Anda di halaman 1dari 51

PENGANTAR

ANALISIS DAN PENGELOLAAN


PENCEMARAN LINGKUNGAN
oleh
Sudrajat
FMIPA/PPLH-Lemlit
Universitas Mulawarman
Samarinda
2007

I.PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
- Perubahan radikal pada interaksi aktivitas
antropogenik dengan lingkungan alam terjadi
melalui revolusi industri pada abad ke-18.
- Revolusi industri ditandai dengan pengambilan
bahan bakar fosil secara besar-besaran oleh
aktivitas sosio-ekonomi yang mengakibatkan
kecenderungan kerusakan ekosistem yang
meningkat.
- Meluasnya aktivitas industri secara luar biasa
lebih kurang 2 abad lamanya menjelma menjadi
industrialisasi, dan eksistensinya kini menuju
proses yang tidak terkendali, tidak berkelanjutan
dan mulai merusak lingkungan hidup.

- Proses industrialisasi ternyata telah memberikan


kontribusi pada perjalanan waktu yang sangat
panjang
dan akhirnya mencapai kondisi kerusakan
lingkungan
seperti sekarang ini.
- Beberapa gejala kerusakan lingkungan al :
Perusakan lapisan ozon
Terjadinya efek rumah kaca
Meningkatnya keasaman tanah dan air
permukaan
Meningkatnya konsentrasi logam berat pada
sedimen dan tanah
Akumulasi bahan kimia tak terurai
Kontaminasi dan menurunnya debit air tanah
Pemusnahan hutan hujan tropika, lahan basah

POOR SANITATION

UNSAFE WATER
ENVIRONMENTAL
POLUTION

OZONE DEPLETION

CLIMATE CHANGE

RADIATION
BIOCHEMICAL THREAT

CONTAMINATED FOOD

TOXIC &HAZARDOUS

TOXIC CHEMICAL

Industrialisasi diperlukan untuk


mempercepat produksi
bahan dan jasa atau meningkatkan taraf
hidup manusia.
Sistem ini akan banyak memerlukan
banyak tenaga kerja,
suplai energi dan bahan baku.
Dengan demikian terjadi diplisi bahan
baku dan energi yang
perlu dicari atau diimpor dari negara lain
atau dibuat dari
bahan sintetik. Bahan-bahan sintetik ini
banyak yang bersifat
racun lingkungan. Seiring dengan proses
ini buangan industri

BAHAN
BAKU
ENERGI

BAHAN

SDM

BAKU

WAKTU
DAN
RUANG

PROSES
TRANSFORMA
SI

PRODUK
PENDAPATAN
PENGETAHUA
N
LIMBAH
INDUSTRI
ENERGI

FLUIDA

Pola Umum PROSEs industri


Unsur Penting bahan
masukan industri :
-Bahan Baku
-Energi
-Fluida

Unsur Penting
keluaran :
-Produk
-Limbah

Proses terjadinya limbah di lingkungan Industri

SUMBER DAYA ALAM


LIMBAH

BAHAN BAKU UTAMA


LIMBAH

INDUSTRI
LIMBAH

PRODUK
LIMBAH

INDUSTRI JASA
LIMBAH
Gambar. Rangkaian Proses Terbentuknya limbah

UMAT PENGGUNA BAHAN DAN


JASA

Emisi limbah dalam


transformasi bahan baku
menjadi produk

Definisi : Limbah adalah bahan buangan , yang


kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak
dikehendaki karena tidak memiliki nilai ekonomi.
Bahan buangan ini dapat terdiri dari material padat,
semipadat, cairan atau gas yang berasal dari industri,
perdagangan, pertambangan, pertanian dan kegiatan
masyarakat.

Limbah cair

Limbah padat

Limbah gas dan partikulat

Bagan Siklus Material sejak eksploitasi SDA,


transformasi untuk produk berguna di pabrik,
penggunaan oleh masyarakat dan kembali ke alam
Kegiatan
pemanfaatan
sumberdaya alam

Kegiatan
eksploitasi
sumberdaya yang
dieksploitasi
Sumberdaya
tersedia yang
dapat dieksploitasi

