Anda di halaman 1dari 26

askep pneumonia

KONSEP DASAR MEDIK


Defenisi
Pneumonia adalah peradangan pada paru-.paru dan bronkiolus yang disebabkan oleh bakteri, jamur ,virus, atau
aspirasi karma makanan atau benda asing.
Pneumonia adalah infeksi pada parenkim paru, biasanya berhubungan dengan pengisian cairan didalam alveoli
hal ini terjadi akibat adanya infeksi agen/ infeksius atau adanya kondisi yang mengganggu tekanan saluran
trakheabronkialis. Adapun beberapa keadaan yang mengganggu mekanisme pertahanan sehingga timbul infeksi
paru misalnya, kesadaran menurun, umur tua, trakheastomi, pipa endotrakheal dan lain-lain. Dengan demikian
flora endogen yang menjadi pathogen ketika memasuki saluran pernapasan.(Ngasrial, Perawatan anak sakit,
1997).
Etiologi
Sebagian besar pneumonia disebabkan oleh bakteri, yang timbul secara primer atau sekunder setelah infeksi virus.
Penyebab tersering pneumonia bakterialis adalah bakteri positif-gram, Streptococus pneumoniae yang
menyebabkan pneumonia streptokokus. Bakteri Staphylococcus aureus dan streptokokusbeta-hemolitikus. grup A.
juga sering menyebabkan pneumonia, demikian juga Pseudomonas aeruginosa.Pneumonia lainnya disebabkan
oleh virus, misalnya influenza. Pneumonia mikoplasma, suatu pneumonia yang relatif sering dijumpai,disebabkan
oleh suatu mikroorganisme yang berdasarkan beberapa aspeknya, berada di antara bakteri dan virus. Individu
yang mengidap acquired immunodeficiency syndrome, (AIDS) sering mengalami pneumonia yang pada orang
normal sangat jarang terjadi yaitu pneumocystis carinii. Individu yang terpajan ke aerosol dari air yang lama
tergenang, misalnya dari unit pendingin ruangan (AC) atau alat pelembab yang kotor, dapat mengidap pneumonia
Legionella. Individu yang mengalami aspirasi isi lambung karena muntah atau air akibat tenggelam dapat
mengidap pneumonia asporasi. Bagi individu tersebut, bahan yang teraspirasi itu sendiri yang biasanya
menyebabkan pneumonia, bukan mikro-organisme, dengan mencetuskan suatu reaksi peradangan.
Etiologi:
o Bakteri : streptococus pneumoniae, staphylococus aureus.
o Virus : Influenza, parainfluenza, adenovirus
o Jamur : Candidiasis, histoplasmosis, aspergifosis, coccidioido mycosis, cryptococosis, pneumocytis carini.
o Aspirasi : Makanan, cairan, lambung.
o Inhalasi : Racun atau bahan kimia, rokok, debu dan gas.
o Pneumonia virus bisa disebabkan oleh:Virus sinsisial pernafasan, Hantavirus, Virus influenza,Virus
parainfluenza,Adenovirus, Rhinovirus, Virus herpes simpleks, Micoplasma (pada anak yang relatif besar)
Pada bayi dan anak-anak penyebab yang paling sering adalah:
- virus sinsisial pernafasan
- adenovirus
- virus parainfluenza
- virus influenza.
Manifestasi klinik
Gejala penyakit pneumonia biasanya didahului infeksi saluran nafas atas akut selama beberapa hari. Selain
didapatkan demam, menggigil, suhu tubuh meningkat dapat mencapai 40 derajat celsius, sesak nafas, nyeri dada,
dan batuk dengan dahak kental, terkadang dapat berwarna kuning hingga hijau. Pada sebagian penderita juga
ditemui gejala lain seperti nyeri perut, kurang nafsu makan, dan sakit kepala.
Tanda dan Gejala berupa:Batuk nonproduktif, Ingus (nasal discharge),Suara napas lemah, Retraksi intercosta,
Penggunaan otot bantu nafas, Demam, Ronchii, Cyanosis, Leukositosis, Thorax photo menunjukkan infiltrasi
melebar, Batuk, Sakit kepala, Kekakuan dan nyeri otot, Sesak nafas, Menggigil, Berkeringat, Lelah.
Gejala lainnya yang mungkin ditemukan:
- kulit yang lembab
- mual dan muntah
- kekakuan sendi.
Patofisiologi
Pneumonia dapat terjadi akibat menghirup bibit penyakit di udara, atau kuman di tenggorokan terisap masuk ke
paru-paru. Penyebaran bisa juga melalui darah dari luka di tempat lain, misalnya di kulit. Jika melalui saluran
napas, agen (bibit penyakit) yang masuk akan dilawan oleh berbagai sistem pertahanan tubuh manusia. Misalnya,
dengan batuk-batuk, atau perlawanan oleh sel-sel pada lapisan lendir tenggorokan, hingga gerakan rambut-rambut
halus (silia) untuk mengeluarkan mukus (lendir) tersebut keluar. Tentu itu semua tergantung besar kecilnya
ukuran sang penyebab tersebut.
Penatalaksanaan medis/pengobatan

