Disusun Oleh:
DEPARTEMEN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN DEPKES MANADO
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
2008
LAPORAN PENDAHULUAN
TUBERKULOSIS PARU
1. Pengertian
Tuberkolosis adalah infeksi penyakit menular yan disebabkan oleh mycobacterium
tuberculosis, suatu basil aerobik tahan asam yang ditularkan melalui udara (airborne). Pada
hampir semua kasus infeksi tuberculosis didapatkan melalui inhalasi partikel kuman yang kecil
(sekitar 1-5 mm).
2. Etiologi
Penyebab dari penyakit tuberculosis paru adalah kuman (bakteri) yang hanya dapat
dilihat dengan miroskop, yaitu mycobacterium tuberculosis. Microbakteri adalah bakteri aerob,
berbentuk batu yang membentuk spora.
3. Patofisiologi
Penyebab tuberculosis paru terjadi karena kuman dibatukkan atau dibersinkan keluar
menjadi droplet nuclei dalam udara. Partikel infeksi ini dapat menetap dalam udara bebas selama
1-2 jam, tergantung pada ada tidaknya sinar ultraviolet, ventilasi yang buruk dan kelembaman.
Dalam suasana lembab dan gelap kuman dapat tahan berhari-hari sampai berbulan-bulan. BCG
partikel infeksi ini terhisap oleh orang sehat, maka akan menempel pada jalan nafas atau paruparu. Kuman akan dihadapi pertama kali oleh neutrofil, kemudian baru oleh makrofag.
Kebanyakan partikel ini akan mati atau dibersihkan oleh makrofag kewar dari cabang trakea
bronchial bersama gerakan silia dalam sekretnya.
Bila kuman menetap di jaringan paru, maka akan berkembang biak dalam sitoplasma
makrofag. Disini kuman dapat terbawa masuk ke organ tubuh lainnya. Bila, masukke arteri
pulmonalis maka terjadi penjalaran ke seluruh bagian paru menjadi TB milier.
Dari sarang primer akan timbul peradangan saluran getah bening menuju hilus dan juga
diikuti pembesaran kelenjar getah bening virus. Semua proses ini memakan waktu 3-8 minggu.
4. Manifestasi Klinik
Gejala klinik tuberculosis dapat dibagi dalam dua golongan yaitu gejala respiratorik dan
gejala sistemik.
a.
Gejala respiratorik
Teskulit (PPD, Mantoux, Potongan volumer) menunjukkan : infeksi masa lalu dan adanya anti
bodi, tetapi tidak secara berarti menunjukkan penyakit aktif.
d. Foto thorax : menunjukkan infiltrasi lesi awal pada area paru atas.
e.
f.
Pemeriksaan fungsi paru: penurunan kapasitas vital, peningkatan ruang mati, peningkatan rasio
udara residu dan kapasitas paru total, dan penurunan satuarasi desigen sekunder terhadap
infiltrasi perenkim atau fibrosis, kehilangan jaringan paru dan penyakit pleural.
6. Penatalaksanaan / Pengobatan
Batuk darah
b. Pneumothorax
c.
Luluh paru
d. Gagal nafas
e.
Gagal jantung
f.
Efusi pleura
8. Pencegahan
Dapat dilakukan dengan cara;
a.
b. Terapi pencegahan
c.
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Identitas Pasien
Yang terdiri dari nama, umur, jenis kelamin, agama, dan lain-lain.
2. Riwayat Kesehatan
a.
Keluhan utama
Kebanyakan kasus dijumpai klien masuk dengan keluhan batuk yang lebih dari 3 minggu.
d. Nutrisi metabolic
Kemampuan pasien dalam mengkonsumsi makanan dmengalami penurunan akibat nafsu makan
yang kurang / malaise.
e.
Eliminasi
Pasien dengan TB Paru jarang ditemui mengalami gangguan eliminasi BAB dan BAK.
f.
