Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Tabel 5.4
Distribusi Frekuensi Menurut Hubungan Umur dengan Kinerja Perawat,
Instalasi Rawat Inap RSUD Ratu Zalecha Martapura
Tahun 2008
Kinerja OR P
Total
Umur Kurang Baik Baik (95% CI) value
n % n % n % 4.844 0.001
< 30 tahun 45 55.6% 36 44.4% 81 100%
(1.985 – 11.822)
≥ 30 tahun 8 20.5% 31 79.5% 39 100%
Total 53 44.2% 67 55.8% 120 100%
Berdasarkan tabel 5.4 dapat dijelaskan bahwa dari perawat yang
berumur < 30 tahun, sebagian besar mempunyai kinerja kurang baik (55.6%).
Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,002 serta nilai Odds Ratio (OR)
sebesar 4.844 (95% CI = 1.985 – 11.822). Dengan nilai p < ( = 0,05), maka
antara umur dengan kinerja perawat di Instalasi Rawat Inap RSUD Ratu
Tabel 5.5
Distribusi Frekuensi Menurut Hubungan Jenis Kelamin dengan Kinerja
Perawat, Instalasi Rawat Inap RSUD Ratu Zalecha Martapura
Tahun 2008
Kinerja OR P
Jenis Total
Kurang Baik Baik (95% CI) value
Kelamin
n % n % n % 2.730 0.013
Laki-Laki 32 57.1% 24 42.9% 56 100%
(1.298 – 5.741)
Perempuan 21 32.8% 43 67.2% 64 100%
Total 53 44.2% 67 55.8% 120 100%
1
Berdasarkan tabel 5.5 dapat dijelaskan bahwa dari perawat yang
Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,013 serta nilai Odds Ratio (OR)
sebesar 2.730 (95% CI = 1.298– 5.741). Dengan nilai p < ( = 0,05), maka
antara jenis kelamin dengan kinerja perawat di Instalasi Rawat Inap RSUD
Ratu Zalecha Martapura. Nilai Odds Ratio (OR) sebesar 2.730 menunjukkan
Tabel 5.6
Distribusi Frekuensi Menurut Hubungan Tk. Pendidikan dengan Kinerja
Perawat, Instalasi Rawat Inap RSUD Ratu Zalecha Martapura
Tahun 2008
Kinerja OR P
Tingkat Total
Kurang Baik Baik (95% CI) value
Pendidikan
n % n % n % 3.069 0.007
Rendah 26 61.9% 16 38.1% 42 100%
(1.410 - 6.683)
Tinggi 27 34.6% 51 65.4% 78 100%
Total 53 44.2% 67 55.8% 120 100%
(65.4%).
2
Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,007 serta nilai Odds Ratio (OR)
sebesar 3.069 (95% CI = 1.410 – 6.683). Dengan nilai p < ( = 0,05), maka
RSUD Ratu Zalecha Martapura. Nilai Odds Ratio (OR) sebesar 3.069
Tabel 5.7
Distribusi Frekuensi Menurut Hubungan Gol.Kepegawaian dengan Kinerja
Perawat, Instalasi Rawat Inap RSUD Ratu Zalecha Martapura
Tahun 2008
Kinerja P
Golongan Total
Kurang Baik Baik value
Kepegawaian
n % n % n % 0.058
Golongan II 38 52.1% 35 47.9% 73 100%
Golongan III 15 31.9% 32 68.1% 47 100%
Total 53 44.2% 67 55.8% 120 100%
Sedangkan dari perawat dengan golongan III, sebagian besar dengan kinerja
baik (68.1%).
Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,058. Dengan nilai p > ( = 0,05),
maka hipotesis penelitian tidak diterima, yang artinya adalah tidak ada
3
Tabel 5.8
Distribusi Frekuensi Menurut Hubungan Masa Kerja dengan Kinerja Perawat,
Instalasi Rawat Inap RSUD Ratu Zalecha Martapura
Tahun 2008
Kinerja
Masa Total P value
Kurang Baik Baik
Kerja
n % n % n % 0.062
< 5 tahun 36 52.2% 33 47.8% 69 100%
≥ 5 tahun 17 33.3% 34 66.7% 51 100%
Total 53 53.0% 68 67.0% 120 100%
masa kerja < 5 tahun, sebagian besar berkinerja kurang baik (52,2%).
Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,062. Dengan nilai p > ( = 0,05),
maka hipotesis penelitian tidak diterima, yang artinya adalah tidak ada
Tabel 5.9
Distribusi Frekuensi Menurut Hubungan Kepuasan Psikologi dengan Kinerja
Perawat, Instalasi Rawat Inap RSUD Ratu Zalecha Martapura
Tahun 2008
Kinerja OR P
Kepuasan Total
Kurang Baik Baik (95%CI) value
Psikologi
n % n % n % 2.730 0.013
Kurang Puas 32 57.1% 24 42.9% 56 100%
(1.298 – 5.741)
Puas 21 32.8% 43 67.2% 64 100%
4
Total 53 44.2% 67 55.8% 120 100%
Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,013 serta nilai Odds Ratio (OR)
sebesar 2.730 (95% CI = 1.298 – 5.741). Dengan nilai p < ( = 0,05), maka
RSUD Ratu Zalecha Martapura. Nilai Odds Ratio (OR) sebesar 2.730
berkinerja baik 2.730 kali lebih besar dibandingkan perawat yang menyatakan
kurang puas.
Tabel 5.10
Distribusi Frekuensi Menurut Hubungan Kepuasan Sosial dengan Kinerja
Perawat, Instalasi Rawat Inap RSUD Ratu Zalecha Martapura
Tahun 2008
Kinerja OR P
Kepuasan Total
Kurang Baik Baik (95%CI) value
Sosial
n % n % n % 2.444 0.027
Kurang Puas 33 55.0% 27 45.0% 60 100%
(1.167 – 5.121)
Puas 20 33.3% 40 66.7% 60 100%
Total 53 44.2% 67 55.8% 120 100%
5
Berdasarkan tabel 5.10 dapat dijelaskan bahwa dari perawat yang
interaksi sosial, sebagian besar berkinerja kurang baik (55%). Sedangkan dari
Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,027 serta nilai Odds Ratio (OR)
sebesar 2.444 (95% CI = 1.167 – 5.121). Dengan nilai p < ( = 0,05), maka
Inap RSUD Ratu Zalecha Martapura. Nilai Odds Ratio (OR) sebesar 2.444
berkinerja baik 2.444 kali lebih besar dibandingkan perawat yang merasa
kurang puas .
Tabel 5.11
Distribusi Frekuensi Menurut Hubungan Kepuasan Fisik dengan Kinerja
Perawat, Instalasi Rawat Inap RSUD Ratu Zalecha Martapura
Tahun 2008
Kinerja OR P
Kepuasan Total
Kurang Baik Baik (95% CI) value
Fisik
n % n % n % 6.736 0.014
Kurang Puas 51 49.0% 53 51.0% 104 100%
(1.458 – 31.128)
Puas 2 12.5% 60 87.5% 16 100%
Total 53 53.0% 67 67.0% 120 100%
6
Berdasarkan tabel 5.11 dapat dijelaskan bahwa dari perawat yang
(87.5%).
Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,014 serta nilai Odds Ratio (OR)
sebesar 6.736 (95% CI = 1.458 – 31.128). Dengan nilai p < ( = 0,05), maka
Inap RSUD Ratu Zalecha Martapura. Nilai Odds Ratio (OR) sebesar 6.736
berkinerja baik 6.736 kali lebih besar dibandingkan perawat yang kurang
puas.
Tabel 5.12
Distribusi Frekuensi Menurut Hubungan Kepuasan Finansial dengan Kinerja
Perawat, Instalasi Rawat Inap RSUD Ratu Zalecha Martapura
Tahun 2008
Kinerja OR P
Kepuasan Total
Kurang Baik Baik (95% CI) value
Finansial
n % n % n % 3.206 0.004
Kurang Puas 34 58.6% 24 41.4% 58 100%
(1.512 – 6.797)
Puas 19 30.6% 43 69.4% 62 100%
Total 53 44.2% 67 55.8% 120 100%
7
Berdasarkan tabel 5.12 dapat dijelaskan bahwa dari perawat yang
baik (58.6%). Sedangkan dari perawat yang merasa puas, sebagian besar
Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,004 serta nilai Odds Ratio (OR)
sebesar 3.026 (95% CI = 1.512 – 6.797). Dengan nilai p < ( = 0,05), maka
Rawat Inap RSUD Ratu Zalecha Martapura. Nilai Odds Ratio (OR) sebesar
berkinerja baik 3.026 kali lebih besar dibandingkan perawat yang menyatakan
kurang puas.
