Anda di halaman 1dari 107

LAMPIRAN

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN


NOMOR ......
TENTANG MODUL PENYUSUTAN BARANG MILIK
NEGARA BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS
PEMERINTAH PUSAT

MODUL
PENYUSUTAN BARANG MILIK NEGARA BERUPA ASET TETAP PADA
ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

MODUL
PENYUSUTAN BARANG MILIK NEGARA BERUPA ASET TETAP
PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

ABSTRAK
Modul Penyusutan Barang Milik Negara (BMN) Berupa Aset Tetap Pada
Entitas Pemerintah Pusat merupakan pedoman atau acuan bagi entitas Pemerintah
Pusat dalam melakukan penghitungan, penyajian dan pengungkapan penyusutan
Aset Tetap sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor
1/PMK.06/2013 tentang Penyusutan BMN Berupa Aset Tetap Pada Entitas
Pemerintah Pusat. Tujuan modul ini adalah menetapkan serangkaian hal mengenai
apa yang harus dilakukan oleh entitas Pemerintah Pusat dalam melakukan
penyusutan BMN berupa Aset Tetap, sehingga penyusutan tersebut dapat
dilaksanakan secara efektif, efisien, optimal, dan terintegrasi.
I.

LATAR BELAKANG
Sesuai ketentuan Pasal 38 Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006

tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah sebagaimana telah diubah


dengan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2008, penetapan nilai BMN dalam
rangka penyusunan neraca pemerintah pusat dilakukan dengan berpedoman pada
Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Selanjutnya berdasarkan Lampiran I
Peraturan

Pemerintah

Nomor

71

Tahun

2010

tentang

Standar

Akuntansi

Pemerintahan, khususnya Paragraf 52 Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah


(PSAP) Berbasis Akrual Nomor 07 tentang Akuntansi Aset Tetap, Aset Tetap
disajikan

berdasarkan

biaya

perolehan

aset

tersebut

dikurangi

akumulasi

penyusutan.
Sebagai tindak lanjut dari dua ketentuan di atas, saat ini telah diterbitkan
peraturan turunan dari kedua Peraturan Pemerintah terkait, yaitu PMK Nomor
1/PMK.06/2013 tentang Penyusutan BMN Berupa Aset Tetap Pada Entitas
Pemerintah Pusat.
II.

MAKSUD DAN TUJUAN


Modul Penyusutan BMN Berupa Aset Tetap Pada Entitas Pemerintah Pusat ini

dimaksudkan sebagai pedoman atau acuan bagi entitas Pemerintah Pusat dalam
melakukan penghitungan, penyajian dan pengungkapan penyusutan Aset Tetap
2

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

sebagaimana diatur dalam PMK Nomor 1/PMK.06/2013 tentang Penyusutan


Barang Milik Negara Berupa Aset Tetap Pada Entitas Pemerintah Pusat, sehingga
penyusutan tersebut dapat dilaksanakan secara efektif, efisien, optimal, dan
terintegrasi.
Modul Penyusutan BMN Berupa Aset Tetap Pada Entitas Pemerintah Pusat
menetapkan serangkaian hal mengenai apa yang harus dilakukan oleh entitas
Pemerintah Pusat, terutama dalam melakukan penghitungan, penyajian dan
pengungkapan penyusutan Aset Tetap. Modul ini berisi ilustrasi kasus-kasus dalam
penerapan penyusutan, mulai dari pemilihan masa manfaat, cara menghitung
penyusutan sampai dengan pengungkapannya dalam Catatan atas Laporan
Keuangan (CaLK).
III. KETENTUAN UMUM
1. Penyusutan dilakukan atas aset tetap yang berada dalam pengelolaan Pengelola
Barang dan Pengguna Barang, termasuk yang sedang dimanfaatkan dalam
rangka pengelolaan BMN.
2. Penyusutan dilakukan oleh satker atas aset tetap berupa gedung dan
bangunan; peralatan dan mesin; jalan, irigasi dan jaringan; serta aset tetap
lainnya berupa aset tetap renovasi dan alat musik modern.
3. Aset tetap sebagaimana angka 2 (dua) di atas yang direklasifikasi menjadi Aset
Lainnya dalam neraca disusutkan sebagaimana layaknya Aset Tetap.
4. Penyusutan Aset Tetap dilakukan dengan menggunakan metode garis lurus.
5. Penyusutan dilakukan tanpa memperhitungkan adanya nilai residu.
6. Penghitungan dan pencatatan penyusutan Aset Tetap dilakukan dalam satuan
mata uang Rupiah dengan pembulatan hingga satuan Rupiah terkecil.
7. Aset Tetap berupa Aset Tetap Renovasi merupakan renovasi atas Aset Tetap
bukan milik suatu satuan kerja atau satuan kerja pemerintah daerah yang
memenuhi persyaratan kapitalisasi Aset

Tetap, disusutkan sebagaimana

layaknya Aset Tetap.


8. Aset Tetap yang direklasifikasi menjadi Aset Lainnya dalam neraca, yaitu berupa
Aset Kemitraan Dengan Pihak Ketiga dan Aset Idle, disusutkan sebagaimana
layaknya Aset Tetap.
9. Penyusutan Aset Tetap setiap semester disajikan sebagai akumulasi penyusutan
di Neraca periode berjalan berdasarkan Standar Akuntansi Pemerintahan
Berbasis Kas Menuju Akrual.

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

10. Penyusutan Aset Tetap diakumulasikan setiap semester dan disajikan dalam
akun

Akumulasi

Penyusutan

sebagai

pengurang

nilai

Aset

Tetap

dan

Diinvestasikan dalam Aset Tetap di Neraca.


11. Pelaksanaan penyusutan dibagi menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu:
a. Penyusutan pertama kali
Merupakan proses penyusutan yang dilakukan pertama kali atas objek
penyusutan yang diperoleh sebelum tanggal 1 Januari 2013. Nilai buku yang
digunakan adalah nilai buku per 31 Desember 2012.
b. Penyusutan pada saat terjadinya transaksi BMN
Merupakan proses penyusutan yang dilakukan pada saat terjadinya
transaksi BMN. Transaksi dimaksud merupakan transaksi BMN yang
mempengaruhi/mengkoreksi ekuitas.
c. Penyusutan yang dilakukan secara periodik
Merupakan proses penyusutan yang dilakukan secara periodik setiap
semester dan dilakukan atas seluruh objek penyusutan.
IV. ASUMSI
Penyusutan BMN berupa Aset Tetap (selanjutnya disebut Aset Tetap)
memerlukan beberapa asumsi dasar dalam penerapannya. Asumsi tersebut
selanjutnya menjadi dasar dalam mengembangkan aplikasi penyusutan yang akan
digunakan oleh seluruh satuan kerja (satker) pada Kementerian/Lembaga (K/L).
Asumsi dasar dalam penerapan penyusutan dibedakan menjadi 2 (dua) jenis, yaitu
asumsi pada saat pertama kali diberlakukannya penyusutan dan asumsi pada
periode berjalan (periode setelah pertama kali dilakukannya penyusutan dan
seterusnya).
Berikut adalah asumsi yang digunakan dalam pengembangan aplikasi
penyusutan, sebagai berikut:
Asumsi Penyusutan Pertama Kali
1.

Aset Tetap yang diperoleh sebelum tanggal 1 Januari 2013, menggunakan nilai
buku per 31 Desember 2012 sebagai nilai yang dapat disusutkan.
Catatan: Asumsi ini tidak berlaku untuk Aset Tetap Renovasi. Lihat asumsi
ATR pada Bab VII.4.

2.

Nilai dasar penyusutan didasarkan pada nilai buku semesteran dan tahunan.
Dikecualikan untuk penyusutan pertama kali, nilai dasar penyusutan
didasarkan pada nilai buku akhir tahun sebelum diberlakukannya
penyusutan.
(Pada penyusutan pertama kali, nilai dasar penyusutan
didasarkan pada nilai buku per 31 Desember 2012 walaupun implementasi
penyusutan pertama kali dilakukan di tengah periode semesteran).

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

3.

Dalam hal terjadi perubahan nilai aset tetap sebagai akibat penambahan atau
pengurangan kuantitas dan/atau nilai Aset Tetap, maka penambahan atau
pengurangan tersebut diperhitungkan dalam nilai yang dapat disusutkan.

4.

Penghitungan dan pencatatan penyusutan aset tetap dilakukan untuk setiap


Aset Tetap.

5.

Aset Tetap yang hanya dapat dipergunakan bersamaan dengan Aset Tetap lain
sehingga dicatat dan dibukukan secara berkelompok, penghitungan dan
pencatatan penyusutan Aset Tetap juga dilakukan secara berkelompok.

6.

Aset Tetap yang sebelumnya dicatat secara berkelompok dan akan dicatat
secara tersendiri, nilai akumulasi penyusutan Aset Tetap-nya dialokasikan
secara proporsional berdasarkan nilai masing-masing Aset Tetap.

7.

Aset Tetap yang diperoleh sebelum diberlakukannya penyusutan Aset Tetap,


dikenakan koreksi penyusutan Aset Tetap sebagai berikut:
a. Aset Tetap yang dilakukan Inventarisasi dan Penilaian dalam rangka
penyusunan neraca awal pemerintah pusat, dikenakan koreksi penyusutan
terhitung mulai perolehan Aset Tetap.
b. Aset Tetap yang diperoleh setelah penyusunan neraca awal pemerintah
pusat, dikenakan koreksi penyusutan terhitung mulai perolehan Aset
Tetap.
c. Koreksi penyusutan Aset Tetap diperhitungkan sampai dengan satu
semester sebelum diberlakukannya penyusutan.
d. Koreksi penyusutan Aset Tetap diperhitungkan sebagai penambah nilai
akun Akumulasi Penyusutan dan pengurang nilai ekuitas pada neraca.
e. Koreksi penyusutan Aset Tetap diperhitungkan sebagai koreksi saldo awal
periode berjalan.
f. Koreksi penyusutan Aset Tetap, dikecualikan untuk Aset Tetap yang sudah
dihapuskan pada akhir semester diberlakukannya penyusutan Aset Tetap.

8.

Seluruh Aset Tetap telah diinput dalam Aplikasi SIMAK BMN.

9.

Seluruh Aset Tetap yang diperoleh sebelum 2004 telah dilakukan Inventarisasi
dan Penilaian.

10. Pada tahun pertama penyusutan, terdapat kemungkinan bahwa masa manfaat
aset sudah habis.
11. Masa manfaat Aset Tetap dihitung sejak tahun perolehan.
12. Pengembangan nilai aset yang dikapitalisasi tidak berdampak pada perubahan
masa manfaat.
13. Dalam hal masa penyusutan habis, maka nilai yang dapat disusutkan adalah
sebesar nilai yang tersisa.
Asumsi Penyusutan Periode Berjalan
1.

Nilai dasar penyusutan didasarkan pada nilai buku semesteran dan tahunan.

2.

Dalam hal terjadi perubahan nilai aset tetap sebagai akibat penambahan atau
pengurangan kuantitas dan/atau nilai Aset Tetap, maka penambahan atau
pengurangan tersebut diperhitungkan dalam nilai yang dapat disusutkan.

3.

Pengembangan nilai aset yang dikapitalisasi dapat berdampak sebagai berikut:

4.

Menambah masa manfaat aset tetap sebagaimana Tabel Masa Manfaat II.

5.

Tidak menambah masa manfaat.


5

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

6.

Persentase penambahan masa manfaat berdasarkan Tabel Masa Manfaat II


didapat dari perbandingan antara realisasi belanja atas pengembangan nilai
aset dibandingkan dengan nilai buku aset sampai dengan dilakukannya
pengembangan nilai aset (nilai buku tersebut tidak termasuk nilai akumulasi
penyusutan).

7.

Akumulasi sisa masa manfaat dan penambahan masa manfaat sebagaimana


dampak atas pengembangan nilai aset yang menambah umur ekonomis, tidak
dapat melebihi Tabel Masa Manfaat I.

8.

Penambahan masa manfaat sebagai dampak dari pengembangan nilai aset atas
Aset Tetap yang sudah habis masa manfaatnya, diperhitungkan pada akhir
periode penyusutan berikutnya.

9.

Aset Tetap dalam kondisi rusak berat atau hilang dan telah diusulkan
penghapusannya kepada Pengelola Barang tidak disusutkan.

10. Memungkinkan terjadi perubahan nilai yang disusutkan.


11. Memungkinkan terjadi perubahan masa manfaat.
V.

MASA MANFAAT
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah nomor 71 tahun 2010, definisi masa

manfaat adalah:
1. Periode suatu aset diharapkan digunakan untuk aktivitas pemerintahan
dan/atau pelayanan publik;
2. Jumlah produksi atau unit serupa yang diharapkan diperoleh dari aset untuk
aktivitas pemerintahan dan/atau pelayanan publik.
Dengan kata lain, Masa Manfaat merupakan perkiraan umur ekonomis suatu
Aset Tetap. Penetapan Masa Manfaat didasarkan pada Kelompok Aset Tetap yang
penyusunannya dilakukan dengan melibatkan 7 (tujuh) K/L yang dapat mewakili
keragaman BMN yang dimiliki/dikuasai K/L.
Pedoman penetapan Masa Manfaat tertuang dalam bentuk Keputusan
Menteri Keuangan Nomor 59/KMK.6/2013 tentang Tabel Masa Manfaat Dalam
Rangka Penyusutan Barang Milik Negara Berupa Aset Tetap Pada Entitas
Pemerintah Pusat. Terdapat 2 (dua) Tabel Masa Manfaat yang ditetapkan dalam
KMK nomor 59/KMK.6/2013, sebagai berikut:
1. Tabel Masa Manfaat I : merupakan tabel Masa Manfaat atas Aset Tetap untuk
tahun

pertama

diterapkannya

penyusutan.

Untuk

tahun

kedua

dan

selanjutnya, tabel ini berlaku untuk seluruh Aset Tetap perolehan baru.
2. Tabel Masa Manfaat II : merupakan tabel Masa Manfaat atas Perbaikan
terhadap Aset Tetap yang menambah masa manfaat suatu Aset Tetap.
Perbaikan dimaksud mencakup : renovasi, restorasi dan overhaul.
6

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

VI. FORMULA
Metode yang digunakan dalam melakukan penghitungan penyusutan Aset
Tetap adalah Garis Lurus. Formula metode Garis Lurus digambarkan sebagaimana
ilustrasi sebagai berikut:
Penyusutan per Periode

Nilai Yang Dapat Disusutkan

Masa Manfaat

Berdasarkan metode garis lurus, penyusutan nilai aset tetap dilakukan


dengan mengalokasikan penurunan nilai secara merata selama masa manfaatnya.
VII. KETENTUAN LAIN-LAIN
VII.1. BMN Dengan Kuantitas dan Nilai Yang Tidak Wajar
Dalam melakukan penyusutan BMN, dimungkinkan terdapat suatu kondisi
dimana BMN tersebut memiliki kuantitas dan nilai yang tidak wajar. Beberapa
kemungkinan yang dapat terjadi adalah sebagai berikut:
1. BMN dengan kuantitas kurang dari 0, tetapi memiliki nilai Rp0;
2. BMN dengan kuantitas kurang dari 0 dan memiliki nilai kurang dari Rp0;
3. BMN dengan kuantitas kurang dari 0, tetapi memiliki nilai lebih dari Rp0;
4. BMN dengan kuantitas 0, tetapi memiliki nilai kurang dari Rp0;
5. BMN dengan kuantitas 0, tetapi memiliki nilai lebih dari Rp0;
6. BMN dengan kuantitas lebih dari 0, tetapi memiliki nilai kurang dari Rp0;
7. BMN dengan kuantitas lebih dari 0, tetapi memiliki nilai Rp0;
8. BMN dengan tanggal perolehan kosong;
9. BMN

dengan

kodefikasi

yang

tidak

sesuai

dengan

ketentuan

PMK

No. 29/PMK.06/2010;
10. BMN dengan kodefikasi kurang dari 10 digit.
Berikut ini adalah beberapa hal yang harus dilakukan sebelum melakukan
penyusutan pertama kali:
1. Melakukan konfirmasi pada aplikasi Migrasi Data SIMAK BMN dan Penyusutan
Pertama kali, atas data BMN dengan kuantitas dan nilai yang tidak wajar.
2. Melakukan reklasifikasi data BMN tersebut ke dalam Daftar Normalisasi Data
Barang Milik Negara. Dampak dari proses reklasifikasi tersebut adalah tidak
dicantumkannya BMN tersebut di dalam Laporan Barang Kuasa Pengguna,
Posisi BMN di Neraca, dan Buku Barang. (Proses reklasifikasi dilakukan secara
7

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

otomatis melalui aplikasi Migrasi Data SIMAK BMN dan Penyusutan Pertama
kali).
3. Proses reklasifikasi data BMN sebagaimana angka 2 (dua) di atas dilakukan
dengan menggunakan jenis transaksi koreksi normalisasi atas Aset Tetap (209)
dan koreksi normalisasi atas Aset Lain-lain (299).
4. Setelah melakukan reklasifikasi data BMN, satker diharuskan melakukan
beberapa hal sebagai berikut:
a. Menelusuri keberadaan fisik BMN tersebut.
b. Dalam hal secara fisik keberadaan BMN tersebut ada, maka satker
diharuskan melakukan pencatatan atas BMN tersebut pada Aplikasi SIMAK
BMN melalui menu Transaksi BMN, sub menu Saldo Awal BMN (jenis
transaksi 100).
c. Dalam hal secara fisik keberadaan BMN tersebut tidak ada, maka satker
diharuskan membuat surat keterangan yang menyatakan bahwa telah
terjadi kesalahan dalam membukukan BMN tersebut di dalam SIMAK-BMN.
Surat

keterangan

tersebut

sekurang-kurangnya

memuat

informasi

mengenai:
1) Kode BMN;
2) Uraian BMN;
3) Nomor Urut Pendaftaran/Nomor Aset;
4) Kuantitas BMN;
5) Nilai BMN.
d. Melakukan pengungkapan di dalam Catatan atas Laporan Barang Milik
Negara.
5. Proses reklasifikasi data BMN sebagaimana angka 2 (dua) di atas tidak
menghilangkan kewajiban satker dalam mencetak dan melaporkan Daftar
Normalisasi Data Barang Milik Negara dan Laporan Normalisasi Data Barang
Milik Negara, serta mengungkapkannya dalam Catatan atas Laporan BMN dan
Catatan atas Laporan Keuangan. (Daftar dan Laporan)
6. Penyusutan tidak dilakukan terhadap BMN yang direklasifikasi sebagaimana
angka 2 (dua) di atas.

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

Bagan Alir 1
BMN Dengan Kuantitas dan Nilai Yang Tidak Wajar

SIMAK-BMN
CEK FISIK
BMN

INPUT SEBAGAI
SALDO AWAL

ADA
KONFIRMASI
DATA
BERMASALAH

FISIK
ADA ?

REKLASIFIKASI DATA KE
DALAM DAFTAR
KARANTINA
PENYUSUTAN

CETAK DAFTAR KARANTINA


PENYUSUTAN, LAPORAN
KARANTINA PENYUSUTAN&
CALBMN

TIDAK ADA

PENGUNGKAPAN
DALAM CALBMN

VII.2. BMN Dengan Kondisi Rusak Berat


Berikut ini adalah beberapa hal yang harus dilakukan satker atas BMN
dengan kondisi rusak berat:
1. Pada saat suatu BMN diketahui kondisinya rusak, satker segera melakukan
perubahan kondisi BMN dengan menerbitkan surat keterangan atas kondisi
BMN tersebut.
2. Satker mengusulkan kepada Pengelola Barang untuk dilakukan penghapusan
atas BMN tersebut dengan menyertakan syarat-syarat sesuai ketentuan
perundangan yang berlaku.
3. Setelah melakukan pengusulan kepada Pengelola Barang, selanjutnya satker
melakukan reklasifikasi BMN tersebut ke dalam Daftar Barang Rusak Berat.
Dampak dari proses reklasifikasi tersebut adalah tidak dicantumkannya BMN
tersebut di dalam Laporan Barang Kuasa Pengguna, Posisi BMN di Neraca, dan
Buku Barang. (Proses reklasifikasi dilakukan melalui menu reklasifikasi BMN ke
dalam Daftar Barang Rusak Berat pada aplikasi SIMAK-BMN).
4. Proses reklasifikasi data BMN sebagaimana angka 3 (tiga) di atas tidak
menghilangkan kewajiban satker dalam mencetak dan melaporkan Daftar
Barang

Rusak

Berat

dan

Laporan

Barang

Rusak

Berat,

serta

mengungkapkannya dalam Catatan atas Laporan BMN dan Catatan atas


Laporan Keuangan. (Daftar Barang Rusak Berat dan Laporan Barang Rusak
Berat terlampir)

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

5. Penyusutan tidak dilakukan terhadap BMN yang direklasifikasi sebagaimana


angka 3 (tiga) di atas.
Bagan Alir 2
BMN Dengan Kondisi Rusak Berat

SIMAK-BMN

KONDISI BMN
RUSAK BERAT

USULAN
PENGHAPUSAN
KEPADA PENGELOLA
BARANG

INPUT TRANSAKSI
PERUBAHAN KONDISI
BMN

REKLASIFIKASI KE DALAM
DAFTAR BARANG RUSAK
BERAT

PENGUNGKAPAN
DALAM CALBMN

CETAK DAFTAR BARANG RUSAK


BERAT, LAPORAN BARANG RUSAK
BERAT & CALBMN

VII.3. BMN yang Dinyatakan Hilang


Berikut ini adalah beberapa hal yang harus dilakukan satker atas BMN yang
dinyatakan hilang berdasarkan dokumen sumber yang sah:
1. Pada saat suatu BMN dinyatakan hilang berdasarkan dokumen sumber yang
sah,

satker

mengusulkan

kepada

Pengelola

Barang

untuk

dilakukan

penghapusan atas BMN tersebut dengan menyertakan syarat-syarat sesuai


ketentuan perundangan yang berlaku.
2. Setelah melakukan pengusulan kepada Pengelola Barang, selanjutnya satker
melakukan reklasifikasi BMN tersebut ke dalam Daftar Barang Hilang. Dampak
dari proses reklasifikasi tersebut adalah tidak dicantumkannya BMN tersebut di
dalam Laporan Barang Kuasa Pengguna, Posisi BMN di Neraca, dan Buku
Barang. (Proses reklasifikasi dilakukan melalui menu reklasifikasi BMN ke
dalam Daftar Barang Hilang pada aplikasi SIMAK-BMN).
3. Proses reklasifikasi data BMN sebagaimana angka 2 (dua) di atas tidak
menghilangkan kewajiban satker dalam mencetak dan melaporkan Daftar
Barang Hilang dan Laporan Barang Hilang, serta mengungkapkannya dalam
Catatan atas Laporan BMN dan Catatan atas Laporan Keuangan. (Daftar Barang
Hilang dan Laporan Barang Hilang terlampir)
4. Penyusutan tidak dilakukan terhadap BMN yang direklasifikasi sebagaimana
angka 2 (dua) di atas.

10

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

5. Dalam hal BMN berupa Aset Tetap yang dinyatakan hilang diketemukan
kembali, dilakukan pencatatan sebagaimana perolehan BMN, yaitu:
a. Dicatat sebagai transaksi perolehannya apabila diperoleh pada tahun
anggaran berjalan.
b. Dicatat sebagai transaksi saldo awal apabila diperoleh sebelum tahun
anggaran berjalan.
Bagan Alir 3
BMN yang Dinyatakan Hilang

SIMAK-BMN

BMN HILANG/
TIDAK DITEMUKAN

USULAN
PENGHAPUSAN KPD
PENGELOLA
BARANG

PENGURUSAN
BERITA ACARA
KEHILANGAN
BARANG

REKLASIFIKASI KE
DALAM DAFTAR
BARANG HILANG

PENGUNGKAPAN
DALAM CALBMN

CETAK DAFTAR BARANG


HILANG, LAPORAN BARANG
HILANG & CALBMN

VII.4. Aset Tetap Renovasi (ATR)


ATR merupakan renovasi atas aset tetap yang tidak terdaftar dalam Daftar
Barang Kuasa Pengguna satuan kerja tersebut, melainkan terdaftar dalam Daftar
Barang Kuasa Pengguna satuan kerja lain atau milik satuan kerja perangkat daerah
yang memenuhi persyaratan kapitalisasi aset tetap. Adanya perbedaan karakteristik
antara

ATR

dengan

Aset

Tetap

secara

umum

mengakibatkan

perlunya

penambahan/pembedaan asumsi atas penyusutan ATR, sebagai berikut:


1.

ATR yang diperoleh sampai dengan 31 Desember 2012 diasumsikan tidak


memiliki masa manfaat.

2.

ATR yang diperoleh setelah 31 Desember 2012 dan menambah masa manfaat
aset tetap induk.
a. ATR yang menambah masa manfaat disusutkan sebagaimana layaknya
aset tetap.
b. Sebelum proses serah terima ATR kepada K/L dengan Aset Tetap induk
dilakukan, penyusutan ATR yang menambah masa manfaat di hitung
tersendiri di satker yang bersangkutan.
c. Serah terima ATR yang menambah masa manfaat kepada K/L dengan Aset
Tetap induk dituangkan dalam bentuk Berita Acara Serah Terima (BAST).
d. BAST minimal harus menyajikan informasi tanggal perolehan ATR, nilai
buku ATR, sisa masa manfaat ATR dan tanggal penyerahan ATR.
11

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

e. Pada saat ATR yang menambah masa manfaat diserahterimakan, sisa masa
manfaat ATR dan nilai buku ATR diperhitungkan ke dalam Aset Tetap
induk, terhitung sejak tanggal penyerahan.
f.
3.

Apabila ATR diserahkan pada saat nilai buku 0 maka tidak ada
penyesuaian masa manfaat di Aset Tetap induk.