Kognitif Perseptual.
Daya ingat pasien TB Paru kebanyakan dijumpai tidak mengalami gangguan.
g. Konsep Diri
Perasaan menerima dari pasien dengan keadaannya, kebanyakan pasien tidak mengalami
gangguan konsep diri.
h. Pola Koping
Mekanisme pertahanan diri yang biasa digunakan oleh pasien adalah dengan meminta
pertolongan orang lain.
i.
j.
ASUHAN KEPERAWATAN
No
.
1.
Diagnosa Keperawatan
Bersihan jalan nafas
tidak efektif
berhubungan dengan
penumpukan sekret
purulen pada jalan nafas.
Tujuan
Intervensi
Posisi membantu
memaksimalkan ekspansi paru
dan menurunkan upaya
pernafasan.
2.
Perubahan nutrisi
kurangn dari kebutuhan
Rasional
tubuh berhubungan
dengan produksi sputum,
anoreksia
3.
Kurang pengetahuan
mengenai kondisi, aturan
tindakan dan
perpindahan.
Menyatakan
1. Kaji kemampuan pasien untuk
pemahaman proses
belajar. Contoh : masalah
penyakit / prognosis
kelemahan, tingkat partisipasi
dan kebutuhan
dan lingkungan yang terbaik.
pengobatan.
2. tekankan pentingnya
mempertahankan protein tinggi
dan diit karbohidrat dan masukan
Memenuhi kebutuhan
metabolic, membantu
cairan adekuat.
3. Jelaskan dosis obat, frekwensi,
kerja yang diharapkan dan alasan
pengobatan lama
4. Tekankan untuk tidak minum
alkohol dan tidak merokok
: Tn. D.M
Umur
: 55 tahun
Jenis kelamin
: Laki-laki
Agama
: Kr. Protestan
Pendidikan
: SD (tamat)
Pekerjaan
: Tani
Status
: Kawin
Suku/ bangsa
: Minahasa/ Indonesia
Tgl. MRS
: 15 - 07- 2008
Tgl. Pengkajian
Diagnosa medis
: TB Paru
: 19 09 69
2. Riwayat Kesehatan
a.
Keluhan Utama
Batuk berlendir.
Keterangan :
A
: Pihak ayah
: Pihak Ibu
: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien
+
: Sudah meninggal
erkemihan
encernaan
ntegumen
a.
Eliminasi
:
klien BAK 5-6x sehari, tidak ada kesulitan BAK, konsistensi urine
warna kuning pekat dan bau khas, BAK menggunakan urinal dan dilakukan di tempat tidur.
:
ada kesulitan BAB, BAB menggunakan alat bantu dan dilakukan di tempat tidur.
:
dentitas
Harga diri
deal diri
Berpakaian
Mobiliasasi
Pindah
Ambulasi
Naik tangga
Ket : 0 : mandiri, 1 : dibantu sebagian, 2 : dibantu orang lain, 3 : dibantu orang lain dan alat, 4 :
tidak mampu. Klien mengalami sesak nafas, frekuensi pernafasan 24x/ mnt. Jenis pernafasan
torakul abdominal.
e.
Kognitif Perseptual
Klien mengatakan tidak mengerti tentang penyakitnya, kesadaran compos mentis, merespon
terhadap rangsangan nyeri, pendengaran baik, penglihatan baik, pembicaraan terarah dapat
berinteraksi dengan orang lain.
f.
sebagai laki-laki.
:
klien merasa bahwa ia berharga bagi anggota keluarga yang lain dan
Gambaran diri :
eran
Eliminasi
ebelum sakit
aat dikaji
Mandi
klien bekerja sebagai petani yang rajin dan sebagai kepala keluarga
Klien mengatakan menyerahkan sepenuhnya kepada Tuhan dan tim medis tentang kondisi
penyakitnya, tingkat kecemasan ringan dengan tanda-tanda klien menyerahkan kesembuhannya
pada Tuhan Yang Maha Esa dan tim medis, N : 80x/ mnt, R : 22x/ mnt, ekspresi wajah tampak
tenang karena klien percaya ia bisa disembuhkan. Dalam mengatasi masalah klien sering
meminta bantuan orang lain.
i.
j.
