Anda di halaman 1dari 8

STUDI IMPLEMENTASI STRATEGI PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PROGRAM

JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI


SELATAN TAHUN 2011
Implementation Strategy for Health Promotion Studies Against Health Insurance Program
in Public Health Office of South Sulawesi Province Year 2011

Darmawati, Indar, Ridwan M.Thaha

ABSTRAK
Hal lain yang lebih menarik seputar Jamkesmas adalah perihal peningkatan upaya promotif preventif.
Sejauh ini program Jamkesmas dinilai belum memperhatikan aspek promosi kesehatan. Tanpa promosi
kesehatan, dikhawatirkan rakyat miskin tidak berperilaku sehat. Tidak hanya bagi yang sakit, Jamkesmas
harus fokus mengembangkan promosi kesehatan bagi masyarakat pada secondary level atau setingkat
dengan Puskesmas. Dalam aplikasi ini, promosi kesehatan memiliki andil sebagai pendidik kesehatan bagi
masyarakat secara promotif preventif. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, Analisis data dalam
penelitian ini secara induktif, dimulai dari pengumpulan data dan menelaah data kemudian dikalsifikasikan,
dideskripsikan, ditabulasi dan diberi makna. Data tersebut diperoleh dari hasil wawancara dengan informan
dan hasil pengamatan. Hasil penelitian menunjukan bahwa implementasi advokasi dalam pelaksanaan
program jamkesmas adalah kebijakan yang dilaksanakan merupakan kebijakan dari pusat, adanya perluasan
pelayanan JAMPERSAL, dukungan APBN dan APBD dalam pelaksanan program jamkesmas, Bina
suasana dalam program jamkesmas adalah melakukan kerjasama dengan dinas sosial dalam pemutahiran
data, adanya tim koordinasi lintas sektor terkait seperti pemda, asisten kesra, DPRD, gerakan
pemberdayaan masyarakat sebatas melakukan penyuluhan-penyuluhan .
Kata kunci: Program Jamkesmas, Strategi Promkes, Implementasi

ABSTRAC
Another thing that is more interesting about Jamkesmas is about increasing preventive promotive efforts.
So far the program has not been noticed Jamkesmas assessed the health promotion aspect. Without health
promotion, concern for the poor does not behave well. Not only for the sick, Jamkesmas should focus on
developing community health promotion at the secondary level or level with the health center. In these
applications, health promotion has contributed as a health educator for the community as a preventive
promotive. This study is a qualitative research, data analysis in this study is inductive, starting from data
collection and reviewed the data then dikalsifikasikan, described, tabulated and given meaning. The data
obtained from interviews with informants and observations. The results showed that the implementation of
advocacy in the implementation of the program are implemented Jamkesmas is the policy of the center, the
JAMPERSAL, support state and local budgets in the conduct of the program Jamkesmas, Bina Jamkesmas
atmosphere in the program is to cooperate with social agencies in the updating of data, the existence of
cross-team coordination related sectors such as local government, Welfare assistant, councils, community
empowerment movement extent do penyuluha-extension.
Key words: Program Jamkesmas, Promkes Strategy, Implementation
1

PENDAHULUAN
Advokasi terkait program Jamkesmas
selama ini selalu terkait dengan kebijakan dalam
hal tata laksana kepesertaan yang meliputi
database kepesertaan secara nasional yang
dianggap belum mencakup semua sasaran
penduduk sangat miskin bahkan sering
didapatkan adanya nomor peserta Jamkesmas
yang dobel atau pesertanya sudah tidak berada di
lokasi tersebut lagi (Depkes, 2009). Disamping
itu kebijakan dalam mekanisme administrasi
klaim yang dianggap bertele-tele oleh pengelola
Jamkesmas di Puskemas dengan berbagai
kendala
. Setelah melakukan pendataan masyarakat
miskin, Depkes yang bekerja sama dengan Dinas
Kesehatan Pemerintah Daerah setempat tidak
hanya melakukan pembiayaan bagi masyarakat
miskin yang sakit saja. Lebih jauh program ini
juga menjalankan fungsi preventif dalam rangka
mengubah paradigma sehat yang selama ini
dijalankan. Tidaklah berlebihan jika program
lebih digambarkan sebagai langkah revolusioner
dalam upaya meningkat kualitas kesehatan
masyarakat. Semua perihal kesehatan seakan
terangkum lengkap dalam program teranyar ini,
tidak hanya berlaku pada masyarakat yang sakit
semata, namun lebih jauh program dengan label
Jamkesmas juga berisikan upaya preventif
meningkatkan pemberdayaan masyarakat untuk

lebih sehat dalam seluruh tatanan kehidupannya.


