Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

Saat ini seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi


informasi persaingan menjadi semakin kompetitif. Era informasi
yang ditandai dengan terjadinya ledakan informasi menjadikan
tantangan masyarakat Indonesia ke depan semakin berat. Kini
informasi tersebar melalui berbagai macam dan ragam bentuk
media mulai dari cetak maupun elektronik yang semakin
canggih. Kondisi ini semakin menuntut kita untuk semakin cerdas
dan terampil dalam mengakses/menggunakan, mengolah hingga
memanfaatkan informasi sesuai dengan kebutuhan.
A. Latarbelakang Masalah
Rendahya minat baca masyarakat Indonesia menjadi
tantangan terbesar bagi bangsa ini untuk mampu bersaing di era
informasi. Sebab untuk menuju masyarakat yang cerdas dan
terampil dalam menggunakan informasi terlebih dahulu harus
memiliki tradisi atau budaya membaca yang kuat. Sebab budaya
membaca merupakan pondasi dasar dalam mewujudkan
masyarakat yang melek informasi, tanpa budaya baca generasi
yang cerdas dan terampil berinformasi (melek informasi) tidak
akan pernah terwujud. Oleh karena itu langkah strategis dalam
meningkatkan kualitas dan daya saing bangsa di era informasi ini
adalah salah satunya dengan membangun kualitas sumber daya
manusia yang memiliki bekal ketrampilan berinformasi dengan
terlebih dahulu membangun pondasi dasarnya yakni budaya
membaca.
B. Permasalahan
Adapun persoalannya adalah aktivitas membaca pada
mayoritas masyarakat Indonesia saat ini belum menjadi bagian
dari aktivitas sehari-hari atau belum menjadi tradisi atau budaya.
Membaca maupun mengakses informasi baru sebatas hobby
atau kebiasaan mengisi waktu luang atau bahkan karena
keterpaksaan tuntutan pekerjaan atau profesi yang digelutinya.
Bukan berdasarkan pada kebutuhan untuk meningkatkan
kemampuan atau kualitas diri agar mampu bersaing di era global
ini. Dengan kata lain budaya membaca masyarakat kita belum
berkualitas. Sehingga perlu adanya sebuah perubahan tradisi
atau budaya dari masyarakat yang budaya membacanya belum
berkualitas menuju kearah yang lebih berkualitas. Dari yang
sekedar membaca untuk menambah pengetahuan atau wawasan

menjadi membaca yang mampu menghasilkan pengetahuan


baru atau minimal mampu memberikan nilai lebih pada diri si
pembaca.
C. Tujuan
Dengan demikian membangun budaya membaca sama halnya
dengan melakukan perubahan social
Disinilah peran para
1
pemuda sangat dinantikan. Pemuda dengan segala potensi
besarnya harus mampu mengambil peran dalam upaya
menumbuhkan minat dan budaya baca ditengah-tengah
masyarakat. Sebab seperti apa yang diungkapkan oleh Mantan
Presiden Soekarno yang hingga kini masih sering dikutip yakni
"Berikan padaku sepuluh pemuda, maka aku akan sanggup
merubah dunia". Bukan bermaksud sesumbar atau sekedar
mencari sensasi tentunya Bung Karno mengatakan hal itu.
Mengingat betapa pentingnya peran atau posisi pemuda yang
merupakan salah satu dari unsur masyarakat yang dalam strata
menengah atau masyarakat muda yang memiliki potensi dalam
suatu negara yang disebut-sebut sebagai tulang punggung
bangsa. Mengapa demikian? hal itu tidak terlepas dari potensi
masyarakat yang sungguh luar biasa. Mulai dari segi usia,
pemikiran, semangat dan idealisme para pemuda sungguh
sangat istimewa.

