Anda di halaman 1dari 13

1

BAB I
KEBUTUHAN NUTRISI UNTUK DEWASA
A. Tujuan pemberian nutrisi untuk dewasa
1. Membantu mempertahankan kesehatan yang baik
(mempertahankan keadaan gizi).
2. Membuat keadaan gizi tubuh menjadi lebih baik.
3. Memperlambat timbulnya penyakit-penyakit degeneratif.
4. Untuk mengatur semua proses yang terjadi dalam tubuh
5. Memberikan unsur-unsur yang diperlukan untuk sel jaringan
tubuh yang aus. (contoh : rambut yang rontok, kuku, bekas luka,
menstruasi, dll).

B. Factor-faktor yang berpengaruh terhadap keadaan


nutrisi usia dewasa
1. TINGGI BADAN, BERAT BADAN DAN JENIS KELAMIN
Berpengaruh terhadap nutrisi seseorang. Seorang pria dan
wanita membutuhkan kalori yang berbeda untuk seharinya
demikian juga dengan tinggi badan dengan berat badan yang
merupakan suatu faktor penting, terutama bila
memperhitungkan kebutuhan kalori.
2. FAKTOR AKTIVITAS
Jumlah dan jenis aktivitas seseorang harus diperhitungkan
karena sangat mempengaruhi kebutuhan kalori.
3. TINGKAT KESEHATAN
Kondisi dengan berbagai penyakit menyebabkan tubuh
memerlukan lebih banyak nutrisi dan kalori. Angka metabolisme
basal lebih tinggi pada orang yang suhunya di atas normal
sehingga kebutuhan kalorinya juga lebih besar dibandingkan
orang yang suhunya netral.
4. IKLIM
Turut mempengaruhi kebutuhan nutrisi dan kalori orang yang
tinggal di daerah yang beriklim dingin menggunakan lebih
banyak kalori dibandingkan orang yang tinggal di daerah panas.
5. STATUS EKONOMI
Status ekonomi seseorang akan berpengaruh pada daya beli
makanan, sehingga berpengaruh pada konsumsi pangan
seseorang yang akhirnya berdampak pada keadaan gizi
seseorang itu.
6. KEBIASAAN MAKAN
Kebiasaan makan akan berpengaruh pada nutrisi seseorang,

orang yang terbiasa dengan makanan restoran (banyak


mengandung karbohidrat, lemak dan kolesterol) cenderung
mengalami kelebihan zat gizi tersebut yang akan berpengaruh
pada kondisi kesehatan nanti.
7. KESENANGAN DAN KETIDAKSENANGAN
Sikap seseorang terhadap makanan banyak dipengaruhi oleh
pengalaman, baik yang dirasakan menyenangkan atau tidak. Hal
ini menyebabkan sikap individu dapat mempunyai sifat suka dan
tidak suka terhadap makanan. Yang tentunya akan berpengaruh
pada nutrisi orang tersebut.
8. TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN
Umumnya berpengaruh pada tingkat pemahaman seseorang
tentang gizi makanan. Orang mempunyai pengetahuan yang
rendah walaupun ekonominya cukup tinggi dalam memilih
makanan kurang memperhatikan gizi dari makanan yang dipilih.
9. AGAMA , KEPERCAYAAN DAN TAHAYUL
Masalah makanan merupakan salah satu hal yang termasuk
dalam ajaran agama. Agaman hindu melarang umatnya makan
makanan dari sapi dan ajaran agama islam melarang umatnya
untuk makan makanan daging babi. Sebagai umat yang baik
alangkah baiknya apabila mencari alternative makanan lain yang
tidak di larang namun baik untuk kesehatan, sedangkan dalam
hal ketahayulan yang berkembang dalam masyarakat adalah ibu
hamil di larang makan ikan karena dikhawatirkan darahnya akan
berbau amis, padahal ikan itu merupakan sumber protein yang
tinggi bagi ibu hamil.
10.
KEHAMILAN DAN MENYUSUI
Kebutuhan nutrisi pada wanita hamil dan menyusui berbeda
dengan kebutuhan nutrisi wanita dewasa yang tidak hamil dan
menyusui.
11.
DIET
Diet yang dimaksud di sini bukanlah diet yang biasa kita dengar
di rumah sakit, tetapi diet yang bisa dilakukan oleh orang
dewasa untuk menurunkan berat badannya. Diet seperti ini akan
baik hasilnya jika aturan dan cara-cara yang ditentukan benar
dijalankan. Namun akan berdampak pada kerusakan nutrisi jika
aturan yang ditetapkan tidak dijalankan sebagaimana mestinya.