4. Pemeriksaan Fisik
TTV
TD
: 130/80 mmHg
: 80 x/ mnt
: 24 x/ mnt
SB
: 36,5oC
BB : 40 kg
Head to Toe
-
Kepala
Inspeksi
Palpasi
Mata
Inspeksi
Palpasi
Hidung
Inspeksi
Palpasi
Inspeksi
Mulut
:
Inspeksi
bibir tampak kering, gigi berlubang, mukosa lembab, bau mulut tidak ada
Leher
:
-
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
ronchi +/ +, wheezing +/ +a
Abdomen
Inspeksi
datar
Palpasi
Perkusi
tidak kembung
Auskultasi
Atas
Ekstremitas
:
akral hangat, tidak ada oedem, tangan kanan terpasang infuse dextrose 5%
20 gtt/ mnt
Bawah
5. Pemeriksaan Penunjang
a.
Hasil
5,7 g/ dL
Normal
13-17 g/ dL
Eritrosit
2,03 uL
4,20-5,40 uL
Leukosit
7400 uL
5.000-10.000 uL
Trombosit
230.000 uL
150.000-450.000
GDS
67 mg/ dL
uL
Ureum
31 mg/ dL
110-160 mg/ dL
Creatinin
1,1 mg/ dL
10-50 mg/ dL
Asam urat
8,5 mg/ dL
0,6-1,1 mg/ dL
Protein total
7,6 mg/ dL
2,4-7,0 mg/ dL
Albumin
2,2 mg/ dL
6,6-8,3 mg/ dL
3,7-5,3 mg/ dL
b. Foto thorax
Hasil : tampak TB Paru
c.
Sputum BTA
Pemeriksaan sputum BTA 3x positif Mycobakterium Tuberkolosis
6. Terapi
Tgl. 11-08-2008
IVFD Dextrose 5% 20 gtt/ mnt
7. Klasifikasi Data
DS
DO
- TTV
TD
: 130/80 mmHg
N : 80 x/ mnt
: 24 x/ mnt
SB : 36,5oC
ANALISA DATA
N
o
1
Data
Dampak Masalah
Peradangan parenkim
berlendir
- klien mengeluh sesak
nafas
:
- TTV
TD : 130/80 mmHg
paru
dalam alveoli
R : 24 x/ mnt
sputum
Keluarnya eksudut
Peningkatan produksi
Bersihan jalan
N : 80 x/ mnt
SB : 36,5oC
Masalah
Kemampuan batuk
menurun
- sputum kental
Tertahannya sekresi
- klien mengatakan
aktivitasnya dibantu
:
Kelemahan tubuh
- terpasang IVFD
Terpasang infuse di
Intoleransi aktivitas
lengan kanan
- klien mengeluh
Aktivitas terbatas
Adanya sputum pada
Ketidakseimbanga
Batuk produktif
dari kebutuhan
tubuh
Data
Dampak Masalah
- BB sebelum sakit : 46
Peningkatan frekuensi
Masalah
o
:
pernafasan
SD
Kurang informasi
tentang penyakitnya
Kurang pengetahuan
Prioritas Masalah :
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d produksi sputum yang kental
2. Intoleransi aktivitas b/d kelemahan tubuh dan proses pengobatan
3. Ketidakseimbangan nutrisi b/d produksi sputum yang kental
4. Kurang pengetahuan tentang penyakitnya b/d kurangnya informasi
Kurang
pengetahuan
ASUHAN KEPERAWATAN
N
o
1
Diagnosa Keperawatan
Tujuan
Intervensi
Rasional
Implementasi
Evaluasi
Bersihan jalan
nafas kembali
produksi sputum
efektif setelah
seperti bunyi,
nafas dapat
frekuensi pernafasan
ditandai dengan :
diberikan tindakan
menunjukkan
keperawatan
ketidakmampuan
teratur, terdengar
selama 3 hari
untuk membersihkan
dengan kriteria
hari
jalan nafas.