Kegiatan
eksplorasi

proses
eksplorasi

Sumberdaya
tersedia yang
dapat digunakan
Kegiatan
'daur
ulang'
material yang
di'daur ulang'
Sumberdaya yang
secara potensi
tersedia

sumberdaya yang
dimanfaatkan
Spent Resources dari
kegiatan produksi

Spent
Resources

material yang
diregenerasi
secara alami

material hasil reklasifikasi

Produk yang
berguna

spent resources dari


kegiatan penggunaan
produk
generation of
spent resources

dampak terhadap
lingkungan
Inovasi Teknologi
Kegiatan
reklasifikasi

Gangguan terhadap fungsi dan kualitas


lingkungan berupa munculnya persoalanpersoalan akan terjadi bila alam ataupun
lingkungan buatan manusia tidak dapat
mendaurulang limbah yang masuk ke
lingkungan.
lambatnya proses terdaurulangnya limbah
Limbah yang mengandung bahan pencemar
melalui proses alami
akan
mengubah kualitas lingkungan bila
tidak segeranya tersedia alur teknologi yang
lingkungan mengalami hal-hal berikut :
memunculkan sumberdaya berguna dari
bahan-bahan yang merupakan limbah

lebih tingginya laju pemanfaatan


sumberdaya dibandingkan dengan laju
terdaurulangnya sumberdaya tersebut.

Karena limbah dibuang ke lingkungan, maka masalah


yang ditimbulkannya merata dan menyebar di
lingkungan yang luas. Limbah gas terbawa angin dari
satu tempat ke tempat lainnya.
Limbah cair atau padat yang dibuang ke sungai,
dihanyutkan dari hulu sampai jauh ke hilir, melampaui
batas-batas wilayah akhirnya bermuara di laut atau
danau, seolah-olah laut atau danau menjadi tong
sampah.
Limbah bermasalah antara lain berasal dari kegiatan
pemukiman, industri, pertanian, pertambangan dan
rekreasi.

Limbah pemukiman selain berupa limbah


padat yaitu sampah rumah tangga, juga
berupa tinja dan limbah cair yang
semuanya dapat mencemari lingkungan
perairan.
Air yang tercemar akan menjadi sumber
penyakit menular.

Limbah industri baik berupa gas, cair maupun padat


umumnya termasuk kategori atau dengan sifat limbah B3.
Kegiatan industri disamping bertujuan untuk
meningkatkan kesejahteraan, ternyata juga menghasilkan
limbah sebagai pencemar lingkungan perairan, tanah, dan
udara. Limbah cair, yang dibuang ke perairan akan
mengotori air yang dipergunakan untuk berbagai
keperluan dan mengganggu kehidupan biota air.

Limbah padat akan mencemari tanah dan sumber air


tanah. Limbah gas yang dibuang ke udara pada umumnya
mengandung senyawa kimia berupa SOx, NOx, CO, dan
gas-gas lain yang tidak diinginkan. Adanya SO2 dan NOx
diudara dapat menyebabkan terjadinya hujan asam yang
dapat menimbulkan kerugian karena merusak bangunan,
ekosistem perairan, lahan pertanian dan hutan. Limbah
bahan berbahaya dan beracun (B3) yang sangat ditakuti
adalah limbah dari industri kimia. Limbah dari industri
kima pada umumnya mengandung berbagai macam unsur
logam berat yang mempunyai sifat akumulatif dan
beracun (toxic) sehingga berbahaya bagi kesehatan
manusia.

Limbah pertanian yang paling utama ialah pestisida dan


pupuk. Walau pestisida digunakan untuk membunuh hama,
ternyata karena pemakaiannya yang tidak sesuai dengan
peraturan keselamatan kerja, pestisida menjadi biosida
pembunuh kehidupan. Pestida yang berlebihan
pemakaiannya, akhirnya mengkontaminasi sayuran dan
buahbuahan yang dapat menyebabkan keracunan
konsumennya. Pupuk sering dipakai berlebihan, sisanya
bila sampai diperairan dapat merangsang pertumbuhan
gulma penyebab timbulnya eutrofikasi. Pemakaian
herbisida untuk mengatasi eutrofikasi menjadi penyebab
terkontaminasinya ikan, udang dan biota air lainnya.

Pertambangan memerlukan proses lanjutan pengolahan


hasil tambang menjadi bahan yang diinginkan. Misalnya
proses dipertambangan emas, memerlukan bahan air
raksa atau mercury akan menghasilakan limbah logam
berat cair penyebab keracunan syaraf dan merupakan
bahan teratogenik.
Kegiatan sektor pariwisata menimbulkan limbah melalui
sarana transportasi, dengan limbah gas buang di udara,
tumpahan minyak dan oli dilaut sebagai limbah perahu
atau kapal motor dikawasan wisata bahari.