C. Kebutuhan energy dan zat nutrisi untuk dewasa


Energ
y
(kcal)

Protei
n (gr)

Kalsiu
m (mg)

Besi Vit
(mg) A
(RE)

Vit E Vit B Vit C Folat


(mg) (mg) (mg) (mg)

P
(2045)

2200

48

600

26

500

L
(2045)

2800

55

500

1,3

700

10

1,0

1,2

60

150

60

70

Adapun gizi yang harus dipenuhi oleh orang dewasa antara lain :

Karbohidrat
Karbohidrat mempunyai manfaat untuk menjaga keshatan
tubuh, mempercepat waktu pemulihan tubuh, menjaga kondisi
tubuh agar tetap prima dalam melakukan aktivitas, sebagai
perfoma serta kapasitas ketahanan tubuh yang baik. Selain
untuk memenuhi kebutuhan energi tubuh, konsumsi nutrisi yang
baik adalah memenuhi total kebutuhan energi (kalori) melalui
konsumsi makro nutrisi dengan proporsi 60-70% melalui
konsumsi karbohidrat, dan karbohidrat yang harus dipenuhi
sebesar 5-7 kg per berat badan.
Selain mengonsumsi karbohidrat, gizi yang harus dipenuhi
adalah protein. Bahan makanan sumber protein kualitas tinggi
adalah ikan dan seafood, kacang-kacangn dan serealia. Susu
dan hasil olahan lainnya seperti keju dan yoghurt juga kaya akan
protein.

Lemak
Lemak dapat ditemukan pada hewan maupun tumbuhan
dalam bentuk organik yang disebut dengan lipid. Lipid penting
bagi penyimpanan energi yang tinggi, meningkatkan kalori
karbohidrat dan menyediakan bantalan serta penyekatan. Lemak
mengandung asam lemak bebas, baik yang jenuh maupun yang
tidak jenuh, tergantung pada struktur kimianya. Lemak jenuh
lebih padat daripada lemak tidak jenuh. Adapun contoh lemak
jenuh adalah kolesterol. Kolesterol dibuat di hati dan berperan
dalam produksi garam empedu serta hormon-hormon. Namun
kolesterol ini dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah yang kecil.
Makanan yang mengandung lemak tidak jenuh antara lain :
daging merah, hasil peternakan yang banyak mengandung
lemak serta telur dan banyak juga ditemukan pada makanan
olahan kalengan. Konsumsi lemak harus diimbangi dengan
makanan yang mengandung serat, karena serat mengikat
kolesterol dan menyingkirkannya dari darah.

Vitamin dan Mineral


Vitamin dan mineral berfungsi untuk memperkuat tubuh
agar tubuh dapat bekerja dengan baik. Vitamin dan mineral
terdapat pada makanan sehari-hari, contohnya pada sayursayuran dan buah-buahan. Akan tetapi karena gaya hidup, diet,
maupun hal lain yang menyebabkan seseorang tidak seimbang
dalam mengonsumsi makanan membuat kebutuhan vitamin dan
mineral yang dibutuhkan tubuh menjadi tidak terpenuhi.
Adapun jenis-jenis vitamin yang harus terpenuhi oleh orang
dewasa adalah :
a) Vitamin A, fungsi dari fitamin A ini adalah untuk
mencegah kerusakan mata, meningkatkan kesehatan
imun, juga berperan penting dalam pertumbuhan dan
perkembangan sel serta menjaga kesehatan kulit. Sumber
vitamin A banyak terdapat pada sayuran dan buah yang
berwarna oranye seperti wortel, labu, aprikot, peach,
pepaya, dan mangga.
b) Vitamin C, berfungsi dalam pembentukan kolagen, yaitu
jaringan tissue yang menahan sel. Vitamin C juga penting
untuk pertumbuhan tulang, gigi, gusi serta pembuluh
darah, membantu penyerapan zat besi dan kalsium, dan
membantu dalam proses penyembuhan luka. Vitamin C