Kepada penderita yang penyakitnya tidak terlalu berat, bisa diberikan antibiotik per-oral (lewat mulut) dan tetap
tinggal di rumah.Penderita yang lebih tua dan penderita dengan sesak nafas atau dengan penyakit jantung atau
paru-paru lainnya, harus dirawat dan antibiotik diberikan melalui infus. Mungkin perlu diberikan oksigen
tambahan, cairan intravena dan alat bantu nafas mekanik. Kebanyakan penderita akan memberikan respon
terhadap pengobatan dan keadaannya membaik dalam waktu 2 minggu.
Penatalaksanaan untuk pneumonia bergantung pada penyebab, sesuai yang ditentukan oleh pemeriksaan sputum
mencakup :
Oksigen 1-2 L/menit.VFD dekstrose 10 % : NaCl 0,9% = 3 : 1, + KCl 10 mEq/500 ml cairan. Jumlah cairan
sesuai berat badan, kenaikan suhu, dan status hidrasi.Jika sesak tidak terlalu berat, dapat dimulai makanan enteral
bertahap melalui selang nasogastrik dengan feeding drip.Jika sekresi lendir berlebihan dapat diberikan inhalasi
dengan salin normal dan beta agonis untuk memperbaiki transport mukosilier.Koreksi gangguan keseimbangan
asam basa dan elektrolit.
Antibiotik sesuai hasil biakan atau berikan :
Untuk kasus pneumonia community base :
o Ampisilin 100 mg/kg BB/hari dalam 4 kali pemberian.
o Kloramfenicol 75 mg/kg BB/hari dalam 4 kali pemberian.
Untuk kasus pneumonia hospital base :
o Sefoaksim 100 mg/kg BB/hari dalam 2 kali pemberian
o Amikasin 10-15 mg/kg BB/hari dalam 2 kali pemberian.
Insiden
Insiden pneumonia berbeda untuk daerah yang satu dengan daerah yang lain. Dan dipengaruhi oleh musim,
insiden meningkat pada usia lebih 4tahun. Dan menurun dengan meningkatnya umur. Faktor resiko yang
meningkatkan insiden yaitu umur 2bulan, gisi kurang, BBLR, tidak mendapat hasil yang memadai, polusi udara,
kepadatan tempat tinggal, imunisasi kurang lengkap, membentuk anak dan defisiensi vitamin A, dosis pemberian
antibiotik yang tepat dan adekuat, mortabilitas dapat diturunkan kurang dari 1% bila pasien disertai dengan mall
nutrisi, energi, protein,(MEP) dan terlambat berobat, kasus yang tidak diobati maka angka mortalitasnya masih
tinggi.
Lihat: Lengkap | Ringkas

Catatan gudang asuhan keperawatan/askep

askep pneumonia
Bagikan
15 Juli 2009 jam 14:48
KONSEP DASAR MEDIK
Defenisi
Pneumonia adalah peradangan pada paru-.paru dan bronkiolus yang disebabkan oleh bakteri, jamur ,virus, atau
aspirasi karma makanan atau benda asing.
Pneumonia adalah infeksi pada parenkim paru, biasanya berhubungan dengan pengisian cairan didalam alveoli
hal ini terjadi akibat adanya infeksi agen/ infeksius atau adanya kondisi yang mengganggu tekanan saluran
trakheabronkialis. Adapun beberapa keadaan yang mengganggu mekanisme pertahanan sehingga timbul infeksi
paru misalnya, kesadaran menurun, umur tua, trakheastomi, pipa endotrakheal dan lain-lain. Dengan demikian
flora endogen yang menjadi pathogen ketika memasuki saluran pernapasan.(Ngasrial, Perawatan anak sakit,
1997).
Etiologi
Sebagian besar pneumonia disebabkan oleh bakteri, yang timbul secara primer atau sekunder setelah infeksi virus.
Penyebab tersering pneumonia bakterialis adalah bakteri positif-gram, Streptococus pneumoniae yang
menyebabkan pneumonia streptokokus. Bakteri Staphylococcus aureus dan streptokokusbeta-hemolitikus. grup A.
juga sering menyebabkan pneumonia, demikian juga Pseudomonas aeruginosa.Pneumonia lainnya disebabkan
oleh virus, misalnya influenza. Pneumonia mikoplasma, suatu pneumonia yang relatif sering dijumpai,disebabkan
oleh suatu mikroorganisme yang berdasarkan beberapa aspeknya, berada di antara bakteri dan virus. Individu
yang mengidap acquired immunodeficiency syndrome, (AIDS) sering mengalami pneumonia yang pada orang
normal sangat jarang terjadi yaitu pneumocystis carinii. Individu yang terpajan ke aerosol dari air yang lama
tergenang, misalnya dari unit pendingin ruangan (AC) atau alat pelembab yang kotor, dapat mengidap pneumonia
Legionella. Individu yang mengalami aspirasi isi lambung karena muntah atau air akibat tenggelam dapat
mengidap pneumonia asporasi. Bagi individu tersebut, bahan yang teraspirasi itu sendiri yang biasanya
menyebabkan pneumonia, bukan mikro-organisme, dengan mencetuskan suatu reaksi peradangan.
Etiologi:
o Bakteri : streptococus pneumoniae, staphylococus aureus.
o Virus : Influenza, parainfluenza, adenovirus

o Jamur : Candidiasis, histoplasmosis, aspergifosis, coccidioido mycosis, cryptococosis, pneumocytis carini.


