Pustaka Sekunder
Pustaka Sekunder
Review
ABSTRAK
:
Bioenergi
merupakan
energi
yang
berasal
dari
biomassa
sebagai
fraksi
produk
biodegradasi,
limbah,
dan
residu
dari
pertanian
(baik
nabati
maupun
hewani).
Harapan
dengan
adanya
bioteknologi
adalah
peningkatan
genetik
varietas
tanaman
dan
populasi
hewan
dan
konservasi
sumber
daya
genetik.
Bioenergi
berupa
bioetanol,
biodiesel,
dan
biogas
yang
digunakan
sebagai
bahan
bakar
bagi
kebutuhan
rumah
tangga,
industri
maupun
transportasi
masyarakat.
Ketersediaan
bahan
bakunya
sebagai
produk
bioenergi
masih
bersinggungan
dengan
kebutuhan
pangan
seperti
kedelai,
selulosa,
dan
pati.
Bioteknologi
menjadi
solusi
bahan
baku
bioenergi
guna
mengurangi
biaya
produksi
bioenergi,
khususnya
lignoselulosa
etanol.
Isu-isu
utama
termasuk
domestifikasi
yang
cepat,
mengatasi
perlawanan,
kerusakan
efisiensi
selulosa,
dan
meningkatkan
produksi
biomassa
dan
lipid
untuk
etanol
dan
biodiesel.
Hal
tersebut
berupa
modifikasi
biosintesis
lignin,
rekayasa
metabolik,
peningkatan
produksi
biomassa
dan
yield,
dan
kemandulan
dan
biokontaminan.
Tujuannya
adalah
meningkatkan
bahan
baku
bioenergi
melalui
modifikasi
genetik
dan
menjadikannya
sebagai
bidang
yang
penuh
kesempatan
untuk
membentuk
kembali
pasokan
energi
yang
keberlanjutan.
Kata
kunci
:
biodiesel,
bioenergi,
bioetanol,
biogas,
bioteknologi
PENDAHULUAN
Secara
terus-menerus,
dunia
meningkatkan
penggunaan
energi
diikuti
peningkatan
jumlah
populasi
manusia,
dan
hendak
mencapai
standar
kehidupan.
Penggunaan
energi
tentunya
berdampak
pada
lingkungan
seperti
semakin
banyaknya
produksi
gas
karbon
dioksida
(CO2)
terhadap
iklim
sehingga
dibutuhkan
analisis
kembali
tanaman
yang
berpotensi
dalam
menghasilkan
bioenergi.
Hal
ini
mendukung
perkembangan
energi
alternatif
dan
sumber
energi
terbaharukan
(Jones,
et
al.,
2011).
Sampai
saat
ini,
dunia
mengkonsumsi
energi
sekitar
15
TW
(terawatt)
per
tahun
dan
hanya
7,8%-nya
didapatkan
dari
sumber
energi
terbaharukan.
Padahal,
daya
total
sinar
matahari
pada
permukaan
bumi
setiap
tahunnya
sekitar
85.000
TW.
Pengantian
bahan
bakar
fosil
dengan
sumber
energi
terbaharukan
diturunkan
dari
matahari
seperti
energi
angin,
sinar
matahari,
air,
atau
biomassa.
Sumber
energi
ini
memiliki
kepadatan
energi
yang
lebih
rendah,
tidak
dapat
dikontrol
dengan
menghidupkan
dan
mematikan
saklar,
dan
sebagian
besar
jauh
lebih
mahal
dari
bahan
bakar
fosil
(BP
Global.,
2011).
Kepadatan
energi
yang
tinggi,
kemudahan
bertransportasi,
dan
penyimpanan
transportasi
bahan
bakar
minyak
cair
menjadikan
pengelola
kesulitan
untuk
menggantikannya
dengan
sumber
energi
terbaharukan
secara
komersial.
Dalam
hal
ini,
subyek
bioenergi
telah
sangat
aktif.
Di
seluruh
dunia,
pemerintah
dan
pembuat
kebijakan
terlibat.
Sangat
penting
untuk
mengatasi
dan
peluang
yang
ditimbulkan
oleh
biofuel
sebagai
pembangunan
ketahanan
pangan
dan
energi
yang
berkelanjutan
(FAO).