dalam jumlah banyak dapat ditemukan pada buah berry,


kiwi, jeruk, tomat, jambu biji, dan anggur.
c) Vitamin D, berfungsi untuk memperkuat tulang karena
vitamin D membantu penyerapan kalsium di dalam tubuh.
Sumber vitamin D dapat diproduki oleh tubuh saat terkena
sinar matahari. Sumber lain yang mengandung vitamin D
adalah kuning telur, minyak ikan, dan susu.
d) Vitamin E, berfungsi sebagai anti oksidan yang dapat
melindungi sel dari kerusakan. Vitamin E juga penting
untuk kesehatan sel darah merah. Sumber vitamin E dapat
ditemukan dalam berbagai macam makanan seperti
minyak nabati, kacang-kacangan, sayuran berdaun hijau,
alpukat, dan gandum.
e) Vitamin B1 (thiamin), berfungsi untuk mengubah
karbohidrat menjadi energi, diperlukan juga oleh jantung,
otot, dan sistem saraf agar dapat berfungsi dengan baik.
Sumber vitamin B1 banyak terdapat pada daging, ikan,
kacang-kacangan, makanan yang terbuat dari kedelai,
gandum, dan beras.
f) Vitamin B2 (riboflavin), berfungsi dalam pembentukan sel
darah merah dan kesehatan mata. Sumber vitamin B2
banyak terdapat pada kacang polong, telur, daging,
produk olahan susu, dll.
g) Vitamin B3, berfungsi membantu mengubah makanan
menjadi energi, menjaga kesehatan kulit, dan fungsi saraf.
Sumber vitamin B3 terdapat pada daging, unggas, ikan,
dan kacang.
h) Vitamin B6, berfungsi untuk menjalankan fungsi normal
otak dan saraf, serta bermanfaat untuk memecah protein.
Sumber vitamin B6 banyak terdapat pada pisang, kentang,
buncis, bayam, dan kacang-kacangan.
i) Vitamin B9 biasa disebut asam folat, berfungsi membantu
pembentukan sel darah merah dan DNA. Sumber vitamin
B9 terdapat pada telur, daging merah, sayuran berdaun
hijau, asparagus, oti, mie, dan sereal.
j) Vitamin B12 berfungsi untuk menjaga fungsi saraf.
Sumber vitamin B12 terdapat pada ikan, telur, daging,
susu, dan makanan yang telah difortifikasi.

Dalam perkembangannya pada usia dewasa manusia mengalami


maturasi. Sampai umur 20-25 tahun berat tulang kerangka manusia
meningkat dan kemudian menurun yaitu mulai kurang lebih umur 35
tahun. Berat kerangka menjadi lebih berkurang, tulang lebih berongga
dan

kurang

elastis.

Pada

wanita,

tulang

dan

otot

kurag

bila

dibandingkan dengan pria. Perbedaan ini menyebabkan adanya


perbedaan jumlah kebutuhan makanan antara wanita dan pria seperti
di bawah ini.

1. Wanita pekerja
Kebutuhan energi rata-rata untuk wanita dewasa adalah sebagai
berikut:
Jenis Pekerja
Bekerja berat
Bekerja sedang
Bekerja ringan

Kebutuhan Energi (Kcal)


2.400 kal/hari
2.000 kal/hari
1.700 kal/hari

2. Laki-laki pekerja
Kebutuhan energi rata-rata untuk pria dewasa adalah sebagai
berikut:
Jenis Pekerja
Bekerja berat
Bekerja sedang
Bekerja ringan

Kebutuhan Energi (Kcal)


3.000 kal/hari
2.600 kal/hari
2.200 kal/hari

D.Perhitungan dan kebutuhan untuk energy


a) IMT (Index Masa Tubuh)
RUMUS:

b) BMI (body Mass Index)


RUMUS:
BMI = BB/(TB)2
BMI
< 18.5
18.5 - 24
25 - 29
>30

Keterangan
berat badan kurang (underweight)
normal
kelebihan berat badan (overweight
obesitas

Warna
Biru
Hijau
Kuning
Orange
Merah

Keterangan
Kurang berat
Sehat
Kelebihan berat
Obesitas
Obesitas berlebih

c) BB ideal
Rumus : Berat badan ideal = 0.9 x (TB dalam cm 100)
Catatan untuk wanita dengan TB kurang dari 150 cm dan pria
dengan TB
kurang dari 160 cm, digunakan rumus :
Berat badan ideal = TB dalam cm 100
Jika BB lebih dari ideal artinya gizi berlebih
Jika BB kurang dari ideal artinya gizi kurang

d) BB ideal 2

Rumus:
(Tinggi Badan (TB) cm 100) 10 % X (Tinggi badan (TB) cm
100) Kg.
Dikatakan gemuk ideal jika > 10% berat badan ideal.
Dikatakan kurus ideal jika < 10% berat badan ideal.
Contoh :
Seseorang yang tinggi badan 160 cm maka :
Berat badan idealnya = (160 -100) 10% x (160 100)
= 60 6
= 54
Jika berat badannya > 10% = 54 kg X 10%
= 5,4
= 54 + 5,4
= > 59,4 Kg maka di anggap gemuk.