Dengan demikian, arti sehat tidak hanya berlaku
ketika sakit telah mencengkeram setiap
individu.
Untuk memperbaiki kelemahan sistim
tersebut diperlukan komitmen kepemimpinan
yang lebih besar, kerjasama dan koordinasi dari
sektor terkait (Notoatmodjo,2007). Apalagi
dengan terbitnya Undang-undang No 40/2004
mengenai Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)
menimbulkan konsekuensi perombakan pada
program
Jaminan
kesehatan
Masyarakat
(Jamkesmas). Atas dasar pertimbangan untuk
pengendalian
biaya
pelayanan
kesehatan,
peningkatan mutu, transparansi dan akuntabilitas
dilakukan perubahan pengelolaan program
Jaminan Kesehatan Masyarakat miskin pada tahun
2008. Perubahan mekanisme yang mendasar
adalah adanya pemisahan peran pembayar dengan
verifikator melalui penyaluran dana langsung ke
Pemberi Pelayanan Kesehatan (PPK) dari Kas
Negara, penggunaan tarif paket Jaminan
Kesehatan Masyarakat di RS, penempatan
pelaksana verifikasi di setiap Rumah Sakit,
pembentukan Tim Pengelola dan Tim Koordinasi
ditingkat Pusat, Propinsi, dan Kabupaten/Kota
serta penugasan PT Askes (Persero) dalam
manajemen kepesertaan (2009).
BAHAN DAN METODE
2

Lokasi penelitian
Penelitian dilakukan DI Dinas Kesehatan
Propinsi Sulawesi Selatan
Informan dalam penelitian
ini adalah
Pengelolah Program Jamkesmas, .
Pengumpulan data
Untuk memperoleh data yang akurat dan
valid maka tehnik yang digunakan adalah dengan
cara triangulasi data, yaitu proses penggalian data
dari berbagai sumber di lapangan, Adapun metode
yang digunakan Wawancara mendalam (indepth
Interviw), Observasi dan mengumpulkan data
sekunder yang berasal dari dokumen/status pasien
sebagai informan untuk mendapat data-data yang
diperlukan sebagai
bentuk klarifikasi dari
wawancara sebelumnya.
Teknik Analisis Data
Teknik analisis yang digunakan dalam
penelitian kualitatif ini adalah ini dilakukan melalui
tiga alur yaitu
reduksi data, penyajian data,
penarikan kesimpulan. Agar data yang dikumpulkan
melalui informan mempunyai keabsahan, maka
dalam penelitian ini menggunakan tehnik triagulasi,
yaitu tehnik penggunaan sumber informasi yang
berbeda, dengan tujuan mengklarifikasi, mengecek
atau sebagai pembanding terhadap informasi yang
diperoleh dari informan yang berbeda,

HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Implementasi Advokasi Program Jamkesmas
Implementasi advokasi dalam pelaksanaan
program jamkesmas di propinsi sulawesi
selatan merupakan kelanjutan dari tahun-tahun
sebelumnya serta mengikuti kebijakan dari
pusat dimana advokasi yang dilakukan pada
tahun 2011 ini
adalah tersedianya data
kepesertaan yang sesuai dengan kebijakan,
tersedianya dana APBN dan APBD untuk
mendukung penyelenggaraan Jamkesmas ,
. . . .kebijakan tahun 2011 merupakan
kelanjutan dari tahun-tahun sebelumnya dan
lebih disempurnakan tahun ini
dan
jangkauan pelayananannya lebih diperluas
lagi yaitu adanya JAMPERSAL dan BOK
,pendanaan
jamkesmas dari APBN
Kementerian Kesehatan, dimana pada tahun