ATR yang diperoleh setelah 31 Desember 2012 dan tidak menambah masa
manfaat Aset Tetap induk.
a. ATR yang tidak menambah masa manfaat tidak disusutkan.
b. serah terima ATR yang tidak menambah masa manfaat kepada K/L dengan
Aset Tetap induk dituangkan dalam bentuk BAST.
c. BAST minimal harus menyajikan informasi tanggal perolehan ATR, nilai
ATR, dan tanggal penyerahan ATR.
d. pada saat penyerahan ATR yang tidak menambah masa manfaat ke Aset
Tetap induk, maka nilai ATR akan menambah nilai Aset Tetap induk dan
disusutkan sesuai sisa umur masa manfaat Aset Tetap induk dengan
penyesuaian akumulasi penyusutan sebesar masa manfaat yang telah
dikonsumsi sejak tanggal perolehan ATR sampai dengan tanggal
penyerahan ATR ke Aset Tetap induk.
e. informasi penyesuaian akumulasi penyusutan akibat penambahan nilai
ATR yang tidak menambah masa manfaat terhadap Aset Tetap induk
dijelaskan ke dalam Catatan Ringkas Barang dan Catatan Atas Laporan
Keuangan pada saat akhir periode serah terima dilakukan.
f.

tanggal perolehan ATR yang tidak menambah masa manfaat adalah tanggal
dimana serah terima dari pihak ke-3 dilakukan.

g. Selanjutnya Aset Tetap induk disusutkan secara normal.


4.

Dalam hal saat serah terima Aset Tetap induk = 0, maka nilai ATR nya akan
langsung disusutkan hingga 0 pada periode serah terima.

VII.5. Transfer BMN


Transfer BMN merupakan perpindahan kepemilikan BMN dari satu satker ke
satker lainnya dimana kedua satker tersebut merupakan entitas Pemerintah Pusat.
Pada proses transfer BMN ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebagai
berikut:
Satker Pemberi
1. Penghapusan BMN dilakukan berdasarkan Berita Acara Serah Terima BMN.
2. Penghapusan BMN dari pembukuan (SIMAK-BMN) dilakukan dengan cara
menghapus nilai buku BMN dan akumulasi penyusutannya.
3. Serah terima BMN dilengkapi dengan serah terima Arsip Data Komputer atas
BMN yang ditransfer keluar.
4. Arsip Data Komputer merupakan output SIMAK-BMN yang memuat informasi
data BMN, nilai buku BMN, serta akumulasi penyusutan atas BMN tersebut.
12

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

Satker Penerima
1. Pencatatan BMN dilakukan berdasarkan Berita Acara Serah Terima BMN.
2. Tanggal perolehan BMN dibukukan berdasarkan tanggal perolehan awal satker
pemberi. Hal tersebut dimaksudkan agar masa manfaat aset dapat diukur
berdasarkan perolehan awalnya.
3. Tanggal pembukuan BMN dibukukan berdasarkan tanggal Berita Acara Serah
Terima BMN.
4. Pencatatan BMN dilakukan dengan cara membukukan nilai buku BMN dan
akumulasi penyusutannya.
5. Pencatatan BMN dilakukan dengan cara melakukan proses terima Arsip Data
Komputer atas BMN yang diterima.
6. Arsip Data Komputer merupakan output SIMAK-BMN yang memuat informasi
data BMN, nilai buku BMN, serta akumulasi penyusutan atas BMN tersebut.

VII.6. Hibah BMN


Hibah BMN merupakan perpindahan kepemilikan BMN dari satker (entitas
pemerintah pusat) ke unit lainnya dimana unit lainnya tersebut bukan merupakan
entitas Pemerintah Pusat. Pada proses Hibah BMN ada beberapa hal yang harus
diperhatikan sebagai berikut:
Entitas Pemerintah Pusat sebagai Pemberi
1. Penghapusan BMN dilakukan berdasarkan Berita Acara Serah Terima BMN.
2. Penghapusan BMN dari pembukuan (SIMAK-BMN) dilakukan dengan cara
menghapus nilai buku BMN dan akumulasi penyusutannya.
Entitas Pemerintah Pusat sebagai Penerima
1. Pencatatan BMN dilakukan berdasarkan Berita Acara Serah Terima BMN.
2. Tanggal perolehan BMN dibukukan berdasarkan tanggal perolehan awal unit
pemberi. Hal tersebut dimaksudkan agar masa manfaat aset dapat diukur
berdasarkan perolehan awalnya.
3. Tanggal pembukuan BMN dibukukan berdasarkan tanggal Berita Acara Serah
Terima BMN.
4. Pencatatan BMN dilakukan dengan cara membukukan nilai buku BMN dan
akumulasi penyusutannya. Akumulasi penyusutan atas BMN yang diperoleh
13

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

dari Hibah dihitung secara otomatis oleh Aplikasi SIMAK-BMN pada saat satker
melakukan pencatatan BMN.

14

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

ILUSTRASI PENYUSUTAN

15

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

INDEX
Ilustrasi Penyusutan
A. Ilustrasi Penyusutan Tahun Pertama
1. Penyusutan tahun pertama atas suatu Aset tetap yang diperoleh setelah
pelaksanaan Inventarisasi dan Penilaian (tanggal 31 Desember 2007)
2. Aset Yang Diperoleh Setelah pelaksanaan Inventarisasi dan Penilaian Dan
Terjadi Renovasi
3. Aset Yang Diperoleh Setelah pelaksanaan Inventarisasi dan Penilaian Dan
Terjadi Renovasi Lebih Dari Satu Kali
4. Aset Yang Diperoleh Sebelum pelaksanaan Inventarisasi dan Penilaian
5. Aset Yang Diperoleh Sebelum pelaksanaan Inventarisasi dan Penilaian Dan
Terjadi Renovasi
6. Transaksi Normal Intrakomptabel
7. Transaksi Normal Ekstrakomtabel

B. Ilustrasi Penyusutan Tahun Berjalan


1. Transaksi Saldo Awal
2. Transaksi Pembelian Intrakomptabel
3. Transaksi Pembelian Ekstrakomptabel
4. Transaksi Transfer Masuk Dengan Tanggal Perolehan Sebelum Tahun
Anggaran Berjalan
5. Transaksi Transfer Masuk Dengan Tanggal Perolehan Sama Dengan Tahun
Anggaran Berjalan
6. Transaksi Hibah Masuk Dengan Tanggal Penggunaan Pertama Kali Sebelum
Tahun Anggaran Berjalan
7. Transaksi Hibah Masuk Dengan Tanggal Penggunaan Pertama Kali Sama
Dengan Tahun Anggaran Berjalan
8. Transaksi Rampasan
9. Transaksi Penyelesaian Pembangunan Langsung
10. Transaksi Reklasifikasi Masuk Dengan Tanggal Perolehan Sebelum Tahun
Anggaran Berjalan
11. Transaksi Reklasifikasi Masuk Dengan Tanggal Perolehan Sama Dengan
Tahun Anggaran Berjalan
16

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

12. Pengembangan Aset Tetap yang Tidak Menambah Umur Ekonomis


13. Pengembangan Aset yang Menambah Umur Ekonomis
14. Pengembangan Yang Berakibat Perubahan Pencatatan Dari Extrakomptabel
ke Intrakomptabel
15. Aset Tetap yang Sudah Habis Masa Manfaatnya Kemudian Dikembangkan
Sehingga Usia Manfaatnya Bertambah.
16. Pengembangan Aset yang Menambah Umur Ekonomis, Dimana Akumulasi
Sisa Umur Dan Penambahan Umur Melebihi Tabel Masa Manfaat I
17. Koreksi Perubahan Nilai
18. Koreksi Perubahan Nilai Yang Berakibat Perubahan Pencatatan Dari
Intrakomptabel ke Extrakomptabel
19. Koreksi Perubahan Nilai Yang Berakibat Perubahan Pencatatan Dari
Extrakomptabel ke Intrakomptabel
20. Koreksi Nilai Dimana Akumulasi Penyusutan Sudah Melebihi Nilai Asetnya
21. Aset dalam Kondisi Rusak Berat dan Sudah Diusulkan Penghapusan
22. Aset Tetap dalam Kondisi Hilang dan Sudah Diusulkan Penghapusan
23. Aset dalam Kondisi Rusak Berat dan Sudah Diusulkan Penghapusan
Kemudian usulan tersebut dibatalkan
24. Aset dalam Kondisi Hilang dan Sudah Diusulkan Penghapusan Kemudian
Aset tersebut ditemukan kembali
25. Penghentian aset dalam penggunaan operasi pemerintah
26. Penggunaan Kembali Aset Tetap yang Sudah Dihentikan dari Operasional
27. Transaksi Pencatatan Konstruksi Dalam Pengerjaan
28. Transaksi Penyelesaian Pembangunan Dengan Konstruksi Dalam Pengerjaan
29. Transaksi Penghapusan Aset Tetap (Penghapusan, Transfer Keluar, Hibah
Keluar, Reklasifikasi Keluar, Koreksi Pencatatan)
30. Transaksi Penghapusan Aset Lainnya (Penghapusan, Transfer Keluar, Hibah
Keluar, Reklasifikasi Keluar, Koreksi Pencatatan)
31. Pemecahan Aset
C. Ilustrasi Penyusutan Aset Tetap Renovasi
1. Aset Tetap Renovasi Pada Tahun Pertama Penyusutan
2. Aset Tetap Renovasi Pada Tahun Berjalan Yang Tidak Menambah Masa
Manfaat dan Diserahkan Langsung (Pada Saat Yang Sama dengan
17

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

Selesainya

Pekerjaan

Aset Tetap Induk

ATR),

saat

serah

terima

nilai

buku

3. Aset Tetap Renovasi Pada Tahun Berjalan Yang Tidak Menambah Masa
Manfaat dan Diserahkan Langsung (Pada Saat Yang Sama dengan
Selesainya

Pekerjaan

ATR),

saat

serah

terima

nilai

buku

Aset Tetap Induk = 0


4. Aset Tetap Renovasi Pada Tahun Berjalan Yang Tidak Menambah Masa
Manfaat dan Tidak Diserahkan Langsung (Penyelesaian Pekerjaan ATR Telah
Berlalu), saat serah terima nilai buku Aset Tetap Induk

5. Aset Tetap Renovasi Pada Tahun Berjalan Yang Tidak Menambah Masa
Manfaat dan Tidak Diserahkan Langsung (Penyelesaian Pekerjaan ATR Telah
Berlalu), saat serah terima nilai buku Aset Tetap Induk = 0
6. Aset Tetap Renovasi Pada Tahun Berjalan Yang Menambah Masa Manfaat
dan Diserahkan Langsung (Pada Saat Yang Sama dengan Selesainya
Pekerjaan ATR), saat serah terima nilai buku Aset Tetap Induk

7. Aset Tetap Renovasi Pada Tahun Berjalan Yang Menambah Masa Manfaat
dan Diserahkan Langsung (Pada Saat Yang Sama dengan Selesainya
Pekerjaan ATR), saat serah terima nilai buku Aset Tetap Induk = 0
8. Aset Tetap Renovasi Pada Tahun Berjalan Yang Menambah Masa Manfaat
dan Tidak Diserahkan Langsung (Penyelesaian Pekerjaan ATR Telah Berlalu),
saat serah terima nilai buku Aset Tetap Induk

9. Aset Tetap Renovasi Pada Tahun Berjalan Yang Menambah Masa Manfaat
dan Tidak Diserahkan Langsung (Penyelesaian Pekerjaan ATR Telah Berlalu),
saat serah terima nilai buku Aset Tetap Induk = 0

18

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

A.

Ilustrasi Penyusutan Tahun Pertama

1.

Penyusutan tahun pertama atas suatu Aset tetap yang diperoleh setelah
pelaksanaan Inventarisasi dan Penilaian (tanggal 31 Desember 2007)
Sebuah gedung diperoleh semester I tahun 2008. Gedung tersebut memiliki
masa manfaat sesuai Tabel Masa Manfaat I selama 50 tahun atau 100
semester. Adapun nilai perolehan adalah Rp.2.000.000.000,00 (dua miliar
rupiah).
Dari ilustrasi di atas, maka:
Masa Akhir Manfaat
Nilai Yang Disusutkan
Penyusutan Per Semester
Semester Akumulasi Penyusutan
Nilai Akumulasi Penyusutan
Nilai Buku Akhir 2012

2057
2.000.000.000
20.000.000
10
200.000.000
1.800.000.000

*
**
***
****

Jurnal yang terbentuk adalah sebagai berikut:


1 Januari 2013
DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap
CR Akumulasi Penyusutan
30 Juni 2013
DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap
CR Akumulasi Penyusutan
* Nilai Yang Disusutkan

200.000.000
200.000.000
20.000.000
20.000.000

= Nilai Perolehan
= Rp.2.000.000.000,00

** Penyusutan Per Semester = Nilai Perolehan : Masa Manfaat


= Rp.2.000.000.000,00 / 100 semester
= Rp.20.000.000,00/semester
*** Nilai Akum. Penyusutan = Penyusutan Per Smt. * Smt. Akumulasi
Penyusutan
= Rp.20.000.000,00 * 10 semester
= Rp.200.000.000,00
**** Nilai Buku Akhir 2012

2.

= Nilai Perolehan Nilai Akumulasi Penyusutan


= Rp.2.000.000.000,00 - Rp.200.000.000,00
= Rp.1.800.000.000,00

Aset Yang Diperoleh Setelah pelaksanaan IP Dan Terjadi Renovasi


Sebuah gedung diperoleh semester I tahun 2008, dengan nilai perolehan
adalah Rp.2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah). Gedung tersebut memiliki
masa manfaat sesuai Tabel Masa Manfaat I selama 50 tahun atau 100
semester. Gedung tersebut direnovasi pada tahun 2009, dengan nilai renovasi
sebesar Rp.500.000.000,00. Renovasi yang dilakukan tidak menambah umur
ekonomis.

19

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

Dari ilustrasi di atas, maka:


Masa Akhir Manfaat
Nilai Yang Disusutkan
Penyusutan Per Semester
Semester Akumulasi Penyusutan
Nilai Akumulasi Penyusutan
Nilai Buku Akhir 2012

2057
2.500.000.000
25.000.000
10
250.000.000
2.250.000.000

*
**
***
****

Jurnal yang terbentuk adalah sebagai berikut:


1 Januari 2013
DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap
CR Akumulasi Penyusutan
30 Juni 2013
DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap
CR Akumulasi Penyusutan
* Nilai Yang Disusutkan =
=
=

250.000.000
250.000.000
25.000.000
25.000.000

Nilai Perolehan + Nilai Renovasi


Rp.2.000.000.000,00 + Rp.500.000.000,00
Rp.2.500.000.000,00

** Penyusutan Per Semester = Nilai Perolehan : Masa Manfaat


= Rp.2.500.000.000,00 / 100 semester
= Rp.25.000.000,00/semester
*** Nilai Akum. Penyusutan = Penyusutan Per Smt. * Smt. Akumulasi
Penyusutan
= Rp.25.000.000,00 * 10 semester
= Rp.250.000.000,00
**** Nilai Buku Akhir 2012

3.

= Nilai Perolehan Nilai Akumulasi Penyusutan


= Rp.2.500.000.000,00 - Rp.250.000.000,00
= Rp.2.250.000.000,00

Aset Yang Diperoleh Setelah pelaksanaan IP Dan Terjadi Renovasi Lebih


Dari Satu Kali
Sebuah gedung diperoleh semester I tahun 2008, dengan nilai perolehan
adalah Rp.2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah). Gedung tersebut memiliki
masa manfaat sesuai Tabel Masa Manfaat I selama 50 tahun atau 100
semester. Gedung tersebut direnovasi 2 (dua) kali yaitu pada tahun 2009 dan
2010, dengan nilai renovasi masing-masing sebesar Rp.500.000.000,00.
Renovasi yang dilakukan tidak menambah umur ekonomis.
Dari ilustrasi di atas, maka:
Masa Akhir Manfaat
Nilai Yang Disusutkan
Penyusutan Per Semester
Semester Akumulasi Penyusutan
Nilai Akumulasi Penyusutan
Nilai Buku Akhir 2012

2057
3.000.000.000
30.000.000
10
300.000.000
2.700.000.000

20

*
**
***
****

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

Jurnal yang terbentuk adalah sebagai berikut:


1 Januari 2013
DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap
CR Akumulasi Penyusutan
30 Juni 2013
DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap
CR Akumulasi Penyusutan
* Nilai Yang Disusutkan =
=
=

300.000.000
300.000.000
30.000.000
30.000.000

Nilai Perolehan + Nilai Renovasi


Rp.2.000.000.000,00 + Rp.500.000.000,00+
Rp.500.000.000,00
Rp.3.000.000.000,00

** Penyusutan Per Semester = Nilai Perolehan : Masa Manfaat


= Rp.3.000.000.000,00 / 100 semester
= Rp.30.000.000,00/semester
*** Nilai Akum. Penyusutan = Penyusutan Per Smt. * Smt. Akumulasi
Penyusutan
= Rp.30.000.000,00 * 10 semester
= Rp.300.000.000,00
**** Nilai Buku Akhir 2012

4.

= Nilai Perolehan Nilai Akumulasi Penyusutan


= Rp.3.000.000.000,00 - Rp.300.000.000,00
= Rp.2.700.000.000,00

Aset Yang Diperoleh Sebelum pelaksanaan IP


Sebuah gedung diperoleh Semester I tahun 1980, dengan nilai perolehan
adalah Rp.4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah). Gedung tersebut memiliki
masa manfaat sesuai Tabel Masa Manfaat I selama 50 tahun atau 100
semester. Gedung tersebut telah di IP pada tahun 2007 dengan nilai IP sebesar
Rp.1.200.000.000,00.
Dari ilustrasi di atas, maka:
Masa Akhir Manfaat
Nilai Yang Disusutkan
Penyusutan Per Semester
Semester Akumulasi Penyusutan
Nilai Akumulasi Penyusutan
Nilai Buku Akhir 2012

2029
1.200.000.000
12.000.000
66
792.000.000
408.000.000

*
**
***
****

Jurnal yang terbentuk adalah sebagai berikut:


1 Januari 2013
DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap
CR Akumulasi Penyusutan
30 Juni 2013
DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap
CR Akumulasi Penyusutan
* Nilai Yang Disusutkan =
=
=

792.000.000
792.000.000
12.000.000
12.000.000

Nilai Perolehan +/- Nilai Koreksi IP


Rp.4.000.000.000,00 - Rp.2.800.000.000,00
Rp.1.200.000.000,00

21

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

** Penyusutan Per Semester =


=
=
*** Nilai Akum. Penyusutan =

**** Nilai Buku Akhir 2012

5.

=
=
=
=
=

Nilai Perolehan : Masa Manfaat


Rp.1.200.000.000,00 / 100 semester
Rp.12.000.000,00/semester
Penyusutan Per Smt. * Smt. Akumulasi
Penyusutan
Rp.12.000.000,00 * 66 semester
Rp.792.000.000,00
Nilai Perolehan Nilai Akumulasi Penyusutan
Rp.1.200.000.000,00 - Rp.792.000.000,00
Rp.408.000.000,00

Aset Yang Diperoleh Sebelum pelaksanaan IP Dan Terjadi Renovasi


Sebuah gedung diperoleh tahun 1980, dengan nilai perolehan adalah
Rp.4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah). Gedung tersebut memiliki masa
manfaat sesuai Tabel Masa Manfaat I selama 50 tahun atau 100 semester.
Gedung tersebut telah di IP pada tahun 2007 dengan nilai koreksi IP sebesar
Rp.1.200.000.000,00. Dalam perjalanannya, gedung tersebut direnovasi pada
Semester I tahun 2010, dengan nilai renovasi sebesar Rp.600.000.000,00.
Renovasi yang dilakukan menambah umur ekonomis. Masa manfaat Aset
Tetap yang diperoleh dari renovasi gedung sesuai Tabel Masa Manfaat II adalah
selama 10 tahun.
Dari ilustrasi di atas, maka:
Masa Akhir Manfaat
Nilai Yang Disusutkan
Penyusutan Per Semester
Semester Akumulasi Penyusutan
Nilai Akumulasi Penyusutan
Nilai Buku Akhir 2012

2029
1.800.000.000
18.000.000
66
1.188.000.000
612.000.000

*
**
***
****

Jurnal yang terbentuk adalah sebagai berikut:


1 Januari 2013
DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap
1.188.000.000
CR Akumulasi Penyusutan
1.188.000.000
30 Juni 2013
DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap
18.000.000
CR Akumulasi Penyusutan
18.000.000
* Nilai Yang Disusutkan = Nilai Perolehan +/- Nilai Koreksi IP +
Nilai Renovasi
= Rp.4.000.000.000,00 - Rp.2.800.000.000,00 +
Rp.600.000.000,00
= Rp.1.800.000.000,00
** Penyusutan Per Semester = Nilai Perolehan : Masa Manfaat
= Rp.1.800.000.000,00 / 100 semester
= Rp.18.000.000,00/semester
*** Nilai Akum. Penyusutan = Penyusutan Per Smt. * Smt. Akumulasi
Penyusutan
= Rp.18.000.000,00 * 66 semester
= Rp.1.188.000.000,00
22

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

**** Nilai Buku Akhir 2012

6.

= Nilai Perolehan Nilai Akumulasi Penyusutan


= Rp.1.800.000.000,00 - Rp.1.188.000.000,00
= Rp.612.000.000,00

Transaksi Normal Intrakomptabel


Sebuah mesin fotokopi seharga Rp.20.000.000,00 dibeli pada bulan September
2011. Sesuai dengan Tabel Masa Manfaat I, aset tersebut memiliki masa
manfaat selama 10 semester.
Dari ilustrasi di atas, maka:
Masa Akhir Manfaat
Nilai Yang Disusutkan
Penyusutan Per Semester
Semester Akumulasi Penyusutan
Nilai Akumulasi Penyusutan
Nilai Buku Akhir 2012

2015
20.000.000
2.000.000
3
6.000.000
14.000.000

*
**
***
****

Jurnal yang terbentuk adalah sebagai berikut:


1 Januari 2013
DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap
CR Akumulasi Penyusutan
30 Juni 2013
DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap
CR Akumulasi Penyusutan
* Nilai Yang Disusutkan =
=

6.000.000
6.000.000
2.000.000
2.000.000

Nilai Perolehan
Rp.20.000.000,00

** Penyusutan Per Semester = Nilai Perolehan : Masa Manfaat


= Rp.20.000.000,00 / 10 semester
= Rp.2.000.000,00/semester
*** Nilai Akum. Penyusutan = Penyusutan Per Smt. * Smt. Akumulasi
Penyusutan
= Rp.2.000.000,00 * 3 semester
= Rp.6.000.000,00
**** Nilai Buku Akhir 2012 = Nilai Perolehan Nilai Akumulasi Penyusutan
= Rp.20.000.000,00 - Rp.6.000.000,00
= Rp.14.000.000,00
7.

Transaksi Normal Ekstrakomptabel


Sebuah mesin fotokopi seharga Rp.250.000,00 dibeli pada bulan September
2011. Sesuai dengan Tabel Masa Manfaat I, aset tersebut memiliki masa
manfaat 10 semester.
Dari ilustrasi di atas, maka:
Masa Akhir Manfaat
Nilai Yang Disusutkan
Penyusutan Per Semester
Semester Akumulasi Penyusutan
Nilai Akumulasi Penyusutan
Nilai Buku Akhir 2012

2017
250.000
25.000
3
75.000
175.000
23

*
**
***
****

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

Transaksi yang terjadi pada ekstrakomptabel secara keseluruhan tidak


dilakukan penjurnalan, sehingga penyusutan atas aset tetap ekstrakomptabel
juga tidak dilakukan penjurnalan.
* Nilai Yang Disusutkan =
=

Nilai Perolehan
Rp.250.000,00

** Penyusutan Per Semester = Nilai Perolehan : Masa Manfaat


= Rp.250.000,00 / 10 semester
= Rp.25.000,00/semester
*** Nilai Akum. Penyusutan = Penyusutan Per Smt. * Smt. Akumulasi
Penyusutan
= Rp.25.000,00 * 3 semester
= Rp.75.000,00
**** Nilai Buku Akhir 2012

= Nilai Perolehan Nilai Akumulasi Penyusutan


= Rp.250.000,00 - Rp.75.000,00
= Rp.175.000,00

B.

Ilustrasi Penyusutan Tahun Berjalan

1.

Transaksi Saldo Awal


Sebuah mesin fotokopi seharga Rp.20.000.000 dibeli pada bulan September
2011. Sesuai dengan Tabel Masa Manfaat I, aset tersebut memiliki masa
manfaat 10 semester. Mesin fotokopi tersebut baru dicatat pada bulan Maret
2013.
Dari ilustrasi di atas, maka:
a. Aset mulai disusutkan saat semester pada tahun perolehannya.
b. Umur manfaat mulai dihitung saat semester pada tahun perolehannya.
c. Nilai

yang

dapat

disusutkan

adalah

sebesar

nilai

perolehan,

yaitu

Rp.20.000.000,00.
Tabel penyusutannya:
NILAI
SALDO
PENYUSUTAN
DISUSUTKAN
BUKU
2011
2
20,000,000
2,000,000 18,000,000
2012
1
20,000,000
2,000,000 16,000,000
2012
2
20,000,000
2,000,000 14,000,000
Akumulasi Penyusutan
6,000,000
2013
1
20,000,000
2,000,000 12,000,000

TAHUN SEMESTER

Penghitungannya:
1) Nilai disusutkan sebesar Rp.20.000.000,00 berasal dari nilai perolehan.
2) Masa Manfaat selama 10 semester
3) Semester Akumulasi Penyusutan adalah 3 semester
4) Penyusutansetiap
5) Semester didapat dari:
24

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

= Nilai Disusutkan : Masa Manfaat


= Rp.20.000.000,00 : 10 semester
= Rp.2.000.000,00/semester
6) Nilai Akumulasi Penyusutan berasal dari:
= Penyusutan Per Semester * Semester Akumulasi Penyusutan
= Rp.2.000.000,00 * 3 semester
= Rp.6.000.000,00
Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk:
Maret 2013
DR Peralatan dan Mesin
CR Diinvestasikan Pada Aset Tetap
DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap
CR Akumulasi Penyusutan
30 Juni 2013
DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap
CR Akumulasi Penyusutan
2.