Adanya
peran
Artikel
dikirim
tanggal
8
Agustus
2013,
diterima
tanggal
30
Agustus
2013.
Para
penulis
adalah
dari
Program
Studi
Magister
Teknik
Kimia,
Fakultas
Teknik,
Universitas
Diponegoro,
Semarang.
Kontak
langsung
dengan
penulis:
Dessy
Agustina
Sari
(dessyagustina8@yahoo.com).
@2013
Indonesian
Food
Technologist
Community
Available
online
at
www.journal.ift.or.id
108
Vol.
2
No.
3
Th.
2013
Jurnal
Aplikasi
Teknologi
Pangan
Proses
Produksi
Bioenergi
Berbasiskan
Bioteknologi
109
Vol.
2
No.
3
Th.
2013
Jurnal
Aplikasi
Teknologi
Pangan
Proses
Produksi
Bioenergi
Berbasiskan
Bioteknologi
Tabel
1.
Perbandingan
perbedaan
platform
dan
tanaman
bioenergi
beberapa platform dan tanaman dibandingkan sintesis dalam mengintegrasikan informasi dari berbagai penelitian
110
Vol.
2
No.
3
Th.
2013
Jurnal
Aplikasi
Teknologi
Pangan
Proses
Produksi
Bioenergi
Berbasiskan
Bioteknologi
mampu
meningkatkan
efisiensi
konversi
biomassa
menjadi
(1999).
Bioteknologi
bisa
melakukan
perbaikan
secara
cepat
gula
terfermentasi
(Chen,
F.
and
Dixon,
R.A.
2007).
pada
bahan
baku
bioenergi
menggunakan
perbaikan
Biosintesis
lignin
dalam
spesies
monokotil
harus
dipelajari
genomik.
Misalnya,
jalur
gen
GA
seperti
Dgai
(giberalat
acid-
lebih
lanjut
sehingga
dapat
memodifikasi
biosintesis
lignin
insentive)
dapat
dimasukkan
ke
switchgrass
tanaman
kerdil
secara
cerdas
sebagai
bahan
baku
rumput
abadi.
dimana
menghasilkan
tanaman
dengan
peningkatan
biomassa
tahunan
yang
lebih
mudah
panen
(Peng,
J.
et
al.
Rekayasa
Metabolik
1997).
Selain
itu,
pengkerdilan
mungkin
juga
membantu
Rekayasa
metabolik
akan
memainkan
peran
untuk
mengubah
isi
lignin
dari
biomassa
secara
keseluruhan.
penting
dalam
meningkatkan
produksi
biodiesel,
biomassa,
Pengkerdilan
berikut
alokasi
biomassa
harus
bergeser
ke
dan
gula.
Masa
depan
biodiesel
bergantung
pada
rekayasa
daun.
Daun
switchgrass
telah
terbukti
mengandung
proporsi
metabolik
untuk
meningkatkan
kandungan
minyak
dan
lignin
yang
rendah
dibandingkan
batang
(Jung,
H.J.G.
and
komposisi
dalam
biji
(Ma,
F.R.
and
Hanna,
M.A.
1999,
Vogel,
K.P.
1992).
Pengkerdilan
meningkatkan
kandungan
Chapman,
K.D.
et
al.
2001,
Thelen,
J.J.
and
Ohlrogge,
J.B.
selulosa
yang
dibutuhkan
sebagai
pakan
atau
sakarifikasi
2002,
Vigeolas,
H.
et
al.
2007,
Wu,
G.
et
al.
2005)
[25,31-34].
dan
fermentasi
untuk
produksi
etanol.
Salah
satu
tujuan
Sebelumnya,
penelitian
biji
minyak
mempunyai
fokusan
utama
dari
domestikasi
poplar
adalah
untuk
menghasilkan
terutama
perubahan
profil
asam
lemak,
untuk
tujuan
gizi
pohon
kerdil-jalur
yang
dikendalikan
oleh
auksin,
GA,
dan
(Thelen,
J.J.
and
Ohlrogge,
J.B.
2002,
Wu,
G.
et
al.