Tabel 5.13
Distribusi Frekuensi Menurut Hubungan Kepuasan Kerja Secara Umum
dengan Kinerja Perawat, Instalasi Rawat Inap RSUD Ratu Zalecha Martapura
Tahun 2008
Kinerja OR P
Total
Kepuasan Kurang Baik Baik (95% CI) value
n % n % n % 4.332 0.000
Kurang Puas 36 62.1% 22 37.9% 58 100%
(2.006 – 9.354)
Puas 17 27.4% 45 72.6% 62 100%
Total 53 44.2% 67 55.8% 120 100%
8
Berdasarkan tabel 5.13 dapat dijelaskan bahwa dari perawat yang
baik (62.1%). Sedangkan dari perawat yang merasa puas, sebagian besar
Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,000 serta nilai Odds Ratio (OR)
sebesar 4.332 (95% CI = 2.006 – 9.354). Dengan nilai p < ( = 0,05), maka
Instalasi Rawat Inap RSUD Ratu Zalecha Martapura. Nilai Odds Ratio (OR)
peluang berkinerja baik 4.332 kali lebih besar dibandingkan perawat yang
9
masuk dalam analisis multivariat, yaitu variabel dari hasil analisis bivariat yang
mempunyai nilai p < 0.25 seperti yang tergambar pada tabel 5.14.
Tabel 5.14
Hasil Analisis Bivariat Determinan Kinerja Perawat,
Instalasi Rawat Inap RSUD Ratu Zalecha Martapura
Tahun 2008
No Variabel - 2 LL G P value
1 Umur 150.867 12.010 0.001
2 Jenis Kelamin 157.490 7.015 0.008
3 Tingkat Pendidikan 156.446 7.980 0.005
4 Golongan 159.941 4.617 0.032
5 Masa Kerja 160.448 4.160 0.041
6 Kepuasan Psikologi 157.490 7.015 0.008
7 Kepuasan Sosial 158.958 5.613 0.018
8 Kepuasan Fisik 156.193 5.956 0.015
9 Kepuasan Finansial 155.085 9.236 0.002
10 Kepuasan Secara Umum 149.828 13.929 0.000
Berdasarkan tabel 5.14 dapat diketahui bahwa semua variabel
penelitian mempunyai nilai p < 0,25 yang berarti semua variabel penelitian
10
Hasil analisis model pertama kesepuluh variabel independen yang
berhubungan dengan kinerja perawat dapat dilihat pada tabel 5.15 berikut
ini :
Tabel 5.15
Hasil Analisis Multivariat Regresi Logistik Determinan Kinerja Perawat,
Instalasi Rawat Inap RSUD Ratu Zalecha Martapura
Tahun 2008
Variabel B P OR 95% CI
Umur 1.411 0.033 4.101 1.123 – 14.977
Jenis Kelamin 0.917 0.060 2.503 961 – 6.519
Tk. Pendidikan 1.664 0.005 5.278 1.642 – 16.963
Gol. Kepegawaian 0.660 0.441 1.936 0.360 – 10.393
Masa Kerja 0.316 0.705 1.372 0.268 – 7.024
Kepuasan Psikologi -1.151 0.248 0.316 0.045 – 2.232
Kepuasan Sosial -20.432 0.999 0.000 0.000 - …
Kepuasan Fisik 1.225 0.177 3.405 0.574 – 20.193
Kepuasan Finansial 0.220 0.807 1.246 0.213 – 7.297
Kepuasan Umum 22.271 0.999 46..160 0.000 - …
dan hasil analisisnya seperti tergambar pada tabel 5.16 sebagai berikut :
Tabel 5.16
Hasil Analisis Multivariat Regresi Logistik Determinan Kinerja Perawat,
Instalasi Rawat Inap RSUD Ratu Zalecha Martapura
Langkah ke-2
Variabel B P OR 95% CI
Umur 1.436 0.031 4.203 1.143 – 15.456
Jenis Kelamin 1.074 0.024 2.926 1.148 – 7.455
Tk. Pendidikan 1.484 0.008 4.411 1.462 – 13.307
Gol. Kepegawaian 0.668 0.426 1.950 0.376 – 10.106
Masa Kerja 0.194 0.814 1.215 0.241 – 6.118
Kepuasan Psikologi -1.398 0.145 0.247 0.038 – 1.618
Kepuasan Fisik 1.322 0.137 3.749 0.656 – 21.418
Kepuasan Finansial -0.100 0.904 0.905 0.177 – 4. 633
