kedua setelah karbohidrat. Kacang hijau
mengandung 20-25 persen protein. Protein pada kacang hijau mentah
memiliki daya cerna sekitar 77 persen.
kacang hijau kaya akan asam amino leusin, arginin, isoleusin, valin dan
lisin. Kualitas protein dibatasi oleh kandungan asam amino bersulfur
seperti metionin dan sistein (jumlahnya sangat sedikit).
Kandungan lemak dalam kacang hijau relatif sedikit (1-1,2 persen).
Keadaan ini menguntungkan, sebab dengan kandungan lemak yang
rendah, kacang hijau dapat disimpan lebih lama dibandingkan kacangkacangan lainnya.

Kacang hijau juga mengandung vitamin dan mineral. Mineral seperti


kalsium, fosfor, besi, natrium dan kalium banyak terdapat pada kacang
hijau.
Vitamin yang paling banyak terkandung pada kacang hijau adalah
thiamin (B1), riboflavin (B2) dan niasin (B3).
Selain itu, kacang hijau juga merupakan sumber serat pangan (dietary
fiber). Kadar serat dalam kacang hijau dapat mencegah terjadinya sembelit
PERUBAHAN LEPAS PANEN KACANG-KACANGAN
Waktu panen akan berpengaruh pada
kualitas hasil
kuantitas hasil
kerusakan selama pengeringan
penyimpanan
metode proses yang dapat diterapkan
Setelah panen, segera dikeringkan dan sebaiknya dipisahkan biji dengan
kulit luarnya.
Kerusakan bisa diperlambat dengan pengendalian kadar air dan
pengendalian suhu.
Kadar air yang tinggi perubahan biokimia, kimia, pertumbuhan
mikroorganisme, serangga dan rayap selama disimpan.
Perubahan biokimia terpenting selama penyimpanan adalah respirasi.
Respirasi menyebabkan terjadinya metabolisme karbohidrat dan lemak

menghasilkan CO2, H2O dan panas. Adanya senyawa-senyawa ini


menstimulir pertumbuhan mikroorganisme dan hama.
Perubahan Komposisi Kimia
Karbohidrat
Penyimpanan pada suhu tinggi dan lembab menyebabkan penurunan karbohidrat
Protein
nitrogen protein sedikit turun. Jumlah asam amino bebas mengalami perubahan
berarti hanya bila terjadi kerusakan tinggi akibat kegiatan enzim proteolitik.
Lemak
Kerusakan lemak dan minyak terjadi secara oksidasi dan hidrolitik. Proses
oksidasi menyebabkan flavour dan bau tengik. Proses hidrolitik dipercepat oleh
suhu dan kadar air yang tinggi serta faktor lain yang menstimulir kerusakan.
Pertumbuhan kapang terjadi karena aktivitas enzim lipolitik yang tinggi.
hydrolysis \h-dr-l-ss\ n [NL] (1880) : a chemical process of
decomposition involving the splitting of a bond and the addition of the
hydrogen

cation

and

the

hydrolytic

hydroxide

anion

\h-dr-li-tik\

of

water
adj

hydrolytically \-ti-k(-)l\ adv


Perubahan Sifat Organoleptik
Perubahan sifat organoleptik adalah perubahan warna, bau dan sifat
makanan. Sifat makanan dilihat dari kenampakan, kekompakan,
keempukan dan flavour makanan.
Untuk kacang: tengik, kering, kisut, liat
Perubahan Sifat Fisika-Kimia

Perubahan sifat fisika-kimia terjadi akibat penyimpanan. Perubahan ini meliputi:


perubahan air yang dibutuhkan
perubahan padatan yang terlarut
sifat pasta pada saat pemasakan
Perubahan karena Mikroorganisme
Perubahan oleh karena mikroorganisme biasanya disebabkan oleh kapang:
perubahan warna benih
kemampuan berkecambah rusak
perubahan warna biji keseluruhan
bau dan cita rasa yang buruk
terjadi metabolit racun
terbentuknya aflatoksin (pada kacang tanah)
berkurangnya nilai gizi (pemecahan protein dan lemak)
PENANGANAN PASCA PANEN
Penanganan pasca panen meliputi:
pengeringan
penyimpanan
Pengeringan
Keuntungan pada pengeringan :

menurunkan biaya pengangkutan


meningkatkan panjang daya simpan
mempermudah proses selanjutnya
Hasil pengeringan
harus mempunyai :
kadar air yang rendah dan seragam
prosentase biji rusak dan pecah rendah
berat tetap tinggi
hasil pati tinggi
minyak yang dapat diambil banyak (untuk kacang tanah dan kedelai)
kualitas protein tinggi
kemampuan tumbuh tinggi (untuk kacang non rekayasa genetika)
jumlah kapang rendah
nilai nutrisi tetap tinggi
Suhu pengeringan
Suhu udara pengeringan berpengaruh pada kualitas biji.
Suhu sangat tinggi menyebabkan kenaikkan jumlah pecah, kenaikan biji yang
retak, perubahan warna, penurunan jumlah pati, penurunan jumlah minyak dan
kualitas protein rendah.
Suhu makanan yang diijinkan dalam pengeringan tergantung pada :

penggunaan biji
kadar air biji
jenis/macam biji
Penyimpanan
Penyimpanan harus mampu mempertahankan sifat-sifat baik bahan yang
disimpan.
Sifat-sifat baik seperti kualitas daya tumbuh selama penyimpanan dapat
mengalami kerusakan oleh karena kondisi penyimpanan yang tidak baik.
Kerusakan kondisi penyimpanan disebabkan oleh:
kapang
insekta
rodensia
respirasi
Faktor yang mempengaruhi penyimpanan
Faktor yang berpengaruh adalah :
suhu
kadar air
kelembaban
oksigen
Mencegah kerusakan