ini mekanismenya berubah karena anggaran


diluncurkan melalui Dinas Kesehatan
kabupaten/kota.Namun demikian tetap perlu
dukungan APBD untuk Komplementasi dan
Sumplementasi.Dana Jampersal terintegrasi
secara utuh dengan Dana Jamkesmas yang
menjadi satu kesatuan....Besaran alokasi
Dana Jamkesmas dan Jampersal kab/kota
ditetapkan
sesuai
SK
Menteri
Kesehatan.Tim Pengelola jadi satu Untuk
mengelolah Jamkesmas dan Jampersal
......Tapi JAMKESMAS dan BOK.Dan
kepesertaan Jamkesmas 2011 mengacu pada
data BPS 2008 berjumlah 60,5 juta jiwa ,
namun secara nasional jumlah sasaran tetap
76,4 juta jiwa.sedangkan jumlah masyarakat
miskin dan tidak mampu Provinsi Sulawesi
Selatan berjumlah 2,449.737 juta jiwa.dan
tidak boleh di kenakan iuran biaya alasan
apapun .saya kira fasilitas kesehatan untuk
jampersal
tidak
hanya
melibatkan
Puskesmas
dan
jaringannya
tetapi
melibatkan Bidan Praktek, Klinik Bersalin,
Dokter Praktek yang bekerja sama dengan
Dinas Kesehatan kab/kota.Dan PT. ASKES
tetap
dilibatkan
untuk
Manajemen
Kepesertaan ( cetak dan distribusi ) ke
seluruh peserta...... ( 001RJ)
peran dan tugas sebagai TIM Pengelola Dinas
Kesehatan Provinsi terhadap pelaksanaan program
JAMKESMAS maka berbagai upaya yang sudah
dilakukan pada saat ini seperti yang di utarakan
informan,berikut ini ;
.......Melaksanakan
kebijakan yang
ditetapkan oleh pusat,mengkoordinasikan
manajemen kepesertaan,pelayanan dan
administrasi
dalam
penyelenggaraan
Jamkesmas.memfasilitasi
permasalahan
lintas batas,bertindak atas nama Menkes
melakukann rekruitmen independent atas
usulan
Tim
Pengelola
Jamkesmas
Kab/Kota.melakukan
pembinaan,pengawasan,pengendalian
terhadap unit-unit kerja yang terkait dalam
penyelenggaraan Jamkesmas.Memfasilitasi

pertemuan secara berkala dengan Tim


koordinasi sesuai kebutuhan dalam rangka
sinkronisasi,harmonisasi,evaluasi
dan
penyelesaian
masalah
lintas
sector.menangani penyelesaian keluhan dari
para pihak,menyusun dan menyampaikan
laporan atas hasil pelaksanaan tugas
penyelenggaraan Jamkesmas kepada Tim
Pengelola Pusat......(001RJ)

.......Ya,itu tadi saya katakan, bahwa kita


berupaya dengan waktu beberapa bulan
kedepan ini untuk meberikan laporan
kepemerintah pusat bahwa jumlah pusat
kepesertaan kita sebelum terbit 2011, yang
rencananya mau ditebitkan kartu kita
usulkan kerja sama dengan Dinas Sosial
kembali melakukan pencatatan dalam hal ini
juga biro kependudukan di kantowawancar
Gubernur,
agar
secepatnya
bisa
memfalodkan ini jumlah masyarakat kita
karena insya Allah 2011 awda informasi
agar dibuat kepesertaan baru penambahan
dari jumlah yang ada........(002MM)
Peran, tugas dan fungsi Tim Pengelola dan
Tim Koordinasi Provinsi/Kabupaten/Kota belum
dapat
berjalan
secara
optimal.Kegiatan
sosialiasi,advokasi, monitoring dan pelaporan dalam
keuangan serta kinerja pelayanan kesehatan masih
belum berjalan sebagaimana seharusnya.Karena itu
diperlukan komitmen dari seluruh Dinas Kesehatan
sebagai penanggung jawab pengelola Jamkesmas
didaerahnya. Perhatian khusus juga untuk
pelaksanaan kegiatan pada Tim Koordinasi
Jamkesmas di daerah,terkait dengan kebijakankebijakan yang dalam pelaksanaannya memerlukan
koordinasi seperti penatalaksanaan kepesertaan yang
melibatkan seluruh sektor terkait
Berdasarkan peran pengelola dalam
pelaksanaan program JAMKESMAS sering ada
keluhan atau pengaduan yang dilakukan oleh
masyarakat dapat terlihat dari pernyataan informan
yang kita dapatkan:

......Pengaduan
terhadap
pelaksanaan
JAMKESMAS, masih sering di dapatkan
apakah dari masyarakat secara langsung
maupun malalui atau mengtasnakaman
lembaga-lembaga atau pemerhati masalah
kemiskinan ( LSM ).Masalah utama yang
diadukan seputar pelayanan dan pendanaan ,
misalnya pasien masih di bebani dengan
tambahan biaya teutama pada obat/darah
dan fasilitas tempat tidur yang masih
dirasakan kurang, adapun cara penanganan
tersebut berbagai permasalahan dapat diatasi
melalaui upaya-upaya koordinasi dan
member pemahaman kepada pihak PPK
serta menjaga hubungan baik dan harmonis
dengan LSM tersebut. Dan sangat sering
kami turun langsung di TKP untuk,mencari
solusinya tanpa merugikan kedua bela
pihak.....(001RJ)

......Ada banyak sekali keluhan dan


pengaduan di Dinas Propinsi inilah tempat
pengaduan dan selalu masyarakat datang
dengan
masalah
yang
bebedabeda,masyarakat minta dibikinkan kartu
yang belum mempunyai kartu.Ada yang
ditolak di Rumah Sakit ,jadi pengelola di
Propinsi tugasnya konfirmasi ke Rumah
Sakit tersebut apa betul dia di tolak dan apa
masalahnya sehingga ia tidak dilayani ,ya
seperti itu.cara penangannya yaitu menerima
keluhan-keluhan dari masyarakat kemudian
kita konfirmasi kembali dimana dia ditolak
atau bermasalah,saya kira begitu cara
penangannya......(002MM)
.
Berdasarkan hasil wawancara kendala
utama dalam pelayanan JAMKESMAS adalah
kepesertaan, masyarakat sering mengadu bahwa
mereka belum mempunyai kartu JAMKESMAS hal
ini dikarenakan data masyarakat miskin selalu
mengacu pada data tahun-tahun sebelumnya
sementara banyak perubahan-perubahan dilapangan
seperti adanya kelahiran baru, kematian, pindah
tempat tinggal perubahan tingkat sosial ekonomi

sehingga perlu dilakukan pendataan ulang sasaran


masyarakat miskin yang belum tuntas melalui
pedoman pelaksaan JAMKESMAS jadi kementerian
kesehatan meminta seluruh Bupati/ Walikota untuk
melakukan up dateng sehingga menjadi data
kepesertaan tetapi hanya sebagian kecil yang
merespon hal tersebut karena kondisi ini diperlukan
kebijakan untuk melakukan up dateing peserta
jamkesmas Apabila masih terdapat masyarakat
miskin dan tidak mampu dan tidak memiliki kartu
akan menjadi tanggung jawab daerah sebagaiman
yang ada di Propinsi Sulawesi Selatan ada program
kesehatan gratis yaitu
memberikan pelayanan
kesehatan bagi yang belum memiliki kartu
JAMKESMAS . sebagaimana poenuturan informan
berikut ini
Pelaporan dilaksanaan secara berjenjang
dan secara berkala di Dinas Kesehatan Propinsi
Sulawesi Selatan menurut salah seorang informan
sebagai berikut :
. . . .Ya idealnya memang pelaporan
tersebut dilaporkan secara berkala dan
berjenjang, namun hal tersebut sering
menjadi permasalahan karena tidak semua
Kabupaten/Kota
dan
PPK
lanjutan
melaporkan secara rutin pelaksanaan
kegiaatan Jamkesmas di daerah......(001RJ)
.......Mekanisme pelaporan
di PPK
mencatat
sesuai format
yang
berlaku,menyimpan dokumen dan menerima
umpan balik(feedback) kemudian membuat
umpan balik(feedback) kinerja PPK
selanjutnya membuat laporan bulanan
dengan berjenjang ada juga yng namanya
berjenjang triwulan itu yang dilakukan
disini pada Dinas Kesehatan......(002MM).
Dalam pelaporan kendalanya ada pada
pengelolah program mulai dari tingkat puskesmas,
kabupaten/kota, rumah sakit bahkan di tingkat
propinsi. Olehnya itu kemampuan petugas sangat
diharapkan baik dari segi manajemen program
maupun kemampuan skill pengelolah itu sendiri.
Untuk mendukung pemantauan dan
evaluasi, dilakukan pencatatan dan pelaporan