2005).
brasinosteroid
yang
secara
potensial
digunakan
untuk
Upaya
terbaru
juga
menyebabkan
peningkatan
produksi
lipid
mencapai
tujuan
tersebut(Peng,
J.
et
al.
1999,
Sasaki,
A.
et
melalui
ekspresi
induksi
gen
utama
eksogen
biosintesis
lipid
al.
2002,
Sakamoto,
T.
et
al.
2006,
Morinaka,
Y.
et
al.
2006,
(Vigeolas,
H.
et
al.
2007
).
Rekayasa
metabolik
dapat
juga
Peng,
J.
et
al.
1999)
membantu
produksi
gula
dan
tepung
untuk
produksi
etanol
Kedua,
perkembangan
pemrograman
kebutuhan
menggunakan
platform
saat
ini
(Wu,G.
and
Birch,
R.G.
2007).
bahan
baku
harus
diubah
untuk
meningkatkan
produksi
Contohnya,
penelitian
sebelumnya
telah
mengindikasikan
biomassa.
Contohnya,
menunda
timbulnya
bunga
yang
telah
bahwa
ekspresi
yang
berlebihan
dari
sebuah
isomerasi
dilaporkan
bahwa
akan
mengakibatkan
peningkatan
bakteri
sukrosa
dalam
vakuola
menjadikan
yield
sukrosa
2x
biomassa
(Salehi,
H.
et
al.
2005).
Ketiga,
produksi
biomassa
lipat
pada
tebu
(Wu,G.
and
Birch,
R.G.
2007).
Rekayasa
dapat
juga
ditingkatkan
oleh
modifikasi
genetik
dinding
sel
metabolik
akan
menjadi
penting
dalam
meningkatan
bahan
biosintesis
dan
modifikasi
enzim.
Berlebihnya
sintesis
bakar
bioproduk
dan
kemajuan
bioproduk
bisa
paling
besar
selulosa
pada
poplar
menyebabkan
lebih
tingginya
jangka
waktu
keuntungannya
yang
saat
ini
menghentikan
biosintesis
lignoselulosa
biomassa
(Shoseyov,
O.
et
al.
2003
penelitian
biofuel.
Meskipun
ada
kemungkinan
bahwa
).
Secara
keseluruhan,
produksi
biomassa
dapat
lebih
beberapa
alternatif,
non-berbasiskan
bio,
bahan
bakar
meningkat
dengan
rekayasa
gen
hormon
respon
pada
akhirnya
dapat
menggantikan
minyak,
plastik,
dan
tanaman
atau
gen
yang
terlibat
dalam
proses
perkembangan
bioproduk
lainnya
dimana
membutuhkan
bahan
baku
baru
(Peng,
J.
et
al.
1999
dalam
Peng,
J.
et
al.1997,
Sasaki,
A.
et
al.
karena
ketiadaan
bahan
baku
minyak
bumi.
Secara
2002,
Sakamoto,
T.
et
al.
2006,
Morinaka,
Y.
et
al.
2006,
keseluruhan,
bioteknologi
tanaman
akan
berperan
penting
Peng,
J.
et
al.
1999,
Salehi,
H.
et
al.
2005,
Sakamoto,
T.
et
al.
pada
generasi
selanjutnya
opsi
bioenergi
untuk
2003,
Dodd,
A.N.
et
al.
2005)
.
memproduksi
bahan
baku
lignoselulosa
dengan
yield
yang
tinggi,
efisiensi
penggunaan
air
yang
lebih
baik,
peningkatan
Kemandulan
dan
Biokontaminan
energi
bersih
semakin
lebih
besar,
perlawanan
yang
lebih
Kemandulan
adalah
fitur
lain
yang
diinginkan
untuk
rendah,
peningkatan
toleransi
tekanan
abiotik,
dan
pengembangan
bahan
baku
dalam
mencegah
transgen
meningkatkan
manfaat
ekologi
seperti
fiksasi
karbon
yang
genetik
pemodifikasian
bahan
baku
(Stewart,
C.N.
2007).
lebih
baik,
dan
koservasi
air
dan
tanah.
Induksi
kemandulan
adalah
salah
satu
pendekatan
untuk
membatasi
aliran
transgen.