Pencemaran lingkungan hidup adalah


masuknya atau dimasukkannya makhluk
hidup, zat, energi, dan / atau komponen lain ke
dalam lingkungan dan atau berubahnya
tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia
atau proses alam, sehingga kualitas
lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu
yang menyebabkan lingkungan menjadi
kurang atau tidak dapat berfungsi sesuai
dengan peruntukkannya ( UULH No.4 tahun
1982, Bab.I, Pasal 1, ayat 7).

Sedangkan menurut UUPLH No 23,


Tahun 1997 Bab.I, Pasal 1, ayat 12.
Pencemaran lingkungan hidup adalah
masuknya atau dimasukkannya makhluk
hidup, zat, energi, dan / atau komponen lain ke
dalam lingkungan hidup oleh kegiatan
manusia sehingga kualitasnya turun sampai ke
tingkat tertentu yang menyebabkan
lingkungan hidup tidak dapat berfungsi sesuai
dengan peruntukkannya.
Dengan makin meningkatnya
perkembangan industri dan transportasi,
pertanian, rumah tangga, dan lainnya akan
meningkatkan tingkat pencemaran lingkungan

Definisi Pencemaran Lingkungan :


-

Environmental pollution is the

release of environmental
contaminants,
generally resulting from human
activity.

Pencemaran lingkungan hidup adalah


masuknya atau dimasukkannya
makhluk hidup, zat, energi, dan / atau
komponen lain ke dalam lingkungan
hidup oleh kegiatan manusia
sehingga kualitasnya turun sampai ke
tingkat tertentu yang menyebabkan
lingkungan hidup tidak dapat
berfungsi sesuai dengan
peruntukkannya.
( UUPLH No 23, Tahun 1997 Bab.I,
Pasal 1, ayat 12).

UUPERLINDUNGAN DAN
PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
No 32 Tahun 2009 :
Pencemaran lingkungan hidup
adalah masuk atau dimasukkannya
makhluk hidup, zat, energi,dan/atau
komponen lain ke dalam lingkungan
hidup oleh kegiatan manusia
sehingga melampaui baku mutu
lingkungan

Baku mutu lingkungan hidup adalah


ukuran batas atau kadar makhluk
hidup, zat, energi, atau komponen
yang ada atau harus ada dan/atau
unsur pencemar yang ditenggang
keberadaannya dalam suatu sumber
daya tertentu sebagai unsur
lingkungan hidup.

Kriteria baku kerusakan


lingkungan hidup adalah ukuran
batas perubahan sifat fisik, kimia,
dan/atau hayati lingkungan hidup
yang dapat ditenggang oleh
lingkungan hidup untuk dapat
tetap melestarikan fungsinya

How Community and Individual Stressors/Buffers Combine to


Shape Exposures and Susceptibility to Environmental Hazards
(Morello-Frosch & Shenassa, EHP, 2006)
Individual-level
Stressors/Buffers

Community-level
Stressors/Buffers

Social support
Poverty/SES
Working Conditions
Health Care Access
Diet/Nutritional Status
Psycho-social Stress
Health Behaviors
Reproductive Events

Built Environment
Land Use/Zoning
Traffic Density
Housing Quality

Social Environment
Civic Engagement/Political Empowerment
Poverty Concentration
Access to Services
Food Security
Regulatory Enforcement Activities
Neighborhood Quality
Social Capital

Chronic Individual Stress

Individual Immune Response/Weathering

Pollutant
Source
Location
Industrial
Facility/
Transportation
Corridor

Area Level
Contamination
Chemicals
Emitted

Community-level Impact

Exposure

Internal
Dose

Indoor/Outdoor
Pollution Levels

Chemical
Body Burden

Response &
Resilience
Detoxification
Capacity/DNA
Repair

Health
Effect
Birth Outcome

Individual-level Impact

Ability to
Recover
Co-Morbidity/
Mortality

Karena limbah industri pada umumnya bersifat sebagai bahan


berbahaya dan beracun (B3), maka substansi atau zat beracun di
lingkungan yang sangat menjadi perhatian ialah yang bersumber
pada kegiatan manusia yang dibuang ke lingkungan sebagai
limbah.
Karena kajian dampak limbah terhadap manusia maka objek yang
distudi adalah limbah beracun, umumnya termasuk kelompok
limbah bahan berbahaya dan beracun (hazardous waste and toxic
chemical) .
Kajian toksikologi lingkungan mempelajari efek substansi toksik
(beracun) yang terdapat di lingkungan alam maupun lingkungan
binaan; mempelajari dampak atau resiko keberadaan substansi
tersebut terhadap makhluk hidup.