penyelenggaraan Program Jamkesamas Masyarakat


( JAMKESMAS ) secara rutin setiap bulan.Data dan
laporan dari Puskesmas dan Rumah Sakit yang ikut
JAMKESMAS Kabupaten/Kota untuk direkap (
diolah dan analosa ) dan selanjutnya dikirim ke Tim
Pengelola JAMKESMAS Pusat.
Tim Pengelola Kabupaten/Kota membuat
dan mengirimkan umpan balik ( feedback)
pelaporan ke Puskesmas dan Rumah Sakit. Tim
Pengelola JAMKESMAS Propinsi membuat dan
mengirimkan umpan balik ( feedback) ke Tim
pengelola JAMKESMAS Kabupaten/Kota. Tim
Pengelola JAMKESMAS Pusat membuat dan
mengirimkan umpan balik ( feedback ) ke Tim
Pengelola JAMKESMAS Propinsi. PT. Askes (
Persero) melakukan pelaporan seluruh kegiatan
yang menjadi tugasnya kepada Tim pengelola
JAMKESMAS Kabupaten/Kota/Propinsi/ dan Pusat.
Keseluruh laporan dari Kabupaten/Kota/Propinsi
yang berasal dari para pihak terkait dalam
pengelolaan Jamkesmas ini termasuk keluhan dari
berbagai sumber dilakukan secara berjenjang sesuai
tugas dan fungsinya. Dalam lingkup tugas Pokok
Tim Pengelola Pusat dapat disampaikan kepada Tim
Pengelola JAMKESMAS PUSAT.

2. Bina Suasana
Adapun
bentuk
koordinasi
dalam
pemutakhiran data peserta jamkesmas berdasarkan
hasil wawancara salah seorang informan:
...iya kita melakukan koordinasi dulu dengan
lintas sektor untuk memverifikasi data
kepesertaan .........(001 IL)
....untuk memutahirkan data kepertaan
JAMKESMAS
untuk tahun ini (20011)
dilakukan kerjasama dengan Dinas Sosial ...
(002, MM)
Dalam hal pemutakhiran data untuk
menerbitkan kartu baru peserta JAMKESMAS
diambil data dari Dinas Sosial karena di Dinas
Sosial memiliki data valid tentang masyarakat
miskin. Sebelumnya data sering diambil dari BPS
namun dikarenakan BPS masih mengacu pada data

tahun-tahun sebelumnya sehingga sering muncul


masalah dalam hal kepesertaan.
Bina suasana yang dilakukan untuk mendukung
program JAMKESMAS
dilakukan melalui
pendekatan dengan Gubernur, DPRD., PT. ASKES,
SEKDA,DIREKTUR Rumah Sakit, Asisten Kesra.
Sebagaimana penuturan informan berikut ini:
... bina suasana dilakukan di dinas
kesehatan propinsi ,ada namanya Tim Koordinasi
anggotanya ada dari beberapa lintas sektor
seperti ada dari DPRD, PT ASKES, KESRA,
diketuai oleh Gubernur... ( 003 MB)
... tapi begitumi hasilnya tidak maksimal
DPRD
yang
diharapkan
mampu
mensosialisasikan kemasyarakat sebagai lembaga
perwakilan rakyat sepertinya hanya atas nama
saja , buktinya banyak masyarakat yang belum
paham apa dan bagaimana itu jamkesmas ...
(001MM)
pada program JAMKESMAS sudah
melakukan Bina Suasana dalam hal ini kerjasama
dengan lintas sektor untuk mendukung program agar
dapat berjalan dengan baik.PT askes memberikan
dukungan dalam hal memeriksa
Kelengkapan
berkas peserta diverifikasi kebenaranya oleh petugas
PT. ASKES , bila berkas sudah lengkap PT ASKES
mengeluarkan SKP (Surat Keabsahan Peserta ) dan
peserta selanjutnya memperoleh pelayanan rawat
nginap. Kesejahteraan Rakyat (KESRA) merupakan
badan yang menangani masalah kesejahteraan
rakyat, JAMKESMAS adalah salah satu program
jaminan kesehatan masyarakat miskin dan
masyarakat tidak mampu yang dapat memberi
pelayanan kesehatan pada masyarakat miskin.
DPRD sebagai lembaga perwakilan rakyat yang
yang diharapkan mampu mensosialisasikan ke
masyarakat hanya sebagai atas nama saja
3. Gerakan Masyarakat
Kegiatan pemberdayaan masyarakat pada
program JAMKESMAS sudah dilakukan dalam
bentuk
penyuluhan-penyuluhan
ditingkat
puskesmas tapi belum semua masyarakat paham