20.000.000
20.000.000
6.000.000
6.000.000
2.000.000
2.000.000

Transaksi Pembelian Intrakomptabel


Sebuah mesin fotokopi seharga Rp.20.000.000 dibeli pada bulan Maret 2013.
Sesuai dengan Tabel Masa Manfaat I, aset tersebut memiliki masa manfaat 10
semester. Mesin fotokopi tersebut dicatat pada bulan yang sama dengan
pembeliannya.
Dari ilustrasi di atas, maka:
a. Aset mulai disusutkan saat semester pada tahun perolehannya.
b. Umur manfaat mulai dihitung saat semester pada tahun perolehannya.
c. Nilai

yang

dapat

disusutkan

adalah

sebesar

nilai

perolehan,

yaitu

Rp.20.000.000,00.
Tabel penyusutannya:
TAHUN SEMESTER
2013

NILAI
SALDO
PENYUSUTAN
DISUSUTKAN
BUKU
20,000,000
2,000,000 18,000,000

Penghitungannya:
1) Nilai disusutkan sebesar Rp.20.000.000,00 berasal dari nilai perolehan.
2) Masa Manfaat selama 10 semester
3) Penyusutansetiap Semester didapat dari:
= Nilai Disusutkan : Masa Manfaat
= Rp.20.000.000,00 : 10 semester
= Rp.2.000.000,00/semester
25

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk:

3.

Maret 2013
DR Peralatan dan Mesin
CR Diinvestasikan Pada Aset Tetap

20.000.000

30 Juni 2013
DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap
CR Akumulasi Penyusutan

2.000.000

20.000.000

2.000.000

Transaksi Pembelian Ekstrakomptabel


Sebuah mesin fotokopi seharga Rp.250.000 dibeli pada bulan Maret 2013.
Sesuai dengan Tabel Masa Manfaat I, aset tersebut memiliki masa manfaat 10
semester. Mesin fotokopi tersebut dicatat pada bulan yang sama dengan
pembeliannya.
Dari ilustrasi di atas, maka:
a. Aset mulai disusutkan saat semester pada tahun perolehannya.
b. Umur manfaat mulai dihitung saat semester pada tahun perolehannya.
c. Nilai

yang

dapat

disusutkan

adalah

sebesar

nilai

perolehan,

yaitu

Rp.250.000,00.
Tabel penyusutannya:
TAHUN SEMESTER
2013

NILAI
PENYUSUTAN
DISUSUTKAN
250,000
25,000

SALDO
BUKU
225,000

Penghitungannya:
1) Nilai disusutkan sebesar Rp.250.000,00 berasal dari nilai perolehan.
2) Masa Manfaat selama 10 semester
3) Penyusutansetiap Semester didapat dari:
= Nilai Disusutkan : Masa Manfaat
= Rp.250.000,00 : 10 semester
= Rp.25.000,00/semester
Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk:
Maret 2013 *)
Tidak ada Jurnal
30 Juni 2013 *)
Tidak ada Jurnal
*) Transaksi yang terjadi pada ekstrakomtabel secara keseluruhan tidak
dilakukan penjurnalan, sehingga penyusutan atas aset tetap
ekstrakomptabel juga tidak dilakukan penjurnalan.

26

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

4.

Transaksi Transfer Masuk Dengan Tanggal Perolehan Sebelum Tahun


Anggaran Berjalan
Diterima sebuah mesin ketik listrik seharga Rp.2.500.000 dari sesama entitas
pemerintah

pusat

berdasarkan

Berita

Acara

Serah

Terima

nomor

101010/BMN/2013 pada tanggal 30 Maret 2013. Mesin ketik listrik tersebut


mulai digunakan pertama kali/dibeli oleh entitas pemberi pada bulan
September 2011. Sesuai dengan Tabel Masa Manfaat I, aset tersebut memiliki
masa manfaat 10 semester.
Dari ilustrasi di atas, maka:
a. Aset mulai disusutkan saat semester pada tahun perolehannya.
b. Umur manfaat mulai dihitung saat semester pada tahun perolehannya.
c. Nilai

yang

dapat

disusutkan

adalah

sebesar

nilai

perolehan,

yaitu

Rp.2.500.000,00.
Tabel penyusutannya:
NILAI
PENYUSUTAN
DISUSUTKAN
2011
2
2.500.000
250.000
2012
1
2.500.000
250.000
2012
2
2.500.000
250.000
Akumulasi Penyusutan
750.000
2013
1
2.500.000
250.000

TAHUN SEMESTER

SALDO
BUKU
2.250.000
2.000.000
1.750.000
1.500.000

Penghitungannya:
1) Nilai disusutkan sebesar Rp.2.500.000,00 berasal dari nilai perolehan.
2) Masa Manfaat selama 10 semester
3) Semester Akumulasi Penyusutan adalah 3 semester
4) Penyusutansetiap Semester didapat dari:
= Nilai Disusutkan : Masa Manfaat
= Rp.2.500.000,00 : 10 semester
= Rp.250.000,00/semester
5) Nilai Akumulasi Penyusutan berasal dari:
= Penyusutan Per Semester * Semester Akumulasi Penyusutan
=Rp.250.000,00 * 3 semester
= Rp.750.000,00

27

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk:


Maret 2013
DR Peralatan dan Mesin
CR Diinvestasikan Pada Aset Tetap
DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap
CR Akumulasi Penyusutan
30 Juni 2013
DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap
CR Akumulasi Penyusutan
5.

2.500.000
2.500.000
750.000
750.000
250.000
250.000

Transaksi Transfer Masuk Dengan Tanggal Perolehan Sama Dengan Tahun


Anggaran Berjalan
Diterima sebuah mesin ketik listrikseharga Rp.3.000.000 dari sesama entitas
pemerintah

pusat

berdasarkan

Berita

Acara

1010/BMN/2013 pada tanggal 30 Maret 2013.

Serah

Terima

nomor

Mesin ketik listrik tersebut

mulai digunakan pertama kali/dibeli oleh entitas pemberi pada bulan Februari
2013. Sesuai dengan Tabel Masa Manfaat I, aset tersebut memiliki masa
manfaat 10 semester.
Dari ilustrasi di atas, maka:
a. Aset mulai disusutkan saat semester pada tahun perolehannya.
b. Umur manfaat mulai dihitung saat semester pada tahun perolehannya.
c. Nilai

yang

dapat

disusutkan

adalah

sebesar

nilai

perolehan,

yaitu

Rp.3.000.000,00.
Tabel penyusutannya:
TAHUN SEMESTER
2013

NILAI
PENYUSUTAN
DISUSUTKAN
3,000,000
300,000

SALDO
BUKU
2,700,000

Penghitungannya:
1) Nilai disusutkan sebesar Rp.3.000.000,00 berasal dari nilai perolehan.
2) Masa Manfaat selama 10 semester
3) Penyusutansetiap Semester didapat dari:
= Nilai Disusutkan : Masa Manfaat
= Rp.3.000.000,00 : 10 semester
= Rp.300.000,00/semester

28

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk:


Maret 2013
DR Peralatan dan Mesin
CR Diinvestasikan Pada Aset Tetap
30 Juni 2013
DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap
CR Akumulasi Penyusutan

6.

3.000.000
3.000.000
300.000
300.000

Transaksi Hibah Masuk Dengan Tanggal Penggunaan Pertama Kali Sebelum


Tahun Anggaran Berjalan
Diterima sebuah mesin ketik listrik seharga Rp.2.500.000 dari pemerintah
daerah berdasarkan Berita Acara Serah Terima nomor 041185/BMN/2013
pada tanggal 30 Maret 2013.

Mesin ketik listrik tersebut mulai digunakan

pertama kali/dibeli oleh entitas pemberi pada bulan September 2011. Sesuai
dengan Tabel Masa Manfaat I, aset tersebut memiliki masa manfaat 10
semester.
Dari ilustrasi di atas, maka:
a. Aset mulai disusutkan saat semester pada tahun perolehannya.
b. Umur manfaat mulai dihitung saat semester pada tahun perolehannya.
c. Nilai

yang

dapat

disusutkan

adalah

sebesar

nilai

perolehan,

yaitu

Rp.2.500.000,00.
Tabel penyusutannya:
NILAI
PENYUSUTAN
DISUSUTKAN
2011
2
2.500.000
250.000
2012
1
2.500.000
250.000
2012
2
2.500.000
250.000
Akumulasi Penyusutan
750.000
2013
1
2.500.000
250.000

TAHUN SEMESTER

SALDO
BUKU
2.250.000
2.000.000
1.750.000
1.500.000

Penghitungannya:
1) Nilai disusutkan sebesar Rp.2.500.000,00 berasal dari nilai perolehan.
2) Masa Manfaat selama 10 semester
3) Semester Akumulasi Penyusutan adalah 3 semester
4) Penyusutansetiap Semester didapat dari:
= Nilai Disusutkan : Masa Manfaat
= Rp.2.500.000,00 : 10 semester
= Rp.250.000,00/semester

29

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

5) Nilai Akumulasi Penyusutan berasal dari:


= Penyusutan Per Semester * Semester Akumulasi Penyusutan
= Rp.250.000,00 * 3 semester
= Rp.750.000,00
Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk:
Maret 2013
DR Peralatan dan Mesin
CR Diinvestasikan Pada Aset Tetap
DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap
CR Akumulasi Penyusutan
30 Juni 2013
DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap
CR Akumulasi Penyusutan
7.

2.500.000
2.500.000
750.000
750.000
250.000
250.000

Transaksi Hibah Masuk Dengan Tanggal Penggunaan Pertama Kali Sama


Dengan Tahun Anggaran Berjalan
Diterima sebuah mesin ketik listrikseharga Rp.3.000.000 dari pemerintah
daerah berdasarkan Berita Acara Serah Terima nomor 221283/BMN/2013
pada tanggal 30 Maret 2013.

Mesin ketik listrik tersebut mulai digunakan

pertama kali/dibeli oleh entitas pemberi pada bulan Februari 2013. Sesuai
dengan Tabel Masa Manfaat I, aset tersebut memiliki masa manfaat 10
semester.
Dari ilustrasi di atas, maka:
a. Aset mulai disusutkan saat semester pada tahun perolehannya.
b. Umur manfaat mulai dihitung saat semester pada tahun perolehannya.
c. Nilai

yang

dapat

disusutkan

adalah

sebesar

nilai

perolehan,

yaitu

Rp.3.000.000,00.
Tabel penyusutannya:
TAHUN SEMESTER
2013

NILAI
PENYUSUTAN
DISUSUTKAN
3,000,000
300,000

SALDO
BUKU
2,700,000

Penghitungannya:
1) Nilai disusutkan sebesar Rp.3.000.000,00 berasal dari nilai perolehan.
2) Masa Manfaat selama 10 semester
3) Penyusutansetiap Semester didapat dari:
= Nilai Disusutkan : Masa Manfaat
= Rp.3.000.000,00 : 10 semester
= Rp.300.000,00/semester
30

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk:


Maret 2013
DR Peralatan dan Mesin
CR Diinvestasikan Pada Aset Tetap
30 Juni 2013
DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap
CR Akumulasi Penyusutan
8.

3.000.000
3.000.000
300.000
300.000

Transaksi Rampasan
Sebuah mesin fotokopi seharga Rp.15.000.000 dirampas pada bulan Mei 2013.
Sesuai dengan Tabel Masa Manfaat I, aset tersebut memiliki masa manfaat 10
semester. Mesin fotokopi tersebut dicatat pada bulan yang sama dengan
rampasannya.
Dari ilustrasi di atas, maka:
a. Aset mulai disusutkan saat semester pada tahun perolehannya.
b. Umur manfaat mulai dihitung saat semester pada tahun perolehannya.
c. Nilai

yang

dapat

disusutkan

adalah

sebesar

nilai

perolehan,

yaitu

Rp.15.000.000,00.
Tabel penyusutannya:
TAHUN SEMESTER
2013

NILAI
SALDO
PENYUSUTAN
DISUSUTKAN
BUKU
15,000,000
1,500,000 13,500,000

Penghitungannya:
1) Nilai disusutkan sebesar Rp.15.000.000,00 berasal dari nilai perolehan.
2) Masa Manfaat selama 10 semester
3) Penyusutansetiap Semester didapat dari:
= Nilai Disusutkan : Masa Manfaat
= Rp.15.000.000,00 : 10 semester
= Rp.1.500.000,00/semester
Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk:
Mei 2013
DR Peralatan dan Mesin
CR Diinvestasikan Pada Aset Tetap
30 Juni 2013
DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap
CR Akumulasi Penyusutan

15.000.000
15.000.000
1.500.000
1.500.000

31

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

9.

Transaksi Penyelesaian Pembangunan Langsung


Sebuah gedung pos jaga selesai dibangun pada bulan Maret 2013, dengan nilai
perolehan sebesar Rp.95.000.000,00. Gedung tersebut memiliki masa manfaat
sesuai Tabel Masa Manfaat I selama 50 tahun atau 100 semester. Gedung pos
jaga tersebut dicatat pada bulan yang sama dengan pembangunannya.
Dari ilustrasi di atas, maka:
a. Aset mulai disusutkan saat semester pada tahun perolehannya.
b. Umur manfaat mulai dihitung saat semester pada tahun perolehannya.
c. Nilai

yang

dapat

disusutkan

adalah

sebesar

nilai

perolehan,

yaitu

Rp.95.000.000,00.
Tabel penyusutannya:
TAHUN SEMESTER
2013

NILAI
SALDO
PENYUSUTAN
DISUSUTKAN
BUKU
95,000,000
950,000 94,050,000

Penghitungannya:
1) Nilai disusutkan sebesar Rp.95.000.000,00 berasal dari nilai perolehan.
2) Masa Manfaat selama 100 semester
3) Penyusutansetiap Semester didapat dari:
= Nilai Disusutkan : Masa Manfaat
= Rp.95.000.000,00 : 100 semester
= Rp.950.000,00/semester
Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk:
Maret 2013
DR Gedung dan Bangunan
CR Diinvestasikan Pada Aset Tetap
30 Juni 2013
DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap
CR Akumulasi Penyusutan

95.000.000
95.000.000
950.000
950.000

10. Transaksi Reklasifikasi Masuk Dengan Tanggal Perolehan Sebelum Tahun


Anggaran Berjalan
Sebuah mesin LCD projector/infocus seharga Rp.20.000.000 dibeli pada bulan
September 2011. Sebelumnya mesin LCD projector/infocus dicatat sebagai
OHP (over head projector). Pada bulan Februari 2013 LCD projector/infocus
tersebut

baru

dicatat

melalui

transaksi

reklasifikasi

masuk,

setelah

sebelumnya melakukan reklasifikasi keluar atas OHP terlebih dahulu. Sesuai


dengan Tabel Masa Manfaat I, aset tersebut memiliki masa manfaat 10
semester.
32

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

Dari ilustrasi di atas, maka:


a. Aset mulai disusutkan saat semester pada tahun perolehannya.
b. Umur manfaat mulai dihitung saat semester pada tahun perolehannya.
c. Nilai

yang

dapat

disusutkan

adalah

sebesar

nilai

perolehan,

yaitu

Rp.20.000.000,00.
Tabel penyusutannya:
NILAI
SALDO
PENYUSUTAN
DISUSUTKAN
BUKU
2011
2
20,000,000
2,000,000 18,000,000
2012
1
20,000,000
2,000,000 16,000,000
2012
2
20,000,000
2,000,000 14,000,000
Akumulasi Penyusutan
6,000,000
2013
1
20,000,000
2,000,000 12,000,000

TAHUN SEMESTER

Penghitungannya:
1) Nilai disusutkan sebesar Rp.20.000.000,00 berasal dari nilai perolehan.
2) Masa Manfaat selama 10 semester
3) Semester Akumulasi Penyusutan adalah 3 semester
4) Penyusutansetiap Semester didapat dari:
= Nilai Disusutkan : Masa Manfaat
= Rp.20.000.000,00 : 10 semester
= Rp.2.000.000,00/semester
5) Nilai Akumulasi Penyusutan berasal dari:
= Penyusutan Per Semester * Semester Akumulasi Penyusutan
= Rp.2.000.000,00 * 3 semester
= Rp.6.000.000,00
Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk:
Februari 2013
DR Peralatan dan Mesin
CR Diinvestasikan Pada Aset Tetap
DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap
CR Akumulasi Penyusutan
30 Juni 2013
DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap
CR Akumulasi Penyusutan

20.000.000
20.000.000
6.000.000
6.000.000
2.000.000
2.000.000

11. Transaksi Reklasifikasi Masuk Dengan Tanggal Perolehan Sama Dengan


Tahun Anggaran Berjalan
Sebuah mesin LCD projector/infocus seharga Rp.20.000.000 dibeli pada bulan
Januari 2013. Sebelumnya mesin LCD projector/infocusdicatat sebagai OHP
33

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

(over head projector). Pada bulan Mei 2013 LCD projector/infocustersebut baru
dicatat melalui transaksi reklasifikasi masuk, setelah sebelumnya melakukan
reklasifikasi keluar atas OHP terlebih dahulu. Sesuai dengan Tabel Masa
Manfaat I, aset tersebut memiliki masa manfaat 10 semester.
Dari ilustrasi di atas, maka:
a. Aset mulai disusutkan saat semester pada tahun perolehannya.
b. Umur manfaat mulai dihitung saat semester pada tahun perolehannya.
c. Nilai

yang

dapat

disusutkan

adalah

sebesar

nilai

perolehan,

yaitu

Rp.20.000.000,00.
Tabel penyusutannya:
TAHUN SEMESTER
2013

NILAI
SALDO
PENYUSUTAN
DISUSUTKAN
BUKU
20,000,000
2,000,000 18,000,000

Penghitungannya:
1) Nilai disusutkan sebesar Rp.20.000.000,00 berasal dari nilai perolehan.
2) Masa Manfaat selama 10 semester
3) Penyusutansetiap Semester didapat dari:
= Nilai Disusutkan : Masa Manfaat
= Rp.20.000.000,00 : 10 semester
= Rp.2.000.000,00/semester
Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk:
Mei 2013
DR Peralatan dan Mesin
CR Diinvestasikan Pada Aset Tetap
30 Juni 2013
DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap
CR Akumulasi Penyusutan

20.000.000
20.000.000
2.000.000
2.000.000

12. Pengembangan Aset Tetap yang Tidak Menambah Umur Ekonomis


Sebuah mesin fotokopi seharga Rp 20.000.000 dibeli pada bulan Maret 2012,
dan telah dicatat pada bulan Maret 2012. Dari Tabel Masa Manfaat I, aset
tersebut memiliki masa manfaat 10 semester. Pada bulan Mei 2013 mesin
tersebut

dilakukan

pengembangan

sebesar

Rp.5.000.000,00,

tetapi

pengembangan tersebut tidak menambah umur ekonomis (masa manfaat) aset.


Dari ilustrasi di atas, maka:
a. Aset mulai disusutkan saat semester pada tahun perolehannya.
b. Umur manfaat mulai dihitung saat semester pada tahun perolehannya.
34

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

c. Nilai

yang

dapat

disusutkan

adalah

sebesar

nilai

perolehan,

yaitu

Rp.20.000.000,00.
Tabel penyusutan penyusutan pertama kali:
NILAI
SALDO
PENYUSUTAN
DISUSUTKAN
BUKU
2012
1
20,000,000
2,000,000 18,000,000
2012
2
20,000,000
2,000,000 16,000,000
Akumulasi Penyusutan
4,000,000

TAHUN SEMESTER

Penghitungannya:
1) Nilai disusutkan sebesar Rp.20.000.000,00 berasal dari nilai perolehan.
2) Masa Manfaat selama 10 semester
3) Semester Akumulasi Penyusutan adalah 2 semester
4) Penyusutansetiap Semester didapat dari:
= Nilai Disusutkan : Masa Manfaat
= Rp.20.000.000,00 : 10 semester
= Rp.2.000.000,00/semester
5) Nilai Akumulasi Penyusutan berasal dari:
= Penyusutan Per Semester * Semester Akumulasi Penyusutan
= Rp.2.000.000,00 * 2 semester
= Rp.4.000.000,00
d. Pada bulan Mei 2013 dilakukan pengembangan terhadap aset tetap sebesar
Rp.5.000.000,00 yang tidak menambah masa manfaat.
Tabel penyusutannya:
TAHUN SEMESTER
2013

NILAI
SALDO
PENYUSUTAN
DISUSUTKAN
BUKU
21,000,000.00
2,625,000 18,375,000

Penghitungannya:
1) Nilai disusutkan setelah pengembangan berasal dari:
= Saldo Buku Semester 2 tahun 2012 + Pengembangan Aset.
= Rp.16.000.000,00 + Rp.5.000.000,00
= Rp.21.000.000,00
2) Penyusutan setiap Semester setelah dilakukan pengembangan didapat
dari:
= Nilai Disusutkan : Sisa Masa Manfaat
= Rp.21.000.000,00 : 8 semester
= Rp.2.625.000,00/semester
35

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk:


1 Januari 2013 *)
DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap
CR Akumulasi Penyusutan
Mei 2013
DR Peralatan dan Mesin
CR Diinvestasikan Pada Aset Tetap
30 Juni 2013
DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap
CR Akumulasi Penyusutan

4.000.000
4.000.000
5.000.000
5.000.000
2.625.000
2.625.000

*) Jurnal pada tanggal 1 Januari 2013 merupakan jurnal penyusutan tahun


pertama
13. Pengembangan Aset yang Menambah Umur Ekonomis
Sebuah mesin fotokopi seharga Rp 20.000.000 dibeli pada bulan Maret 2012.
Dari Tabel Masa Manfaat I, aset tersebut memiliki masa manfaat 10 semester.
Pada bulan Mei 2013 mesin tersebut dikembangkan sebesar Rp.8.000.000,00,
dimana pengembangan aset tersebut menambah umur ekonomis (masa
manfaat) aset. Berdasarkan analisis diketahui bahwa persentase realisasi
belanja atas pengembangan mesin tersebut adalah sebesar 40% dari nilai
bukunya. Dari Tabel Masa Manfaat II, pengembangan atas alat kantor sebesar
40% menambah masa manfaat selama 1 (satu) tahun.
Dari ilustrasi di atas, maka:
a. Aset mulai disusutkan saat semester pada tahun perolehannya.
b. Umur manfaat mulai dihitung saat semester pada tahun perolehannya.
c. Nilai yang dapat disusutkan adalah sebesar nilai perolehan, yaitu
Rp.20.000.000,00.
Tabel penyusutan penyusutan pertama kali:
NILAI
SALDO
PENYUSUTAN
DISUSUTKAN
BUKU
2012
1
20,000,000
2,000,000 18,000,000
2012
2
20,000,000
2,000,000 16,000,000
Akumulasi Penyusutan
4,000,000

TAHUN

SEMESTER

Penghitungannya:
1) Nilai disusutkan sebesar Rp.20.000.000,00 berasal dari nilai perolehan.
2) Masa Manfaat selama 10 semester
3) Semester Akumulasi Penyusutan adalah 2 semester

36

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

4) Penyusutan setiap Semester didapat dari:


= Nilai Disusutkan : Masa Manfaat
= Rp.20.000.000,00 : 10 semester
= Rp.2.000.000,00/semester
5) Nilai Akumulasi Penyusutan berasal dari:
= Penyusutan Per Semester * Semester Akumulasi Penyusutan
= Rp.2.000.000,00 * 2 semester
= Rp.4.000.000,00
d. Pada bulan Mei 2013 dilakukan pengembangan terhadap aset tetap sebesar
Rp.8.000.000,00

dimana

pengembangan

tersebut

menambah

masa

manfaat selama 1 tahun.


Tabel penyusutannya:
TAHUN SEMESTER
2013
1
Penghitungannya:

NILAI
SALDO
PENYUSUTAN
DISUSUTKAN
BUKU
24,000,000.00
2,400,000 21,600,000

1) Nilai disusutkan setelah pengembangan berasal dari:


= Saldo Buku Semester 2 tahun 2012 + Pengembangan Aset.
= Rp.16.000.000,00 + Rp.8.000.000,00
= Rp.24.000.000,00
2) Masa Manfaat berasal dari:
= Sisa Masa Manfaat + Penambahan Masa Manfaat
= 8 semester + 2 semester
= 10 semester
3) Penyusutansetiap Semester setelah dilakukan pengembangan didapat
dari:
= Nilai Disusutkan : Masa Manfaat
= Rp.24.000.000,00 : 10 semester
= Rp.2.400.000,00/semester
Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk:
1 Januari 2013 *)
DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap
CR Akumulasi Penyusutan
Mei 2013
DR Peralatan dan Mesin
CR Diinvestasikan Pada Aset Tetap
30 Juni 2013
DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap
CR Akumulasi Penyusutan

4.000.000
4.000.000
8.000.000
8.000.000
2.400.000
2.400.000

*) Jurnal pada tanggal 1 Januari 2013 merupakan jurnal penyusutan tahun


pertama

37

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

14. Pengembangan Yang Berakibat Perubahan Pencatatan Dari Extrakomptabel


ke Intrakomptabel
Sebuah mesin penghancur dibeli pada bulan Maret 2012 dengan harga beli
sebesar Rp.250.000,00. Masa manfaat dari aset tersebut adalah 5 tahun (10
semester). Pada bulan Mei 2013, aset dikembangkan sebesar Rp.500.000,00,
tetapi pengembangan tersebut tidak menambah umur ekonomis (masa
manfaat) aset.
Dari ilustrasi di atas, maka:
a. Aset mulai disusutkan saat semester pada tahun perolehannya.
b. Umur manfaat mulai dihitung saat semester pada tahun perolehannya.
c. Nilai

yang

dapat

disusutkan

adalah

sebesar

nilai

perolehan,

yaitu

Rp.250.000,00.
Tabel penyusutannya:
NILAI
SALDO
PENYUSUTAN
DISUSUTKAN
BUKU
2012
1
250,000
25,000 225,000.00
2012
2
250,000
25,000 200,000.00
Akumulasi Penyusutan
50,000

TAHUN SEMESTER

Penghitungannya:
1) Nilai disusutkan sebesar Rp.250.000,00 berasal dari nilai perolehan.
2) Masa Manfaat selama 10 semester
3) Semester Akumulasi Penyusutan adalah 2 semester
4) Penyusutansetiap Semester didapat dari:
= Nilai Disusutkan : Masa Manfaat
= Rp.250.000,00 : 10 semester
= Rp.25.000,00/semester
5) Nilai Akumulasi Penyusutan berasal dari:
= Penyusutan Per Semester * Semester Akumulasi Penyusutan
= Rp.25.000,00 * 2 semester
= Rp.50.000,00
d. Pada bulan Mei 2013 dilakukan pengembangan terhadap aset tetap sebesar
Rp.500.000,00 yang tidak menambah masa manfaat.