pernafasan torakal
banyak
abdominal
: - TTV
- klien mengeluh
batuk berlendir
- klien mengeluh
sesak nafas
:
- TTV
- batuk berlendir
berkurang atau
N : 80 x/ mnt
hilang
2. Mengukur TTV
- klien mengatakan
TD : 130/80mmHg
N : 82 x/ mnt
R : 24 x/ mnt
normal TTV
N : 84 x/ mnt
SB : 36,2oC
menunjukkan
R : 24 x/ mnt
A : masalah belum
dalam putus
perubahan status
SB : 36,2oC
normal
hari
pasien.
- sekret encer
SB : 36,5oC
- tanda-tanda vital
- sputum kental
11-8-08, jm.12.00
- ronchi -/-
2. Penyimpangan
: - klien mengatakan
TD : 130/80mmHg
R : 24 x/ mnt
ronchi +/ +
hasil:
TD : 130/80mmHg
- auskultasi paru
11-8-08, jm.08.00
2. Observasi tanda-tanda
teratasi
: - kaji fungsi
- Mengawasi klien
- observasi TTV
tablet
setiap 8 jam
N
o
Diagnosa Keperawatan
Tujuan
Intervensi
Rasional
Implementasi
11-8-08, jm.12.15
3. Merubah posisi tidur
3. Posisi membantu
3. Atur posisi klien
Evaluasi
- pertahankan posisi
tidur semi fowler
- anjurkan klien
menurunkan upaya
semi fowler
yang banyak
pernafasan.
- anjurkan klien
11-8-08, jm.13.15
4. Mengajarkan teknik
ventilasi dan
batuk
gerakan sekret ke
dalam jalan nafas
besar sebagai mudah
dikeluarkan
11-8-08, jm.13.30
5. Menganjurkan pasien
untuk gunakan teknik
menggunakan teknik
untuk tetap
dapat belajar
batuk
11-8-08, jm.13.45
batuk
dialaminya.
6. Menganjurkan
keluarga dan klien
N
o
Diagnosa Keperawatan
Tujuan
Intervensi
Rasional
Implementasi
untuk memenuhi
meningkatkan asupan
yang banyak
cairan sedikitnya
membantu
mengencerkan sekret.
sesuai instruksi
teratur mempercepat
3 cc melalui IVFD
proses penyembuhan
Menganjurkan klien
12.00, 18.00)
berhenti
Evaluasi
Diagnosa Keperawatan
Tujuan
Intervensi
Rasional
Implementasi
Evaluasi
(06.00)
B6 1x1 tab (06.00)
Alupurinol 1-0-0
(06.00)
2
Klien dapat
baik dengan
mobilitas dengan
tingkat
derajat ketergantungan
beraktivitas masih
dengan :
kriteria hasil :
menggunakan skala
ketergantungan
terbatas pada
berpakaian = 4,
mobilisasi
11-8-08, jm.08.00
1. Untuk mengetahui
: - klien mengeluh
1. Melakukan observasi
ketergantungan
aktivitasnya dibantu
beraktivitas secara
eliminasi = 3,
mandiri
mobilisasi = 2, pindah
dilakukan di tempat
tidur
- terpasang infus
- klien mengeluh
merasa lelah
dilakukan sendiri
tangga = 4. Hasil :
melakukan seluruh
di toilet
terjadi ketergantungan
aktivitas
dextrose 5% di lengan
kanan
tempat tidur
11-8-08, jm.08.10
A : masalah belum
2. Membantu pasien
2. Memenuhi kebutuhan
teratasi
dengan menyediakan
pemenuhan kebutuhan
- anjurkan klien
N
o
Diagnosa Keperawatan
Tujuan
Intervensi
pemenuhan kebutuhan
Rasional
sehari-hari klien
Implementasi
Evaluasi
saat BAB