Kepuasan Umum 2.527 0.010 12.517 1.822 – 86.004
11
Berdasarkan tabel 5.16 bahwa variabel kepuasan finansial perawat
berikut :
Tabel 5.17
Hasil Analisis Multivariat Regresi Logistik Determinan Kinerja Perawat,
Instalasi Rawat Inap RSUD Ratu Zalecha Martapura
Langkah Ke-3
Variabel B P OR 95% CI
Umur 1.439 0.030 4.215 1.146 – 15.508
Jenis Kelamin 1.070 0.025 2.916 1.146 – 7.422
Tk. Pendidikan 1.481 0.008 4.397 1.460 – 13.239
Gol. Kepegawaian 0.652 0.432 1.920 0.377 – 9.773
Masa Kerja 0.207 0.800 1.230 0.247 – 6.122
Kepuasan Psikologi -1.438 0.110 0.237 0.041 – 1.384
Kepuasan Fisik 1.315 0.138 3.724 0.655 – 21.180
Kepuasan Umum 2.482 0.006 11.963 2.027 – 70.612
Tabel 5.18
Hasil Analisis Multivariat Regresi Logistik Determinan Kinerja Perawat,
Instalasi Rawat Inap RSUD Ratu Zalecha Martapura
Langkah Ke-4
Variabel B P OR 95% CI
Umur 1.489 0.019 4.433 1.282 – 15.331
Jenis Kelamin 1.069 0.025 2.912 1.144 – 7.408
Tk.Pendidikan 1.469 0.009 4.346 1.450 – 13.025
Gol. Kepegawaian 0.788 0.215 2.199 0.633 – 7.635
Kepuasan Psikologi -1.441 0.111 0.237 0.040 – 1.389
Kepuasan Fisik 1.298 0.142 3.662 0.648 – 20.689
Kepuasan Umum 2.488 0.006 12.039 2.026 – 71.553
12
Hasil analisis tersebut bahwa variabel golongan kepegawaian perawat
Tabel 5.19
Hasil Analisis Multivariat Regresi Logistik Determinan Kinerja Perawat,
Instalasi Rawat Inap RSUD Ratu Zalecha Martapura
Langkah Ke-5
Variabel B P OR 95% CI
Umur 1.890 0.001 6.618 2.217 – 19.759
Jenis Kelamin 1.039 0.026 2.828 1.129 – 7.082
Tk.Pendidikan 1.232 0.015 3.429 1.270 – 9.257
Kepuasan Psikologi -1.485 0.105 0.226 0.038 – 1. 366
Kepuasan Fisik 1.195 0.167 3.302 0.607 – 17.953
Kepuasan Umum 2.572 0.005 13.095 2.144 – 79.975
Tabel 5.20
Hasil Analisis Multivariat Regresi Logistik Determinan Kinerja Perawat,
Instalasi Rawat Inap RSUD Ratu Zalecha Martapura
Langkah Ke-6
Variabel B P OR 95% CI
Umur 1.908 0.001 6.742 2.280 – 19.932
Jenis Kelamin 1.048 0.024 2.851 1.150 – 7.072
Tk.Pendidikan 1.303 0.009 3.682 1.376 – 9. 849
Kepuasan Psikologi -1.457 0.116 0.233 0.038 – 1.432
Kepuasan Umum 2.695 0.004 14.805 2.388 – 91.798
13
Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa variabel kepuasan
Tabel 5.21
Hasil Analisis Multivariat Regresi Logistik Determinan Kinerja Perawat,
Instalasi Rawat Inap RSUD Ratu Zalecha Martapura
Langkah Ke-7
Variabel B P OR 95% CI
Umur 1.794 0.001 4.015 2.099 – 10.231
Jenis Kelamin 0.895 0.057 2.448 1.013 – 5.914
Tk.Pendidikan 1.385 0.005 3.996 1.506 – 10.601
Kepuasan Umum 1.471 0.001 4.356 1.807 – 10.497
Tabel 5.22
Hasil Analisis Multivariat Regresi Logistik Determinan Kinerja Perawat,
Instalasi Rawat Inap RSUD Ratu Zalecha Martapura
Langkah Ke-8
Variabel B P OR 95% CI
Umur 1.818 0.001 4.083 1.738 – 12.594
Tk.Pendidikan 1.546 0.002 4.002 1.807 – 9.188
Kepuasan Umum 1.407 0.000 6.157 2.185 – 17.348
14
Hasil analisis tersebut diatas menunjukkan bahwa semua variabel
mempunyai nilai p < 0,05, yang berarti ada hubungan yang bermakna antara
variabel umur perawat, tingkat pendidikan, dan kepuasan kerja secara umum
Martapura.