38

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

Tabel penyusutannya:
TAHUN SEMESTER
2013

NILAI
PENYUSUTAN
DISUSUTKAN
700,000
87,500

SALDO
BUKU
612,500

Penghitungannya:
1) Nilai disusutkan setelah pengembangan berasal dari:
= Saldo Buku Semester 2 tahun 2012 + Pengembangan Aset.
= Rp.200.000,00 + Rp.500.000,00
= Rp.700.000,00
2) Penyusutansetiap Semester setelah dilakukan pengembangan didapat
dari:
= Nilai Disusutkan : Sisa Masa Manfaat
= Rp.700.000,00: 8 semester
= Rp.87.500,00/semester
e. Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk:
1 Januari 2013 *)
Tidak ada Jurnal
Mei 2013 **)
DR Peralatan dan Mesin
CR Diinvestasikan Pada Aset Tetap
DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap
CR Akumulasi Penyusutan
30 Juni 2013
DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap
CR Akumulasi Penyusutan

750.000
750.000
50.000
50.000
87.500
87.500

*)

Tidakada jurnal pada tanggal 1 Januari 2013 dikarenakan aset tersebut


sebelumnya dicatat di ekstrakomptabel
**) Jurnal pada bulan Mei 2013 merupakan jurnal untuk memasukan aset
dan akumulasi penyusutannya ke dalam neraca, hal tersebut
dikarenakan aset tersebut sekarang dicatat di intrakomptabel

15. Aset Tetap yang Sudah Habis Masa Manfaatnya Kemudian Dikembangkan
Sehingga Usia Manfaatnya Bertambah.
Sebuah printer (peralatan personal komputer) seharga Rp.16.000.000,00 dibeli
pada bulan September 2008. Aset tersebut memiliki masa manfaat 8 semester.
Pada bulan Mei 2013 printer tersebut dikembangkan sebesar Rp.3.200.000,00,
dimana pengembangan aset tersebut menambah umur ekonomis (masa
manfaat) aset. Berdasarkan analisis diketahui bahwa fisik printer tersebut
bertambah sekitar 25% dari fisik semula. Dari Tabel Masa Manfaat II,
pengembangan atas peralatan komputer sebesar 25% menambah masa
manfaat selama 1 (satu) tahun.
39

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

Dari ilustrasi di atas, maka:


a. Aset mulai disusutkan saat semester pada tahun perolehannya.
b. Umur manfaat mulai dihitung saat semester pada tahun perolehannya.
c. Nilai

yang

dapat

disusutkan

adalah

sebesar

nilai

perolehan,

yaitu

Rp.16.000.000,00.
Tabel penyusutan penyusutan pertama kali:
NILAI
SALDO
PENYUSUTAN
DISUSUTKAN
BUKU
2008
2
16.000.000
2.000.000 14.000.000
2009
1
16.000.000
2.000.000 12.000.000
2009
2
16.000.000
2.000.000 10.000.000
2010
1
16.000.000
2.000.000
8.000.000
2010
2
16.000.000
2.000.000
6.000.000
NILAI
SALDO
TAHUN SEMESTER
PENYUSUTAN
DISUSUTKAN
BUKU
2011
1
16.000.000
2.000.000
4.000.000
2011
2
16.000.000
2.000.000
2.000.000
2012
1
16.000.000
2.000.000
0
2012
2
0
0
0
Akumulasi Penyusutan
16,000,000

TAHUN SEMESTER

Penghitungannya:
1) Nilai disusutkan sebesar Rp.16.000.000,00 berasal dari nilai perolehan.
2) Masa Manfaat selama 8 semester
3) Semester Akumulasi Penyusutan adalah 8 semester
4) Penyusutansetiap Semester didapat dari:
= Nilai Disusutkan : Masa Manfaat
= Rp.16.000.000,00 : 8 semester
= Rp.2.000.000,00/semester
5) Nilai Akumulasi Penyusutan berasal dari:
= Penyusutan Per Semester * Semester Akumulasi Penyusutan
= Rp.2.000.000,00 * 8 semester
= Rp.16.000.000,00
d. Pada bulan Mei 2013 dilakukan pengembangan terhadap aset tetap sebesar
Rp.3.200.000,00 dimana pengembangan tersebut menambah masa manfaat
selama 1 tahun.

40

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

Tabel penyusutannya:
TAHUN
2013

SEMESTER
1

NILAI
PENYUSUTAN
DISUSUTKAN
3.200.000
1.600.000

SALDO
BUKU
1.600.000

Penghitungannya:
1) Nilai disusutkan setelah pengembangan berasal dari:
= Saldo Buku Semester 2 tahun 2012 + Pengembangan Aset.
= Rp.0,00 + Rp.3.200.000,00
= Rp.3.200.000,00
2) Masa Manfaat berasal dari:
= Sisa Masa Manfaat + Penambahan Masa Manfaat
= 0 semester + 2 semester
= 2 semester
3) Penyusutansetiap Semester setelah dilakukan pengembangan didapat
dari:
= Nilai Disusutkan : Masa Manfaat
= Rp.3.200.000,00 : 2 semester
= Rp.1.600.000,00/semester
Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk:
1 Januari 2013 *)
DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap
CR Akumulasi Penyusutan
Mei 2013
DR Peralatan dan Mesin
CR Diinvestasikan Pada Aset Tetap
30 Juni 2013
DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap
CR Akumulasi Penyusutan

16.000.000
16.000.000
3.200.000
3.200.000
1.600.000
1.600.000

*) Jurnal pada tanggal 1 Januari 2013 merupakan jurnal penyusutan


tahun pertama
16. Pengembangan Aset yang Menambah Umur Ekonomis, Dimana Akumulasi
Sisa Umur Dan Penambahan Umur Melebihi Tabel Masa Manfaat I
Sebuah mesin fotokopi seharga Rp 20.000.000 dibeli pada bulan Februari
2013. Dari Tabel Masa Manfaat I, aset tersebut memiliki masa manfaat 10
semester. Pada bulan Agustus 2013 mesin tersebut dikembangkan sebesar
Rp.8.000.000,00, dimana pengembangan aset tersebut menambah umur
ekonomis (masa manfaat) aset. Berdasarkan analisis diketahui bahwa
persentase realisasi belanja atas pengembangan mesin tersebut adalah sebesar
41

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

40% dari nilai bukunya. Dari Tabel Masa Manfaat II, pengembangan atas alat
kantor sebesar 40% menambah masa manfaat selama 1 (satu) tahun.
Dari ilustrasi di atas, maka:
a. Aset mulai disusutkan saat semester pada tahun perolehannya.
b. Umur manfaat mulai dihitung saat semester pada tahun perolehannya.
c. Nilai

yang

dapat

disusutkan

adalah

sebesar

nilai

perolehan,

yaitu

Rp.20.000.000,00.
Tabel penyusutannya:
TAHUN SEMESTER
2013

NILAI
SALDO
PENYUSUTAN
DISUSUTKAN
BUKU
20,000,000.00
2,000,000 18,000,000

Penghitungannya:
1) Nilai disusutkan sebesar Rp.20.000.000,00 berasal dari nilai perolehan.
2) Masa Manfaat selama 10 semester
3) Penyusutansetiap Semester didapat dari:
= Nilai Disusutkan : Masa Manfaat
= Rp.20.000.000,00 : 10 semester
= Rp.2.000.000,00/semester
d. Pada bulan Agustus 2013 dilakukan pengembangan terhadap aset tetap
sebesar Rp.8.000.000,00 dimana pengembangan tersebut menambah masa
manfaat selama 1 tahun.
Tabel penyusutannya:
TAHUN SEMESTER
2013

NILAI
SALDO
PENYUSUTAN
DISUSUTKAN
BUKU
26,000,000.00
2,600,000 23,400,000

Penghitungannya:
1) Nilai disusutkan setelah pengembangan berasal dari:
= Saldo Buku Semester 2 tahun 2012 + Pengembangan Aset.
= Rp.18.000.000,00 + Rp.8.000.000,00
= Rp.26.000.000,00
2) Masa Manfaat berasal dari:
= Sisa Masa Manfaat + Penambahan Masa Manfaat
= 9 semester + 2 semester
= 11 semester
Dikarenakan masa manfaat melebihi masa manfaat menurut Tabel Masa
Manfaat I, sehingga masa manfaat yang dijadikan acuan masa manfaat
menurut Tabel Masa Manfaat I yaitu 10 semester.
42

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

3) Penyusutan setiap Semester setelah dilakukan pengembangan didapat


dari:
= Nilai Disusutkan : Masa Manfaat
= Rp.26.000.000,00 : 10 semester
= Rp.2.600.000,00/semester
Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk:
Februari 2013
DR Peralatan dan Mesin
CR Diinvestasikan Pada Aset
30 Juni 2013
DR Diinvestasikan Pada Aset
CR Akumulasi Penyusutan
Agustus 2013
DR Peralatan dan Mesin
CR Diinvestasikan Pada Aset
31 Desember 2013
DR Diinvestasikan Pada Aset
CR Akumulasi Penyusutan

20.000.000
Tetap
Tetap

20.000.000
2.000.000
2.000.000
8.000.000

Tetap
Tetap

8.000.000
2.600.000
2.600.000

17. Koreksi Perubahan Nilai


Suatu mesin penghancur dibeli pada bulan September 2011 dengan harga
Rp.2.500.000,00. Mesin tersebut memiliki masa manfaat selama 10 semester.
Pada bulan Agustus tahun 2013 aset tetap dikoreksi nilainya menjadi
Rp.1.000.000,00.Dengan kondisi tersebut, maka:
a. Aset mulai disusutkan saat semester pada tahun perolehannya.
b. Umur manfaat mulai dihitung saat semester pada tahun perolehannya.
c. Nilai yang dapat disusutkan adalah sebesar nilai perolehan, yaitu Rp
2.500.000.
Tabel penyusutannya:
NILAI
PENYUSUTAN
DISUSUTKAN
2011
2
2.500.000
250.000
2012
1
2.500.000
250.000
2012
2
2.500.000
250.000
2013
1
2.500.000
250.000
Akumulasi Penyusutan
1.000.000

TAHUN SEMESTER

SALDO
BUKU
2.250.000
2.000.000
1.750.000
1.500.000

Penghitungannya:
1) Nilai disusutkan sebesar Rp.2.500.000,00 berasal dari nilai perolehan.
2) Masa Manfaat selama 10 semester
3) Semester Akumulasi Penyusutan adalah 3 semester
4) Penyusutansetiap Semester didapat dari:
43

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

= Nilai Disusutkan : Masa Manfaat


= Rp.2.500.000,00 : 10 semester
= Rp.250.000,00/semester
5) Nilai Akumulasi Penyusutan berasal dari:
= Penyusutan Per Semester * Semester Akumulasi Penyusutan
= Rp.250.000,00 * 3 semester
= Rp.750.000,00
6) Nilai Akumulasi Penyusutan semester 1 sebesar Rp.250.000,00 berasal
dari Penyusutan setiap Semester.
d. Pada bulan Agustus tahun 2013 aset tetap dikoreksi nilainya menjadi
Rp.1.000.000,00. Akumulasi penyusutan akan dihitung ulang untuk melihat
akumulasi sesungguhnya.
Tabel penyusutannya:
NILAI
PENYUSUTAN
DISUSUTKAN
2011
2
1.000.000
100.000
2012
1
1.000.000
100.000
2012
2
1.000.000
100.000
2013
1
1.000.000
100.000
Akumulasi Penyusutan
400.000
2013
2
1.000.000
100.000

TAHUN SEMESTER

SALDO
BUKU
900.000
800.000
700.000
600.000
500.000

Penghitungannya:
1) Besar pengurangan nilai aset dikarenakan koreksi perubahan nilai, yaitu:
= Nilai Perolehan Nilai setelah koreksi
= Rp.2.500.000,00 Rp.1.000.000,00
= Rp.1.500.000,00
2) Penyesuaian (koreksi) akumulasi penyusutan dihitung seperti berikut:
= Akum. penyusutan sebelum koreksi nilai Akum. penyusutan sesudah
koreksi nilai
= (4 x Rp.250.000,00) (4 x Rp.100.000,00)
= Rp.1.000.000,00 Rp.400.000,00
= Rp.600.000,00
3) Besar penyusutan setiap semester adalah sama setiap semesternya,
yaitu:
= Nilai Perolehan setelah koreksi : Masa Manfaat
= Rp.1.000.000,00 : 10 semester
= Rp.100.000,00/semester
44

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk:


1 Januari 2013 *)
DR Diinvestasikan Pada Aset
CR Akumulasi Penyusutan
30 Juni 2013
DR Diinvestasikan Pada Aset
CR Akumulasi Penyusutan
Agustus 2013
DR Diinvestasikan Pada Aset
CR Peralatan dan Mesin
DR Akumulasi Penyusutan
CR Diinvestasikan Pada Aset
31 Desember 2013
DR Diinvestasikan Pada Aset
CR Akumulasi Penyusutan
*)

Tetap

750.000
750.000

Tetap

250.000
250.000

Tetap

1.500.000
1.500.000
600.000

Tetap

600.000

Tetap

100.000
100.000

Jurnal pada tanggal 1 Januari 2013 merupakan jurnal penyusutan


tahun pertama

18. Koreksi Perubahan Nilai Yang Berakibat Perubahan Pencatatan Dari


Intrakomptabel ke Extrakomptabel
Sebuah

mesin

penghancur

dibeli

bulan

Maret

2012

dengan

harga

Rp.2.500.000,00. Aset tersebut memiliki masa manfaat 5 tahun (10 semester).


Pada

bulan

Mei

2013

mesin

penghancur

dikoreksi

nilainya

menjadi

Rp.250.000,00. Dengan ilustrasi tersebut, maka:


a. Aset mulai disusutkan saat semester pada tahun perolehannya.
b. Umur manfaat mulai dihitung saat semester pada tahun perolehannya.
c. Nilai

yang

dapat

disusutkan

adalah

sebesar

nilai

perolehan,

yaitu

Rp.2.500.000,00.
Tabel penyusutannya:
NILAI
PENYUSUTAN
DISUSUTKAN
2012
1
2,500,000
250,000
2012
2
2,500,000
250,000
Akumulasi Penyusutan
500,000

TAHUN SEMESTER

SALDO
BUKU
2,250,000
2,000,000

Penghitungannya:
1) Nilai disusutkan sebesar Rp.2.500.000,00 berasal dari nilai perolehan.
2) Masa Manfaat selama 10 semester
3) Semester Akumulasi Penyusutan adalah 2 semester
4) Penyusutansetiap Semester didapat dari:
= Nilai Disusutkan : Masa Manfaat
= Rp.2.500.000,00 : 10 semester
= Rp.250.000,00/semester
45

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

5) Nilai Akumulasi Penyusutan berasal dari:


= Penyusutan Per Semester * Semester Akumulasi Penyusutan
= Rp.250.000,00 * 2 semester
= Rp.500.000,00
d. Pada bulan Mei 2013 dilakukan koreksi atas mesin tersebut sehingga
nilainya menjadi Rp.250.000,00. Dengan adanya koreksi tersebut, maka
akumulasi

penyusutan

dihitung

ulang

untuk

mengetahui

akumulasi

penyusutan sesungguhnya.
Tabel penyusutannya:
NILAI
PENYUSUTAN
DISUSUTKAN
2012
1
250,000
25,000
2012
2
250,000
25,000
Akumulasi Penyusutan
50,000
NILAI
TAHUN SEMESTER
PENYUSUTAN
DISUSUTKAN
2013
1
250,000
25,000

TAHUN SEMESTER

SALDO
BUKU
225,000
200,000
SALDO
BUKU
175,000

Penghitungannya:
1) Besar pengurangan nilai aset dikarenakan koreksi perubahan nilai, yaitu:
= Nilai Perolehan Nilai setelah koreksi
= Rp.2.500.000,00 Rp.250.000,00
= Rp.2.250.000,00
2) Penyesuaian (koreksi) akumulasi penyusutan dihitung seperti berikut:
= Akum. penyusutan sebelum koreksi nilai Akum. penyusutan sesudah
koreksi nilai
= (2 x Rp.250.000,00) (2 x Rp.25.000,00)
= Rp.500.000,00 Rp.50.000,00
= Rp.450.000,00
3) Besar penyusutan setelah dilakukan koreksi setiap semester berasal dari:
= Nilai Perolehan setelah koreksi : Masa Manfaat
= (Rp.2.500.000,00 Rp.2.250.000,00) : 10 semester
= Rp.250.000,00 : 10 semester
= Rp.25.000,00/semester
Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk:
1 Januari 2013 *)
DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap
CR Akumulasi Penyusutan

500.000
500.000

46

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

Mei 2013 **)


DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap
CR Peralatan dan Mesin
DR Akumulasi Penyusutan
CR Diinvestasikan Pada Aset Tetap
30 Juni 2013 ***)
Tidak ada Jurnal

2.500.000
2.500.000
500.000
500.000

*)

Jurnal pada tanggal 1 Januari 2013 merupakan jurnal penyusutan


tahun pertama
**) Jurnal pada bulan Mei 2013 merupakan jurnal untuk mengeluarkan
aset dan akumulasi penyusutannya dari neraca, hal tersebut
dikarenakan aset tersebut sekarang dicatat di ekstrakomptabel
***) Tidak ada jurnal pada tanggal 30 Juni 2013 dikarenakan aset tersebut
sekarang dicatat di ekstrakomptabel

19. Koreksi Perubahan Nilai Yang Berakibat Perubahan Pencatatan Dari


Extrakomptabel ke Intrakomptabel
Sebuah mesin penghancur dibeli pada bulan Maret 2012 dengan harga beli
sebesar Rp.250.000,00. Masa manfaat dari aset tersebut adalah 5 tahun (10
semester). Pada bulan Mei 2013, aset dikoreksi nilainya menjadi sebesar
Rp.750.000,00.
Dari ilustrasi di atas, maka:
a. Aset mulai disusutkan saat semester pada tahun perolehannya.
b. Umur manfaat mulai dihitung saat semester pada tahun perolehannya.
c. Nilai

yang

dapat

disusutkan

adalah

sebesar

nilai

perolehan,

Rp.250.000,00.
Tabel penyusutannya:
NILAI
PENYUSUTAN
DISUSUTKAN
2012
1
250,000
25,000
2012
2
250,000
25,000
Akumulasi Penyusutan
50,000
Penghitungannya:
TAHUN SEMESTER

SALDO
BUKU
225,000
200,000

1) Nilai disusutkan sebesar Rp.250.000,00 berasal dari nilai perolehan.


2) Masa Manfaat selama 10 semester
3) Semester Akumulasi Penyusutan adalah 2 semester
4) Penyusutan setiap Semester didapat dari:
= Nilai Disusutkan : Masa Manfaat
= Rp.250.000,00 : 10 semester
= Rp.25.000,00/semester
5) Nilai Akumulasi Penyusutan berasal dari:
47

yaitu

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

= Penyusutan Per Semester * Semester Akumulasi Penyusutan


= Rp.25.000,00 * 2 semester
= Rp.50.000,00
d. Pada bulan Mei 2013 dilakukan koreksi nilai terhadap aset tetap sehingga
nilainya menjadi sebesar Rp.750.000,00.
Tabel penyusutannya:
NILAI
PENYUSUTAN
DISUSUTKAN
2012
1
750,000
75,000
2012
2
750,000
75,000
Akumulasi Penyusutan
150,000
NILAI
TAHUN SEMESTER
PENYUSUTAN
DISUSUTKAN
2013
1
750,000
75,000

TAHUN SEMESTER

SALDO
BUKU
675,000
600,000
SALDO
BUKU
525,000

Penghitungannya:
1) Nilai disusutkan setelah koreksi berasal dari:
= Saldo Buku Semester 2 tahun 2012 + Koreksi Aset.
= Rp.250.000,00 + Rp.500.000,00
= Rp.750.000,00
2) Penyesuaian (koreksi) akumulasi penyusutan dihitung seperti berikut:
= Akum. penyusutan sesudah koreksi nilai - Akum. penyusutan sebelum
koreksi nilai
= (2 x Rp.75.000,00) (2 x Rp.25.000,00)
= Rp.150.000,00 Rp.50.000,00
= Rp.100.000,00
3) Besar penyusutan pada saat dilakukan koreksi berasal dari:
= Penyusutansetiap Semester sebelum koreksi + Penyesuaian (koreksi)
akumulasi penyusutan
= Rp.50.000,00 + Rp.100.000,00
= Rp.150.000,00
4) Besar penyusutan setelah dilakukan koreksi setiap semester berasal dari:
= Nilai disusutkan setelah koreksi : Masa Manfaat
= Rp.750.000,00 : 10 semester
= Rp.75.000,00/semester

48

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk:


1 Januari 2013 *)
Tidak ada Jurnal
Mei 2013 **)
DR Peralatan dan Mesin
CR Diinvestasikan Pada Aset Tetap
DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap
CR Akumulasi Penyusutan

750.000

30 Juni 2013
DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap
CR Akumulasi Penyusutan

75.000

750.000
150.000
150.000

75.000

*)

Tidak ada jurnal pada tanggal 1 Januari 2013 dikarenakan aset


tersebut sebelumnya dicatat di ekstrakomptabel
**) Jurnal pada bulan Mei 2013 merupakan jurnal untuk memasukan aset
dan akumulasi penyusutannya ke dalam neraca, hal tersebut
dikarenakan aset tersebut sekarang dicatat di intrakomptabel

20. Koreksi Nilai Dimana Akumulasi Penyusutan Sudah Melebihi Nilai Asetnya
Sebuah mesin penghancur dibeli pada bulan September 2011 dengan harga
Rp.5.000.000,00.

