Anda di halaman 1dari 11

12Laporan Praktikum

HISTOLOGI DAN EMBRIOLOGI


SIKLUS REPRODUKSI
Pengamatan Siklus Estrus Hamster

DISUSUN OLEH
Dika Muftia Patappa
NIM F05112072

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2014

SIKLUS REPRODUKSI
1. Pengamatan Siklus Estrus Hamster
A. Tujuan
Tujuan dari dilaksanakannya praktikum ini adalah untuk mengamati siklus
estrus pada hamster.
B. Dasar Teori
Struktur reproduksi eksternal betina adalah klitoris, dan dua pasang labia
yang mengelilingi klitoris dan lubang vagina. Sedangkan organ reproduksi
internal terdiri dari sepasang gonad dan sebuah sistem yang terdiri dari duktus dan
ruangan untuk menghantarkan gamet dan menampung embrio dan fetus. Gonad
betina (ovarium) berada di dala rongga abdomen, dan bertautaut melalui
mesenterium ke uterus. Masing-masing ovarium terbungkus dalam kapsul
pelindung yang keras dan mengandung banyak folikel.Folikel terdiri atas satu sel
telur yang dikelilingi oleh satu atau lebih lapisan sel-sel folikel. Sel-sel folkel juga
menghasilkan hormon seks utama betina, yaitu estrogen(Campbell,2004).
Siklus estrus merupakan periode ketika betina reseptif terhadap jantan dan
akan melakukan perkawinan, hamster jantan akan mendekati hamster betina dan
akan terjadi kopulasi. Pada kedua kasus ini ovulasi terjadi pada suatu waktu dalam
siklus ini setelah endometrium mulai menebal dan teraliri banyak darah, karena
menyiapkan uterus untuk kemungkinan implantsi embrio. Satu perbedaan antara
kedua siklus itu melibatkan nasib kedua lapisan uterus jika kehamilan tidak
terjadi. Pada siklus mnestruasi endometrium akan meluruh dari uterus melalui
serviks dan vagina dalam pendarahan yang disebut sebagai menstruasi. Pada
siklus estrus endometrium diserap kembali oleh uterus, dan tidak terjadi
pendarahan yang banyak (Campbell, 2004).
Mamalia betina memiliki dua jenis siklus yang berbeda. Manusia dan
banyak primata lain mempunyai siklus menstruasi, sementara mamalia lain
mempunyai siklus estrus. Siklus ini berdasarkan perubahan berkala pada ovarium,
yang terdiri dari 2 fase, yaitu folikel dan lutein. Fase folikel merupakan fase
pembentukan folikel sampai masak, sedangkan fase lutein adalah fase setelah
ovulasi sampai ulangan berikutnya dimulai (Yatim, 1994).

Banyak hewan yang memiliki daur estrus sekali setahun, disebut


monoestrus. Terdapat pada rusa, kijang, harimau, srigala, kucing hutan, dan
sebagainya. Ada pula yang memiliki daur beberapa kali setahun, disebut
polyestrus. Daur ini pada umumnya terdapat pada Rodentia dan hewan yang
sudah turun-temurun dipiara, seperti kucing dan anjing. Anjing memiliki daur 2-3
kali setahun, kucing bisa sampai 4 kali (Yatim, 1994).
Daur estrus, terutama pada polyestrus dapat dibedakan atas tahap :
proestrus, estrus, dan diestrus. Proestrus adalah periode pertumbuhan folikel dan
dihasilkannya banyak estrogen. Estrogen ini merangsang pertumbuhan selluler
pada alat kelamin tambahan, terutama pada vagina dan uterus. Estrus merupakan
klimaks fase folikel. Pada masa inilah betina siap menerima jantan, dan pada saat
ini pula terjadi ovulasi (kecuali pada hewan yang memerlukan rangsangan sexual
lebih dulu untuk terjadinya ovulasi). Waktu ini betina jadi berahi atau panas.
Apabila terjadi coitus dan pembuahan, esrtrus diiringi oleh masa hamil. Kalau
tidak terjadi pembuahan, terjadi masa haid. Di masa hamil atau haid
berlangsunglah fase lutein. Pada fase ini corpus luteum dalam ovarium giat
menghasilkan progesteron.
Kebanyakan pada mamalia, jika tiada kehamilan, ovarium dan alat
kelamin tambahan mengalami perubahan berangsur kembali kepada suasana
istirahat, tenang, yang disebut diestrus. Beberapa siklus estrus memiliki masa
metestrus atau anestrus. Ini adalah perpanjangan masa diestrus, yang setelah
selesai satu daur estrus tak segera dimulai dengan proestrus baru daur berikutnya.
Masa istirahat atau masa non-fertil ini berlangsung 1-2 hari, berminggu, atau
sampai berbulan. Tikus 1-2 hari, manusia 10-15 hari, dan anjing 40-50 hari
(Yatim, 1994).