untuk beraktivitas
berdasarkan tingkat
11-8-08, jm.08.15
secara mandiri
ketergantungannya
3. Menganjurkan klien
untuk bisa melakukan
mobilisasi miring kiri,
beraktivitas secara
bertahap
mandiri
4. Beri reinforcement
positif terhadap
4. Pujian
membangkitkan
Diagnosa Keperawatan
Tujuan
Intervensi
Rasional
tingkat keberhasilan
semangat pasien
klien
Implementasi
12-8-08, jm.08.00
Evaluasi
Ketidakseimbangan
Menunjukkan
dengan kriteria
mendefinisikan
hasil :
porsi
1. Berguna dalam
: - klien mengatakan
sudah bisa makan
ditandai dengan :
- Peningkatan BB
pilihan intervensi
kebutuhan, BB saat
: - porsi makan
- Bebas tanda
atau tidak
yang tepat
dihabiskan
- klien mengeluh
mengalami penurunan
malnutrisi
nafsu makan
- klien mengeluh
mengalami penurunan
- BB sebelum sakit :
meningkat
- BB 40 kg
berat badan
:
- frekuensi makan
2. Mengganti cairan
2. Awasi masukan
diganti dextrose 5%
: 40 kg
Awasi pengeluaran
20 gtt/ mnt, BB : 40
urine, keringat
dukungan cairan
kg
3. Memaksimalkan
sebagian
- timbang BB setiap
hari
- menganjurkan
12-8-08, jm.08.10
3. Menganjurkan klien
mempertahankan
masukan nutrisi
Diagnosa Keperawatan
Tujuan
Intervensi
Rasional
masukan nutrisi
makanan TKTP
sebagai kebutuhan
Implementasi
Evaluasi
tapi sering
energi
12-8-08, jm.12.00
komposisi diit
4. Mengawasi pola
dalam perencanaan
klien menghabiskan
makanannya, porsi
yang adekuat
makan sedikit
Kurang pengetahuan
Klien mengerti
tentang
kurangnya informasi
penyakitnya
kemampuan klien
ditandai dengan :
setelah diberikan
kesiapan fisik
diderita
penyuluhan dengan
: - klien dapat
kriteria hasil :
penyuluhan
menjelaskan kembali
- klien mengatakan
- tingkat pendidikan
13-8-08, jm.08.00
1. Kaji pengetahuan
1. Belajar tergantung
1. Mengukur
- Klien
mengungkapkan 2. Jelaskan pada klien
N
o
Diagnosa Keperawatan
klien tamat SD
Tujuan
Intervensi
Rasional
Implementasi
pemahaman
tentang penjelasan
dan pengobatan di
pengobatan di rumah
penyuluhan kepada
yang diberikan
rumah sakit
mengurangi
tentang pentingnya
komplikasi
perawatan di rumah
putus obat
- Klien dapat
menjelaskan
kembali secara
yang diberikan
13-8-08, jm.09.00
3. Memberikan
pengetahuan pada
klien tentang
penyakitnya
A : masalah teratasi
sakit
umum penjelasan
dan pencegahan
2. Memberikan
Evaluasi
13-8-08, jm.09.30
4. Mencegah pasien
4. Menjelaskan pada
obat
meningkatkan kerja
tentang pentingnya
N
o
Diagnosa Keperawatan
Tujuan
Intervensi
Rasional
Implementasi
sama dalam
pengobatan dan
pengobatan
dampak berhenti
minum obat yaitu
pengobatan dimulai
dari pertama dan
penyakit yang diderita
bisa bertambah parah.
Evaluasi
CATATAN PERKEMBANGAN
Hari/ Tgl.