Kemandulan
dapat
diinduksi
Peningkatan
Produksi
Biomassa
dan
Yield
pada
tanaman
dengan
menghancurkan
ekspresi
gen
penting
Pentingnya
mengubah
pertumbuhan
dan
pada
perkembangan
polen
atau
serbuk
sari,
pembungkaman
perkembangan
tanaman
untuk
meningkatkan
produksi
khusus
metabolik
gen
utama
(Ariizumi,
T.
et
al.
2004,
Li,
S.F.
biomassa
untuk
bioenergi
tidak
dapat
terlalu
ditekankan.
et
al.
2007,
Khan,
M.S.
2005).
Pendekatan
lainnya
adalah
Mengingat
bahwa
lignoselulosa
biomassa
calon
tanaman
mencegah
aliran
eksisi
transgen
serbuk
sari
melalui
serbuk
relatif
tidak
domestik,
kemajuan
pesat
harus
dicapai.
sari
aktivitas
rekombinasi
spesifik
(Mlynarova,
L.
et
al.
2006,
Pertama,
mekanisme
molekular
pengendalian
arsitektur
Luo,
K.
et
al.
2007).
Sebagian
besar
tanaman
bioenergi
yang
molekul
tanaman
harus
dipahami
dengan
baik.
Pengetahuan
diusulkan
tersebut
seperti
switchgrass
memiliki
kerabat
liar,
saat
ini,
lahan
dapat
diterjemahkan
ke
dalam
dan
aliran
transgen
dijadikan
isu
utama
yang
membatasi
pengembangan
bahan
baku
bioenergi
seperti
fitur
arsitektur
aplikasi
rekayasa
genetik
setiap
spesies.
Pencegahan
aliran
yang
diinginkan
seperti
bertubuh
kerdil
dan
daun
tegak.
transgen
adalah
isu
penting
bagi
peningkatan
bahan
baku
Telah
terbukti
bahwa
fitur
tersebut
dapat
dicapai
dengan
melalui
modifikasi
genetik.
memodifikasi
biosintesis
atau
sinyal
transduksi
utnuk
hormon
utama
pertumbuhan
tanaman
termasuk
GA
KESIMPULAN
(giberelat
acid),
IAA
(indole-3-acetic
acid),
dan
Uraian
yang
telah
dipaparkan
dapat
disimpulkan
brasinosteroid
(Peng,
J.
et
al.
1999
dalam
Peng,
J.
et
al.
bahwa
masa
depan
bioenergi
bergantung
pada
terobosan
111
Vol.
2
No.
3
Th.
2013
Jurnal
Aplikasi
Teknologi
Pangan
Proses
Produksi
Bioenergi
Berbasiskan
Bioteknologi
teknologi.
Namun,
pentingnya
penelitian
dasar
pada
jalur
De
Oliveira,
M.E.D.
et
al.
2005.
Ethanol
as
fuels
:
energy,
dan
gen
yang
terlibat
dalam
biosintesis
dinding
sel,
carbon
dioxide
balances,
and
ecological
footprint.
perkembangan
tanaman,
produksi
metabolit
tidak
boleh
Bioscience
55.
pp
:
593602.
diabaikan.
Teknik
mempelajari
gen,
protein,
dan
metabolit
Sims,
R.E.H.
et
al.
2006.
Energy
crops
:
current
status
and
dari
yang
berbeda
di
berbagai
tahapan
perkembangan
future
prospects.
Glob.
Change
Biol.
12.
pp
:
2054
dalam
mengkorelasikan
fitur
dan
struktur
dinding
sel
dengan
2076.
gen.
Hal
ini
akan
membawa
penemuan
gen
lebih
lanjut
dan
Smeets,
E.M.W.
and
Faaij,
A.P.C.
2007.
Bioenergy
potentials
perbaikan
bahan
baku
berbasis
bioteknologi.
from
forestry
in
2050
an
assessment
of
the
drivers
Kedepannya,
bioenergi
tidak,
dan
bisa
tidak,
that
determine
the
potentials.
Clim
Change
81.
pp
:
terbatas
pada
tanaman
lebih
tinggi,
meskipun
tanaman
lebih
353390.
tinggi
cenderung
menyediakan
bahan
baku
paling
penting
Monti,
A.
et
al.