BAB II
PEMBAHASAN
Masa depan Bangsa Indonesia sangatlah ditentukan oleh
para generasi muda Bangsa ini. Kaum Muda Indonesia adalah
masa depan Bangsa ini. Karena itu, setiap Generasi Muda
Indonesia, baik yang masih berstatus pelajar, mahasiswa
ataupun yang sudah menyelesaikan pendidikannya merupakan
faktor-faktor penting yang sangat diandalkan oleh Bangsa
Indonesia dalam mewujudkan cita-cita bangsa dan juga
mempertahankan kedaulatan Bangsa.
Pada zaman dahulu sebelum kemerdekaan ditegakkan di
negara kita, peranan para mahasiswa dan para Generasi Muda
Indonesia sangat penting untuk kemajuan bangsa. Khusunya
untuk terselenggaranya kemerdekaan bangsa ini. Bahkan sampai
setelah kemerdekaan negara kita dikumandangkan, para
Generasi Muda dan para mahasiswa tetap ikut serta dalam
memajukan negara. Kepedulian mereka terhadap kondisi negara
yang saat itu dalam masa penjajahan sangatlah tinggi demi
kemajuan Negara.
Dalam konteks kekinian peran pemuda justru semakin
besar peluangnya untuk menjadi aktor perubahan. Pesatnya
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi
menjadikan dunia semakin dipenuhi beraneka ragam informasi
sehingga dunia tak ubahnya menjadi lautan informasi. Kamajuan
teknologi khususnya teknologi informasi telah banyak merubah
wajah dunia sehingga tuntutan SDM berkualitas yang mampu
bersaing di era informasi ini menjadi PR besar bangsa ini.
Lahirnya generasi melek informasi adalah sebuah keharusan
yang tidak bisa ditawar-tawar karena tantangan Era informasi
yang tak dapat dihindari.
Menurut salah seorang penggagas Gerakan Indonesia
Membaca, Deni Prianto, kebangkitan bangsa-bangsa selalu
didasari kebangkitan spritual dan pemikiran. Kemudian, disusul
pergolakan masif. Kondisi ini tidak mungkin lahir tanpa didorong
inspirasi dan pencerahan, yang umumnya diperoleh melalui
membaca. "Tidaklah berlebihan bila membaca itu menjadi
rahasia kebangkitan sebuah bangsa," kata Deni

BAB III
STUDI KASUS
Ada banyak cara dan strategi yang dapat dilakukan oleh
para pemuda untuk dapat menjadi agen perubahan khususnya
dalam membagun budaya membaca di masyarakat kita.
Diantaranya adalah ;
Pertama; membudayakan membaca mulai dari diri sendiri.
Para pemuda harus menyadari dengan sungguh-sungguh akan
arti pentingnya budaya baca di era informasi saat ini. Sehingga
dengan kesadaran tersebut akan mampu membangun kesadaran
orang lain tentang pentingnya budaya membaca. Namun
kesadaran saja tidaklah cukup jika tanpa dibarengi dengan
langkah nyata, yakni dengan banyak membaca dan membekali
diri agar cerdas dan terampil dalam mengelola informasi sesuai
dengan kebutuhan. Sehingga mampu menjadi pemuda yang luas
wawasan, kaya referensi dan memiliki kesadaran akan informasi
yang tinggi.
Mulai dari membiasakan diri sendiri kemudian keluarga,
kerabat, sahabat dan handai taulan untuk terus membudayakan
membaca dimana saja, kapan saja dan bersama siapa saja.
Pemuda harus berani tampil dan menunjukkan betapa
pentingnya budaya membaca bagi pribadi, keluarga, masyarakat
maupun bangsa dan Negara untuk saat ini dan terlebih untuk
masa yang akan datang.
Kedua: menjadi pelopor, pelangsung maupun
penyempurna agenda pembangunan negeri ini. Berbekal
kesadaran dan ketrampilan yang dimiliki para pemuda sudah
seharusnya harus mau dan mampu tampil menjadi pelopor di
lingkungannya dengan cara menularkan skill informasinya mulai
dari sekedar berbagi informasi, menularkan ketrampilan yang
dimiliki hingga mendirikan lembaga, yayasan atau komunitas
yang berkaitan dengan upaya membangun budaya membaca
Taman Bacaan Masyarakat merupakan sarana
pembelajaran bagi masyarakat, sarana hiburan (rekreasi), dan
pemanfaatan waktu secara efektif dengan memanfaatkan bahan
bacaan dan sumber informasi lain. Salah satunya TBM Ronaa
didirikan di Kecamatan Metro Pusat Kota Metro yang bertujuan
untuk memberikan layanan bahan bacaan bagi masyarakat
dalam rangka pelaksanaan program pengembangan budaya