Senin,
Dx
I
11-08-08
Jam
Implementasi
08.0 - Mengkaji fungsi
0
Evaluasi
: - klien mengatakan
pernafasan klien
I, II
frekuensi 24 x/ mnt,
: - TTV
pernafasan torakal/
TD : 130/80mmHg
abdominal
N : 82 x/ mnt
- Melakukan pengukuran
R : 22 x/ mnt
08.1
TTV :
5 TD : 130/80mmHg
SB : 36,2oC
A : masalah belum
N : 82 x/ mnt
teratasi
R : 24 x/ mnt
: - kaji fungsi
SB : 36,2oC
- Mengajarkan teknik
nafas dalam dan batuk
13.1
5
18.00
- anjurkan klien untuk
klien dapat
menggunakan teknik
mengeluarkan sekret,
batuk
makan
- Merubah posisi tidur
klien dari tidur
terlentang menjadi semi
13.2
jumlah + sendok
I
efektif
melakukan dengan baik,
- klien mengeluh
fowler
5 - Menganjurkan klien
Hari/ Tgl.
Dx
Jam
Implementasi
untuk menggunakan
Evaluasi
13.4
yang banyak
5 - Memberikan obat
I, II, III
sesuai instruksi
Ranitidine 1 ampul dan
menganjurkan klien
untuk minum obat tablet
secara teratur dan tidak
boleh putus
18.0 - Mengkaji TTV dan
0
fungsi pernafasan
I, II
Hasil :
TD : 130/80mmHg
N : 82 x/ mnt
R : 22 x/ mnt
SB : 36,2oC
Fungsi pernafasan baik,
irama teratur, frekuensi
18.0
Selasa,
12-8-08
II
22 x/ mnt
0
08.0 - Melakukan observasi
0
Diagnosa I
derajat ketergantungan
: - klien mengatakan
pada klien
Hasil :
- klien mengatakan
Hari/ Tgl.
Dx
Jam
Implementasi
Evaluasi
Mandi = 2, berpakaian = sesak nafas berkurang
2, eliminasi = 3,
mobilisasi = 2, pindah =
klien
08.0
0
sebagian
: - pertahankan posisi
semi fowler
- kaji frekuensi
masuk RS : 40 kg,
12.00, 18.00
Diagnosa II
: - klien mengatakan
frekuensi pernafasan
aktivitasnya masih
dibantu
: - BAK dilakukan di
abdominal
tempat tidur
teratasi
menimbang BB hasil
pemenuhan kebutuhan
BB : 40 kg
sehari
- anjurkan untuk
beraktivitas secara
mobilisasi
- Menganjurkan klien
II, III
: - klien mengatakan
sudah bisa makan
Hari/ Tgl.
Dx
Jam
Implementasi
untuk bisa melakukan
Evaluasi
walaupun dalam porsi
08.1
yang sedikit
: - porsi makan
dihabiskan
0
II
melakukan aktivitas
- frekuensi makan
- Mengukur TTV
TD : 130/80mmHg
meningkat
A : masalah teratasi
N : 82 x/ mnt
08.1R : 22 x/ mnt
5 SB : 36,5oC
I, III
untuk tetap
batuk efektif setiap
ingin batuk
- Memberikan suntikan
ranitidine inj 1 ampul
via IVFD,
menganjurkan klien
untuk minum obat tablet
secara teratur
menggunakan teknik
13.1
menghabiskan
I, II
dan pengeluaran
makan sedikit
: - awasi pemasukan
Hasil : klien
makanannya porsi
sebagian
Hari/ Tgl.