tentang program tersebut sebagaiman yang tuturan


informan berikut ini
ya saya tau jamkesmas, kalau kita berobat
dirumah sakit tidak dikasi bayar
... sa kira kalau sudah ada kartu
jamkesmasta kita tidak bayar lagi pada hal
kadang ada juga yang dikasi bayar .. ( 005 RS)
... sa kira orang yang memiliki kartu
jamkesmas itu orang tidak mampu atau miskin
tapi kenapa ada tetanggaku orang berada tapi
ada kartunya.. (006 TS)
... ya sa tahu dari petugas di puskesmas kalau
dipanggil penyuluhan ... (006 ML)
sosialisasi
Program
Jamkesmas
ke
masyarakat berlum maksimal. Masyarakat hanya
sekedar tahu bahwa kalau sudah memilki kartu
jamkesmas berarti segalanya akan gratis, sementara
ada beberapa pelayanan kesehatan yang tidak
ditanggung oleh Jamkesmas seperti operasi plastik,
dan lain-lain. Sosialisasi yang dilakukan oleh tenaga
puskesmas ke masyarakat belum memberikan hasil
yang maksimal karena masih banyaknya masyrakat
yang belum paham tentang program jamkesmas
Pentingnya pemberdayaan masyarakat agar
masyarakat tahu akan keuntungan yang diperoleh
dengan menjadi peserta jamkesmas. Pada dasarnya
manfaat yang disediakan untuk masyarakat miskin
bersifat komprehensif sesuai indikasi medis, kecuali
beberapa hal yang dibatasi dan tidak dijamin
KESIMPULAN
Dai hasil penelitian mengenai Studi Implementasi
Promosi Kesehatsn Terhadap Program Jaminan
Kesehatan Masyarakat Di Dinas Kesehatan
Propinsi Sulawesi Selatan Tahun 20011 dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Advokasi yang dilakukan dalam bentuk
kebijakan yaitu
a. kebijakan
program jamkesmas
yang
dilaksanakan pada tahun 2011 merupakan
kelanjutan dari program tahun sebelumnya
dan pemerintah propinsi melanjutkan
kebijakan dari pemerintah pusat pada tahun

ini diperluas dengan program JAMPERSAL


DAN BOK. Kebijakan dalam hal
kepesertaan, untuk tahun 2011 data
masyarakat miskin diusulkan melalui Dinas
Sosial
b. Masyarakat miskin yang belum mendapat
kartu
Jamkesmas akan dikafer oleh
Jamkesda
2. Bina Suasana dalam bentuk kerjama dengan
lintas sektor terkait seperti DPRD, PT. ASKES,
PEMDA,
3. Gerakan Masyarakat belum menyentuh program
sehingga masih banyak masalah-masalah yang
muncul dan seringnya ada pengaduan masyarakat
yang datang ke Dinas Kesehatan Propinsi terkait
dengan masalah Program Jamkesmas