o Aspirasi : Makanan, cairan, lambung.
o Inhalasi : Racun atau bahan kimia, rokok, debu dan gas.
o Pneumonia virus bisa disebabkan oleh:Virus sinsisial pernafasan, Hantavirus, Virus influenza,Virus
parainfluenza,Adenovirus, Rhinovirus, Virus herpes simpleks, Micoplasma (pada anak yang relatif besar)
Pada bayi dan anak-anak penyebab yang paling sering adalah:
- virus sinsisial pernafasan
- adenovirus
- virus parainfluenza
- virus influenza.
Manifestasi klinik
Gejala penyakit pneumonia biasanya didahului infeksi saluran nafas atas akut selama beberapa hari. Selain
didapatkan demam, menggigil, suhu tubuh meningkat dapat mencapai 40 derajat celsius, sesak nafas, nyeri dada,
dan batuk dengan dahak kental, terkadang dapat berwarna kuning hingga hijau. Pada sebagian penderita juga
ditemui gejala lain seperti nyeri perut, kurang nafsu makan, dan sakit kepala.
Tanda dan Gejala berupa:Batuk nonproduktif, Ingus (nasal discharge),Suara napas lemah, Retraksi intercosta,
Penggunaan otot bantu nafas, Demam, Ronchii, Cyanosis, Leukositosis, Thorax photo menunjukkan infiltrasi
melebar, Batuk, Sakit kepala, Kekakuan dan nyeri otot, Sesak nafas, Menggigil, Berkeringat, Lelah.
Gejala lainnya yang mungkin ditemukan:
- kulit yang lembab
- mual dan muntah
- kekakuan sendi.
Patofisiologi
Pneumonia dapat terjadi akibat menghirup bibit penyakit di udara, atau kuman di tenggorokan terisap masuk ke
paru-paru. Penyebaran bisa juga melalui darah dari luka di tempat lain, misalnya di kulit. Jika melalui saluran
napas, agen (bibit penyakit) yang masuk akan dilawan oleh berbagai sistem pertahanan tubuh manusia. Misalnya,
dengan batuk-batuk, atau perlawanan oleh sel-sel pada lapisan lendir tenggorokan, hingga gerakan rambut-rambut
halus (silia) untuk mengeluarkan mukus (lendir) tersebut keluar. Tentu itu semua tergantung besar kecilnya
ukuran sang penyebab tersebut.
Penatalaksanaan medis/pengobatan
Kepada penderita yang penyakitnya tidak terlalu berat, bisa diberikan antibiotik per-oral (lewat mulut) dan tetap
tinggal di rumah.Penderita yang lebih tua dan penderita dengan sesak nafas atau dengan penyakit jantung atau
paru-paru lainnya, harus dirawat dan antibiotik diberikan melalui infus. Mungkin perlu diberikan oksigen
tambahan, cairan intravena dan alat bantu nafas mekanik. Kebanyakan penderita akan memberikan respon
terhadap pengobatan dan keadaannya membaik dalam waktu 2 minggu.
Penatalaksanaan untuk pneumonia bergantung pada penyebab, sesuai yang ditentukan oleh pemeriksaan sputum
mencakup :
Oksigen 1-2 L/menit.VFD dekstrose 10 % : NaCl 0,9% = 3 : 1, + KCl 10 mEq/500 ml cairan. Jumlah cairan
sesuai berat badan, kenaikan suhu, dan status hidrasi.Jika sesak tidak terlalu berat, dapat dimulai makanan enteral
bertahap melalui selang nasogastrik dengan feeding drip.Jika sekresi lendir berlebihan dapat diberikan inhalasi
dengan salin normal dan beta agonis untuk memperbaiki transport mukosilier.Koreksi gangguan keseimbangan
asam basa dan elektrolit.
Antibiotik sesuai hasil biakan atau berikan :
Untuk kasus pneumonia community base :
o Ampisilin 100 mg/kg BB/hari dalam 4 kali pemberian.
o Kloramfenicol 75 mg/kg BB/hari dalam 4 kali pemberian.
Untuk kasus pneumonia hospital base :
o Sefoaksim 100 mg/kg BB/hari dalam 2 kali pemberian
o Amikasin 10-15 mg/kg BB/hari dalam 2 kali pemberian.
Insiden
Insiden pneumonia berbeda untuk daerah yang satu dengan daerah yang lain. Dan dipengaruhi oleh musim,
insiden meningkat pada usia lebih 4tahun. Dan menurun dengan meningkatnya umur. Faktor resiko yang
meningkatkan insiden yaitu umur 2bulan, gisi kurang, BBLR, tidak mendapat hasil yang memadai, polusi udara,
kepadatan tempat tinggal, imunisasi kurang lengkap, membentuk anak dan defisiensi vitamin A, dosis pemberian
antibiotik yang tepat dan adekuat, mortabilitas dapat diturunkan kurang dari 1% bila pasien disertai dengan mall
nutrisi, energi, protein,(MEP) dan terlambat berobat, kasus yang tidak diobati maka angka mortalitasnya masih
tinggi.