Mesin

tersebut

memiliki

masa

manfaat

selama

10

semester.Pada bulan November tahun 2013 aset tetap dikoreksi nilainya


menjadi Rp.500.000,00.
Dari ilustrasi di atas, maka:
a. Aset mulai disusutkan saat semester pada tahun perolehannya.
b. Umur manfaat mulai dihitung saat semester pada tahun perolehannya.
c. Nilai

yang

dapat

disusutkan

adalah

sebesar

nilai

perolehan,

yaitu

Rp.5.000.000,00.
Tabel penyusutannya:
NILAI
PENYUSUTAN
DISUSUTKAN
2011
2
5.000.000
500.000
2012
1
5.000.000
500.000
2012
2
5.000.000
500.000
2013
1
5.000.000
500.000
Akumulasi Penyusutan
2.000.000

TAHUN SEMESTER

SALDO
BUKU
4.500.000
4.000.000
3.500.000
3.000.000

Penghitungannya:
1) Nilai disusutkan sebesar Rp.5.000.000,00 berasal dari nilai perolehan.
2) Masa Manfaat selama 10 semester
3) Semester Akumulasi Penyusutan adalah 3 semester
4) Penyusutan setiap Semester didapat dari:
= Nilai Disusutkan : Masa Manfaat
49

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

= Rp.5.000.000,00 : 10 semester
= Rp.500.000,00/semester
5) Nilai Akumulasi Penyusutan berasal dari:
= Penyusutan Per Semester * Semester Akumulasi Penyusutan
= Rp.500.000,00 * 3 semester
= Rp.1.500.000,00
d. Pada semester 2 tahun 2015 aset tetap dikoreksi nilainya menjadi
Rp.500.000,00. Akumulasi penyusutan akan dihitung ulang untuk melihat
akumulasi sesungguhnya.
Tabel penyusutannya adalah:
NILAI
PENYUSUTAN
DISUSUTKAN
2011
2
500.000
50.000
2012
1
500.000
50.000
2012
2
500.000
50.000
2013
1
500.000
50.000
Akumulasi Penyusutan
200.000
2013
2
500.000
50.000

TAHUN SEMESTER

SALDO
BUKU
450.000
400.000
350.000
300.000
250.000

Penghitungannya:
1) Besar pengurangan nilai aset dikarenakan koreksi perubahan nilai, yaitu:
= Nilai Perolehan Nilai setelah koreksi
= Rp.5.000.000,00 Rp.500.000,00
= Rp.4.500.000,00
2) Penyesuaian (koreksi) akumulasi penyusutan dihitung seperti berikut:
= Akum. penyusutan sesudah koreksi nilai - Akum. penyusutan sebelum
koreksi nilai
= (4 x Rp.50.000,00) - (4 x Rp.500.000,00)
= Rp.200.000,00 - Rp.2.000.000,00
= (Rp.1.800.000,00)
3) Besar penyusutan setiap semester adalah sama setiap semesternya,
yaitu:
= Nilai Perolehan setelah koreksi : Masa Manfaat
= Rp.500.000,00 : 10 semester
= Rp.50.000,00/semester

50

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk:


1 Januari 2013 *)
DR Diinvestasikan Pada Aset
CR Akumulasi Penyusutan
30 Juni 2013
DR Diinvestasikan Pada Aset
CR Akumulasi Penyusutan
November2013
DR Diinvestasikan Pada Aset
CR Peralatan dan Mesin
DR Akumulasi penyusutan
CR Diinvestasikan Pada Aset
31 Desember 2013
DR Diinvestasikan Pada Aset
CR Akumulasi Penyusutan
*)

Tetap

1.500.000
1.500.000

Tetap

500.000
500.000

Tetap

4.500.000
4.500.000
1.800.000

Tetap
Tetap

1.800.000
50.000
50.000

Jurnal pada tanggal 1 Januari 2013 merupakan jurnal penyusutan


tahun pertama

21. Aset dalam Kondisi Rusak Berat dan Sudah Diusulkan Penghapusan
Sebuah mesin fotokopi seharga Rp 20.000.000 dibeli pada bulan September
2011. Aset tersebut memiliki masa manfaat 10 semester. Pada bulan Maret
2013 aset tersebut dalam kondisi rusak berat dan diusulkan untuk
dihapusbukukan kepada Pengelola Barang.
Dari ilustrasi di atas, maka:
a. Nilai yang dapat disusutkan adalah sebesar nilai perolehan, yaitu Rp
20.000.000.
b. Pada bulan Maret 2013, aset tetap dikeluarkan dari neraca dan dibukukan
pada Daftar Barang Rusak Berat sebagai tindak lanjut adanya usulan
penghapusan.
c. Penghentian penyusutan berlaku sejak adanya usulan penghapusan.
Tabel penyusutannya adalah:
NILAI
SALDO
PENYUSUTAN
DISUSUTKAN
BUKU
2011
2
20.000.000
2.000.000 18.000.000
2012
1
20.000.000
2.000.000 16.000.000
2012
2
20.000.000
2.000.000 14.000.000
Akumulasi Penyusutan
6.000.000

TAHUN

SEMESTER

51

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

Penghitungannya:
1) Besar penyusutan setiap semester

adalah sama setiap semesternya,

yaitu:
= Nilai Perolehan : Masa Manfaat
= Rp.20.000.000,00 : 10 semester
= Rp.2.000.000,00/semester
2) Penyusutan pada semester 1 tahun 2013 besarnya 0 seperti telah
disebutkan pada asumsi bahwa penyusutan dihentikan ketika usulan
penghapusan atas aset dengan kondisi rusak berat keluar.
3) Pada saat usulan penghapusan atas aset dengan kondisi rusak keluar,
aset tersebut juga dikeluarkan dari neraca dan dibukukan pada Daftar
Barang Rusak Berat.
4) Akumulasi penyusutan sebesar Rp.6.000.000 didapat dari penjumlahan
akumulasi penyusutan sampai dengan semester sebelum aset diusulkan
penghapusan, yaitu:
= 3 x Rp.2.000.000,00
= Rp.6.000.000,00
Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk:
1 Januari 2013 *)
DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap
CR Akumulasi Penyusutan
Maret 2013 **)
DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap
CR Peralatan dan Mesin
DR Akumulasi penyusutan
CR Diinvestasikan Pada Aset Tetap
30 Juni 2013 ***)
Tidak ada Jurnal

6.000.000
6.000.000
20.000.000
20.000.000
6.000.000
6.000.000

*)

Jurnal pada tanggal 1 Januari 2013 merupakan jurnal penyusutan


tahun pertama
**) Jurnal pada bulan Maret 2013 merupakan jurnal untuk mengeluarkan
aset dan akumulasi penyusutannya dari neraca, hal tersebut
dikarenakan aset tersebut sekarang dibukukan pada Daftar Barang
Rusak Berat
***) Tidak ada jurnal pada tanggal 30 Juni 2013 seperti telah disebutkan
pada asumsi bahwa penyusutan dihentikan ketika usulan penghapusan
atas aset dengan kondisi rusak berat keluar
22. Aset Tetap dalam Kondisi Hilang dan Sudah Diusulkan Penghapusan
Sebuah mesin fotokopi seharga Rp 20.000.000 dibeli pada bulan September
2011. Aset tersebut memiliki masa manfaat 10 semester. Pada bulan Maret
52

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

2013 aset tersebut hilang dan diusulkan untuk dihapusbukukan kepada


Pengelola Barang.
Dari ilustrasi di atas, maka:
a. Nilai yang dapat disusutkan adalah sebesar nilai perolehan, yaitu Rp
20.000.000.
b. Pada bulan Maret 2013, aset tetap dikeluarkan dari neraca dan dibukukan
pada

Daftar

Barang

Hilang

sebagai

tindak

lanjut

adanya

usulan

penghapusan.
c. Penghentian penyusutan berlaku sejak adanya usulan penghapusan.
Tabel penyusutannya adalah:
NILAI
SALDO
PENYUSUTAN
DISUSUTKAN
BUKU
2011
2
20.000.000
2.000.000 18.000.000
2012
1
20.000.000
2.000.000 16.000.000
2012
2
20.000.000
2.000.000 14.000.000
Akumulasi Penyusutan
6.000.000

TAHUN

SEMESTER

Penghitungannya:
1) Besar penyusutan setiap semester

adalah sama setiap semesternya,

yaitu:
= Nilai Perolehan : Masa Manfaat
= Rp.20.000.000,00 : 10 semester
= Rp.2.000.000,00/semester
2) Penyusutan pada semester 1 tahun 2013 besarnya 0 seperti telah
disebutkan pada asumsi bahwa penyusutan dihentikan ketika usulan
penghapusan atas aset yang hilang.
3) Pada saat usulan penghapusan atas aset hilang, aset tersebut juga
dikeluarkan dari neraca dan dibukukan pada Daftar Barang Hilang.
4) Akumulasi penyusutan sebesar Rp.6.000.000 didapat dari penjumlahan
akumulasi penyusutan sampai dengan semester sebelum aset diusulkan
penghapusan, yaitu:
= 3 x Rp.2.000.000,00
= Rp.6.000.000,00
Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk:
1 Januari 2013 *)
DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap
CR Akumulasi Penyusutan

6.000.000
6.000.000

53

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

Maret 2013 **)


DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap
CR Peralatan dan Mesin
DR Akumulasi penyusutan
CR Diinvestasikan Pada Aset Tetap
30 Juni 2013 ***)
Tidak ada Jurnal

20.000.000
20.000.000
6.000.000
6.000.000

*)

Jurnal pada tanggal 1 Januari 2013 merupakan jurnal penyusutan


tahun pertama
**) Jurnal pada bulan Maret 2013 merupakan jurnal untuk mengeluarkan
aset dan akumulasi penyusutannya dari neraca, hal tersebut
dikarenakan aset tersebut sekarang dibukukan pada Daftar Barang
Hilang
***) Tidak ada jurnal pada tanggal 30 Juni 2013 seperti telah disebutkan
pada asumsi bahwa penyusutan dihentikan ketika usulan penghapusan
atas aset yang hilang
23. Aset dalam Kondisi Rusak Berat dan Sudah Diusulkan Penghapusan
Kemudian usulan tersebut dibatalkan
Sebuah mesin fotokopi seharga Rp 20.000.000 dibeli pada bulan September
2011. Aset tersebut memiliki masa manfaat 10 semester. Pada bulan Maret
2013 aset tersebut dalam kondisi rusak berat dan diusulkan untuk
dihapusbukukan kepada Pengelola Barang. Pada bulan November 2013 usulan
penghapusan dibatalkan.
Dari ilustrasi di atas, maka:
a. Nilai yang dapat disusutkan adalah sebesar nilai perolehan, yaitu Rp
20.000.000.
b. Pada bulan Maret 2013, aset tetap dikeluarkan dari neraca dan dibukukan
pada Daftar Barang Rusak Berat sebagai tindak lanjut adanya usulan
penghapusan.
c. Penghentian penyusutan berlaku sejak adanya usulan penghapusan.
d. Pada bulan November 2013, aset tetap tersebut dicatat kembali dengan
transaksi saldo awal.
Tabel penyusutannya adalah:
NILAI
SALDO
PENYUSUTAN
DISUSUTKAN
BUKU
2011
2
20.000.000
2.000.000 18.000.000
2012
1
20.000.000
2.000.000 16.000.000
2012
2
20.000.000
2.000.000 14.000.000
Akumulasi Penyusutan
6.000.000

TAHUN

SEMESTER

54

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

Penghitungannya:
1) Besar penyusutan setiap semester

adalah sama setiap semesternya,

yaitu:
= Nilai Perolehan : Masa Manfaat
= Rp.20.000.000,00 : 10 semester
= Rp.2.000.000,00/semester
2) Penyusutan pada semester 1 tahun 2013 besarnya 0 seperti telah
disebutkan pada asumsi bahwa penyusutan dihentikan ketika usulan
penghapusan atas aset dalam kondisi rusak berat keluar.
3) Pada saat usulan penghapusan atas aset dalam kondisi rusak berat, aset
tersebut juga dikeluarkan dari neraca dan dibukukan pada Daftar Barang
Rusak Berat.
4) Akumulasi penyusutan sebesar Rp.6.000.000 didapat dari penjumlahan
akumulasi penyusutan sampai dengan semester sebelum aset diusulkan
penghapusan, yaitu:
= 3 x Rp.2.000.000,00
= Rp.6.000.000,00
5) Akumulasi penyusutan sebesar Rp.8.000.000 didapat dari penjumlahan
akumulasi penyusutan sampai dengan semester sebelum aset tersebut
dibatalkan penghapusannya, yaitu:
= 4 x Rp.2.000.000,00
= Rp.8.000.000,00
Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk:
1 Januari 2013 *)
DR Diinvestasikan Pada Aset
CR Akumulasi Penyusutan
Maret 2013 **)
DR Diinvestasikan Pada Aset
CR Peralatan dan Mesin
DR Akumulasi penyusutan
CR Diinvestasikan Pada Aset
30 Juni 2013 ***)
Tidak ada Jurnal
November 2013
DR Peralatan dan Mesin
CR Diinvestasikan Pada Aset
DR Diinvestasikan Pada Aset
CR Akumulasi penyusutan
31 Desember 2013
DR Diinvestasikan Pada Aset
CR Akumulasi Penyusutan

Tetap

6.000.000
6.000.000

Tetap

20.000.000
20.000.000
6.000.000

Tetap

6.000.000

20.000.000
Tetap
Tetap

20.000.000
8.000.000
8.000.000

Tetap

2.000.000
2.000.000
55

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

*)

Jurnal pada tanggal 1 Januari 2013 merupakan jurnal penyusutan


tahun pertama
**) Jurnal pada bulan Maret 2013 merupakan jurnal untuk mengeluarkan
aset dan akumulasi penyusutannya dari neraca, hal tersebut
dikarenakan aset tersebut sekarang dibukukan pada Daftar Barang
Rusak Berat
***) Tidak ada jurnal pada tanggal 30 Juni 2013 seperti telah disebutkan
pada asumsi bahwa penyusutan dihentikan ketika usulan penghapusan
atas aset dengan kondisi rusak berat keluar
24. Aset dalam Kondisi Hilang dan Sudah Diusulkan Penghapusan Kemudian
Aset tersebut ditemukan kembali
Sebuah mesin fotokopi seharga Rp 20.000.000 dibeli pada bulan September
2011. Aset tersebut memiliki masa manfaat 10 semester. Pada bulan Maret
2013 aset tersebut hilang dan diusulkan untuk dihapusbukukan kepada
Pengelola Barang. Pada bulan November 2013 aset tersebut ditemukan kembali
di gudang.
Dari ilustrasi di atas, maka:
a. Nilai yang dapat disusutkan adalah sebesar nilai perolehan, yaitu Rp
20.000.000.
b. Pada bulan Maret 2013, aset tetap dikeluarkan dari neraca dan dibukukan
pada

Daftar

Barang

Hilang

sebagai

tindak

lanjut

adanya

usulan

penghapusan.
c. Penghentian penyusutan berlaku sejak adanya usulan penghapusan.
d. Pada bulan November 2013, aset tetap tersebut dicatat kembali dengan
transaksi saldo awal.
Tabel penyusutannya adalah:
NILAI
DISUSUTKAN
2011
2
20.000.000
2012
1
20.000.000
2012
2
20.000.000
Akumulasi Penyusutan

TAHUN

SEMESTER

SALDO
BUKU
2.000.000 18.000.000
2.000.000 16.000.000
2.000.000 14.000.000
6.000.000

PENYUSUTAN

Penghitungannya:
1) Besar penyusutan setiap semester adalah sama setiap semesternya, yaitu:
= Nilai Perolehan : Masa Manfaat
= Rp.20.000.000,00 : 10 semester
= Rp.2.000.000,00/semester

56

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

2) Penyusutan pada semester 1 tahun 2013 besarnya 0 seperti telah


disebutkan pada asumsi bahwa penyusutan dihentikan ketika usulan
penghapusan atas aset yang hilang keluar.
3) Pada saat usulan penghapusan atas aset hilang, aset tersebut juga
dikeluarkan dari neraca dan dibukukan pada Daftar Barang Hilang.
4) Akumulasi penyusutan sebesar Rp.6.000.000 didapat dari penjumlahan
akumulasi penyusutan sampai dengan semester sebelum aset diusulkan
penghapusan, yaitu:
= 3 x Rp.2.000.000,00
= Rp.6.000.000,00
5) Akumulasi penyusutan sebesar Rp.8.000.000 didapat dari penjumlahan
akumulasi penyusutan sampai dengan semester sebelum aset ditemukan
kembali, yaitu:
= 4 x Rp.2.000.000,00
= Rp.8.000.000,00
Dari ilustrasi, maka:
1 Januari 2013 *)
DR Diinvestasikan Pada Aset
CR Akumulasi Penyusutan
Maret 2013 **)
DR Diinvestasikan Pada Aset
CR Peralatan dan Mesin
DR Akumulasi penyusutan
CR Diinvestasikan Pada Aset
30 Juni 2013 ***)
Tidak ada Jurnal
November 2013
DR Peralatan dan Mesin
CR Diinvestasikan Pada Aset
DR Diinvestasikan Pada Aset
CR Akumulasi penyusutan
31 Desember 2013
DR Diinvestasikan Pada Aset
CR Akumulasi Penyusutan

Tetap

6.000.000
6.000.000

Tetap

20.000.000
20.000.000
6.000.000

Tetap

6.000.000

20.000.000
Tetap
Tetap

20.000.000
8.000.000
8.000.000

Tetap

2.000.000
2.000.000

*)

Jurnal pada tanggal 1 Januari 2013 merupakan jurnal penyusutan


tahun pertama
**) Jurnal pada bulan Maret 2013 merupakan jurnal untuk
mengeluarkan aset dan akumulasi penyusutannya dari neraca, hal
tersebut dikarenakan aset tersebut sekarang dibukukan pada Daftar
Barang Hilang
***) Tidak ada jurnal pada tanggal 30 Juni 2013 seperti telah disebutkan
pada asumsi bahwa penyusutan dihentikan ketika usulan
penghapusan atas aset yang hilang

57

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

25. Penghentian aset dalam penggunaan operasi pemerintah


Sebuahprinter (peralatan personal komputer) seharga Rp.16.000.000,00 dibeli
pada bulan September 2011. Aset tersebut memiliki masa manfaat 8semester.
Pada bulan Maret 2013 aset tetap dihentikan dari operasional karena rusak
berat

namun

aset

tersebut belum diusulkan

penghapusannya

kepada

Pengelola Barang.
Dari ilustrasi di atas, maka:
a. Aset mulai disusutkan saat semester pada tahun perolehannya.
b. Umur manfaat mulai dihitung saat semester pada tahun perolehannya.
c. Nilai

yang

dapat

disusutkan

adalah

sebesar

nilai

perolehan,

yaitu

Rp.16.000.000,00.
Tabel penyusutannya:
NILAI
SALDO
PENYUSUTAN
DISUSUTKAN
BUKU
2011
2
16.000.000
2.000.000 14.000.000
2012
1
16.000.000
2.000.000 12.000.000
2012
2
16.000.000
2.000.000 10.000.000
Akumulasi Penyusutan
6.000.000

TAHUN SEMESTER

Penghitungannya:
1) Nilai disusutkan sebesar Rp.16.000.000,00 berasal dari nilai perolehan.
2) Masa Manfaat selama 8 semester
3) Semester Akumulasi Penyusutan adalah 3 semester
4) Penyusutansetiap Semester didapat dari:
= Nilai Disusutkan : Masa Manfaat
= Rp.16.000.000,00 : 8 semester
= Rp.2.000.000,00/semester
5) Nilai Akumulasi Penyusutan berasal dari:
= Penyusutan Per Semester * Semester Akumulasi Penyusutan
= Rp.2.000.000,00 * 3 semester
= Rp.6.000.000,00
d. Pada bulan Maret 2013 aset tetap dihentikan dari operasional karena rusak
berat namun aset tersebut belum diusulkan penghapusannya kepada
Pengelola Barang,sehingga aset tetap tersebut direklasifikasi dari aset tetap
menjadi aset lainnya. Oleh karena itu, akumulasi penyusutannyajuga
direklasifikasi dari akumulasi penyusutan aset tetap menjadi akumulasi
penyusutan aset lainnya. Penghitungan nilai akumulasi penyusutan aset
58

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

lainnya setiap semester sama dengan nilai akumulasi penyusutan aset tetap
setiap semester, yaitu sebesar Rp.2.000.000,00.
Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk:
1 Januari 2013 *)
DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap
CR Akumulasi Penyusutan Aset Tetap

6.000.000
6.000.000

Maret 2013 **)


DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap
16.000.000
CR Peralatan dan Mesin
16.000.000
DR Aset Tetap Yang Tidak Digunakan
16.000.000
Dalam Operasi Pemerintahan
CR Diinvestasikan Pada Aset Lainnya
16.000.000
DR Akumulasi penyusutan aset tetap
6.000.000
CR Diinvestasikan Pada Aset Tetap
6.000.000
DR Diinvestasikan Pada Aset Lainnya
6.000.000
CR Akumulasi Penyusutan Aset Lainnya
6.000.000
30 Juni 2013
DR Diinvestasikan Pada Aset Lainnya
2.000.000
CR Akumulasi Penyusutan Aset Lainnya
2.000.000
*) Jurnal pada tanggal 1 Januari 2013 merupakan jurnal penyusutan
tahun pertama
**) Merupakan jurnal reklasifikasi dari aset tetap dan akumulasi
penyusutan aset tetap menjadi aset lainnya dan akumulasi penyusutan
aset lainnya
26. Penggunaan Kembali Aset Tetap yang Sudah Dihentikan dari Operasional
Sebuah printer (peralatan personal komputer) seharga Rp.16.000.000,00 dibeli
pada bulan September 2011. Aset tersebut memiliki masa manfaat 8semester.
Pada bulan Maret 2013dilakukan penghentian dari operasional atas printer
(peralatan personal komputer) dengan NUP 1 karena rusak berat namun aset
tersebut belum diusulkan penghapusannya kepada Pengelola Barang. Akan
tetapi ternyata pada bulan Agustus 2013 ditemukan kesalahan dalam
menghentikan dari operasional. Seharusnya yang dihentikan dari operasional
adalah printer (peralatan personal komputer) dengan NUP 2 bukan printer
(peralatan personal komputer) dengan NUP 1.
Perlakuan atas printer (peralatan personal komputer) NUP 1 adalah sebagai
berikut:
a. Aset mulai disusutkan saat semester pada tahun perolehannya.
b. Umur manfaat mulai dihitung saat semester pada tahun perolehannya.
c. Nilai

yang

dapat

disusutkan

adalah

sebesar

nilai

perolehan,

Rp.16.000.000,00.

59

yaitu

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

Tabel penyusutannya:
NILAI
SALDO
PENYUSUTAN
DISUSUTKAN
BUKU
2011
2
16.000.000
2.000.000 14.000.000
2012
1
16.000.000
2.000.000 12.000.000
2012
2
16.000.000
2.000.000 10.000.000
Akumulasi Penyusutan
6.000.000

TAHUN SEMESTER

Penghitungannya:
1) Nilai disusutkan sebesar Rp.16.000.000,00 berasal dari nilai perolehan.
2) Masa Manfaat selama 8 semester
3) Semester Akumulasi Penyusutan adalah 3 semester
4) Penyusutansetiap Semester didapat dari:
= Nilai Disusutkan : Masa Manfaat
= Rp.16.000.000,00 : 8 semester
= Rp.2.000.000,00/semester
5) Nilai Akumulasi Penyusutan berasal dari:
= Penyusutan Per Semester * Semester Akumulasi Penyusutan
= Rp.2.000.000,00 * 3 semester
= Rp.6.000.000,00
d. Pada bulan Maret 2013 aset tetap dihentikan dari operasional karena rusak
berat namun aset tersebut belum diusulkan penghapusannya kepada
Pengelola Barang,sehingga aset tetap tersebut direklasifikasi dari aset tetap
menjadi aset lainnya. Oleh karena itu, akumulasi penyusutannyajuga
direklasifikasi dari akumulasi penyusutan aset tetap menjadi akumulasi
penyusutan aset lainnya. Penghitungan nilai akumulasi penyusutan aset
lainnya setiap semester sama dengan nilai akumulasi penyusutan aset tetap
setiap semester, yaitu sebesar Rp.2.000.000,00.
e. Pada bulan Agustus 2013 aset tetap yang telah dihentikan dari operasional
tersebut digunakan kembali, sehingga aset tetap yang telah dihentikan dari
operasional tersebut direklasifikasi kembali dari aset lainnya menjadi aset
tetap. Oleh karena itu, akumulasi penyusutannya juga direklasifikasi dari
akumulasi penyusutan aset lainnya menjadi akumulasi penyusutan aset
tetap. Penghitungan nilai akumulasi penyusutan aset tetap setiap semester
sama dengan nilai akumulasi penyusutan aset lainnya setiap semester, yaitu
sebesar Rp.2.000.000,00.

60

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

Perhitungan atas penggunaan kembali aset tersebut adalah:


1) Semester Akumulasi Penyusutan adalah 4 semester
2) Nilai Akumulasi Penyusutan berasal dari:
= Penyusutan Per Semester * Semester Akumulasi Penyusutan
= Rp.2.000.000,00 * 4 semester
= Rp.8.000.000,00
Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk:
1 Januari 2013 *)
DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap
CR Akumulasi Penyusutan Aset Tetap
Maret 2013 **)
DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap
CR Peralatan dan Mesin
DR Aset Tetap Yang Tidak Digunakan
Dalam Operasi Pemerintahan
CR Diinvestasikan Pada Aset Lainnya
Maret 2013 **)
DR Akumulasi penyusutan aset tetap
CR Diinvestasikan Pada Aset Tetap
DR Diinvestasikan Pada Aset Lainnya
CR Akumulasi Penyusutan Aset Lainnya
30 Juni 2013
DR Diinvestasikan Pada Aset Lainnya
CR Akumulasi Penyusutan Aset Lainnya
Agustus 2013 ***)
DR Diinvestasikan Pada Aset Lainnya
CR Aset Tetap Yang Tidak Digunakan
Dalam Operasi Pemerintahan
DR Peralatan dan Mesin
CR Diinvestasikan Pada Aset Tetap
DR Akumulasi Penyusutan Aset Lainnya
CR Diinvestasikan Pada Aset Lainnya
DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap
CR Akumulasi penyusutan aset tetap
31 Desember 2013
DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap
CR Akumulasi penyusutan aset tetap

6.000.000
6.000.000
16.000.000
16.000.000
16.000.000
16.000.000
6.000.000
6.000.000
6.000.000
6.000.000
2.000.000
2.000.000
16.000.000
16.000.000
16.000.000
16.000.000
8.000.000
8.000.000
8.000.000
8.000.000
2.000.000
2.000.000

*)

Jurnal pada tanggal 1 Januari 2013 merupakan jurnal penyusutan


tahun pertama
**) Merupakan jurnal reklasifikasi dari aset tetap dan akumulasi
penyusutan aset tetap menjadi aset lainnya dan akumulasi penyusutan
aset lainnya
***) Merupakan jurnal reklasifikasi dari aset lainnyadan akumulasi
penyusutan aset lainnya menjadi aset tetap dan akumulasi penyusutan
aset tetap

61

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

27. Transaksi Pencatatan Konstruksi Dalam Pengerjaan


Pada bulan Maret 2013 dilakukan pembayaran termin pertama untuk
pekerjaan pembangunan gedung perpustakaan sebesar Rp.500.000.000.
Kontrak pekerjaan tersebut berakhir pada bulan Desember 2013.
Dari ilustrasi di atas, maka:
Penyusutan hanya dilakukan terhadap aset tetap berupa:
1) Gedung dan bangunan
2) Peralatan dan mesin
3) Jalan, irigasi, dan jaringan
4) Aset Tetap lainnya berupa Aset Tetap renovasi dan alat musik modern.
Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk:
Maret 2013
DR Konstruksi Dalam Pengerjaan
CR Diinvestasikan Pada Aset Tetap
30 Juni 2013
Tidak ada jurnal
28. Transaksi

Penyelesaian

Pembangunan

500.000.000
500.000.000

Dengan

Konstruksi

Dalam

Pengerjaan
Pada bulan Maret 2013 dilakukan pembayaran termin pertama untuk
pekerjaan pembangunan gedung perpustakaan sebesar Rp.500.000.000.
Selanjutnya pada bulan Juli 2013 dilakukan pembayaran termin kedua
sebesar Rp.300.000.000. Kontrak pekerjaan tersebut berakhir pada bulan
November 2013. Pada bulan November 2013 tersebut dilakukan serah terima
gedung perpustakaan, dan pelunasan pembayaran sebesar Rp.200.000.000.
Pada bulan itu juga dilakukan pencatatan reklasifikasi dari Konstruksi Dalam
Pengerjaan menjadi gedung perpustakaan.
Dari ilustrasi di atas, maka:
a. Penyusutan hanya dilakukan terhadap aset tetap berupa:
1) Gedung dan bangunan
2) Peralatan dan mesin
3) Jalan, irigasi, dan jaringan
4) Aset Tetap lainnya berupa Aset Tetap Renovasi dan Alat Musik Modern.
b. Aset mulai disusutkan saat semester pada tahun perolehannya.
c. Umur manfaat mulai dihitung saat semester pada tahun perolehannya.
d. Nilai

yang

dapat

disusutkan

adalah

sebesar

nilai

perolehan,

Rp.1.000.000.000,00.
62

yaitu

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

Tabel penyusutannya:
TAHUN SEMESTER
2013

NILAI
SALDO
PENYUSUTAN
DISUSUTKAN
BUKU
1.000.000.000
10.000.000 990.000.000

Penghitungannya:
1) Nilai

disusutkan

sebesar

Rp.1.000.000.000,00

berasal

dari

nilai

perolehan.
2) Masa Manfaat selama 100 semester
3) Penyusutansetiap Semester didapat dari:
= Nilai Disusutkan : Masa Manfaat
= Rp.1.000.000.000,00 : 100 semester
= Rp.10.000.000,00/semester
Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk:
Maret 2013
DR Konstruksi Dalam Pengerjaan
CR Diinvestasikan Pada Aset Tetap
30 Juni 2013 *)
Tidak ada jurnal
Juli 2013
DR Konstruksi Dalam Pengerjaan
CR Diinvestasikan Pada Aset Tetap
November 2013
DR Konstruksi Dalam Pengerjaan
CR Diinvestasikan Pada Aset Tetap
DR Gedung dan Bangunan
CR Konstruksi Dalam Pengerjaan
31 Desember 2013 **)
DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap
CR Akumulasi penyusutan aset tetap

500.000.000
500.000.000

300.000.000
300.000.000
200.000.000
200.000.000
1.000.000.000
1.000.000.000
10.000.000
10.000.000

*) Aset tetap berupa Konstruksi Dalam Pengerjaan tidak disusutkan,


sehingga tidak dilakukan penjurnalan.
**) Merupakan Jurnal atas Gedung Perpustakaan yang telah selesai
dibangun dan diserahterimakan pada bulan November 2013
29. Transaksi Penghapusan Aset Tetap (Penghapusan, Transfer Keluar, Hibah
Keluar, Reklasifikasi Keluar, Koreksi Pencatatan)
Sebuah mesin fotokopi seharga Rp.20.000.000,00 dibeli pada bulan September
2011. Sesuai dengan Tabel Masa Manfaat I, aset tersebut memiliki masa
manfaat selama 10 semester. Berdasarkan persetujuan Pengelola Barang,
Pengguna Barang menerbitkan Surat Keputusan Penghapusan atas Mesin
fotokopi tersebut pada bulan Maret 2013.