2007.
A
full
economic
analysis
of
switchgrass
untuk
pertama
dan
generasi
kedua
biofuel.
Penelitian
under
different
scenarios
in
Italy
estimated
by
BEE
mikroba
telah
mempunyai
kapasitas
merombak
dinding
sel
model.
Biomass.
Bioen.
31.
pp
:
177185.
tanaman
dan
juga
penting
komponennya
sebagai
penelitian
Somleva,
M.N.
2006.
Switchgrass
(Panicum
virgatum
L.).
bioenergi.
Selain
itu,
alga
harus
dipertimbangkan
sebagai
Methods
Mol.
Biol.
344.
pp
:
6573.
pilihan
bahan
baku
yang
berpotensial
jika
teknologi
lebih
Sanderson,
M.A.
et
al.
2006.
Switchgrass
as
a
biofuels
matang
sehingga
terciptanya
terobosan
rekayasa.
Secara
feedstock
in
the
USA.
Can.
J.
Plant
Sci.
86.
pp
:
1315
keseluruhan,
penelitian
bioenergi
muncul
sebagai
bidang
1325.
dengan
penuh
kesempatan
untuk
membentuk
kembali
Boerjan,
W.
2005.
Biotechnology
and
the
domestication
of
pasokan
energi
masyarakat
di
dunia.
forest
trees.
Curr.
Opin.
Biotechnol.
16.
pp
:
159166.
Tilman,
D.
et
al.
2006.
Carbon-negative
biofuels
from
low-
DAFTAR
PUSTAKA
input
high
diversity
grassland
biomass.
Science
314.
Jones,
Carla
S;
Mayfield,
Stephen
P.
2011.
Algae
biofuels
:
pp
:
15981600.
versatility
for
the
future
of
bioenergy.
SciVerse
Venturi,
P.
and
Venturi,
G.
2003.
Analysis
of
energy
ScienceDirect.
Biotechnology.
comparison
for
crops
in
European
agricultural
BP
Global.
2011
BP
statistical
review
of
world
energy.
systems.
Biomass.
Bioen.
25.
pp
:
235255.
London,
UK.
(www.bp.com).
This
publication
provides
Hill,
J.
2007.
Environmental
costs
and
benefits
of
a
comprehensive
review
of
world
energy
markets
transportation
biofuel
production
from
food-
and
including
production
and
consumption
of
primary
lignocellulose-based
energy
crops.
A
review.
Agron.
energy
including
fossil
fuels
and
renewable
resources.
Sustain.
Dev.
27.
pp
:
112.
FAO.
Report
of
the
high-level
conference
on
world
food
Agrawal,
R.
et
al.
2007.
Sustainable
fuel
for
the
security
:
the
challenges
of
climate
change
and
transportation
sector.
Proc.
Natl.
Acad.
Sci.
U.
S.
A.
bioenergy.
Rome
:
FAO
Headquarters,
104.
pp
:
48284833.
http://www.fao.org/foodclimate/
Wu,
X.
et
al.
2007.
Factors
impacting
ethanol
production
conference/doclist/en/?no_cache1;
3-5
June
2008
from
grain
sorghum
in
the
dry-grind
process.
Cereal
[accessed
26.3.10].
Chem.
84.
pp
:
130136.
Ruane,
John;
Sonnino,
Andrea,
dan
Agostini,
Astrid.
2010.
Wu,
M.
et
al.
2006.
Energy
and
emission
benefits
of
Bioenergy
and
the
potential
contribution
of
alternative
transportation
liquid
fuels
derived
from
agricultural
biotechnologies
in
developing
countries.
switchgrass:
a
fuel
life
cycle
assessment.
Biotechnol.
ScienceDirect.
Biomass
&
Bioenergy.
Prog.
22.
pp
:
10121024.
FAO.
Opportunities
and
challenges
of
biofuel
production
for
Zabek,
L.M.
and
Prescott,
C.E.
2006.
Biomass
equations
and
food
security
and
the
environment
in
Latin
America
carbon
content
of
aboveground
leafless
biomass
of
th
and
the
Caribbean.