Kerusakan selama penyimpanan dapat dicegah dengan :


fungisida, insektisida
cara pengemasan dan pengaturan ruangan
pengaturan kadar air dan suhu selama penyimpanan
Agroindustri Serealia
-

Pangan (food) manusia

Pakan (food) tenak

Industri : Pakan, kimia, tekstil, kosmetik, dll

Glukosa High (High Glucose Sugar)


High Fructose Sugar
Alkohol
CnH12On C6H12O6 (Fruktosa( C2H5OH CH3COOH

Padi
Padi (bahasa latin: Oryza sativa L.) merupakan salah satu tanaman
budidaya terpenting dalam peradaban. Meskipun terutama mengacu pada jenis
tanaman budidaya, padi juga digunakan untuk mengacu pada beberapa jenis dari
marga (genus) yang sama, yang biasa disebut sebagai padi liar. Padi diduga
berasal dari India atau Indocina dan masuk ke Indonesia dibawa oleh nenek
moyang yang migrasi dari daratan Asia sekitar 1500 SM.

Produksi padi dunia menempati urutan ketiga dari semua serealia, setelah
jagung dan gandum. Namun demikian, padi merupakan sumber karbohidrat utama
bagi mayoritas penduduk dunia.

Hasil dari pengolahan padi dinamakan beras.


CIRI-CIRI UMUM PADI
Padi termasuk dalam suku padi-padian atau POACEAE (GRAMINAE
atau

GLUMIFLORAE).

Terna

semusim,berakar

serabut,batang

sangat

pendek,struktur serupa batang terbentuk dari rangkaian pelepah daun yang saling
menopang daun sempurna dengan pelepah tegak,daun berbentuk lanset,warna
hijau muda hingga hijau tua,berurat daun sejajar,tertutupi oleh rambut yang
pendek dan jarang,bagian bunga tersusun majemuk,tipe malai bercabang,satuan
bunga disebut FLORET yang terletak pada satu spikelet yang duduk pada
panikula,tipe buah bulir atau kariopsis yang tidak dapat dibedakan mana buah dan
bijinya,bentuk hampir bulat hingga lonjong,ukuran 3mm hingga 15mm,tertutup
oleh palea dan lemma yang dalam bahasa sehari-hari disebut sekam,struktur
dominan padi yang biasa dikonsuksi yaitu jenis ENDUKeanekaragaman
budidaya
Padi gogo
Di beberapa daerah tadah hujan orang mengembangkan padi gogo, suatu tipe padi
lahan kering yang relatif toleran tanpa penggenangan seperti di sawah. Di
Lombok

dikembangkan

sistem

padi

gogo

rancah,

yang

memberikan

penggenangan dalam selang waktu tertentu sehingga hasil padi meningkat.


Padi rawa
Padi rawa atau padi pasang surut tumbuh liar atau dibudidayakan di daerah rawarawa. Selain di Kalimantan, padi tipe ini ditemukan di lembah Sungai Gangga.

Padi rawa mampu membentuk batang yang panjang sehingga dapat mengikuti
perubahan kedalaman air yang ekstrem musiman.
Keanekaragaman tipe beras/nasi
Padi pera
Padi pera adalah padi dengan kadar amilosa pada pati lebih dari 20% pada
berasnya. Butiran nasinya jika ditanak tidak saling melekat. Lawan dari padi pera
adalah padi pulen. Sebagian besar orang Indonesia menyukai nasi jenis ini dan
berbagai jenis beras yang dijual di pasar Indonesia tergolong padi pulen.
Penggolongan ini terutama dilihat dari konsistensi nasinya.
Ketan
Ketan (sticky rice), baik yang putih maupun merah/hitam, sudah dikenal sejak
dulu. Padi ketan memiliki kadar amilosa di bawah 1% pada pati berasnya. Patinya
didominasi oleh amilopektin, sehingga jika ditanak sangat lekat.
Padi wangi
Padi wangi atau harum (aromatic rice) dikembangkan orang di beberapa tempat di
Asia, yang terkenal adalah ras 'Cianjur Pandanwangi' (sekarang telah menjadi
kultivar unggul) dan 'rajalele'. Kedua kultivar ini adalah varietas javanica yang
berumur panjang.
Di luar negeri orang mengenal padi biji panjang (long grain), padi biji pendek
(short grain), risotto, padi susu umumnya menggunakan metode silsilah. Salah
satu tahap terpenting dalam pemuliaan padi adalah dirilisnya kultivar 'IR5' dan
'IR8', yang merupakan padi pertama yang berumur pendek namun berpotensi hasil
tinggi. Ini adalah awal revolusi hijau dalam budidaya padi. Berbagai kultivar padi
berikutnya umumnya memiliki 'darah' kedua kultivar perintis tadi.

Anda mungkin juga menyukai