63

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

Dari ilustrasi di atas, maka:


a. Aset mulai disusutkan saat semester pada tahun perolehannya.
b. Umur manfaat mulai dihitung saat semester pada tahun perolehannya.
c. Nilai

yang

dapat

disusutkan

adalah

sebesar

nilai

perolehan,

yaitu

Rp.20.000.000,00.
Tabel penyusutannya:
NILAI
SALDO
PENYUSUTAN
DISUSUTKAN
BUKU
2011
2
20,000,000
2,000,000 18,000,000
2012
1
20,000,000
2,000,000 16,000,000
2012
2
20,000,000
2,000,000 14,000,000
Akumulasi Penyusutan
6,000,000

TAHUN SEMESTER

Penghitungannya:
1) Nilai disusutkan sebesar Rp.20.000.000,00 berasal dari nilai perolehan.
2) Masa Manfaat selama 10 semester
3) Semester Akumulasi Penyusutan adalah 3 semester
4) Penyusutansetiap Semester didapat dari:
= Nilai Disusutkan : Masa Manfaat
= Rp.20.000.000,00 : 10 semester
= Rp.2.000.000,00/semester
5) Nilai Akumulasi Penyusutan berasal dari:
= Penyusutan Per Semester * Semester Akumulasi Penyusutan
= Rp.2.000.000,00 * 3 semester
= Rp.6.000.000,00
Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk:
1 Januari 2013
DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap
CR Akumulasi penyusutan aset tetap
Maret 2013
DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap
CR Peralatan dan Mesin
DR Akumulasi Penyusutan
CR Diinvestasikan Pada Aset Tetap

6.000.000
6.000.000
20.000.000
20.000.000
6.000.000
6.000.000

30. Transaksi Penghapusan Aset Lainnya (Penghapusan, Transfer Keluar,


Hibah Keluar, Reklasifikasi Keluar, Koreksi Pencatatan)
Sebuah mesin fotokopi seharga Rp.20.000.000,00dibeli pada bulan September
2011. Sesuai dengan Tabel Masa Manfaat I, aset tersebut memiliki masa
manfaat

selama

10

semester.

Pada

bulan

Desember

2012
64

dilakukan

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

penghentian

dari

diserahterimakan
persetujuan

operasional
dengan

Pengelola

karena

pemerintah

Barang,

mesin

fotokopi

daerah

Pengguna

tersebut

setempat.

Barang

telah

Berdasarkan

menerbitkan

Surat

Keputusan Penghapusan atas Mesin fotokopi tersebut pada bulan Maret 2013.
Dari ilustrasi di atas, maka:
a. Aset mulai disusutkan saat semester pada tahun perolehannya.
b. Umur manfaat mulai dihitung saat semester pada tahun perolehannya.
c. Nilai

yang

dapat

disusutkan

adalah

sebesar

nilai

perolehan,

yaitu

Rp.20.000.000,00.
Tabel penyusutannya:
NILAI
SALDO
PENYUSUTAN
DISUSUTKAN
BUKU
2011
2
20,000,000
2,000,000 18,000,000
2012
1
20,000,000
2,000,000 16,000,000
2012
2
20,000,000
2,000,000 14,000,000
Akumulasi Penyusutan
6,000,000

TAHUN SEMESTER

Penghitungannya:
1) Nilai disusutkan sebesar Rp.20.000.000,00 berasal dari nilai perolehan.
2) Masa Manfaat selama 10 semester
3) Semester Akumulasi Penyusutan adalah 3 semester
4) Penyusutansetiap Semester didapat dari:
= Nilai Disusutkan : Masa Manfaat
= Rp.20.000.000,00 : 10 semester
= Rp.2.000.000,00/semester
5) Nilai Akumulasi Penyusutan berasal dari:
= Penyusutan Per Semester * Semester Akumulasi Penyusutan
= Rp.2.000.000,00 * 3 semester
= Rp.6.000.000,00
Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk:
1 Januari 2013
DR Diinvestasikan Pada Aset lainnya
CR Akumulasi penyusutan Aset Lainnya
Maret 2013
DR Diinvestasikan Pada Aset lainnya
CR Aset Tetap Yang Tidak Digunakan
Dalam Operasi Pemerintahan
DR Akumulasi PenyusutanAset Lainnya
CR Diinvestasikan Pada Aset lainnya

6.000.000
6.000.000
20.000.000
20.000.000
6.000.000
6.000.000

65

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

31. Pemecahan Aset


Sebuah gedung kantor permanen selesai dibangun pada bulan Maret 2011,
dengan

nilai

perolehan

sebesar

Rp.1.000.000.000,00.

Gedung

tersebut

memiliki masa manfaat sesuai Tabel Masa Manfaat I selama 50 tahun atau 100
semester. Gedung kantor permanen tersebut dicatat pada bulan yang sama
dengan pembangunannya. Pada bulan Mei 2013 dilakukan pemecahan aset,
yaitu gedung kantor permanen dengan nilai Rp.800.000.000 dan elevator/lift
dengan nilai Rp.200.000.000.
Dari ilustrasi di atas, maka:
a. Aset mulai disusutkan saat semester pada tahun perolehannya.
b. Umur manfaat mulai dihitung saat semester pada tahun perolehannya.
c. Penghitungan dan pencatatan penyusutan aset tetap dilakukan untuk setiap
aset tetap. Dikecualikan dari ketentuan tersebut adalah aset tetap yang
hanya dapat dipergunakan bersamaan dengan aset tetap lain sehingga
dicatat dan dibukukan secara berkelompok.
d. Nilai

yang

dapat

disusutkan

adalah

sebesar

nilai

perolehan,

yaitu

Rp.1.000.000.000,00.
Tabel penyusutannya:
NILAI
SALDO
PENYUSUTAN
DISUSUTKAN
BUKU
2011
1
1.000.000.000
10.000.000 990.000.000
2011
2
1.000.000.000
10.000.000 980.000.000
2012
1
1.000.000.000
10.000.000 970.000.000
2012
2
1.000.000.000
10.000.000 960.000.000
Akumulasi Penyusutan
40.000.000

TAHUN SEMESTER

Penghitungannya:
1) Nilai

disusutkan

sebesar

Rp.1.000.000.000,00

berasal

dari

perolehan.
2) Masa Manfaat selama 100 semester
3) Semester Akumulasi Penyusutan adalah 4 semester
4) Penyusutansetiap Semester didapat dari:
= Nilai Disusutkan : Masa Manfaat
= Rp.1.000.000.000,00 : 100 semester
= Rp.10.000.000,00/semester

66

nilai

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

5) Nilai Akumulasi Penyusutan berasal dari:


= Penyusutan Per Semester * Semester Akumulasi Penyusutan
= Rp.10.000.000,00 * 4 semester
= Rp.40.000.000,00
e. Pada bulan Mei 2013 dilakukan pemecahan aset, yaitu gedung kantor
permanen dengan nilai Rp.800.000.000 dan elevator/lift dengan nilai
Rp.200.000.000. Pencatatan atas pemecahan aset tersebut dilakukan
dengan cara melakukan reklasifikasi keluar dari gedung kantor permanen
dengan nilai Rp.1.000.000.000 dan melakukan reklasifikasi masuk menjadi
gedung kantor permanen dengan nilai Rp.800.000.000 serta elevator/lift
dengan nilai Rp.200.000.000
Tabel penyusutan untuk gedung kantor permanen:
NILAI
SALDO
PENYUSUTAN
DISUSUTKAN
BUKU
2011
1
800.000.000
8.000.000 792.000.000
2011
2
800.000.000
8.000.000 784.000.000
2012
1
800.000.000
8.000.000 776.000.000
2012
2
800.000.000
8.000.000 768.000.000
Akumulasi Penyusutan
32.000.000

TAHUN SEMESTER

Penghitungannya:
1) Nilai disusutkan sebesar Rp.800.000.000,00 berasal dari nilai perolehan
setelah pemecahan aset.
2) Masa Manfaat setelah pemecahan aset untuk bangunan gedung tempat
kerja 100 semester
3) Semester Akumulasi Penyusutan adalah 4 semester
4) Penyusutansetiap Semester setelah pemecahan aset didapat dari:
= Nilai Disusutkan : Masa Manfaat
= Rp.800.000.000,00 : 100 semester
= Rp.8.000.000,00/semester
5) Nilai Akumulasi Penyusutan berasal dari:
= Penyusutan Per Semester * Semester Akumulasi Penyusutan
= Rp.8.000.000,00 * 4 semester
= Rp.32.000.000,00

67

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

Tabel penyusutan untuk elevator/lift:


NILAI
SALDO
PENYUSUTAN
DISUSUTKAN
BUKU
2011
1
200.000.000
10.000.000 190.000.000
2011
2
200.000.000
10.000.000 180.000.000
2012
1
200.000.000
10.000.000 170.000.000
2012
2
200.000.000
10.000.000 160.000.000
Akumulasi Penyusutan
40.000.000

TAHUN SEMESTER

Penghitungannya:
1) Nilai disusutkan sebesar Rp.200.000.000,00 berasal dari nilai perolehan
setelah pemecahan aset.
2) Masa Manfaat setelah pemecahan aset untuk alat bantu adalah 20
semester
3) Semester Akumulasi Penyusutan adalah 4 semester
4) Penyusutansetiap Semester setelah pemecahan aset didapat dari:
= Nilai Disusutkan : Masa Manfaat
= Rp.200.000.000,00 : 20 semester
= Rp.10.000.000,00/semester
5) Nilai Akumulasi Penyusutan berasal dari:
= Penyusutan Per Semester * Semester Akumulasi Penyusutan
= Rp.10.000.000,00 * 4 semester
= Rp.40.000.000,00
Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk:
1 Januari 2013
DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap
CR Akumulasi Penyusutan Aset
Tetap
Mei 2013
DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap
CR Gedung dan Bangunan
DR Akumulasi penyusutan aset
tetap
CR Diinvestasikan Pada Aset Tetap
DR Gedung dan Bangunan
CR Diinvestasikan Pada Aset Tetap
DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap
CR Akumulasi penyusutan aset
tetap
DR Peralatan dan Mesin
CR Diinvestasikan Pada Aset Tetap
DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap
CR Akumulasi penyusutan aset
tetap

40.000.000

*)

40.000.000
1.000.000.000

**)

1.000.000.000
40.000.000
40.000.000
800.000.000

***)

800.000.000
32.000.000
32.000.000
200.000.000

****)

200.000.000
40.000.000
40.000.000
68

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

30 Juni 2013
DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap
CR Akumulasi penyusutan aset tetap
DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap
CR Akumulasi penyusutan aset tetap

8.000.000

*****)

8.000.000
10.000.000

******)

10.000.000

*)

Jurnal pada tanggal 1 Januari 2013 merupakan jurnal penyusutan


tahun pertama
**)
Merupakan jurnal reklasifikasi keluar dari gedung kantor permanen
dan akumulasi penyusutannya sebelum dilakukan pemecahan aset
***)
Merupakan jurnal reklasifikasi masuk atas gedung kantor permanen
dan akumulasi penyusutannya setelah dilakukan pemecahan aset
****) Merupakan jurnal reklasifikasi masuk atas elevator/lift dan
akumulasi penyusutannya setelah dilakukan pemecahan aset
*****) Merupakan jurnal akumulasi penyusutan semester I 2013 atas
gedung kantor permanen
******) Merupakan jurnal akumulasi penyusutan semester I 2013 atas
elevator/lift

C. Ilustrasi Penyusutan Aset Tetap Renovasi


1.

Aset Tetap Renovasi Pada Tahun Pertama Penyusutan


Sebuah Satker mempunyai Saldo ATR pada tanggal 31 Desember 2012 sebesar
Rp.200.000.000,00.
Dari ilustrasi di atas, maka :
a. Aset ATR pada tahun pertama penyusutan tidak disusutkan.
b. Tidak ada jurnal koreksi penyusutan pada tanggal 1 Januari 2013.
c. Tidak ada transaksi akumulasi penyusutan pada tanggal 30 Juni 2013.

2.

Aset Tetap Renovasi Pada Tahun Berjalan Yang Tidak Menambah Masa
Manfaat dan Diserahkan Langsung (Pada Periode Yang Sama dengan
Selesainya Pekerjaan ATR), saat serah terima nilai buku Aset Tetap
Induk

Satker A menempati sebuah gedung milik Satker K/L lain (Satker B). Pada
tanggal

15

Maret

2013,

satker

tersebut

menyelesaikan

ATR

senilai

Rp.200.000.000,00. Diketahui bahwa ATR tersebut tidak menambah masa


manfaat. ATR selanjutnya diserahkan oleh Satker A kepada Satker B yang
memiliki aset induk (gedung) pada tanggal 5 Mei 2013. Nilai perolehan aset
gedung induk Satker B diketahui sebesar Rp.5.000.000.000,00, dengan tahun
perolehan pada Semester I tahun 1983. Nilai buku aset gedung induk Satker B
pada bulan Mei 2013 diketahui bernilai Rp.2.000.000.000,00; dengan sisa
masa

manfaat

selama

20

tahun

(40

semester).

Akumulasi

Penyusutan/semester atas Aset Gedung induk Satker B diketahui adalah


sebesar Rp.50.000.000,00/semester.
69

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

Dari ilustrasi di atas, maka :


a. Nilai ATR yang dibukukan pada pembukuan Satker A pada tanggal 15 Maret
2013 adalah sebesar Rp.200.000.000,00.
b. Pada saat penyerahan di tanggal 5 Mei 2013, dilakukan BAST antara Satker
A dengan Satker B. BAST tersebut minimal menyajikan informasi tanggal
perolehan ATR, nilai ATR, dan tanggal penyerahan ATR, sebagai berikut :
1) Tanggal perolehan ATR : 15 Maret 2013
2) Nilai ATR

: Rp.200.000.000,00

3) Tanggal penyerahan ATR :

5 Mei 2013

c. pada saat penyerahan ATR dari Satker A ke Satker B pada tanggal 5 Mei
2013, maka nilai ATR sebesar Rp.200.000.000,00 pada satker A dihapuskan
dari pembukuan.
d. pada saat penyerahan ATR dari Satker A ke Satker B pada tanggal 5 Mei
2013, maka nilai ATR sebesar Rp.200.000.000,00 ditambahkan pada nilai
buku Aset Tetap induk pada Satker B, sehingga nilai Aset Tetap induk
(gedung) menjadi :
Nilai Aset Tetap induk (gedung) pada Satker B setelah penyerahan ATR
= Nilai Buku gedung + Nilai ATR yang diserahkan
= Rp.2.000.000.000,00 + Rp.200.000.000,00
= Rp.2.200.000.000,00
e. penyusutan atas Aset Tetap induk (gedung) tersebut pada huruf d dilakukan
sesuai sisa umur masa manfaat Aset Tetap induk. Karena periode perolehan
ATR dengan tanggal penyerahan ATR ke Aset Tetap induk sama, maka tidak
perlu dilakukan penyesuaian akumulasi penyusutan Aset Tetap induk.
Penghitungannya:
1) Nilai Aset Tetap induk (gedung) pada Satker B setelah penyerahan ATR
= Nilai Buku gedung + Nilai ATR yang diserahkan
= Rp.2.000.000.000,00 + Rp.200.000.000,00
= Rp.2.200.000.000,00
2) Akumulasi penyusutan Aset Tetap induk (gedung)/semester setelah serah
terima ATR
= Nilai Aset Tetap induk (gedung) setelah penyerahan ATR : Sisa masa
manfaat Aset Tetap induk (gedung)
= Rp.2.200.000.000,00 : 40 semester
= Rp. 55.000.000,00 / semester
70

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk:


Satker A
15 Maret 2013
DR Gedung dan Bangunan Dalam
Renovasi
200.000.000
CR Diinvestasikan pada Aset Tetap
200.000.000
Jurnal pencatatan perolehan ATR pada saat pertama kali oleh Satker A
dari Pihak III
5 Mei 2013
DR Diinvestasikan pada Aset Tetap
200.000.000
CR Gedung dan Bangunan Dalam
Renovasi
200.000.000
Jurnal penghapusan ATR oleh Satker A
Satker B
5 Mei 2013
DR Gedung dan Bangunan Dalam
Renovasi
200.000.000
CR Diinvestasikan pada Aset Tetap
200.000.000
Jurnal pencatatan perolehan ATR pada saat pertama kali oleh Satker B
dari Satker A
5 Mei 2013
DR Gedung dan Bangunan
200.000.000
CR Gedung dan Bangunan Dalam
Renovasi
200.000.000
Jurnal kapitalisasi ATR kepada Gedung Bangunan Induk
30 Juni 2013
DR Diinvestasikan pada Aset Tetap
55.000.000
CR Akumulasi Penyusutan
55.000.000
Jurnal penyusutan periodik
31 Desember 2013
DR Diinvestasikan pada Aset Tetap
55.000.000
CR Akumulasi Penyusutan
55.000.000
Jurnal penyusutan periodik
3.

Aset Tetap Renovasi Pada Tahun Berjalan Yang Tidak Menambah Masa
Manfaat dan Diserahkan Langsung (Pada Periode Yang Sama dengan
Selesainya Pekerjaan ATR), saat serah terima nilai buku Aset Tetap
Induk = 0
Satker A menempati sebuah gedung milik Satker K/L lain (Satker B). Pada
tanggal

15

Maret

2013,

satker

tersebut

menyelesaikan

ATR

senilai

Rp.200.000.000,00. Diketahui bahwa ATR tersebut tidak menambah masa


manfaat. ATR selanjutnya diserahkan oleh Satker A kepada Satker B yang
memiliki aset induk (gedung) pada tanggal 5 Mei 2013. Diketahui bahwa Aset
Tetap induk diperoleh pada Semester II tahun 1962. Nilai buku aset gedung
induk Satker B pada bulan Oktober 2013 diketahui bernilai Rp.0,00; dengan
tanpa sisa masa manfaat.
71

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

Dari ilustrasi di atas, maka :


a. Nilai ATR yang dibukukan pada pembukuan Satker A pada tanggal 15 Maret
2013 adalah sebesar Rp.200.000.000,00.
b. Pada saat penyerahan di tanggal 5 Mei 2013, dilakukan BAST antara Satker
A dengan Satker B. BAST tersebut minimal menyajikan informasi tanggal
perolehan ATR, nilai ATR, dan tanggal penyerahan ATR, sebagai berikut :
1) Tanggal perolehan ATR : 15 Maret 2013
2) Nilai ATR

: Rp.200.000.000,00

3) Tanggal penyerahan ATR :

5 Mei 2013

c. pada saat penyerahan ATR dari Satker A ke Satker B pada tanggal 5 Mei
2013, maka nilai ATR sebesar Rp.200.000.000,00 pada satker A dihapuskan
dari pembukuan.
d. pada saat penyerahan ATR dari Satker A ke Satker B pada tanggal 5 Mei
2013, maka nilai ATR sebesar Rp.200.000.000,00 ditambahkan pada nilai
buku Aset Tetap induk pada Satker B, sehingga nilai Aset Tetap induk
(gedung) menjadi :
Nilai Aset Tetap induk (gedung) pada Satker B setelah penyerahan ATR
= Nilai Buku gedung + Nilai ATR yang diserahkan
= Rp.0,00 + Rp.200.000.000,00
= Rp.200.000.000,00
e. Mengingat saat serah terima Aset Tetap induk = 0, maka nilai ATR nya
langsung disusutkan hingga 0 pada periode serah terima.
Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk:
Satker A
15 Maret 2013
DR Gedung dan Bangunan Dalam
Renovasi
200.000.000
CR Diinvestasikan pada Aset Tetap
200.000.000
Jurnal pencatatan perolehan ATR pada saat pertama kali oleh Satker A
dari Pihak III
5 Mei 2013
DR Diinvestasikan pada Aset Tetap
200.000.000
CR Gedung dan Bangunan Dalam
200.000.000
Renovasi
Jurnal penghapusan ATR oleh Satker A

72

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

Satker B
5 Mei 2013
DR Gedung dan Bangunan Dalam
Renovasi
200.000.000
CR Diinvestasikan pada Aset Tetap
200.000.000
Jurnal pencatatan perolehan ATR pada saat pertama kali oleh Satker B
dari Satker A
5 Mei 2013
DR Gedung dan Bangunan
200.000.000
CR Gedung dan Bangunan Dalam
Renovasi
200.000.000
Jurnal kapitalisasi ATR kepada Gedung Bangunan Induk
5 Mei 2013
DR Diinvestasikan pada Aset Tetap
200.000.000
CR Akumulasi Penyusutan
200.000.000
ATR disusutkan seketika karena nilai Aset Induk saat penyerahan ATR =
0
30 Juni 2013
Tidak ada jurnal
4.