merupakan variabel yang paling dominan dengan Odds Ratio (OR) sebesar
6.157 yang berarti perawat yang merasa puas secara umum mempunyai
peluang berkinerja baik 6.157 kali lebih besar dibandingkan perawat yang
merasa tidak puas setelah dikontrol dengan variabel umur dan tingkat
pendidikan perawat.
BAB VI
PEMBAHASAN
15
1. Rancangan Penelitian
gambaran suatu kejadian atau masalah pada saat tertentu dan tempat
tertentu sehingga dapat berbeda pada waktu yang akan datang dan
2. Kualitas Data
3. Bias Informasi
yang tidak valid atau tidak kuatnya data yang dicatat sebelumnya
16
(Bhisma Murti, 2003). Salah satu bias informasi pada penelitian ini
6.2. Pembahasan
maupun kualitas (Yaslis Ilyas, 2002). Pada penelitian ini penilaian kinerja
sebagai salah satu alat ukur untuk mengetahui, memantau dan menyimpulkan
memiliki kinerja baik (55.8%) sedangkan yang kurang baik (44.2%). Angka
pencapaian ini sangat rendah dan jauh dari standar yang telah ditetapkan
17
dalam memberikan asuhan/pelayanan keperawatan. Hasil distribusi jawaban
kepuasan kerja secara umum (72.6%). Hal ini menggambarkan bahwa faktor
adalah salah satu komponen pendorong motivasi kerja. Kondisi kepuasan dan
kerja diwaktu yang akan datang. Menurut Strauss dan Sayles (1980) dalam
Handoko (2001) kepuasan kerja juga penting untuk aktualisasi dini. Karyawan
seperti ini akan sering melamun, mempunyai semangat kerja rendah, cepat
lelah dan bosan, emosinya tidak stabil, sering absen dan tidak melakukan
kesibukan yang tidak ada hubungan dengan pekerjaan yang harus dilakukan.
18
Dampak baik maupun kurang baiknya kinerja perawat sangat
segala ketentuan yang ada dalam lingkungan rumah sakit sebagai suatu
organisasi.
individu.
bermakna antara umur dengan kinerja perawat di Instalasi Rawat Inap RSUD
Ratu Zalecha Martapura. Perawat yang berumur < 30 tahun, sebagian besar
Downes, M (1995) dalam As’ad (2003) yang menyatakan ada hubungan yang
19
bermakna antara umur dengan kinerja tetapi hasil penelitian ini tidak sejalan
dengan penelitian yang dilakukan Yaslis Ilyas (2002), Mumuh (2005) dan
Faisal Rizal (2005) yang menyatakan tidak ada hubungan yang bermakna
sering terlihat adalah bahwa semakin lanjut umur karyawan, kinerja dan
adanya sikap yang dewasa dan matang mengenai tujuan hidup, harapan,
keinginan, dan cita-cita bagi karyawan yang lebih tua. Sebaliknya, para
karyawan yang lebih muda usianya, kepuasan kerja cenderung lebih kecil,
tingkat absensi yang dapat dihadiri, tetapi makin tinggi absensi yang tidak
pengalaman.
