Basic Conseling
Basic Conseling
1. What Is Counselling?
Satu fitur sentral dari konseling adalah hubungan klien-konselor. Tujuan proses konseling
meliputi: bekerjasama dengan klien untuk membantu klien memahami masalah yang
dihadapinya dan menemukan solusinya sendiri, membantu klien untuk mengubah caranya
berpikir dan/atau berperilaku, memberdayakan klien untuk menjadi mandiri, dan membantu
klien untuk merasa lebih baik.
6. Reflection of Feelings
Terdapat persamaan dan perbedaan antara parafrase dan refleksi perasaan. Persamaanya
adalah bahwa keduanya memantulkan kembali informasi dari klien. Akan tetapi, refleksi
perasaan terkait dengan aspek emosi, sedangkan paraphrase pada umumnya terkait dengan
informasi dan pikiran yang membentuk isi ucapan klien.
8. Use of Questions
Pertanyaan dapat tertutup ataupun terbuka. Pertanyaan tertutup mengarah pada jawaban
tertentu, membatasi respon klien pada topic tertentu, membantu klien agar lebih spesifik,
bermanfaat untuk menggali informasi tertentu.
Pertanyaan terbuka mendorong klien untuk berbagi informasi baru, berbicara secara bebas
dan terbuka, mengungkapkan hal-hal yang amat penting.
Konselor tidak dibenarkan bertanya sekedar untuk memenuhi rasa ingin tahunya sendiri.
Terlalu banyak bertanya dapat berbahaya: konseling dapat menjadi lebih seperti interogasi;
konselor dapat membelokkan klien dari persoalan yang sebenarnya; klien dapat berhenti
mengeksplorasi dunianya sendiri dan tidak berbicara kalau tidak ditanya.
9. Summarising
Merangkum dimaksudkan untuk menunjukkan hal-hal terpenting yang telah diungkapkan
oleh klien, meramunya menjadi satu kesatuan, dan menyajikannya kepada klien secara jelas
dan tepat.
Agar perubahan itu bertahan lama, ekspresi emosi harus disertai perubahan pikiran dan
perilaku.
Secara alami, manusia memiliki informasi tentang dirinya sendiri. Sebagian dari informasi
tersebut tersembunyi dari orang lain dan sebagian lainya tersembunyi dari dirinya sendiri.
Jika klien dapat menerima bagian dirinya yang tersembunyi itu, maka dia akan lebih mampu
mengatasi bagian tersebut, dan konsekuensinya dia akan dapat menjalani hidup secara lebih
adaptif dan lebih memuaskan.
Proses konseling dapat mengembangkan wawasan, meningkatkan kesadaran diri, atau
membantu klien menemukan kemungkinan-kemungkinan masa depan (tergantung pada
model konseling yang dipergunakan), menghasilkan pertumbuhan pribadi dan
memungkinkan klien untuk berubah dan merasa lebih baik.
Menyesuaikan diri dengan cara yang paling dominant bagi klien dan menyesuaikan
metafora yang dipergunakan dapat membantu dalam proses penciptaan hubungan antara klien
dan konselor.
- 15. Reframing
- Reframing dimaksudkan untuk memperluas gambaran klien tentang dunianya untuk
memungkinkannya mempersepsi situasinya secara berbeda dan dengan cara yang lebih
konstruktif.
- Reframing perlu dilakukan secara sensitive dan berhati-hati.
- Reframing harus dilakukan sedemikian rupa sehingga klien dapat merasa nyaman dalam
menentukan pilihan untuk menerimanya ataupun menolaknya.
- 16. Confrontation
- Konfrontasi dimaksudkan untuk mengarahkan kesadaran klien terhadap informasi yang
mungkin tidak dapat diterimanya atau diabaikanya atau tidak terperhatikan olehnya, dan perlu
dipertimbangkan oleh klien kalau konseling ingin bermanfaat.
- Konfrontasi yang baik sering berupa pembuatan rangkuman diikuti dengan ungkapan
perasaan konselor dan pernyataan konkret yang dikemukakan tanpa interpretasi.
- Dengan konfrontasi yang baik, klien tetap merasa nyaman dan tidak merasa diserang.
- 18. Normalising
- Normalisasi dilakukan dengan memberi tahu klien bahwa perasan emosinya merupakan
respon yang normal gterhadap krisis yang dihadapinya; atau menjelaskan kepada klien bahwa
dia sedang mengalami krisis perkembangan yang normal dan tak dapat dihindari.