Departemen Kesehatan RI, Pusat Promosi


Kesehatan . 2008. Interaksi, Edisi 3, Jakarta
Departemen Kesehatan RI,
2009. Pedoman
Pelaksanaan
Jaminan
Kesehatan
Masyarakat (Jamkesmas) 2009, Jakarta
Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial,
2001. Buku Panduan Strategi Promosi
Kesehatan di Indonesia, Jakarta
Dewi Rahayu, 2007, Efektifitas Promosi Kesehatan
Dengan Metode Peer Education Terhadap
Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Remaja
Tentang HIV/AIDS
Dinas kesehatan propinsi Sulawesi selatan, 2009.
Profil Kesehatan 2010

SARAN-SARAN
Dalam pengelolaan program jamkesmas ini
ada berbagai masalah yang sering muncul sehingga
perlu disarankan sebagai berikut :
1. Perlu di adakan kegiatan koordinasi
,
konsolidasi dengan Tim Teknis Pengelolah dan
verifikator untuk membahas masalah-masalah
yang muncul dalam pemberian Pelayanan
Kesehatan baik di PPK I/II maupun di Rumah
Sakit di Kabupaten /Kota.
2. Perlu diadakan sosialisasi yang melibatkan
semua unsur masyarakat untuk memantapkan
pelaksanaan Program Jamkesmas dengan
melibatkan berbagai unsur dari masyarakat,
Pemda, DPRD, Masyarakat

Emil muel ubruang, 2005. Pelaksanaan Program


Promosi Kesehatan Tentang Hiv/Aids Di
Timika
Linda, E, 1994. Promosi Kesehatan Petunjuk
Praktis, Gadjahmada University Press.
Jogjakarta
Liliweri A. , 2007. Dasar Dasar Komunikasi
Kesehatan, Pustaka Pelajar, Kupang
Mc.Kenzie J.F., Pinger R.R., Kotecki J.E., 2007.
Kesehatan Masyarakat Suatu Pengantar,
EGC, Jakarta,

DAFTAR PUSTAKA
Ardiansyah, 2010. implementasi strategi promosi
kesehatan dalam pencegahan hiv/aids di kantor
dinas kesehatan propinsi sulawesi selatan

Ministry of Health Republic of Indonesia, , 2007.


Indonesia Health Profile 2005. Jakarta
Manit kusuma puteri, 2007. Strategi Promosi
Kesehatan Tentang Lima Imunisasi Dasar
Lengkap Oleh Dinas Kesehatan Kota
Surabaya Terhadap Orang Tua Di Surabaya

Afifuddin, Saebani B, 2009. Metodologi Penelitian


Kualitatif, CV. Pustaka Setia, Bandung

Muninjaya Gde., A.A., 2004.Manajemen Kesehatan,


Edisi 2, EGC ,Jakarta.

Bungin,

Mulyana, D. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif,


Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu
Sosial Lainnya. PT.Remaja Rosdakarya.
Bandung.

B, 2003. Analisis Data Penelitian


Kualitatif. PT.Raja Grafindo. Jakarta.

Miles, B.Mattew And A.Michel Hubernun, 1992,


Analisis Data Kualitatif, Terjemahan
Cecep Rohidi, UI. Press, Jakarta.
Machfoedz I. & Suryani E., 2005, Pendidikan
Kesehatan
Bagian
Dari
promosi
Kesehatan
Notoatmodjo, S. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat
; Prinsip-Prinsip Dasar. Rineka Cipta.
Jakarta
Notoatmodjo, S. 2005. Promosi Kesehatan;Teori
dan Aplikasi. Rineka Cipta. Jakarta
Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu
Perilaku. Rineka Cipta Jakarta.
Ngatimin. Rusli, 2004. Dissability Oriented
Approach (DOA). Yayasan PK-3 Makassar.
Ngatimin, Rusli . 2003. Ilmu Perilaku Kesehatan.
Makassar: Yayasan PK-3. Makassar
Sarwono, S. 1997. Sosiologi Kesehatan, Beberapa
Konsep Beserta Aplikasinya. Gadjahmada
University Press. Jogjakarta.
Sucihati, 2008. Pengaruh strategi promosi
Kesehatan Terhadap Tingkat Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat Pada Tatatnan
Rumah Tangga Di Kecamatan Patumbakk
Kab. Deli Serdang
Pedoman Penulisan Tesis dan Disertasi 2005..
Edisi 4. Program Pascasarjana Universitas
Hasanuddin. Makassar
1.

Anda mungkin juga menyukai