C. Metodologi
1. Waktu dan Tempat
Praktikum Pengamatan Siklus Estrus Hamster dilaksanakan pada
Hari / tanggal

Rabu, 25 Maret 2015

Waktu

Tempat

Pukul 07.30 09.30 WIB

Laboratorium Biologi FKIP Untan

2. Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah
Alat :

Bahan :

Kaca Obyek

NaCl 0,9 %

Kaca Penutup

Metylen Blue 1 %

Cotton Bud

3. Cara Kerja
Cara kerja dari praktikum pengamatan siklus estrus hamster adalah sebagai
berikut.
a) Hamster betina diambil kemudian dipegang dengan tangan kiri, ibu dan
telunjuk jari memegang tengkuknya atau leher dorsal.
b) Badan dan ekor dipegang dengan jari tengah, jari manis, dan kelingking.
c) Bagian vagina disemprotkan NaCl 0,9% menggunakan pipet tumpul,
kemudian dihisap 3 sampai 4 kali dengan hati-hati dan perlahan-lahan.
d) Setelah itu diteteskan ke kaca objek dan dibiarkan sampai kering.
e) Kemudian ditetesi dengan larutan pewarna metilen blue 1 % dan dibiarkan
5 sampai 10 menit.
f) Diamati di bawah mikroskop, bila zat warna berlebih dibilas dengan cara
meneteskan air.
g) Ditutup dengan gelas penutup.

D. Hasil Pengamatan

Gambar 1. Gambar hasil pengamatan siklus estrus pada hamster

E. Pembahasan
Praktikum ini bertujuan untuk mengamati siklus estrus pada hamster.
Praktikum ini kita menggunakan hamster sebagai bahan untuk melakukan
percobaan tentang siklus estrus. Dimana kita akan melihat siklus reproduksi dari
hewan mamalia ini dengan cara mengamati sel-sel hasil apusan vagina pada
hamster betina. Dari apusan vagina hamster betina tadi, kita sudah dapat
menentukan tahap-tahap siklus reproduksi pada hewan betina terkhusus pada
hamster.
Siklus estrus merupakan periode ketika betina reseptif terhadap jantan dan
akan melakukan perkawinan, hamster jantan akan mendekati hamster betina dan
akan terjadi kopulasi. Pada kedua kasus ini ovulasi terjadi pada suatu waktu dalam
siklus ini setelah endometrium mulai menebal dan teraliri banyak darah, karena
menyiapkan uterus untuk kemungkinan implantsi embrio. Satu perbedaan antara
kedua siklus itu melibatkan nasib kedua lapisan uterus jika kehamilan tidak
terjadi. Pada siklus mnestruasi endometrium akan meluruh dari uterus melalui
serviks dan vagina dalam pendarahan yang disebut sebagai menstruasi. Pada
siklus estrus endometrium diserap kembali oleh uterus, dan tidak terjadi
pendarahan yang banyak (Campbell, 2004).

Struktur sel luteal dan fungsi dipelajari dengan mikroskop elektron dalam
hubungannya dengan pengukuran produksi progesteron oleh corpora lutea yang
diisolasi dan diinkubasi in vitro pada hari-hari berturut-turut hamster siklus estrus
empat hari. Sel Granulosal yang terutama bertanggung jawab untuk pembentukan
korpus luteum. (Leavitt, W.W dkk. 1973)
Siklus estrus hamster tergantung pada jam biologis dan memiliki jangka
waktu yang merupakan kelipatan empat kali lipat dari bersamaan direkam ritme
aktivitas lokomotor. (M. Fitzgerald, 1976)
Berikut adalah fase-fase dalam siklus estrus hamster :
1.