E. Dampak gizi pada usia dewasa


Penurunan produktivitas kerja dan derajat kesehatan
Disebabkan oleh kekurangan sumber energi secara umum dan
kekurangan sumber protein.
o Anemia
Hal ini disebabkan kekurangan mengkonsumsi makanan
sumber zat besi
o Gondok
Kurangnya mengkonsumsi yodium
o Kebutaan
Hal ini disebabkan kurangnya mengkonsumsi vitamin A
Penyebab dari dampak kekurangan gizi
o Kemiskinan
b. Kurangnya pengetahuan tentang gizi
c. Kebiasaan makan
o Dampak masalah gizi lebih pada orang dewasa tampak
dengan semakin meningkatnya penyakit degeneratif
seperti :
a. Jantung koroner
b. Diabetes melitus
c. Hipertensi
d. Penyakit hati
Penyebab dari dampak kelebihan gizi disebabkan oleh
kebanyakan energi dibandingkan dengan pengeluaran energi.

10

BAB II
KEBUTUHAN NUTRISI UNTUK LANSIA
A. KEADAAN GIZI LANSIA
1. Definisi Lansia
Manusia lanjut usia mereka yang telah berumur 65
tahun ke atas. Durmin (1992) membagi lansia menjadi young
elderly (65 74 tahun) dan older elderly (75 tahun)
Munro dkk.,(1987) mengelompokkan older elderly ke
dalam 2 bagian, yaitu usia 75 84 tahun dan 85 tahun
Di Indonesia, M. Alwi Dahlan menyatakan bahwa orang
dikatakan lansia jika telah berumur di atas 60 tahun
2. Kekurangan dan kelebihan gizi pada lansia
Terjadi kekurangan gizi pada lansia oleh karena sebabsebab yang bersifat primer maupaun sekunder. Sebab-sebab
primer meliputi ketidaktahuan isolasi sosial, hidup seorang diri,
baru kehilangan pasangan hidup, gangguan fisik, gangguan
indrera, gangguan mental, kemiskinan dan iatrogenik. Sebabsebab sekunder meliputi gangguan nafsu makan/selera,
gangguan mengunyah, malabsorpsi, obat-obatan, peningkatan
kebutuhan zat gizi serta alkoholisme. Ketidaktahuan dapat
dibawa sejak kecil atau disebabkan olah pendidikan yang sangat
terbatas. Isolasi sosial terjadi pada lansia yang hidup sendirian,
yang kehilangan gairah hidup dan tidak ada keinginan untuk
masak.
Gangguan fisik terjadi pada lansia yang mengalami
hemiparese/hemiplegia, artritis dan ganggun mata. Gangguan
mental terjadi pada lansia yang dement dan mengalami depresi.
Kondisi iatrogenik dapat terjadi pada lansia yang mendapat diet
lambung untuk jangka waktu lama, hingga terjadi kekurangan
vitamin C. selanjutnya gangguan selera, megunyah dan
malabsorbsi terjadi sebagi akibat penurunan fungsi alat
pencernaan dan pancaindera, sebagai akibat penyakit berat
tertentu, pasca operasi, ikemik dinding perut dan sensitifitas
yang meningkat terhadap bahan makanan tertentu seperti
lombok, santan, lemak dan tepung ber gluten(misalnya ketan).

11

Kebutuhan yang meningkat terjadi pada lansia yang mengalami


keseimbangan nitrogen negatif dan katabolisme protien yang
terjadi pada mereka yang harus berbaring di tempat tidur untuk
jangka waktu lama dan yang mengalami panas yang tinggi.
Kondisi kekurangan gizi pada lansia dapat terbentuk
KKP(kurang kalori protein) kronik, baik ringan sedang maupun
berat. Keadaan ini dapat dilihat dengan mudah melalui
penampilanumum, yakni adanya kekurusan dan rendahnya BB
seorang lansia dibanding dengan baku yang ada. Kekurangan zat
gizi laing yang banyak muncul adalah defisiensi besi dalam
bentuk anemia gizi, defisiensi B1 dan B12.
Kelebihan gizi pada lansia biasanya berhubungan dengan
afluency denga ngaya hidup pada usia sekitar 50 tahun. Dengan
kondisi ekonomi yang membaik dan tersedianya berbagai
makanan siap sji yang enak dan kaya energi. Utamany sumber
lemak, terjadi asupan makan dan zat-zat gizi melebihi kebutuhan
tubuh. Keadaan kelbihan gizi yang dimulai pada awal usia 50
tahun-an ini akan membawa lansia pada keadaan obesitas dan
dapat pula disertai dengan munculnya berbagai penyakit
metabolisme seperti diabetes mellitus dan dislipidemia.
Penyakit-penyakit tersebut akan memerlukan pengelolaan
dietetik khusus yang mungkin harus dijalani sepanjang usia yang
masih tersisa.