- Dalam menentukan suatu pilihan selalu ada kerugian atau resiko yang harus ditanggung,
dan sering kali menerima kerugian yang tak dapat dihindari itu merupakan bagian tersulit dari
pembuatan keputusan.
- Sering kali keputusan yang harus dibuat itu bukan memilih antara hitam dan putih,
melainkan antara berbagai rona abu-abu.
V. Post-modern Approaches
Tujuan yang terumuskan dengan baik adalah: konkret dan berorientasi aksi; dapat tercapai
oleh klien, merupakan pilihan klien dan dalam bahasa klien; tujuan yang memanfaatkan
sumber daya klien.
tentukanlah tindakan langsung apa yang diperlukan untuk mencegah tindakan bunuh diri;
rujuklah ke professional spesialis masalah bunuh diri untuk mendapat bantuan selanjutnya.
- Sesudah menerima panggilan telepon yang berat, konselor perlu berbicara dengan
sejawatnya untuk melepaskan beban emosi yang ditimbulkannya.
- Kerahasiaan dibatasi oleh perlunya membuat catatan, supervisi professional, undangundang, perlindungan diri orang lain, partisipasi dalam seminar pelatihan dan kerjasama
dengan professional lain.
- Etika profesi terkait dengan hal-hal seperti penghargaan terhadap klien; pembatasan
hubungan dengan klien; tanggung jawab kepada klien, lembaga dan masyarakat; kompetensi;
rujukan ke professional lain; terminasi konseling; aturan perundang-undangan; dan promosi
diri.
When people receive warmth, it eventually allows them to be warm toward themselves.
(halaman 84).
Kedua, penyajian buku ini realistic. Buku ini membahas secara rinci potensi positif
konseling maupun potensi negatifnya. Buku ini memperlakukan konselor sebagai manusia
biasa yang memiliki keterbatasan dan kelemahan yang perlu diakui jika konselor ingin
berkembang terus menjadi petugas bantuan yang efektif. Each quality discussed in this
chapter is a necessary part of a helpful person and an effective counselor. Like vital signs in
medicine, it is not good enough that most of the qualities are present. The absence or
negligible presence of even one of the qualities could significantly interfere with the progress
of counseling and could even cause counseling to be a damaging experience. (halaman 102).
Ketiga, buku ini berfokus pada prinsip-prinsip konseling yang efektif tetapi juga
merinci dinamika perilaku konseli maupun dinamika konselor.
The counselor's personality is the fulcrum on which are balanced knowledge of behavior
dynamics and therapeutic skills. To the degree that the fulcrum is strong, knowledge and
skills will work in a balanced way to effect positive behavioral change in counseling. To the
extent that the fulcrum is weak - that is, the counselor's personality is not a helpful one - the
counselor's knowledge and skills will not be effectively used or will be used in a damaging
way. (halaman 71).
Keempat, topic-topik dalam buku ini disusun berdasarkan tingkat kompleksitasnya:
dari yang sederhana ke yang lebih kompleks. Cavanagh mengemukakan bahwa kedalaman
buku ini dapat disesuaikahn dengan wawasan dan pengalaman pembacanya. Buku ini cukup
sederhana untuk dipahami oleh pemula tetapi juga cukup menantang bagi konselor
profesional.
Kelima, buku ini praktis dan mengacu pada fenomena kehidupan yang realistic
(meskipun pada umumnya menggunakan setting budaya Barat), bukan sekedar kumpulan
teori dan prinsip yang abstrak. Cavanagh mengemukakan bahwa buku ini dimaksudkan untuk
membantu mahasiswa menghadapi tantangan sehari-hari, kebingungan, permasalahan,
keberhasilan, dan kegagalan yang timbul bila manusia mencoba untuk saling membantu.
Keenam, dasar teoretik buku ini eklektik. Buku ini tidak mengikuti satu aliran teori
tertentu, tetapi juga bukan sekedar kumpulan serpihan-serpihan berbagai macam teori.
Cavanagh mengemukakan bahwa konsistensi teoretik buku ini dibimbing oleh fragmatisme
yang bijaksana dan etis. Dengan kata lain, buku ini didasarkan atas prinsip bahwa konselor
seyogyanya menggunakan apa yang dipraktekkan dan membuang apa yang tidak dapat
dipraktekan, tidak berpegang teguh pada satu model teori tertentu.