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


A. PENGKAJIAN
I. Biodata
1) Identitas klien
Nama : An.R
Umur : 4 Thn
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Jl R.A. Kartini Sengkang
Tgl.masuk : 28 Desember 2008
Tgl pengkajian : 31 Desember 2008
Diagnosa medik : Pneumonia
2) Identitas orang tua
Ayah
Nama ; Tn.N
Umur : 28 Thn
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Supir mobil
Agama ; Islam
Alamat : Jl R.A. Kartini Sengkang
Ibu
Nama : Ny.M (Alm.)
Umur: : 24 Thn
Pendidikan : SMP
Pekerjaa : Agama : Islam
Alamat : 3) Identitas sadara kandung
Klien adalah anak tunggal(tidak mempunyai saudara kandung)
II.Keluhan utama/alasan kunjungan
1).Keluhan utama : Sesak nafas
2).Alasan kunjungan : klien masuk rumah sakit dengan sesak nafas yang dialami sejak 3 hari yang lalu, batuk
berlendir, beringus dan disertai dengan demam tinggi.
III.Riwayat kesehatan
1).Riwayat kesehatan sekarang
Ibu klien mengatakan anaknya mengalami sesak nafas sejak 3 hari yang lalu, batuk berlendir, beringus dan
disertai dengan demam yang tinggi.
2).Riwayat kesehatan masa lalu
a.Prenatal cares
1.Pemeriksaan kehamilan;5kali
2.Keluhan selama hamil:tidak ada keluhan
3.Riwayat terkena sinar dan terapi obat;tidak ada
4.kenaikan berat badan selama hamil:lupa
5.Imunisasi TT;2kali
6.Golongan darah ayah:tidak tau
7.Golongan darah ibu:B
b.Natal
1.Tempat melahirkan:di rumah
2.Lama dan jenis persalinan:spontan
3.Penolong persalinan:bidan
4.Cara memudahkan persalinan:tidak ada
5.Obat perangsang:tidak ada
6.Komplikasi waktu lahir:tidak ada
c.Post natal
1.Kondisi bayi BBL: 2600
PBL: lupa
2.Bayi kemerahan setelah lahir,tidak ada cianosis
untuk semua usia
d.Penyakit yang pernah dialami:demam

e.Kecelakaan yamg pernah dialami:tidak ada


f.Tidak pernah dioperasi dan dirawat dirumah sakit
sebelumnya
g.Alergi makanan obat-obatan tidak ada
h.Komsumsi obat-obatan bebas jika sakit:tidak pernah
i.Perkembangan anak disbanding dengan anak yang
lainnya sama
3).Riwayat kesehatan keluarga
a.Penyakit anggota keluarga Batuk-batuk yang dialami nenek klien
b.Genogram 3 generasi

Keterangan:
: Laki- laki
: Perempuan
: Klien
? : Umur tidak diketahui
: Tinggal serumah
: garis keturunan
: meninggal
Dari keterangan genogram diatas dinyatakan bahwa;
Generasi I:orang tua dari ayah dan ibu klien masih hidup
Generasi II: Ibu klien meninggal dan sauadara bapak dan saudara ibu klien masih hidup
Generasi III:klien merupakan anak tunggal,klien tinggal serumah dengan ayah dan ibu.
IV.Riwayat imunisasi
No Jenis imunisasi Waktu pemberian Reaksi setelah pemberian
1.
2.
3.
4.
5. BCG
DPT(I,II.III)
POLIO(I.II.III.IV)
CAMPAK
HEPATITIS(I,II,III)
1bulan
2bln,3bln.4bln
2bln.3bln.4bln,6bln
9bulan
2bln,3bln,4bln Demam
Tidak ada
Tidak ad
Tiak ada
Tidak ada
V.Riwayat tumbuh kembang
1.Pertumbuhan fisik
a.Berat badan :2600gram
b.Tinggi badan :Lupa
c.Waktu tumbuh gigi :12bulan
d.Tanggal gigi:belum pernah tanggal giginya
2.Perkembangan tiap tahap
Usia anak saat
a.Berguling :4bulan
b.duduk :6bulan

c.merangkak :7bulan
d.berdiri :9bulan
e.berjalan :13bulan
f.senyum kepada orang lain pertama kali:2bulan
g.bicara pertama kali:1bulan
h.berpakaian tanpa bantuan orang lain:belum bisa
VI.Riwayat nutrisi
1.Pemberian asi
a.Pertama kali disusui:1minggu setelah bayi lahir
b.cara pemberian:setiap kali bayi menangis
c.lama pemberian:1tahun 6bulan(karna 1tahun 6bulan
setelah itu ibu klien sakit dan produksi asi tidak ada
2.Pemberian susu formula
a.Alasan pemberian;ibu klien sakit dan asi tidak lancer
b.jumlah pemberian:1000-1500cc
c.cara pemberiaan:dengan dot
3.Pemberian makanan tambahan
a.Pertama kali diberikan:5thn
b.jenis:bubur(beras merah)
4.Pola perubahan nutrisi tiap tahapan sampai nutrisi saat
Ini
Usia Jenis nutrisi Lama pemberian
0-1thn 6 bulan
1thn 6bln-sekarang ASI
Bubur(beras merah) 1thn 6buan
Sampai sekarang

VII.Riwayat psikososial
1.Anak tunggal dirumah sendiri
2.lingkungan berada di kota
3.rumah dekat dengan mesjid
4.tidak ada tempat bermain
5.tidak punya kamar sendiri
6.ada tangga yang berbahaya
7.anak tidak punya ruang bermain
8.hubungan antara anggota keluarga harmonis
9. pengasuh anak adalah ibunya sendiri
VIII.Riwayat spiritual
1.support sistem dalam keluarga
Orang tua klien selalu berdoa agar klien cepat sembuh
dan diberikan umur yang panjang oleh Allah SWT.
2.Kegiatan keagamaan
Klien biasa ikut ibunya ke masjid pada saat peringatan
hari-hari besar islam
IX.Reaksi hospitalisasi
1.Pemahaman tengtang keluarga dan rawat inap
a.mengapa ibu membawa anaknya kerumah sakit: karna
panic melihat anaknya
b.Apakah dokter menceritakan keadaan anaknya:ya
c.Perasaan orang tua pada saat ini:takut,cemas dan kwatir
2.Pemahaman anak tentang sakit dan rawat inap
Klien belum mampu mengatakan mengapa ia berada
di rumah sakit,klien hanya mampu menangis bila ada
orang lain yang tidak ia kenal berada didekatnya.
X.Aktivitas sehari-hari
Nutrisi
Kondisi Sebelum sakit Saat sakit
Selera makan
Menu makanan