B. TUJUAN PEMBERIAN NUTRISI UNTUK LANSIA


Menurut Mubarok ( 2009 ), tujuan pemberian nutrisi atau gizi pada
lanjut usia antara lain sebagai berikut :
Mempertahankan gizi yang seimbang dalam kaitannya untuk

menunda atau mencegah kemunduran fungsi organ


Gizi diharapkan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan tubuh

pada lansia
Membiasakan makanan yang cukup dan teratur
Menghindari kebiasaan pola makan yang

buruk,

seperti

mengomsumsi makanan yang berkolesterol, meminum minuman

keras, dan lain-lain.


Mempertahankan kesehatan dan menunda lahirnya penyakit
degeneratif

seperti

penyakit

atherosklerosis, dan lain-lain.


Melalui penelitian epidemiologi

jantung

koroner,

menjelaskan

faktor

ginjal,
resiko

penyakit karena komsumsi bahan makanan tertentu seperti

12

penyakit sendi dan tulang akibat asam urat, penyakit jantung,


koroner karena kolesterol dan lemak jenuh, diabetes meli Tus
akibat obesitas karena komsumsi hidrat arang.

C. FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP


KEADAAN NUTRISI PADA LANSIA
Berkurangnya kemampuan mencerna makanan akibat kerusakan

gigi atau ompong.


Berkurangnya indera pengecapan mengakibatkan penurunan
terhadap cita rasa manis, asin, asam, dan pahit.
Esophagus/kerongkongan mengalami pelebaran.
Rasa lapar menurun, asam lambung menurun.
Gerakan usus atau gerak peristaltic lemah dan biasanya
menimbulkan konstipasi.
Penyerapan makanan di usus menurun.

D.KEBUTUHAN ENERGI DAN ZAT NUTRISI UNTUK LANSIA


1) Kalori
Kebutuhan
akan
kalori
menurun
sejalan
dengan
pertambahan usia, karena metabolisme seluruh sel dan kegiatan
otot berkurang.
2) Karbohidrat
Karbohidrat yang dianjurkan untuk dikonsumsi adalah
sekitar 55 60% dari kalori total.
3) Protein
Gersovitz (1982) menganjurkan asupan protein sebesar 1,0
g/kg berat badan/hari untuk mempertahankan keseimbangan
protein, Kebutuhan akan protein meningkat sebagai tanggapan
atas stress fisiologis seperti infeksi, luka baker, patah tulang dan
pembedahan.
4) Lemak
Asupan lemak dibatasi, batas maksimal 20 25% dari
energi total. Kelebihan dan kekurangan lemak diwujudkan dalam
bentuk kadar kolesterol darah.
5) Serat

13

Salah satu gangguan yang seringkali dikeluhkan oleh lansia


adalah sembelit. Gangguan ini akan timbul manakala frekuensi
pergerakan usus berkurang, yang akhirnya memperpanjang
masa transit tinja,hal ini terjadi karena kelemahan tonus otot
dinding saluran cerna akibat penuaan (kegiatan fisik berkurang)
serta reduksi asupan cairan dan serat.
6) Vitamin
Meskipun tampak sehat, kekurangan sebagian vitamin dan
mineral tetap berlangsung pada lansia, dianjurkan untuk
meningkatkan asupan vitamin B6, B12, vitamin D dan asam
folat.

DAFTAR PUSTAKA

Badriah, Dewi Laelatul.2011.Gizi dalam Kesehatan


Reproduksi.Bandung:refika ADITAMA.
. Moore Courtney Mary, 1997, Buku Pedoman Terapi Diet dan NUtrisi, Edisi II,
Hipokrates, Jakarta
Buku Penuntun gizi Umum I dan II, Direktorat Gizi Dirjen Pembinaan
Kesehatan Masyarakat Dep-Kes RI Jakarta, 1978.

http://www.slideshare.net/chenkalieaminudin/nutrisi-lansia

Anda mungkin juga menyukai