Dx
Jam
Implementasi
Evaluasi
18.0
Rabu,
13-8-08
I, II,
III, IV
0
08.0 - Melakukan pengkajian
0
Diagnosa I
frekuensi pernafasan 24
: - klien mengeluh
batuk berlendir
: - sputum kental
abdominal
- Observasi derajat
- TTV
TD : 130/80mmHg
R : 22 x/ mnt
eliminasi = 2, mobilisasi
SB : 36,5oC
= 0, pindah = 3,
A : masalah belum
ambulasi = 2, naik
teratasi
tangga = 3
: - pertahankan posisi
- Mengukur kemampuan
klien untuk belajar
meningkatkan asupan
diberikan penyuluhan
cairan
- Memberikan
penyuluhan kepada
III
semi fowler
perawatan di rumah
sakit, proses penyakit,
Diagnosa II
: - klien mengatakan
sepenuhnya masih
terbatas pada mobilisasi
Hari/ Tgl.
Dx
Jam
Implementasi
- Mengganti cairan dari
Evaluasi
: - BAB dan BAK di
dextrose 5% dengan
tempat tidur
dextrose 5%
- berpakaian dibantu
untuk menggunakan
09.0
oleh keluarga
A : masalah belum
teratasi
: - anjurkan klien
0 - Menganjurkan klien
beraktivitas mandiri
untuk terus
secara bertahap
meningkatkan aktivitas
10.0
secara mandiri
Diagnosa III
0 - Mengobservasi TTV
: - klien mengatakan
TD : 130/80mmHg
N : 80 x/ mnt
sedikit
R : 22 x/ mnt
- klien mengatakan
10.1SB : 36,5oC
sering makan
makanan dihabiskan
- BB : 40 kg
A : masalah teratasi
- Menimbang BB pasien
12.0
Hasil : BB = 40 kg
0 - Memberikan suntikan
via IVFD ranitidine 1
ampul
- Menganjurkan untuk
sebagian
: - anjurkan klien tetap
mempertahankan asupan
nutrisi yang
- timbang BB setiap
hari
Diagnosa IV
: - klien
putus obat
mengungkapkan
Hari/ Tgl.
Dx
Jam
13.0
0
Implementasi
- Menjelaskan bahwa
Evaluasi
mengerti tentang cara
pencegahan penularan
selesai
18.0
0
Topik
Tujuan
Sasaran
Tempat
Tanggal
No
1
Tujuan
Khusus
Klien dan
keluarga
memahami
1.
penyakit
2.
tuberkulosis 3.
paru
4.
Klien dan
keluarga
mengerti
tentang alasan
dirawat di RS,
pentingnya
pengobatan dan
akibat dari putus
obat
Aktivitas KMB
Petugas
Klien
Kesehatan
Konsep TB
- Ceramah - Flip chart Menjelaskan
Memperhatikan Paru
- Tanya
- Leaflet
kepada klien
penjelasan
Pengertian
jawab
dan keluarga
petugas dan
Penyebab
konsep
bertanya jika Gejala
tuberkolosis
tidak mengerti Cara penularan
paru
Alasan dirawat - Ceramah - Flip chart Menjelaskan :
Memperhatikan di RS
- Tanya
- Leaflet - Alasan dirawat penjelasan
Pentingnya
jawab
di RS
petugas dan
pengobatan dan
- Pentingnya
bertanya jika
akibat putus
pengobatan dan putus obat satu
obat
akibat putus
hari saja
obat
Materi
Metode
Media
Evaluasi
Proses
Hasil
Apa itu
penyakit
tuberkolosis?
Penyebabnya?
Gejalanya?
Cara penularan?
Mengapa
dirawat di RS?
Kenapa
pentingnya
pengobatan? Akibat dari
putus obat
Klien dan
keluarga
memahami
tentang konsep
penyakit
tuberkolosis paru
Klien dan
keluarga mengerti
mengapa dirawat
di RS
Klien dan
keluarga mengerti
pentingnya
pengobatan dan
akibat putus obat
DAFTAR PUSTAKA
Rencana Asuhan Keperawatan, EGC. 1999 : Jakarta.
Marilynn Doenges. Rencana Asuhan Keperawatan, EGC. 2001 : Jakarta.