Frekuensi makan
Makanan yang disukai
Makanan pantangan
Pembatasan pola makan
Cara makan
Ritual saat makan Baik
Bubur+susu formula
3xsehari
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Disuapi
Baca doa menurun
Sesuai dengan diet
2xsehari
Tidak ada
Makanan berminyak
Tidak ada
Disuapi
Baca doa
Cairan
kondisi Sebelum sakit Saat sakit
Jenis minuman
Frekuensi minum
Kebutuhan cairan
Cara pemenuhan Air putih,susu
3-5xsehari
1000-1500cc
peroral Air putih,susu
3-5xsehari
1000-1500cc
peroral
Eliminasi BAB
Kondisi Sebelum sakit Saat sakit
Tempat pembuangan
Frekuensi
Konsistensi
Warna
Kesulitan
Obat pencahar WC
1x/24jam
Lembek
Kekuningan
Tidak ada
Tidak ada WC
1x/24jam
Lembek
Kekuningan
Tidak ada
Tidak ada
Eliminasi BAK
Kondisi Sebelum sakit Saat sakit
Tempat pembuangan
Frekuensi
Warna
Bau
kesulitan WC
5-7x/hari
Kuning
Amoniak
Tidak ada WC
5-7x/hari

Kuning
Amoniak
Tidak ada
Istirahat tidur
kondisi Sebelum sakit Setelah sakit
Jam tidur:
Siang
Malam
Pola tidur
Kebiasaan sebelum tidur
Kesulitan tidur
10.00-14.00 wita
19.00-06.00 wita
Teatur
Diayun
Tidak ada
10.00-14.00 wita
19.00-06.00 wita
Teratur
Tidak ada
Tidak ada
Personal hygiene
Kondisi Sebelum sakit Saat sakit
Mandi:
Cara
Frekuensi
Alat mandi
Cuci rambut:
Frekuensi
Cara
Gunting kuku:
Frekuensi
Cara
Sikat gigi:
Frekuensi
cara
Dimandikn oleh ibunya
2xsehari
Sabun+handuk
2xseminggu
Memakai sampo
2x seminggu
Dibantu ibunya
1xsehari
Dibantu oleh ibunya
Pakai waslap
2x sehari
Sabun+handuk
2x seminggu
Memakai sampo
2x seminggu
Dibantu ibunya
1xsehari
Dibantu ibunya
Aktivitas/mobilitas fisik
kondisi Sebelum sakit Setelah sakit
Kegiatan sehari-hari
Pengaturan jadwal harian

Penggunaan alat Bantu


Kesulitan pergerakan tubuh Bermain
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
XI.Pemeriksaan fisik
1.Keadaan umum : Lemah
2.Tanda-tanda Vital
a. Tekanan darah :100/800 mmHg
b. Nadi :98 x/Mnt
c. Suhu :39oC
d. Pernapasan :32 x/Mnt
3.Antropometri
a. Tinggi badan : 120 cm
b. Berat badan : 15 kg
c. LILA : 15 cm
d. Lingkar kepala : 44 cm
e. Lingkar dada : 46 cm
f. Lingkar perut : 44 cm
4. Sistem pernapasan
a.Hidung : Simetris kiri & kanan , Ada secret dan ingus,pernapasan cuping hidung,tidak ada polip,tidak ada
epistaksis, pernapasan dangkal.
b.Leher : tidak nampak pembesaran kelenjar tyroid,tidak ada tumor.
c. Dada : bentuk dada simetris kiri dan kanan, perbandingan ukuran antara posterior dan anterior 1: 2, pergerakan
dada tidak simetris.
d.Suara napas : Terdengar bunyi stridor, ronchii pada lapang paru.
e.clubbing finger : tidak ada.
5.Sistem cardiovaskuler
a. Kongjungtiva tidak anemia,bibir cyianosis,arteri
karotis kuat,tekanan vena jugularis tidak meninggi.
b. Suara jantung : S1 Lup ,S2 Dup.
c. Tidak ada bising aorta & Mur-mur.
d. Ukuran jantung normal,Capillary Refilling time 3 detik.
6.Sistem pencernaan
a. Selera tidak icterus,bibir cianosis,tidak ada labioskisis.
b. Mulut tidak stomatitis, tidak ada palatoskisis, kemampuan
menela baik.
c. Gaster tidak kembung, tidak ada nyeri.
d. Abdomen : Hati tidak teraba, Lien & ginjal tidak teraba.
e. Anus : Tidak lecet, hemoroid tidak teraba.
f. Peristaltik : 30 x/Mnt
7.Sistem indra
a. Mata
1). Kelopak mata : Tidak edema
2). Bulu mata : Menyebar
3). Alis : Menyebar
4). Mata : Reaksi terhadap rangsangan cahaya ada
5). Visus : 6/6
b. Hidung
1). Stuktur hidung simetris kiri & kanan , penciuman baik,
tidak ada trauma di hidung, mimisan tidak ada
2). Ada secret dan ingus yang menghalangi penciuman
c. Telinga
1). Keadaan daun telinga simetris kiri & kanan ,kanal
Auditorius kurang bersih, serumen tidak ada.
2). Fungsi pendengaran normal ( jika klien di panggil maka ia
akan menoleh ke arah suara tersebut.
8.Sistem Saraf
a. Fungsi Serebral
1.Orientasi,daya ingat,perhatian dan perhitungan tidak
Di identifikasi,
2.Kesadaran