Aset Tetap Renovasi Pada Tahun Berjalan Yang Tidak Menambah Masa
Manfaat dan Tidak Diserahkan Langsung (Penyelesaian Pekerjaan ATR
Telah Berlalu), saat serah terima nilai buku Aset Tetap Induk

Satker A menempati sebuah gedung milik Satker K/L lain (Satker B). Pada
tanggal

15

Maret

2013,

satker

tersebut

menyelesaikan

ATR

senilai

Rp.200.000.000,00. Diketahui bahwa ATR tersebut tidak menambah masa


manfaat. ATR selanjutnya diserahkan oleh Satker A kepada Satker B yang
memiliki aset induk (gedung) pada tanggal 7 Oktober 2013. Nilai perolehan
aset gedung induk Satker B diketahui sebesar Rp.5.000.000.000,00, dengan
tahun perolehan pada Semester II tahun 1983. Nilai buku aset gedung induk
Satker B pada bulan Oktober 2013 diketahui bernilai Rp.2.000.000.000,00;
dengan sisa masa manfaat selama 20 tahun (40 semester). Akumulasi
Penyusutan/semester atas Aset Gedung induk Satker B diketahui adalah
sebesar Rp.50.000.000,00/semester.
Dari ilustrasi di atas, maka :
a. Nilai ATR yang dibukukan pada pembukuan Satker A pada tanggal 15 Maret
2013 adalah sebesar Rp.200.000.000,00.
b. Pada saat penyerahan di bulan Oktober 2013, dilakukan BAST antara
Satker A dengan Satker B. BAST tersebut minimal menyajikan informasi
tanggal perolehan ATR, nilai ATR, dan tanggal penyerahan ATR, sebagai
berikut :
1) Tanggal perolehan ATR : 15 Maret 2013
73

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

2) Nilai ATR

: Rp.200.000.000,00

3) Tanggal penyerahan ATR :

7 Oktober 2013

c. pada saat penyerahan ATR dari Satker A ke Satker B pada tanggal 7 Oktober
2013, maka nilai ATR sebesar Rp.200.000.000,00 pada satker A dihapuskan
dari pembukuan.
d. pada saat penyerahan ATR dari Satker A ke Satker B pada tanggal 7 Oktober
2013, maka nilai ATR sebesar Rp.200.000.000,00 ditambahkan pada nilai
buku Aset Tetap induk pada Satker B, sehingga nilai Aset Tetap induk
(gedung) menjadi :
Nilai Aset Tetap induk (gedung) pada Satker B setelah penyerahan ATR
= Nilai Buku gedung + Nilai ATR yang diserahkan
= Rp.2.000.000.000,00 + Rp.200.000.000,00
= Rp.2.200.000.000,00
e. Penyusutan atas Aset Tetap induk (gedung) tersebut pada huruf d dilakukan
sesuai sisa umur masa manfaat Aset

Tetap

induk dan dilakukan

penyesuaian akumulasi penyusutan sebesar masa manfaat yang telah


dikonsumsi sejak tanggal perolehan ATR sampai dengan tanggal penyerahan
ATR ke Aset Tetap induk.
Penghitungannya:
1) Akumulasi penyusutan Aset Tetap induk (gedung)/semester sebelum
serah terima ATR
= nilai perolehan : masa manfaat
= Rp.5.000.000.000,00 : 100 (semester)
= Rp.50.000.000,00 / semester
2) Nilai Aset Tetap induk (gedung) pada Satker B setelah penyerahan ATR
= Nilai Buku gedung + Nilai ATR yang diserahkan
= Rp.2.000.000.000,00 + Rp.200.000.000,00
= Rp.2.200.000.000,00
3) Akumulasi penyusutan Aset Tetap induk (gedung)/semester setelah serah
terima ATR
= Nilai Aset Tetap induk (gedung) setelah penyerahan ATR : Sisa masa
manfaat Aset Tetap induk (gedung)
= Rp.2.200.000.000,00 : 40 semester
= Rp.55.000.000,00 / semester
74

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

f. Karena ATR diperoleh pada Semester I tahun 2013 dan belum disusutkan,
maka perlu dilakukan jurnal koreksi untuk menampung penyusutan yang
seharusnya sudah terjadi pada Semester I.
Penghitungannya:
= Penyusutan/smt setelah serah terima ATR Penyusutan/smt sebelum
serah terima ATR
= Rp.55.000.000,00 Rp.50.000.000,00
= Rp.5.000.000,00
g. informasi penyesuaian akumulasi penyusutan akibat penambahan nilai ATR
yang tidak menambah masa manfaat terhadap Aset Tetap induk dijelaskan
ke dalam Catatan Ringkas Barang dan Catatan Atas Laporan Keuangan
pada saat akhir periode serah terima dilakukan.
Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk:
Satker A
15 Maret 2013
DR Gedung dan Bangunan Dalam
Renovasi
200.000.000
CR Diinvestasikan pada Aset Tetap
200.000.000
Jurnal pencatatan perolehan ATR pada saat pertama kali oleh Satker A
dari Pihak III
30 Juni 2013
Tidak ada jurnal karena ATR tidak menambah masa manfaat
7 Oktober 2013
DR Diinvestasikan pada Aset Tetap
200.000.000
CR Gedung dan Bangunan Dalam
Renovasi
200.000.000
Jurnal penghapusan ATR oleh Satker A
Satker B
7 Oktober 2013
DR Gedung dan Bangunan Dalam
Renovasi
200.000.000
CR Diinvestasikan pada Aset Tetap
200.000.000
Jurnal pencatatan perolehan ATR pada saat pertama kali oleh Satker B
dari Satker A
7 Oktober 2013
DR Gedung dan Bangunan
200.000.000
CR Gedung dan Bangunan Dalam
200.000.000
Renovasi
Jurnal kapitalisasi ATR kepada Gedung Bangunan Induk
7 Oktober 2013
DR Diinvestasikan pada Aset Tetap
5.000.000
CR Akumulasi Penyusutan
5.000.000
Jurnal koreksi penyusutan

75

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

31 Desember 2013
DR Diinvestasikan pada Aset Tetap
CR Akumulasi Penyusutan
Jurnal penyusutan periodik
5.

55.000.000
55.000.000

Aset Tetap Renovasi Pada Tahun Berjalan Yang Tidak Menambah Masa
Manfaat dan Tidak Diserahkan Langsung (Penyelesaian Pekerjaan ATR
Telah Berlalu), saat serah terima nilai buku Aset Tetap Induk = 0
Satker A menempati sebuah gedung milik Satker K/L lain (Satker B). Pada
tanggal

15

Maret

2013,

satker

tersebut

menyelesaikan

ATR

senilai

Rp.200.000.000,00. Diketahui bahwa ATR tersebut tidak menambah masa


manfaat. ATR selanjutnya diserahkan oleh Satker A kepada Satker B yang
memiliki aset induk (gedung) pada tanggal 7 Oktober 2013. Diketahui bahwa
Aset Tetap induk diperoleh pada Semester II ttahun 1962. Nilai buku aset
gedung induk Satker B pada bulan Oktober 2013 diketahui bernilai Rp.0,00;
dengan tanpa sisa masa manfaat.
Dari ilustrasi di atas, maka :
a. Karena saat serah terima nilai buku Aset Tetap induk = 0, ATR langsung
disusutkan hingga 0 pada periode serah terima.
b. Tidak ada jurnal koreksi penyusutan pada tanggal 7 Oktober 2013;
c. Tidak ada transaksi akumulasi penyusutan pada tanggal 31 Desember 2013.
Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk:
Satker A
15 Maret 2013
DR Gedung dan Bangunan Dalam
Renovasi
200.000.000
CR Diinvestasikan pada Aset Tetap
200.000.000
Jurnal pencatatan perolehan ATR pada saat pertama kali oleh Satker A
dari Pihak III
30 Juni 2013
Tidak ada jurnal karena ATR tidak menambah masa manfaat
7 Oktober 2013
DR Diinvestasikan pada Aset Tetap
200.000.000
CR Gedung dan Bangunan Dalam
200.000.000
Renovasi
Jurnal penghapusan ATR oleh Satker A
Satker B
7 Oktober 2013
DR Gedung dan Bangunan Dalam
Renovasi
200.000.000
CR Diinvestasikan pada Aset Tetap
200.000.000
Jurnal pencatatan perolehan ATR pada saat pertama kali oleh Satker B
dari Satker A

76

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

7 Oktober 2013
DR Gedung dan Bangunan
200.000.000
CR Gedung dan Bangunan Dalam
200.000.000
Renovasi
Jurnal kapitalisasi ATR kepada Gedung Bangunan Induk
7 Oktober 2013
DR Diinvestasikan pada Aset Tetap
200.000.000
CR Akumulasi Penyusutan
200.000.000
ATR disusutkan seketika karena nilai Aset Induk saat penyerahan ATR =
0
31 Desember 2013
Tidak ada jurnal
6.

Aset Tetap Renovasi Pada Tahun Berjalan Yang Menambah Masa Manfaat
dan Tidak Diserahkan Langsung (Penyelesaian Pekerjaan ATR Telah
Berlalu), saat serah terima nilai buku Aset Tetap Induk

Satker A menempati sebuah gedung milik Satker K/L lain (Satker B). Pada
tanggal

15

Maret

2013,

satker

tersebut

menyelesaikan

ATR

senilai

Rp.200.000.000,00. Diketahui bahwa ATR tersebut menambah masa manfaat.


ATR selanjutnya diserahkan oleh Satker A kepada Satker B yang memiliki aset
induk (gedung) pada tanggal 7 Oktober 2013.
Nilai

perolehan

aset

gedung

induk

Satker

diketahui

sebesar

Rp.5.000.000.000,00, dengan tahun perolehan pada Semester II tahun 1983.


Nilai buku aset gedung induk Satker B pada bulan Oktober 2013 diketahui
bernilai Rp.2.000.000.000,00; dengan sisa masa manfaat selama 20 tahun (40
semester). Akumulasi Penyusutan/semester atas Aset Gedung induk Satker B
diketahui adalah sebesar Rp.50.000.000,00/semester.
Dari ilustrasi di atas, maka :
a. Nilai ATR yang dibukukan pada pembukuan Satker A pada tanggal 15 Maret
2013 adalah sebesar Rp.200.000.000,00.
b. ATR yang menambah masa manfaat disusutkan sebagaimana layaknya aset
tetap.
c. Sebelum proses serah terima ATR kepada Satker B, penyusutan ATR yang
menambah masa manfaat di hitung tersendiri di satker A.
Penambahan masa manfaat ATR
= Nilai ATR : Nilai Aset Tetap (induk) diluar penyusutan
= 200.000.000 : 5.000.000.000
= 4%
Dari Tabel Masa Manfaat II, persentase renovasi sebesar 4% menambah
masa manfaat selama 5 tahun (10 semester).
77

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

d. Pada saat penyerahan di bulan Oktober 2013, dilakukan BAST antara


Satker A dengan Satker B. BAST tersebut minimal menyajikan informasi
tanggal perolehan ATR, nilai buku ATR (Rp.180.000.000,00), sisa masa
manfaat ATR (9 semester) dan tanggal penyerahan ATR, dengan penjelasan
sebagai berikut:
1) Tanggal perolehan ATR : 15 Maret 2013
2) Akumulasi Penyusutan =

Penyusutan

ATR

selama

semester

(Semester I tahun 2013)

3) Nilai buku ATR

Rp.200.000.000,00 : 10 semester

Rp.20.000.000,00

Nilai perolehan akumulasi penyusutan

Rp.200.000.000,00 Rp.20.000.000,00

Rp.180.000.000,00

4) Sisa masa manfaat ATR


= Masa Manfaat ATR Masa manfaat ATR sejak perolehan s.d. periode
berjalan
= 10 semester 1 semester
= 9 semester
5) Tanggal penyerahan ATR

7 Oktober 2013

e. Pada saat penyerahan ATR dari Satker A ke Satker B pada tanggal 7 Oktober
2013, maka nilai ATR sebesar Rp.200.000.000,00 pada satker A dihapuskan
dari pembukuan.
f. Pada saat ATR yang menambah masa manfaat diserahterimakan (7 Oktober
2013), sisa masa manfaat ATR dan nilai buku ATR diperhitungkan ke dalam
Aset Tetap induk, terhitung sejak tanggal penyerahan.
Penghitungannya:
1) Nilai Gedung Induk setelah penyerahan ATR menjadi :
= Nilai buku Aset Gd. Induk + Nilai buku ATR
= Rp.2.000.000.000,00 + Rp.180.000.000,00
= Rp.2.180.000.000,00
2) Sisa Masa Manfaat Gedung induk setelah penyerahan ATR menjadi :
= Sisa Masa Manfaat Gedung induk sebelum penyerahan ATR + Sisa
Masa Manfaat ATR
= 40 semester + 9 semester
= 49 semester
78

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

3) Perhitungan akumulasi penyusutan baru


= Nilai Buku Aset Tetap Gedung (baru) : Masa Manfaat (baru)
= Rp.2.180.000.000,00 : 49 semester
= Rp. 44.489.796/semester
Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk:
Satker A
15 Maret 2013
DR Gedung dan Bangunan Dalam
Renovasi
200.000.000
CR Diinvestasikan pada Aset Tetap
200.000.000
Jurnal pencatatan perolehan ATR pada saat pertama kali oleh Satker A
dari Pihak III
30 Juni 2013
DR Diinvestasikan pada Aset Tetap
20.000.000
CR Akumulasi Penyusutan
20.000.000
Jurnal penyusutan periodik
7 Oktober 2013
DR Diinvestasikan pada Aset Tetap
200.000.000
CR Gedung dan Bangunan Dalam
Renovasi
200.000.000
DR Akumulasi Penyusutan
20.000.000
CR Diinvestasikan pada Aset Tetap
20.000.000
Jurnal penghapusan ATR oleh Satker A
Satker B
7 Oktober 2013
DR Gedung dan Bangunan Dalam
Renovasi
180.000.000
CR Diinvestasikan pada Aset Tetap
180.000.000
Jurnal pencatatan perolehan ATR pada saat pertama kali oleh Satker B
dari Satker A
7 Oktober 2013
DR Gedung dan Bangunan
180.000.000
CR Gedung dan Bangunan Dalam
180.000.000
Renovasi
Jurnal kapitalisasi ATR kepada Gedung Bangunan Induk
31 Desember 2013
DR Diinvestasikan pada Aset Tetap
44.489.796
CR Akumulasi Penyusutan
44.489.796
Jurnal penyusutan periodik
7.

Aset Tetap Renovasi Pada Tahun Berjalan Yang Menambah Masa Manfaat
dan Tidak Diserahkan Langsung (Penyelesaian Pekerjaan ATR Telah
Berlalu), saat serah terima nilai buku Aset Tetap Induk = 0
Satker A menempati sebuah gedung milik Satker K/L lain (Satker B). Pada
tanggal

15

Maret

2013,

satker

tersebut

menyelesaikan

ATR

senilai

Rp.200.000.000,00. Diketahui bahwa ATR tersebut menambah masa manfaat.


79

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

ATR selanjutnya diserahkan oleh Satker A kepada Satker B yang memiliki aset
induk (gedung) pada tanggal 7 Oktober 2013. Nilai perolehan aset gedung
induk Satker B diketahui sebesar Rp.5.000.000.000,00, dengan tahun
perolehan pada Semester II tahun 1962. Diketahui pula bahwa nilai buku aset
gedung induk Satker B pada bulan Oktober 2013 adalah Rp.0,00; dan tidak
ada sisa masa manfaat.
Dari ilustrasi di atas, maka :
a. Nilai ATR yang dibukukan pada pembukuan Satker A pada tanggal 15 Maret
2013 adalah sebesar Rp.200.000.000,00.
b. ATR yang menambah masa manfaat disusutkan sebagaimana layaknya aset
tetap.
c. Sebelum proses serah terima ATR kepada Satker B, penyusutan ATR yang
menambah masa manfaat di hitung tersendiri di satker A.
Penambahan masa manfaat ATR

= Nilai ATR : Nilai Aset Tetap (induk)


diluar penyusutan
= 200.000.000 : 5.000.000.000
= 4%

Dari Tabel Masa Manfaat II, persentase renovasi sebesar 4% menambah


masa manfaat selama 5 tahun (10 semester).
d. Pada saat penyerahan ATR dari Satker A ke Satker B pada tanggal 7 Oktober
2013, maka nilai ATR sebesar Rp.200.000.000,00 pada satker A dihapuskan
dari pembukuan.
e. Pada saat penyerahan ATR pada tanggal 7 Oktober 2013, dilakukan BAST
antara Satker A dengan Satker B. BAST tersebut minimal menyajikan
informasi tanggal perolehan ATR, nilai buku ATR (Rp.180.000.000,00), sisa
masa manfaat ATR (9 semester) dan tanggal penyerahan ATR, dengan
penjelasan sebagai berikut :
1) Tanggal perolehan ATR : 15 Maret 2013
2) Akumulasi Penyusutan = Penyusutan ATR selama 1 semester (Semester I
tahun 2013)

3) Nilai Buku ATR

Rp.200.000.000,00 : 10 semester

Rp.20.000.000,00

= Nilai perolehan akumulasi penyusutan


=

Rp.200.000.000,00 Rp.20.000.000,00

Rp.180.000.000,00

80

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

4) Sisa masa manfaat ATR =

Masa Manfaat ATR Masa manfaat ATR

sejak perolehan s.d. periode berjalan


=

10 semester 1 semester

9 semester

5) Tanggal penyerahan ATR :

7 Oktober 2013

f. Pada saat ATR yang menambah masa manfaat diserahterimakan (7 Oktober


2013), sisa masa manfaat ATR dan nilai buku ATR diperhitungkan ke dalam
Aset Tetap induk, terhitung sejak tanggal penyerahan.
Penghitungannya:
1) Nilai Gedung Induk setelah penyerahan ATR menjadi :
= Nilai buku Aset Gd. Induk + Nilai buku ATR
= Rp.0,00 + Rp.180.000.000,00
= Rp.180.000.000,00
2) Sisa Masa Manfaat Gedung Induk setelah penyerahan ATR menjadi :
= Sisa Masa Manfaat Aset Tetap Gd induk sebelum penyerahan ATR + Sisa
Masa Manfaat ATR
= 0 semester + 9 semester
= 9 semester
3) Mengingat pada saat ATR diserahkan nilai buku Aset Tetap induk = 0,
maka pada saat serah terima ATR tidak ada penyesuaian masa manfaat
di Aset Tetap induk, sehingga karenanya tidak ada jurnal penyesuaian
penyusutan yang perlu dilakukan.
Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk:
Satker A
15 Maret 2013
DR Gedung dan Bangunan Dalam
Renovasi
200.000.000
CR Diinvestasikan pada Aset Tetap
200.000.000
Jurnal pencatatan perolehan ATR pada saat pertama kali oleh Satker A
dari Pihak III
30 Juni 2013
DR Diinvestasikan pada Aset Tetap
20.000.000
CR Akumulasi Penyusutan
20.000.000
Jurnal penyusutan periodik
7 Oktober 2013
DR Diinvestasikan pada Aset Tetap
200.000.000
CR Gedung dan Bangunan Dalam
Renovasi
200.000.000
DR Akumulasi Penyusutan
20.000.000
CR Diinvestasikan pada Aset Tetap
20.000.000
Jurnal penghapusan ATR oleh Satker A
81

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

Satker B
7 Oktober 2013
DR Gedung dan Bangunan Dalam
Renovasi
180.000.000
CR Diinvestasikan pada Aset Tetap
180.000.000
Jurnal pencatatan perolehan ATR pada saat pertama kali oleh Satker B
dari Satker A
7 Oktober 2013
DR Gedung dan Bangunan
180.000.000
CR Gedung dan Bangunan Dalam
Renovasi
180.000.000
Jurnal kapitalisasi ATR kepada Gedung Bangunan Induk
31 Desember 2013
DR Diinvestasikan pada Aset Tetap
20.000.000
CR Akumulasi Penyusutan
20.000.000
Jurnal penyusutan periodik
8.

Aset Tetap Renovasi Pada Tahun Berjalan Yang Menambah Masa Manfaat
dan Diserahkan Langsung (Pada Periode Yang Sama dengan Selesainya
Pekerjaan ATR), saat serah terima nilai buku Aset Tetap Induk

Satker A menempati sebuah gedung milik Satker K/L lain (Satker B). Pada
tanggal

15

Maret

2013,

satker

tersebut

menyelesaikan

ATR

senilai

Rp.200.000.000,00. Diketahui bahwa ATR tersebut menambah masa manfaat.


ATR selanjutnya diserahkan oleh Satker A kepada Satker B yang memiliki aset
induk (gedung) pada tanggal 5 Mei 2013. Nilai perolehan aset gedung induk
Satker B diketahui sebesar Rp.5.000.000.000,00, dengan tahun perolehan
pada Semester I tahun 1983. Nilai buku aset gedung induk Satker B pada
bulan Mei 2013 diketahui bernilai Rp.2.000.000.000,00; dengan sisa masa
manfaat selama 20 tahun (40 semester).
Dari ilustrasi di atas, maka :
a. Nilai ATR yang dibukukan pada pembukuan Satker A pada tanggal 15 Maret
2013 adalah sebesar Rp.200.000.000,00.
b. Pada saat penyerahan di tanggal 5 Mei 2013, dilakukan BAST antara Satker
A dengan Satker B. BAST tersebut minimal menyajikan informasi tanggal
perolehan ATR, nilai ATR, dan tanggal penyerahan ATR, sebagai berikut :
1) Tanggal perolehan ATR : 15 Maret 2013
2) Nilai ATR

: Rp.200.000.000,00

3) Tanggal penyerahan ATR :

5 Mei 2013

c. pada saat penyerahan ATR dari Satker A ke Satker B pada tanggal 5 Mei
2013, maka nilai ATR sebesar Rp.200.000.000,00 pada satker A dihapuskan
dari pembukuan.
82

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

d. pada saat penyerahan ATR dari Satker A ke Satker B pada tanggal 5 Mei
2013, maka nilai ATR sebesar Rp.200.000.000,00 ditambahkan pada nilai
buku Aset Tetap induk pada Satker B, sehingga nilai Aset Tetap induk
(gedung) menjadi :
= Nilai Buku gedung + Nilai ATR yang diserahkan
= Rp.2.000.000.000,00 + Rp.200.000.000,00
= Rp.2.200.000.000,00
e. Penambahan masa manfaat ATR
= Nilai ATR : Nilai Aset Tetap (induk) diluar penyusutan
= 200.000.000 : 5.000.000.000
= 4%
Dari Tabel Masa Manfaat II, persentase renovasi sebesar 4% menambah
masa manfaat selama 5 tahun (10 semester).
f. Sisa masa manfaat atas Aset Tetap setelah serah terima ATR dilakukan:
= sisa masa manfaat Aset Tetap induk + masa manfaat ATR
= 20 semester + 10 semester
= 30 semester
g. Mengingat periode perolehan ATR sama dengan periode serah terima Aset
Tetap induk, maka jurnal penyesuaian (koreksi) penyusutan tidak perlu
dilakukan.
h. Perhitungan penyusutan per semester setelah ATR diserahterimakan :
= Nilai Aset Tetap setelah serah terima ATR : sisa masa manfaat Aset Tetap
setelah serah terima ATR
= Rp.2.200.000.000,00 : 30 semester
= Rp.73.333.333,00/semester
Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk:
Satker A
15 Maret 2013
DR Gedung dan Bangunan Dalam
Renovasi
200.000.000
CR Diinvestasikan pada Aset Tetap
200.000.000
Jurnal pencatatan perolehan ATR pada saat pertama kali oleh Satker A
dari Pihak III
5 Mei 2013
DR Diinvestasikan pada Aset Tetap
20.000.000
CR Gedung dan Bangunan Dalam
Renovasi
20.000.000
Jurnal penghapusan ATR oleh Satker A

83

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

Satker B
5 Mei 2013
DR Gedung dan Bangunan Dalam
Renovasi
200.000.000
CR Diinvestasikan pada Aset Tetap
200.000.000
Jurnal pencatatan perolehan ATR pada saat pertama kali oleh Satker B
dari Satker A
5 Mei 2013
DR Gedung dan Bangunan
200.000.000
CR Gedung dan Bangunan Dalam
200.000.000
Renovasi
Jurnal kapitalisasi ATR kepada Gedung Bangunan Induk
30 Juni 2013
DR Diinvestasikan pada Aset Tetap
73.333.333
CR Akumulasi Penyusutan
73.333.333
Jurnal penyusutan periodik
9.

Aset Tetap Renovasi Pada Tahun Berjalan Yang Menambah Masa Manfaat
dan Diserahkan Langsung (Pada Periode Yang Sama dengan Selesainya
Pekerjaan ATR), saat serah terima nilai buku Aset Tetap Induk = 0
Satker A menempati sebuah gedung milik Satker K/L lain (Satker B). Pada
tanggal

15

Maret

2013,

satker

tersebut

menyelesaikan

ATR

senilai

Rp.200.000.000,00. Diketahui bahwa ATR tersebut menambah masa manfaat.


ATR selanjutnya diserahkan oleh Satker A kepada Satker B yang memiliki aset
induk (gedung) pada tanggal 5 Mei 2013. Nilai perolehan aset gedung induk
Satker B diketahui sebesar Rp.5.000.000.000,00, dengan tahun perolehan
pada Semester II tahun 1962. Nilai buku aset gedung induk Satker B pada
bulan Mei 2013 diketahui bernilai Rp.0,00; dengan tanpa sisa masa manfaat.
Dari ilustrasi di atas, maka :
a. Nilai ATR yang dibukukan pada pembukuan Satker A pada tanggal 15 Maret
2013 adalah sebesar Rp.200.000.000,00.
b. Pada saat penyerahan di tanggal 5 Mei 2013, dilakukan BAST antara Satker
A dengan Satker B. BAST tersebut minimal menyajikan informasi tanggal
perolehan ATR, nilai ATR, dan tanggal penyerahan ATR, sebagai berikut :
1) Tanggal perolehan ATR

: 15 Maret 2013

2) Nilai ATR

: Rp.200.000.000,00

3) Tanggal penyerahan ATR

: 5 Mei 2013

c. pada saat penyerahan ATR dari Satker A ke Satker B pada tanggal 5 Mei
2013, maka nilai ATR sebesar Rp.200.000.000,00 pada satker A dihapuskan
dari pembukuan.
d. pada saat penyerahan ATR dari Satker A ke Satker B pada tanggal 5 Mei
2013, maka nilai ATR sebesar Rp.200.000.000,00 ditambahkan pada nilai
84

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

buku Aset Tetap induk pada Satker B, sehingga nilai Aset Tetap induk
(gedung) menjadi :
= Nilai Buku gedung + Nilai ATR yang diserahkan
= Rp.0,00 + Rp.200.000.000,00
= Rp.200.000.000,00
e. Penambahan masa manfaat ATR
= Nilai ATR : Nilai Aset Tetap (induk) diluar penyusutan
= 200.000.000 : 5.000.000.000
= 4%
Dari Tabel Masa Manfaat II, persentase renovasi sebesar 4% menambah
masa manfaat selama 5 tahun (10 semester).
f. Sisa masa manfaat atas Aset Tetap setelah serah terima ATR dilakukan
menjadi :
= sisa masa manfaat Aset Tetap induk + masa manfaat ATR
= 0 semester + 10 semester
= 10 semester
g. Perhitungan penyusutan per semester setelah ATR diserahterimakan :
= Nilai Aset Tetap setelah serah terima ATR : sisa masa manfaat Aset Tetap
setelah serah terima ATR
= Rp.200.000.000,00 : 10 semester
= Rp.20.000.000,00/semester
Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk:
Satker A
15 Maret 2013
DR Gedung dan Bangunan Dalam
Renovasi
200.000.000
CR Diinvestasikan pada Aset Tetap
200.000.000
Jurnal pencatatan perolehan ATR pada saat pertama kali oleh Satker A
dari Pihak III
5 Mei 2013
DR Diinvestasikan pada Aset Tetap
20.000.000
CR Gedung dan Bangunan Dalam
20.000.000
Renovasi
Jurnal penghapusan ATR oleh Satker A
Satker B
5 Mei 2013
DR Gedung dan Bangunan Dalam
Renovasi
CR
Diinvestasikan pada Aset Tetap

200.000.000

200.000.00
0
Jurnal pencatatan perolehan ATR pada saat pertama kali oleh Satker B
dari Satker A
85

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

5 Mei 2013
DR Gedung dan Bangunan
200.000.000
CR Gedung dan Bangunan Dalam
Renovasi
Jurnal kapitalisasi ATR kepada Gedung Bangunan Induk
30 Juni 2013
DR Diinvestasikan pada Aset Tetap
20.000.000
CR Akumulasi Penyusutan
Jurnal penyusutan periodik

200.000.00
0

20.000.000

86

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

PENYAJIAN PENYUSUTAN

87

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

A. PRINSIP UMUM
Besarnya penyusutan setiap tahun dicatat dalam neraca dengan menambah
nilai

akumulasi

penyusutan

dan

mengurangi

ekuitas

dana

dalam

akun

Diinvestasikan dalam Aset Tetap. Neraca menyajikan Akumulasi Penyusutan


sekaligus nilai perolehan aset tetap sehingga nilai buku aset tetap sebagai
gambaran dari potensi manfaat yang masih dapat diharapkan dari aset yang
bersangkutan dapat diketahui.
Ilustrasi penyajian nilai perolehan aset, Akumulasi Penyusutan dan Nilai
Buku aset tetap dalam Neraca sebagian adalah sebagai berikut:
Tanah
Peralatan dan Mesin
Gedung dan Bangunan
Jalan, Irigasi dan Jaringan
Aset tetap lainnya
Akumulasi Penyusutan
Nilai Buku Aset
Konstruksi dalam Pengerjaan
Nilai Buku

120,000,000,000
4,000,000,000
35,000,000,000
12,758,500,000
1,656,000,000
(2,430,000,000)
50,984,500,000
4,300,000,000
175,284,500,000

Nilai buku yang tersajikan dalam neraca juga merupakan nilai buku
keseluruhan aset tetap. Nilai perolehan aset tetap, jumlah penyusutan dan
akumulasinya serta nilai buku per jenis aset tetap disajikan dalam Catatan Atas
Laporan Keuangan.
Dari ilustrasi Neraca di atas, tampak bahwa Tanah dan Konstruksi dalam
Pengerjaan tidak disusutkan. Di luar itu, seluruh aset tetap disusutkan dengan
nilai akumulasi penyusutan sebesar Rp2.430.000.000 dan nilai buku sebesar
Rp50.984.500.000.
B. PENGUNGKAPAN PENYUSUTAN DI DALAM CATATAN ATAS LAPORAN
KEUANGAN
Paragraf 79 PSAP 07 dan PMK nomor 1/PMK.06/2013 mengatur bahwa
informasi penyusutan yang harus diungkapkan dalam laporan keuangan adalah :
1.