Didalam Peraturan Pemerintah R.I. Nomor 18 Tahun


1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun, yang dimaksud dengan B3 dapat diartikan
Semua bahan/ senyawa baik padat, cair, ataupun gas
yang mempunyai potensi merusak terhadap kesehatan
manusia serta lingkungan akibat sifat-sifat yang dimiliki
senyawa tersebut. Limbah B3 diidentifikasi sebagai
bahan kimia dengan satu atau lebih karakteristik :
mudah meledak
mudah terbakar
bersifat reaktif
beracun
penyebab infeksi
bersifat korosif.

Limbah B3 dari kegiatan industri yang terbuang ke


lingkungan akhirnya akan berdampak pada
kesehatan manusia. Dampak itu dapat langsung dari
sumber ke manusia, misalnya meminum air yang
terkontaminasi atau melalui rantai makanan, seperti
memakan ikan yang telah menggandakan (biological
magnification) pencemar karena memakan mangsa
yang tercemar.
Contoh, kasus penyakit Minamata :

Di pinggir teluk Minamata di Jepang bermukim rakyat nelayan.


Beberapa industri membuang limbahnya keteluk Minamata.
Para ahli kimia pabrik mengatakan bahwa limbah pabrik yang
mengandung methylmercury (MeHg) tidak berbahaya karena
kenyataannya fitoplankton, zooplankton, dan ikan tetap hidup diteluk
itu.
Rupanya kebiasaan penduduk nelayan teluk Minamata yang suka
makan ikan, telah menyebabkan terakumulasinya kadar methylmercury
yang berlipat ganda di dalam tubuh nelayan teluk tersebut. Suatu saat
setelah mengakumulasi methylmercury sekitar 10 tahun, tanpa disadari
kadar mercury didalam tubuh nelayan telah berlipat ganda ribuan kali
dibanding dengan kadar mercury di dalam air limbah dan fitoplankton.
Karena methylmercury termasuk B3, maka menimbulkan dampak
kesehatan yaitu keturunan dari nelayan yang telah mengkonsumsi ikan
dari teluk Minamata mengalami cacat jasmani dan mental. Cacat ini
disebut sebagai penyakit Minamata.
Jadi penyakit sejenis penyakit Minamata tersebut dapat terjadi dimana
saja melalui proses akumulasi dan penggandaan biologik.

Pada umumnya diyakini bahwa


pencemaran
bahan buangan industri adalah sesuatu
yang
buruk bagi kehidupan.
Bagaimanakah kita menilai pencemaran
itu ?
Seberapa parahkah tingkat pencemaran
itu ?
Apa dampak pencemaran tersebut

terhadap
lingkungan hidup ?

Untuk pendekatan penyelesaian masalah PENCEMARAN


LINGKUNGAN , perhatikan langkah-langkah berikut ?
1. SKRENING TERHADAP LOKASI/ DAERAH KASUS
PENCEMARAN
- Pengumpulan informasi awal tentang bahan/jenis limbah apa
yang mencemari, proses pencemaran, telusuri literatur
publikasi terkait, telusuri pengalaman industri yang ada atau
terkait, tingkat pencemaran/ kontaminasi areal
2. KEGIATAN INSPEKSI LAPANGAN
- Dilakukan oleh petugas berwenang dan bersifat legal DENGAN
MELAKUKAN PENGUKURAN DAN SAMPLING
3. PENENTUAN TINGKAT BAHAYA POLUTAN
- ANALISIS SAMPEL DI LABORATORIUM TERAKREDITASI
3. PEMILIHAN ALTERNATIF-ALTERNATIF AKSI REMEDIAL
4. AKSI REMEDIAL UNTUK PEMULIHAN LAHAN
/LINGKUNGAN TERCEMAR
5. MONITORING POST CLOSURE