Document
prepared
for
the
30
hybrid
poplar
in
coastal
British
Columbia.
For.
Ecol.
Session
of
the
FAO
Regional
Conference
for
Latin
Manage.
223.
pp
:
291302.
America
and
the
Caribbean,
held
in
Brasilia,
Brazil;
Ragauskas,
A.J.
et
al.
2006.
The
path
forward
for
biofuels
and
14-18
April
2008.
Available
from:
biomaterials.
Science
311.
pp
:
484489.
http://www.fao.org/Unfao/Bodies/RegConferences/L
Ma,
F.R.
and
Hanna,
M.A.
1999.
Biodiesel
production:
a
arc30/Index_en.htm
[accessed
26.3.10].
review.
Biores.
Tech.
70.
pp
:
115.
GBEP.
2007.
A
review
of
the
current
state
of
bioenergy
Borjesson,
P.
and
Berglund,
M.
2006.
Environmental
development
in
G8
5
countries.
Global
Bioenergy
systems
analysis
of
biogas
systemspart
1:
fuel-cycle
Partnership.
Available
from
:
emissions.
Biomass.
Bioen.
30.
pp
:
469485
http://www.fao.org/docrep/010/a1348e/
Borjesson,
P.
and
Berglund,
M.
2007.
Environmental
a1348e00.htm
[accessed
26.3.10].
systems
analysis
of
biogas
systemspart
II:
the
Rass-Hansen,
J.
et
al.
2007.
Bioethanol
:
fuel
or
feedstock.
J.
environmental
impact
of
replacing
various
reference
Chem.
Tech.
Biotechnol.
82.
pp
:
329333.
systems.
Biomass.
Bioen.
31.
pp
:
326344.
Goldemberg,
J.
2007.
Ethanol
for
a
sustainable
energy
Ghirardi,
M.L.
et
al.
2007.
Hydrogenases
and
hydrogen
future.
Science
315.
pp
:
808810.
photoproduction
in
oxygenic
photosynthetic
Farrell,
A.E.
et
al.
2006.
Ethanol
can
contribute
to
energy
and
organisms.
Annu.
Rev.
Plant
Biol.
58.
pp
:
7191.
environmental
goals.
Science
311.pp
:
506508.
Himmel,
M.E.
2007.
Biomass
recalcitrance:
engineering
112
Vol.
2
No.
3
Th.
2013
Jurnal
Aplikasi
Teknologi
Pangan
Proses
Produksi
Bioenergi
Berbasiskan
Bioteknologi
plants
and
enzymes
for
biofuels
production.
Science
brassinosteroid
deficiency
increase
biomass
315.
pp
:
804807.
production
and
grain
yield
in
rice.
Nat.
Biotechnol.
24,
Chen,
F.
and
Dixon,
R.A.
2007.
Lignin
modification
improves
105109.
fermentable
sugar
yields
for
biofuel
production.
Nat.
Morinaka,
Y.
et
al.
2006.
Morphological
alteration
caused
by
Biotechnol.
25.
pp
:
759761.
brassinosteroid
insensitivity
increases
the
biomass
Chapman,
K.D.
et
al.
2001.
Transgenic
cotton
plants
with
and
grain
production
of
rice.
Plant
Physiol.
141.
pp
:
increased
seed
oleic
acid
content.
J.
Am.
Oil
Chem.
924931.
Soc.
78.
pp
:
941947.
Salehi,
H.
et
al.
2005.
Delay
in
flowering
and
increase
in
Thelen,
J.J.
and
Ohlrogge,
J.B.
2002.
Metabolic
engineering
biomass
of
transgenic
tobacco
expressing
the
of
fatty
acid
biosynthesis
in
plants.
Metab.
Engin.
4.
Arabidopsis
floral
repressor
gene
FLOWERING
LOCUS
pp
:
1221.
C.
J.
Plant
Physiol.
162.
pp
:
711717.
Vigeolas,
H.
et
al.
2007.
Increasing
seed
oil
content
in
oil- Shoseyov,
O.
et
al.
2003.
Modulation
of
wood
fibers
and
seed
rape
(Brassica
napus
L)
by
over-expression
of
a
paper
by
cellulose-binding
domains.