Fase proestrus
Proestrus merupakan periode persiapan yang ditandai dengan pemacuan

pertumbuhan folikel oleh FSH sehingga folikel tumbuh dengan cepat. Proestrus
berlangsung selama 2-3 hari. Pada fase kandungan air pada uterus meningkat dan
mengandung banyak pembuluh darah dan kelenjar-kelenjar endometrial
mengalami hipertrofi.
2.

Fase estrus
Estrus adalah masa keinginan kawin yang ditandai dengan keadaaan tikus

tidak tenang, keluar lendir dari dalam vulva, pada fase ini pertumbuhan folikel
meningkat dengan cepat, uterus mengalami vaskularisasi dengan maksimal,
ovulasi

terjadi

dengan

cepat,

dan

sel-sel

epitelnya

mengalami

akhir

perkembangan/terjadi dengan cepat.


3.

Fase metaestrus
Metaestrus ditandai dengan terhentinya birahi, ovulasi terjadi dengan

pecahnya folikel, rongga folikel secara berangsur-ansur mengecil,dan pengeluaran


lendir terhenti. Selain itu terjadi penurunan pada ukuran dan vaskularitas.

4.

Fase diestrus
Diestrus adalah periode terakhir dari estrus, pada fase ini corpus luteum

berkembang dengan sempurna dan efek yang dihasilkan dari progesteron (hormon

yang dihasilkan dari corpus luteum) tampak dengan jelas pada dinding uterus
serta folikel-folikel kecil dengan korpora lutea pada vagina lebih besar dari
ovulasi sebelumnya.
Pada fase estrus, terlihat pengaruh estrogen dan dikarakteristikkan oleh sel
kornifikasi yang nyata (jelas) dan hilangnya leukosit. Pada akhir fase estrus,
lapisan kornifikasi tampak sloughed off dan invasi leukosit terjadi. Selama
diestrus, leukosit tampak berlimpah. Fase proestrus, tanpa leukosit dan
dikarakteristikkan oleh sel epitel yang dinukleasi. Fase estrus terjadi dengan
pengaruh hormon gonadotropin dan sekresi estrogen mempunyai pengaruh yang
besar. Fase metestrus, selama fase ini dimana sinyal stimulasi estrogen turun.
Uterus dipengaruhi oleh progesteron dan menjadi sikretori. Tipe fase ini adalah
jelas dan mungkin berakhir 1-5 hari.
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap estrus adalah histologi dan fungsi
hipotalamus serta hipofisis dalam kaitannya dengan proses reproduksi, terjadinya
pubertas pada hewan betina termasuk faktor-faktor yang mempengaruhi siklus
estrus serta proses pembentukan sel kelamin (gametogenesis). Selain itu terdapat
faktor-faktor lain yang lebih berpengaruh yaitu hormone.
Ciri-ciri dari fase siklus estrus tersebut adalah sebagai berikut :
1.

Proestrus : terdapat sel epitel biasa

2.

Estrus : terdapat sel menanduk (cornified)

3.

Diestrus : terdapat sel epitel biasa dan banyak lekosit

4.

Matestrus (kalau ada) : terdapat banyak sel epitel menanduk dan

lekosit, kemudian juga sel epitel biasa (Yatim, 1994).


Seperti semua mamalia betina, hamster betina memiliki siklus reproduksi
biasa yang memungkinkan dia untuk hamil dan memiliki anak. Wanita memiliki
siklus menstruasi ditandai dengan perdarahan vagina bulanan, tapi hamster
memiliki siklus estrus sampai tujuh kali setiap bulan. Estrus dibedakan dengan
debit keputihan, bukan oleh perdarahan yang terkait dengan siklus menstruasi
wanita.
Hamster akan mencapai kematangan seksual ketika dia berumur 6 sampai
7 minggu, menurut "The Hamster Handbook." Namun, spesies individu nya
mungkin menentukan kapan dia benar-benar mulai ingin kawin. Sebagai contoh,