a.Eyes : 4
b.Motorik : 6
c.Verbal : 5
d.GCS : 15 (normal 13-15)
b. Fungsi Cranial
1.Nervus I (olfaktorius)
Penciuman tidak diidentifikasi
2.Nervus II (optikus)
Visus dan lapang pandang tidak diidentifikasi
3.Nervus III,IV,VI (okulomotorius,troklearis,abducens)
Gerakan otot mata tidak diidentifikasi
4.Nervus V (trigeminus)
Motorik dan sensorik tidak dapat diidentifikasi.
5.Nervus VII (facialis)
Motorik dan sensorik tidak dapat diidentifikasi
6.Nervus VIII (akustikus)
Pendengaran normal.
Keseimbangan tidak dapat diidentifikasi.
7.Nervus IX (glosofaringeus)
Fungsi pengecapan tidak dapat diidentifikasi.
8.Nervus X (Vagus)
Gerakan ovula tidakdapat diidentifikasi
9.Nervus XI (aksesoris)
Sternocledomastoideus dan trapesius tidak dapat diidentifikasi
10.Nervus XII (hipoglosus)
Gerakan lidah tidak dapat diidentifikasi
c. Fungsi motorik
1.Massa otot : lemah
2.Tonus otot : menurun
3.kekuatan otot : 25%(dapat menggerakan anggota gerak
Tetapi tidak kuat menahan berat dan Tekanan pemeriksa.
d. Fungsi sensorik
Suhu,gerakan,posisi dan diskriminasi tidak dapat
Diiidentifikasi.
e. Fungsi Cerebellum
Koordinasi dan keseimbangan tidak dapat dikaji.
f. Refleks
Refleks bisep(+),Refleks trisep(+),dan Refleks babinski(+)
g. Iritasi Meningen
Tidak ditemukan adanya kaku kuduk,kernig sign,lasaque
sign.
h. Pemeriksaan tingkat perkembangan
Dengan menggunakan DDST :
1.Motorik kasar : klien dapat berjalan sendiri tanpa
Bantuan orang lain
2.Motorik halus : klien dapat menggunakan kedua
Tangannya untuk memegang.
3.Bahasa : klien dapat mengucapkan kata mama/
Papa.
4. Personal sosial : klien sudah mulai bermain dgn mainan yang diberikan.
9.Sistem Muskuloskeletal
a.Kepala
1.Bentuk : Normal
2.Gerakan : tidak diidentifikasi
b.Vertebrae
Tidak ada kelainan bentuk seperti lordosis,scleosis,kifosis
c.Pelvis
Klien belum jalan,ortholan barlaws tidak dilakukan
d.Lutut
1.Tidak bengkok dan tidak kaku,gerakan baik(aktif)
2.MC.Murray test dan Ballottement test tidak dilakukan.
e.Kaki
tidak bergerak.
f.Tangan
tidak bengkak,tanga kanan terpasang infuse
10.Sistem Integument

a.Rambut : hitam,tidak mudah dicabut


b.kulit : kulit pucat,temperatur hangat,teraba lembab,bulu kulit menyebar, tidak ada tahi lalat.
c.Kuku : warna merah muda,permukan datar,tidak
mudah patah,kuku pendek dan agak bersih.
11.Sistem Endokrin
a.kelenjar thyroid : tidak ada pembesaran
b.Ekskresi urine berlebihan : tidak ada
c.Polidipsi dan Poliphagi : tidak ada
d.Keringat berlebihan : tidak ada
e.Riwayat air seni dikerumuni semut : tidak ada.
12.Sistem Perkemihan
Edema palpebra tidak ada,edema anasarka tidak ada,moon face
tidak ada,nocturia tidak ada,kencing batu tidak ada.
13.Sistem Reproduksi
Tidak dikaji
14.Sistem Immune
a.Alergi cuaca tidak ada,alergi debu tidak ada.
b.Penyakit yang berhubungan dgn cuaca seperti batuk dan flu
c. Bicara
* Ekspresive :Klien menangis jika merasakan sakit
* Reseptive : tidak diidentifikasi
DATA ETIOLOGI MASALAH
1. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan pengiriman oksigen ditandai dengan :
DO:
- Klien nampak sesak
- pernapasan cuping hidung, pernapasan dangkal
- Klien nampak pucat dan cianosis
DS:
- Ibu klien mengatakan anaknya sesak.
2. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan mucus dijalan nafas ditandai dengan :
DO:
- Klien nampak batuk berlendir dan beringus.
- terdengar bunyi ronchi, stridor pada lapang paru.
- Pergerakan dada tidak simetris.
- TTV:
T : 100/80
N : 98 X/ menit
S : 39 C
P : 32 X/ menit
DS :
- Ibu klien mengatakan bahwa anaknya
Batuk berlendir dan beringus.
- Klien mengatakan dadanya terasa sakit saat batuk.
3. Hipertermi berhubungan dengan inflamasi pada jaringan parenkim paru ditandai dengan :
DO :
- KU : Lemah
- Suu : 39 C
DS :
- Klien mengeluh badannya panas.
4. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan anoreksia ditandai dengan :
DO :
- Porsi makan tidak dihabiskan
- Selera makan menurun
- BB : 15 kg
TB : 120 cm
DS :
- Ibu klien mengatakan anaknya malas makan.
- Ibu klien mengatakan porsi makan anaknya tidak dihabiskan.
Edema antara kapiler dan alveoli
Peningkatan O2 dan Co2 yang berdifusi
Kecepatan difusi gas menurun

Difusi O2 dan Co2 terganggu

Pembentukan sel eksudat


Alveoli dibronciolus berisi eksudat eritrosit, fibrin dan bakteri
Penumpukan secret/mucus
Obtruksi jalan nafas

Stimulus chemoreseptor hipotalamus.