SKRENING LOKASI PENCEMARAN

AKSI LEGAL

PENGUMPULAN INFORMASI AWAL

TIM PPNS/
BAPEDALDA,KE
POLISIAN,
INSTANSI
PENENTUAN TINGKAT BAHAYA POLUTAN TERKAIT
INSPEKSI DAN PENYIGIAN LAPANGAN

AKSI TANGGAP
DARURAT
BIAYA TANGGAP
DARURAT

PEMILIHAN ALTERNATIF-ALTERNATIF
AKSI REMEDIAL
AKSI REMEDIAL

NEGOSIASI

BIAYA RECOVERY

MONITORING POST-CLOSURE
SKEMA PENTAHAPAN PENANGANAN KASUS PENCEMARAN LINGKUNGAN

PROSES INVESTIGASI DAN ASESMEN KASUS


PENCEMARAN LINGKUNGAN
1. IDENTIFIKASI JENIS DAN SIFAT-SIFAT BAHAN TOKSIS
2. PENGUKURAN KADAR DAN PEMAPARANNYA DI
LINGKUNGAN
3. PENGUKURAN KADAR RESIDU DI DALAM ORGAN
TARGET
4. PENGUKURAN KERUSAKAN LINGKUNGAN
5. PENGUKURAN BAHAYA DAN RISIKO YANG DAPAT
DITOLERANSI
6. PENGUKURAN KHUSUS BERDASARKAN BAKU MUTU
DAN PELAKSANAAN MONITORING

BEBERAPA KASUS PENCEMARAN


Abad ke 13 Udara London penuh asap, Ratu
minta pindah dari London ke Nottingham.
Abad ke 16 terjadi hal yang sama, kerajaan
melarang penggunaan bahan bakar batu
bara.
Abad ke 18, Revolusi Industri di Eropa .
Keuntungan ekonomi > menjanjikan,
sehingga asap hitam yang keluar dianggap
membawa berkah bagi kesejahteraan.
Keadaan ini berkembang ke Amerika dan
Asia, hingga abad ke 21 ini.

Pada abad 20, telah muncul kesadaran


bahwa industri telah mempergawat
lingkungan mereka lebih buruk.
Beberapa kasus di antaranya:
1.Terjadinya asap tebal di Costa Rica-Mexico
pada awal abad ke 20 yang mengakibatkan
kematian mendadak sekitar 25 orang.

2. Awan hitam di seluruh udara di daerah


lembah Meuse Valley Belgia yang padat
penduduk dan mengakibatkan pengungsian
besar-besaran dari daerah tersebut (
Tanggal 3-5 Desember 1930), dan sekitar
6000 orang masuk rumah sakit dan
sebanyak 65 orang meninggal karena gagal
jantung. Penderita merasa sesak napas,
suaranya serak, batuk terus menerus
dengan mengeluarkan dahak yang berbusa
dan kemudian seperti bernanah. Banyak
yang merasa mual dan muntah. Sumber
pencemar adalah industri baja dengan jenis
pencemar S02, F, Oxida logam dan debu.

Daerah ini terdapat berbagai jenis industri


seperti peleburan seng, pembuat kawat baja,dll.
Dengan panjang lembah 2 km,lebar 1-2 km dan
dalamnya 60-80 meter.
Saat wabah, diukura tekanan barometer daerah
ini tinggi, suhu mendekati nol, hampir tidak ada
angin, asap dan gas terkumpul di bawah pada
level tanah. Keadaan cuaca demikian
dinamakan inversi.
Setelah tanggal 5, smog berkurang dan hilang,
dan penderitapun tidak bertambah.

2. Pada bulan Oktober 1948 setelah PD 2,


terjadi kabut tebal di Lembah Donora,
Pensylvania- USA yang mengakibatkan
penderita sejumlah 5910 orang dan
kematian sebanyak 22 orang akibat kelaian
paru-paru. Sumber pencemarnya adalah
industri baja, dll dengan jenis polutan SO2
dan sulfat.
Kasus ini mirip dengan Meuse Valley, karena
lokasinya juga berupa lembah, padat
penduduk dan terdapat banyak industri
yang sejenis. Tekanan barometrik tinggi,
suhu hampir 0 derajat dan angin hampir
tidak ada.

Smog meliput daerah ini selama 5 hari, gejala


penderitanya adalah sakit didada, iritasi mata
dan tenggorokan, sesak napas, batuk, sakit
kepala berat, mual dan muntah.
Kedua kasus di atas termasuk wabah penyakit
lingkungan karena paparannnya mengena
sekaligus banyak orang, akibat kepadatan
penduduk. Selain itu, lokasi yang berbentuk
lembah cenderung tidak mendispersi
pencemaran udara. Kejadian inversi inilah
yang membuat pencemar terkumpul di atas
tanah, sehingga membahayakan bagi manusia
yang beraktivitas di daerah tersebut.