In
Application
of
yeast
glycerol-3-phosphate
dehydrogenase
under
the
Enzymes
to
Lignocellulosics.
ACS
Symposium
Series
control
of
a
seed-specific
promoter.
Plant
Biotechnol.
855
(Mansfield,
S.D.
and
Saddler,
J.N.,
eds).
pp
:
116
J.
5.
pp
:
431441.
131.
American
Chemical
Society
Wu,
G.
et
al.
2005.
Stepwise
engineering
to
produce
high
Sakamoto,
T.
et
al.
2003.
Genetic
manipulation
of
yields
of
very
long-chain
polyunsaturated
fatty
acids
gibberellins
metabolism
in
transgenic
rice.
Nat.
in
plants.
Nat.
Biotechnol.
23.
pp
:
10131017.
Biotechnol.
21.
pp
:
909913.
Wu,G.
and
Birch,
R.G.
2007.
Doubled
sugar
content
in
Dodd,
A.N.
et
al.
2005.
Plant
circadian
clocks
increase
sugarcane
plants
modified
to
produce
a
sucrose
photosynthesis,
growth,
survival,
and
competitive
isomer.
Plant
Biotechnol.
J.
5.
pp
:
109117.
advantage.
Science
309.
pp
:
630633.
Peng,
J.
et
al.
1999.
Green
revolution
genes
encode
Stewart,
C.N.
2007.
Biofuels
and
biocontainment.
Nat.
mutant
gibberellin
response
modulators.
Nature
400.
Biotechnol.
25.
pp
:
283284.
pp
:
256261.
Ariizumi,
T.
et
al.
2004.
Disruption
of
the
novel
plant
protein
Peng,
J.
et
al.
1999.
Overexpression
of
DWARF4
in
the
NEF1
affects
lipid
accumulation
in
the
plastids
of
the
brassinosteroid
biosynthetic
pathway
results
in
tapetum
and
exine
formation
of
pollen,
resulting
in
increased
vegetative
growth
and
seed
yield
in
male
sterility
in
Arabidopsis
thaliana.
Plant
J.
39.
pp
:
Arabidopsis.
Plant
J.
26.
pp
:
573582.
170181.
Peng,
J.
et
al.
1997.
The
Arabidopsis
GAI
gene
defines
a
Li,
S.F.
et
al.
2007.
Suppression
and
restoration
of
male
signaling
pathway
that
negatively
regulates
fertility
using
a
transcription
factor.
Plant
Biotechnol.
gibberellin
responses.
Genes
Dev.
11.
pp
:
3194
J.
5.
pp
:
297312.
3205.
Khan,
M.S.
2005.
Plant
biologyengineered
male
sterility.
Jung,
H.J.G.
and
Vogel,
K.P.
1992.
Lignification
of
switchgrass
Nature
436.
pp
:
783785.
(Panicum
virgatum)
and
big
bluestem
(Andropogon
Mlynarova,
L.
et
al.
2006.
Directed
microspore-specific
gerardii)
plant
parts
during
maturation
and
its
effect
recombination
of
transgenic
alleles
to
prevent
pollen-
on
fiber
degradability.
J.
Sci.
Food
Agric.
59.
pp
:
169
mediated
transmission
of
transgenes.
Plant
176.
Biotechnol.
J.
4.
pp
:
445452.
Sasaki,
A.
et
al.
2002.
Green
revolution:
a
mutant
Luo,
K.
et
al.
2007.
GM-gene-deletor:
fused
loxP-FRT
gibberellinsynthesis
gene
in
rice
new
insight
into
recognition
sequences
dramatically
improve
the
the
rice
variant
that
helped
to
avert
famine
over
efficiency
of
FLP
or
CRE
recombinase
on
transgene
thirty
years
ago.
Nature
416.
pp
:
701702.
excision
from
pollen
and
seed
of
tobacco
plants.
Plant
Sakamoto,
T.
et
al.
2006.
Erect
leaves
caused
by
Biotechnol.
J.
5.
pp
:
263274.
113
Vol.
2
No.
3
Th.
2013
Jurnal
Aplikasi
Teknologi
Pangan