Termoregulator

Peningkatan metabolisme
Kompensasi cadangan lemak yang dipergunakan oleh tubuh
Anoreksia
Gangguan pertukaran gas

Bersihan jalan nafas tidak efektif

Hipertermi

Nutrisi kurang dari kebutuhan


D. DIAGNOSA KEPERAWATAN
No DIAGNOSA
KEPERAWATAN TANGGAL DITEMUKAN TANGGAL TERATASI
1.

3.

4. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan pengiriman oksigen.


Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan mucus dijalan nafas.

Hipertermi berhubungan dengan inflamasi pada jaringan parengkim paru.


Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan anoreksia.

31 Desember 2008

31 Desember 2008

31 Desember 2008

31 Desember 2008

Belum teratasi

Belum teratasi

Belum teratasi

Belum teratasi

E. RENCANA KEPERAWATAN
HARI/ TANGGAL DIAGNOSA KEPERAWATAN PERENCANAAN
TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
Rabu
31- 12- 08

Rabu
31- 12- 08

Rabu
31- 12- 08

Rabu
31- 12- 08

1. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan pengiriman oksigen ditandai dengan :
DO:
- Klien nampak sesak
- pernapasan cuping hidung
- Klien nampak pucat dan cianosis
DS:
- Ibu klien mengatakan anaknya sesak.

2. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan mucus dijalan nafas ditandai dengan :
DO:
- Klien nampak batuk berlendir dan beringus
- terdengar bunyi ronchi, stridor dilapang paru.
- Pergerakan dada tidak simetris.
- TTV:
T : 100/70
N : 108 X/ mnt
S : 39 C
P : 32 X/ menit
DS :
- Ibu klien mengatakan bahwa anaknya
Batuk berlendir dan beringus.
-Klien mengatakan dadanya terasa sakit saat batuk.

3. Hipertermi berhubungan dengan inflamasi pada jaringan parengkim paru ditandai dengan :
DO :

- KU : Lemah
- Suu : 39 C
DS :
- Klien mengeluh badannya panas.

4. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan anoreksia ditandai dengan :


DO :
- Porsi makan tidak dihabiskan
- Selera makan menurun
- BB : 15 kg
TB : 120 cm
DS :
- Ibu klien mengatakan anaknya malas makan.
- Ibu klien mengatakan porsi makan anaknya tidak dihabiskan.

Menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi jaringan dan tidak ada gejala distres pernafasan. Berpartisipasi
pada tindakan untuk emaksimalkan oksigenasi.

Menunjukkan prilaku mencapai bersihan jalan nafas.


Tidak mengalami aspirasi.
Menunjukkan batuk yang efektif dan peningkatan pertukaran udara dalam paru-paru.

Klien akan mempertahankan suhu tubuh dalam batas normal dengan kriteria :
- Badan klien tidak teraba panas.

Klien akan terpenuhi kebutuhan nutrisinya dengan kriteria :


-Nafsu makan klien bertambah
-Porsi makan dihabiskan
-Menunjukkan peningkatan berat badan

1. Kaji frekuensi, kedalaman, dan kemudahan bernafas.

2. Tinggikan kepala dan dorong sering mengubah posisi, napas dalam, dan batuk efektif.
3. Pertahankan istirahat tidur. Dorong menggunakan teknik relaksasi dan aktifitas senggang.
4. Observasi penyimpangan kondisi, catat hipotensi, banyaknya jumlah sputum, merah mudah/berdarah, pucat,
sianosis, perubahan tingkat kesadaran, dispnea berat, gelisah
1. Kaji frekuensi/ kedalaman pernapasan dan gerakan dada.

2. Auskultasi area paru, catat area penurunan/ tak ada aliran udara dan bunyi nafas advertisius, mis..reles, mengi.

3. Bantu pasien nafas sering. Tunjukkan/ bantu pasien mempelajari melakukan batuk, mis., menekan dada dan
batuk efektif sementara posisi duduk tinggi.

4. Penghisapan sesuai indikasi.

1. Monitor suhu tubuh.

2. Beri kompres hangat didahi, axilla dan hindari penggunaan alkohol.


3. Anjurkan klien untik minum banyak dan pertahankan tetesan infus.
4. Kolaborasi pemberian obat sesuai jadwal dan dosis.
1.Awasi masukan/ pengeluaran & berat badan secara priotik
2.Sedikit anoreksia mual & muntah dan catat kemungkinan hubungan dengan obat
3.Dorong & berikan periode istirahat sering

4. Anjurkan klien untuk menghindari makanan yang sangat panas / sangat dingin
5. Berikan perawatan mulut sebelum & sesudah makan

1. Manifestasi distres pernapasan tergangtung pada/indikasi derajat keterlibatan paru dan status kesehatan umum.
2. Tindakan ini meningkatkan inspirasi maksimal, meningkatkan pengeluaran sekret untuk memperbaiki ventilasi.
3. Mencegah terlalu lelah dan menurunkan kebutuhan/komsumsi untuk memudahkan perbaikan infeksi.
4. Syok dan edema paru adalah penyebab umum kematian pada pneumonia dan membutuhkan intervensi medik
segera.