baca. seperti yang ada pada Lembaga Pusat Kegiatan Belajar


Masyarakat (PKBM) Ronaa di kecamatan Metro Pusat dengan
membuka program program yang bermitra dengan masyarakat
dan pemerintah, dalam hal sanggar belajar, life skill Taman
Pendidikan, Taman Bacaan Masyarakat yang bermitra dengan
Pemerintah yaitu Dinas Dikbudpora Kota Metro. Di dalam setiap
kegiatan pembelajaran tersebut diharapkan warga belajar secara
khusus dan masyarakat sekitar secara umum dapat
memanfaatkan Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Ronaa, seperti
sewaktu mereka senggang di waktu istirahat dalam
melaksanakan pembelajaranProgram Kesetaraan dan keaksaraan
atau bagi walimurid yang sedang menanti anak-anaknya pulang
dari Pendidikan baca al quran, maka mereka dapat
menyempatkan menunggu sambil membaca bacaan yang ada
pada Taman Bacaan Masyarakat4(TBM) Ronaa.
Ketiga; giat dan gigih dalam memperjuangkan terwujudnya
budaya membaca dilingkungannya dengan mendorong
pemerintah dan pihak-pihak terkait untuk turut serta dalam
upaya meningkatkan budaya baca masyarakat. Termasuk para
wakil-wakil rakyat yang turut andil dalam penyusunan undangundang. Kalangan penerbit, toko buku, penulis, pihak swasta dan
berbagai elemen masyarakat lainnya agar turut serta dalam
upaya tersebut.
Selalu menggunakan kesempatan ataupun momentmoment yang ada semisal yang ada di Kota Metro seperti halnya
dalam acara Care Free day disana ada Forum Taman Bacaan
Masyarakat, atau bermitra dengan komunitas-komunitas baca
yang ada di Kota Metro atau pun yang lainnya untuk selalu
mengkampayekan dan menyerukan semangat membangun
budaya membaca di negeri ini. Dengan begitu harapannya
pemuda benar-benar mampu menjadi aktor perubahan
dilingkungannya dengan jalan membangun budaya membaca
menuju masyarakat informasi. Bermodal semboyan : Think
Globaly and Act Localy Berpikir global bertindak local serta
berprinsip Mulai dari diri sendiri, mulai dari yang kecil dan mulai
dari sekarang. Tentunya budaya membaca bukan suatu hal yang
mustahil untuk diwujudkan di negeri ini.

BAB IV
PENUTUP

Kebiasaan membaca merupakan sesuatu yang penting dan


fundamental yang harus dikembangkan sejak dini dalam rangka untuk
meningkatkan kualitas penyelenggaraan pendidikan, baik pendidikan
dasar, menengah, maupun pendidikan tinggi dalam upaya
meningkatkan intelektualitas.
Minat membaca harus melekat pada diri setiap masyarakat
untuk meningkatkan intelegensi dalam rangka menuju masyarakat
informasi dalam menyongsong dunia tanpa batas (globalisasi). Karena
membaca memiliki peran yang sentral dalam pengembangan
masyarakat, maka budaya baca harus ditanamkan sedini mungkin
melalui pendidikan formal Informal dan non formal.
Membaca adalah tuntutan dalam segala lini pendidikan, baik
pendidikan masyarakat hingga pendidikan tinggi (PT). Kebiasaan
membaca buku dapat menjadi suatu culture dalam masyarakat untuk
meningkatkan intelektualitas, dalam memecahkan suatu masalah.
Masyarakat dan pemuda adalah agent of change yang dituntut untuk
dapat membangun budaya baca sebagai identitas dan pengembangan
masyarakat di era teknologi informasi ini. Dan untuk menjadi
masyarakat yang dihormati serta yang bertanggungjawab, masyarakat
dan pemuda harus berperan berusaha dalam meningkatkan minat
bacanya
.

6
6

KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala
limpahan Rahmat, Inayah taufiq dan Hinayah Nya sehingga
penyusun dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah
ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk
maupun pedoman bagi pembaca dalam perlombaan Jambore
PTK-PNFI Kota Metro.
Harapan penyusun semoga makalah yang cukup
sederhana ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga penyusun dapat
memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga ke depan
dapat lebih baik lagi.
Makalah ini penyusun akui masih banyak kekurangan,
karena pengalaman yang penyusun miliki sangatlah kurang. Oleh
karena itu kritik dan saran yang sifatnya konstruktif sangat
penyusun harapkan kepada para pembaca kiranya dapat
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.

Metro,
April 2015
Penyusun,

ii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................

KATA PENGANTAR...............................................................

ii

DAFTAR ISI..........................................................................

iii

BAB I PENDAHULUAN..........................................................

A. Latar belakang Masalah............................................


B. Permasalahan...........................................................
C. Tujuan.......................................................................

1
1
2

BAB II PEMBAHASAN..........................................................

BAB III STUDI KASUS..........................................................

BAB IV PENUTUP.................................................................

LAMPIRAN

iii
8

iii

PERANAN PEMUDA DALAM


MEWUJUDKAN
BUDAYA BACA DI ERA TEKNOLOGI DAN
INFORMASI

Disusun Oleh :
PUTERA DARMAWAN, S.Pd

PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT (PKBM) RONAA

TAMAN BACAAN MASYARAKAT


(TBM)

RONAA
KOTA METRO
9

TAHUN 2015

10

Anda mungkin juga menyukai