hamster kerdil Campbell yang dimunculkan hanya dengan saudara perempuan


matang dan tumbuh lebih lambat dari orang yang hidup dengan hamster jantan
yang tidak terkait. Sementara itu, hamster Suriah perempuan andal mencapai
kematangan dan siap untuk kawin dengan 45 hari, terlepas dari apakah mereka
dibesarkan dengan hamster jantan.
Estrus
Ketika hamster memasuki siklus estrus, dia masuk ke fase siap untuk
kawin. Satu dari setiap empat hari, dia akan memasuki estrus. Karena ia adalah
nocturnal, estrus nya terjadi pada malam hari dan akan berlangsung 12 jam.
Selama ini, ia biasanya menerima perhatian laki-laki. Ketika dia tidak dalam
estrus, perempuan kecil Anda mungkin memusuhi setiap hamster jantan yang
mendekati dirinya. Siklus estrus terus sampai hewan menjadi terlalu tua untuk
hamil.
The Morning After
Jika pasangan hamster jantan dengan hamster betina pada malam hari,
keesokan paginya akan melihat bahwa vaginanya mengeluarkan, substansi semipadat yang disebut "sanggama plug." Zat ini merupakan bukti bahwa jantan
mengeluarkan sperma saat kawin. Selama lima hari ke depan itu adalah normal
untuk hamster untuk mengekskresikan, zat putih tebal.
Kehamilan
Waktu utama untuk hamster memiliki anak adalah ketika dia berusia 10
sampai 15 minggu, menurut The Merck Manual untuk Kesehatan Hewan
peliharaan. Kehamilan hamil ibu akan mulai untuk "menunjukkan" sekitar 10
sampai 18 hari setelah kawin, dan kehamilan nya akan berlangsung 16 sampai 22
hari, tergantung pada spesiesnya. Perutnya akan membengkak dan dia mungkin
muncul sangat energik atau tegang saat ia bersiap untuk melahirkan passel enam
sampai delapan ekor anak. Dia mungkin juga memiliki beberapa debit berdarah
sebelum anak anjing lahir.
Keluar Darah
Sekresi berdarah tidak umum selama estrus hamster, meskipun setetes
darah dapat terlihat dalam beberapa kasus. (Berg, Mary Helen. 201)

F. Kesimpulan
Fase atau siklus estrus merupakan periode ketika betina reseptif terhadap
jantan dan akan melakukan perkawinan, hamster jantan akan mendekati hamster
betina dan akan terjadi kopulasi. Fase ini terdapat dalam rangkaian siklus
reproduksi. Siklus reproduksi pada hamster sendiri terdiri dari fase proestrus,
metaestrus, diestrus, dan estrus. Ciri-ciri dari fase siklus estrus tersebut adalah
pada Proestrus : terdapat sel epitel biasa, pada Estrus : terdapat sel menanduk
(cornified), pada Diestrus : terdapat sel epitel biasa dan banyak lekosit, dan pada
Matestrus (kalau ada) : terdapat banyak sel epitel menanduk dan lekosit,
kemudian juga sel epitel biasa.
Daftar Pustaka
Berg, Mary Helen. 201 Do Hamster Have Menstrual Cycle?. Fast Review,
Publishing & Printing International Journal (US Published). (online)
(http://animals.pawnation.com/hamsters-menstrual-cycles-1772.html
diakses 31 Maret 2015)
Campbell, dkk. 2004. Biologi Jilid 3. Jakarta: Erlangga.
Leavitt, W.W, dkk. 1973. Structure and function of the hamster corpus luteum
during the estrous cycle. Issue American Journal of Anatomy American
Journal of Anatomy. Volume 136, Issue 2, pages 235249.
M. Fitzgerald, Kathleen. 1976. Physiology. Circadian organization of the estrous
cycle of the golden hamster Proc. Natl. Acad. Sci. USA Vol. 73, No. 8,
pp.

2923-2927,

August

1976

(online)

(http://www.jstor.org/discover/10.2307/11298?
sid=21105837794381&uid=3738224&uid=4&uid=2 diakses 31 Maret
2015)
Yatim, W. 1994. Reproduksi dan Embriologi. Tarsito: Bandung.

Lampiran

Anda mungkin juga menyukai