1. Takipnea, pernapasan dangkal, dan gerakan tak simetris sering terjadi karna ketidak nyamanan gerakan
dingding dada dan atau cairan paru.
2. Penurunan aliran udara terjadi pada area konsolidasi dengan cairan. Bunyi napas bronkial (normal pada
bronkus) dapat juga terjadi pada area konsolidasi. Kreles, ronkhi, dan mengi terdengar pada inspirasi dan atau
ekspirasi pada respon terhadap pengumpulan cairan, sekret kental, dan spasme jalan napas/obtruksi.
3. Napas dalam memudahkan ekspansi maksimum paru / jalan napas lebih kecil. Batuk adalah mekanisme
pembersihan jalan napas alami, membantu silia untuk mempertahankan jalan napas paten. Penekanan
menurunkan ketidak nyamanan dada dan posisi duduk memungkinkan upaya napas lebih dalam dan lebih kuat.
4. Merangsang batuk atau pembersihan jalan napas secara mekanik pada pasien yang tak mampu melakukan
karna batuk tak efektif atau penurunan tingkat kesadaran.
1. Suhu tubuh yang meningkat menunjukkan penyakit infeksi akut dan gambaran keadaan penyakit.
2. Kompres air hangat merangsang hipotalamus melakukan fungsinya.
3. Intake cairan yang adekuat dapat mengganti kehilangan cairan.
4. Pemberian obat sesuai jadwal dan dosis dapat mengoptimalkan kerja obat dalam tubuh.
1. Berguna dalam mengukur nutrisi & dukungan cairan
2. Dapat mempengauhi pilihan diet & identifikasi pemecehan masalah untuk peningkatan pemasukan
3. Membantu menghemat energi khususnya bila kebutuhan metabolic meningkat saat demam.
4. Suhu ekstrim dapak mencetuskan/ meningkatkan spasme batuk
5. Menurunkan rasa tidak enak karena sisa sputum /untuk pengobatan respirasi yang merangsang
F. IMPLEMENTASI
HARI/TANGGAL NO DX JAM IMPLEMENTASI
Rabu
31- 12- 08

Rabu
31- 12- 08

Rabu
31- 12- 08

Rabu
31- 12- 08
I

II

III

IV 10.00

10.15

10.20

10.28
10.10

10.30
10.35

10.00

10.43

10.50

11.00
11.05
11.20

11.25

11.30
1. Mengkaji frekuensi kedalaman dan kemudahan bernafas.
Hasil : Pola pernapasan klien dangkal, Pernafasan 32x/mnit
2. Meninggikan kepala dan mendorong sering mengubah posisi, napas dalam.
Hasil : Klien mengubah posisi dan nafas dalam.
3. Mempertahankan istirahat tidur dan mendorong menggunakan tekhnik relaksasi dan aktifitas senggang.
Hasil : Klien melakukan tekhnik relaksasi.
4. Mengobservasi penyimpangan kondisi, mencatat hipotensi pucat dan cianosis.
Hasil : Klien pucat dan cianosis.
1.Mengkaji frekuensi kedalaman dan pergerakan dada.
Hasil : Pola pernapasan dangkal, pergerakan dada tidak simetris.
2. Mengauskultasi area paru.
Hasil : Terdengar bunyi nafas ronchi pada lapang paru.
3. Mengajarkan atau menjelaskan cara batuk efektif dengan posisi duduk tinggi.

Hasil : Klien batuk batuk efektif dengan posisi duduk tinggi.


1. Memantau TTV
Hasil : T ; 100/70
N : 103x/mnit
S : 38 C
P : 32x/mnit
2. Menganjurkan klien untuk memberi kompres hangat .
Hasil : Klien kompres hangat didaerah dahi.
3. Mengintruksikan klien untuk banyak minum minimal 2500 ml/ hari.
Hasil : Klien paham dan mau melaksanakannya.
1.Mengawasi pemasukan makanan klien.
Hasil : Pemasukan makanan klien masih kurang/ intake tidak adekuat.
2. Menyelidiki anoreksia, mual dan muntah.
Hasil : Klien anoreksia.
3. Mendorong pemberian makanan sedikit tapi sering.
Hasil : Klien belum mampu melaksanakan.
4. Menganjurkan ibu klien untuk menghindari pemberian makanan panas atau dingin.
Hasil : Ibu klien memberikan makanan hangat.
5. Mengajarkan Ibu klien melakukan perawatan mulut sebelum dan setelah makan.
Hasil : Ibu klien akan berusaha memberikan perawatan.

G. EVALUASI
HARI/TANGGAL NO DX JAM EVALUASI
Rabu
31- 12- 08

Rabu
31- 12- 08

Rabu
31- 12- 08

Rabu
31- 12- 08
I

II

III

IV 11.45

11.50

11. 55

12.00 S : Klien mengeluh Sesak


O : Klien masih sesak
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi 2,3,4.
S : Klien mengeluh masih batuk dan beringus
O : Klien masih batuk
Pergerakan dada tidak simetris, terdengar bunyi ronchi.
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi 2,3,4.

S : Klien mengeluh badannya panas.


O : Badan klien masih teraba panas
Suhu 38 c
A: Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi 2, 3,4.
S : Ibu klien mengatakan anaknya malas makan
O : Klien malas makan
Klien hanya makan porsi
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi 2,3, 4, 5

Anda mungkin juga menyukai