3. Tanggal 5- 9 Desember 1952 di London


terjadi Kabut Tebal membentuk Smog (
kombinasi asap dan kabut), sehingga 2
minggu kota ini terjadi kemacetan lalulintas
dan meningkatkan kematian yang luar biasa
yakni kira-kira 4000 orang.
4. Di Los Angeles, hampir tiap hari mengalami
kabut yang dapat mendidihkan mata
penduduk dan merubah sesuatu menjadi
coklat.
5. Di Rotterdam Belanda, atmosfernya bau
menusuk hidung karena produk industri.

6. Kasus pencemaran air di Sungai Minamata,


Jepang ( 1973) oleh buangan pabrik plastik
yang menggunakan bahan baku vinilklorida
dan asetaldehida. Pabrik ini membuang
limbahnya yg mengandung Hg ke Teluk
Minamata dan Hg masuk pula ke Sungai
Minamata.
Ikan-ikan yg berada dalam perairan tersebut
mengandung 27-102 ppm berat kering Hg.
Selama
tahun 1953-1960 ditemukan keracunan Hg
pada 111
orang nelayan yg awalnya merasa cepat lelah,
sakit
kepala, lengan dan kaki kebas, sulit menelan,
penglihatan kabur dan lapangan penglihatan

-Selain itu ditemukan bayi yang lahir cacat,


namun ibunya hanya menderita gejala keracunan
ringan.
-Bayi-bayi yang lahir menunjukkan
keterbelakangan mental, kakinya spastik ( kaku).
Hasil otopsi menunjukkan bahwa konsentrasi Hg
yang tinggi di rambut dan lain organ dalam.
- KESIMPULANNYA, ALKIL MERCURY DITRANSFER
DARI IBU LEWAT PLASENTA KE JANIN.
-PENYAKIT INI DINAMAKAN PENYAKIT MINAMATA.

-KASUS INI JUGA DITEMUKAN DI NIIGATA, PADA


TAHUN 1965.
-DARI 26 PENDERITA YG DITEMUKAN, 5 ORANG
MENINGGAL.
-IKAN YANG TERTANGKAP DI DAERAH INI
MENGANDUNG Hg SEBANYAK 5-20 ppm.
& DI SWEDIA :
-Tahun 1960, populasi burung berkurang secara
drastis yg dikorelasikan dengan makanan burung
yang diawetkan dengan FUNGISIDA.
-Telur dan daging mengandung mercury.

7. Pencemaran laut oleh Kapal Tangker


( Di
Selat Malaka, Selat Makasar, dll)
8. Tahun 1975 terjadi pencemaran di Kali
Brantas yang mengakibatkan banyak
ikan
mati, yang disebabkan oleh pabrik
bumbu
masak di DPS tersebut.
9. Di Kalimantan, Kebakaran hutan yang
luar
biasa besarnya pada tahun 1982/1983;
1987; 1997.

10. Kasus Tenggelamnya Ponton yang


memuat
Formalin di Perairan Mahakam, 1990 ?
11. Kasus Tenggelamnya Kapal Ponton
yang
memuat Ammonium Nitrat di
Pelabuhan
Samarinda.
12. Kasus Air Bangai di Perairan
Mahakam ?
Kasus pencemaran Sungai Karang
Mumus,
sehingga menyebabkan KLB di

13. Longsornya Sampah di TPA, Cimahi


Bandung yang menewaskan ratusan orang
dan Longsornya Sampah di TPA Bantar
Gebang Bekas yang menewaskan banyak
pemulung.
14.Semburan lias lumpur panas dengan
suhu 90 derajat celsius di Unit pengeboran
PT Lapindo Brantas Inc, di Banjar Panji-1,
Porong, Sidoarjo. Hingga tanggal 8
September ini belum bisa dihentikan,
karena merupakan fenomena gunung
lumpur ( mud volcano). Keadaan ini
menyebabkan lautan lumpur panas yang
telah menggenangi 5 desa dan mengganggu

-Volume semburan setiap harinya


mencapai 43-50 ribu meter kubik dan
tingginya bertambah 2,5 Cm sehingga
menggenangi ratusan ha sawah dan
permukiman serta menyebabkan ribuan
terpaksa mengungsi. Pada tanggal 28 juni
2006 ditaksir telah mencapai 1,5 juta
meter kubik yang dapat menggenangi
Jakarta selatan setebal 1 Cm .
ITS merekomendasikan lebih dari 2.000
keluarga di arah selatan dan timur lokasi
diungsikan. Dengan demikian, keadaan
ini telah menjadi bencana besar dengan
eskalasi kerusakan yang terus meningkat.

Anda mungkin juga menyukai