20
6.2.3. Hubungan Jenis Kelamin dengan Kinerja Perawat
Rawat Inap RSUD Ratu Zalecha Martapura. Dimana dari perawat yang
sebagian besar dengan kinerja baik (67.2%). Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa perawat perempuan mempunyai peluang berkinerja baik 2.730 kali kali
lebih besar dibandingkan perawat laki-laki. Hal ini sesuai dengan sejarah
pekerjaan yang didasari oleh kasih sayang, kelembutan seorang ibu atau
perempuan.
Suparman (1997) dan Mumuh (2005) yang menyatakan ada hubungan yang
penelitian Faisal Rizal (2005) yang menyatakan tidak ada hubungan yang
bermakna antara jenis kelamin dengan kinerja karyawan tidak sejalan dengan
penelitian ini.
perbedaan karakter laki-laki dan wanita antara lain : 1). pada umumnya
21
umumnya lebih suka menyibukkan diri dengan berbagai macam pekerjaan
ringan; 3). Perempuan biasanya tidak bersifat agresif, suka memelihara dan
pengertian yang agak luas, pendidikan dapat diartikan sebagai sebuah proses
Inap RSUD Ratu Zalecha Martapura. Dimana dari perawat dengan tingkat
keperawatan yang tinggi, sebagian besar dengan kinerja baik (65.4%). Hasil
22
pengetahuan, kemampuan, kecakapan teknis, kecakapan interpersonal akan
dalam Yaslis Ilyas (2002) yang menyatakan ada hubungan yang bermakna
penelitian ini tidak sesuai dengan hasil penelitian Mumuh (2005) dan Faisal
Rizal (2005) yang menyatakan tidak ada hubungan yang bermakna antara
status yang penting dalam organisasi kerja. Pendidikan yang diikuti jenjang
organisasi (Siagian, 2002). Oleh sebab itu, semakin tinggi tingkat pendidikan
seorang karyawan, dan berdampak pada kepuasan kerja yang tinggi, sebab
dengan ditunjang oleh jenjang kepangkatan dan upah yang memadai, maka
keperawatan dasar secara mandiri. Selain itu juga dituntut harus mempunyai
23
kemampuan meningkatkan mutu asuhan keperawatan dengan memanfaatkan
ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan yang maju secara tepat guna
(Nursalam, 2002).
Rawat Inap RSUD Ratu Zalecha Martapura. Dimana dari perawat yang
puas.
ruang rawat inap. Sementara Tiffin (dalam As’ad, 2003) mengatakan bahwa
akan tercermin dari sikap kerja ke arah yang positif. Sebaliknya ketidak
puasan kerja akan menimbulkan sikap kerja yang negatif. Bahwa positif dan
dirasakan.
24
6.2.6. Hubungan Kepuasan Sosial dengan Kinerja Perawat
Proporsi perawat yang puas dan kurang puas pada faktor kepuasan
Dimana dari perawat yang merasa kurang puas terhadap faktor kepuasan
baik (55%). Sedangkan dari perawat yang merasa puas, sebagian besar
berkinerja baik (66.7%). Penelitian ini juga menunjukkan bahwa perawat yang
interaksi yang baik antara dirinya dengan lingkungan kerjanya, baik dengan
diterima, dihormati dan dihargai dalam lingkungan kerjanya. Cara yang dapat
25
menjalin hubungan kerja yang harmonis diantara sesama pekerja dan
fisik lingkungan kerja dan kondisi fisik pekerjaan yaitu sebanyak 86.7%.
antara kepuasan fisik dengan kinerja perawat di Instalasi Rawat Inap RSUD
Ratu Zalecha Martapura. Dimana dari perawat yang merasa kurang puas
kerja, yang berkinerja kurang baik (49.0%). Sedangkan perawat yang merasa
puas, sebagian besar berkinerja baik (87.5%). Hasil penelitian ini juga
kerja dengan kepuasan dan kinerja seseorang. Salah satu faktor penyebab
26
Hasil penelitian ini sesuai dengan pengamatan peneliti di lapangan,
dimana banyak sarana prasarana kerja yang kurang lengkap serta lingkungan
pendukung pelayanan, ruangan yang panas tanpa ada penyejuk udara yang
di Instalasi Rawat Inap RSUD Ratu Zalecha Martapura. Dimana dari perawat
kurang baik (58.6%). Sedangkan dari perawat yang merasa puas, sebagian
besar berkinerja baik (69.4%). Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa
27
jaminan serta kesejahteraan karyawan yang meliputi sistem dan besarnya
sebab dengan gaji yang relatif kecil akan dapat menimbulkan ketidakpuasan
lebih baik.