Nilai penyusutan;

2.

Metode penyusutan yang digunakan;

3.

Masa manfaat yang digunakan;

4.

Nilai tercatat bruto dan akumulasi penyusutan pada awal dan akhir
periode.

88

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

Keempat hal di atas harus disajikan dan diungkapkan dalam Neraca dan Catatan
atas Laporan Keuangan, dengan penjelasan sebagai berikut:
1.

Nilai Penyusutan
Nilai yang dapat disusutkan atas BMN yang menjadi obyek penyusutan harus
dijelaskan dalam Catatan Atas Laporan Barang dan Catatan Atas Laporan
Keuangan. Berikut ini merupakan contoh tentang pengungkapan nilai yang
dapat disusutkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan:
Nilai yang dapat disusutkan atas BMN yang menjadi obyek penyusutan sesuai
dengan Peraturan Menteri Keuangan nomor 1/PMK.06/2013 dibagi menjadi 2
(dua), yaitu:
a. Nilai yang dapat disusutkan atas Aset Tetap yang diperoleh sampai dengan
31 Desember 2012, merupakan nilai buku per 31 Desember 2012.
b. Nilai yang dapat disusutkan atas Aset Tetap yang diperoleh setelah
31 Desember 2012, merupakan nilai perolehan. Dalahm hal nilai perolehan
tidak diketahui, dapat digunakan nilai wajar yang merupakan nilai estimasi.
Dalam hal terjadi perubahan nilai Aset Tetap sebagai akibat penambahan atau
pengurangan kualitas dan/atau nilai Aset Tetap, yang memenuhi kriteria
sebagaimana

diatur

dalam

Standar

Akuntansi

Pemerintahan,

maka

penambahan atau pengurangan tersebut diperhitungkan dalam nilai yang dapat


disusutkan.
2.

Metode Penyusutan Yang Digunakan


Kebijakan akuntansi yang diuraikan dalam Catatan Atas Laporan Keuangan
adalah Kebijakan yang menyangkut penetapan metode penyusutan dan
perubahannya. Berikut ini merupakan contoh mengenai uraian penetapan
metode penyusutan dalam Catatan atas Laporan Keuangan:
Penyusutan atas seluruh Barang Milik Negara berupa aset tetap yang menjadi
obyek

penyusutan

sesuai

dengan

Peraturan

Menteri

Keuangan

nomor

1/PMK.06/2013 dilakukan dengan Metode Garis Lurus.


3.

Masa manfaat yang digunakan


Masa Manfaat atas BMN berupa Aset Tetap yang digunakan dalam rangka
penyusutan dijelaskan dalam Catatan Atas Laporan Barang dan Catatan Atas
Laporan Keuangan, sebagai berikut:
Masa manfaat atas BMN berupa Aset Tetap dalam rangka penerapan
penyusutan mengacu pada Tabel Masa Manfaat I dan Tabel Masa Manfaat II
sebagaimana

ditetapkan

melalui

Keputusan

Menteri

Keuangan
89

nomor

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

59/KMK.6/2013 tanggal 13 Maret 2013 tentang Tabel Masa Manfaat Dalam


Rangka Penyusutan Barang Milik Negara Berupa Aset Tetap Pada Entitas
Pemerintah Pusat.
4.

Nilai tercatat bruto dan akumulasi penyusutan pada awal dan akhir
periode
Dalam rangka pengungkapan secara penuh, di dalam Catatan atas Laporan
Keuangan juga dapat dimuat pengungkapan penyusutan aset tetap guna
menunjukkan nilai perolehan bruto, akumulasi penyusutan, dan nilai buku
atas aset tetap tersebut.
Terkait hal tersebut, di dalam Catatan atas Laporan Keuangan dapat diuraikan
hal-hal sebagai berikut :
a. Penyajian atas nilai perolehan bruto, akumulasi penyusutan, dan nilai buku
atas BMN berupa Aset Tetap per kodefikasi barang sebagaimana diatur
dalam Peraturan Menteri Keuangan nomor 29/PMK.06/2010, dengan
mengacu pada Laporan Penyusutan yang merupakan bagian dari Laporan
Barang Kuasa Pengguna/Laporan Barang Pengguna.
b. Penyajian atas nilai perolehan bruto, akumulasi penyusutan, dan nilai buku
atas BMN berupa Aset Tetap per akun neraca. Berikut ini merupakan
contoh mengenai penyajian penyusutan per akun neraca:
Tanah
Peralatan dan Mesin
Akumulasi Penyusutan Peralatan dan Mesin
Gedung dan Bangunan
Akumulasi Penyusutan Gedung dan Bangunan
Jalan, Irigasi dan Jaringan
Akumulasi Penyusutan Jalan, Irigasi dan Jaringan
Aset tetap lainnya
Akumulasi Penyusutan Aset Tetap Lainnya
Nilai Buku Aset
Konstruksi dalam Pengerjaan
Total Aset Tetap
Aset Lainnya - Aset Kemitraan dengan Pihak III
Akumulasi Penyusutan Aset Lainnya
Total Aset Lainnya
Total Aset
c. Dalam

hal

terdapat

penyesuaian

120,000,000,000
4,000,000,000
(200,000,000)
35,000,000,000
(500,000,000)
12,758,500,000
(750,000,000)
1,656,000,000
(1,500,000)
51,963,000,000
4,300,000,000
176,263,000,000
15,000,000,000
(1,000,000,000)
14,000,000,000
190,263,000,000
akumulasi

penyusutan

akibat

penambahan nilai Aset Tetap Renovasi yang tidak menambah masa manfaat
terhadap Aset Tetap induk (lihat ilustrasi penyusutan atas Aset Tetap
Renovasi), maka atas informasi tersebut perlu dijelaskan ke dalam Catatan
Ringkas Barang dan Catatan Atas Laporan Keuangan pada saat akhir
periode serah terima dilakukan.
90

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

Contoh pengungkapan dalam Catatan Ringkas Barang dan Catatan Atas


Laporan Keuangan adalah sebagai berikut:
Bahwa pada tanggal 7 Oktober 2013 telah diterima pekerjaan Aset Tetap
Renovasi (ATR) dari Satker A atas Aset Tetap berupa gedung (x.xx.xx.xx.xxx)
dengan NUP xxxx, sebagaimana tertuang pada Berita Acara Serah Terima
nomor xxx/xx/2013. ATR yang diserahkan tersebut tidak menambah masa
manfaat, dengan perolehan ATR pada tanggal 15 Maret 2013. Atas kondisi
tersebut di atas, telah dilakukan penyesuaian akumulasi penyusutan atas
Aset Tetap berupa gedung (x.xx.xx.xx.xxx) dengan NUP xxxx.

91

A. FORMAT LAPORAN POSISI BARANG MILIK NEGARA DI NERACA SETELAH PENYUSUTAN PERTAMA KALI
LAPORAN POSISI BARANG MILIK NEGARA DI NERACA HASIL PENYUSUTAN PERTAMA KALI
POSISI PER TANGGAL 1 JANUARI 2013
TAHUN ANGGARAN 2013
KODE UAKPB : ....<3>....
NAMA UAKPB : ....<4>....
AKUN NERACA
KODE

URAIAN

1
..<5>..

2
....<6>....
JUMLAH

Tanggal
Halaman

: ....<1>....
: ....<2>....

JUMLAH
NILAI BMN
AKUMULASI
NILAI BMN
KOREKSI
NILAI NETTO
SETELAH
PENYUSUTAN
PER 31-12-2012
NORMALISASI
NORMALISASI
3
4
5
6
7
999.999.999.999 999.999.999.999 999.999.999.999 999.999.999.999 999.999.999.999
999.999.999.999 999.999.999.999 999.999.999.999 999.999.999.999 999.999.999.999
....<7>...., ....<8>....
PENANGGUNG JAWAB UAKPB,
....<9>....

....<10>....
....<11>....

92

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

Ketentuan:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.

Tanggal pencetakan laporan (system date)


Halaman dari laporan
Kode Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang
Nama Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang
Kode Bagan Akun Standar
Uraian Bagan Akun Standar
Kota ditandatanganinya laporan
Tanggal penandatanganan laporan
Jabatan penandatangan laporan
Nama penandatangan laporan
NIP penandatangan laporan

93

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

B. FORMAT LAPORAN POSISI BARANG MILIK NEGARA DI NERACA


.<1>.
.<2>.
.<3>.
LAPORAN POSISI BARANG MILIK NEGARA DI NERACA
POSISI PER TANGGAL .<6>.
TAHUN ANGGARAN .<7>.

NAMA UAKPB : .<4>. .<5>.


AKUN NERACA
KODE
URAIAN
.<11>. .<12>.
.<13>. .<14>.
JUMLAH

TANGGAL : .<8>.
HALAMAN : .<9>.
KODE LAP. : .<10>.
JUMLAH
999.999.999
(999.999.999)
999.999.999
.<15>., .<16>.
PENANGGUNG JAWAB
UAKPB
.<17>.

.<18>.
.<19>.
Ketentuan:
1.
Nama Unit Akuntansi Pengguna Barang
2.
Nama Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang - Eselon I
3.
Nama Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang - Wilayah
4.
Kode Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang
5.
Nama Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang
6.
Periode laporan berupa HH-BB-TTTT
7.
Tahun Anggaran periode laporan
8.
Tanggal pencetakan laporan (system date)
9.
Halaman dari laporan
10. Kode laporan berdasarkan kodefikasi developer
11. Kode Akun Aset Tetap
12. Uraian Akun Tetap
13. Kode Akun Akumulasi Penyusutan Aset Tetap
14. Uraian Akun Akumulasi Penyusutan Aset Tetap
15. Kota ditandatanganinya laporan
16. Tanggal penandatanganan laporan
17. Jabatan penandatangan laporan
18. Nama penandatangan laporan
19. NIP penandatangan laporan

94

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

C. FORMAT LAPORAN PENYUSUTAN DI NERACA


.<1>.
.<2>.
.<3>.
LAPORAN PENYUSUTAN
RINCIAN PER .<6>.
POSISI PER TANGGAL .<7>.
TAHUN ANGGARAN .<8>.

NAMA UAKPB : .<4>. .<5>.


AKUN
NERACA/.<6>. Satuan Kuantitas
KODE
URAIAN

TANGGAL
HALAMAN
KODE LAP.
AKUMULASI
NILAI PER
PENYUSUTA
.<7>.
N

..<12>..

.<13>.

9.999.999

999.999.999

999.999.999

999.999.999

..<6>..

.<14>.

9.999.999

999.999.999

999.999.999

999.999.999

999.999.999

999.999.999

999.999.999

JUMLAH

..<15>..

: <9>
: <10>
: <11>
NILAI BUKU
PER ...<7>

.<16>., .<17>.
PENANGGUNG JAWAB
UAKPB
.<18>.

.<19>.
.<20>.
Ketentuan:
1.
Nama Unit Akuntansi Pengguna Barang
2.
Nama Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang - Eselon I
3.
Nama Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang - Wilayah
4.
Kode Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang
5.
Nama Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang
6.
Kode barang menurut PMK 29/2010 berupa Sub-sub Kelompok Barang/Sub
Kelompok Barang/Kelompok Barang
7.
Periode laporan berupa HH-BB-TTTT
8.
Tahun Anggaran periode laporan
9.
Tanggal pencetakan laporan (system date)
10. Halaman dari laporan
11. Kode laporan berdasarkan kodefikasi developer
12. Kode Akun Neraca
13. Uraian Akun Neraca
14. Uraian kode barang menurut PMK 29/2010
15. Satuan Barang Milik Negara
16. Kota ditandatanganinya laporan
17. Tanggal penandatanganan laporan
18. Jabatan penandatangan laporan
19. Nama penandatangan laporan
20. NIP penandatangan laporan

95

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

D. FORMAT LAPORAN BARANG HILANG YANG TELAH DIUSULKAN PROSES PENGHAPUSANNYA KEPADA PENGELOLA
BARANG
LAPORAN BARANG HILANG YANG TELAH DIUSULKAN PROSES PENGHAPUSANNYA KEPADA PENGELOLA BARANG
.<3>.
RINCIAN PER .<4>.
POSISI PER TANGGAL .<5>.
TAHUN ANGGARAN .<6>.
TANGGAL
HALAMAN
KODE LAP.

NAMA UAKPB : .<1>. .<2>.


AKUN
NERACA/.<4>.
Kode
..<10>..
..<4>..

Uraian
..<11>..
..<12>..
TOTAL

Satuan

..<13>..

SALDO PER .<8>.

MUTASI
BERTAMBAH

..<7>..

:
:

..<8>..
..<9>..

SALDO PER .<8>.

BERKURANG

Kuantitas
999.999

Nilai
999.999.999

Kuantitas
999.999

Nilai
999.999.999

Kuantitas
999.999

Nilai
999.999.999

Kuantitas
999.999

Nilai
999.999.999

999.999

999.999.999

999.999

999.999.999

999.999

999.999.999

999.999

999.999.999

999.999

999.999.999

999.999

999.999.999

999.999

999.999.999

999.999

999.999.999

.<14>., .<15>.
PENANGGUNG JAWAB UAKPB
.<16>.

.<17>.
.<18>.

96

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

Ketentuan:
1.
Kode Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang
2.
Nama Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang
3.
Kapitalisasi berupa Intrakomptabel/Ekstrakomptabel/Gabungan
4.
Kode barang menurut PMK 29/2010 berupa Sub-sub Kelompok Barang/Sub
Kelompok Barang/ Kelompok Barang
5.
Periode laporan berupa HH-BB-TTTT
6.
Tahun Anggaran periode laporan
7.
Tanggal pencetakan laporan (system date)
8.
Halaman dari laporan
9.
Kode laporan berdasarkan kodefikasi developer
10. Kode Akun Neraca
11. Uraian Akun Neraca
12. Uraian kode barang menurut PMK 29/2010
13. Satuan Barang Milik Negara
14. Kota ditandatanganinya laporan
15. Tanggal penandatanganan laporan
16. Jabatan penandatangan laporan
17. Nama penandatangan laporan
18. NIP penandatangan laporan

97

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

E. FORMAT DAFTAR BARANG HILANG YANG TELAH DIUSULKAN PROSES PENGHAPUSANNYA KEPADA PENGELOLA BARANG
Tanggal
Halaman

:
:

.<1>.
.<2>.

DAFTAR BARANG HILANG YANG TELAH DIUSULKAN PROSES PENGHAPUSANNYA KEPADA PENGELOLA BARANG
UNTUK PERIODE SAMPAI DENGAN TANGGAL .<3>.

KODE UAKPB : .<4>.


NAMA UAKPB : .<5>.
KODE
BARANG
.<6>.

IDENTITAS BARANG

NAMA BARANG
.<7>.

NUP
..<8>..

TGL
NO
MERK/TYPE
PEROLEHAN
DOKUMEN
.<9>.
.<10>.
.<11>.
JUMLAH

TGL
DOKUMEN
.<12>.

RUPIAH

KETERANGAN
.<13>.

999.999.999
999.999.999

.<14>., .<15>.
PENANGGUNG JAWAB UAKPB
.<16>.

.<17>.
.<18>.

98

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

Ketentuan:
1 Tanggal pencetakan laporan (system date)
2 Halaman dari laporan
3 Periode laporan berupa HH-BB-TTTT
4 Kode Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang
5 Nama Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang
6 Kode barang menurut PMK 29/2010 berupa Sub-sub Kelompok Barang/Sub
Kelompok Barang/ Kelompok Barang
7 Uraian kode barang menurut PMK 29/2010
8 Nomor Urut Pendaftaran/Nomor Aset
9 Tanggal Perolehan BMN
10 Merk/Type BMN
11 Nomor Dokumen Sumber
12 Tanggal Dokumen Sumber
13 Keterangan tambahan BMN
14 Kota ditandatanganinya laporan
15 Tanggal penandatanganan laporan
16 Jabatan penandatangan laporan
17 Nama penandatangan laporan
18 NIP penandatangan laporan

99

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

F. FORMAT LAPORAN BARANG DENGAN KONDISI RUSAK BERAT YANG TELAH DIUSULKAN PROSES PENGHAPUSANNYA
KEPADA PENGELOLA BARANG
LAPORAN BARANG DENGAN KONDISI RUSAK BERAT YANG TELAH DIUSULKAN PROSES PENGHAPUSANNYA KEPADA PENGELOLA BARANG
.<3>.
RINCIAN PER .<4>.
POSISI PER TANGGAL .<5>.
TAHUN ANGGARAN .<6>.

NAMA UAKPB : .<1>. .<2>.


AKUN
NERACA/.<4>.
Kode
..<10>..
..<4>..

Uraian
..<11>..
..<12>..
TOTAL

Satuan

SALDO PER .<8>.


Kuantitas
999.999

..<13>..

Nilai
999.999.999

TANGGAL

..<7>..

HALAMAN

KODE LAP.

..<8>..
..<9>..

MUTASI
BERTAMBAH
Kuantitas
999.999

Nilai
999.999.999

BERKURANG
Kuantitas
999.999

Nilai
999.999.999

SALDO PER .<8>.


Kuantitas
999.999

Nilai
999.999.999

999.999

999.999.999

999.999

999.999.999

999.999

999.999.999

999.999

999.999.999

999.999

999.999.999

999.999

999.999.999

999.999

999.999.999

999.999

999.999.999

.<14>., .<15>.
PENANGGUNG JAWAB UAKPB
.<16>.

.<17>.
.<18>.

100

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

Ketentuan:
1.
Kode Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang
2.
Nama Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang
3.
Kapitalisasi berupa Intrakomptabel/Ekstrakomptabel/Gabungan
4.
Kode barang menurut PMK 29/2010 berupa Sub-sub Kelompok Barang/Sub
Kelompok Barang/ Kelompok Barang
5.
Periode laporan berupa HH-BB-TTTT
6.
Tahun Anggaran periode laporan
7.
Tanggal pencetakan laporan (system date)
8.
Halaman dari laporan
9.
Kode laporan berdasarkan kodefikasi developer
10. Kode Akun Neraca
11. Uraian Akun Neraca
12. Uraian kode barang menurut PMK 29/2010
13. Satuan Barang Milik Negara
14. Kota ditandatanganinya laporan
15. Tanggal penandatanganan laporan
16. Jabatan penandatangan laporan
17. Nama penandatangan laporan
18. NIP penandatangan laporan

101

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

G. FORMAT DAFTAR BARANG DENGAN KONDISI RUSAK BERAT YANG TELAH DIUSULKAN PROSES PENGHAPUSANNYA
KEPADA PENGELOLA BARANG
Tanggal
Halaman

:
:

.<1>.
.<2>.

DAFTAR BARANG BARANG DENGAN KONDISI RUSAK BERAT YANG TELAH DIUSULKAN PROSES PENGHAPUSANNYA KEPADA PENGELOLA
BARANG
UNTUK PERIODE SAMPAI DENGAN TANGGAL .<3>.
KODE UAKPB : .<4>.
NAMA UAKPB : .<5>.
KODE
BARANG
.<6>.

NAMA BARANG
.<7>.

NUP
..<8>..

TGL
PEROLEHAN
.<9>.
JUMLAH

IDENTITAS BARANG
NO
MERK/TYPE
DOKUMEN
.<10>.
.<11>.

TGL
DOKUMEN
.<12>.

RUPIAH

KETERANGAN

999.999.999
999.999.999

.<13>.

.<14>., .<15>.
PENANGGUNG JAWAB UAKPB
.<16>.

.<17>.
.<18>.

102

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

Ketentuan:
1.
Tanggal pencetakan laporan (system date)
2.
Halaman dari laporan
3.
Periode laporan berupa HH-BB-TTTT
4.
Kode Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang
5.
Nama Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang
6.
Kode barang menurut PMK 29/2010 berupa Sub-sub Kelompok Barang/
Sub Kelompok Barang/Kelompok Barang
7.
Uraian kode barang menurut PMK 29/2010
8.
Nomor Urut Pendaftaran/Nomor Aset
9.
Tanggal Perolehan BMN
10.
Merk/Type BMN
11.
Nomor Dokumen Sumber
12.
Tanggal Dokumen Sumber
13.
Keterangan tambahan BMN
14.
Kota ditandatanganinya laporan
15.
Tanggal penandatanganan laporan
16.
Jabatan penandatangan laporan
17.
Nama penandatangan laporan
18.
NIP penandatangan laporan

103

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

H. FORMAT LAPORAN NORMALISASI DATA BARANG MILIK NEGARA


.<1>.
.<2>.
.<3>.
LAPORAN NORMALISASI DATA BARANG MILIK NEGARA
.<6>.
UNTUK PERIODE SAMPAI DENGAN 1 JANUARI 2013

NAMA UAKPB : .<4>. .<5>.


Sub-Sub Kelompok Barang

: <7>

TANGGAL
HALAMAN
KODE LAP.

: <8>
: <9>

NUP

Satuan

Tanggal
Buku

Jenis
Transaksi

Uraian Transaksi

Tanggal
Perolehan

Kuantitas

Nilai

Kapitalisasi

10

11

..<11>..

..<12>..

..<13>..

..<14>..

<15>

<16>

<17>

<18>

<19>

<6>

ode

Uraian

1
..<10>..

.<20>., .<21>.
PENANGGUNG JAWAB UAKPB
.<22>.

.<23>.
.<24>.

104

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

Ketentuan:
1.
Nama Unit Akuntansi Pengguna Barang
2.
Nama Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang - Eselon I
3.
Nama Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang - Wilayah
4.
Kode Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang
5.
Nama Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang
6.
Kapitalisasi berupa Intrakomptabel/Ekstrakomptabel/Gabungan
7.
Tanggal pencetakan laporan (system date)
8.
Halaman dari laporan
9.
Kode laporan berdasarkan kodefikasi developer
10.
Kode barang menurut PMK 29/2010 berupa Sub-sub Kelompok
Barang/Sub Kelompok Barang/ Kelompok Barang
11.
Uraian kode barang menurut PMK 29/2010
12.
Nomor Urut Pendaftaran/Nomor Aset
13.
Satuan Barang Milik Negara
14.
Tanggal dibukukannya transaksi atas BMN
15.
Jenis transaksi BMN
16.
Uraian Transaksi BMN
17.
Tanggal perolehan BMN
18.
Kuantitas BMN
19.
Nilai BMN
20.
Kota ditandatanganinya laporan
21.
Tanggal penandatanganan laporan
22.
Jabatan penandatangan laporan
23.
Nama penandatangan laporan
24.
NIP penandatangan laporan

105

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

I.

FORMAT DAFTAR NORMALISASI DATA BARANG MILIK NEGARA


Tanggal
Halaman

:
:

.<1>.
.<2>.

DAFTAR NORMALISASI DATA BARANG MILIK NEGARA


UNTUK PERIODE SAMPAI DENGAN TANGGAL 1 JANUARI 2013
KODE UAKPB : .<3>.
NAMA UAKPB : .<4>.
KODE
BARANG

NAMA BARANG

NUP

TGL
PEROLEHAN

.<5>.

.<6>.

..<7>..

.<8>.
JUMLAH

IDENTITAS BARANG
NO
MERK/TYPE
DOKUMEN
.<9>.

.<10>.

TGL
DOKUMEN

RUPIAH

KETERANGAN

.<11>.

999.999.999

.<12>.

999.999.999
.<13>., .<14>.
PENANGGUNG JAWAB UAKPB
.<15>.

.<16>.
.<17>.

106

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

Ketentuan:
1 Tanggal pencetakan laporan (system date)
2 Halaman dari laporan
3 Kode Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang
4 Nama Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang
5 Kode barang menurut PMK 29/2010 berupa Sub-sub Kelompok Barang/
Sub Kelompok Barang/Kelompok Barang
6 Uraian kode barang menurut PMK 29/2010
7 Nomor Urut Pendaftaran/Nomor Aset
8 Tanggal Perolehan BMN
9 Merk/Type BMN
10 Nomor Dokumen Sumber
11 Tanggal Dokumen Sumber
12 Keterangan tambahan BMN
13 Kota ditandatanganinya laporan
14 Tanggal penandatanganan laporan
15 Jabatan penandatangan laporan
16 Nama penandatangan laporan
17 NIP penandatangan laporan

107

Anda mungkin juga menyukai