merangsang pekerja untuk dapat bekerja dengan lebih baik, sebab dengan
dari organisasi kerja terhadap pekerja, dan ini dapat menimbulkan adanya
28
untuk mengembangkan diri dalam bekerja, akan dapat meningkatkan
dijelaskan oleh Kristianto (2007) bahwa beberapa isu penting tentang imbalan
yang muncul dalam organisasi adalah pertama : orang bekerja pada suatu
dan menarik pencari kerja yang berkualitas kedalam organisasi. Oleh karena
itu, imbalan dapat dipakai sebagai dorongan atau motivasi pada suatu tingkat
sebagai dorongan atau motivasi pada suatu tingkat perilaku dan prestasi, dan
Instalasi Rawat Inap RSUD Ratu Zalecha Martapura. Dimana dari perawat
29
kurang baik (62.1%). Sedangkan dari perawat yang merasa puas, sebagian
berdampak pada prestasi kerja, disiplin dan kualitas kerjanya. Beberapa hasil
Nasional Indonesia (PPNI) pada tahun 2006 sekitar 50,9% perawat yang
lelah, tidak bisa beristirahat karena beban kerja terlalu tinggi dan menyita
waktu, gaji rendah tanpa insentif memadai. Perawat yang bekerja lembur
terus menerus atau bekerja tanpa dukungan yang memadai cenderung untuk
Salah satu upaya untuk dapat meningkatkan kepuasan kerja dan kinerja
untuk mengembangkan diri atau dengan cara-cara yang lain dalam usaha
30
terhadap karyawan tetapi juga terhadap keluarga dan lingkungan. Pimpinan
rumah sakit harus memberikan cukup perhatian pada kondisi kerja yang
BAB VII
7.1. Kesimpulan
31
1. Kinerja perawat di Instalasi Rawat Inap RSUD Ratu Zalecha Martapura
secara umum .
rendah.
32
h. Perawat yang puas terhadap faktor kepuasan kerja secara umum
7.2. Saran
berikut :
asuhan keperawatan.
33
sakit dalam mengadakan seleksi atau penempatan perawat
dirasakan perawat.
34
7.2.2. Bagi penelitian selanjutnya
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan sampel yang lebih besar,
dan karakteristik perawat yang berbeda pada unit pelayanan lainnya serta
DAFTAR PUSTAKA
Achir Yani. 2007. Asuhan Keperawatan Bermutu di Rumah Sakit, Pusat Data
dan Informasi PERSI (persi.co.id).
35
Asnawi, S. 1999. Aplikasi Psikologi Dalam Manajemen Sumber Daya
Manusia Perusahaan. Jakarta : Pusgrafin.
36
Heidjrachman dan Suad Husnan. 2002. Manajemen Personalia. Yogjakarta :
BPFE.
Jewell & Siegall, M. 1990. Psikologi Industri dan Organisasi Modern. Jakarta :
Arcan.
37
Robbins, S.P. Alih Bahasa Pujaatmaka, H & Molan, B. 2003., Perilaku
Organisasi: Konsep kontroversi, aplikasi, Edisi kedelapan. Jakarta: PT
Prenlindo.
Timpe, D.A. 1999. Motivasi Pegawai: Seri Sumber Daya Manusia. Jakarta :
PT. Elex Media Komputindo.
38
Tjandra Yoga Aditama 2004. Manajemen Administrasi Rumah Sakit. Jakarta :
Universitas Indonesia Press
Yaslis Ilyas. 2002. Kinerja. Teori, Penilaian dan Penelitian. Jakarta: Pusat
Kajian Ekonomi Kesehatan FKM Universitas Indonesia .
39